PENDAHULUAN
manusia. Hal ini dapat dibuktikan dengan begitu banyaknya dalil-dalil yang
Artinya :“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan.
1
Sekolah pada dasarnya bukan untuk mencari nilai semata tetapi
sekolah itu belajar untuk kehidupan, bahkan hidup itu sendiri. Seiring dengan
yang dikatakan oleh Afriedman dalam Koesoema bahwa dunia itu datar.
Dalam dunia yang datar orang dapat berlari lebih kencang seolah-olah tidak
ada halangan. Tanah lapang yang luas dan datar yang tidak bergelombang
dalam melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Karena itu, untuk
dalam mengajar.
Keterampilan mengajar menuntut kompetensi profesional yang
cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh
aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang
orang lain.
1
Doni Koesoma. 2011. Pendidikan Karakter di Zaman Keblinger. Jakarta: Grasindo. h. 1
2
Kegiatan belajar mengajar akan memiliki efektifitas tinggi jika
bukan hanya sekedar menekankan pada pengetahuan siswa tentang apa yang
kelas seharusnya lebih mengaktifkan peserta didik naik secara fisik maupun
yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses
3
Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga
bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
Juga menyatakan bahwa pada usia 7-12 tahun, siswa berada pada tingkat
perseptual, artinya siswa mampu berpikir logis, tetapi masih terbatas pada
secara positif antara siswa dengan siswa maupun antara siswa dan guru
4
jarang, jika ada dilaksanakan hasil yang dicapai masih rendah. Pada
jika ada itu hanya 4-5 orang siswa saja dan jika ada kendala siswa tidak
berani bertanya. Hasil ulangan pembelajaran IPA nilai yang di peroleh siswa
belajar.
SSCS (Problem Based Learning Search, Solve, Create And Share) dalam
SDN 41 Seluma”.
B. Rumusan Masalah
5
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah
Solve, Create And Share) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
C. Batasan Masalah
Learning Search, Solve, Create And Share) di kelas V SDN 41 Seluma pada
mata pelajaran IPA pada materi organ tubuh manusia dan hewan.
D. Tujuan Penelitian
E. Kegunaan Penelitian
Adapun harapan dari penulis semoga penelitian ini dapat berguna
bagi:
1. Bagi lembaga (sekolah), hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai
6
2. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah
F. Sistematika Penulisan
PBL SSCS (Problem Based Learning Search, Solve, Create And Share), hasil
relevan.
Bab III yaitu metode penelitian yang terdiri dari jenis penelitian,
analisis data.
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Model Pembelajaran PBL SSCS (Problem Based Learning Search, Solve,
4
Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana. 2009. Konsep Srategi Pembelajaran. Bandung:
Refika Aditama. h. 41.
5
Roestiyah NK. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. h. 89.
8
Menurut Arends dalam Trianto Problem Based Learning (PBL)
kepercayaan dirinya.6
Model pembelajaran problem based learning berlandaskan pada
psikologi kognitif, sehingga fokus pengajaran tidak begitu banyak pada apa
yang sedang dilakukan siswa, melainkan kepada apa yang sedang mereka
pikirkan pada saat mereka melakukan kegiatan itu. Pada problem based
Guru dianjurkan untuk mendorong siswa terlibat dalam proyek atau tugas
Piaget menyatakan bahwa siswa dalam segala usianya secara aktif terlibat
6
Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara. h. 27.
9
dalam proses perolehan informasi dan membangun pengetahuannya
sendiri.7
Dari beberapa uraian mengenai pengertian Problem Based
konsep IPA yang tersimpan dalam skema siswa dan relevan dengan
pengalaman.
c. Fase create
Tahap ini dimana siswa mampu menghasilkan produk inovatif
7
Ibrahim Muslimin dan Mohammad Nur. 2000. Pengajaran Berdasarkan Masalah.
Surabaya: Unesa University Press. h. 45.
10
d. Fase share
Fase dimana siswa tidak hanya mampu mengkomunikasikan
pengetahuan baru.
f. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan
8
Winarni. 2012. Problem Based Learning. Surabaya: Unesa University Press. h 67.
11
g. Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar
diantaranya:
sedang dipelajari, maka mereka akan belajar apa yang mereka ingin
pelajari.9
guru.11
9
Wina Sanjaya. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Gruf. h. 67.
10
Oemar Hamalik. 2001. Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. h. 159.
11
Nasution S. 206. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. h. 36.
12
Hasil belajar adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi
tindak belajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan
guru.12
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil
pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru
12
Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta, h.
36.
13
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern
dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada di dalam individu
yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di
luar individu.13
a. Faktor-Faktor Internal
Di dalam pembicaraan faktor internal ini, akan dibahas
menjadi tiga faktor, yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor
kelelahan.
1) Faktor Jasmaniah
a) Faktor Kesehatan
b) Cacat Tubuh
13
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta. h. 54.
14
Sumadi Suryabrata. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. h.
235.
14
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang
2) Faktor Psikologis
kelelahan.16
b. Faktor-Faktor Eksternal
dari luar diri siswa (faktor eksternal). Adapaun faktor eksternal yang
1) Keluarga
antar anggota keluarga, orang tua, anak, kakak, atau adik yang
15
Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif Dan Inofatif (Teori Dan Praktek
Dalam Pengembangan Profesionalisme Bagi Guru). Jakarta: AV Publisher. h. 51.
16
Slameto. Op. Cit. h. 55.
15
harmonis akan membantu siswa melakukan aktifitas belajar dengan
naik.17
c) Suasana rumah
17
Baharudin dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Yogjakarta:
Ar-Ruzmedia. h. 27.
18
Slameto. Op. Cit. h. 62.
16
keributan yang sering terjadi, percekcokan diantara orang tua juga
2) Sekolah
bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. Prilaku yang simpatik
3) Masyarakat
mudanya.20
19
Baharudin dan Esa Nurwahyuni. Op. Cit. h. 26-27.
20
Nana Syaodih Sukmadinata. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya. h. 165.
17
kurang kondusif. Terkait dengan hal ini, Ihsan menyebutkan 7 hambatan-
anak.
memanjakan anak.
5) Orang tua yang tidak bisa memberikan rasa aman kepada anak, atau
dan
kepada anak.21
sekolah dasar. IPA melatih anak berfikir kritis dan objektif. Pengetahuan
kebenaran ilmu, yaitu rasional dan objektif. Rasional artinya masuk akal
atau logis, diterima oleh akal sehat. Objektif artinya sesuai dengan
21
Ihsan Fuad. 2010. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta. h. 19.
18
melalui panca indra. IPA merupakan bagian dari kehidupan kita dan
berbagai nilai. Pendidikan IPA seharusnya bukan saja berguna bagi siswa
dimengerti manusia.23
22
Mulyasa. 2009. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Karya. h.
112.
23
Surajiyo. 2007. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi
Aksara. h. 87.
19
Dari aktivitas ilmiah dengan metode ilmiah yang dilakukan oleh
Definisi sain mengacu pada tiga hal yaitu (1) produk, (2) proses,
menuntut peserta didik menemukan pengetahuan itu. Hal ini karena IPA
teori-teori, tetapi yang lebih penting adalah siswa belajar untuk mengerti
20
Mengetahui cara pandang tentang sains merupakan faktor penting
tetapi hasil penelitian, yakni bahwa proses guru tentang sains akan
sebagai metode hipotesis diuji. Filsuf akan memandang sains sebagai cara
lingkungan hidup, bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri,
24
Winarni, Op. Cit. h. 17.
21
benda. Selain itu IPA juga mempelajari tentang kejadian-kejadian yang
pasang surut air laut, gerhana, gempa, banjir dan kejadian-kejadian alam
menarik.
ingin tahu ini akan muncul disaat seorang siswa menemukan masalah di
IPA, misalnya mengapa buah bisa jatuh dari pohon yang berhubungan
dan penuh ketelitian. Rasa tekun ini lebih banyak dituntut pada saat proses
buah.
Selain rasa ingin tahu dan tekun, IPA juga menuntut siswa untuk
terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerja sama dan mandiri.
22
yang baik, dan menyadari adanya karir yang lebih luas (expanded carer
awareness).
yang benar yang artinya pengetahuan yang dibenarkan menurut tolak ukur
kebenaran ilmu, yaitu rasional dan objektif. Rasional artinya masuk akal
atau logis, diterima oleh akal sehat. Objektif artinya sesuai dengan
Keempat IPA sebagai cara untuk mengenal dunia. Kelima, IPA sebagai
berupa fakta, teori dan generalisasi yang menjelaskan alam. IPA sebagai
23
suatu proses penelusuran (investigation), umumnya merupakan suatu
IPA dipandang sebagai sesuatu yang memiliki disiplin yang ketat, objektif,
dan suatu proses yang bebas nilai, IPA sebagai kumpulan nilai,
juga, pandangan ini menekankan pada aspek nilai ilmiah yang melekat
pada IPA. Ini termasuk di dalamnya nilai kejujuran, rasa ingin tahu, dan
keterbukaan.
merupakan salah satu cara untuk mengetahui dunia beserta isinya dengan
melalui IPA mereka didanai, dilatih dan diberi penghargaan akan hasil
D. Penelitian Relevan
24
1. Ida Sukmawati tahun 2013, dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar
STAD Pada Siswa Kelas V SDN Air Batang Kecamatan Nasal Kabupaten
Nasal Kabupaten Kaur. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yaitu rata-
rata-rata nilai siklus II 76,75, banyaknya siswa yang mendapat nilai di atas
belajar siswa.
2. Eni Afrina tahun 2013 dengan judul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang
Diajar dengan Kolaborasi Metode STAD dengan Peta Pikiran dan Metode
STAD Tanpa Peta Pikiran Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV MIN Bunga
signifikan antra prestasi belajar IPS siswa kelas IV MIN Bunga Mas Tais.
Hasil belajar siswa yang diajar dengan kolaborasi metode STAD dengan
peta pikiran lebih baik daripada metode STAD tanpa peta pikiran pada
25
SDN 62 Kecamatan Semidang Alas Kabupaten Seluma. Hasil penelitian
penguasaan siswa tentang materi ibadah, yaitu pada siklus I sebagian besar
siswa memiliki prestasi baik yaitu sebesar 60%, dan pada siklus II
sebagian besar siswa memiliki prestasi sangat baik yaitu sebesar 70%.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dilakukan di atas, dapat
belajar, prestasi belajar siswa dan aktifitas belajar siswa. Pada penelitian di
atas metode STAD dan PBL SCCS diterapkan tanpa dilakukakukan kolaborasi
dari keduanya. Oleh sebab itu penulis ingin mengetahui apakah penerapan
Create And Share) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPA kelas V SDN 41 Seluma pada mata pelajaran IPA. Penelitian ini dengan
Search, Solve, Create And Share) dalam meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPA kelas V SDN 41 Seluma pada mata pelajaran IPA”.
BAB III
METODE PENELITIAN
26
A. Jenis Penelitian
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah benda, hal, atau orang tempat data untuk
tidak selalu berupa orang, tetapi dapat benda, kegiatan, tempat.26 Dalam
penelitian ini subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN 41 Seluma yang
berjumlah 28 orang.
C. Desain Penelitian
Pada setiap siklus terdiri dari beberapa tahapan yaitu perencanaan,
antara lain:
1) Membuat skenario pembelajaran atau Rencana Pelaksanaan
pembelajaran (RPP),
2) Membuat lembar kegiatan siswa,
3) Membuat alat, media, atau bahan-bahan lainnya,
4) Membuat lembar observasi siswa dan guru yang digunakan untuk
25
Zainal Aqib dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Untuk Guru SD, SLB, TK.
Bandung: CV. Yrama Widya. h. 13.
26
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:
Rineka Cipta.h. 116.
27
1) Guru harus mengkondisikan kelas terlebih dahulu sebelum
pembelajaran dimulai.
2) Memberikan penjelasan tujuan yang harus dicapai dan pada setiap
dipermasalahkan.
c. Pengamatan (observation)
Pengamatan dilaksanakan sepanjang proses pembelajaran
pada setiap siklus. Hingga tindakan dirasakan telah mencapai hasil yang
maksimal.
28
2. Siklus II
Berdasarkan refleksi dari siklus I maka dilakukan siklus II yang
tahapannya sama dengan tahapan pada siklus I. Pada tahap ini dilakukan
Hasil yang didapat pada siklus II diteliti dan dianalisis untuk dijadikan
Gambar 3. 1
Siklus Penelitian27
adalah:
1. Observasi
27
Zainal Aqib dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Untuk Guru SD, SLB, TK.
Bandung: CV. Yrama Widya. h. 32.
29
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
2. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
Seluma.
3. Tes
Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengetahui peningkatan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA yang pada akhir setiap
X=
Keterangan :
28
Margono S. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. h. 160.
29
Suharsimi Arikunto, Op. Cit. h. 203.
30
∑N = Jumlah total siswa yang dinilai.30
berikut:
F
P= X 100%
N
Keterangan:
N = Jumlah siswa.31
berikut:
1. Istimewa, apabila
sampai dengan 99% bahan pelajaran dapat dikuasai oleh anak didik,
3. Baik, apabila bahan
pelajaran dikuasai anak didik hanya 66% sampai dengan 75% saja;
4. Kurang, apabila bahan
30
Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. h. 88.
31
Anas Sudijono. 2010. Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. h. 45.
31
BAB IV
PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta terwujudnya lingkungan sehat dan
sarana dan prasarana, serta beberapa staf TU dan dewan guru yang
32
3. Sarana dan prasarana SD Negeri 41 Seluma
meliputi:
Tabel 4.1
Kondisi Ruangan SD Negeri 41 Seluma
Jenis Ruangan/
No Jumlah Kondisi
Prasarana
1 Ruang Guru dan Kepala Sekolah 1 Baik
2. Ruang Belajar 6 Baik
3. WC guru 1 Baik
4. Ruang UKS 1 Baik
5. Perpustakaan 1 Baik
6. WC Siswa 2 Baik
7. Kantin 1 Baik
8. Rumah Penjaga Sekolah 1 Baik
9. Lapangan Olah Raga 1 Baik
10. Tempat Parkir 1 Baik
Sumber: Arsip SD Negeri 41 Seluma tahun 2015
Tabel 4.2
Keadaan Guru SD Negeri 41 Seluma
33
8 Numalenda, S. Pd Guru kelas S1
9 Karni, S. Pd Guru kelas S1
Sumber: Arsip SD Negeri 41 Seluma tahun 2015
5. Jumlah siswa
Tabel 4.3
Jumlah Siswa SD Negeri 41 Seluma
Jenis Kelamin
No Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 I 15 19 34
2 II 12 18 30
3 III 13 17 30
4 IV 11 18 29
5 V 10 18 28
6 VI 14 18 32
Jumlah 75 108 183
Sumber: Arsip SD Negeri 41 Seluma tahun 2015
b. Pelaksanaan
1) Guru mengucapkan salam dan memulai pelajaran dengan berdoa.
2) Guru melakukan apersepsi materi sebelumnya dan menanyakan
kondisi anak.
3) Guru membagikan buku paket IPA.
4) Guru meminta siswa untuk membuka buku paket IPA.
5) Guru menyampaikan pada siswa tentang materi yang akan dipelajari.
6) Guru meminta siswa untuk membaca materi pelajaran, siswa diberi
34
7) Setelah siswa selesai membaca, bersama dengan siswa guru
Jawab.
8) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
evaluasi.
c. Pengamatan
Tabel 4.4
Daftar Nilai Pra Siklus
35
14 Reni Y. 60 70 - √
15 Selvia Exwa 60 70 - √
16 Thara P. 60 70 - √
17 Tika H. 60 70 - √
18 Trio B.S. 60 70 - √
19 Tutut T.U. 60 70 - √
20 Usman Hendri 60 70 - √
21 Verdi Tri Vrayoga 50 70 - √
22 Vera Y.H. 50 70 - √
23 Wahyudi E. 60 70 - √
24 Warsito 60 70 - √
25 Weida K.S. 60 70 - √
26 Weli H. 60 70 - √
27 Zelvia Y. 60 70 - √
28 Zurmanto 60 70 - √
Jumlah Nilai
1566
Nilai rata-rata 55,92
Tabel 4.5
Klasifikasi Hasil Tes Siswa Pra Siklus
36
sebanyak 1 orang, sedangkan ketuntasan klasikal yang diperoleh
sebesar 3,57 %.
d. Refleksi
Hasil belajar dari pra siklus ini belum menunjukkan hasil yang
materi yang disampaikan oleh guru, mereka terlihat sibuk sendiri. Maka
2. Siklus I
a. Perencanaan
Sebelum pelaksanaan siklus I peneliti menyusun rencana
Learning Search, Solve, Create And Share) dalam setiap tahap dalam
37
pelajaran IPA. Lembar diskusi kelompok berisi permasalahan yang
alokasi waktu 2 x 35 menit atau dua jam pelajaran dan pertemuan dua
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi organ tubuh manusia dan
38
dilanjutkan dengan memberi apersepsi berupa pertanyaan, “anak-
2) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti ini meliputi eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi.
Dalam kegiatan Eksplorasi siswa menanggapi pertanyaan
dari guru tentang organ tubuh manusia. Kegiatan eksplorasi ini guru
kelompok.
Kegiatan konfirmasi yaitu siswa diberi kesempatan
39
balik dan penguatan terhadap hasil kerja sama kelompok. Siswa
(Problem Based Learning Search, Solve, Create And Share). Pada saat
disiapkan dengan memberi tanda check list terhadap setiap gejala yang
Tabel 4.6
Hasil Pengamatan Siklus I
40
bertanya
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa pada siklus I sudah terjadi
Tabel 4.7
Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I
dilakukan oleh guru seperti pada di atas. Tampak pada tabel tersebut
41
melakukan pengelolaan pembelajaran. Namun pengelolaan
Tabel 4. 8
Daftar Nilai Siklus I
Keterangan
No Kode siswa Nilai KKM
Tuntas Tdk tuntas
1 Alya Gustina 60 70 - √
2 Ananda Rahmat 60 70 - √
3 Dwi Niarti 60 70 - √
4 David Rahmat 70 70 √ -
5 Firman Firmando 70 70 √ -
6 Ferli Usi Artina 60 70 - √
7 Hengki Turnando 70 70 √ -
8 Kevin Devriansya 60 70 - √
9 Mersaldi 70 70 √ -
10 M. Arip 70 70 √ -
11 M. Rifqi 60 70 - √
12 Resta Permata 80 70 √ -
13 Randi A. 60 70 - √
14 Reni Y. 60 70 - √
15 Selvia Exwa 60 70 - √
16 Thara P. 70 70 √ -
17 Tika H. 60 70 - √
18 Trio B.S. 60 70 - √
19 Tutut T.U. 80 70 √ -
20 Usman Hendri 70 70 √ -
21 Verdi Tri Vrayoga 60 70 - √
22 Vera Y.H. 60 70 - √
23 Wahyudi E. 60 70 - √
42
24 Warsito 70 70 √ -
25 Weida K.S. 60 70 - √
26 Weli H. 60 70 - √
27 Zelvia Y. 70 70 √ -
28 Zurmanto 70 70 √ -
Jumlah nilai 1820
Nilai rata-rata 65
Tabel 4.9
Klasifikasi Hasil Tes Siswa Siklus I
d. Refleksi
Peneliti berdiskusi dengan teman sejawat untuk mengetahui
43
b) Adanya alat peraga yang membantu siswa dalam memahami
2) Kekurangan
kelompok.
kelompok.
44
Dari kolaborasi dengan tim peneliti, maka pada siklus I
diskusi kelompok,
siklus II.
2. Siklus II
a. Perencanaan
yang benar dan membagi siswa dalam kelompok yang sudah dibagi.
b. Pelaksanaan
45
Pelaksanaan siklus II ini meliputi pertemuan 1 dan pertemuan 2
1) Kegiatan Awal
yang suka makan nasi goreng?, alat apa yang kalian gunakan
mencerna makanan?
2) Kegiatan Inti
46
Kegiatan elaborasi meliputi guru membentuk siswa ke dalam
masing-masing kelompok.
dilakukan.
3) Kegiatan Penutup
47
siswa untuk mengetahui seberapa besar siswa dapat menyerap materi
c. Pengamatan
Tabel 4.10
Hasil Pengamatan Siklus II
aktifitas siswa pada siklus II ini sudah baik. Siswa sudah mampu
Tabel 4.11
Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus II
48
menciptakan komunikasi timbal
balik
Kemampuan guru dalam
4 Baik
menyampaikan materi pelajaran
Kemampuan guru dalam memberikan
5 Baik
motivasi kepada siswa
Kemampun guru dalam menjawab
6 Baik
pertanyaan siswa
secara keseluruhan.
Tabel 4.12
Daftar Nilai Siklus II
Keterangan
No Nama siswa Nilai KKM
Tuntas Tdk tuntas
1 Alya Gustina 70 70 √ -
2 Ananda Rahmat 80 70 √ -
3 Dwi Niarti 70 70 √ -
4 David Rahmat 80 70 √ -
5 Firman Firmando 80 70 √ -
6 Ferli Usi Artina 70 70 √ -
7 Hengki Turnando 80 70 √ -
8 Kevin Devriansya 60 70 - √
9 Mersaldi 80 70 √ -
10 M. Arip 70 70 √ -
11 M. Rifqi 60 70 - √
12 Resta Permata 80 70 √ -
13 Randi A. 70 - √
60
14 Reni Y. 70 √ -
70
15 Selvia Exwa 70 70 √ -
49
16 Thara P. 70 √ -
80
17 Tika H. 70 √ -
80
18 Trio B.S. 70 √ -
70
19 Tutut T.U. 70 √ -
90
20 Usman Hendri 90 70 √ -
21 Verdi Tri Vrayoga 80 70 √ -
22 Vera Y.H. 70 √ -
80
23 Wahyudi E. 70 √ -
80
24 Warsito 70 √ -
90
25 Weida K.S. 70 √ -
90
26 Weli H. 70 √ -
80
27 Zelvia Y. 70 √ -
70
28 Zurmanto 70 √ -
80
Jumlah nilai 2140
Nilai rata-rata 76,42
Tabel 4.13
Klasifikasi Hasil Tes Siswa Siklus II
89,28%.
50
d. Refleksi
Hasil pengamatan dengan teman sejawat yang dapat
Pada penelitian ini hanya berhenti pada siklus II karena nilai rata-rata
dilaksanakan.
Solve, Create And Share). Untuk mengumpulkan data mengenai hal tersebut
data yang valid. Hasil pengamatan pada tiap-tiap siklus disajikan dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 4.14
Rekapitulasi Hasil Observasi
51
2 Perhatian siswa Kurang Sedang Baik
3 Keterlibatan siswa Sedang Sedang Baik
4 Banyaknya siswa Kurang Sedang Baik
yang bertanya
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa minat dan perhatian serta
SSCS (Problem Based Learning Search, Solve, Create And Share) dapat
siswa yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih sukses dan berprestasi.
keberhasilan belajarnya.
Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Wina Sanjaya bahwa
sebagai berikut:
52
d. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
itu, PBL dapat mendorong siswa untuk melakukan evaluasi sendiri baik
pengetahuan baru.
f. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan
Tabel 4.15
Rekapitulasi Nilai Hasil Tes
53
15 Selvia Exwa 60 60 70
16 Thara P. 60 70
80
17 Tika H. 60 60
80
18 Trio B.S. 60 60
70
19 Tutut T.U. 60 80
90
20 Usman Hendri 60 70 90
21 Verdi Tri Vrayoga 50 60 80
22 Vera Y.H. 50 60
80
23 Wahyudi E. 60 60
80
24 Warsito 60 70
90
25 Weida K.S. 60 60
90
26 Weli H. 60 60
80
27 Zelvia Y. 60 70
70
28 Zurmanto 6 70
80
Jumlah nilai 1566 1820 2140
Nilai rata-rata 55,92 65 76,42
siswa terhadap materi pembelajaran dari pra siklus sampai siklus ke II, dapat
Tabel 4.16
Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa
54
Pada pra siklus guru menjelaskan materi pada siswa dengan
terlihat ada peningkatan dari siklus I. Pada siklus I ketuntasan klasikal belum
Solve, Create And Share) dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini
dan ketuntasan belajar klasikal. Peningkatan ketuntasan belajar siswa dari pra
55
BAB V
56
PENUTUP
B. Kesimpulan
Search, Solve, Create And Share) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa
Kelas V SD Negeri 41 Seluma. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil tes pada pra
begitu baik yaitu 3,57%. Adapun pada siklus I dan II yang menggunakan
Solve, Create And Share), menunjukkan peningkatan yang lebih baik yaitu
C. Saran
(Problem Based Learning Search, Solve, Create And Share) yang mampu
menarik minat siswa untuk belajar lebih giat dan menghindari pemberian
inovatif.
57