PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mikroflora yang secara normal ada dalam saluran pencernaan manusia dan
diperoleh dari sisa organisme lain. Bakteri ini menguraikan zat organik
dalam makanan menjadi zat anorganik, yaitu CO2, H2O, energi, dan
jumlah bakteri ini dalam saluran pencernaan meningkat atau berada di luar
Kejadian diare tidak kurang dari satu milyar episode tiap tahun di seluruh
diare (post neonatal) 14%, malaria 8%, injuri 3%, HIV-AIDS 2%. Di
kasus diare yang mengalami kematian pada semua golongan umur, pada
koagulan alami dalam proses pengolahan air skala kecil, menengah, dan
tepung biji kelor. Tanaman tersebut banyak tumbuh di India bagian utara,
Menurut perhitungan yang sudah diuji coba oleh tim ahli dari United
pengolahan air minum di kawasan pantai atau rawa, cukup 2-3 pohon
memenuhi kebutuhan air sekitar 201 liter/ hari/ jiwa (Erfandi, 2015).
organik. Biji kelor sebagai koagulan dapat digunakan dengan dua cara
yaitu biji kering dengan kulitnya dan biji kering tanpa kulitnya. Hasil
analisis elemen pada biji kelor untuk biji dengan kulit adalah 6,1% N;
54,8% C; dan 8,5% H, sedangkan untuk biji tanpa kulit adalah 5,0% N,
53,3% C, dan 7,7% H (dalam % berat) sedang sisanya terdiri atas oksigen.
berat molekul mulai dari 6000 sampai 16000 dalton, mengandung hingga
dengan pelarut etanol dan uji aktivitas antibakteri ekstrak terhadap bakteri
ini adalah bagaimana efek ekstrak biji kelor (Moringa oleifera) terhadap
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum :
Untuk mengetahui efek ekstrak biji kelor (Moringa
oleifera) terhadap pertumbuhan bakteri E. coli.
2. Tujuan Khusus :
Untuk mengetahui berbagai konsentrasi ekstrak biji kelor
(Moringa oleifera) yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri E.
coli.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
pendidikan.
2. Bagi Institusi
3. Bagi Keilmuan
Dalam ilmu biologi, kelor dikenal dengan nama Moringa oleifera, dengan
Kerajaan : Plantae
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Dilleniidae
Bangsa : Capparales
Suku : Moringaceae
Genus : Moringa
(Tilong, 2012)
(lignosus), tegak, berwarna putih kotor, berkulit tipis dan mudah patah.
(Gambar 1.) berbentuk bulat telur, bersirip tak sempurna, beranak daun
gasal, tersususun majemuk dalam satu tangkai, dan hanya sebesar ujung jari.
Helaian daun kelor berwarna hijau, ujung daun tumpul, pangkal daun
Daun Kelor
Buah Kelor
Bunga Kelor
hingga Meurauke. Oleh karena itu, tanaman kelor dikenal berbagai daerah, seperti
murong (Aceh), munggai (Sumatera Barat), kilor (Lampung), kelor (Jawa Barat
Buah kelor berbentuk panjang dan segitiga dengan panjang sekitar 20-60
cm, berwana hijau ketika masih muda dan berubah menjadi coklat ketika tua
(Tilong, 2012). Biji kelor berbentuk bulat, ketika muda berwarna hijau
terang dan berubah berwarna cokelat kehitaman ketika polong matang dan
kering dengan rata-rata berat biji berkisar 18 – 36 gram/100 biji. Buah kelor
akan menghasilkan biji yang dapat dibuat tepung atau minyak sebagai bahan
baku pembuatan obat dan kosmetik bernilai tinggi. Selain itu biji kelor dapat
berfungsi sebagai koagulans dan penjernihan air permukaan (air kolam, air
sungai, air danau sampai ke air sungai). Penelitian tentang ini sudah diawali
2008). Kandungan kimia buah dan biji kelor disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Kandungan nutrisi buah dan biji kelor per 100g bahan (bk)
Selain bagian daun, biji kelor juga dapat dimanfaatkan sebagai sayuran.
Selain dimanfaatkan sebagai bahan pangan, biji kelor juga dapat diekstrak sebagai
minyak nabati. Minyak dari biji kelor terdiri dari 82% asam lemak tak jenuh, 70%
asam oleat. Profil asam lemak ini sama dengan seperti minyak zaitun kecuali
untuk asam linoleate (Tsakniset et al., 1998). Saat ini belum banyak dimanfaatkan
minyak hasil ekstraksi dari biji kelor baik dalam industri pengolahan dan belum
banyak diperjual belikan di kalangan industri ekstraksi minyak nabati. Akan tetapi
sangat berpotensi tidak hanya dalam bahan pangan, tetapi juga untuk kosmetik
B. Escherichia coli
Escherichia coli adalah bakteri Gram negatif, bakteri ini secara normal
terdapat pada saluran usus besar/kecil anak-anak dan orang dewasa sehat
dan jumlahnya dapat mencapai 190 CFU/g. Escherichia coli adalah salah satu
jenis bakteri yang secara normal hidup dalam saluran pencernaan baik
manusia maupun hewan yang sehat. Nama bakteri ini diambil dari nama
seorang bakteriologis yang berasal dari Jerman yaitu Theodor Von Escherich,
yang berhasil melakukan isolasi bakteri ini pertama kali pada tahun 1885
(Andriani, 2007; Todar, 2008). Genus Escherichia terdiri dari 2 spesies yaitu:
manusia yang memiliki sistem kekebalan yang rendah misalnya bayi, anak-
anak, manula serta orang yang sedang sakit dapat menyebabkan penyakit
yang serius. Karsinah dalam Rian (2014) menyatakan bahwa Escherichia coli
tumbuh baik pada hampir semua media yang biasa dipakai di laboratorium
Bakteri ini dikenal sebagai mikroba indikator kontaminasi fekal dan dibagi
dalam dua kelompok yaitu non patogenik dan patogenik. Escherichia coli
kantung empedu, saluran kemih, selaput otak, paru, dan saluran cerna.
et al., 2005). Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit seperti diare, infeksi
saluran kemih, pneumonia, meningitis pada bayi yang baru lahir dan infeksi
Domain : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
dapat tumbuh secara optimal pada suhu 37𝑜 C dan pH 8,5, sedangkan
coli relatif sensitif terhadap panas dan dapat diinaktifkan selama pemasakan
makanan.
Ciri yang khas pada koloni Escherechia coli adalah koloni berbentuk
bundsr, cembung, permukaan halus dan memiliki tepi yang tegas (Jawetz et
al., 2012). Sebagian besar Escherechia coli tumbuh sebgai koloni yang meragi
laktosa. Ciri koloni Escherechia coli pada media Mac Conkey Agar (MCA)
adalah ukuran koloni besar, berwarna merah, tumbuh menyebar dan terlihat
agak keruh. Koloni berwarna merah pada Mac Conkey Agar (MCA) artinya
(opak) pada Mac Conkey Agar (MCA) artinya tidak terjadi peragian laktosa
penyebab diare pada bayi. EPEC memiliki toksin ST dan toksin LT,
berair yang biasanya dapat sembuh sendiri, tetapi ada juga yang
menjadi kronis.
memfermentasi laktosa.
disebabkan EHEC dan ditandai dengan kram perut yang parah serta
7. Pertubuhan Bakteri
a. Suhu
suhu dibawah suhu minimum dan diatas suhu maksimum, bahkan pada
suhu yang terlalu tinggi akan terjadi denaturasi enzim. Suhu optimum
Escherechia coli untuk tumbuh adalah 37𝑜 𝐶, sedangkan interval suhu
b. pH
c. Nutrien
sel dan membetuk energi yaitu karbon, hydrogen, nitrogen, fosfat, dan
d. Kebutuhan Oksigen
fermentasi.
e. Waktu Generasi
beda. Pada media yang memiliki nutrien yang cukup singkat, waktu
Fase yang terjadi antara beberapa jam tergantung pada umur dan sel
Setelah berhadaptasi dengan kondisi baru, sel-sel ini akan umbuh dan
fase ini berbeda dibandingkan dengan sel-sel saat fase eksponensial dan
radiasi.
Sel-sel pada fase tetap, akhirnya akan mati jika tidak dipindahkan ke
C. Antimikroba
Antimikorba adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, zat
antimikroba.
D. Metode Kepekaan Kuman
Uji kepekan kuman dapat dilakukan dengan salah satu metode utama yaitu
uji standar yang tepat dan sampel obat tertentu untuk perbandingan.
1. Metode Dilusi
2. Metode Difusi
KERANGKA KONSEP
Mendenaturasi protein
Merusak porin sel bakteri dan Membuat sel bakteri Merusak membran sel
merusak mengalami lisis bakteri
membran sel
Bakteri Escherichia
coli
Menghambat
Pertumbuhan
Escherichia coli
xanthon dan tanin yang dapat berfungsi sebagai antimikroba. Pada penelitian ini
Biji kelor diekstraksi menjadi ekstrak Biji kelor yang kemudian akan diujikan pada
biakan Escherichia coli dengan menggunakan uji kepekaan metode difusi yang
tersebut.
C. Hipotesis Penelitian
METODE PENELITIAN
post test control group only. Untuk melihat efek ekstrak biji kelor (Moringa
P1
K1 O1
P2
K2 O2
B M1
P3
K3 O3
K4 P4 O4
P5
K5 O5
K6 P6 O6
Keterangan :
B : Biakan bakteri Escherichia coli
konsentrasi 100%
kosentrasi 30%
kosentrasi 45%
kosentrasi 60%
kosentrasi 75%
P1 : Perlakuan 1, yakni kontak paper disc dengan ekstrak biji kelor (Moringa
P3 : Perlakuan 3, yakni kontak paper disc dengan ekstrak biji kelor (Moringa
P4 : Perlakuan 4, yakni kontak paper disc dengan ekstrak biji kelor (Moringa
P6 : Perlakuan 6, yakni kontak paper disc dengan ekstrak biji kelor (Moringa
konsentrasi 100%
konsentrasi 30%
konsentrasi 45%
konsentrasi 60%
konsentrasi 75%
2. Sampel
a. Besar Sampel
(n-1)(t-1) ≥ 15
Keterangan:
n = banyak pengulangan
(n-1)(t-1) ≥ 15
(n-1)(6-1) ≥ 15
(n-1)(5) ≥ 15
5n-5 ≥ 15
5n ≥ 20
n≥4
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
a. Ekstrak biji kelor (Moringa oleifera) dan biakan murni Escherichia coli.
2. Variabel Terikat
3. Variabel Kontrol
E. Definisi Operasional
didapatkan konsentrasi 30%, 45%, 60%, dan 75%. Larutan konsentrasi biji
kelor (Moringa oleifera), yang dibuat adalah berasal dari 10 ml pada tiap-
tiap konsentrasi.
zona hambat.
4. Escherichia coli
5. Media Mueller-Hinton
6. Metode Pembiakan
7. Suhu Inkubasi
Suhu inkubasi adalah suhu kamar (370C) yang telah ditentukan untuk
8. Waktu Inkubasi
a. Tahap Persiapan 1
b. Tahap Persiapan 2
Batu.
c. Tahap Perlakuan
(30%, 45%, 60%, 75%) pada petri disk yang berisi Muller Hinton
selama 24 jam.
menggunakan penggaris.
d. Tahap Penyelesaian
direbus dalam air panas dengan suhu ±1000C dengan tujuan agar
G. Analisis Data
menggunakan uji One Way ANOVA dilanjutkan dengan uji Least Significant