Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN

PORTOFOLIO

DEMAM DENGUE

Disusun oleh :
dr. Rahel Martini

DOKTER INTERNSIP RS ANNISA


KABUPATEN BEKASI
SEPTEMBER 2018 – SEPTEMBER 2019

BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO


Pada hari ini tanggal di Wahana RS Annisa telah dipresentasikan portofolio oleh :
Nama : dr. Rahel Martini
Kasus : Medik Interna
Topik : Demam Dengue
Nama Pendamping : dr. Elwin Affandi MM, dr. Cecep Awaludin
Nama Wahana : RS Annisa
No Nama Peserta Tanda tangan

1 1.

2 2.

3 3.

4 4.

5 5.

6 6.

7 7.

8 8.

9 9.

10 10.

11 11.

12 12.

13 13.

14 14.

15 15.

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Mengetahui,
Dokter Internship Dokter Pendamping Dokter Pendamping

dr. Rahel Martini dr. Elwin Affandi, MM dr. Cecep Awaludin


No. ID dan Nama Peserta : dr. Rahel Martni
No. ID Nama Wahana : RS Annisa Cikarang
Topik : Demam Dengue
Tanggal ( Kasus) : 26 November 2018
Nama Pasien : Ny. R No. RM : 234286
Tanggal Presentasi : 15/12/ 2018 Pendamping : dr. Cecep Awaludin
Tempat presentasi : RS Annisa Cikarang
Obyek Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi : Pasien perempuan, 38 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan demam, dialami 4
hari yang lalu, demam dirasakan naik turun. Pasien juga mengeluh badan terasa pegal – pegal,
mual (-), muntah (-), BAB cair (-), mimisan (-)
Tujuan : menegakkan diagnosis dan mengobati Demam Dengue
Bahan Bahasan: Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara Diskusi Presentasi dan E-mail Pos
Membahas: diskusi

Data Pasien Nama : Ny. R No.Registrasi : 234286


Nama Klinik RS Annisa Cikarang
Data Utama Bahan Diskusi
Diagnosis/Gambaran Klinis : Pasien perempuan, 38 tahun masuk ke rumah sakit dengan
keluhan demam 4 hari SMRS, demam dirasakan naik turun, naik terutama saat malam hari, os
juga mengeluh badan terasa pegal – pegal serta tidak nafsu makan. Keluhan mual (-), muntah
(-), BAB cair (-), batuk pilek (-), mimisan (-), bintik – bintik merah di tubuh (-). Pasien sudah
pernah berobat ke klinik dan mendapat obat penurun panas tapi keluhan belum berkurang.

1. Riwayat pengobatan : pasien sudah mendapat obat penurun panas dari klinik tapi keluhan
tidak membaik
2. Riwayat kesehatan/penyakit : pasien belum pernah menderita penyakit serupa sebelumnya
3. Riwayat keluarga : -
4. Riwayat pekerjaan : -
5. Lain-lain : -
Daftar Pustaka :
a. Sudjana Primal. Diagnosis dini penderita demam berdarah dengue dewasa. Buletin
jendela epidimiologi topik utama demam berdarah dengue. Jakarta: 2010
b. Sukohar A. Jurnal Demam Berdarah Dengue fakultas kedokteran universitas lampung.
Jakarta: 2017
Hasil Pembelajaran :
1. Menegakkan diagnosis Demam Dengue
2. Mengetahui penanganan Demam Dengue
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:
1. Subyektif
Pasien perempuan, 38 tahun masuk ke rumah sakit dengan keluhan demam 4 hari SMRS,
demam dirasakan naik turun, naik terutama saat malam hari, os juga mengeluh badan terasa
pegal – pegal serta tidak nafsu makan. Keluhan mual (-), muntah (-), BAB cair (-), batuk pilek
(-), mimisan (-), bintik – bintik merah di tubuh (-). Pasien sudah pernah berobat ke klinik dan
mendapat obat penurun panas tapi keluhan belum berkurang.

2. Obyektif :
a. Dari hasil pemeriksaan fisik diperoleh :
N : 76x/mnt TD: 90/60
P : 22x/mnt S : 36 C
Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran: Compos Mentis
Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterus (-)
Dada : Vesikuler, Rh-/-, Wh -/-
Jantung : dalam batas normal
Abdomen : peristaltic (+), supel, nyeri tekan (-)
Ekstremitas : akral hangat, CRT > 2”, bintik bintik merah (-)
b. Rumple Leed test (-)
c. Pemeriksaan penunjang
 Darah rutin :
-
Leukosit : 3.290 mm3
-
Hb : 9,9 g/dl
-
Ht : 29%
-
Trombosit : 133.000 mm3
3. Assesment
A. Definisi dan Etiologi

Demam dengue (DD) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue. DBD
adalah penyakit akut dengan manifestasi klinis perdarahan yang menimbulkan syok yang
berujung kematian. DD disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus
Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada
proteksisilang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi.
Virus ini bisa masuk ke dalam tubuh manusia dengan perantara nyamuk Aedes aegypti dan
Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia,
kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Seluruh
wilayah di Indonesia mempunyai resiko untuk terjangkit penyakit demam dengue, sebab baik
virus penyebab maupun nyamuk penularnya sudah tersebar luas di perumahan penduduk
maupun di tempat-tempat umum diseluruh Indonesia kecuali tempat-tempat di atas
ketinggian 100 meter dpl.

B. PATOFISIOLOGI

Fenomena patofisiologi utama menentukan berat penyakit dan membedakan demam berdarah
dengue dengan dengue klasik ialah tingginya permeabilitas dinding pembuluh darah,
menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diabetes hemoragik.
Meningginya nilai hematokrit pada penderita dengan renjatan menimbulkan dugaan bahwa
renjatan terjadi sebagai akibat kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler melalui kapiler
yang rusak dengan mengakibatkan menurunnya volume plasma dan meningginya nilai
hematokrit. Mekanisme sebenarnya tentang patofisiologi dan patogenesis demam dengue
hingga kini belum diketahui secara pasti, tetapi sebagian besar menganut "the secondary
heterologous infection hypothesis" yang mengatakan bahwa DD dapat terjadi apabila
seseorang setelah infeksi dengue pertama mendapat infeksi berulang dengan tipe virus
dengue yang berlainan dalam jangka waktu yang tertentu yang diperkirakan antara 6 bulan
sampai 5 tahun. Akibat infeksi kedua oleh tipe virus dengue yang berlainan pada seorang
penderita dengan kadar antibodi anti dengue yang rendah, respons antibodi anamnestik yang
akan terjardi dalam beberapa hari mengakibatkan proliferasi dan transformasi limfosit imun
dengan menghasilkan antibodi IgG anti dengue titer tinggi. Replikasi virus dengue terjadi
dengan akibat terdapatnya virus dalam jumlah yang banyak. Hal-hal ini semuanya akan
mengakibatkan terbentuknya kompleks antigen antibodi yang selanjutnya akan mengaktivasi
sistem komplemen. Pelepasan C3a dan C5a akibat antivasi C3 dan C5 menyebabkan
meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan merembesnya plasma melalui
endotel dinding pembuluh darah.

C. MANIFESTASI KLINIS

Demam dengue digambarkan dengan karakter demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri di
belakang mata, nyeri otot dan sendi, gangguan pernafasan, muntah, nodus limpa membengkak.
Beberapa orang yang terinfeksi mungkin tidak menimbulkan gejala seperti ini, dan mungkin
beberapa orang hanya menampakkan gejala ringan seperti demam, dan anak kecil barangkali
menampakkan penyakit demam tidak spesifik tapi ringan dengan ruam. Gejala dari infeksi
pertama biasanya ringan. Setelah sembuh, kekebalan tubuh akan terbentuk selamanya dalam
menghadapi serotipe virus dengue. Meski demikian, kekebalan silang dengan tiga jenis serotipe
yang lain setelah masa penyembuhan hanya lah bersifat sementara dan sebagian saja. Infeksi
berikutnya yang terjadi dengan serotipe lain dari virus dengue akan cenderung menyebabkan
terjadinya dengue parah. Dengue parah adalah demam parah yang berpotensi menyebabkan
komplikasi. Awalnya, ini menunjukkan gejala demam yang tinggi, biasanya berlangsung 2 – 7
haru dan bisa mencapai suhu 40 – 41 °C, muka memerah, dan gejala tidak sepesifik lain dari
dengue parah. Kemudian , mungkin terjadi tanda peringantan seperti sakit perut, terus terusan
muntah, nafas kencang, kelelahan, gelisah, dan adanya efek akibat dari perdarahan seperti kulit
memar, hidung berdarah, dan mungkin terjadi perdarahan internal. Di dalam kasus dengue parah,
ini bisa mengakibatkan kegagalan sirkulasi darah, shok dan meninggal.

D. DIAGNOSIS

Langkah penegakkan diagnosis suatu penyakit seperti anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang tetap berlaku pada penderita infeksi dengue. Riwayat penyakit yang harus digali
adalah saat mulai demam/sakit, tipe demam, jumlah asupan per oral, adanya tanda bahaya, diare,
kemungkinan adanya gangguan kesadaran, output urin, juga adanya orang lain di lingkungan
kerja, rumah yang sakit serupa. Pemeriksaan fisik selain tanda vital, juga pastikan kesadaran
penderita, status hidrasi, status hemodinamik sehingga tanda-tanda syok dapat dikenal lebih dini,
adalah takipnea/pernafasan Kusmaul/efusi pleura, apakah ada hepatomegali/asites/kelainan
abdomen lainnya, cari adanya ruam atau ptekie atau tanda perdarahan lainnya, bila tanda
perdarahan spontan tidak ditemukan maka lakukan uji torniket. Sensitivitas uji torniket ini
sebesar 30 % sedangkan spesifisitasnya mencapai 82 %. Pemeriksaan laboratorium yang perlu
dilakukan adalah pemeriksaan hematokrit dan nilai hematokrit yang tinggi (sekitar 50 % atau
lebih) menunjukkan adanya kebocoran plasma, selain itu hitung trombosit cenderung
memberikan hasil yang rendah. Diagnosis konfirmatif diperoleh melalui pemeriksaan
laboratorium, yaitu isolasi virus, deteksi antibodi dan deteksi antigen atau RNA virus.
Imunoglobulin M (Ig M) biasanya dapat terdeteksi dalam darah mulai hari ke-5 onset demam,
meningkat sampai minggu ke-3 kemudian kadarnya menurun. Ig M masih dapat terdeteksi hingga
hari ke-60 sampai hari ke-90. Pada infeksi primer, konsentrasi Ig M lebih tinggi dibandingkan
pada infeksi sekunder. Pada infeksi primer, Imunoglobulin G (Ig G) dapat terdeteksi pada hari ke
-14 dengan titer yang rendah ( 1 :2560) dan dapat bertahan seumur hidup
E. PENATALAKSANAAN
Pengobatan penderita Demam Berdarah Dengue bersifat simptomatik dan suportif yaitu
adalah dengan cara:
- Penggantian cairan tubuh.
- Penderita diberi minum sebanyak 1,5 liter - 2 liter dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau
susu).
- Gastroenteritis oral solution/kristal diare yaitu garam elektrolit (oralit), kalau perlu 1
sendok makan setiap 3-5 menit.
Apabila cairan oral tidak dapat diberikan oleh karena muntah atau nyeri perut yang
berlebihan maka cairan intravenaperlu diberikan.
Medikamentosa yang bersifat simptomatis :
- Untuk hiperpireksia dapat diberikan kompres es di kepala, ketiak, inguinal.
- Antipiretik sebaiknya dari asetaminofen, eukinin atau dipiron.
- Antibiotik diberikan jika ada infeksi sekunder.
Sampai saat ini obat untuk membasmi virus dan vaksin untuk mencegah penyakit Demam Berdarah
belum tersedia.
3. Plan :
Diagnosis : pasien masuk dengan demam dengue karena dari hasil anamnesis didapatkan
demam selama 4 hari dan badan terasa pegal - pegal. disimpulkan demam dengue karena
dari trombosit 133.000 dan tidak ada tanda perdarahan spontan. Penanganan yang
dilakukan :
- RL 1500cc/24 jam
- Paracetamol 3 x 1 tab
- Ranitidin 2 x 1 amp
- H2TL/24 jam
Pendidikan
Kita menjelaskan terapi, prognosis dan komplikasi yang kemungkinan terjadi pada
penyakit ini.
Konsultasi
Dijelaskan adanya indikasi rawat inap dan konsultasi dengan dokter spesialis penyakit
dalam untuk penanganan lebih lanjut.
Rujukan
Diperlukan jika terjadi komplikasi serius yang harusnya ditangani di rumah sakit dengan
sarana dan prasaran yang lebih memadai

Anda mungkin juga menyukai