Anda di halaman 1dari 14

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI

TUGAS
GEOLOGI KELAUTAN I

OLEH :

MOH SOFYAN
F 121 15 015

PALU
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Oseanografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang semua aspek
mulai dari kelautan dunia hingga samudra, meliputi sifat fisik dan kimia, asal
mula dan kerangka geologi serta bentuk kehidupan yang terdapat dilingkungan
laut. Ilmu geologi penting bagi kita khusunya dalam mempelajari asal usul
lautan yang telah berubah karena faktor faktor geologi yang mengontrolnya,
Perubahan itu terjadi berjuta juta tahun yang lalu yang biasa disebut ilmu
oseanografi geologi
Erosi adalah istilah umum yang dipakai untuk proses penghancuran batuan
(pelapukan) dan proses pengangkutan hasil penghancuran batuan. Proses erosi
fisika disebut sebagai proses corration (erosi mekanis) sedangkan proses erosi
kimia disebut dengan corrosion, sedangkan sedimentasi adalah suatu proses
pengendapan material yang ditranport oleh media air, angin, es/gletser di suatu
cekungan.
Wilayah pantai merupakan wilayah yang mudah mengalami perubahan
fisik. Perubahan tersebut dapat terlihat dari maju atau mundurnya garis pantai.
Perubahan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti aktivitas manusia dan
fenomena alam. Aktivitas pemanfaatan wilayah pantai sebagai kawasan
pemukiman, industri, daerah wisata memberikan dampak yang serius terhadap
bentuk garis pantai. Di sisi lain fenomena alam yang dimaksud di antaranya
angin, gelombang, arus, pasang surut.
Perubahan garis pantai baik maju atau mundur memberikan banyak
permasalahan, di antaranya bertambah atau berkurangnya luas lahan yang dapat
dimanfaatkan, dan terancamnya aktivitas manusia. Hal ini menjadi perhatian
utama bagi kalangan masyarakat pesisir dan juga pemerintah. Pada dasarnya
proses perubahan pantai meliputi proses abrasi dan akresi. Abrasi pada sekitar
pantai dapat terjadi apabila angkutan sedimen yang keluar ataupun yang pindah
meninggalkan suatu daerah lebih besar dibandingkan dengan angkutan sedimen
yang masuk, apabila terjadi sebaliknya maka yang terjadi adalah sedimentasi.
1.2 Rumusan Masalah
 Apa factor yang mempenagaruhi garis pantai tersebut maju ataupun mundur
?
 Bagaimana cara mengetahui proses erosi maupun sedimentasi dapat
mempengaruhi garis pantai ?
1.3 Tujuan
 Mengetahui faktor faktor yang mengontrol yang membuat garis pantai
tersebut maju ataupun mundur.
 Mengetahui bahwa proses erosi dan sedimentasi dapat merubah muka garis
pantai .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Garis pantai
Garis pantai merupakan batas pertemuan antara daratan dengan bagian
laut saat terjadi air laut pasang tertinggi. Garis ini bisa berubah karena beberapa
hal seperti abrasi dan sedimentasi yang terjadi di pantai, pengikisan ini akan
menyebabkan berkurangnya areal daratan, sehingga menyebabkan berubahnya
garis pantai. Secara sederhana proses perubahan garis pantai disebabkan oleh
angin dan air yang bergerak dari suatu tempat ke tempat lain, mengikis tanah
dan kemudian mengendapkannya di suatu tempat secara kontinu. Proses
pergerakan gelombang datang pada pantai secara esensial berupa osilasi. Angin
yang menuju ke pantai secara bersamaan dengan gerak gelombang yang menuju
pantai berpasir secara tidak langsung mengakibatkan pergesekan antara
gelombang dan dasar laut, sehingga terjadi gelombang pecah dan membentuk
turbulensi yang kemudian membawa material disekitar pantai termasuk yang
mengakibatkan pengikisan pada daerah sekitar pantai (erosi). Pada dasarnya
proses perubahan pantai meliputi proses erosi dan akresi. Erosi pada sekitar
pantai dapat terjadi apabila angkutan sedimen yang keluar ataupun yang pindah
meninggalkan suatu daerah lebih besar dibandingkan dengan angkutan sedimen
yang masuk, apabila terjadi sebaliknya maka yang terjadi adalah sedimentasi
(Triatmodjo,1991).
Perubahan garis pantai sangat dipengaruhi oleh interaksi antara angin,
gelombang, arus, pasang surut, jenis dan karakteristik dari material pantai yang
meliputi bentuk, ukuran partikel dan distribusinya di sepanjang pantai sehingga
mempengaruhi proses sedimentasi di sekitar pantai. Tahapan proses dari proses
sedimentasi yang mengarah pada terjadinya perubahan garis pantai adalah : a.
Teraduknya material kohesif dari dasar hingga tersuspensi, atau lepasnya
material non kohesif dari dasar laut. b. Perpindahan material secara kohesif. c.
Pengendapan kembali material tersebut. Selain dari tahapan di atas, semuanya
tergantung pada gerakan air dan karakteristik material pantai yang terangkut.
Pada daerah pesisir pantai gerakan dari air dapat terjadi karena adanya
kombinasi dari gelombang dan arus. Gelombang dan arus memiliki peranan
yang sama besarnya dalam mengaduk dan memindahkan material ke tempat
lain.
2.2 Gelombang Laut
Gelombang adalah peristiwa naik turunnya permukan air laut dari
ukuran kecil (riak) sampai yang paling panjang (pasang surut). Penyebab utama
terjadinya gelombang adalah angin. Gelombang dipengaruhi oleh kecepatan
angin, lamanya angin bertiup, dan jarak tanpa rintangan saat angin bertiup
(fetch).
Gelombang terdiri dari panjang gelombang, tinggi gelombang, periode
gelombang, kemiringan gelombang dan frekuensi gelombang. Panjang
gelombang adalah jarak berturut-turut antara dua puncak atau dua buah lembah.
Tinggi gelombang adalah jarak vertikal antara puncak dan lembah gelombang.
Periode gelombang adalah waktu yang dibutuhkan gelombang untuk kembali
pada titik semula. Kemiringan gelombang adalah perbandingan antra tinggi dan
panjang gelombang.
Frekuensi gelombang adalah jumlah gelombang yang terjadi dalam satu
satuan waktu (Jatilaksono, 2007). Pada hakikatnya, gelombang yang terbentuk
oleh hembusan angin akan merambat lebih jauh dari daerah yang menimbulkan
angin tersebut. Hal ini yang menyebabkan daerah di pantai selatan Pulau Jawa
memiliki gelombang yang besar meskipun angin setempat tidak begitu besar.
Gelombang besar yang datang itu bisa merupakan gelombang kiriman yang
berasal dari badai yang terjadi jauh dibagian selatan Samudera Hindia
(Jatilaksono, 2007). Gelombang/ombak yang terjadi di lautan dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa macam tergantung kepada gaya
pembangkitnya. Pembangkit gelombang laut dapat disebabkan oleh: angin
(gelombang angin), gaya tarik menarik bumi-bulan-matahari 7 (gelombang
pasang-surut), gempa (vulkanik atau tektonik) di dasar laut (gelombang
tsunami), ataupun gelombang yang disebabkan oleh gerakan kapal.
Gelombang yang sehari-hari terjadi dan diperhitungkan dalam bidang
teknik pantai adalah gelombang angin dan pasang-surut (pasut). Gelombang
dapat membentuk dan merusak pantai dan berpengaruh pada bangunan-
bangunan pantai. Energi gelombang akan membangkitkan arus dan
mempengaruhi pergerakan sedimen dalam arah tegak lurus pantai (cross-shore)
dan sejajar pantai (longshore). Pada perencanaan teknis bidang teknik pantai,
gelombang merupakan faktor utama yang diperhitungkan karena akan
menyebabkan gaya-gaya yang bekerja pada bangunan pantai.
Ketinggian dan periode gelombang tergantung kepada panjang fetch
pembangkitannya. Fetch adalah jarak perjalanan tempuh gelombang dari awal
pembangkitannya. Fetch ini dibatasi oleh bentuk daratan yang mengelilingi laut.
Semakin panjang jarak fetchnya, ketinggian gelombangnya akan semakin besar.
Durasi angin juga mempunyai pengaruh yang penting pada ketinggian
gelombang. Gelombang yang menjalar dari laut dalam (deep water) menuju ke
pantai akan mengalami perubahan bentuk karena adanya perubahan kedalaman
laut. Apabila gelombang bergerak mendekati pantai, pergerakan gelombang di
bagian bawah yang berbatasan dengan dasar laut akan melambat. Ini adalah
akibat dari friksi/gesekan antara air dan dasar pantai. Sementara itu, bagian atas
gelombang di permukaan air akan terus melaju. Semakin menuju ke pantai,
puncak gelombang akan semakin tajam dan lembahnya akan semakin datar.
Fenomena ini yang menyebabkan gelombang tersebut kemudian pecah
(Acehpedia, 2009).
Ada dua tipe gelombang, bila dipandang dari sisi sifat-sifatnya. Yaitu:
 Gelombang pembangun/pembentuk pantai (Constructive wave).
 Gelombang perusak pantai (Destructive wave).
Pembangkitan Gelombang
Faktor yang paling dominan dalam proses pembangkitan gelombang
adalah angin. Angin yang berhembus akan memindahkan energinya ke air,
kecepatan angin akan menimbulkan tegangan pada permukaan laut sehingga
permukaan air yang semula tenang akan terganggu dan timbul riak gelombang
kecil diatas permukaan laut. Tinggi dan periode gelombang yang dibangkitkan
dipengaruhi oleh angin yang meliputi kecepatan angin U, lama hembusan angin
D, arah angin, dan fetch F.
1. Angin
Data angin yang digunakan untuk peramalan gelombang adalah data di
permukaan laut pada lokasi pembangkitan. Data tersebut dapat diperoleh dari
pengukuran langsung di atas permukaan laut (menggunakan kapal yang
sedang berlayar) atau pengukuran di darat (di lapangan terbang) di dekat
lokasi peramalan yang 9 kemudian dikonversi menjadi data angin laut.
Kecepatan angin diukur dengan anemometer dan biasanya dinyatakan dalam
knot. Satu knot adalah panjang satu menit garis bujur melalui khatulistiwa
yang ditempuh dalam satu jam, atau 1 knot = 1,852 km/jam = 0,5 m/dtk. Data
angin dicatat tiap jam dan biasanya disajikan dalam bentuk tabel. Dengan
pencatatan angin jam – jaman tersebut dapat diketahui angin dengan
kecepatan tertentu dan durasinya, kecepatan angin maksimum, arah angin
dan dapat pula dihitung kecepatan angin rerata harian.. Oleh karena itu
diperlukan transformasi data angin di atas daratan yang terdekat dengan
lokasi studi ke data angin di atas permukaan laut.
2.3 Pantai dan Pesisir
Ada dua istilah tentang kepantaian, yaitu pesisir dan pantai. Pesisir
merupakan daerah darat di tepi laut yang masih mendapat pengaruh laut seperti
pasang surut, angin laut dan perembesan air laut. Sedang pantai adalah daerah
di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang tertinggi dan air surut terendah
(Triatmodjo,1999)
Daerah daratan adalah daerah yang terletak di atas permukaan daratan
dimulai dari batas garis pasang tertinggi. Daerah lautan adalah daerah yang
terletak dan di bawah permukaan laut dimulai dari sisi laut pada garis surut
terendah, termasuk dasar laut dan bagian bumi di bawahnya. Garis pantai adalah
garis batas pertemuan antara daratan dan air laut, di mana posisinya tidak tetap
dan dapat berpindah sesuai dengan pasang surut air laut dan erosi pantai yang
terjadi. Sempadan pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang
mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai.
Bentuk profil pantai sangat dipengaruhi oleh serangan gelombang, sifat-sifat
sedimen seperti rapat massa dan tahanan terhadap erosi, ukuran dan bentuk
partikel, kondisi gelombang dan arus, serta bathimetri pantai. Pantai bisa
terbentuk dari material dasar yang berupa lumpur, pasir atau kerikil.
2.4 Sedimen Pantai
Sedimen adalah pecahan, mineral, atau material organik yang
ditransforkan dari berbagai sumber dan diendapkan oleh media udara, angin, es,
atau oleh airdan juga termasuk didalamnya material yang diendapkan dari
material yang melayang dalam air atau dalam bentuk larutan kimia. Sedangkan
Gross (1990) mendefinisikan sedimen laut sebagai akumulasi dari mineral-
mineral dan pecahan-pecahan batuan yang bercampur dengan hancuran
cangkang dan tulang dari organisme laut serta beberapa partikel lain yang
terbentuk lewat proses kimia yang terjadi di laut. Sedimen yang di jumpai di
dasar lautan dapat berasal dari beberapa sumber yang ada, dibedakan menjadi
empat yaitu :
1. Lithougenus sedimen yaitu sedimen yang berasal dari erosi pantai dan
material hasil erosi daerah up land. Material ini dapat sampai ke dasar laut
melalui proses mekanik,
2. Biogeneuos sedimen yaitu sedimen yang bersumber dari sisa-sisa organisme
yang hidup seperti cangkang dan rangka biota laut serta bahan-bahan organik
yang mengalami dekomposisi.
3. Hidreogenous sedimen yaitu sedimen yang terbentuk karena adanya reaksi
kimia di dalam air laut dan membentuk partikel yang tidak larut dalam air
laut sehingga akan tenggelam ke dasar laut, sebagai contoh dan sedimen jenis
ini adalah magnetit, phosphorit dan glaukonit.
4. Cosmogerous sedimen yaitu sedimen yang berasal dari berbagai sumber dan
masuk ke laut melalui jalur media udara/angin.
Transport Sedimen Pantai adalah gerakan sedimen di daerah pantai yang
disebabkan oleh gelombang dan arus yang dibangkitkannya (Triatmojo, 1999).
Transport Sedimen pantai dapat diklafikasikan menjadi transpor yang menuju
dan meninggalkan pantai onshore-offshore transport dan transpor sepanjang
pantai longshore transport. Transport menuju dan meninggalkan pantai
mempunyai arah rata-rata tegak lurus garis pantai, sedang transpor sepanjang
pantai (long shoretrasnport) mempunyai arah rata-rata sejajar pantai.
2.5 Erosi Dan Sedimentasi
Erosi adalah peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian-
bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami (air dan
angin).Erosi oleh air ditimbulkan oleh kekuatan air dan erosi oleh angin
disebabkan olehkekuatan angin. Erosi air sangat penting di daerah yang
beriklim basah dan erosiangin sangat penting di daerah beriklim kering.
Proses terjadinya erosi adalah (1)pemecahan bongkah/agregat-partikel
tanah lepas dari masanya ( detachment ), (2)pengangkutan material tanah
material tanah yang pecah/terlepas (transportation)dan (3) tanah yang terangkut
dideposisikan/diendapkan di suatu tempat (deposition).
Sedimentasi adalah tanah dan bagian-bagian tanah yang terangkut oleh
airdari suatu tempat yang mengalami erosi pada suatu daerah aliran sungai
danmasuk kedalam suatu badan air. Sedimen umumnya mengendap di bagian
bawahkaki bukit, di daerah genangan banjir, di saluran air, sungai waduk.dan
laut Sedimen yang masuk kedalam badan air hanya sebagian saja dari tanah
yang tererosi daritempatnya. Sebahagian lagi dari tanah yang terbawa erosi akan
mengendap padasuatu tempat di lahan di bagian bawah tempat erosi pada DAS
tersebut.

Gambar Sedimen Dalam Badan Air


BAB III
PEMBAHASAN
Garis pantai merupakan batas pertemuan antara daratan dengan bagian laut
saat terjadi air laut pasang tertinggi. Garis ini bisa berubah karena beberapa hal
seperti abrasi dan sedimentasi yang terjadi di pantai, pengikisan ini akan
menyebabkan berkurangnya areal daratan, sehingga menyebabkan berubahnya
garis pantai. Secara sederhana proses perubahan garis pantai disebabkan oleh angin
dan air yang bergerak dari suatu tempat ke tempat lain, mengikis tanah dan
kemudian mengendapkannya di suatu tempat secara kontinu. Pantai merupakan
wilayah yang mengalami perubahan fisik baik perubahan maju maupun perubahan
mundur garis pantai.Perubahan yang terjadi di pantai dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti faktor alam dan aktivitas manusia
Proses pergerakan gelombang datang pada pantai secara esensial berupa
osilasi. Angin yang menuju ke pantai secara bersamaan dengan gerak gelombang
yang menuju pantai berpasir secara tidak langsung mengakibatkan pergesekan
antara gelombang dan dasar laut, sehingga terjadi gelombang pecah dan
membentuk turbulensi yang kemudian membawa material disekitar pantai termasuk
yang mengakibatkan pengikisan pada daerah sekitar pantai (erosi). Pada dasarnya
proses perubahan pantai meliputi proses erosi dan akresi. Erosi pada sekitar pantai
dapat terjadi apabila angkutan sedimen yang keluar ataupun yang pindah
meninggalkan suatu daerah lebih besar dibandingkan dengan angkutan sedimen
yang masuk, apabila terjadi sebaliknya maka yang terjadi adalah sedimentasi
(Triatmodjo,1991).
Perubahan garis pantai ecara umum Sutikno (1993) menjelaskan bahwa pantai
merupakan suatudaerah yang meluas dari titik terendah air laut pada saat surut hingga ke
arahdaratan sampai mencapai batas efektif dari gelombang. Sedangkan garis pantaiadalah garis
pertemuan antara air laut dengan daratan yang kedudukannyaberubah-ubah sesuai dengan
kedudukan pada saat pasang-surut, pengaruhgelombang dan arus laut.
Lingkungan pantai merupakan daerah yang selalu mengalami
perubahan.Perubahan lingkungan pantai dapat terjadi secara lambat hingga cepat,
tergantungpada imbang daya antara topografi, batuan dan sifat-sifatnya dengan
gelombang,pasut, dan angin. Sutikno (1993) kembali menyatakan bahwa secara
garis besarproses geomorfologi yang bekerja pada mintakat pantai dapat dibedakan
menjadiproses destruksional dan konstruksional. Proses destruksional adalah
proses yangcenderung merubah/ merusak bentuk lahan yang ada sebelumnya,
sedangkanproses konstruksional adalah proses yang menghasilkan bentuk lahan
baru.
Faktor Faktor utama yang mempengaruhi berubahnya garis pantai adalah
• Faktor Hidro-Oseanografi
Perubahan garis pantai berlangsung manakala proses geomorfologi yang
terjadi pada setiap bagian pantai melebihi proses yang biasanya terjadi.
Proses geomorfologi yang dimaksud antara lain adalah :
1. Gelombang
Gelombang terjadi melalui proses pergerakan massa airyang dibentuk
secara umum oleh hembusan angin secara tegak lurus terhadap garis pantai.
2. Arus
Arus merupakan salahsatu faktor yang berperan dalam
pengangkutan sedimen di daerahpantai. Arus berfungsi sebagai media
transpor sedimen dan sebagaiagen pengerosi yaitu arus yang dipengaruhi
oleh hempasan gelombang. Gelombang yang datang menuju pantai dapat
menimbulkan arus pantai(nearshore current) yang berpengaruh terhadap
proses sedimentasi/abrasi di pantai. Arus pantai ini ditentukan terutama oleh
besarnya sudutyang dibentuk antara gelombang yang datang dengan garis
pantai.
3. Pasut
Pasut adalah gerakan naik turunnya mukalaut secara berirama yang
disebabkan oleh gaya tarik bulan dan matahari. Arus pasut ini berperan
terhadap proses-proses di pantai seperti penyebaran sedimen dan abrasi
pantai. Pasang naik akanmenyebarkan sedimen ke dekat pantai, sedangkan
bila surut akanmenyebabkan majunya sedimentasi ke arah laut lepas.
 Faktor Antropogenetik
Proses anthropogenik adalah proses geomorfologi yang diakibatkan
olehaktivitas manusia. Aktivitas manusia di pantai dapat mengganggu
kestabilanlingkungan pantai. Gangguan terhadap lingkungan pantai dapat
dibedakanmenjadi gangguan yang disengaja dan gangguan yang tidak
disengaja. Gangguan yang disengaja bersifat protektif terhadap garis pantai
danlingkungan pantai, misalnya dengan membangun jetti, groin, pemecah
gelombang atau reklamasi pantai.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Abrasi pantai adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang
lautdan arus laut yang bersifat merusak, Sedangkan sedimentasimerupakan
pendangkalan atau penambahan daratan pantai akibat adanyapengendapan sedimen
yang dibawa oleh air laut. Faktor utama yang mempengaruhiterjadinya kedua
proses tersebut adalah faktor hidro-oseanografi, sepertigelombang, arus, pasang-
surut, topografi, meteorologi, dan kondisi geomorfologisekitarnya. Selain itu faktor
antropogenik seperti pembangunan groin, jetty, dindinglaut, dan aktivitas-aktifitas
manusia di sekitar pantai seperti penambangan jugaberpengaruh dalam perubahan
garis pantai.
Dalam persoalan abrasi dan sedimentasi, gelombang adalah
pergerakanmassa air yang dibentuk secara umum oleh hembusan angin secara tegak
lurusterhadap garis pantai. Berdasarkan sifatnya, gelombang dibagi menjadi dua
jenis,yakni yang bersifat merusak (destructive) dan membangun (constructive).
Namun besar kecilnya energi gelombang yang terjadi di suatu perairan bergantung
padaseberapa besar faktor kecepatan dan arah angin yang terjadi disana.
Faktor yang mempengaruhi berubahnya garis pantai yaitu Faktor Hidro-
Oseanografi dan Faktor Antropogenetik
DAFTAR PUSTAKA
https://www.aanwijzing.com/2018/05/pengertian-oseanografi.html
http://digilib.unila.ac.id/5692/12/BAB%20II.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/138528-ID-studi-perubahan-garis-
pantai-di-perairan.pdf
https://www.academia.edu/10008094/DINAMIKA_PANTAI_Abrasi_dan_Sedim
entasi
Buku geomorfologi

Anda mungkin juga menyukai