Anda di halaman 1dari 9

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA


Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Sistem Ekskresi
Kelas/Semester : XI/II
Alokasi waktu : 2 x 45 menit (2JP)

A. Kompetensi Inti
KI.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, bertanggungjawab, peduli
(toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam di dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaanya.
KI.3 Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI.4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.9 Menganalisis hubungan 3.9.1 Menjelaskan pengertian sistem ekskresi.
antara struktur jaringan 3.9.2 Menjelaskan fungsi sistem ekskresi.
penyusun organ pada sistem 3.9.3 Mengidentifikasi struktur dan bagian-
ekskresi dan mengaitkannya bagian ginjal serta fungsinya.
dengan bioprosesnya 3.9.4 Mengidentifikasi bagian-bagian nefron
sehingga dapat menjelaska beserta fungsinya.
mekanisme serta gangguan 3.9.5 Menelaah proses pembentukan urine di
fungsi yang mungkin terjadi dalam ginjal.
pada sistem ekskresi 3.9.6 Menentukan faktor-faktor yang
manusia melalui studi mempengaruhi proses pembentukan urine.
literatur, pengamatan,
percobaan, dan simulasi.

4.9 Menyajikan hasil analisis 4.9.1 Menyajikan hasil analisis data dari
data dari berbagai sumber berbagai sumber (studi literature dan
(studi literatur, pengamatan, pengamatan) fungsi organ ginjal melalui
percobaan, dan simulasi) berbagai bentuk media informasi.
pengaruh pola hidup dan
kelainan pada struktur dan
fungsi organ yang
menyebabkan gangguan
sistem ekskresi manusia dan
teknologi terkait sistem
ekskresi melalui berbagai
bentuk media informasi.

Penguatan Pendidikan Karakter (PKK) :


- Disiplin, tertib, jujur, kritis, bertanggung jawab, bekerja sama.

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan model
inkuiri terbimbing yang menuntut peserta didik untuk mengamati (membaca)
permasalahan, menuliskan penyelesaian dan mempresentasikan hasilnya di depan
kelas, peserta didik dapat menjelaskan fungsi sistem ekskresi, menunjukkan struktur
dan bagian-bagian ginjal serta fungsinya, bagian-bagian nefron beserta fungsinya,
menelaah proses pembentukan urine di dalam ginjal, dan menentukan faktor-faktor
yang mempengaruhi proses pembentukan urine sehingga peserta didik dapat
menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya, mengembangkan sikap
jujur, peduli, dan bertanggungjawab, serta dapat mengembangankan kemampuan
berpikir kritis, berkomunikasi, berkolaborasi, berkreasi (4C).

D. Materi Pembelajaran
 Pengertian dan fungsi sistem ekskresi.
 Fungsi dan struktur ginjal
 Bagian nefron dan fungsinya
 Proses pembentukan urine
 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan urine

E. Strategi Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Inkuiri terbimbing
Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok, penugasan

F. Media /Alat, Bahan, dan sumber Belajar


 Media/Alat
- Torso ginjal
- Powerpoint tentang Sistem Ekskresi
- Video proses pembentukan urine di ginjal.
 Sumber Belajar
- Buku paket Biologi kelas XI SMA/MA penerbit erlangga, pengarang
Irnaningtyas tahun 2016 halaman 327-338
- Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) tentang Sistem Ekskresi Pertemuan I
G. Langkah-Langkah Kegiatan
Tahap Model
Alokasi
Inkuiri Deskripsi Pembelajaran
Waktu
Terbimbing
Kegiatan Pendahuluan
 Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa. 10 Menit
 Guru memeriksa kehadiran peserta didik.
 Guru menanyakan kepada siswa mengenai pelajaran
sebelumnya terkait materi sistem pernapasan dengan
menanyakan “Apa saja yang zat sisa metabolisme
dikeluarkan oleh paru-paru?” (Pengetahuan,
Pengetahuan konten)
 Guru memotivasi peserta didik terkait materi yang akan
disampaikan dengan menunjukkan gambar sistem
ekskresi pada slide powerpoint. Guru menanyakan
kepada peserta didik “Apa gambar yang ada pada slide
powerpoint? Mengapa paru-paru termasuk sistem
ekskresi padahal paru-paru merupakan organ untuk
respirasi?” (Pengetahuan, Pengetahuan konten)
 Guru menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
Tahap I :  Guru menggali pengetahuan awal peserta didik dengan 105
Orientasi melihatkan torso ginjal. Menit
Masalah  Peserta didik mengamati torso ginjal.(mengamati)
 Guru menampilkan power point mengenai sistem
ekskresif secara garis besar untuk menambah pemahaman
peserta didik.
 Guru meminta peserta didik untuk mengidentifikasi
permasalahan atau meransang siswa untuk membuat
hipotesis berdasarkan video proses pembentukan urine
pada ginjal dengan mengajukan pertanyaan mengenai
o Apa peran sistem ekskresi di dalam tubuh manusia?
o Apa saja tahapan pembentukan urine pada ginjal?

Tahap 2:  Guru meminta peserta didik untuk membuat hipotesis


Membuat berdasarkan pengamatan video proses pembentukan urine.
Hipotesis  Siswa menjawab pertanyaan: Sistem Ekskresi adalah
sistem pembuangan zat-zat sisa metabolisme pada
makhluk hidup. Proses pembentukan urine di dalam ginjal
terdapat tiga proses, yaitu filtrasi glomerulus, reabsropsi
tubulus, dan augmentasi. (Pengetahuan, pengetahuan
konten)
 Guru membimbing peserta didik dalam membuat hipotesis.
Tahap 3:  Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok
Mengumpul yang heterogen.
kan Data  Guru meminta peserta didik untuk duduk dalam
kelompok.
 Guru memberikan lembar kerja peserta didik (LKPD)
kepada seluruh peserta didik.
 Siswa mengerjakan LKPD dengan studi literatur terkait
sistem ekskresi di ginjal.
 Peserta didik menggali informasi dari berbagai sumber.
(mengasosiasikan) Peserta didik melakukan pengamatan
torso ginjal dan mengerjakan LKPD tersebut secara
individu didalam kelompok. (mengamati )
 Peserta didik mencatat materi proses pembentukan urine
di ginjal berdasarkan pengamatan video.
 Guru menilai sikap dan keterampilan peserta didik dalam
proses diskusi kelompok dan membimbing peserta didik
dalam mengumpulkan data.
 Peserta didik mengumpulkan data/informasi tentang
pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKPD tersebut dari
berbagai sumber/literatur.
 Peserta didik dalam kelompok berdiskusi untuk
menginterpretasikan hasil jawaban LKPD non
eksperimen.
Tahap 4 :  Peserta didik menjawab pertanyaan pada LKPD sesuai
Menganalisis data hasil pengamatan. (Pengetahuan, pengetahuan
Data konten)
 Masing-masing kelompok berdiskusi untuk
menginterpretasi data yang diamatinya.
 Guru menilai kemampuan peserta didik dalam mengolah
dan mengumpulkan data serta membimbing peserta didik
dalam mengolah data hasil diskusi.
 Guru membimbing/mengarahkan peserta didik untuk
menemukan suatu konsep, teori, aturan atau
pemahamannya sendiri setelah melakukan kegiatan
diskusi kelompok.

 Guru meminta peserta didik membuat kesimpulan dari


kegiatan diskusi yang dapat dijadikan prinsip umum dan
Tahap 5: berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama,
Membuat dengan memperhatikan hasil analisis data.
Kesimpulan (menyimpulkan)
 Peserta didik mempresentasikan hasil diskusinya kepada
seluruh peserta didik dikelas dengan dipandu oleh guru
untuk menyampaikan kesimpulan diskusinya.
(mengkomunikasikan)

Kegiatan Penutup
 Peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran 20 Menit
dibawah bimbingan guru.
 Guru melaksanakan post test.
 Guru memberikan reward bagi kelompok yang
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
 Guru memberikan tindak lanjut dengan meminta peserta
didik untuk membaca buku tentang sistem ekresi pada
organ hati, paru-paru, dan kulit.

H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
 Pengetahuan : Tes Tertulis
 Sikap : Observasi
 Keterampilan : Penilaian Keterampilan
2. Bentuk Instrumen
 Pengetahuan : Penilaian Tertulis Pilihan Ganda (Terlampir)
 Sikap : Lembar Observasi Sikap (Terlampir)
 Keterampilan : Lembar Penilaian Keterampilan (Terlampir)

3. Materi Remedial dan Pengayaan


 Remedial : Mengerjakan soal-soal sesuai indikator yang belum
dicapai.
 Pengayaan : Membuat rangkuman tentang sistem ekskresi di ginjal.

Pekanbaru, Februari 2018


Guru Mata Pelajaran Peneliti

Lusiana Sri Sunarti, SP, M. Si Indah Rahmawati Lius


NIP. 19800518200501 2 010 NIM. 1505115935

Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Pekanbaru

Dra. Hj. Wan Roswita, M.Pd


NIP. 19680119 199103 2 002

Lampiran
Materi Pembelajaran

A. Pengertian Sistem Ekskresi


Sistem ekskresi merupakan proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang
sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh. Sisa-sisa metabolisme ini berupa senyawa-
senyawa yang bersifat toksik (racun) sehingga jika tidak dikeluarkan dapat
menyebabkan terganggunya fungsi organ-organ di dalam tubuh. Organ-organ yang
berperan dalam sistem ekskresi pada manusia meliputi kulit, ginjal, paru-paru, dan
hati.

B. Organ Ekskresi : Ginjal

Struktur dan Fungsi Ginjal

Manusia memiliki sepasang


ginjal yang berwarna merah. Organ
tersebut berbentuk seperti biji
kacang merah dengan ukuran
panjang sekitar 10cm. ginjal terletak
di rongga perut sebelah kiri dan
kanan ruas-ruas tulang pinggang.

Bagian – Bagian Ginjal, yaitu:


 Kapsul, kapsul merupakan selaput
tipis yang menyelubungi ginjal.
 Korteks (Kulit Ginjal), korteks
merupakan lapisan bagian luar pada
ginjal.
 Medula (Sumsum
Ginjal), Medula merupakan lapisan dalam ginjal
 Rongga Ginjal, rongga ginjal merupakan tempat penampungan urine yang
kemudian mengalirkannya ke ureter.

Fungsi Ginjal pada Organ Eksresi Manusia :

1. Menyaring zat-zat sisa metabolisme dari dalam darah


2. Memeprtahankan keseimbangan cairan tubuh
3. Menjaga tekanan osmosis dengan cara mengatur keseimbangan garam-
garam dalam tubuh.
4. Mempertahan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh
dengan cara mengeluarkan kelebihan asam/basa melalui urine.
5. Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme seperti urea,kreatinin, dan amonia.

Proses Pembentukan Urine


pada Sistem Ekresi Manusia

Proses pembentukan urine


pada manusia melalui 3 tahapan,
yaitu Filtrasi (penyaringan),
Reabsorpsi (penyerapan
kembali), dan Augmentasi
(pnengeluaran zat).

1. Filtrasi (Penyaringan)

Zat berupa air, garam, asam amino, glukosa, dan urea mengalami penyaringan
kemudian masuk ke kapsula bowman. Zat bermolekul besar seperti protein tetap berada
di pembuluh darah. Hasil penyaringan itu disebut Filtrat Glomerulus (urine primer).

2. Reabsorpsi (Penyerapan kembali)

Dari kapsul bowman urine primer menuju tubulus kontortus proksimal. Dalam
perjalanannya terjadi reabsorpsi zat-zat yang maish berguna bagi tubuh, seperti glukosa,
garam, air, dan asam amino. Proses reabsorpsi menghasilkan Filtrat Tubulus (Urine
skunder).

3. Augmentasi (Penambahan zat – zat sisa)

Urine skunder dari tubulus kontortus proksimal menuju Tubulus Kontortus Distal. Di
sini melalui pembuluh kapiler darah melepaskan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh
kedalam urine sekunder. Selanjutnya, terbentuklah urine sesungguhnya. Urine ini
selanjutnya menuju tubulus kolektivus dan ahirnya bermuara ke rongga ginjal. Dari
rongga ginjal, urine di alirkan melalui ureter menuju kandung kemih. Jika kandung
kemih sudah cukup mengandung urine, dinding kandung kemih menjadi tertekan.
Tekanan inilah yang menyebabkan rasa ingin buang air kecil. Selanjutnya urine
dikeluarkan melalui saluran pembuangan yang disebut uretra.
Secara garis besar, pembentukan urine dapat dilihat pada skema berikut :
Glomerulus (Filtrasi) terbentuk urine primer-->Tubulus kontortus proksimal
(Reabsorpsi) terbentuk urine sekunder--> Tubulus kontortus distal (Augmentasi)
terbentuk urine sebenarnya-->Tubulus kolektivus-->Rongga ginjal-->Ureter-->Kandung
kemih-->Uretra-->Urine keluar tubuh

Komposisi urine dalam keadaan normal:


1. Air, kurang lebih 95%
2. Urea, asam urat, dan amonia merupakan sisa pembongkaran protein.
3. Zat warna empedu yang mengakibatkan warna kuning pada urine.
4. Bermacam-macam garam, terutama garam dapur (NaCl).
5. Beberapa zat yang bersipat racun.

Faktor – faktor yang Mempengaruhi Produksi Urine


1. ADH (Hormon antidiuretik)
ADH berperan sebagai hormon yang akan mempermudah menyerapnya air dari
tubulus distal menuju duktud collecting. Hormon Adh ini akan saling mempengaruhi
dengan jumlah konsentrasi air di dalam tubuh.
Jika konsentrasi air akan menurun. Maka ADH dialirkan bersama dengan darah
yang mengakibatkan terjadinya permeabilitas dalam pembuluh darah meninggi dan air
bisa masuk untuk diserap kembali.
Urine yang terbentuk jadi lebih sedikit. Sebaliknya, jika konsentrasi air tinggi di
dalam darah, maka sekresi ADH jadi menurun dan mengakibatkan menyerapnya air di
dalam pembuluh distal berkurang. Sehingga urine jadi lebih banyak dan juga encer.

2. Jumlah air yang diminum


Proses pembentukan urine ini juga sekaligus menyeimbangkan jumlah cairan di
dalam tubuh. Apabila mengonsumsi air terlalu banyak, maka urine yang dikeluarkan
juga akan lebih banyak dan proses berkemih juga akan lebih sering. Meningkatnya
jumlah air dalam darah bisa mengurangi tekanan dari koloid dan tekanan disaat
filtrasi.
Hal ini bisa mengakibatkan air yang telah diserap kembali mengurang dan hasil dari
produksi urine meningkat. Banyaknya air di dalam darah bisa membuat tekanan koloid
menjadi lebih kecil.
Hal ini mengakibatkan proses penyerapan tidak bisa berjalan dengan maksimal dan
akhirnya air langsung terbuang keluar. Sehingga perasaan ingin buang air kecil lebih
sering.

3. Jumlah konsentrasi hormon insulin


Kurangnya jumlah insulin dalam tubuh manusia akan menyebabkan kadar glukosa
meningkat, misalnya pada seseorang dengan diabetes mellitus. Jumlah gula yang tinggi
tersebut akan mengganggu sistem penyerapan kembali di tubulus distal.
Glukosa dalam jumlah tinggi bisa membuat aliran dalam darah atau viskositas
darah menjadi sangat kental, sehingga jadi lebih sulit untuk diserap. Hal ini juga bisa
membuat ginjal menjadi rusak jika terus terbebani. Beban ginjal bisa semakin berat
dengan aliran darah yang sangat kental.
Buang air kecil adalah proses alami yang sangat sederhana dan prosesnya pun
biasa. Tapi, jika dalam proses itu melibatkan organ dalam dan komponen organ penting.
Maka sangat besar manfaat fungsi dari organ ginjal dalam proses ini.
Semua bentuk zat yang memiliki sifat racun dalam tubuh akan langsung
dikeluarkan melalui urine. Pada pasien yang memiliki kerusakan organ ginjal, fungsi
tersebut tidak bisa berjalan dengan baik. Jadi, selain pembentukan urine yang terganggu,
fungsi dari ginjal lainnya juga akan terganggu.
Pada pasien yang gagal ginjal, terjadi banyak kerusakan fungsi ginjal. Hal ini
menyebabkan proses penyaringan menjadi tidak sempurna. Partikel besar yang biasanya
bertahan dalam darah akan ikut terbuang dengan urin.
Gangguan osmolaritas, gangguan asam basa, keseimbangan elektrolit, dan lainnya
juga akan terganggu. Hal ini bisa menyebabkan gejala seperti kebanyakan volume
cairan dalam tubuh yang ditandai dengan adanya pembengkakan pada ekstremitas.
Pentingnya menjaga ginjal agar tidak rusak, adalah hal utama agar proses
pembentukan urine berjalan lancar. Kesehatan ginjal seseorang tentu mempengaruhi
kesehatan dari organ-organ tubuh lainnya dalam poses metabolisme.

Anda mungkin juga menyukai