Anda di halaman 1dari 33

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Sejarah Plastic dan Mesin Injection Molding

Pada tahun 1868, penemu berkebangsaan Amerika yaitu “John Wesley Hyatt”

mengembangkan bahan plastik yang diberi nama “Seluloid”. Peningkatan pada

penemuan sebelumnya “Parkesine” oleh Parkes. Dimana material tersebut juga

dapat diolah menjadi bentuk jadi seperti yang diinginkan. Selain itu Hyatt juga

mematenkan Mesin injeksi molding pertama pada tahun 1872.

Mesin tersebut tentunya plastik sederhana, jauh dibandingkan dengan mesin

yang digunakan saat ini yang jauh lebih canggih peralatannya. Mesin tersebut

memiliki sistem kerja seperti jarum suntik besar yang menggunakan plunger untuk

menyuntikkan material Plastic melalui silinder panas ke dalam Molding. Mesin

tersebut berkembang perlahan-lahan selama bertahun-tahun, selama itu juga Mesin

itu dapat menghasilkan produk-produk seperti tombol dan sisir rambut. Industri ini

berkembang pesat di tahun 1940 yang pada saat itu terjadi Perang Dunia II, yang

menimbulkan permintaan besar yang mengakibatkan produksi masal pada saat itu.

Sepanjang awal abad 20an banyak bahan plastik baru dikembangkan para

peneliti, berikut beberapa perkembangan bahan plastik baru: Rayon tahun 1891;

plastik pada tahun 1913; Nylon pada tahun 1920; Polivinilklorida (PVC) pada tahun

1933; 42lasti pada tahun 1938; Polyethlene pada tahun 1933.

Pada tahun 1946, penemu berkebangsaan Amerika yaitu “James Watson

Hendry” membangun mesin injeksi pertama dengan sistem sekrup, Mesin tersebut

42
43

memungkinkan kita dapat mengendalika plastik lebih tepat pada kecepatan injeksi

dan kualitas barang yang dihasilkan. Mesin ini juga memungkinkan material dapat

dicampur terlebih dahulu sebelum proses injeksi. Sehingga material plastik

berwarna atau yang didaur ulang dapat di tambahkan pada bahan utama dan

dicampur secara merata sebelum disuntikkan (injeksi).

Pada 1970-an, Hendry terus mengembangkan mesin tersebut, Dia

mengembangkan proses injeksi molding pertama dengan dibantu gas atau udara.

Fleksibilitas desain ini sangat baik serta mengurangi waktu produksi, biaya, berat

dan limbah. Saat ini Mesin injeksi dengan sistem sekrup sebagian besar di gunakan

oleh produsen mesin injeksi.

3.2 Kontruksi Mesin Injeksi

Secara umum kontruksi mesin injection molding terdiri dari tiga komponen

utama yaitu injection unit, clamping unit, mold unit. Pada gambar 3.1 menunjukkan

tiga komponen utama mesin injection.

Gambar 3.1 Mesin Injection (Alfan Amri 2009)


44

3.2.1 Injection Unit

Injection unit merupakan unit yang berfungsi untuk melelehkan plastik

dengan suhu yang disesuaikan dengan material plastik hingga mendorong cairan

ke dalam cavity dengan waktu, tekanan, temperatur, dan dosis tertentu.

Bagian -bagian injection unit dan fungsinya:

1. Motor dan Transmission gear unit

Motor dan transmission gear unit berfungsi untuk menggerakkan

screw pada barel dengan unit gear untuk memperkecil pembebanan.

2. Cylinder Screw Ram

Cylinder screw ram berfungsi untuk mempermudah gerakan screw

dengan menggunakan momen inersia sekaligus menjaga putaran screw

tetap konstan, sehingga didapatkan tekanan dan kecepatan yang konstan

saat dilakukan injection.

3. Hopper

Hopper adalah tempat untuk menampung material plastik sebelum

masuk ke barel.

4. Barrel

Barrel adalah tempat Screw dan selubung yang menjaga aliran

plastik ketika dipanasi oleh heater, pada bagian ini dipasang Heater,

yang berfungsi untuk memanaskan barre.l

5. Screw

Reciprocating screw berfungsi untuk mendorong/ mengalirkan

plastik dari hopper ke nozzle.


45

6. Nonreturn Valve

Nonreturn Valve berfungsi untuk menjaga aliran plastik yang telah

meleleh agar tidak kembali saat screw berhenti berputar. Gambar 3.2

adalah gambaran detail mesin Injection dengan tiga unit pendukungnya.

Gambar 3.2 Detail Mesin Injection (Alfan Amri 2009)

3.2.2 Clamping Unit

Clamping unit berfungsi membuka dan menutup mold dan menjaganya

dengan memberikan tekanan penahan (clamping pressure) terhadap mold

agar material yang diinjeksikan pada mold tidak meresap keluar pada saat

proses berlangsung. Gambar 3.3 menunjukkan dua macam unit clamping

pada saat menutup dan membuka.


46

Gambar 3.3 Clamping Unit (Alfan Amri 2009)

3.2.3 Mold Unit

Molding unit adalah bagian yang berfungsi untuk membentuk

material yang akan dicetak. Gambar 3.4 menunjukkan bagian-bagian mold

standar, molding unit memiliki bagian utama yaitu:

Gambar 3.4 Mold Standar (Alfan Amri 2009)


47

1. Bagian-Bagian Utama Mold Standar

a. Sprue dan Runner System

Sprue adalah bagian yang menerima plastik dari nozzle lalu

oleh runner akan dimasukkan ke dalam cavity mold. Biasanya

berbentuk taper (kerucut) karena dikeluarkan dari sprue bushing.

Bentuk kerucut ini dibuat dengan tujuan agar pada saat pembukaan

cetakan, sisa material dapat terbawa oleh benda sehingga tidak

menghambat proses injeksi berikutnya. Sprue bukan merupakan

bagian dari produk molding dan akan dibuang pada finishing produk.

b. Cavity Side/ Mold Cavity

Cavity side/mold cavity yaitu bagian yang membentuk plastik

yang dicetak, cavity side terletak pada stationary plate, yaitu plate

yang tidak bergerak saat dilakukan ejecting.

c. Core Side

Core side merupakan bagian yang ikut memberikan bentuk

plastik yang dicetak. Core side terletak pada moving plate yang

dihubungkan dengan ejector sehingga ikut bergerak saat dilakukan

ejecting.

d. Ejector System

Ejector adalah bagian berfungsi untuk melepas produk dari

cavity mold.
48

e. Gate

Gate adalah bagian yang langsung berhubungan dengan

benda kerja, sebagai tempat mulainya penyemprotan/ injeksi atau

masuknya material ke dalam cavity.

f. Insert

Insert adalah bagian lubang tempat masuknya material plastic

ke dalam rongga cetakan (cavity).

g. Coolant Channel

Coolant channel yaitu bagian yang berfungsi sebagai pendingin

cetakan untuk mempercepat proses pengerasan material plastic.

2. Ejector

Setelah material plastik yang diinjeksikan ke dalam cetakan molding

memenuhi rongga (cavity) dan membentuk benda sesuai dengan cetakan,

maka benda kerja atau produk telah jadi. Untuk mengeluarkan produk hasil

cetakan dari dalam rongga mold atau cavity, diperlukan peralatan pendorong

yang sering disebut ejector. Proses pengeluaran produk dari dalam cavity ini

disebut dengan ejection. Terdapat bermacam-macam ejector yaitu:

a. Sleeve ejektor

Sleeve Ejector digunakan untuk benda yang sirkular (silindris

dan berlubang ditengahnya dan mempunyai ketebalan benda yang

tipis). Inti atau core itu sendiri dipasang pada ejector plate. Ejector
49

tersebut melingkari cor pin dan menyentak produk di seluruh sudut.

seperti yang terlihat di gambar 3.5

Gambar 3.5 Contoh Sleeve Ejector (Alfan Amri 2009)

b. Blade Ejector

Blade Ejector berguna untuk mengeluarkan produk yang

mempunyai ribb atau penguat yang tipis dan panjang.

c. Stripper Plate atau Pelat Penyentak

Stripper plate digunakan untuk mengeluarkan produk yang core nya

berbentuk taper dengan menggunakan pelat secara akurat di sekeliling

core. Stripper plate ini merupakan solusi yang mahal karena dibutuhkan

ketepatan ukuran sehingga tidak mudah terjadi flashing (jebret).

Keuntungan dari tipe ini yakni bekas ejector tidak nampak. Seperti yang

terlihat pada gambar 3.6


50

Gambar 3.6 Stripper Plate (Alfan Amri 2009)

3. Pendinginan Mold

Setelah bahan plastik yang panas masuk ke dalam cetakan, cetakan

harus didinginkan dengan cepat. Pendinginan tersebut untuk

mempertahankan bentuk part yang dicetak sesuai dengan yang diinginkan

ketika dipindahkan dari cetakan atau mold. Jika pendinginan tidak ada,

bahan plastik yang panas akan secara alami memanaskan mold sampai batas

di mana pendinginan suatu bentuk part yang pejal tidak akan dicapai. Suhu

cetakan adalah sangat penting, maka dari itu bagaimana mendesain

pendinginan yang merata pada mold.

Zat antara pendinginan cetakan yang khas adalah udara, air dan suatu

campuran glikol water atau ethylene. Udara mengacu pada pancaran panas

dari mold. Air mengalir sepanjang kanal di dalam mold untuk mengangkut

panas. Water atau ethylene glikol digunakan untuk persyaratan-persyaratan

pendinginan ekstrem dan juga mengalir sepanjang kanal untuk mengangkut

panas.

Bahan plastik yang panas akan memanaskan mold. Sebagian dari panas

ini akan menyebar ke udara melingkupi mold. Panas berpindah dari suhu
51

yang lebih tinggi ke suhu yang lebih rendah. Perbedaan suhu dan bukan

jumlah dari panas yang mengakibatkan perpindahan panas tersebut. Semakin

besar perbedaan suhu semakin besar laju alirnya. Pepindahan panas jenis ini

berlangsung sejak bahan plastik yang panas kontak denagn mold dan lalu

kepada saluran air. Efisiensi pendinginan dari suatu cetakan ditentukan oleh

tipe dari pendingin yang digunakan, tekanan bahan pendingin, suhu laju alir

dan bahan pendingin.

Merancang sistem pendinginan yang tepat untuk suatu cetakan, ada

banyak parameter yang harus dipertimbangkan oleh perancang cetakan,

diantaranya:

a. Tipe dari bahan plastik dan suhu lelehnya.

b. Bahan pendingin yang akan digunakan.

c. Lokasi pendinginan yang akan dibuat.

d. Ukuran, nomor, dan panjang dari kanal-kanalnya.

e. Lokasi kanal-kanal satu sama lain.

f. Volume kanal pendingin.

Gambar 3.7 sampai 3.10 berikut ini adalah contoh-contoh kanal/ saluran

pendingin pada mold standar.


52

Gambar 3.7 Mold dengan Saluran Pendingin Lurus (Alfan Amri 2009)

Gambar 3.8 Variasi Saluran Pendinginan Lurus (Alfan Amri 2009)

Gambar 3.9 Mold dengan Banyak Saluran Pendinginan Lurus (Alfan

Amri 2009)
53

Gambar 3.10 Saluran Pendinginan Melingkar (Alfan Amri 2009)

3.3 Bahan Baku

Bahan baku merupakan bahan langsung, yaitu bahan baku yang

membentuk suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dari produk jadi. Bahan baku

adalah bahan utama atau bahan pokok yang merupakan komponen utama dari

suatu produk. Bahan baku utama untuk produksi Plastic Injection adalah material

plastic/ biji plastic dan bahan kamu pendukung adalah pewarna atau master batch.

3.3.1 Material Plastic atau Biji Plastic

Plastic atau Biji plastic adalah material buatan yang tidak alami. Kelebihan

dari plastic adalah penampilan yang menarik,tidak berkarat, dan murah. Plastic

juga memiliki kelemahan diantaranya: ketahanan panas yang rendah, mudah

berubah bentuk dan lemah terhadap minyak

Adapun jenis-jenis material plastic yang banyak digunakan di dunia

injection molding diantaranya:


54

a. Polypropylene (PP)

- Kekuatan hasil cetakan

Kuat dan liat, sangat bagus untuk part electronika, tidak beracun,

tidak tahan terhadap panas.

- Ketahanan terhadap bahan kimia

Tahan terhadap asam, alcohol, oli dan susu. Tidak tahan

terhadap cairan HCL.

- Ciri-ciri fisik

Mudah terbakar, jika terbakar nyala api berwarna biru,

mengandung lilin.

- Aplikasi barang

Tutup botol (yang berulir), kotak speaker, kotak untuk produk

farmasi, dan kosmetik/ alat kecantikan, cover part elektronika,

bumper mobil, container minuman.

- Daur ulang (recycling)

Dapat didaur ulang sampai 100%

b. Polystyrene (PS)

- Kekuatan hasil cetakan

Kuat, sangat bangus untuk part electronika, tidak menyerap/

tahan terhadap air, kestabilan dimensi yang tinggi, bening seperti

kaca (transparan), bagus untuk diberi pewarna.

- Ketahanan terhadap bahan kimia


55

Tahan terhadap asam, cairan garam, alcohol, oli dan gemuk.

Tidak tahan terhadap bensin, mudah pecah.

- Ciri-ciri secara fisik

Mudah terbakar, jika terbakar nyala api berwarna kuning dan

menghasilkan asap.

- Aplikasi barang

Vacuum cleaner cover, mainan anak-anak, video kaset, cover

part elektronika, kotak farmasi dan kosmetik.

- Daur ulang (recycling)

Dapat didaur ulang sampai 100%

c. Acrylonitrile Butadine Styrene (ABS)

- Kekuatan hasil cetakan

Kuat, sangat bagus untuk part elektronika, tidak beracun, tahan

terhadap panas dan dingin, tidak berpengaruh terhadap

perubahan cuaca dan untuk yang transparent grade tertentu

sangat bagus seperti kaca.

- Ketahanan terhadap bahan kimia

Tahan terhap asam, alcohol, oli, dan bahan bakar cair. Tidak

tahan terhadap cairan Hcl, acetone, besin.

- Ciri-ciri fisik

Mudah terbakar, jika terbakar nyala api berwarna kuning terang

dan berasap.

- Aplikasi barang
56

Cover part elektronika, instrument panel, telepon, radio dan

computer.

- Daur ulang (recycling)

Komposisi untuk daur ulang maksimum hanya sampai 10%.

d. Polycarbonate (PC)

- Kekuatan hasil cetakan

Kuat, sangat bagus untuk part elektronika, tidak beracun, tahan

terhadap panas dan dingin, tidak terpengaruh dengan perubahan

cuaca dan untuk yang transparent grade tertentu sangat bagus

seperti kaca, bagus untuk diberi pewarna, tahan air.

- Ciri-ciri fisik

Tidak mudah terbakar, jika terbakar nyala api berwarna kuning

terang dan berasap.

- Aplikasi barang

Lampu mobil dan motor, kaca untuk optik, lampu listrik dan

emergency.

- Daur ulang (recycling)

Pada dasar komposisi daur ulang sampai dengan 20%, tetapi

pada grade-grade tertentu dan transparent tidak bisa dilakukan

daur ulang.

e. Polyethylene (PE)

- Kekuatan hasil cetakan


57

Kuat, sangat bagus untuk kemasan consumer good, tidak

beracun, tahan terhadap dingin, tidak terpengaruh oleh

perubahan cuaca, dan tahan air.

- Ciri-ciri fisik

Sangat mudah terbakar, jika terbakar nyala api berwarna biru

terang dan mengandung lilin.

- Aplikasi barang

Kemasan/ botol untuk consumer good, farmasi, dan kosmetik.

- Daur ulang (recycling)

Dapat di daur ulang sampai 100%.

f. Plasticized Polyvinychlorida (PVC)

- Kekuatan hasil cetakan

Kuat, elastis dan tidak beracun.

- Ketahanan terhadap bahan kimia

Tahan terhadap asam, detergent, oli dan grease. Tidak tahan

terhadap cairan bahan bakar.

- Aplikasi barang

Pipa distributor untuk air.

- Daur ulang (recycling)

Ada beberapa grade tertentu dapat dilakukan daur ulang

g. Polyacetal (POM)

- Kekuatan hasil cetakan


58

Kuat dan keras, tidak mengalami kerusakan pada suhu rendah,

tahan panas, tahan terhadap gesekan, tidak beracun.

- Ciri-ciri fisik

Mudah terbakar, jika terbakar nyala api berkelanjutan.

- Aplikasi barang

Roda gigi, socket conector, roda bantalan.

- Daur ulang (recycling)

Daur ulang dapat dilakukan sampai 100%, tetapi untuk part yang

memerlukan presisi tinggi hanya diperbolekan sampai dengan

20%.

3.3.2 Bahan Baku Pendukung

Bahan baku pendukung pada injection molding terdapat 2 jenis

bahan pendukung yang dibedakan berdasarkan bentuk, berfungsi sebagai

pewarna berupa biji plastik disebut master batch dan berupa bubuk

disebut powder. Bahan pewarna digunakan ketika konsumen

menginginkan warna yang berbeda pada row material.

3.3.3 Penyusutan (Shrinkage)

1. Teori Penyusutan

Penyusutan merupakan suatu kondisi penyimpangan (deviation)

pada pembentukan plastik, perencana harus selalu memperhitungkan

adanya penyusutan material. Hal ini disebabkan karena adanya perlakuan

panas disertai dengan penekanan. Sehingga akan mengalami perubahan

dimensi jika dibandingkan dengan ukuran pada mold, maka ukuran


59

produknya akan berbeda, yaitu ukuran luar benda kerja akan lebih kecil

dibanding cavity (cetakan bawah).

Arah penyusutan material yang menuju ke sebuah titik referensi

di dalam benda kerja, artinya tidak boleh mengambil bidang atau garis

yang ada di dalam benda kerja. Untuk mengamati arah penyusutan ini

lebih jelas, kita perhatikan dua gambar ilustrasi pada gambar 3.11

dibawah ini:

Gambar 3.11 Arah Penyusutan (Alfan Amri 2009)

Gambar A. Menunjukkan tafsiran arah penyusutan yang salah,

karena pada kenyataannya hasil lubang pada benda kerja bukannya

bertambah besar seperti gambar, tetapi justru menjadi lebih kecil. Jadi

referensi pengamatan bukannya merupakan sebuah garis atau bidang

didalam benda kerja tersebut.

Gambar B. Menunjukkan tafsiran arah penyusutan yang benar,

yaitu bahwa semua titik yang ada pada benda kerja akan menyusut

menuju ke titik referensi P. Jadi hasil lubang pada benda kerja juga akan

menyusut lebih kecil kearah titik P.


60

Biasanya kita harus membedakan antara penyusutan aksial, yang

mana terjadi dalam arah aliran plastik dan penyusutan radial yang mana

alirannya tegak lurus menuju aliran, dapat lihat pada Gambar 3.12.

Perbedaan dua arah ini perlu dipertimbangkan karena keduanya dapat

menyebabkan cacat penyusutan.

Gambar 3.12 Penyusutan Aksial dan Radial (Alfan Amri 2009)

Oleh karena itu, di dalam perancangan injection molding, setiap

ukuran cetakan benda kerja harus dibuat lebih besar dari benda

sesungguhnya yang akan dibuat dengan cara mengalikan ukuran benda

sesungguhnya dengan faktor penyusutan agar diperoleh benda kerja yang

sesuai dengan yang diharapkan. Pengambilan nilai faktor penyusutan

disesuaikan dengan material plastik yang akan dibuat disesuaikan dengan

nilai penyusutan dalam tabel shrinkage.

Penyusutan terjadi berdasarkan variable-variable di bawah ini:

a. Bahan Plastik:

Perbedaan material mempunyai perbedaan nilai

perluasan luas, tetapi bahan yang struktur kimia dan fisikanya

sama mempunyai nilai perluasan luas yang lebih spesifik dan itu

berpengaruh terhadap penyusutan.


61

b. Geometri Produk:

Ini berlaku untuk jenis dari ketebalan dinding (dimensi)

dan bentuk dari permukaan, kerangka, dan lain-lain.

c. Design Mold:

Seorang perencana harus selalu memperhitungkan adanya

penyusutan material setelah material produk/ benda kerja

membeku dan keluar dari rongga cetakannya. Hal ini terjadi

karena adanya perubahan fase dari material cair menjadi material

padat, di pastikan mengalami perubahan volume.

d. Kondisi Mold:

Ini termasuk pengaturan mesin, temperatur pendingin

cetakan, kelembaban plastik waktu injeksi, besarnya penekanan,

lingkungan sekitar (pabrik) dan lain-lain.

e. Type Mesin Mold:

Ini termasuk kecepatan injeksi, tekanan injeksi, waktu

injeksi, temperatur, pengaturan tekanan, pengaturan membuka

dan menutuip mold.


62

Cavity
Shrinkage
Plastic material surface Injection molding pressure
ratio
name temperature
(%) (℃) (kgf/cm2) (MPa)
Acrylonitrile
Butadiene Styrene 0.4〜0.9 50〜80 550〜1750 53.97〜171.7
polymer (ABS)

Polystyrene (PS) 0.4〜0.7 20〜60 700〜2100 68.69〜206.1

Acrylonitrile styrene
0.2〜0.7 50〜80 700〜2300 68.69〜225.7
(AS)
Ethylene vinyl
0.7〜1.2 50〜80 1050〜2800 103〜274.8
acetate (EVA)

Poly propylene (PP) 1.0〜2.5 20〜90 700〜1400 68.69〜137.8

Poly Propylene 0.2〜0.8 20〜90 700〜1400 68.69〜137.8

High density
2.0〜6.0 10〜60 700〜1400 68.69〜137.8
polyethylene (HDPE)

Methacrylic acid
methyl ester 0.1〜0.4 40〜90 700〜1400 68.69〜137.8
(acrylic) PMMA

Polyamide (Nylon 6) 0.5〜1.5 40〜120 350〜1400 34.34〜137.4

Polyamide (Nylon
0.8〜1.5 30〜90 350〜1400 34.34〜137.4
66)

Polyacetal POM 2.0〜2.5 60〜120 700〜1400 68.69〜137.4

Poly butylenes
0.2〜0.8 40〜80 560〜1800 54.95〜176.6
terephthalate

Polycarbonate PC 0.5〜0.7 80〜120 700〜1400 68.69〜137.8

Tabel 3.1 Tabel penyusutan untuk beberapa macam material

Plastic ((Alfan Amri 2009)


63

3.4 Pengenalan Proses Injecton Molding

Injection Molding adalah metode pembentukan material termoplastik, di

mana material yang meleleh karena adanya proses pemanasan diinjeksikan oleh

plunger ke dalam cetakan dan didinginkan oleh air sehingga mengeras. Urutan

proses injection molding yang sederhana adalah sebagai berikut:

1. Door Closing

Proses injection dimulai bila safety door pada mesin dalam

keadaan tertutup.

2. mold Clamping

Moveable plate (die plate yang bergerak) bergerak maju sehingga

sehingga mold tertutup, setelah tertutup maka mold akan terkunci rapat.

3. Injection

Screw bergerak maju dan menyuntikkan material plastic (resin)

yang telah cair ke dalam mold.

4. Holding Pressure

Mempertahankan bentuk resin/Material yg telah di suntikkan ke

dalam mold dan untuk memadatkan material yang sudah di suntikkan

kedalam mold.

5. Cooling

Proses pendinginan ini dilakukan untuk mendinginkan produk

sehingga pada saat proses pengambilan produk, temperature produk

tidak terlalu panas.


64

6. Charging

Pada saat proses cooling berlangsung, material yang telah di

drying sebelumya didalam hopper kemudian diturunkan melalui feeding

hopper dan di leburkan melewati putaran screw dalam injection unit dan

siap untuk proses injeksi selanjutnya.

7. Mold Open

Moveable plate bergerak mundur dan mold terbuka.

8. Door Open

Pintu safety pada mesin terbuka, pada saat pintu safety terbuka

maka proses injeksi berhenti untuk sementara, sampai pintu safety

tertutup dengan baik.

9. Ejector

Produk dari hasil injeksi dikeluarkan atau dilepaskan dari mold.

3.5 Pengertian Manufaktur


Manufaktur dapat disebut penggunaan mesin, peralatan dan tenaga kerja

untuk memproduksi barang untuk digunakan atau digunakan atau dijual. Aplikasi

umumnya pada produksi industri, dimana bahan mentah diubah menjadi produk jadi

dalam skala yang besar.

3.6 Pengertian Perusahaan Manufaktur

Perusahaan Manufaktur adalah perusahaan yang mengubah barang mentah

menjadi produk jadi melalui proses produksi kemudian di jual kepada pelanggan.
65

Ciri-ciri perusahaan Manufaktur :

1. Kegiatanya memproses barang mentah menjadi produk jadi.

2. Pendapatannya berasal dari penjuaalan produk.

3. Terdapat harga pokok penjualan untuk menentukan laba atau rugi.

4. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku,biaya tenaga kerja, dan biaya

overhead public.

Perusahaan Manufaktur biasanya menerima dan mengerjakan produk sesuai

dengan pesanan costomer. Dibutuhkan suatu sistem informasi yang terintegrasi

antar departemen serta dengan customer dan supplier secara berkesinambungan,

sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik kepada customer dengan

memberikan informasi yang secara real time. Pemrosesan pesanan dapat

dilakukan dengan cepat dan perkembangannya bisa dipantau oleh customer.

Pembuatan jadwal produksi yang baik dan cepat dengan memperhitungkan

kapasitas mesin dan stok bahan baku, sehingga proses produksi dapat berjalan

dengan lancar dan tidak ada keterlambatan pengiriman pesanan.

Berikut ini adalah bagian-bagian yang terdapat pada suatu industri

manufacturing:

1. Bagian pemasaran (marketing) betugas untuk mendapatkan order sebanyak-

banyaknya. Bagian ini melakukan penawaran produk-produk baru dan

menerima pesanan (sales order) dari customer.

2. Bagian PPIC (production planning and inventory control) sesuai dengan

namanya bertanggung jawab penuh atas kelancaran proses dengan cara

melakukan penjadwalan produksi sebaik mungkin dan memastikan


66

ketersediaan bahan baku produksi. Data sales order yang telah mendapatkan

persetujuan dari marketing akan dibuatkan jadwal produksi dalam bentuk

dokumen production order yang memuat detail informasi waktu pengerjaan

dan bahan baku produk yang akan digunakan. Dalam pembuatan jadwal

produksi tersebut harus memperhatikan kapasitas mesin dan ketersediaan

bahan baku, jika bahan baku yang akan digunakan tidak tersedia maka akan

dibuatkan. permintaan pembelian (purchase request) kepada bagian

pembelian (purchasing) untuk membeli bahan baku tersebut.

3. Bagian pembelian (purchasing) bertugas untuk melakukan pembelian

(purchase order) bahan baku sesuai sesuai dengan purchase request dari

bagian PPIC. Dalam melakukan pembelian bagian

purchasingmemprioritaskan pembelian terhadap supplier yang mempunyai

track record pengiriman terbaik.

4. Bagian gudang (warehouse) bertugas untuk mengelola bahan baku dan

produk jadi, mencatat penerimaan bahan baku dari supplier dan hasil

produksi yang telah lolos dari bagian quality control. Bagian gudang juga

bertanggung jawab terhadap pengeriman barang ke customer.

5. Bagian finance adalah bagian yang berhubungan dengan keuangan yaitu

bertugas untuk melakukan pembayaran pembelian dan menerima

pembayaran penjualan.

6. Bagian produksi adalah salah satu bagian terpenting pada suatu industri

manufacturing. Bagian ini betugas mengerjakan pembuatan produk dan


67

untuk mengetahui Aktivitas mencatat pemakaain mesin, bahan baku dan

barang jadi (finish goods) yang dihasilkan dari proses produksi.

7. Bagian QC (Quality Control) adalah bagian yang bertugas untuk memeriksa

hasil produksi apakah sudah memenuhi atau tidak. Jika hasil produksi sudah

memenuhi standar maka akan diserahkan ke bagian gudang untuk kemudian

dikirim ke customer. Sedangkan jika hasil produksi tidak memenuhi standar

maka akan diserahkan kembali ke bagian produksi untuk di proses ulang

atau dimusnahkan jika sudah tidak dapat di proses ulang.

Berikut ini keseluruhan rangkaian aktifitas dalam suatu industri

manufaktur yang memproduksi produk sesuai dengan pesanan customer :

1. Marketing membuat surat penawaran yang kemudian dikirim ke

customer

2. Marketing menerima surat pesanan pembelian dari customer dan

setelah disetujui maka kemudian akan diserahkan ke bagian PPIC.

3. PPIC membuat jadwal produksi berdasarkan surat pesanan pembelian

yang diberikan oleh bagian marketing. Jadwal produksi kemudian

diserahkan ke bagaian produksi untuk di proses.

4. PPIC dalam membuat jadwal juga memperhitungkan ketersediaan

stok bahan baku, jika bahan baku sudah habis atau sudah

dialokasikan untuk proses produksi sebelumnya maka akan dibuatkan

surat permintaan pembelian bahan baku kepada bagian pembelian.

5. Bagian pembelian melakukan pesanan pembelian bahan baku ke

supplier sesuai dengan permintaan dari bagian PPIC.


68

6. Bagian finance menerima faktur pembelian dari supplier atas barang

yang sudah diterima di gudang.

7. Bagian gudang mencatat penerimaan pembelian bahan baku dari

supplier.

8. Bagian produksi mejalankan proses produksi dan setiap kali selesai

akan mencatat lama waktu proses produksi, jumlah produk yang

dihasilkan dan jumlah bahan baku yang digunakan. Kemudian

produk yang dihasilkan tersebut diserahkan ke bagian Quality

Control.

9. Bagian Quality Control akan mengecek hasil produksi apakah sudah

sesuai dengan standar atau tidak, jika hasil produksi sudah sesuai

dengan standar kemudian diserahkan ke bagian gudang.

10. Bagian gudang mengirimkan hasil produksi ke customer sesuai

dengansurat pesanan pembelian.

11. Bagian finance membuat faktur penjualan untuk diberikan kepada

customer pada saat pengiriman barang.

12. Bagian finance memberikan laporan profit/loss kepada pemegang

saham tiap bulan.

3.7 Sistem Manufaktur

Banyak perusahaan besar di Indonesia menerapkan sistem manufaktur untuk

mempermudah pekerjaan seperti:

a. Desain Produk Dalam industri barang yang ingin di produksi di rancang

sedemikian rupa sehingga dapat di terima oleh konsumen. Misalkan pada


69

industri makanan kaleng perusahaan harus merancang jenis makanan yang

mereka buat, bumbu yang di perlukan,kualitas kaleng. Perancangan produk

seperti ini sangat penting di lakukan untuk menghasilkan produk yang sesuai

dengan harapan perusahaan.

b. Persiapan material (bahan mentah) Yang terpenting dalam proses manufaktur

adalah persiapan material yang akan di gunakan pada proses barang. Hal ini di

lakukan berdasarkan desain produk yang sebelumnya sudah di rancang

dengan matang. Pemilihan bahan mentah sangat berpengaruh pada hasil akhir,

sehingga perusahaan harus berhati-hati dalam proses pemilihan bahan mentah

c. Proses Pembuatan Setelah tahap perancangan dan pemilihan bahan mentah

tahap berikutnya adalah pengerjaan proses produksi. Pada sistem manufaktur

pembuatan barang di lakukan secara fisik, alat atau mesin namun pada

penggunaan mesin harus tetap di bawah pengawasan ketat oleh perusahaan

d. Qualiti Control (QC) Setelah barang jadi selesai di buat selanjutnya di

lakukan pemeriksaan kualitas barang tersebut karena bias saja terdapat cacat

pada barang jadi tersebut. Pengecekan ini di lakukan agar produk yang di

hasilkan sesuai dengan harapan dan dapat di pasarkan.

Penyusunan strategi sistem manufaktur harus menyesuaikan diri

terhadap pola permintaan konsumen terhadap sebuah produk yang dihasilkan

oleh perusahaan.

Ada beberapa tipe lingkungan manufaktur yang diklasifikasikan

Production Machine Mesin produksi merupakan mesin yang digunakan


70

dalam proses proses produksi yang menunjang proses produksi tersebut.

Mesin dapat diklasifikasikan menjadi :

1. Manually operated machine, yaitu mesin dioperasikan dan disupervisi

oleh pekerja dimana mesin memberikan power untuk operasi dan

pekerja memberikan kontrol. Pekerja harus selalu terus menerus berada

di dekat mesin.

2. Semi-automated machine, yaitu mesin dioperasikan dengan suatu

kontrol program dan pekerja melakukan loading atau unloading atau

tugas lain dalam setiap work cycle.

3. Fully automated, yaitu mesin dapat dioperasikan dalam periode waktu

yang lama tanpa perlu perhatian dari seorang pekerja. Pekerja hanya

diperlukan setelah mesin beroperasi setiap 10 atau 100 cycle. Material

Handling System Material Handling System pada umumnya merupakan

sistem yang meliputi aktivitas pemindahan suatu material dengan

metode yang benar yang sesuai dengan materialnya yang digunakan

untuk memindahkan material atau work in process atau produk antara

machines, workstations dan support services (Heragu, 2006).

3.8 Perencanaan Material

Perencanaan material adalah suatau prosedur logis berupa aturan keputusan

dan teknik transaksi berbasis komputer yang dirancang untuk menterjemahkan

jadwal induk produksi menjadi kebutuhan bersih untuk semua item (Baroto,2002).
71

3.9 Peramalan

Ramalan (forecasting) adalah metode untuk memperkirakan suatu nilai di

masa depan dengan menggunakan data masa lalu. Peramalan juga dapat diartikan

sebagai seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian pada masa yang akan dating,

sedangkan aktifitas peramalan adalah merupakan suatu fungsi bisnis yang berusaha

memperkirakan penjualan dan penggunaan produk sehingga produk-produk itu

dapat dibuat dalam kuantitas yang teapat. (Gaspersz,2002).

3.10 Penjadwalan

Penjadwalan adalah alokasi dari sumber daya terhadap waktu untuk

menghasilkan sebuah kumpulan pekerjaan (Baker, 1974). Penjadwalan mencakup

dalam hal kegiatan mengalokasikan aktifitas produksi, peralatan produksi, maupun

tenaga kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan operasi dan menentukan urutan

pelaksanaan kegiatan operasi produksi. Penjadwalan yang baik dapat memberikan

dampak positif bagi perusahaan, yaitu dapat meminimalisir biaya operasional

perusahaan dan waktu pengiriman yang nantinya akan meningkatkan kepuasan

pelanggan.

3.11 Sistem dan Manajemen Produksi

Sistem produksi adalah sistem yang melakukan proses transformasi atau

konversi bahan mentah menjadi produk jadi dengan kualitas tinggi dan sesuai

dengan desain produk yang telah ditetapkan. Sebagai suatu sistem, sistem produksi

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Terdiri dari unsur-unsur yang berbentuk satu kesatuan sistem.

2. Adanya tujuan dan saling ketergantungan.


72

3. Mengandung mekanisme, atau dapat disebut juga transformasi.

4. Adanya lingkungan yang menyebabkan sistem.

Dalam sistem produksi terdapat komponen struktur dan fungsional yang

berperan penting dalam menunjang keberlangsungan operasi dari sistem tersebut.

Komponen struktural yang membentuk sistem produksi terdiri dari material, mesin

dan peralatan, manusia, energi, informasi serta lingkungan kerja. Sedangkan

komponen fungsional terdiri dari manajemen dan organisasi, juga dipengengaruhi

oleh aspek-aspek lain seperti teknologi, ekonomi, dan pemerintah.

Sistem merupakan suatu unsur-unsur yang saling terkait dan tergantung, serta

saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya, yang keseluruhan itu merupakan

satu kesatuan bagi pelaksanaan kegiatan untuk pencapaian suatu tujuan tertentu.

Sedangkan produksi yaitu suatu penciptaan atau penambahan fungsi bentuk, waktu

dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga lebih bermanfaat bagi pemenuhan

kebutuhan manusia. Jadi secara keseluruhan sistem produksi adalah suatu

keterkaitan unsur-unsur yang berbeda-beda secara terpadu, menyatu dan

menyeluruh dalam pelaksanaan proses produksi untuk menghasilkan barang dan

jasa (Render&heizer, 2006).

3.12 Deskripsi Beban Kerja

Beban kerja adalah kemampuan tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan.

Dari sudut pandang ergonomis, setiap bebean kerja yang diterima seseorang harus

sesuai dan seimbang terhadap kemampuan fisik maupun psikologis pekerja yang

menerima beban kerja tersebut. Beban kerja dapat berupa beban kerja fisik dan

beban kerja psikologis. Beban kerja fisik dapat berupa beratnya pekerjaan seperti
73

mengangkat, merawat, mendorong. Sedangkan beban kerja psikologis dapat berupa

sejauh mana tingkat keahlian dan prestasi kerja yang dimiliki individu dengan

individu lainnya (Manuaba,2000).

3.13 Manajemen Kualitas

Kualitas merupakan kemampuan suatu produk atau jasa untuk memenuhi

kebutuhan pelanggannya. Kualitas sangat penting dalam penentuan kinerja yang ada

dalam suatu perusahaan. Penerapan ilmu kualitas bias sangat berharga dalam

perusahaan karena dalam suatu produk tidak ada kata sempurna, peningkatan

kualitas dan jenis mutu suatu produk dapat memberikan daya saing yang tinggi

dalam suatu proses produksi. Karena kualitas sendiri adalah menampilkan nilai

suatu barang tersebut. Dalam kehidupan pasar, kuwalitas sendiri di tentukan oleh

pelanggan, karena produk yang ada memang diciptakan untuk pelanggan. Menurut

Gazpers (1997), manajemen kualitas dapat dikatakan sebagai semua aktifitas dari

fungsi manajemen secara keseluruhan yang menentukan kebijaksanaan kualitas,

tujuan dan tanggung jawab serta mengimplementasikannya melalui alat-alat

manajemen kualitas, seperti perencanaan kualitas, pengendalian kualitas,

penjaminan kualitas, dan peningkatan kualitas.

3.14 Pemasaran dan Distribusi

Program pemasaran yang efektif mencampurkan semua elemen bauran

pemasaran ke dalam program yang dirancang untuk mencapai sasarn pemasaran

perusahaan dengan memberikan nilai kepada konsumen. Bauran pemasaran

(marketing mix) membentuk perangkat alat taktis perusahaan untuk menetapkan

posisi yang kuat dalam target pasar. Selain itu perusahaan harus mempunyai
74

perencanaan yang startegi yang dapat digambarkan sebagai sebuah metode untuk

mencapai tujuan dengan mengantisipasi hal yang akan terjadi dan menentukan

tindakan yang perlu dilakukan. Salah satu kegiatan dari pemasaran yang terjadi

keunggulan kompetitif adalah saluran distribusi. Kegiatan distribusi yang efektif

dan memberikan kepuasan kepada pelanggan atau distributor dapat menjadikan

suatu keunggulan bagi perusahaan (Adnan, 2008). Menurut Kotler dan Amstrong

(1997), saluran distribusi atau saluran pemasaran merupakan kumpulan organisasi

saling tergantung yang terlihat dalam proses penyediaan produk atau jasa agar

dipakai atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna distribusi. Promosi

merupakan suatu bentuk dari komunikasi pemasaran, yaitu aktifitas pemasaran yang

berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, membujuk dan mengingatkan

pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar konsumen bersedia menerima,

membeli, dan loyal pada produknya yang ditawarkan perusahaan (Tjiptono, 2002).

Harga merupakan salah satu faktor yang penting serta berpengaruh terhadap tingkat

permintaan atas suatu produk. Dalam sebagaian besar kasus, biasanya permintaan

dan harga berbanding terbalik, yakin semakin tinggi harga, semakin rendah

permintaan terhadap produk. Demikian sebaliknya, semakin rendah haarga yang

tepat perlu mendapat perhatian yang besar dari perusahaan. Jika harga yang

ditetapkan oleh perusahaan tepat dan sesuai dengan daya beli konsumen, maka

pemilihan suatu produk tertentu akan dijatuhkan pada produk tersebut (Swatha &

Irawan, 2001).

Anda mungkin juga menyukai