Makalah Pendidikan Pancasila
Makalah Pendidikan Pancasila
Oleh :
KELOMPOK 2
M. Fauzan 17087027
Nadia Febiola 18033073
Ira Lestari 17018081
Shofiah Aini 18033079
Dosen Pengampu :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta
alam karena atas limpahan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah Pendidikan Pancasila ini dengan sebaik-baiknya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3.1 Kesimpulan......................................................................................... 16
3.2 Saran.................................................................................................. 16
Daftar Pustaka..................................................................................................... 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari
dua kata dari Sansekerta: panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara
bagi seluruh rakyat indonesia. Jadi pancasila dalam arti keseluruhan adalah 5
prinsip atau asas, dan kelima prinsip tersebut telah menjadi rumusan dan pedoman
kehidupan dalam berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat indonesia.
Maka dari itu kita sebagai warga negara Indonesia sangatlah penting
mempelajari sejarah perumusan pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia
tercinta ini. Dalam perjalanan sejarah, pancasila mempunyai sejarah yang sangat
panjang tentang terbentuknya perumusan-perumusan pancasila dalam
ketatanegaraan Indonesia.
4
Pancasila. Selain sebagai bentuk penghargaan, pemahaman, juga
pengamalan sebagai warga Indonesia untuk Pancasila sekaligus sebagai
pertanggungjawaban ilmah, bahwa Pansacila selain sebagai dasar negara
Indonesia juga sebagai pandanganhidup bangsa, jiwa dan kepribadian
bangsa serta sebagai janji seluruh bangsa Indonesia saat mendirikan Negara
untuk bersatu atas dasar Pancasila.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan artefak yang ditinggalkan, mereka mengalami hidup tiga jaman yaitu
:
1. Paleolitikum
2. Mesolitikum
3. Neolithicum
Inti dari kehidupan bangsa Indonesia pada masaPra Sejarah hakekatnya adalah
nilai-nilai Pancasila itu sendiri, yaitu :
1. Nilai Religi
Jelas bahwa masa Pra Sejarah sudah mengenal nilai-nilai kehidupan religi dalam
makna animism dan dinamisme sebagai wujud dari religious behavior.
6
Nilai ini tampak dalam perilaku kehidupan saaat itu misalnya penghargaan terhadap
hakekat kemanusiaan yang ditandai dengan penghargaan yang tinggi terhadap
manusia meskipun sudah meninggal. Hal ini menggambarkan perilaku berbuat baik
terhaap sesama manusia, yang pada hakekatnya merupakan wujud kesadaran akan
nilai kemanusiaan. Mereka tidak hidup terbatasdi wilayahnya, sudah mengenal
sistem barter antara kelompok pedalaman dengan pantai dan persebaran kapak.
Selain itu mereka juga menjalin hubungan dengan bangsa-bangsa lain.
3. Nilai Kesatuan
4. Nilai Musyawarah
7
Pada abad VII, berdirilah kerajaan Sriwijaya di bawah kekuasaan Wangsa
Syailendra di Sumatera. Kerajaan yang berbahasa melayu kuno dan menggunakan
huruf pallawa tersebut dikenal juga sebagai kerajaan maritim yang mengandalkan
jalur perhubungan laut. Kekuasaan Sriwijaya menguasain Selat Sunda (686),
kemudian Selat Malaka (775).
Pada zaman Sriwijaya telah didirikan Universitas Agama Budha yang sudah
dikenal di Asia. Pelajar dari Universitas ini dapat melanjutkan studi ke India,
banyak guru-guru tamu yang mengajar di Universitas berasal dari india, seperti
Dharmakitri. Cita-cita kesejahteraan bersama dalam suatu negara telah tercermin
pada kejajaan Sriwijaya.
Nilai Sila Pertama, terwujud dengan adanya umat agama Budha dan Hindu hidup
berdampingan secara damai. Pada kerajaan Sriwijaya terdapat pusat kegiatan
pembinaan dan pengembangan agama Budha.
Nilai Sila Kedua, terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan India. Pengiriman
para pemuda untuk belajar di India telah tumbuh niali-nilai politik luar negeri yang
bebas dan aktif.
Nilai Sila Ketiga, sebagai negara maritim, Sriwijaya telah menerapkan konsep
negara kepulauan sesuai konsepsi wawasan nusantara.
Nilai Sila Keempat, Sariwijaya telah memiliki kedaulatan yang sangat luas,
meliputi(Indonesia sekarang) Siam, dan Semenanjung Melayu.
Nilai Sila Kelima, Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan perdagangan, sehingga
kehidupan rakyatnya sangat makmur.
8
kerajaan tersebut adalah dibangunnya candi Borobudur (candi agama Budha pada
abad ke-IX) dan candi Prambanan (candi agama Hindu pada abad ke-X).
Pada abad ke –XIII, berdiri kerajaan Singasaridi Kediri, Jawa Timur yang
ada hubungannya dengan berdirinya kerajaan Majapahit (1293). Zaman keemasan
Majapahit terjadi pada pemerintahan Raja Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gajah
Mada. Wilayah kekuasaan Majapahit semasa jayanya membentang dari
Semenanjung Melayu sampai Irian Jaya.
Pengalaman sila Ketuhanan Yang Maha Esa telah terbukti pada waktu
agama Hindu dan Budha hidup berdampingan secara damai. Dan pada sila
Kemanusiaan juga telah terwujud, yaitu hubungan Raja Hayam Wuruk dengan baik
dengan Kerajaan Tiongkok, Ayoda, Champa, dan Kamboja. Perwujudan nilai-nilai
sila persutuan Indonesia telah terwujud dengan keutuhan Kerajaan, khususnya
Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Gajah Mada yang diucapkannya pada sidang
Ratu dan menteri-menteri pada tahun 1331 yang berisi cita-cita mempersatukan
seluruh nusantara raya. Sila Kerakyatan sebagai nilai-nilai musyawarah dan
mufakat juga sudah dilakukan pada sistem pemerintahan kerajaan Majapahit, dalam
pemerintahan kerajaan Majapahit kerukunan dan gotong-royong dalam kehidupan
masyarakat telah menumbuhkan adat bermusyawarah untuk mufakat dalam
memutuskan keputusan bersama. Sedangkan perwujudan sila Keadilan Sosial
adalah sebagai wujud dari berdirinya kerajaan beberapa abad yang tentunya
ditopang dengan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
9
Bangsa-bangsa Eropa berlomba-lomba memperebutkan kemakmuran bumi
Indonesia ini. Sejak itu, mulailah lembaran hitam sejarah Indonesia dengan
penjajahan Eropa, khususnya Belanda. Pada zaman penjajahan ini apa yang telah
dicapai bangsa Indonesia pada zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit menjadi
hilang, persatuan dihancurkan, kemakmuran lenyap, wilayah diinjak-injak oleh
penjajah.
Pada hakikat nya perlawanan terhadap belanda itu terjadi hampir di setiap
daerah di Indonesia. Tidak adanya persatuaan serta koordinasi dalam melakukan
perlawanan sehingga tidak berhasilnya bangsa Indonesia mengusir kolonialis,
sebaliknya semakin memperkukuh kedudukan penjajah. Hal ini membuktikan
betapa pentingnya rasa persatuan (nasionalisme) dalam menghadapi penjajahan.
10
bidang pendidikan dan sosial. Organisasi sebagai pelopor pertama adalah Budi
Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Mereka yang tergabung dalam organisasi itu
mulai merintis jalan baru ke arah tercapainya cita-cita perjuangaan bangsa
Indonesia,tokohnya yang dikenal adalah dr. Wahidin Sudirohusodo.
Melalui sumpah pemuda ini, makin tegaslah apa yang diinginkan oleh
bangsa Indonesia, yaitu kemerdekaan tanah air dan bangsa. Oleh karena itu,
diperlukan adanya persatuan sebagai suatu bangsa yang merupakan syarat mutlak
11
Jepang mempropagandakan kehadirannya di Indonesia untuk
memebebaskan Indonesia dari cengkraman Belanda. Oleh karena itu, Jepang
memperbolehkan pengibaran bendera merah putih dan menyayikan lagu Indonesia
Raya. Akan tetapi, hal itu merupakan tipu muslihat agar rakyat Indonesia membantu
Jepang untuk menghancurkan Belanda.
Pembahasan pada sub bagian ini meliputi proses perumusan Pancasila dan
UUD 1945, Proklamasi kemerdekaan dan maknanya, dan proses pengesahan
Pancasila dasar negara dan UUD 1945.
Sebagai tindak lanjut dari janji Jepang, maka tanggal 1 Maret 1945 Jepang
mengumumkan akan dibentuknya Badan Penyelidik Usaha-uasaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Badan penyelidik ini kemudian dibentuk
tanggal 29 April 1945 yang diketuai oleh Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat.
Dengan adanya Badan Penyelidik ini, bangsa Indonesia dapat secara legal
mempersiapkan kemerdekaannya, untuk merumuskan syarat-syarat yang harus
dipenuhi sebagai negara merdeka.
12
a. Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945)
Perikebangsaan
Perikemanusiaan
Periketuhanan
Perikerakyatan
Kesejahteraan Rakyat
b. Ir. Soekarno
Kebangsaan Indonesia
13
Internasionalisme (Perikemanusiaan)
Mufakat (Demokrasi)
Kesejahteraan Sosial
Untuk lima dasar negara itu, beliau usulkan pula agar diberi nama Pancasila, yang
Pada tanggal 22 Juni 1945, sembilan tokoh nasional anggota BPUPKI pertemuan
untuk membahas pidato-pidato dan usul0usul mengenai dasar negara yang telah
dikemukakan dalam sidang BPUPKI. Setelah mengadakan pembahasan disusunlan
sebuah Piagam yang kemudian dikenal Piagam Jakarta, dengan rumusan Pancasila
sebagai berikut :
Persatuan Indonesia
Kesembilan tokoh tersebut ialah Ir. Soekarno, Drs. Moh Hatta, Mr. A.A. Maramis,
Abikoesno, Tjokrosoejoso, Abdulkahar Moezakir, Haji Agus Salim, Mr. Achmad
Soebardjo, K.H. Wachid Hasjim, dan Mr. Muh Yamin.
14
2. Proklamasi Kemerdekaan dan Maknanya
Menurut teori Hukum, badan ini memepunyai wewenang meletakkan dasar negara
Pada tanggal 14 Agustus 1945, Jepang menyerah kalah kepada sekutu. Pada saat
itu terjadilah kekosongan kekuasaan di Indonesia. Situasi kekosongan kekuasaan
ini tidak disia-siakan oleh bangsa Indonesia. Pemimpin-pemimin bangsa, terutama
para pemudanya, segera menanggapi situasi ini dengan mempersiapkan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia yang diselenggarakan oleh PPKI sebagai wakil bangsa
Indonesia. Naskah Proklamasi ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh.
Hatta atas nama Indonesia bertanggal 17 Agustus 1945.
15
Proklamasi Kemerdekaan merupakan perwujudan formal dari salah satu revolusi
bangsa Indonesia untuk menyatakan, baik kepada diri sendiri maupun kepada dunia
luar (Internasional), bahwa bangsa Indonesia muali saat ini telah mengambil sikap
untuk menuntukan nasib sendiri, yaitu mendirikan negara sendiri, termasuk tata
hukum dan tata negaranya.
Rumusan dasar negara Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945
adalah sah dan benar, karena di samping mempunyai kedudukan konstitusional,
juga disahkan oleh suatu badan yang mewakili seluruh bangsa Indonesia (Panitia
Persiapan Kemerdekaan) yang berarti telah disepakati oleh seluruh bangsa
Indonesia.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
17
DAFTAR PUSTAKA
Kabir, Abdul dan Fatkhul Muin. 2015. Ikhtisar Dalam Memahami Pendidikan
Erlangga.
18
Soegito, Ari Tri, dkk. 2016. Pendidikan Pancasila. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Ronto. 2012. Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara. Jakarta Timur: PT.
Balai Pustaka(persero).
19