Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

KONSEP DAN URGENSI PANCASILA DALAM ARUS


SEJARAH BANGSA INDONESIA

Oleh :

KELOMPOK 2

M. Fauzan 17087027
Nadia Febiola 18033073
Ira Lestari 17018081
Shofiah Aini 18033079

Dosen Pengampu :

Huma Magridoni Koling, S.Pd, M.Pd

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta
alam karena atas limpahan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah Pendidikan Pancasila ini dengan sebaik-baiknya.

Dengan berbagai rintangan dan halangan yang datang, kami dapat


menghadapi dan menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Dalam pembuatan makalahini kami sampaikan terimakasih kepada Ibu


Humayang telah membimbing kami dalam pelajarandanpengetahuanini.

Kami berharap makalah ini mampu menambah pengetahuan kepada


masyarakat dan mahasiswa mengenai Konsep dan Urgensi Pancasila dalam Arus
Sejarah Bangsa Indonesia.

Padang, September 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................... 1

Bab I. Pendahuluan ................................................................................................ 3

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 3

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 3

1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 4

Bab II. Pembahasan................................................................................................ 5

2.1 Nilai-Nilai Pancasila Pada Masa Pra Sejarah ...................................... 5

2.2 Nilai-Nilai Pancasila Pada Masa Kejayaan Nasional………………... 6

2.3 Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Sistem Penjajahan………… 8

2.4 Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945….…………………..… 11

Bab III. Penutup................................................................................................... 16

3.1 Kesimpulan......................................................................................... 16

3.2 Saran.................................................................................................. 16

Daftar Pustaka..................................................................................................... 17

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari
dua kata dari Sansekerta: panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara
bagi seluruh rakyat indonesia. Jadi pancasila dalam arti keseluruhan adalah 5
prinsip atau asas, dan kelima prinsip tersebut telah menjadi rumusan dan pedoman
kehidupan dalam berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat indonesia.

Maka dari itu kita sebagai warga negara Indonesia sangatlah penting
mempelajari sejarah perumusan pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia
tercinta ini. Dalam perjalanan sejarah, pancasila mempunyai sejarah yang sangat
panjang tentang terbentuknya perumusan-perumusan pancasila dalam
ketatanegaraan Indonesia.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana nilai-nilai pancasila pada masa pra sejarah ?

2. Bagaimana nilai-nilai pancasila pada masa kerajaan ?

3. Bagaimana perjuangan bangsa Indonesia dalam menghadapi penjajah ?

4. Bagaimana proses proklamasi kemerdekaan Indonesia ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Dalam memahami Pancasila secara lengkap dan utuh terutama


dalam kaitannya dengan jati diri bangsa Indonesia, diperlukan pemahaman
sejarah bangsa Indonesia untuk membentuk suatu Negara yang berdasarkan

4
Pancasila. Selain sebagai bentuk penghargaan, pemahaman, juga
pengamalan sebagai warga Indonesia untuk Pancasila sekaligus sebagai
pertanggungjawaban ilmah, bahwa Pansacila selain sebagai dasar negara
Indonesia juga sebagai pandanganhidup bangsa, jiwa dan kepribadian
bangsa serta sebagai janji seluruh bangsa Indonesia saat mendirikan Negara
untuk bersatu atas dasar Pancasila.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Nilai-Nilai Pancasila Pada Masa Pra Sejarah

Ahli geologi menyatakan bahwa kepulauan Indonesia terjadi dalam pertengahan


jaman tersier kira-kira 60 juta tahun yang silam. Baru pada jaman quarter yang
dimulai sekitar 600.000 tahun yang silam Indonesia didiami oleh manusia, dan
berdasarkan hasil penemuan fosil Meganthropus Paleo Javanicus, Pithecanthropus
Erectus, Homo Soloensis, Homo Wajakensis, serta Homo Mojokertensis.

Berdasarkan artefak yang ditinggalkan, mereka mengalami hidup tiga jaman yaitu
:

1. Paleolitikum
2. Mesolitikum
3. Neolithicum

Inti dari kehidupan bangsa Indonesia pada masaPra Sejarah hakekatnya adalah
nilai-nilai Pancasila itu sendiri, yaitu :

1. Nilai Religi

Adanya kerangka mayat pada Paleolitikum menggambarkan adanya penguburan,


terutama Wajakensis dan mungkin Pithecanthropus Erectus, serta dalam
menghadapi tantangan alam tenaga gaib sangat tampak. Selain itu ditemukan alat-
alat baik dari batu maupun perunggu yang digunakan untuk aktifitas religi seprti
upacara mendatangkan hujan, dll. Adanya keyakinan terhadap pemujaan roh
leluhur juga dan penempatan menhir di tempat-tempat yang tinggi yang dianggap
sebagai tempat roh leluhur, tempat yang penuh keajaiban dan slelebagai batas
antara dunia manusia dan roh leluhur.

Jelas bahwa masa Pra Sejarah sudah mengenal nilai-nilai kehidupan religi dalam
makna animism dan dinamisme sebagai wujud dari religious behavior.

2. Nilai Peri Kemanusiaan

6
Nilai ini tampak dalam perilaku kehidupan saaat itu misalnya penghargaan terhadap
hakekat kemanusiaan yang ditandai dengan penghargaan yang tinggi terhadap
manusia meskipun sudah meninggal. Hal ini menggambarkan perilaku berbuat baik
terhaap sesama manusia, yang pada hakekatnya merupakan wujud kesadaran akan
nilai kemanusiaan. Mereka tidak hidup terbatasdi wilayahnya, sudah mengenal
sistem barter antara kelompok pedalaman dengan pantai dan persebaran kapak.
Selain itu mereka juga menjalin hubungan dengan bangsa-bangsa lain.

3. Nilai Kesatuan

Adanya kesamaan bahasa Indonesia sebagai rumpun bahasa Austronesia, sehingga


muncul kesamaan dalam kosa kata dan kebudayaan. Hal ini sesuai dengan teori
perbandingan bahasa menurut H.Kern dan benda- benda kebudayaan Pra Sejarah
Von Heine Gildern. Kecakapan berlayar karena menguasai pengetahuan tentang
laut, musim, perahu, dan astronomi, menyebabkan adanya kesamaan karakteristik
kebudayaan Indonesia. Oleh karena itu tidak mengherankan jika lautan juga
merupakan tempat tinggal selain daratan. Itulah sebabnya mereka menyebut
negerinya dengan istilah Tanah Air.

4. Nilai Musyawarah

Kehidupan bercocok tanam dilakukan secara bersama-sama. Mereka sudah


memiliki aturan untuk kepentingan bercocok tanam, sehingga memungkinkan
tumbuh kembangnya adat sosial. Kehidupan mereka berkelompok dalam desa-desa,
klan, marga atau suku yang dipimpin oleh seorang kepala suku yang dipilih secara
musyawarah berdasarkan Primus Inter Pares (yang pertama diantara yang sama).

5. Nilai Keadilan Sosial

Dikenalnya pola kehidupan bercocok tanam secara gotong-royong berarti


masyarakat pada saat itu telah berhasil meninggalkan pola hidup foodgathering
menuju ke pola hidup foodproducing. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat itu
upaya kearah perwujudan kesejahteraan dan kemakmuran bersama sudah ada.

B. Nilai-Nilai Pancasila Pada Masa Kejayaan Nasional

Menurut Sejarah, kira-kira pada abad VII-XII, bangsa Indonesia telah


mendirikan kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan dan kemudian pada abad XIII-
XVI didirikan pula kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Kedua zaman itu merupakan
tonggak sejarah bangsa Indonesia karena bangsa Indonesia pada masa itu
memenuhi syarat-syarat sebagai suatu bangsa yang mempunyai negara. Pada zaman
tersebut, kedua kerajaan itu telah mengalami kehidupan masyarakat yang sejahtera.

1. Masa Kerajaan Sriwijaya

7
Pada abad VII, berdirilah kerajaan Sriwijaya di bawah kekuasaan Wangsa
Syailendra di Sumatera. Kerajaan yang berbahasa melayu kuno dan menggunakan
huruf pallawa tersebut dikenal juga sebagai kerajaan maritim yang mengandalkan
jalur perhubungan laut. Kekuasaan Sriwijaya menguasain Selat Sunda (686),
kemudian Selat Malaka (775).

Pada zaman Sriwijaya telah didirikan Universitas Agama Budha yang sudah
dikenal di Asia. Pelajar dari Universitas ini dapat melanjutkan studi ke India,
banyak guru-guru tamu yang mengajar di Universitas berasal dari india, seperti
Dharmakitri. Cita-cita kesejahteraan bersama dalam suatu negara telah tercermin
pada kejajaan Sriwijaya.

Pada hakikatnya nilai-nilai budaya bangsa semasa kejayaan Sriwijaya telah


menunjukkan nilai-nilai Pancasila, yaitu sebagai berikut :

Nilai Sila Pertama, terwujud dengan adanya umat agama Budha dan Hindu hidup
berdampingan secara damai. Pada kerajaan Sriwijaya terdapat pusat kegiatan
pembinaan dan pengembangan agama Budha.

Nilai Sila Kedua, terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan India. Pengiriman
para pemuda untuk belajar di India telah tumbuh niali-nilai politik luar negeri yang
bebas dan aktif.

Nilai Sila Ketiga, sebagai negara maritim, Sriwijaya telah menerapkan konsep
negara kepulauan sesuai konsepsi wawasan nusantara.

Nilai Sila Keempat, Sariwijaya telah memiliki kedaulatan yang sangat luas,
meliputi(Indonesia sekarang) Siam, dan Semenanjung Melayu.

Nilai Sila Kelima, Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan perdagangan, sehingga
kehidupan rakyatnya sangat makmur.

2. Masa Kerajaan Majapahit

Sebelum Kejajaan Majapahit berdiri telah muncul kerajaan-kerajaan di Jawa


Tengah dan Jawa Timur secara silih berganti, yaitu Kerajaan Kalingga ( abad ke-
VII) dan Kerajaan Sanjaya ( abad ke-VIII), sebagai refleksi puncak budaya dari

8
kerajaan tersebut adalah dibangunnya candi Borobudur (candi agama Budha pada
abad ke-IX) dan candi Prambanan (candi agama Hindu pada abad ke-X).

Pada abad ke –XIII, berdiri kerajaan Singasaridi Kediri, Jawa Timur yang
ada hubungannya dengan berdirinya kerajaan Majapahit (1293). Zaman keemasan
Majapahit terjadi pada pemerintahan Raja Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gajah
Mada. Wilayah kekuasaan Majapahit semasa jayanya membentang dari
Semenanjung Melayu sampai Irian Jaya.

Pengalaman sila Ketuhanan Yang Maha Esa telah terbukti pada waktu
agama Hindu dan Budha hidup berdampingan secara damai. Dan pada sila
Kemanusiaan juga telah terwujud, yaitu hubungan Raja Hayam Wuruk dengan baik
dengan Kerajaan Tiongkok, Ayoda, Champa, dan Kamboja. Perwujudan nilai-nilai
sila persutuan Indonesia telah terwujud dengan keutuhan Kerajaan, khususnya
Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Gajah Mada yang diucapkannya pada sidang
Ratu dan menteri-menteri pada tahun 1331 yang berisi cita-cita mempersatukan
seluruh nusantara raya. Sila Kerakyatan sebagai nilai-nilai musyawarah dan
mufakat juga sudah dilakukan pada sistem pemerintahan kerajaan Majapahit, dalam
pemerintahan kerajaan Majapahit kerukunan dan gotong-royong dalam kehidupan
masyarakat telah menumbuhkan adat bermusyawarah untuk mufakat dalam
memutuskan keputusan bersama. Sedangkan perwujudan sila Keadilan Sosial
adalah sebagai wujud dari berdirinya kerajaan beberapa abad yang tentunya
ditopang dengan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Berdasarkan uraian di atas dapat kita pahami bahwa zaman kerajaan


Sriwijaya dan Majapahit adalah sebagai tonggak sejarah perjuangan bangsa
Indonesia dalam mencapai cita-cita.

C. Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Sistem Penjajahan

Kesuburan Indonesia dengan hasil buminya yang melimpah, terutama


rempah-rempah yang sangat dibutuhkan oleh negara-negara di luar Indonesia
menyebabkan bangsa asing (Eropa) masuk ke Indonesia. Bangsa Eropa yang
membutuhkan rempah-rempah itu mulai memasuki Indonesia, yaitu Portugis,
Spanyol, Inggris, dan Belanda.

9
Bangsa-bangsa Eropa berlomba-lomba memperebutkan kemakmuran bumi
Indonesia ini. Sejak itu, mulailah lembaran hitam sejarah Indonesia dengan
penjajahan Eropa, khususnya Belanda. Pada zaman penjajahan ini apa yang telah
dicapai bangsa Indonesia pada zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit menjadi
hilang, persatuan dihancurkan, kemakmuran lenyap, wilayah diinjak-injak oleh
penjajah.

1. Perjuangan Sebelum Abad ke-XX

Penjajahan Eropa yang memusnahkan kemakmuran bangsa Indonesia itu


tidak dibiarkan begitu saja oleh segenap bangsa Indonesia. Kita mengenal nama-
nama pahlawan bangsa yang berjuang dengan gigih melawan penjajah. Pada
permulaan abad ke-XIX penjajah Belanda mengubah sistem kolonialismenya yang
semula berbentuk perseroan dagang pertikelir yang bernama VOC berganti dengan
badan pemerintaha resmi,yaitu pemerintahan Hindia Belanda. Dalam memperkuat
Kolonialismenya Belanda menghadapi perlawanan bangsa Indonesia yang
dipimpin oleh Patimura, Imam Bonjol, Dipenogoro, Badaruddin, Pangeran
Antasari, Jelantik, Anang Agung Made, Teuku Umar, Teuku Cik di Tiro dan Cut
Nya Din.

Pada hakikat nya perlawanan terhadap belanda itu terjadi hampir di setiap
daerah di Indonesia. Tidak adanya persatuaan serta koordinasi dalam melakukan
perlawanan sehingga tidak berhasilnya bangsa Indonesia mengusir kolonialis,
sebaliknya semakin memperkukuh kedudukan penjajah. Hal ini membuktikan
betapa pentingnya rasa persatuan (nasionalisme) dalam menghadapi penjajahan.

2. Kebangkitan Nasional 1908

Pada abad ke-XX bangsa Indonesia mengubah cara-caranya dalam


melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Kegagalan perlawanan secara
fisik yang tidak ada koordinasi pada masa lalu mendorong pemimpin-pemimpin
Indonesia pada abad ke-XX itu untuk mengubah bentuk perlawanan yang lain.
Bentuk perlawanan itu ialah dengan membangkitkan kesadaran bangsa Indonesia
akan pentingnya bernegara. Usaha-usaha yang dilakukan adalah mendirikan
berbagai macam organisasi polituk di samping organisasi yang bergerak dalam

10
bidang pendidikan dan sosial. Organisasi sebagai pelopor pertama adalah Budi
Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Mereka yang tergabung dalam organisasi itu
mulai merintis jalan baru ke arah tercapainya cita-cita perjuangaan bangsa
Indonesia,tokohnya yang dikenal adalah dr. Wahidin Sudirohusodo.

3. Sumpah Pemuda 1928

Pada tanggal 28 Oktober 1928 terjadilah penonjolan peristiwa sejarah


perjuangan bangsa Indonesia mencapai cita-citanya. Pemuda-pemuda Indonesia
yang dipelopori oleh Muh. Yamin, Kuncoro Purbopranoto, dan lain-lain
mengumandangkan sumpah pemuda yang berisi pengakuan akan adanya bangsa,
tanah air, dan bahasa satu, yaitu Indonesia.

Melalui sumpah pemuda ini, makin tegaslah apa yang diinginkan oleh
bangsa Indonesia, yaitu kemerdekaan tanah air dan bangsa. Oleh karena itu,
diperlukan adanya persatuan sebagai suatu bangsa yang merupakan syarat mutlak

Sebagai realisasi perjuangan bangsa, pada tahun 1930 berdirilah Partai


Indonesia yang disingkat dengan Partindo (1931) sebagai pengganti PNI yang
dibubarkan. Kemudian golongan Demokrat yang terdiri aas Moh. Hatta dan Sutan
Syahir mendirikan PNI baru, dengan semboyan kemerdekaan Indonesia harus
dicapai dengan kekuatan sendiri.

4. Perjuangan Bangsa Indonesia Pada Masa Penjajahan Jepang

Pada tanggal 7 Desember 1941 meletuslah perang Pasifik, dengan dibomnya


Pearl Harbour oleh Jepang. Dalam waktu yang singkat, Jepang dapat menduduki
daerah-daerah jajahan sekutu di daerah Pasifik.

Kemudian pada tanggal 8 Maret 1942, Jepang masuk ke Indonesia


menghalau penjajah Belanda. Pada sat itu, Jepang mengetahui keingian bangsa
Indonesia, yaitu kemerdekaan bangsa dan tanah air Indonesia. Peristiwa penyerahan
Indonesia dari Belanda kepada Jepang terjadi di Kalijati Jawa Tengah tanggal 8
Maret 1942.

11
Jepang mempropagandakan kehadirannya di Indonesia untuk
memebebaskan Indonesia dari cengkraman Belanda. Oleh karena itu, Jepang
memperbolehkan pengibaran bendera merah putih dan menyayikan lagu Indonesia
Raya. Akan tetapi, hal itu merupakan tipu muslihat agar rakyat Indonesia membantu
Jepang untuk menghancurkan Belanda.

Kekecewaan rakya Indonesia akibat perlakuan Jepang itu menimbulkan


perlawanan-perlawanan terhadap Jepang, baik secara ilegal maupun secara legal,
seperti pemberontakan Peta di Blitar.

Sejarah berjalan terus, di mana Perang Pasifik menunjukkan tanda-tanda


akan berakhirnya dengan kekalahan Jepang di mana-mana. Jepang berusaha
membujuk hati bangsa Indonesia dengan mengumumkan janji kemerdekaan apabila
perang telah selesai. Bangsa Indonesia diperkenanan memperjuangkan
kemerdekaannya, bahkan menganjurkan agar berani mendirikan negara Indonesia
merdeka di hadapan musuh Jepang.

D. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945

Pembahasan pada sub bagian ini meliputi proses perumusan Pancasila dan
UUD 1945, Proklamasi kemerdekaan dan maknanya, dan proses pengesahan
Pancasila dasar negara dan UUD 1945.

1. Proses Perumusan Pancasila dan UUD 1945

Sebagai tindak lanjut dari janji Jepang, maka tanggal 1 Maret 1945 Jepang
mengumumkan akan dibentuknya Badan Penyelidik Usaha-uasaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Badan penyelidik ini kemudian dibentuk
tanggal 29 April 1945 yang diketuai oleh Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat.

Dengan adanya Badan Penyelidik ini, bangsa Indonesia dapat secara legal
mempersiapkan kemerdekaannya, untuk merumuskan syarat-syarat yang harus
dipenuhi sebagai negara merdeka.

Pada tanggal 29 Mei 1945, Badan penyelidik mengadakan sidangnya yang


pertama. Beberapa tokoh berbicara dalam sidang tersebut antara lain :

12
a. Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945)

Pada tanggal 29 Mei 1945, Mr. Muhammad Yamin mendapat kesempatan


pertama mengemukakan pidatonya dihadapan sidang lengkap Badan Penyelidik
yang pertama. Pidatonya berisikan lima dasar untuk negara Indonesia merdeka
yaitu sebagai berikut :

Perikebangsaan

Perikemanusiaan

Periketuhanan

Perikerakyatan

Kesejahteraan Rakyat

Setelah berpidato beliau menyampaikan usul tertulis mengenai rancangan UUD


Republik Indonesia. Di dalam pembukaan dari rancangan itu tercantum perumusan
lima asas dasar Negara yang berbunyi sebagai berikut :

Ketuhanan Yang Maha Esa

Kebangsaan Persatuan Indonesia

Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

b. Ir. Soekarno

Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir Soekarno menyampaikan pidatonya dihadapan


sidang hari ketiga Badan Penyelidik.

Dalam pidatonya diusulkan 5 hal untuk menjadi dasar-dasar negara merdeka,


dengan rumusannya sebagai berikut :

Kebangsaan Indonesia

13
Internasionalisme (Perikemanusiaan)

Mufakat (Demokrasi)

Kesejahteraan Sosial

Ketuhanan yang Bekebudayaan

Untuk lima dasar negara itu, beliau usulkan pula agar diberi nama Pancasila, yang

menurut beliau diusulkan oleh kawan beliau seorang ahli bahasa.

Piagam Jakarta (22 Juni 1945)

Pada tanggal 22 Juni 1945, sembilan tokoh nasional anggota BPUPKI pertemuan
untuk membahas pidato-pidato dan usul0usul mengenai dasar negara yang telah
dikemukakan dalam sidang BPUPKI. Setelah mengadakan pembahasan disusunlan
sebuah Piagam yang kemudian dikenal Piagam Jakarta, dengan rumusan Pancasila
sebagai berikut :

Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syaiat Islam bagi pemeluk-


pemeluknya

Kemanusiaan yang adil dan beradab

Persatuan Indonesia

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Kesembilan tokoh tersebut ialah Ir. Soekarno, Drs. Moh Hatta, Mr. A.A. Maramis,
Abikoesno, Tjokrosoejoso, Abdulkahar Moezakir, Haji Agus Salim, Mr. Achmad
Soebardjo, K.H. Wachid Hasjim, dan Mr. Muh Yamin.

Piagam Jakarta yang di dalamnya terdapat perumusan dan sistematika Pancasila


sebagaimana diuraikan diatas, kemudian diterima oleh BPUPKI dalam siding
keduanya tanggal 14-16 Juli 1945.

14
2. Proklamasi Kemerdekaan dan Maknanya

Pada tanggal 9 Agustus 1945, terbentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan


Indonesia (PPKI). Ir. Soekarno diangkat sebagai ketua dan wakilnya Drs. Moh
Hatta. Badan ini mula-mula bertugas memeriksa hasil-hasil Badan Penyelidik,
tetapi kemudian mempunyai kedudukan dan fungsi yang penting, yaitu sebagai
berikut :

Mewakili seluruh bangsa Indonesia

Sebagai pembentuk negara

Menurut teori Hukum, badan ini memepunyai wewenang meletakkan dasar negara

Pada tanggal 14 Agustus 1945, Jepang menyerah kalah kepada sekutu. Pada saat
itu terjadilah kekosongan kekuasaan di Indonesia. Situasi kekosongan kekuasaan
ini tidak disia-siakan oleh bangsa Indonesia. Pemimpin-pemimin bangsa, terutama
para pemudanya, segera menanggapi situasi ini dengan mempersiapkan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia yang diselenggarakan oleh PPKI sebagai wakil bangsa
Indonesia. Naskah Proklamasi ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh.
Hatta atas nama Indonesia bertanggal 17 Agustus 1945.

Proklamasi Kemerdekan Negara Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945


mempunyai makna yang sangat penting bagi bangsa dan negara indonesia yaitu
sebagai berikut :

Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 sebagai titik puncak perjuangan bangsa


Indonesia

Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 sebagai sumber lahirnya bangsa


Indonesia

Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan norma pertama dari tata


hukum Indonesia

15
Proklamasi Kemerdekaan merupakan perwujudan formal dari salah satu revolusi
bangsa Indonesia untuk menyatakan, baik kepada diri sendiri maupun kepada dunia
luar (Internasional), bahwa bangsa Indonesia muali saat ini telah mengambil sikap
untuk menuntukan nasib sendiri, yaitu mendirikan negara sendiri, termasuk tata
hukum dan tata negaranya.

3. Proses pengesahan UUD 1945

Sehari setelah Proklamasi pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan


sidangnya yang pertama dengan menyempurnakan dan mengesahkan UUD 1945.
UUD 1945 terdiri atas dua bagian, yaitu bagian Pembukaan dan bagian Batang
Tubuh UUD. Hasil sidang pertama menghasilkan keputusan sebagai berikut :

1. Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945 yang meliputi sebagai berikut :


2. Melakukan beberapa perubahan pada Piagam Jakarta yang kemudian
berfungsi sebagai Pembukaan UUD 1945
3. Menetapkan rancangan hukum dasar yang telah diterima Badan penyelidik
pada tanggal 17 Juli 1945, setelah mengalami berbagai perubahan karena
berkaitan dengan perubahan Piagam Jakarta, kemudian berfungsi sebagai
Undang-Undang Dasar 1945.
4. Memilih Presiden dan Wakil Presiden pertama
5. Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai Badan
Musyawarah Darurat.

Rumusan dasar negara Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945
adalah sah dan benar, karena di samping mempunyai kedudukan konstitusional,
juga disahkan oleh suatu badan yang mewakili seluruh bangsa Indonesia (Panitia
Persiapan Kemerdekaan) yang berarti telah disepakati oleh seluruh bangsa
Indonesia.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Sebagai warganegara Indonesia yang baik, yang dimana bangsa Indonesia


mempunyai dasar negara yaitu Pancasila, haruslah kita mengamalkan nilai-
nilai dari butir pancasila dalam kehidupan sehari-hari, agar tercipta
kedamaian dan kesejahteraan bersama dalam kehidupan. Dan janganlah kita
sekali-kali melupakan sejarah, karena kita ada pada saat ini juga diawali
oleh jasa orang-orang sebelum kita

3.2 SARAN

Membaca lebih banyak referensi lagi akan sangat membantu


mengembangkan ide dan pegetahuan dalam membuat makalah dan belajar
khususnya pendidikan pancasila ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

Kabir, Abdul dan Fatkhul Muin. 2015. Ikhtisar Dalam Memahami Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan (Suatu Pendekatan Yang Bersifat

Holistik). Yogyakarta: Deepublish.

Kansil, C.S.T. 1996. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta:

Erlangga.

Notonegoro. 1994. Pancasila Dasar Falsafah Negara. Bina Aksara.

Sarinah, dkk. 2016. Pendidikan pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN di


Perguruan Tinggi). Yogyakarta: Deepublish.

Setijo, Pandji. 2006. Pendidikan pancasila. Jakarta: Grasindo.

18
Soegito, Ari Tri, dkk. 2016. Pendidikan Pancasila. Semarang: Universitas Negeri

Semarang.

Subito. 1982. Mengenal filsafat pancasila. Yogya: hanindita.

Suparman. 2012. Pancasila. Jakarta Timur: PT. Balai Pustaka (persero).

Ronto. 2012. Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara. Jakarta Timur: PT.
Balai Pustaka(persero).

19

Anda mungkin juga menyukai