Senin, 1 April 2019 Saya memulai praktek Kperawatan Jiwa
di RSJD.Amino. Mulai pukul 8 Pagi, saya dan teman-teman menerima bimbingan di diklat rumah sakit, kami diberikan bimbingan sampai jam 10.30 Pagi, kami dibagi menjadi 10 Kelompok, kelompok kami mendapatkan Ruangan Kresno 10. Ruangan 10 Kresno terdiri dari 5 ruang, 2 ruang sebelah kanan untuk pasien laki-laki, 2 ruang di sebelah kiri untuk pasien perempuan, dan satu ruang pengawasan di sebelah persis Nurse Station. Terhitung ada 5 pasien perempuan dan 1 pasien laki-laki saat saya dan teman-teman kelompok dinas pada hari senin.
Selasa,2 April 2019 Saya mulai mengkaji pasien saya, pasien
saya Tn. N masuk dengan diagnosa RPK dan halusinasi, awal saya mengajak berbicara Tn. N sangat stabil dan kooperatif, bahkan Tn. N sangat ingat betul kenapa ia sampai dibawa kesini. Kenapa Tn. N bisa masuk ke rumah sakit karena waktu menonton debat presiden Tn. N terbawa suasana dan menjadi emosional. Tiba-tiba Tn. N berteriak, istri dan anak-anaknya ketakutan, selain itu ia juga berhalusinasi mendengar kokok ayam yang tidak biasanya, Tn. N juga berfirasat bahwa suara ayam kokok tersebut sebagai pertanda akan adanya bencana. Setelah Tn. N menceritakan panjang mengenai kondisinya sebelum masuk rumah sakit. Saya memberikan SP 1 Halusinasi yaitu dengan menghardik halusinasi yang datang, saya memberikan masukan kepada Tn. N apabila suatu saat ada suara yang datang, untuk berkata didalam hati bahwa suara itu tidak nyata, suara itu tidaklah ada maknanya, Tn.N mengerti dan mempraktekkan langsung, setelah itu saya menganjurkan Tn. N untuk minum obat secara teratur, agar suara-suara yang biasanya datang lekas hilang.
Rabu, 3 April 2019 Saya mengantar pasien ruang saya
bernama Ny. F untuk pemeriksaan EEG (Elektroensefalogram. Baru kali ini saya melihat pemeriksaan EEG, EEG ini sangat asing menurut saya karena di stase sebelumnya saya tidak pernah menjumpai pemeriksaan seperti ini. EEG ini bertujuan untuk mengukur aktivitas kelistrikan di otak, dimana grafik akan menggambarkan adanya kelainan yang ada di otak pasien. Ny. F terkadang merasa tidak nyaman dan ingin melepas kabel-kabel yang banyak menjuntai dikepalanya, saya dan perawat yang bertugas berusaha untuk menenangkan Ny. F supaya perekaman tetap berjalan lancar sampai akhir.
Minggu, 7 April 2019 Saya memberikan obat dengan cara yang
tidak biasa, perawat bersama dengan saya berencana akan memberikan obat ke pasien Nn. V, Nn. V masuk ke ruangan saya dengan alasan dari keluargnya mengurung diri dan tidak mau makan, awal dari masalah tersebut adalah saat Nn. V kelas 2 SMP, Nn.V tiba-tiba kepalanya mendadak pusing dan jatuh pingsan, selanjutnya Nn. V hanya berduiam diri di kamar dan tidak mau makan, sampai akhirnya Nn. V putus sekolah dan lanjut pengobatan di rumah sakit. Nn. V tidak kooperatif dan hanya mau minum obat yang berbentuk serbuk. Karena selalu meberontak ketika akan diberi obat dengan dibantu keluarga pasien saya dan perawat memberikan obat ke Nn. V dengan paksaan, saya membuka mulut dan sekaligus menutup hidung Nn. V, sementara perawat menutup mulut Nn. V dengan selimut jaga-jaga apabila suatu saat Nn. V bisa menyemburkan obatnya. Walaupun tidak tega tapi saya mantap karena obat tersebut berguna untuk membantu meringankan sakit Nn. V.
Senin, 8 April 2019 Saya bersama kelompok mendapatkan
jadwal untuk dinas di IGD, kali pertama saya dan teman-teman untuk praktek di IGD selama praktek, banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan bersama teman-teman di sini, pagi-pagi kami sudah harus siap siaga untuk menerima pasien baru, baik pasien psikiatri, maupun non- psikiatri. Pertama setelah kami menerima psien datang, kami menulis assesment sekaligus memeriksa tanda-tanda vital pasien. Setelah itu kami segera merekam jantung pasien baru dengan menggunakan EKG, tak hanya pasien non-psikiatri, kami juga menerima pasien psikiatri, kami lebih banyak menerima pasien amuk daripada pasien dengan kondisi jiwa stabil. Kami juga diajari bagaimana cara merestrain dan hal-hal lain yang belum pernah diajarkan di bangsal.
Selasa, 9 April 2019 Saya dan kelompok mendapat tugas
untuk menjaga Poli kami terdiri dari 5 orang, dengan saya laki-laki satu-satunya di kelompok, 2 orang teman kami ada yang ditempatkan di poli dewasa bagian gangguan mood, dan 2 teman saya lainnya ditempatkan masing-masing di poli ibu dan anak, sementara saya ditempatkan di poli umum terutama di poli psikiatri. Tugas saya selama di poli cukup menyenangkan, saya bertemu dengan banyak orang, dari berbagai kalangan dan usia, tugas saya diantaranya adalah memeriksa tanda-tanda vital, tinggi badan dan berat badan. Sekitar 20 orang pasien yang datang pada saat saya berjaga di poli. Sesekali saya diminta untuk membantu cek rekam jantung dengan menggunakan EKG.
Jumat, 12 April 2019 Saya membantu mengantar dan melihat
langsug prosedur terapi ECT (Electro Compulsive Therapy), ada dua macam prosedur diantaranya ECT dengan medikasi dan ECT Pra- medikasi, ECT diterapkan sebagai line terakhir untuk pasien-pasien yang tidak ada perkembangan dengan minum obat-obat biasa. Prosedur diawali dengan memasang pengikat kepala dengan elektroda di kepala pasien, setelah itu pasien dibius, setelah dibius pasien dipasang oropharingeal tube dengan bahan karet untuk mencegah pasien menggigit lidah dan mengeluarkan saliva saat dikejut listrik. Saya bertugas memegang bahu, dan lutut pasien agar pasien tetap dalam kondisi terbaring. Setelah dilakukan ECT, pasien diperiksa tanda-tanda vitalnya sebelum keluar dari ruangan.