Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KASUS RESUME

1. Judul
RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn. N DENGAN MASALAH
UTAMA HALUSINASI DI RUANG 10 KRESNO RUMAH SAKIT JIWA DAERAH
DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

2. Tinjauan teori dan kerangka berpikir


a. Pengertian
Halusinasi adalah gangguan penyerapan atau persepsi panca indera tanpa adanya
rangsangan dari luar yang dapat terjadi pada sistem penginderaan dimana terjadi pada
saat kesadaran individu itu penuh dan baik.Maksudnya rangsangan tersebut terjadi
pada saat klien dapat menerima rangsangan dari luar dan dari dalam diri individu.
Dengan kata lain klien berespon terhadap rangsangan yang tidak nyata, yang hanya
dirasakan oleh klien dan tidak dapat dibuktikan (Nasution, 2003). Jenis-jenis
Halusinasi antara lain :
1. Pendengaran
Mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara berbentuk
kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien,
bahkan sampai pada percakapan lengkap antara dua orang yang mengalami
halusinasi.Pikiran yang terdengar dimana klien mendengar perkataan bahwa klien
disuruh untuk melakukan sesuatu kadang dapat membahayakan.
2. Penglihatan
Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris,gambar
kartun,bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan bias menyenangkan atau
menakutkan seperti melihat monster.
3. Penghidung
Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, dan feses umumnya bau-
bauan yang tidak menyenangkan.Halusinasi penghidu sering akibat stroke, tumor,
kejang, atau dimensia.
4. Pengecapan
Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses.
5. Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas. Rasa tersetrum
listrik yang datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
6. Kenesthetik
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaan makan
atau pembentukan urine.
7. Kinesthetik
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.

b. Faktor Predisposisi Presipitasi


1. Faktor Prediposisi
Menurut Stuart (2007), faktor predisposisi terjadinya halusinasi adalah:
a. Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon
neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini ditunjukkan oleh
penelitian-penelitian yang berikut:
1) Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak yang lebih
luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada daerah frontal, temporal
dan limbik berhubungan dengan perilaku psikotik.
2) Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang
berlebihan dan masalah-masalah pada system reseptor dopamin dikaitkan
dengan terjadinya skizofrenia.
3) Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan
terjadinya atropi yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi otak
klien dengan skizofrenia kronis, ditemukan pelebaran lateral ventrikel,
atropi korteks bagian depan dan atropi otak kecil (cerebellum). Temuan
kelainan anatomi otak tersebut didukung oleh otopsi (post-mortem).

b. Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan
kondisi psikologis klien.Salah satu sikap atau keadaan yang dapat
mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan
kekerasan dalam rentang hidup klien.
c. Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti:
kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam) dan
kehidupan yang terisolasi disertai stress.

2. Faktor Presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya
hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa
dan tidak berdaya.Penilaian individu terhadap stressor dan masalah koping dapat
mengindikasikan kemungkinan kekambuhan (Keliat, 2006). Menurut Stuart
(2007), faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi adalah:
a. Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses
informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus
yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
b. Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
c. Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor.

c. Ringkasan
Halusinasi adalah persepsi klien melalui panca indera terhadap lingkungan tanpa ada
stimulus atau rangsangan yang nyata
3. Identitas Klien
a. Nama : Tn. N
b. Nomor CM : 00 14 03 37
c. Umur : 37 Tahun 10 Bulan
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SLTP
f. Tanggal masuk : 31 Maret 2019
g. Tanggal pengkajian : 1 April 2019

4. Alasan masuk RS
Keluarga klien mengatakan bahwa klien setelah menonton debat presiden klien
marah-marah dan mendengar suara kokok ayam yang tidak biasanya setelah bangun tidur
dini hari. Klien beranggapan akan terjadi bencana alam.

5. Predisposisi dan Presipitasi


Klien mengatakan bahwa saat tahun 1999 klien mengalami kecelakaan dan koma,
klien sering kejang mulai tahun 2014. klien juga sering kontrol untuk memeriksakan
kepalanya, 2 bulan terakhir klien berhenti minum obat dengan alasan bosan. Saat
berhenti minum obat klien seringkali kejang. Tanggal 31 Maret setelah menonton debat
presiden, klien marah-marah, klien juga seringkali mendengar suara-suara asing di
kepalanya
6. Analisa Data
Tgl/Jam Data Diagnosa Paraf
1 April DS: Keluarga klien Resiko perilaku
2019 mengatakan klien marah- kekerasan
marah setelah menonton
debat presiden

DO: klien marah-marah


tanpa sebab
1 April DS : Klien mengatakan Halusinasi
2019 sering mendengar suara pendengaran
asing seperti kokok ayam
yang tidak biasanya selama
beberapa menit dan
berfirasat bahwa
kampungnya akan dilanda
bencana.

DO :
-Klien tampak bingung dan
mengeluh mendengar suara
ke istrinya
-Klien sering mengajak
berbicara istrinya saat
mendengar suara aneh.

7. Diagnosa Keperawatan
Halusinasi pendengaran
8. Rencana Tindakan Keperawatan
SP 1 : Membantu klien mengenal halusinasi, menjelaskan cara mengontrol halusinasi,
mengajarkan klien mengontrol halusinasi dengan menghardik halusinasi
SP 2 : Melatih klien mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap bersama orang lain.
SP 3 : Melatih klien minum obat secara teratur.

9. Catatan Perawatan
Tgl/Jam Diagnosis/ TUK/ SP Implementasi Evaluasi
1 April Halusinasi (dengar)/Membina -Memberi salam, S: Klien
2019 hubungan saling menyebutkan nama mengatakan kalau
percaya/Berinteraksi dengan panggilan sebelum dirinya tidak sakit,
menyapa dan berkenalan berinteraksi klien mengatakan
bingung karena
-Menanyakan nama tiba-tiba sudah
panggilan kesukaan berada di RSJD
klien Semarang

-Menunjukkan O: klien stabil


sikap empati, jujur, kooperatif, klien
dan menepati janji bersedia
setiap kali menceritakan
berinteraksi. semua yang
dirasakan
-Menanyakan
perasaan klien dan A: Klien mampu
masalah yang mengungkapkan
dihadapi klien. perasaannya

-Membuat kontrak P: lanjutkan


interaksi yang jelas. intervensi untuk
interaksi terapeutik
-Mendengarkan
dengan penuh
perhatian ungkapan
perasaan klien

Senin, 1 Halusinasi(dengar)/Membantu -Menanyakan S: Klien


April 2019 mengenal halusinasi waktu, isi dan mengatakan ia
/Mengungkapkan perasaan frekuensi halusinasi paham dengan
terhadap halusinasinya instruksi yang
-Mengungkapkan diajarkan
perasaan terhadap
halusinasinya O: Klien bisa
mengulang cara
-Mengajarkan pada menghardik suara
klien untuk yang datang
menghardik suara-
suara asing yang A: Masalah teratasi
datang sebagian

-Mempraktikkan P: Lanjutkan
cara menghardik intervensi,
suara yang datang memasukkan
intervensi dalam
-Membuat kontrak jadwal kegiatan
secara sering, harian
singkat dan
bertahap

Anda mungkin juga menyukai