Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KASUS RESUME

1. Judul
RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn. S DENGAN MASALAH
UTAMA ISOLASI SOSIAL DI RUANG 10 KRESNO RUMAH SAKIT JIWA
DAERAH DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

2. Tinjauan teori dan kerangka berpikir


a. Pengertian
Isolasi social adalah keadaan ketika seorang individu mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien
merasa ditolak, tidaak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang
berarti dengan orang lain. (Budi Anna Keliat,2012).
Isolasi sosial adalah gangguan dalam berhubungan yang merupakan mekanisme
individu terhadap sesuatu yang mengancam dirinya dengan cara menghindari
interaksi dengan orang lain dan lingkungan (Dalami, dkk. 2009)

b. Faktor Predisposisi Presipitasi


Faktor Prediposisi

1. Faktor perkembangan
Tiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan dari masa bayi sampai
dewasa tua akan menjadi pencetus seseoarang sehingga mempunyai masalah
respon sosial menarik diri. Sistem keluarga yang terganggu juga dapat
mempengaruhi terjadinya menarik diri. Organisasi anggota keluarga bekerja
sama dengan tenaga profesional untuk mengembangkan gambaran yang lebih
tepat tentang hubungan antara kelainan jiwa dan stress keluarga. Pendekatan
kolaboratif sewajarnya dapat mengurangi masalah respon sosial menarik diri.

2. Faktor Biologik
Faktor genetik dapat menunjang terhadap respon sosial maladaptive. Genetik
merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa. Kelainan struktur
otak, seperti atropi, pembesaran ventrikel, penurunan berat dan volume otak
serta perubahan limbik diduga dapat menyebabkan skizofrenia.
3. Faktor Sosiokultural
Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungan. Ini merupakan
akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain, atau
tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif, seperti lansia,
orang cacat dan berpenyakit kronik. Isolasi dapat terjadi karena mengadopsi
norma, perilaku, dan system nilai yang berbeda dari yang dimiliki budaya
mayoritas. Harapan yang tidak realistis terhadap hubungan merupakan faktor
lain yang berkaitan dengan gangguan ini (Stuart, 2012)

Faktor Presipitasi

Ada beberapa faktor persipitasi yang dapat menyebabkan seseorang menarik diri.
Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari berbagai stressor antara lain :
a. Stressor Sosiokultural
Stressor sosial budaya dapat menyebabkan terjadinya gangguan dalam
membina hubungan dengan orang lain, misalnya menurunnya stabilitas unit
keluarga, berpisah dari orang yang berarti dalam kehidupannya, misalnya
karena dirawat di rumah sakit.

b. Stressor psikologik
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan keterbatasan
kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan orang
terdekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi
kebutuhannya hal ini dapat menimbulkan ansietas tinggi bahkan dapat
menimbulkan seseorang mengalami gangguan hubungan (menarik diri)
(Stuart, 2012)
c. Stressor intelektual
1) Kurangnya pemahaman diri dalam ketidak mampuan untuk berbagai
pikiran dan perasaan yang mengganggu pengembangan hubungan dengan
orang lain.
2) Klien dengan “kegagalan” adalah orang yang kesepian dan kesulitan dalam
menghadapi hidup. Mereka juga akan sulit berkomunikasi dengan orang
lain.
3) Ketidakmampuan seseorang membangun kepercayaan dengan orang lain
akan persepsi yang menyimpang dan akan berakibat pada gangguan
berhubungan dengan orang lain
d. Stressor fisik
1) Kehidupan bayi atau keguguran dapat menyebabkan seseorang menarik
diri dari orang lain
2) Penyakit kronik dapat menyebabkan seseorang minder atau malu sehingga
mengakibatkan menarik diri dari orang lain
.

c. Ringkasan
Dapat disimpulkan bahwa isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang menarik
diri dari lingkungkan sekitar untuk berinteraksi, biasanya diikuti dengan perasaan
tidak berguna dan penolakan oleh lingkungan
3. Identitas Klien
a. Nama : Nn. S
b. Nomor CM : 00 14 03 08
c. Umur : 14 Tahun 3 Bulan
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SD
f. Tanggal masuk : 6 April 2019
g. Tanggal pengkajian : 7 April 2019

4. Alasan masuk RS
Keluarga klien mengatakan bahwa klien selalu dibully dan dipalak oleh teman-teman,
klien stress dan jatuh sakit karena tidak mau makan serta bersekolah

5. Predisposisi dan Presipitasi


Keluarga klien mengatakan bahwa saat klien membawa uang saku ke sekolah, klien
selalu dimintai oleh teman-temannya, klien juga suka dibully, klien tidak pernah cerita ke
orangtuanya, klien hanya mau cerita ke neneknya. Karena stress, klien jatuh sakit dan
tidak mau makan dan bermain serta bersekolah
6. Analisa Data
Tgl/Jam Data Diagnosa Paraf
1 April DS: Keluarga klien Isolasi Sosial Nafis
2019 mengatakan klien tidak
mau makan, mandi, dan
bersekolah, klien hanya
berdiam diri di rumah

DO: klien hanya tidur di


kasur dan lemas serta
menolak untuk diajak
berkenalan oleh perawat

7. Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial

8. Rencana Tindakan Keperawatan


SP 1 : Membina hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal penyebab isolasi
sosial, membantu pasien mengenal manfaat berhubungan dengan oranglain dan
kerugiannya, mengajarkan pasien berkenalan
SP 2 : Mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap (dengan perawat / pasien lain)
SP 3 : Mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap.(dengan perawat, pasien lain,
keluarga/kelompok)
9. Catatan Perawatan
Tgl/Jam Diagnosis/ TUK/ SP Implementasi Evaluasi
Minggu, 7 Isolasi sosial /Membina -Memberi salam, S: Keluarga Klien
April 2019 hubungan saling menyebutkan nama mengatakan, klien
percaya/Berinteraksi panggilan sebelum tidak mau
dengan menyapa dan berinteraksi berkenalan dan
berkenalan hanya diam
-Menanyakan nama
panggilan kesukaan O: Klien diam dan
klien hanya duduk

-Menunjukkan A: Isolasi Sosial


sikap empati, jujur, -Klien belum
dan menepati janji mampu untuk
setiap kali diajak berbicara
berinteraksi. -Klien belum
mampu diajak
-Menanyakan berkenalan
perasaan klien dan
masalah yang
dihadapi klien. P: Ulangi intervensi
untuk interaksi
-Membuat kontrak terapeutik
interaksi yang jelas.

-Mendengarkan
dengan penuh
perhatian ungkapan
perasaan klien
Minggu, 7 Isolasi sosial/Membantu -Menanyakan S: Klien tidak mau
April 2019 /Membantu pasien untuk pendapat pasien bersalaman dan
mengenal isolasi sosial dan tentang kebiasaan hanya diam
manfaat berhubungan berinteraksi dengan
dengan orang lain dan orang lain O: Klien duduk dan
kerugiannya diam
-Menanyakan
penyebab pasien A: Isolasi sosial
tidak ingin -Klien belum
berinteraksi dengan mampu untuk
orang lain dilatih berkenalan

-Diskusikan
kerugian jika P: Ulangi
pasien hanya intervensi, dan
mengurung diri memasukkan
intervensi dalam
-Menjelaskan jadwal kegiatan
pengaruh isolasi harian
sosial terhadap
kesehatan fisik
pasien

-Membuat kontrak
secara sering,
singkat dan
bertahap
Referensi

Keliat, B.A, (2011). Keperawatan kesehatan jiwa


komunitas CMHN (basic course Buku
Kedokteran, Jakarta : EGC

Kusumawati, F. (2011). Buku Ajar Keperawatan


Jiwa. Jakarta. Salemba Medika
Koping individu kurang efektif

Harga diri rendah kronis

Definisi : Keadaan dimana seorang ISOLASI SOSIAL


individu mengalami penurunan
bahkan sama sekali tidak mampu
berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya Fakror presipitasi :

-Kehilangan pasangan, stress,


ansietas berat

Manifestasi klinis :

Klien merasa tidak aman, tidak


merawat kebersihan diri, afek Data subyektif: Klien m
tumpul, asyik dengan pikirannya saya tidak mampu, tid
sendiri tahu apa-apa, bodoh

SP 1 BHSP, membantu mengenal SP 2 Melatih berkenalan secara SP 3 Melatih ber


penyebab isolasi sosial, mengenal bertahap : Klien dengan perawat, bertahap : Klien
manfaat dan kerugian berkenalan, klien dengan klien klien dengan klie
berinterksi kelompok/kelua

Anda mungkin juga menyukai