Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data


4.1.1 Data Run Time SK 1

Berikut tabel 4.1 yang merupakan data run time dari SK 1 berdasarkan
praktikan lalui pada saat perakitan bagian sasisst:

Tabel 4.1 Data Run Time SK 1

4.1.2 Data Run Time SK 2


Berikut tabel 4.2 yang merupakan data run time dari SK 2 berdasarkan
praktikan lalui pada saat perakitan bagian kepala mobil:

Tabel 4.2 Data Run Time SK 2

4.1.3 Data Run Time SK 3


Berikut tabel 4.3 yang merupakan data run time dari SK 3 berdasarkan
praktikan lalui pada saat perakitan bagian badan mobil:

Tabel 4.3 Data Run Time SK 3

25
4.1.4 Data Run Time SK 4
Berikut tabel 4.4 yang merupakan data run time dari SK 4 berdasarkan
praktikan lalui pada saat perakitan bagian rakitan sasisst, rakitan kepala mobil,
dan rakitan badan mobil:

Tabel 4.4 Data Run Time SK 4

4.2 Pengolahan Data


4.2.1 Perhitungan Waktu Siklus dan Waktu Normal
Pada perhitungan waktu siklus dan waktu normal ini dilakukan terhadap
setiap elemen-elemen yang ada pada setiap stasiun kerja. Berikut tabel 4.5 yang
merupakan data waktu siklus dan waktu normal setiap stasiun kerja:
Tabel 4.5 Data Waktu Siklus dan Waktu Normal
Waktu Operasi
SK Elemen Operasi WS WN
Run 1 Run 2 Run 3 Run 4
A8 Merakit rakitan A1, A2, A3, A4, dan A5 menjadi sasisst utama 52 48 49 52 50.25 66.83
1 A6 Merakit merakit sasisst samping ke sasisst utama 12 12 10 11 11.25 14.96
A7 Merakit sasisst tambahan ke sasisst utama 31 31 21 19 25.5 33.92
B7 Merakit B1 dan B2 menjadi kepala mobil 16 13 13 11 13.25 17.62
B3 Merakit tutup ke kepala bola 13 28 18 11 17.5 23.28
2 B8 Merakit B4 ke kepala mobil 13 11 10 12 11.5 15.30
B5 Merakit bagian lampu ke kepala mobil 7 8 10 6 7.75 10.31
B9 Merakit Lampu ke kepala mobil 7 3 11 8 7.25 9.64
C6 Merakit C1, C2, dan C3 menjadi badan mobil 12 9 8 6 8.75 11.64
3 C4 Merakit lampu kebelakang ke badan mobil 3 3 2 3 2.75 3.66
C7 Merakit bagian tambahan ke samping mobil 36 9 7 5 14.25 18.95
D6 Merakit D1, D2, D3, dan D4 menjadi dudukan 11 10 14 12 11.75 15.63
D5 Merakit tangga ke dudukan 4 11 12 9 9 11.97
4
E1 Merakit A9, B9, C7, dan D5 menjadi mobil 23 44 33 15 28.75 38.24
E3 Merakit piranti kecil menjadi mobil damkar 30 29 36 37 33 43.89

Berikut contoh perhitungan waktu siklus dari tabel 4.5 diatas:


1. Perhitungan waktu siklus elemen A8 pada stasiun kerja ke-1
 Waktu yang tersedia
Ws1 =  Unit yang akan diproduksi
52+48+49+52
Ws1 = 4

Ws1 = 50,25 s

26
2. Perhitungan waktu siklus elemen A6 pada stasiun kerja ke-1
 Waktu yang tersedia
Ws2 =  Unit yang akan diproduksi
12+11+11+11
Ws2 = 4

Ws2 = 11,25 s
3. Perhitungan waktu siklus elemen A7 pada stasiun kerja ke-1
 Waktu yang tersedia
Ws3 =  Unit yang akan diproduksi
31+31+21+19
Ws3 = 4

Ws3 = 25,5 s
Jadi total waktu siklus SK 1 yaitu 86,25 s.

1. Perhitungan waktu siklus elemen B8 pada stasiun kerja ke-2


 Waktu yang tersedia
Ws1 =  Unit yang akan diproduksi
16+13+13+13+11
Ws1 = 4

Ws1 = 16,5 s
2. Perhitungan waktu siklus elemen B3 pada stasiun kerja ke-2
 Waktu yang tersedia
Ws2 =  Unit yang akan diproduksi
11+18+16+10
Ws2 = 4

Ws2 = 13,75 s

1. Perhitungan waktu siklus elemen C6 pada stasiun kerja ke-3


 Waktu yang tersedia
Ws1 =  Unit yang akan diproduksi
12+9+8+6
Ws1 = 4

Ws1 = 8,75 s
2. Perhitungan waktu siklus elemen C4 pada stasiun kerja ke-3
 Waktu yang tersedia
Ws2 =  Unit yang akan diproduksi
2+2+1+2
Ws2 = 4

Ws2 = 1,75 s

27
1. Perhitungan waktu siklus elemen D7 pada stasiun kerja ke-4
 Waktu yang tersedia
Ws1 =  Unit yang akan diproduksi
11+10+14+12
Ws1 = 4

Ws1 = 11,75 s
2. Perhitungan waktu siklus elemen D5 pada stasiun kerja ke-4
 Waktu yang tersedia
Ws2 =  Unit yang akan diproduksi
3+10+11+8
Ws2 = 4

Ws2 = 8 s
Berikut contoh perhitungan waktu normal pada SK ke-1 dan SK ke-3 dari
tabel 4.5
1. Perhitungan waktu normal elemen A8 pada stasiun kerja ke-1
Wn1 = Ws x p
Wn1 = 50,25 x 1,25
Wn1 = 56,81 s
1. Perhitungan waktu normal elemen A6 pada stasiun kerja ke-1
Wn2 = Ws x p
Wn2 = 11,25 x 1,25
Wn2 = 14,06 s
2. Perhitungan waktu normal elemen A7 pada stasiun kerja ke-1
Wn3 = Ws x p
Wn3 = 24,75 x 1,25
Wn3 = 30,94 s

4.2.2 Perhitungan Waktu Baku Perakitan


Pada perhitungan ini dilakukan berdasarkan % kelonggarannya, dimana %
kelonggaran pada operator pria 2% - 2,5% dan pada operator wanita %
kelonggarannya yaitu 2,5% - 5%. Berikut tabel 4.6 yaitu data waktu baku
perakitan:

Tabel 4.6 Data Waktu Baku

28
Berikut contoh perhitungan waktu baku pada SK ke-1 (operator wanita)
dan SK ke-3 (operator pria) dari tabel 4.6 diatas:
1. Perhitungan waktu baku elemen A8 pada stasiun kerja ke-1
Wb1 = Waktu Normal + (Waktu Normal x % Kelonggaran)
Wb1 = 62,81 + (62,81 x 0,05)
Wb1 = 65,95 s
2. Perhitungan waktu baku elemen A6 pada stasiun kerja ke-1
Wb2 = Waktu Normal + (Waktu Normal x % Kelonggaran)
Wb2 = 14,06 + (14,06 x 0,05)
Wb2 = 14,77 s
3. Perhitungan waktu baku elemen A7 pada stasiun kerja ke-1
Wb3 = Waktu Normal + (Waktu Normal x % Kelonggaran)
Wb3 = 30,94 + (30,94 x 0,05)
Wb3 = 32,48 s

4.2.3 Perhitungan Idle Time


Pada perhitungan idle time dilakukan per-SK untuk mengetahui berapa
lama waktu menunggu setiap stasiun kerja yang ada. Berikut tabel 4.7 data idle
time yang dihasilkan:

Tabel 4.7 Data Idle Time

29
Berikut contoh perhitungan idle time pada SK 1 – SK 4 dari tabel 4.7
diatas:
𝑛

1. 𝐼𝑑𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 = 𝑛. 𝑊𝑠 ∑ 𝑊𝑖
𝑖=1

Idle Time = 105,50 – 86,25


Idle Time = 19,25 s
𝑛

2. 𝐼𝑑𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 = 𝑛. 𝑊𝑠 ∑ 𝑊𝑖
𝑖=1

Idle Time = 105,50 – 51,50


Idle Time = 54,00 s
𝑛

3. 𝐼𝑑𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 = 𝑛. 𝑊𝑠 ∑ 𝑊𝑖
𝑖=1

Idle Time = 105,50 – 24,00


Idle Time = 81,50 s
𝑛

4. 𝐼𝑑𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 = 𝑛. 𝑊𝑠 ∑ 𝑊𝑖
𝑖=1

Idle Time = 105,50 – 105,50


Idle Time = 0 s

4.2.4 Perhitungan Balance Delay


Perhitungan balance delay dilakukan untuk mengetahui ukuran dari
ketidakefesienan lintasan yang dihasilkan dari waktu menganggur sebenarnya

30
antara stasiun-stasiun kerja. berikut tabel 4.8 yaitu data balance delay dari 4
stasiun kerja yang ada:

Tabel 4.8 Data Balance Delay

Berikut contoh perhitungan balance delay dari tabel 4.8 diatas untuk ke-4
stasiun kerja yang ada:

(4 𝑥 105,50)−(267,25)
D= 𝑥 100%
4 𝑥 105,50
422−267,25
D= 𝑥 100%
422
154,75
D= x 100%
422

D = 37 %

4.2.5 Perhitungan Efesiensi Stasiun Kerja


Pada perhitungan efesiensi stasiun kerja ini dilakukan terhadap data setiap
stasiun kerja untuk mengetahui efektifitas antar stasiun. Berikut tabel 4.9 yaitu
data efesiensi stasiun kerja:

Tabel 4.9 Data Efesiensi Stasiun Kerja

31
Berikut contoh perhitungan efesiensi stasiun kerja dari tabel 4.9 diatas
untuk SK 1 – SK 4:

𝑊𝑖
1. Efesiensi Stasiun Kerja1 = 𝑊𝑠 𝑥 100%
86,25
Efesiensi Stasiun Kerja1 = 105,50 𝑥 100%

Efesiensi Stasiun Kerja1 = 82 %


𝑊𝑖
2. Efesiensi Stasiun Kerja2 = 𝑊𝑠 𝑥 100%
51,50
Efesiensi Stasiun Kerja2 = 105,50 𝑥 100%

Efesiensi Stasiun Kerja2 = 49 %


𝑊𝑖
3. Efesiensi Stasiun Kerja3 = 𝑊𝑠 𝑥 100%
24,00
Efesiensi Stasiun Kerja3 = 105,50 𝑥 100%

Efesiensi Stasiun Kerja3 = 23 %


𝑊𝑖
4. Efesiensi Stasiun Kerja4 = 𝑊𝑠 𝑥 100%
105,50
Efesiensi Stasiun Kerja4 = 105,50 𝑥 100%

Efesiensi Stasiun Kerja4 = 100 %

4.2.6 Perhitungan Line Efficiency


Pada perhitungan line efficiency ini dilakukan terhadap data keseluruhan
stasiun kerja untuk mengetahui efektifitas lintasan antar stasiun. Berikut tabel 4.10
yaitu data line efficiency:

32
Tabel 4.10 Data Line Efficiency

Berikut contoh perhitungan line efficiency dari tabel 4.10 diatas untuk ke-4
stasiun kerja yang ada:
∑𝑘𝑖=1𝑆𝑇𝑖
Line Efficiency = (𝑘).(𝐶𝑇) 𝑥100%
267,25
Line Efficiency = 3 𝑥 105,50 𝑥 100%

Line Efficiency = 84 %

4.2.7 Perhitungan Smoothnes Index


Perhitungan ini dilakukan untuk melihat kelancaran jaringan antar lintasan
dari stasiun kerja ke stasiun kerja lainnya. Berikut tabel 4.11 yaitu data smoothnes
index:

Tabel 4.11 Data Smoothnes Index

33
Berikut contoh perhitungan smoothnes index dari tabel 4.11 diatas untuk
ke-4 stasiun kerja yang ada:
Si = ∫ ∑𝑘𝑖=1(𝑆𝑇𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑆𝑇𝑖 )2
Si = ∫(86,25 − 105,50)2 + (51,50-105,50)2 + (24,00-105,50)2 + (105,50-
105,50)2
Si = ∫ 9928 , 81
Si = 99,64  100

4.2.8 Perhitungan Work Station


Pada perhitungan ini dilakukan setelah menentukan interval waktu siklus
untuk memperoleh jumlah stasiun kerja efisien atau jumlah stasiun kerja minimal.
Berikut tabel 4.12 yaitu data work station:

Tabel 4.12 Data Work Station

34
Berikut contoh perhitungan work station dari tabel 4.12 diatas untuk ke-4
stasiun kerja yang ada:

∑𝑛𝑖=1 𝑡𝑖
𝐾min =
𝐶
267,25
𝐾min =
105,50
𝐾min = 3
Jadi jumlah stasiun kerja yang efesien adalah 3 stasiun.

4.2.9 Precedence Diagram


Berikut adalah urutan operasi kerja dari ke-4 stasiun kerja yang ada.
Dimana stasiun kerja ke-1 melakukan perakitan bagian sasisst, pada stasiun kerja
ke-2 dilakukan perakitan bagian kepala mobil, dan pada stasiun kerja ke-3
melakukan perakitan bagian badan mobil, serta pada stasiun ke-4 melakukan

35
perakitan baik dari rakitan sasisst, rakitan kepala mobil, dan rakitan badan mobil
dari stasiun kerja sebelumnya untuk menjadi sebuah produk damkar yang utuh.

Gambar 4.1 Precedence Diagram

36

Anda mungkin juga menyukai