ABSTRAK
ABSTRAK
LUSIANA PRIMASARI
32722001D12046
LUSIANA PRIMASARI
32722001D12046
The main obstacle the low rate of immunization coverage in Sub Tipar due
to low awareness of mothers to bring their children in for immunization. The
purpose of this study was to determine the relationship of knowledge of mothers
who have children of primary immunization with complete basic immunization
compliance.
Provision of basic immunizations carried out in accordance with the
schedule of immunization that have been determined as follows: BCG/Polio-1 (1
month), DPT-HB-Hib-1/Polio-2 (2 months), DPT-HB-Hib-2/Polio-3 (3 months),
DPT-HB-Hib-3/Polio-4 (4 months), and Measles (9 months).
This research uses a correlational study with cross sectional approach, the
number of population is 107 respondents and sample 97 respondents. The way the
sampling is by sampling saturated. Test the validity of the instrument of
knowledge of 40 questions, 34 items declared valid to question the reliability of
0.852. Analysis of data using statistical test Chi Square and Cramer's V.
Results of this study, the results of the bivariate analysis p-value = 0.036
showing that there is a relationship mother who has knowledge about basic
immunization of infants with complete basic immunization compliance.
The conclusion from this research that there is a relationship of knowledge
mothers who have children of primary immunization with complete basic
immunization compliance, where the mother's knowledge has a dominant
influence on the provision of basic immunization. So expect the clinic can
perform an increase in outreach are varied to mothers who do not obey the rules in
the basic immunization.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
2015).
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui
penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat
kesehatan yang bermutu secara adil dan bermutu diseluruh wilayah Republik
Indonesia dan dapat mewujudkan bangsa yang mandiri, maju dan sejahtera
prevalensi gizi kurang pada balita menjadi 17% (Kemenkes RI, 2015).
kematian ibu, angka kematian bayi, dan angka kematian balita. Dewasa ini
angka kematian ibu, angka kematian bayi, dan angka kematian balita di
Indonesia masih sangat tinggi. Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan bahwa angka kematian ibu sebesar
359 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan menurut Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) tahun 2013 angka kematian bayi sebesar 32 per 1000 kelahiran
hidup, angka kematian balita sebesar 44 per 1000 kelahiran hidup, umur
harapan hidup sebesar 69 tahun, dan prevalensi gizi kurang pada balita sebesar
21,8 juta bayi di seluruh dunia masih belum mendapatkan layanan imunisasi,
dan 9,5 juta balita belum mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap.
penyakit difteri, pertusis, tetanus, dan campak, sedangkan 5,2 juta balita
dengan imunisasi. Sementara itu di Wilayah Asia Tenggara setiap tahun lebih
dari 1,4 juta anak di dunia meninggal karena berbagai penyakit yang
paru-paru, pertusis, dan polio. Anak yang telah diberi imunisasi akan
pada tahun 2005-2006 (385 anak lumpuh permanen), wabah campak tahun
wabah difteri tahun 2010-2011 (816 anak di rawat di rumah sakit dan 56
difteri (1.789 anak dirawat di rumah sakit dan 94 anak meninggal). Di Jawa
Barat tahun 2009-2010 penderita campak mencapai 950 orang, jumlah balita
yang rentan terkena campak di Jawa Barat mencapai 1,5 juta balita, selain itu
terjadi wabah polio tahun 2005-2006 di Sukabumi karena banyak bayi dan
kematian bayi dan balita serta mempertahankan status kesehatan bayi dan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu
saat seseorang terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
salah satu cara untuk memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, sehingga anak dapat tumbuh
dengan imunisasi yaitu dengan lima imunisasi dasar lengkap (LIL) adalah
imunisasi yang wajib diberikan pada bayi sebelum usia genap 1 tahun sesuai
dengan jadwal pemberian imunisasi yang terdiri dari : BCG, DPT, HB, polio,
perlu tindakan penyuluhan kepada orang tua khususnya yang memiliki bayi
dan para calon ibu tentang pentingnya imunisasi serta menganjurkan ibu agar
Organization (WHO) tahun 2013 yaitu 98% untuk imunisasi BCG, 98% untuk
imunisasi DPT 1, 85% untuk imunisasi DPT 3, 4% untuk imunisasi Hib 3, 85%
untuk imunisasi Hepatitis B, 86% untuk imunisasi polio 3, dan 97,85% untuk
Mei 2015).
Berdasarkan hasil laporan Dinas Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014,
untuk angka cakupan imunisasi di Jawa Barat mencapai 94,6% untuk imunisasi
98,6% untuk imunisasi DPT 2, 98,0% untuk imunisasi DPT 3, 101,6% untuk
imunisasi polio 1, 99,9% untuk imunisasi polio 2, 98,3% untuk imunisasi polio
imunisasi dasar di Provinsi Jawa Barat masih ada yang belum sesuai dengan
(http://www.diskes.jabarprov.go.id/assets/data/Kumulatif-Cak-Imunisasi.html
tahun 2014 didapatkan data hasil cakupan imunisasi dasar setiap Puskesmas di
Kota Sukabumi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Keterangan : Tabel 1.1 Cakupan Imunisasi Dasar Per-Puskesmas Di Kota
imunisasi yang masih rendah. Hal ini terlihat pada angka cakupan imunisasi,
dimana masih ada sembilan cakupan imunisasi dasar yang belum mencapai
puskesmas lain yang berada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Sukabumi
lainnya masih belum mencapai target yang telah ditetapkan seperti imunisasi
Tipar Kota Sukabumi yaitu 379 bayi. Adapun jumlah bayi yang mendapatkan
rumah. Hal ini dilakukan apabila ada ibu yang tidak membawa anaknya ke
penyuluhan kepada orang tua terutama ibu yang memiliki bayi untuk
kelurahan, yaitu (1) Kelurahan Tipar, dan (2) Kelurahan Cikondang. Hasil
Sukabumi tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut ini :
Tabel 1.2
Cakupan dan Target Imunisasi Dasar Di Wilayah Kerja Puskesmas Tipar
Kota Sukabumi Tahun 2014
balita.
yaitu rendahnya kesadaran ibu yang mempunyai bayi untuk membawa anaknya
di imunisasi. Hal ini terjadi karena orang tua sibuk bekerja, kurang memiliki
seperti masalah pengertian dan pemahaman karena masih banyak ibu yang
tidak sedikit orang tua dan kalangan praktisi tertentu khawatir terhadap efek
samping dari beberapa vaksin. Selain itu, pengetahuan seorang ibu akan
program imunisasi sangatlah penting, karena orang terdekat dengan bayi dan
anak adalah ibu. Masalah pengertian, pemahaman dan kepatuhan ibu dalam
program imunisasi tidak akan menjadi halangan yang besar jika pendidikan dan
dari Puskesmas Tipar Kota Sukabumi dari bulan Januari sampai dengan Juni
tahun 2015, jumlah balita dapat dilihat pada tabel 1.3 berikut ini:
Tabel 1.3
Rekapitulasi Jumlah Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Tipar Kota
Sukabumi Bulan Januari-Juni Tahun 2015
data balita per RW yang peneliti dapatkan dari Puskesmas Tipar terlihat dalam
Tabel 1.4
Rekapitulasi Jumlah Balita Di Kelurahan Tipar Wilayah Kerja
Puskesmas Tipar Kota Sukabumi Bulan Januari-Juni
Tahun 2015
No RW Jumlah Balita
1 01 59
2 02 69
3 03 105
4 04 97
5 05 63
6 06 114
7 07 122
8 08 60
Jumlah Total 689
Sumber : Laporan Data Proyeksi Puskesmas Tipar Tahun 2015
merupakan salah satu tindakan yang paling penting dan paling spesifik untuk
masyarakat, tersedianya sarana pelayanan imunisasi yang baik dan ramah, dan
cara pemberian imunisasi yang aman. Oleh karena itu peran perawat dalam
kepada 10 ibu yang mempunyai balita tentang imunisasi dasar, ternyata 2 orang
pemberian imunisasi saja (cukup) dan juga mengakui patuh dalam pemberian
imunisasi dasar hal ini terlihat dari KMS yang dimiliki oleh ibu menunjukkan
bahwa balita tersebut telah mendapatkan lima imunisasi dasar secara lengkap.
Sementara itu, 7 ibu lainnya belum bisa menjawab dengan benar tentang hal-
hal yang berhubungan dengan imunisasi dasar (kurang) dan juga mengakui
tidak patuh dalam pemberian imunisasi dasar hal ini terlihat dari KMS yang
dimiliki oleh ibu menunjukkan bahwa balita tersebut tidak mendapatkan lima
imunisasi dasar secara lengkap. Hasil ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu
tentang imunisasi dasar masih kurang dan ibu tidak patuh terhadap pemberian
imunisasi dasar.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka penulis tertarik untuk
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Sukabumi.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diharapkan dari hasil penelitian yang dilakukan yaitu:
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi rekan-rekan yang
Dasar.
E. Kerangka Pemikiran
Sedangkan kepatuhan adalah suatu perubahan perilaku dari perilaku yang tidak
perilaku baru yang diharapkan. Apabila seorang ibu tahu dan mengerti tentang
pemberian imunisasi maka ibu tersebut akan mengambil sikap dalam upaya
imunisasi pada anaknya, ibu akan segera membawa anaknya ke posyandu atau
Keterangan
: Hubungan
F. Hipotesis
penelitian maka hipotesis itu dapat benar atau salah, dapat diterima atau ditolak
(Notoatmodjo, 2010).
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa
diperoleh dari pengalaman, media dan lingkungan. Hal ini merupakan dasar
2013).
2. Tingkat Pengetahuan
a. Tahu (Know)
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh
sebab itu tahu adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja
untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara
sebagainya.
b. Memahami (Comprehention)
materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek
atau materi harus menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
c. Aplikasi (Application)
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).
rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang
lain.
d. Analisis (Analysis)
struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
sebagainya.
e. Sintesis (Synthesis)
baru. Dengan kata lain sintesis ini suatu kemampuan untuk menyusun
3. Pengukuran Pengetahuan
a. Pertanyaan subjektif
b. Pertanyaan objektif
pertanyaan objektif karena pertanyaan ini dapat dinilai secara pasti oleh
2) Cara Kebetulan
bersangkutan.
ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian
ilmiah.
a. Usia
Usia adalah lamanya hidup yang dihitung sejak lahir sampai saat
terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia
akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga
yaitu usia 20-35 tahun, individu akan lebih berperan aktif dalam
sosial. Selain itu, seseorang yang termasuk dalam usia dewasa awal akan
b. Pendidikan
d. Lingkungan
e. Pengalaman
(Notoatmodjo, 2010).
f. Sosial Ekonomi
g. Sosial Budaya
penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Kebiasaan dan tradisi
h. Pekerjaan
1. Konsep Ibu
seorang anak atau wanita yang sudah bersuami, baik melalui hubungan
penting dalam membesarkan anak, dan panggilan ibu dapat diberikan untuk
perempuan yang bukan orang tua kandung (biologis) dari seseorang yang
mengisi peranan ini. Contohnya adalah pada orang tua angkat (karena
adopsi) dan ibu tiri atau istri ayah biologis anak (Indrawati, 2010).
Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
anaknya, pelindung dan ibu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah
sangatlah penting, karena orang terdekat dengan bayi dan anak adalah ibu.
2. Konsep Balita
(Hidayat, 2008).
jasmani, sosial dan bukan hanya bebas dari penyakit dan kelemahan. Selama
periode ini balita amat peka terhadap penyakit, sehingga balita sepenuhnya
angka kematian balita masih cukup tinggi. Hal ini karena sistem kekebalan
tubuh pada balita masih belum berfungsi secara maksimal, sehingga akan
Imunisasi perlu diberikan sejak dini pada anak karena pada usia
kepada bayi dan anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih
C. Imunisasi Dasar
1. Pengertian Imunisasi
sehingga bila suatu saat seseorang terpapar dengan penyakit tersebut tidak
akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan (Kemenkes RI, 2013).
dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti
seseorang secara aktif, sehingga bila suatu saat seseorang terpapar dengan
semua orang, terutama bayi dan anak sejak lahir untuk melindungi tubuhnya
diperoleh bayi sebelum usia satu tahun terdiri dari BCG, DPT, Hepatitis B,
sebelum bayi berusia satu tahun. Imunisasi dasar tersebut antara lain BCG,
pertama yang diberikan pada bayi sebelum bayi berusia satu tahun untuk
bayi dan anak melalui pemberian vaksin dengan maksud untuk menurunkan
bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang
keluarga dalam hal kesehatan, sehingga orang tua yakin bahwa anaknya
kesakitan dan kematian pada bayi dan menciptakan bangsa yang kuat dan
5. Jenis-Jenis Imunisasi
dan kemerahan di daerah bekas suntikan setelah satu atau dua minggu
4) Efek Samping
2011).
5) Kontra Indikasi
(Maryunani, 2010).
b. Imunisasi DPT
Vaksin DPT
2) Pemberian Imunisasi DPT
minggu. Namun bisa juga ditambahkan 2 kali lagi, yaitu 1 kali di usia
Bayi diberi imunisasi DPT di paha Bayi diberi imunisasi DPT di lengan
3) Efek Samping
ringan, seperti sedikit demam dan rewel selama 1-2 hari, kemerahan,
pembengkakan, agak nyeri atau pegal pada tempat suntikan yang akan
hilang sendiri dalam beberapa hari. Bila anak masih demam dapat
4) Kontra Indikasi
bukan, seperti epilepsy, menderita kelainan saraf yang berat atau habis
dirawat karena infeksi otak, anak-anak yang sedang demam atau sakit
keras dan mudah mendapat kejang, mempunyai sifat alergi seperti
c. Imunisasi DPT-HB-Hib
tiga kali diberikan pada usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, dan dianjurkan
bayi 2 bulan, berikutnya pada usia bayi 3 bulan, dan 4 bulan. Cara
4) Kontra Indikasi
vaksin tidak diberikan pada anak yang kejang atau gejala kelainan
otak pada bayi baru lahir atau kelainan saraf serius lainnya (Kemenkes
RI, 2013).
d. Imunisasi Polio
RI, 2013).
Waktu pemberian polio adalah pada umur bayi 0-11 bulan atau
saat lahir 0 bulan, dan berikutnya pada usia bayi 2 bulan, 4 bulan dan
Bayi yang diberi imunisasi OPV Bayi yang diberi imunisasi IPV
3) Efek Samping Imunisasi Polio
sebagian kecil saja yang mengalami pusing, diare ringan dan sakit
4) Kontra Indikasi
dengan diare berat atau yang sedang sakit parah, seperti demam tinggi
e. Imunisasi Campak
campak adalah satu kali diberikan pada usia 9 bulan, dan dianjurkan
2010).
3) Efek Samping
terjadi demam ringan dan terdapat efek kemerahan atau bercak merah
(Maryunani, 2010).
4) Kontra Indikasi
f. Imunisasi Hepatitis B
1) Pengertian
cair.
Vaksin Hepatitis B
2) Pemberian
diberikan 12 jam setelah bayi lahir. Kemudian dilanjut pada saat bayi
3) Efek Samping
4) Kontra Indikasi
(Maryunani, 2010).
a. Difteri
1) Pengertian Difteri
2011).
tenggorokan, hilang nafsu makan dan demam ringan dengan suhu 38o
dan tonsil yang tak mudah lepas dan mudah berdarah, dapat disertai
nyeri menelan, leher membengkak seperti leher sapi (bull neck) dan
pilek, dan panas tidak tinggi, lemah, tidak mau makan, dan radang
tonsil yang tak mudah lepas dan mudah berdarah, dapat disertai nyeri
menelan, leher membengkak seperti leher sapi (bull neck) dan sesak
Difteri
3) Penularan
b. Pertussis
1) Pengertian
2008).
juga dengan batuk rejan atau batuk 100 hari karena lama sakitnya
batuk ringan yang lama kelamaan batuk menjadi parah pada akhir
batuk saat menarik nafas panjang terdengar suara “hup” (whoop) yang
malam hari. Akibat batuk yang berat dapat terjadi pedarahan selaput
periorbital). Lamanya batuk bisa mencapai 1-3 bulan dan penyakit ini
Pertusis
3) Penularan
1) Pengertian
kaku pada leher, kesulitan menelan, kaku otot perut, berkeringat dan
di dada dan tungkai lurus. Serangan kejang ini disertai rasa sakit yang
Tetanus
3) Penularan
kotoran yang masuk ke dalam luka yang dalam (Kemenkes RI, 2013).
d. Tuberkulosis
1) Pengertian
2010).
selanjutnya adalah batuk terus menerus, nyeri dada dan dapat terjadi
Tuberculosis
3) Penularan
1) Pengertian
ditandai dengan panas, batuk, pilek, mata merah, diikuti dengan ruam
kelima atau ke enam pada puncak timbulnya ruam. Ruam awal pada
normal selama satu hari dan kemudian diikuti dengan kenaikan suhu
tubuh yang cepat mencapai 40o C pada waktu ruam sudah timbul
hanya dua atau tiga sampai enam bintik yang sangat kecil dan sulit
dari timbulnya demam dan mulai timbul pada bagian samping atas
daerah perut, dan punggung, mencapai kaki pada hari ketiga. Setelah
3) Penularan
f. Poliomielitis
1) Pengertian Poliomielitis
Polio
3) Penularan
g. Hepatitis B
1) Pengertian
makan, gangguan perut berupa rasa mual, dan gejala lain seperti flu,
terlihat pula mata ataupun kulit. Penyakit ini bisa menjadi kronis dan
Warna kuning pada kulit Hepatitis B Mata menjadi kuning pada penderita Hepatitis B
3) Cara Penularan
a. Pengertian KIPI
2008).
(medik) sakit dan kematian yang terjadi setelah menerima imunisasi yang
bulan setelah imunisasi atau dapat lebih lama yaitu enam bulan
(Lisnawati, 2011).
adalah suatu kejadian medik baik sakit maupun kematian yang terjadi
terjadi dalam masa satu bulan setelah imunisasi atau dapat lebih lama
b. Klasifikasi KIPI
g) Penyimpanan vaksin
yang sama.
3) Reaksi Suntikan
b) Reaksi sistemik yaitu demam juga reaksi lain seperti malaise, pada
vaksin.
3) Semua kasus rawat inap yang diduga oleh petugas kesehatan atau
d. Pelapor KIPI
nasihat pada orang tua untuk mengobati pasien. Reaksi ringan seperti
4) Para orang tua dan anggota masyarakat harus mengetahui reaksi yang
serta membawa dengan segera anak yang sakit ke rumah sakit atau
D. Kepatuhan
1. Pengertian Kepatuhan
2010).
perilaku yang disarankan oleh dokter atau orang lain. Kepatuhan juga dapat
didefinisikan sebagai perilaku positif penderita dalam mencapai tujuan
a. Pendidikan
kurang dari 1 km ini masih tergolong dekat, dengan jarak yang tidak
keluarganya.
yang baik dan positif akan membawa dampak yang positif pula pada
d. Pengetahuan
pendidikan baik dari sekolah atau tempat mencari ilmu lainnya dan
e. Dukungan Keluarga
tidak lain adalah hasil yang diperoleh dari dukungan keluarga, baik dari
a. Patuh
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan
perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada
1. Lokasi
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret sampai dengan Agustus 2015.
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel
imunisasi dasar.
ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2009). Variabel tak bebas dalam
1. Definisi Konseptual
ukur dan diamati secara langsung agar dapat diamati dan diukur, maka
2010).
semua orang, terutama bayi dan anak sejak lahir untuk melindungi tubuhnya
diperoleh bayi sebelum usia satu tahun terdiri dari BCG, DPT, Hepatitis B,
2010).
balita tentang imunisasi dasar adalah hasil tahu atau pemahaman seorang ibu
yang memiliki balita berusia satu sampai kurang dari lima tahun tentang
pemberian imunisasi dasar yang diberikan pada saat bayi yang terdiri dari
secara lengkap sesuai dengan jadwal imunisasi yang telah ditentukan untuk
imunisasi.
2. Definisi Operasional
dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
(Notoatmodjo, 2010).
2007).
ingin menilai semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
(Notoatmodjo, 2010).
responden yang balitanya sudah melewati batas umur yaitu sudah lebih dari
5 tahun, maka populasi dalam penelitian ini menjadi 107 responden. Namun
2. Sampel
memiliki buku KIA dan di dalamnya terdapat KMS, dan apabila KMS
ibu hilang maka dapat melihat pada buku laporan imunisasi di posyandu.
c. Ibu yang mempunyai balita yang balitanya berusia di bawah lima tahun.
d. Ibu yang mempunyai balita yang dapat membaca ataupun memahami isi
kuesioner.
e. Ibu yang mempunyai balita yang bertanggung jawab pada balita tersebut.
g. Apabila ibunya tidak ada, maka dapat di wakilkan oleh anggota keluarga
1. Data Primer
penelitian (Nursalam, 2009). Data primer pada penelitian ini adalah hasil
Data sekunder adalah data yang didapatkan oleh seorang peneliti dari
pihak lain baik perorangan maupun lembaga tertentu yang sudah diolah.
Data sekunder dalam penelitian ini yaitu data dari laporan tahunan Dinas
materi penelitian, internet, dan buku KIA yang dimiliki oleh responden.
G. Instrumen Penelitian
2010).
1. Kuesioner
kuesioner yang mengacu kepada salah satu skala yaitu skala Guttman. Skala
ini merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan
jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan: ya atau tidak, setuju
dan tidak setuju, benar dan salah. Skala Guttman ini dibuat seperti checklist
2. Observasi
dan mencatat sejumlah taraf aktivitas tertentu atau situasi tertentu yang ada
dalam buku KIA. Observasi ini dibuat seperti checklist dengan interpretasi
dikatakan patuh dan apabila balita tidak mendapatkan salah satu imunisasi
dasar atau tidak mendapatkan lima imunisasi dasar maka dikatakan tidak
patuh.
Alat ukur atau instrument yang dapat diterima sesuai standar adalah alat
ukur yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas data. Uji validitas dan
Dalam penelitian ini yang akan dilakukan uji validitas adalah variabel
untuk variabel kepatuhan pemberian imunisasi dasar lengkap tidak diuji karena
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Variabel yang akan
alat ukur yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas data. Uji validitas
dengan menggunakan uji t dan lalu baru dilihat penafsiran dari indeks
𝑁 (∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
√{𝑁(∑ 𝑋 2 ) − (∑ 𝑋)2 } {𝑁(∑ 𝑌 2 ) − (∑ 𝑌)2 }
Keterangan ;
N = jumlah responden
Product And Service Solutions) for Windows 16.0 dengan rumus Pearson
pertanyaan yang valid. Item tersebut dikatakan valid karena nilai p-value
<0,05, sedangkan item pertanyaan yang tidak valid ada 6 yaitu soal
nomor 7, 14, 18, 23, 31, dan 40. Item pertanyaan yang tidak valid
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukan
sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas (ajeg) bila
dilakukan pengukuran 2 kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan
a. Rumus :
Keterangan :
Tabel 3.2
Tabel indeks reliabilitas menurut aturan Guilford
(Guilford’s Empirical Rule)
statistik Cronbach alpha terhadap item yang valid yang mengacu kepada
indeks reliabilitas menurut aturan Guilford, maka diperoleh nilai r= 0,852 dan
1. Pengolahan Data
a. Editing
jawaban responden apakah ada pernyataan yang belum diisi (benar atau
salah) pada format pernyataan dan jika ada yang tidak terisi maka
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini
Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya
dalam satu buku (Code Book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi
dan arti suatu kode dari suatu variabel. Dalam penelitian ini pengkodean
akan dilakukan pada data karakteristik responden, yaitu: usia ibu (< 20
tahun diberi kode 1, jika usia 20-35 tahun diberi kode 2, dan jika usia >
35 tahun diberi kode 3), jumlah anak (1 orang diberi kode 1, jika 2-4
orang diberi kode 2, dan jika jumlah anak ≥5 diberi kode 3), pendidikan
ibu (tidak sekolah diberi kode 1, jika SD/MI diberi kode 2, jika
pendidikan ibu Akademi/ Perguruan Tinggi diberi kode 5), pekerjaan ibu
(bekerja diberi kode 1, dan jika ibu tidak bekerja diberi kode 2), sumber
diperoleh dari kader diberi kode 2, jika dari media cetak seperti majalah
dan buku diberi kode 3, dan jika dari media elektronik seperti radio, TV,
c. Skoring
untuk jawaban yang benar pada pertanyaan positif diberi skor 1 jika
negatif diberi skor 1 jika jawaban salah dan 0 jika jawaban benar.
d. Data Entry
e. Cleaning
(statistic product and service solution) for Windows 16.0 berupa analisis
a. Analisa univariat
diberikan pada responden yang mengacu pada skala guttman dengan dua
Keterangan :
P : Persentasi
benar.
benar.
benar.
mengacu pada KMS yang ada dalam buku KIA, dikategorikan sebagai
berikut:
c. Patuh
d. Tidak Patuh
m
Pr = x 100%
n
Keterangan :
100% : konstanta
Tabel 3.3
Klasifikasi Interpretasi
b. Analisis bivariat
𝛴(𝑓 −𝑓 )²
0 𝑛
a) 𝑋² = Rumus
𝑓
𝑛
Keterangan :
kesimpulan yaitu:
1) Tolak H0 jika P-value < 0,05 yaitu ada hubungan pengetahuan ibu
(Arikunto, 2013).
harapan yang nilainya kurang dari 1. Apabila ada masalah dengan nilai
Syarat uji Chi Square dalam penelitian ini tidak terpenuhi karena
sebagai berikut:
V : Nilai Cramer’s V
X2 : Chi Square
n : Besar Sampel
t : Nilai r – 1 atau e – 1
J. Prosedur Penelitian
pendahuluan.
masalah penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
pada balita dengan melihat KMS yang terdapat dalam buku KIA milik
3. Tahap Pelaporan
K. Etika Penelitian
Menurut Nursalam, (2009). Masalah etika dalam penelitian yang
etika penelitian. Jika hal ini tidak dilaksanakan, maka peneliti akan melanggar
hak-hak (otonomi) manusia yang dijadikan sebagai subjek. Secara prinsip etika
1. Prinsip Manfaat
bila penelitian yang dilakukan dapat mengalami dilema dalam etik. Peneliti
yang dilakukan agar tidak terjadi kesalah pahaman antara peneliti dan
responden.
mau dan tidak untuk diikut sertakan menjadi subjek penelitian. Dalam
tidak memaksa jika ada responden yang keberatan untuk mengisi kuesioner.
3. Prinsip keadilan
manusia. Hak dan kewajiban peneliti maupun subjek juga harus seimbang.
4. Informed Consent
persetujuan, dan tidak ada yang tidak bersedia untuk menjadi responden.
atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
6. Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan menjadi tanggung jawab peneliti untuk melindungi
dilaporkan sebagai hasil penelitian. Jika sudah tidak dibutuhkan lagi maka
A. Hasil Penelitian
meliputi: usia ibu, jumlah anak, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, sumber
dan analisa bivariat berupa data yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi
1. Analisa Univariat
a. Data Demografi
ini:
2) Jumlah Anak
3) Pendidikan Ibu
atau 0%.
4) Pekerjaan Ibu
atau 4.1%.
balita tentang imunisasi dasar dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita
Tentang Imunisasi Dasar Di RW 07 Kelurahan
Tipar Wilayah Kerja Puskesmas Tipar Kota
Sukabumi Bulan Agustus Tahun 2015
2. Analisa Bivariat
Dasar Lengkap
yaitu baik, cukup, dan kurang diperoleh hasil bahwa pada saat pengujian
frekuensi yang didapat lebih dari 20%. Frekuensi yang didapat yaitu
berikut ini:
Tabel 4.10 Hasil Uji Hipotesis Hubungan Pengetahuan Ibu Yang
Mempunyai Balita Tentang Imunisasi Dasar Dengan
Kepatuhan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Di RW
07 Kelurahan Tipar Wilayah Kerja Puskesmas Tipar
Kota Sukabumi Bulan Agustus Tahun 2015
lengkap.
B. Pembahasan
yang mempunyai balita tentang imunisasi dasar diperoleh data bahwa lebih
bahwa lebih dari setengahnya usia responden berusia 20-35 tahun yaitu
secara kognitif, seseorang yang termasuk ke dalam usia dewasa awal akan
yang diterima menjadi lebih baik. Maka dari itu, dapat diartikan bahwa
tersebut terlihat pada tabel 4.2 yang menunjukkan bahwa lebih dari
setengahnya responden memiliki anak dengan jumlah anak 2-4 orang yaitu
akan membentuk sikap positif terhadap kegiatan imunisasi. Hal ini juga
pengetahuan baik yang ibu miliki dari pengalaman anak sebelumnya maka
akan menjadi halangan yang besar jika pengetahuan yang memadai tentang
hal itu diberikan, sehingga ibu memiliki pengetahuan yang baik tentang
berkualitas hidupnya. Hal ini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan
tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5 yang menunjukkan bahwa lebih dari
dasar melalui kader yaitu sebanyak 50 responden atau 51.5%. Hal ini terjadi
semakin meningkat. Sumber informasi juga dapat diperoleh dari mana saja,
berpikir maka semakin banyak pengetahuan yang didapat. Jumlah anak akan
yang mereka peroleh, dan ditunjang sumber informasi yang tepat akan
90 responden atau 92.8%. Hal ini menunjukkan bahwa ibu yang mempunyai
lengkap.
71 responden atau 73,2%. Pada usia 20-35 tahun termasuk ke dalam usia
imunisasi dasar pada balitanya. Hal ini didukung oleh teori menurut
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir, maka akan semakin
akan lebih bijak dalam mengikuti suatu program seperti halnya program
pemberian imunisasi dasar, hal ini dapat dilihat pada tabel 4.5 yang
mengingatkan pada ibu tentang jadwal imunisasi yang telah ditetapkan oleh
imunisasi dasar.
Kota Sukabumi
atau 28.6%. Responden yang memiliki pengetahuan cukup dan patuh dalam
pemberian imunisasi dasar lengkap yaitu 29 responden atau 32.2%,
sedangkan yang tidak patuh dalam pemberian imunisasi dasar lengkap yaitu
diperoleh nilai p-value 0,036 yang berarti H0 ditolak karena p-value <0,05.
ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari
kegiatan imunisasi.
akan membentuk sikap ibu dan dapat mendorong kemauan dan kemampuan
yang ditujukan terutama kepada para ibu dalam memberikan dorongan dan
ibu tersebut akan patuh dan konsisten terhadap instruksi yang ada yaitu ibu
cukup maka akan memiliki kepatuhan yang baik pula, namun jika
Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu merupakan salah satu faktor
A. Kesimpulan
pemahaman seorang ibu yang memiliki balita berusia dibawah lima tahun
tentang pemberian imunisasi dasar yang diberikan pada saat bayi yang terdiri
dari lima jenis imunisasi dasar yang wajib diperoleh bayi sebelum usia satu
penyakit tertentu pada seseorang dengan cara memberikan kekebalan pada bayi
dan anak melalui pemberian vaksin dengan maksud untuk menurunkan angka
kesakitan, kematian serta kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi dasar secara lengkap sesuai dengan jadwal imunisasi yang telah
B. Saran
metode penyuluhan dengan berbagai variasi kepada ibu yang memiliki bayi
ataupun balita baik yang sudah patuh maupun yang belum patuh dalam
dapat mencapai target yang sudah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota
Sukabumi.
rekan yang ingin melanjutkan penelitian ini, dan untuk peneliti selanjutnya
beragam dan berkembang dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya.