Anda di halaman 1dari 18

ANAMNESIS PADA GANGGUAN SISTEM DIGESTI

Anamnesis pada sistem pencernaan atau digesti harus memperhatikan dua hal,
yaitu aspek komunikasi dan aspek anamnesis itu sendiri, sama seperti anamnesis pada
sistem-sistem lain. Sebelum mempelajari ketrampilan Anamnesis pada gangguan sistem
digesti, pelajari kembali point-point penting dalam Anamnesis secara umum yang telah
dipelajari pada Fase 1. Hal-hal yang perlu diingat adalah agar membiarkan pasien
menjelaskan gejalanya dengan menggunakan kata-katanya sendiri, hindari untuk terlalu
mengarahkan, dan selalu mulai pertanyaan dengan pertanyaan terbuka. Dalam penggalian
anamnesis menuju diagnosis banding barulah menggunakan pertanyaan-pertanyaan
tertutup.
Untuk aspek anamnesis pada sistem digesti, hal-hal yang harus ditanyakan
formatnya sama dengan anamnesis pada umumnya, yang berbeda hanya pada penggalian
mendalam tentang keluhan utamanya (riwayat penyakit sekarang dan keluhan penyerta).
Sesuai dengan Anamnesis secara umum yang telah dipelajari, berikut ini adalah
panduan anamnesis untuk gangguan sistem digesti:
1. Anamnesis identitas pasien, yaitu nama lengkap, umur, jenis kelamin, alamat, dan
pekerjaan.
2. Menanyakan keluhan utama. Pada gangguan sistem digesti, keluhan utama yang
sering muncul adalah:
 Nyeri perut
 Konstipasi
 Diare
 Dispepsia
 Sulit menelan/disfagia
 Perdarahan saluran cerna
 Ikterus
 Mual dan muntah
3. Menggali riwayat penyakit sekarang. Berdasarkan keluhan utama, dilakukan
penggalian lebih mendalam dengan menanyakan riwayat penyakit sekarang. Seperti
pada waktu anamnesis umum, hal-hal yang harus ditanyakan adalah:
 Onset: kapan pertama kali muncul keluhan.
 Frekuensi: berapa sering keluhan muncul.
 Sifat munculnya keluhan: apakah keluhan muncul secara akut (mendadak), kronis
(sudah lama), atau intermitten (hilang timbul).
 Durasi: sudah berapa lama menderita keluhan.
 Sifat sakit/keluhan utama: sakitnya seperti apa, merupakan penjelasan sifat dari
keluhan utama, yang biasanya spesifik untuk setiap keluhan utama di atas.
 Lokasi: di mana letak pasti keluhan, apakah tetap, atau berpindah-
pindah/menjalar.
 Hubungan dengan fungsi fisiologis lain: apakah ada gangguan sistem fisiologis
yang diakibatkan oleh keluhan saat ini, misalnya gangguan tidur, kehilangan
nafsu makan, dan sebagainya.
 Akibat yang timbul terhadap aktivitas sehari-hari, seperti tidak dapat bekerja,
hanya bisa tiduran, dan sebagainya.
 Upaya yang dilakukan untuk mengurangi keluhan: pemberian obat/tindakan
tertentu, pengambilan posisi tertentu, dan sebagainya. Apabila diberikan obat,
ditanyakan pula berapa dosis yang diberikan dan sudah berapa lama. Pada saat
membicarakan obat, yang digali tidak hanya obat yang diberikan dokter, tetapi
juga obat bebas yang dikonsumsi sendiri oleh pasien, serta obat herbal. Digali
pula bagaimana efek dari upaya untuk mengurangi keluhan itu, apakah berhasil
tapi tidak maksimal, atau tidak berhasil sama sekali.
Di bagian berikutnya akan diberikan beberapa contoh penggalian mendalam terhadap
riwayat penyakit sekarang untuk masing-masing keluhan utama di atas.
4. Menggali riwayat penyakit dahulu, baik penyakit serupa maupun penyakit lain. Selain
itu, ditanyakan juga apakah pasien pernah harus rawat inap, dan karena apa, serta
berapa lama. Bila pernah mendapat pengobatan, ditanyakan riwayat pengobatan yang
telah dijalani.
5. Menggali penyakit keluarga, baik yang serupa dengan yang diderita sekarang,
maupun penyakit yang diturunkan.
6. Menanyakan keluhan penyerta (keluhan sistem) yang terkait dengan gangguan
digesti. Penelusuran anamnesis sistem harus relevan dengan keluhan utama pasien
dan dugaan terhadap diagnosis yang akan ditegakkan, termasuk diagnosis
bandingnya.
7. Membuat resume anamnesis. Pada tahap ini, jawaban yang diberikan oleh pasien
dirangkai menjadi suatu alur riwayat penyakit yang kronologis. Jawaban pasien tidak
harus semuanya dimasukkan ke dalam resume, harus dipilah-pilah yang berguna
dalam perencanaan pemeriksaan, diagnosis, atau terapi. Hasil anamnesis disusun
dimulai dari waktu dan tanggal anamnesis, identitas, keluhan utama (KU), riwayat
penyakit sekarang (RPS), riwayat penyakit dahulu (RPD), riwayat penyakit keluarga
(RPK)/lingkungan (RPL), dan anamnesis sistem.

Keluhan Utama yang Sering Berkaitan dengan Sistem Digesti


Nyeri Perut
Nyeri perut merupakan keluhan utama yang sering ditemui, mencakup hampir
10% dari seluruh kunjungan ke unit gawat darurat, dan hampir 25%-nya harus dirawat
inap. Epidemiologi nyeri perut akut lebih banyak dipelajari daripada nyeri perut yang
kronis. Yang disebut dengan nyeri perut akut adalah yang muncul selama beberapa menit,
namun bisa menetap berhari-hari. Eksaserbasi akut dari nyeri perut kronis tidak termasuk
dalam nyeri perut akut. Nyeri perut kronis dirasakan minimal selama 6 bulan tanpa
diagnosis yang jelas, walaupun sudah dilakukan evaluasi terhadap kondisi pasien.
Prevalensi berbagai penyebab nyeri perut yang akut tergantung pada usia pasien.
Berdasarkan epidemiologi, pada usia di bawah 60 tahun, penyebab tersering nyeri perut
akut (sesuai urutan dari frekuensi tersering sampai jarang) adalah nyeri perut nonspesifik
(nyeri yang sulit dilokalisasi, bisa mencapai 33%), appendisitis akut, nyeri urologis
(berasal dari distensi vesica urinaria, sistitis, nefrolitiasis, pielonefritis), obstruksi usus,
trauma perut, kolelitiasis, ulkus peptik, nyeri ginekologis, pankreatitis, dan nyeri akibat
keganasan. Pada usia di atas 60 tahun, penyebab tersering (sesuai urutan dari frekuensi
tersering sampai jarang) adalah kolesistitis, obstruksi usus, nyeri perut nonspesifik,
keganasan, ileus, hernia inkarserata, kolelitiasis, appendisitis akut, ulkus peptik, kolitis,
pankreatitis, dan nyeri urologik.

Begitu pasien memberikan keluhan utama nyeri perut, lakukan penggalian tentang
keluhan tersebut berdasarkan penggalian riwayat penyakit sekarang, yaitu:
 Onset dan durasi
 Sifat munculnya nyeri: apakah nyeri perut akut, nyeri perut kronis, atau eksaserbasi
akut dari nyeri perut yang kronis (intermitten).
 Frekuensi
 Sifat nyeri:
 keparahan nyeri (nyeri ringan/sedang/berat, kalau perlu pasien diminta untuk
menentukan keparahan nyerinya pada skala 0 sampai 10, dimana 0 adalah tidak
nyeri dan 10 adalah nyeri yang sangat hebat)
 apakah nyeri tajam, tumpul, menusuk, pedih, mulas, seperti kram, serasa robek,
rasa terbakar, dan sebagainya. Nyeri seperti kram/kolik biasanya disebabkan oleh
distensi saluran seperti usus, saluran empedu atau ureter. Nyeri mendadak yang
sangat hebat seperti dirobek bisa disebabkan oleh diseksi aorta. Nyeri seperti rasa
terbakar, terutama di epigastrium, biasanya dikibatkan oleh ulkus peptik.
 apa saja yang dapat membuat nyeri memburuk, apakah posisi tertentu (misalnya
membungkuk), atau aktivitas tertentu (misalnya makan makanan/obat), atau
kondisi penyakit lain (misalnya batuk), dan sebagainya. Nyeri yang bertambah
hebat apabila pasien makan bisa disebabkan oleh pankreatitis dan ulkus lambung.
Nyeri yang timbul atau bertambah berat apabila makan makanan berlemak bisa
disebabkan oleh kolik empedu. Nyeri yang bertambah hebat apabila lapar bisa
disebabkan oleh ulkus duodeni. Nyeri yang muncul atau bertambah hebat sesudah
minum NSAID biasanya disebabkan oleh ulkus peptik.
 Lokasi nyeri perut: apakah nyeri muncul di kuadran kanan atas/ulu hati
(epigastrium)/kuadran kiri atas/kuadran lateral kanan/periumbilikal/kuadran lateral
kiri/kuadran kanan bawah/kuadran hipogastrika/kuadran kiri bawah/difus; kemudian
ditanyakan apakah menjalar ke daerah tubuh lainnya.
Penyebab nyeri perut berdasarkan lokasinya adalah sebagai berikut:
 Nyeri perut kanan atas bisa diakibatkan oleh kolesistitis, pankreatitis, ulkus
peptik, hepatitis, efusi pleura, dan pneumonia.
 Nyeri epigastrium bisa diakibatkan oleh ulkus peptik, gastroesophageal reflux
disease (GERD), pankreatitis, obstruksi saluran keluar lambung, esofagitis, infark
myokard, efusi perikardium, aneurisma aorta, dan hernia hiatus.
 Nyeri perut kiri atas bisa diakibatkan oleh splenomegali, ulkus peptik,
pankreatitis, iskemi mesenterika, infark myokard, dan efusi pleura.
 Nyeri periumbilikal bisa diakibatkan oleh obstruksi usus, appendisitis (dini),
kolitis, inflammatory bowel disease, iskemi mesenterika, dan aneurisma aorta.
 Nyeri pinggang/regio lateralis bisa diakibatkan oleh kolesistitis (regio lateralis
kanan), splenomegali (regio lateralis kiri), nefrolitiasis, dan onstruksi ureter.
 Nyeri perut kanan bawah bisa diakibatkan oleh appendisitis, inflammatory bowel
disease, ileitis terminal, iskemi mesenterika, hernia, torsi adnexa, kehamilan
ektopik, dan gangguan sendi panggul.
 Nyeri hipogastrika bisa diakibatkan oleh retensi urine, dan kehamilan ektopik.
 Nyeri perut kiri bawah bisa diakibatkan oleh kolitis, divertikulitis, inflammatory
bowel disease, hernia, torsi adnexa, kehamilan ektopik, dan gangguan sendi
panggul.
 Nyeri perut difus atau sulit dilokalisasi bisa diakibatkan oleh appendisitis (dini),
gastroenteritis, ulkus peptik, peritonitis, asites, obstruksi usus, kolitis,
inflammatory bowel disease, dehidrasi, iskemi mesenterika, ketoasidosis diabetik,
endometriosis, dan pelvic inflammatory disease.
Pindahnya nyeri periumbilikal ke kuadran kanan bawah juga bisa mengarahkan pada
appendisitis. Penjalaran nyeri ulu hati ke punggung bisa diakibatkan oleh pankreatitis,
ulkus duodeni, dan ulkus lambung. Penjalaran nyeri perut kanan atas memutar ke
punggung kanan dan ke bahu kanan bisa diakibatkan oleh kolik empedu. Penjalaran
nyeri daerah pinggang ke paha dalam bisa mengarahkan pada kolik ureter. Penjalaran
ke bahu kiri bisa disebabkan oleh splenomegali atau infark limpa. Penjalaran nyeri ke
lengan kiri bisa disebabkan oleh infark myokard.
 Hubungan dengan fungsi fisiologis
 Akibat terhadap aktivitas sehari-hari: tidak bisa melakukan aktivitas
ringan/sedang/berat
 Upaya yang dilakukan untuk mengurangi keluhan: minum obat tertentu (lengkap
dengan dosis dan durasi pemakaian obat), melakukan tindakan tertentu (misalnya
makan atau defekasi), atau mengambil posisi tubuh tertentu (misalnya membungkuk
ke depan), serta hasil dari upaya yang dilakukan untuk mengurangi keluhan (apakah
membaik, tetap, atau memburuk).

Keluhan penyerta dari nyeri perut yang bisa mengarahkan pada diagnosis antara
lain adalah:
 Mual dan muntah, bisa diakibatkan oleh gastroenteritis, sedangkan penyebab serius
adalah infark miokard, appendisitis, obstruksi usus, kolesistitis, hernia
inkarserata/strangulata, dan pankreatitis. Isi muntahan juga bisa menentukan
diagnosis, misalnya apabila yang dimuntahkan berupa makanan yang belum dicerna,
bisa disebabkan oleh obstruksi esofagus. Apabila isi muntahan berupa makanan yang
belum dicerna bercampur dengan asam, maka penyebabnya bisa berupa gastroparesis
atau obstruksi saluran keluar lambung. Apabila muntahnya berdarah (hematemesis),
bisa disebabkan oleh GERD, varices esofagus atau lambung, ulkus peptik, dan kanker
lambung.
 Rasa penuh/kembung sesudah makan atau sering bersendawa sesudah makan yang
mengiringi nyeri epigastrium biasanya disebabkan oleh ulkus peptik
 Feces berwarna pucat dan/atau urine berwarna seperti teh, penyebab yang serius
adalah obstruksi empedu.
 Feces berwarna hitam/berdarah, penyebab ringan adalah pemakaian suplemen besi,
penyebab yang serius adalah perdarahan saluran cerna.
 Konstipasi, penyebab ringan adalah dehidrasi, sedangkan penyebab yang serius
adalah obstruksi usus dan hiperkalsemia.
 Ikterus, biasanya disebabkan oleh obstruksi empedu. Adanya Charcot’s triad (demam,
nyeri perut kanan atas, dan ikterus) sering terjadi pada kolangitis.
 Demam, penyebab ringannya adalah penyakit virus, sedangkan penyakit yang srrius
adalah appendisitis, kolesistitis, dan diverkulitis.
 Hematuria, bisa disebabkan oleh obstruksi saluran kencing.
 Nyeri perut yang muncul beberapa hari sebelum haid dan terus memburuk, dan
berkurang sesudah haid berhenti, biasanya diakibatkan oleh pelvic inflammatory
disease dan endometriosis.
 Perdarahan per vaginam yang didahului oleh amenore, mengarahkan pada kehamilan
ektopik.

Konstipasi
Konstipasi secara klasik didefinisikan sebagai defekasi < 3 kali seminggu.
Konstipasi kronis didefinisikan sebagai adanya 2 gejala berikut atau lebih yang dialami
minimal selama 12 minggu (tidak perlu minggu yang berurutan) dalam 12 bulan terakhir:
 Kesulitan untuk defekasi selama > 25% defekasi
 Feces keras atau bergumpal-gumpal (lumpy) pada > 25% defekasi
 Perasaan evakuasi feces yang tidak habis pada > 25% defekasi
 Perasaan ada obstruksi anorektal pada > 25% defekasi
 Manuver manual untuk > 25% defekasi
 < 3 kali defekasi per minggu.
Prevalensi konstipasi meningkat pada usia lanjut, dan faktor risiko lain adalah aktivitas
fisik yang rendah, status sosial ekonomi yang rendah, dan intake kalori yang rendah.
Banyak penyakit yang dapat menyebabkan konstipasi. Konstipasi akut sering
diakibatkan oleh efek samping obat, sedangkan konstipasi kronis biasanya diakibatkan
oleh kondisi fungsional yang mengenai kolon, anorektum, atau keduanya. Diagnosis
banding untuk konstipasi adalah:
 Obstruksi anorektal: fecal impaction, ileus, megarektum, striktur, trombosis
hemoroid, fissura anal, kanker kolon, kehamilan.
 Gangguan metabolisme dan endokrin: diabetes mellitus, hiperkalsemia,
hiperparatiroidisme, hipokalemia, hipomagnesemia, hipotiroidisme, keracunan timbal,
kehamilan, dan uremia.
 Gangguan neurogenik: neuropati otonom, Hirschprung disease
 Gangguan sistem saraf pusat: trauma atau tumor medulla spinalis, stroke,
Parkinsonism.
 Efek samping obat: antasida yang mengandung aluminium atau kalsium,
antikolinergik, antidiare, antidepresi, antipsikotik, antispasmodik, suplemen kalsium,
klonidin, suplemen besi, levodopa, NSAID, analgetik opioid, simpatomimetik,
verapamil, penyalahgunaan laksatif.
 Disfungsi motilitas kolorektal: konstipasi slow transit (<2 kali defekasi per minggu),
irritable bowel syndrome dengan gejala dominan konstipasi, dan idiopatik. Irritable
bowel syndrome adalah sindrom saluran cerna tanpa penyebab organik, dengan ciri
adanya nyeri perut kronis dan kembung yang berkurang dengan adanya defekasi,
perasaan defekasi yang tidak habis, adanya mucus pada feces, perubahan frekuensi
atau konsistensi feces, diare episodik yang berselang-seling dengan konstipasi dan
periode defekasi normal, serta dipicu oleh stress.
 Psikososial: depresi, diet rendah serat, gaya hidup lembam/aktivitas rendah,
somatisasi (ekspresi stress psikologis melalui gejala fisik).
Penggalian tentang keluhan konstipasi berdasarkan penggalian riwayat penyakit
sekarang adalah sebagai berikut:
 onset dan durasi.
 sifat munculnya keluhan: akut, kronis, hilang-timbul. Konstipasi yang timbul
mendadak sesudah operasi biasanya diakibatkan oleh adhesi atau ileus. Kondisi akut
lainnya bisa terjadi pada fecal impaction, efek samping obat, dan stress. Konstipasi
kronis biasanya terjadi pada irritable bowel syndrome dan konstipasi idiopatik.
Konstipasi yang dialami selama hidupnya biasanya disebabkan oleh Hirschprung
disease.
 frekuensi
 sifat keluhan:
 apakah feces yang dikeluarkan bercampur mucus (biasanya pada irritable bowel
syndrome)
 apakah feces bercampur darah (kanker kolon)
 apakah darah menetes pada feces/tidak bercampur (hemoroid, fissura, ulkus)
 apakah feces berwarna hitam (suplemen besi, bismut subsalisilat)
 apakah feces keras tetapi berair (fecal impaction)
 apakah berselang-seling dengan diare (irritable bowel syndrome, kanker
kolorektal)
 perasaan seperti ada obstruksi/hambatan
 perasaan seperti defekasi yang tidak selesai (irritable bowel syndrome)
 pakah masih bisa flatus (kegagalan flatus mengarah pada obstruksi usus yang
komplit)
 apakah perlu evakuasi manual untuk mengeluarkan feces.
 obat yang dikonsumsi sebelum munculnya konstipasi.
 pola makan (intake serat dan cairan) sebelum munculnya konstipasi juga bisa
mengarahkan pada faktor risiko konstipasi.
 gaya hidup, apakah aktivitas sangat rendah sebelum konstipasi atau baru
menjalani tirah baring yang lama akibat sakit bisa mengarahkan pada faktor risiko
konstipasi.
 hubungan dengan fungsi fisiologis
 akibat terhadap aktivitas sehari-hari.
 upaya yang dilakukan untuk mengurangi keluhan

Keluhan penyerta serta anamnesis riwayat penyakit dahulu/keluarga yang bisa


mengarahkan pada diagnosis antara lain adalah:
 Riwayat radiasi atau operasi pada abdomen bisa mengarahkan pada adhesi atau
striktur.
 Riwayat trauma punggung bisa mengarahkan pada trauma medulla spinalis.
 Riwayat multiparitas berhubungan dengan gangguan defekasi.
 Hematochezia dan melena, penyebab yang ringan adalah hemoroid, sedangkan
penyebab serius adalah kanker kolon, divertikulosis, striktur, dan fissura anal.
 Nyeri perut yang signifikan, penyebab yang ringan adalah irritable bowel syndrome
(nyeri menghilang sesudah defekasi), penyebab serius adalah ileus, kanker, dan
divertikulitis.
 Mual dan muntah, penyebab yang ringan adalah irritable bowel syndrome, penyebab
serius adalah obstruksi usus.
 Penurunan berat badan, penyebab serius adalah depresi dan kanker kolon.
 Peningkatan berat badan, penurunan energi, pembengkakan tungkai bisa mnegarahkan
pada hipotiroidisme.
 Peningkatan frekuensi miksi dan rasa haus, bisa mengarahkan pada diabetes mellitus
atau neuropati otonom.
 Gangguan tidur, selera makan, mood, konsentrasi dan minat mengarahkan pada
depresi.
 Demam, penyebab yang serius adalah divertikulitis dan kanker.
 Nyeri punggung, adanya saddle anesthesia, kelemahan tungkai, dan kesulitas miksi
mengarahkan pada penyebab serius adanya proses pada medulla spinalis, misalnya
trauma atau keganasan.

Diare
Diare didefinisikan sebagai peningkatan frekuensi defekasi (> 3 kali per hari)
dengan peningkatan jumlah feces (> 200 g/dl). Diare disebut akut apabila berlangsung <
2 minggu, dan disebut kronis bila berlangsung minimal 4 minggu. Diare disebut persisten
bila berlangsung selama 2 sampai 4 minggu.
Penyebab diare bervariasi, mulai dari infeksi, diare fungsional, inflammatory
bowel disease, malabsorpsi, penggunaan laksatif, efek samping obat, diare postoperatif,
keganasan, kolitis, dan idiopatik.
Saat menganamnesis diare akut, yang penting untuk dinilai juga adalah adanya
tanda dehidrasi seperti kehausan, kelelahan atau pusing, yang memerlukan resusitasi
cairan dan/atau rawat inap.

Penggalian tentang keluhan diare berdasarkan penggalian riwayat penyakit


sekarang adalah sebagai berikut:
 Onset dan durasi.
 Sifat munculnya keluhan: akut, kronis, hilang-timbul. Diare yang muncul akut
biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, atau diare sekretorik idiopatik.
Diare yang berjalan perlahan-lahan seiring waktu biasanya disebabkan oleh irritable
bowel syndrome atau inflammatory bowel disease.
 Frekuensi
 Sifat keluhan:
 apakah diarenya seperti air/berlendir/berdarah/berminyak
 apakah volumenya besar atau kecil
 bagaimana warnanya (kuning/pucat/hitam seperti aspal/merah karena darah
segar).
 hal yang menimbulkan atau memperberat diare juga harus digali, misalnya
mengkonsumsi susu atau produk susu (intoleransi laktosa), riwayat melakukan
perjalanan (infeksi enterotoxigenic E. coli, Shigella, rotavirus, Salmonella,
Campylobacter, Giardia, E. histolytica), meminum air tidak dimasak,
mengkonsumsi antibiotika, mengkonsumsi obat yang efek sampingnya diare
(antasida yang mengandung magnesium, statin, inhibitor pompa proton,
antidepresi SSRI), riwayat makanan, aktivitas seksual melalui anal, dan
penyalahgunaan laksatif (masalah body image).
Diare yang seperti air dengan volume besar biasanya diakibatkan masalah pada usus
kecil, misalnya infeksi, malabsorpsi, diare sekretorik, atau keganasan. Diare dengan
volume kecil tetapi sering, disertai lendir dan tenesmus biasanya disebabkan oleh
masalah pada usus besar, misalnya kolitis ulseratif, disentri infeksiosa, dan kanker
kolon. Diare yang berdarah (disentri) bisa diakibatkan oleh infeksi Salmonella,
Shigella, Campylobacter, enterohemorrhagic E. coli, Entamoeba histolytica; kolitis
iskemik; kolitis ulseratif; keganasan; dan hemoroid. Diare yang berminyak (steatore)
bisa disebabkan oleh malabsorpsi.
 Hubungan dengan fungsi fisiologis
 Akibat terhadap aktivitas sehari-hari.
 Upaya yang dilakukan untuk mengurangi keluhan

Keluhan penyerta serta anamnesis riwayat penyakit dahulu/keluarga yang bisa


mengarahkan pada diagnosis antara lain adalah:
 Riwayat penyakit orang di sekitar, bila ada orang di sekitar juga menderita diare, bisa
diakibatkan oleh diare karena makanan. Bila diare muncul < 6 jam sesudah
mengkonsumsi makanan, mungkin disebabkan oleh Staphylococcus aureus
(mayonaise, selada kentang/telur, pultry), dan Bacillus cereus. Bila diare muncul 8-14
jam sesudah mengkonsumsi makanan, mungkin disebabkan oleh Clostridium
perfringens (akibat daging dan poultry yang tidak dipanaskan dengan baik). Bila diare
muncul 8-72 jam sesudah mengkonsumsi makanan, mungkin disebabkan oleh species
Vibrio (misalnya karena seafood). Bila diare muncul > 14 jam sesudah mengkonsumi
makanan diikuti dengan muntah-muntah, mungkin disebabkan oleh virus. Bila disertai
disentri, biasanya disebabkan oleh Enterohemorrhagic E. coli, Salmonella, Shigella,
Campylobacter.
 Riwayat HIV, riwayat operasi reseksi usus atau kolesistektomi
 Riwayat penyakit keluarga adanya inflammatory bowel diseasei
 Nyeri perut. Nyeri perut periumbilikal mengarah pada gangguan di usus halus,
sedangkan nyeri perut bawah mengarah pada gangguan di usus besar, disentri
bakterial, dan disentri amuba. Nyeri tenesmus atau spasma sfingter ani biasanya
diakibatkan inflamasi anorektal seperti kolitis ulseratif atau disentri infeksiosa. Nyeri
perut difus mengarah pada irritable bowel syndrome. Nyeri yang berkurang sesudah
defekasi biasanya juga disebabkan irritable bowel syndrome.
 Kembung, biasanya diakibatkan oleh intoleransi laktosa, enteritis virus, pemberian
antibiotika, dispepsia non-ulkus, irritable bowel syndrome.
 Flatus dengan frekuensi lebih sering, biasanya diakibatkan oleh malabsorpsi
karbohidrat, enteritis virus, dan irritable bowel syndrome.
 Mual dan muntah, sering terjadi pada gastroenteritis virus dan obstruksi usus.

Dispepsia
Dispepsia adalah istilah umum yang merujuk pada gejala-gejala yang bersumber
dari saluran cerna bagian atas, bisa berupa nyeri epigastrium, mual, muntah, distensi
abdomen, dan tidak nafsu makan. Pada 40-50% kasus, terdapat penyebab organik, paling
sering berupa ulkus peptik dan GERD, tetapi pada 50% kasus tidak ditemukan
penyebabnya, sehingga pasien disebut menderita dispepsia fungsional atau dispepsia non-
ulkus. Penyebab organik lainnya yang lebih jarang adalah gastritis, duodenitis, esofagitis,
irritable bowel syndrome, pankreatitis, obat-obatan, intoleransi laktosa, dan gangguan
metabolik seperti hiper-/hipotiroidisme, diabetes, dan hiperparatiroidisme.
Pasien dispepsia dianamnesis untuk mengklasifikasikan mereka menjadi 3
kelompok:
 Dispepsia karena ulkus, dimana nyerinya dapat ditunjukkan dengan jelas, dan sering
berkurang oleh makanan atau antasida. Pasien sering mengeluhkan munculnya gejala
di malam hari.
 Dispepsia karena dismotilitas, dimana nyerinya bertambah berat oleh makanan dan
disertai dengan kembung atau rasa penuh. Mual, muntah, dan cepat kenyang sering
dikeluhkan.
 Dispepsia karena refluks, dimana pasien mengeluhkan rasa terbakar yang menyebar
ke dada atau tenggorokan, dan biasanya diikuti dengan rasa asam di mulut. Gejalanya
memburuk bila berbaring atau sesudah mengkonsumsi makanan pedas, berlemak,
alkohol, coklat, peppermint, atau minuman berkafein. Pasien mungkin mengeluhkan
adanya regurgitasi (pasase isi lambung ke arah mulut).

Penggalian tentang keluhan dispepsia berdasarkan penggalian riwayat penyakit


sekarang adalah sebagai berikut:
 Onset dan durasi. Durasi nyeri yang menetap selama 30 menit sampai 2 jam,
kemudian perlahan menghilang biasanya disebabkan oleh ulkus peptik, sedangkan
kolik empedu biasanya memuncak dalam 15-45 menit, lalu berkurang perlahan dalam
beberapa jam.
 Sifat munculnya keluhan: akut, kronis, hilang-timbul. Onset akut biasanya terjadi
pada pankreatitis akut, sedangkan keluhan yang timbul secara perlahan terjadi pada
ulkus peptik dan kolik empedu.
 Frekuensi. Nyeri yang konstan biasanya diakibatkan oleh keganasan, sedangkan nyeri
yang intermitten biasanya akibat gastritis, ulkus peptik, kolik empedu, dispepsia
karena obat, dan irritable bowel syndrome.
 Sifat keluhan:
 apakah sakitnya seperti terbakar/ditusuk/kram/tidak tertahankan/sampai
terbangun dari tidur. Nyeri seperti rasa terbakar yang bisa membangunkan tidur di
malam hari, yang diperberat oleh NSAID, dan berkurang apabila makan atau
diberi antasida biasanya disebabkan oleh gastritis dan ulkus peptik. Nyeri seperti
ditusuk biasanya karena pankreatitis dan ulkus peptik. Nyeri kram/kolik yang
bertambah nyeri bila makan makanan berlemak/berminyak biasanya karena kolik
empedu. Nyeri tak tertahankan biasanya diakibatkan pankreatitis akut. Ulkus
peptik umumnya bisa sampai membangunkan dari tidur.
 hal yang memunculkan atau memperberat kondisi juga perlu digali, misalnya
merokok (ulkus peptik, esofagitis refluks, kanker lambung), alkoholik berat
(gastritis, esofagitis refluks, ulkus peptik, pankreatitis, kanker esofagus),
mengkonsumsi NSAID, makan (ulkus lambung, GERD), lapar/perut kosong
(ulkus duodenum), minum susu (intoleransi laktosa), makanan berlemak (kolik
empedu, irritable bowel syndrome), jeruk (gastritis, GERD), berbaring (GERD,
pankreatitis), stress (gastritis, irritable bowel syndrome).
 Lokasi nyeri: apakah di epigastrium/substernal/kuadran kanan atas/periumbilikal/
kuadran kiri atas. Untuk nyeri di epigastrium, kuadran kanan atas, periumbilikal dan
kuadran kiri atas, harap lihat bagian Nyeri Perut. Untuk nyeri substernal, biasanya
disebabkan oleh penyakit jantung iskemik dan esofagitis.
 Hubungan dengan fungsi fisiologis
 Akibat terhadap aktivitas sehari-hari.
 Upaya yang dilakukan untuk mengurangi keluhan

Keluhan penyerta serta anamnesis riwayat penyakit dahulu/keluarga yang bisa


mengarahkan pada diagnosis antara lain adalah:
 Riwayat ulkus lambung atau duodenum.
 Riwayat keluarga adanya ulkus peptik
 Perdarahan saluran cerna/melena, bisa mengarahkan pada ulkus peptik, dan
keganasan lambung, esofagus, atau kolon.
 Disfagia (kesulitan menelan), bisa mengarahkan pada striktur esofagus, esofagitis,
dan keganasan.
 Mual dan muntah, biasanya berhubungan dengan ulkus peptik, kolik empedu dan
kanker lambung.
 Sering bersendawa, bisa disebabkan oleh GERD, penyakit empedu, dan irritable
bowel syndrome
 Perut terasa penuh, bisa disebabkan oleh irritable bowel syndrome
 Rasa pahit di mulut dan regurgitasi isi lambung, biasanya disebabkan oleh GERD.
 Sering flatus, biasanya disebabkan oleh malabsorpsi, penyakit empedu, dan irritable
bowel syndrome.
 Kembung, biasanya disebabkan oleh irritable bowel syndrome
 Penurunan berat badan, bisa mengarahkan pada ulkus peptik, malabsorpsi, gangguan
metabolik, dan kondisi yang lebih serius seperti keganasan lambung atau esofagus,
serta kanker kolon.
 Anemia, bisa mengarahkan pada ulkus peptik, serta keganasan saluran cerna.
 Batuk/suara parau kronis, biasanya diakibatkan oleh GERD.
 Urine berwarna seperti teh dan kulit agak kekuningan (ikterik), biasanya disebabkan
oleh penyakit empedu.

Sulit Menelan (Disfagia)


Disfagia didefinisikan sebagai keadaan sulit menelan. Disfagia berbeda dengan
odinofagia, yaitu nyeri saat menelan. Berbeda juga dengan globus, yaitu rasa adanya
benjolan atau rasa sesak di tenggorokan yang tidak berhubungan dengan menelan.
Terdapat 2 tipe disfagia, yaitu disfagia orofaring dan disfagia esofagus. Disfagia
orofaring adalah kesulitan memulai proses menelan (yaitu melewatkan bolus makanan
dari mulut ke esofagus proksimal), sedangkan disfagia orofaring adalah kesulitan
melewatkan bolus makanan dari esofagus bagian atas ke lambung.
Diagnosis banding untuk disfagia orofaring adalah:
 Etiologi neuromuskular: stroke, cerebral palsy, penyakit Parkinson, myopati,
myastenia gravis.
 Etiologi struktural: tumor kepala dan leher, spondilosis servikal
 Etiologi iatrogenik: terapi radiasi, trauma akibat pil korosif, antikolinergik
Diagnosis banding untuk disfagia esofagus adalah:
 Gangguan motorik: akhalasia (kegagalan sfingter esofagus bawah untuk relaksasi dan
hilangnya peristaltik normal), spasme esofagus difus, skleroderma
 Gangguan mekanis intrinsik: tumor esofagus, striktur, Schatzki ring, benda asing
 Gangguan mekanis ekstrinsik: right-sided aorta, pembesaran atrium kiri,
limfadenopati mediastinum, tiroid substernal
 Gangguan iatrogenik: esofagitis karena pil (doksisiklin, NSAID, kalium klorida)
 Infeksi: esofagitis karena Candida, herpes, dan CMV

Penggalian tentang keluhan disfagia berdasarkan penggalian riwayat penyakit


sekarang adalah sebagai berikut:
 Onset dan durasi. Disfagia berdurasi pendek biasanya akibat proses inflamasi.
 Sifat munculnya keluhan: akut, kronis, hilang-timbul. Keluhan yang hilang timbul
biasanya menunjukkan adanya distal esophageal web/ring.
 Frekuensi.
 Sifat keluhan:
 dibedakan apakah pasien sulit menelan atau nyeri menelan? Apabila nyeri,
biasanya karena esofagitis.
 apakah pasien kesulitan memulai menelan makanan, atau menjadi batuk, tercekik,
atau merasa makanan akan keluar lewat hidung saat menelan? Apakah pasien
merasa makanan seperti tertahan saat beberapa detik pertama menelan? Kedua hal
ini terjadi pada disfagia orofaring, sedangkan disfagia esofagus biasanya ditandai
makanan tertahan sesudah menelan makanan.
 tentukan pula apakah makanan yang menyebabkan disfagia hanya benda padat
atau terjadi pada saat menelan benda padat dan cair. Ini untuk membedakan antara
obstruksi mekanis (bila terjadi pada saat menelan benda padat saja) dan gangguan
neuromuskuler (bila saat menelan benda padat dan cair).
 apakah muncul mendadak sesudah menelan daging atau roti? Hal ini biasanya
disebabkan oleh esophageal ring dan steak house syndrome, dimana terjadi
episode-episode obstruksi rekuren di distal esofagus akibat ring di distal esofagus
dan akan berkurang dengan minum air dalam jumlah banyak.
 apakah gejala disfagia semakin lama semakin berat? Gejala yang progresif
dengan cepat biasanya mengarah pada keganasan.
 apabila terjadi regurgitasi, apakah makanan yang sudah lama ditelan juga keluar?
Biasanya hal ini terjadi pada obstruksi distal esofagus dan akhalasia.
 hal yang mengakibatkan munculnya keluhan atau memperberat, misalnya minum
atau makan sesuatu yang panas atau dingin (gangguan motorik), radiasi, akibat
obat (suplemen besi, aspirin, kalium, doksisiklin), penggunaan steroid kronis,
kemoterapi.
 Lokasi: di mana makanan terasa tertahan? Bila pasien menunjuk ke arah daerah leher
bagian atas, biasanya merupakan disfagia orofaring.
 Hubungan dengan fungsi fisiologis
 Akibat terhadap aktivitas sehari-hari.
 Upaya yang dilakukan untuk mengurangi keluhan.
Keluhan penyerta dan anamnesis riwayat penyakit dahulu/keluarga yang bisa
mengarahkan pada diagnosis antara lain adalah:
 Riwayat stroke, gangguan neurologis, merokok, penyakit refluks, riwayat penyakit
yang menekan sistem imun, seperti HIV. Riwayat dispepsia lama, biasanya
menyebabkan striktur.
 Darah dalam feces, biasanya disebabkan oleh keganasan
 Penurunan berat badan, bisa disebabkan oleh striktur atau keganasan.
 Otalgia (nyeri telinga), biasanya diakibatkan lesi di hipofaring, misalnya kanker sel
skuamosa atau kanker tiroid
 Suara serak atau nyeri saat berbicara, biasanya diakibatkan oleh distrofi otot.
 Disartria, biasanya disebabkan oleh stroke.
 Nyeri dada, biasanya karena gangguan motorik esofagus, seperti spasme esofagus
yang digus, akhalasia, dan skleroderma.

Perdarahan Saluran Cerna


Perdarahan saluran cerna harus dibedakan apakah berasal dari saluran cerna
bagian atas atau bagian bawah. Perdarahan saluran cerna bagian atas berasal dari saluran
cerna di atas ligamentum Treitz, sedangkan perdarahan saluran cerna bagian bawah
berasal dari bawah ligamentum tersebut. Hematemesis adalah muntah darah segar atau
berwarna seperti ampas kopi. Hematochezia adalah keluarnya darah segar atau bekuan
darah dari rektum. Melena adalah feces berwarna hitam seperti aspal dan berbau busuk.
Penyebab perdarahan saluran cerna bagian atas umumnya adalah:
 Ulkus peptik, yaitu ulserasi > 3 mm yang bisa disebabkan oleh Helicobacter pylori
atau NSAID.
 Varices gastroesofagus, yaitu dilatasi vena di esofagus atau lambung akibat hipertensi
porta, biasanya diakibatkan oleh sirosis
 Erosi, yaitu diskontinuitas mukosa < 3 mm, yang umumnya disebabkan oleh NSAID
atau stress fisiologis berat
 Tumor, misalnya adenokarsinoma, limfoma, atau tumor stroma
Penyebab perdarahan saluran cerna bagian bawah umumnya adalah:
 Divertikulosis, yaitu herniasi mukosa melalui dinding usus pada lokasi dimana ada
arteri yang menembusnya. Biasanya perdarahannya berhenti spontan.
 Keganasan kolorektal, biasanya bermanifestasi dalam bentuk perdarahan samar atau
darah yang bercampur dengan feces, jarang terjadi perdarahan berat.
 Kolitis iskemik, yaitu gangguan suplai darah kolon akibat penurunan curah jantung
atau oklusi arteri mesenterika. Perdarahannya biasanya berhenti sendiri.
 Kolitis infeksiosa, dengan manifestasi disentri (feces berlendir dan berdarah),
biasanya akibat infeksi Shigella, Campylobacter, Salmonella dan E. coli
 Inflammatory bowel disease
 Ulkus sterkoral, yaitu perlukaan rektum akibat konstipasi kronis.
 Hemoroid, ditandai oleh tetesan darah pada feces saat defekasi.
Penggalian tentang keluhan perdarahan saluran cerna berdasarkan penggalian
riwayat penyakit sekarang adalah sebagai berikut:
 Onset dan durasi.
 Sifat munculnya keluhan.
 Frekuensi. Episode perdarahan yang berulang-ulang mengarahkan pada kehilangan
darah dalam jumlah yang signifikan.
 Sifat keluhan:
 apakah darahnya berupa hematemesis, melena, atau hematochezia. Hematemesis
biasanya menunjukkan perdarahan saluran cerna bagian atas, walaupun tidak
adanya hematemesis tidak mengeksklusi perdarahan saluran cerna bagian atas,
karena perdarahan bisa terjadi intermitten atau berasal dari distal duodenum.
Melena biasanya menunjukkan sumber dari perdarahan saluran cerna bagian atas,
tetapi bisa juga berasal dari perdarahan usus halus atau kolon proksimal dengan
waktu transit yang lambat. Hematochezia biasanya menunjukkan sumber
perdarahan dari saluran cerna bagian bawah, tetapi bisa juga diakibatkan
perdarahan saluran cerna bagian atas yang masif. Darah yang bercampur atau
menyelimuti feces biasanya bersumber dari anorektal.
 apa warna perdarahannya. Pada hematemesis, warna ampas kopi menunjukkan
bahwa perdarahan sudah melambat atau berhenti, sedangkan darah yang merah
segar menunjukkan perdarahan yang masih aktif.
 jumlah perdarahan, apakah banyak atau hanya berupa tetes-tetes darah atau
bekuan-bekuan kecil.
 Hubungan dengan fungsi fisiologis
 Akibat terhadap aktivitas sehari-hari.
 Upaya yang dilakukan untuk mengurangi keluhan.

Keluhan penyerta dan anamnesis riwayat penyakit dahulu/keluarga yang bisa


mengarahkan pada diagnosis antara lain adalah:
 Adanya riwayat ulkus peptik bisa mengarahkan pada perdarahan dari ulkus peptik.
 Riwayat penyakit arteri koroner atau penyakit arteri perifer bisa mengarah pada
penyakit usus iskemik.
 Riwayat osteoartritis dan nyeri sendi lainnya bisa mengarahkan pada perdarahan
akibat penggunaan kronis NSAID.
 Riwayat penggunaan alkohol, hepatitis atau penyakit hati kronis bisa mengarahkan
pada varices gastroesofagus.
 Riwayat konsumsi obat NSAID, antikoagulan, antitrombotik, kalium, kuinidin, besi,
alendronat, bisa mengarahkan pada perdarahan saluran cerna karena iritasi obat.
 Riwayat dirawat di rumah sakit dalam jangka waktu lama atau pada pasien penyakit
kritis, mengarah pada erosi/ulkus prptik akibat stress.
 Dispepsia, bisa mengarahkan pada ulkus peptik dan erosi esofagus.
 Adanya penyakit hati kronis (ikterus, asites, hepatosplenomegali) bisa mengarahkan
pada varices gastroesofagus.
 Disentri, mengarahkan pada infeksi usus atau inflammatory bowel disease bila
gejalanya > 2 minggu.
 Susah defekasi/konstipasi, bisa mengarahkan pada keganasan kolon distal, hemoroid,
dan ulkus sterkoral.
 Penurunan berat badan, biasanya diakibatkan oleh keganasan.
 Pusing, mengarahkan pada jumlah perdarahan yang cukup signifikan.

Ikterus
Ikterus adalah pewarnaan kuning pada jaringan tubuh akibat bilirubin yang
berlebihan. Bilirubin adalag pigmen yang dihasilkan selama metabolisme heme. Ikterus
pertama terdeteksi di sklera, di bawah lidah dan membran timpani, dan akhirnya pada
kulit. Dengan demikian, ikterus pada kulit menunjukkan adanya kadar bilirubin yang
lebih tinggi daripada ikterus pada sklera saja. Anamnesis perlu membedakan ikterus
dengan pewarnaan kuning akibat karotenemia, atau overdosis isotretinoin dan rifampisin,
yang semuanya tidak menimbulkan pewarnaan kuning di sklera. Begitu kondisi-konisi
tersebut dieksklusi, ikterus harus dibedakan apakah manifestasi dari penyakit hati,
obstruksi empedu, atau hanya akibat hemolisis atau gangguan metabolisme bilirubin.
Pada orang dewasa, ikterus umumnya diakibatkan oleh hepatitis, batu empedu,
sirosis, serta keganasan hati atau pankreas.
Penggalian tentang keluhan ikterus berdasarkan penggalian riwayat penyakit
sekarang adalah sebagai berikut:
 Onset dan durasi. Onset mendadak biasanya terjadi pada hepatitis akut,
koledokolitiasis, kolangitis, hemolisis, dan sepsis. Onset kronis biasanya terjadi pada
keganasan hepatobilier dan pankreas.
 Sifat munculnya keluhan.
 Frekuensi.
 Sifat keluhan:
 Lokasi: apakah pewarnaan hanya di mata, bawah lidah, atau hanya/juga di kulit.
Seperti disebutkan sebelumnya, ikterus pada kulit menunjukkan adanya kadar
bilirubin yang lebih tinggi daripada ikterus pada sklera saja. Namun, warna
kuning di kulit saja tanpa pewarnaan di sklera kemungkinan besar bukan ikterus.
 Apakah pewarnaannya semakin lama semakin kuning? Hal ini akan menunjukkan
progresivitas penyakit.
 Hubungan dengan fungsi fisiologis
 Akibat terhadap aktivitas sehari-hari.
 Upaya yang dilakukan untuk mengurangi keluhan.

Keluhan penyerta dan anamnesis riwayat penyakit dahulu/keluarga yang bisa


mengarahkan pada diagnosis antara lain adalah:
 Riwayat konsumsi obat (misalnya parasetamol, isoniazid, dan sebagainya) dan
alkohol, yang bisa menyebabkan kerusakan hati.
 Riwayat penyalahgunaan obat injeksi bisa mengarah pada hepatitis.
 Riwayat kontak dengan penderita hepatitis (melalui makanan pada hepatitis A,
melalui kontak seksual/darah/transfusi pada hepatitis B atau C, melalui persalinan
pada hepatitis B).
 Riwayat menderita anemia sel sabit (hemolisis) dan hepatitis
 Nyeri kuadran kanan atas, disebabkan oleh kolangitis, hepatitis akut, batu empedu,
ulkus peptik, pneumonia lobus kanan bawah, efusi pleura kanan, dan nyeri
muskuloskeletal.
 Nyeri epigastrium, biasanya disebabkan oleh pankreatitis atau kanker pankreas.
 Mual dan muntah, biasanya disebabkan oleh hepatitis akut, koledokolitiasis,
kolangitis, sepsis.
 Malaise, anoreksia, dan cepat lelah, biasanya disebabkan hepatitis akut, serta
keganasan hepatobilier atau pankreas.
 Feces berwarna pucat biasanya disebabkan obstruksi empedu.
 Peningkatan lingkar pinggang, bisa diakibatkan oleh asites karena sirosis, atau adanya
massa abdomen akibat keganasan hati atau pankreas.
 Pruritus, bisa diakibatkan oleh proses kolestatik subakut atau kronis.
 Mudah terjadi hematom, biasanya akibat koagulopati karena gangguan sintesis faktor
pembekuan darah pada sirosis.
 Demam, biasanya disebabkan oleh kolangitis, hepatitis akut, batu empedu, dan sepsis.
 Konfusio atau perubahan status mental, bisa disebabkan oleh kolangitis, ensefalopati
hati, sepsis.
 Perdarahan gusi atau epistaksis, bisa diakibatkan trombositopenia karena gagal hati
berat, DIC, TTP, malaria falsiparum
 Kehamilan, bisa diakibatkan acute fatty liver of pregnancy, HELLP syndrome,
kolestasis intrahepatik pada kehamilan
 Urine berwarna gelap, bisa disebabkan oleh bilirubinuria, porfiria (urine berwarna
merah anggur), hemoglobinuria (karena hemolisis akut), myoglobinuria (karena
rhabdomyolisis), obat (oranye karena rifampisin)
 Penurunan berat badan, bisa disebabkan oleh keganasan hepatobilier atau pankreas.

Mual dan Muntah


Mual adalah perasaan tidak enak bahwa akan terjadi muntah, yang bisa diikuti
atau tidak diikuti dengan muntah itu sendiri. Muntah adalah ekspulsi isi lambung melalui
oral secara paksa, dengan kontraksi otot dinding perut dan dada. Muntah harus dibedakan
dengan regurgitasi, yang merupakan aliran retrograd pasif isi esofagus ke mulut tanpa
adanya aktivitas otot seperti pada muntah, dan tidak didahului mual.
Mual dan muntah yang akut bisa disebabkan oleh:
 Infeksi dan toksin pada saluran cerna (gastroenteritis, hepatitis, keracunan makanan)
 Obat, misalnya kemoterapi, antibiotika, analgetik, dan lain-lain.
 Nyeri visceral, misalnya akibat pankreatitis, appendisitis, kolik empedu, obstruksi
usus halus, kolik renal, iskemi usus, infark myokard
 Kondisi yang mengenai sistem saraf pusat, misalnya labirintitis, motion sickness,
trauma kepala, stroke, meningitis, peningkatan tekanan intrakranial.
 Metabolik, misalnya kehamilan, ketoasidosis, uremia.
 Radiasi.
Mual dan muntah yang kronis bisa disebabkan oleh:
 Gangguan lambung
 Gangguan motilitas usus halus
 Metabolik, misalnya kehamilan, hipertiroidisme
 Sistem saraf pusat, misalnya tumor kepala
 Psikogenik (eating disorder)

Penggalian tentang keluhan mual dan muntah berdasarkan penggalian riwayat


penyakit sekarang adalah sebagai berikut:
 Onset dan durasi.
 Sifat munculnya keluhan.
 Frekuensi.
 Sifat keluhan:
 apakah keluhan pasien hanya berupa mual, disertai muntah, atau sebenarnya
hanya regurgitasi?
 volume, yang bisa menentukan apakah akan terjadi kemungkinan dehidrasi atau
tidak.
 isi muntahan: apakah makanan, hanya cairan lambung, berwarna hijau, atau ada
darah (apabila berdarah, dianamnesis seperti menganamnesis Perdarahan Saluran
Cerna). Bila berwarna hijau, bisa diakibatkan oleh obstruksi usus halus.
 apakah berbau busuk, bisa diakibatkan oleh obstruksi usus.
 apakah muntahnya proyektil, biasanya disebabkan oleh peningkatan tekanan
intrakranial atau stenosis pylorus.
 apakah muntah pagi sebelum sarapan, lebih dari sejam sesudah makan, saat
makan atau segera sesudah makan? Muntah pagi sebelum sarapan biasanya akibat
kehamilan, sejan atau lebih sesudah makan bisa diakibatkan oleh gastroparesis
atau obstruksi keluar lambung, saat makan atau segera sesudah makan bisa
diakibatkan oleh ulkus lambung atau eating disorder.
 Hubungan dengan fungsi fisiologis
 Akibat terhadap aktivitas sehari-hari.
 Upaya yang dilakukan untuk mengurangi keluhan.

Keluhan penyerta dan anamnesis riwayat penyakit dahulu/keluarga yang bisa


mengarahkan pada diagnosis antara lain adalah:
 Riwayat trauma kepala.
 Riwayat konsumsi obat kanker, antibiotika, analgetika, dna lain-lain.
 Riwayat penyakit ginjal, bisa mengarahkan pada uremia.
 Riwayat ulkus peptik, cepat kenyang, mengarah pada gangguan saluran cerna.
 Riwayat penyakit jantung, mengarahkan pada muntah akibat infark myokard atau
toksisitas digoksin pada penderita gagal jantung.
 Riwayat lingkungan sekitar juga mual dan muntah sesudah memakan makanan yang
sama, bisa mengarahkan pada keracunan makanan. Riwayat memakan makanan
mentah ataupun makanan kalengan juga bisa mengarahkan pada keracunan makanan.
 Riwayat diabetes bisa mengarahkan pada ketoasidosis.
 Nyeri perut kanan bawah, bisa disebabkan oleh appendisitis akut. Nyeri perut
periumbilikal yang kemudian berpindah ke nyeri kanan bawah juga mengarah pada
appendisisitis akut.
 Nyeri perut yang bertambah bila melakukan gerakan yang menyebabkan guncangan
seperti turun tangga, bisa mengarah pada peritonitis.
 Nyeri perut bagian atas yang stabil selama > 30 menit dengan ciri nyeri kolik, bisa
disebabkan oleh kolesistitis akut.
 Diare, bisa disebabkan oleh gastroenteritis atau keracunan makanan, apalagi apabila
ada riwayat lingkungan sekitar yang mengalami muntah dan diare juga.
 Ikterus dan urine berwarna gelap bisa mengarah pada hepatitis dan koledokolitiasis.
 Nyeri dada akut, bisa disebabkan oleh infark myokard akut, sedangkan penyebab
yang lebih ringan adalah GERD.
 Nyeri kepala, bisa disebabkan oleh perdarahan intrakranial, massa atau infeksi di
intrakranial. Penyebab yang lebih ringan adalah nyeri kepala migren.
 Kaku kuduk, bisa disebabkan oleh meningitis.
 Perubahan status mental, bisa disebabkan oleh perdarahan, massa atau infeksi
intrakranial.
 Ada tanda kehamilan, seperti amenore, nyeri atau pembengkakan mammae, bisa
diakibatkan kehamilan dini. Bila pasien sudah positif hamil, bisa disebabkan oleh
emesis- dan hiperemesis gravidarum.
 Pusing dan merasa ruangan berputar (vertigo), bisa diakibatkan oleh labirintitis
 Perubahan berat badan (naik dan turun), masalah dengan body image, muntah
sembunyi-sembunyi, dan kebiasaan menginduksi muntah, bisa diakibatkan oleh
eating disorder. Penurunan berat badan saja bisa diakibatkan oleh keganasan
gastrointestinal.
 Muntah yang terjadi saat berada dalam kendaraan yang bergerak, bisa diakibatkan
oleh motion sickness.
CHECKLIST ANAMNESIS
Nilai
No Aspek yang dinilai
0 1 2
Aspek komunikasi
1 Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2 Mendengarkan secara aktif
3 Tidak memotong pembicaraan pasien selama masih
relevan
4 Menggunakan bahasa yang bisa dipahami pasien
5 Mempertahankan kontak mata dengan pasien
6 Menunjukkan empati
Aspek anamnesis
1 Menanyakan identitas pasien: nama, umur, jenis
kelamin, alamat, pekerjaan
2 Menanyakan keluhan utama
3 Menggali riwayat penyakit sekarang
 Onset
 Frekuensi
 Sifat munculnya keluhan
 Durasi
 Sifat keluhan
 Lokasi
 Hubungan dengan fungsi fisiologis lain
 Akibat terhadap aktivitas sehari-hari
 Upaya yang dilakukan untuk mengurangi keluhan
4 Menggali riwayat penyakit dahulu:
 Ada tidaknya penyakit seperti ini sebelumnya
 Penyakit lain yang pernah diderita
5 Menggali riwayat penyakit keluarga
 Ada tidaknya penyakit serupa
6 Menanyakan keluhan penyerta (berdasarkan sistem)
7 Membuat resume anamnesis

Keterangan:
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan tetapi kurang benar
2 = dilakukan dengan benar

Anda mungkin juga menyukai