Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

PROSPEK USAHA LABORATORIUM KLINIK

OLEH :
BENNI EKO ARIBOWO
P27834118068

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURABAYAJURUSAN ANALIS KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIV ALIH JENJANG ANALIS KESEHATAN
2019
1. LATAR BELAKANG
Masalah pengangguran merupakan masalah yang dihadapi oleh setiap negara.
selama beberapa dekade angka pengangguran telah mengalami kenaikan. Krisis ekonomi
1998 juga telah ikut menyumbangkan angka pengangguran. Di Indonesia angka
pengangguran terbanyak justru diciptakan oleh kelompok terdidik. Fenomena rendahnya
minat dan motivasi pemuda Indonesia untuk berwirausaha dewasa ini menjadi pemikiran
serius berbagai pihak, baik pemerintah, dunia pendidikan, dunia industri, maupun
masyarakat. Berbagai upaya dilakukan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan terutama
merubah mindset para pemuda yang selama ini hanya berminat sebagai pencari kerja (job
seeker) apabila kelak menyelesaikan sekolah atau kuliah mereka. Hal ini merupakan
tantangan bagi pihak sekolah dan perguruan tinggi sebagai lembaga penghasil lulusan.
Timbulnya jiwa kewirausaha diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan
mengurangi angka penganguran. Salah satu bentuk kewirausahaan adalah usaha dibidang
pelayanan kesehatan yaitu dengan membuka laboratorium medis.
Pelayanan Laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, dan pengobatan,
serta pemulihan kesehatan. Laboratorium sebagai pelaksana teknis kesehatan dan sebagai
satuan penelitian kesehatan, mempunyai fungsi antara lain (1) menegakkan diagnosa suatu
penyakit melalui pemeriksaan laboratorium, (2) membantu dalam mengikuti
perkembangan suatu penyakit (sebagai follow up), (3) membantu dokter dan klinisi lain
dalam pemberian terapi yang akurat dan rasional. Maka hasil laboratorium mempunyai
beban untuk mempertanggungjawabkan hasil penelitian kepada pasien, ataupun tenaga
kesehatan lainya sebagai penentu tindakan selanjutnya. Laboratorium kesehatan yang
bermutu menunjukkan derajat atau tingkat keunggulan suatu kesehatan dalam memadukan
berbagai input seperti bahan dan alat penelitian, sarana kesehatan, suasana laboratorium
yang kondusif, lingkungan yang nyaman dan dukungan administrasi, sehingga terjadi
interaksi pelayanan yang baik.
Agar pembangunan bidang kesehatan ini dapat berhasil serta tugas dan fungsi
kesehatan dapat dilaksanakan dengan baik, maka perlu peningkatan sumberdaya manusia
(SDM) dan peningkatan pemberdayaan sarana dan prasarana laboratorium bagi
penunjangnya, yang merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam peningkatan
mutu kesehatan dan akan mempengaruhi pula efisiensi dan efektifitas dalam
pelaksanaannya. Jika mencermati data di atas, merupakan peluang besar untuk mendirikan
laboratorium klinik, melihat kondisi rumah sakit dan keadaan wilayah yang dipadati sektor
industri baik domestik maupun manca negara. Untuk itu pembangunan laboratorium klinik
ini merupakan langkah tepat untuk memenuhi kebutuhan peningkatan kesehatan
masyarakat.
2. ANALISIS POTENSI KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA KESEHATAN
Potensi usaha dalam bidang kesehatan sendiri masih akan terus terbuka lebar, dan
bisa dibilang bisnis yang menjanjikan karena berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat
yang semakin hari kebutuhannya akan semakin menjadi suatu prioritas, tak terkecuali bagi
mahasiswa kesehatan, diantaranya analis kesehatan. Banyak hal yang bisa mendatangkan
potensi usaha bagi profesi analis kesehatan, linearnya diantaranya membuka laboratorium
klinik dan pusat diagnostik, atau bisa juga dengan membuka agen alat-alat laboratorium
dan kesehatan.
Sebelum lulus dari kampus dan masih menjadi mahasiswa, beberapa usaha
tersebut belum dapat terealisasikan, dikarenakan untuk memulai suatu usaha yang terbilang
besar, kita sebagai mahasiswa mungkin belum bisa memanage usaha tersebut, karena unuk
suatu usaha yang dibilang berskala besar tersebut perlu fokus yang baik, perlu waktu yang
memang kita curahkan untuk usaha sementara sebagai mahasiswa terutama sebagai
mahasiswa kesehatan menurut yang kami rasakan belajar kesehatan itu banyak menyita
waktu bahkan mungkin waktu yang kita punya banyak dihabiskan dikampus. Maka dari itu
untuk dapat berwirausaha sebagai mahasiswa banyak cara yang bisa kita mulai dari skala
yang kecil misalnya penjualan alat-alat laboratorium bisa dilakukan secara online dengan
mengambil barang dari agen khusus dan menjual kembali dengan sejumlah persentase
keuntungan. Tak hanya alat-alat kesehatan, bisa juga menjual kebutuhan mahasiswa
lainnya baik barang-barang yang mendukung perkuliahan hingga berbagai jenis makanan
sehat.
3. DEFINISI KEWIRAUSAHAAN
Kewiausahaan sebagai Etika Ekonomi Modern, kewirausahaan sebagai etika (akhlak,
moralitas) ekonomi/bisnis (etika kewirausahaan) berkaitan dengan makna kewirausahaan
sebagai resep bertindak guna menumbuh kembangkan sistem perekonomian (bisnis) yang
modern. Pemaknaan seperti ini tidak saja berlaku secara tekstual, tetapi dikenal pula secara
umum dalam masyarakat. Pandangan tekstual bahwa kewirausahaan terkait dengan etika
ekonomi (bisnis) dapat dicermati pada pendapat Salim Siagian dan Asfahani (1995) yang
menyatakan sebagai berikut: Kewirausahaan adalah semangat, pelaku dan kemapuan untuk
memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan diri sendiri
dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan/masyarakat, dengan selalu berusahan
mencari dan melayani lebih banyakndan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan
produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efisien, melalui
keberanian mengambil risiko, kreativitas dan inovasi serta kemampuan manajemen.
Sedangkan menurut Alma (2007:5) menyatakan bahwa: Wirausahawan adalah
seorang inovator, sebagai individu yang mempunyai naluri untuk melihat-lihat peluang,
mempunyai semangat, kemampuan dan pikira untuk menaklukkan cara berpikiran malas
dan lamban. Seorang wirausahawan mempunyai peran untuk mencari kombinasi-
kombinasi baru, yang merupakan gabungan dari lima hal, yakni: a. pengenalan barang; b.
metode produksi baru; c. sumber bahan mentah baru; d. pasar-pasar baru; e. organisasi
industri baru.
Bertolak dari gagasan tersebut dapat disimpulkan bahwa wirausaha sangat penting,
mengingat bahwa modernisasi dalam bidang ekonomi, sangat bergantung pada kuantitas
dan kualitas kewirausahaannya. Karena itu tidak mengherankan jika PBB menyatakan,
bahwa suatu negara akan mampu membangun, apabila memiliki wirausahawan sekitar 2%
dari jumlah penduduknya. Jumlah penduduk Indonesia saat ini 200.000.000 jiwa, sehingga
paling tidak harus memiliki wirausahawan sebanyak 4.000.000 orang (Alma, 2008:4).
Namun kenyataannya, Indonesia hanya memiliki wirausahawan sekitar 0,18% dari jumlah
penduduk (Suruji, 2008). Wirausahawan memiliki kedudukan amat penting dalam
kehidupan suatu negara. Mengingat, bahwa wirausahawan tidak saja memberikan
kemanfaatan bagi dirinya sendiri-pekerjaan dan pendapatan secara mandiri, tetapi juga bagi
negara dan warga masyarakat dengan penciptaan lapangan kerja. Berbagai teori
pembangungan menyatakan, bahwa keberhasilan suatu negara dalam proses percepatan
pembangunan ekonomi sangat bergantung pada kuantitas dan kualitas kewirausahaan yang
dimiliki suatu negara.
4. DASAR PEMIKIRAN
A. Kesehatan sebagai suatu faktor utama dan investasi berharga yang pelaksanaannya
didasarkan pada sebuah paradigma baru yang biasa dikenal dengan paradigma
sehat,yakni paradigma kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan preventif
tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif.
B. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 memuat ketentuan yang menyatakan bahwa
bidang kesehatan sepenuhnya diserahkan kepada daerah masing-masing yang setiap
daerah diberi kewenangan untuk mengelola dan menyelenggarakan seluruh aspek
kesehatan.
C. Peraturan PemerintahNomor 38 Tahun 2007 yang mengatur tentang pembagian
urusan antara Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
Berdasarkan hal tersebut
D. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan perlu disesuaikan dengan
semangat otonomi daerah. Oleh karena itu, perlu dibentuk kebijakan umum kesehatan
yang dapat dilaksanakan oleh semua pihak dan sekaligus dapat menjawab tantangan
era globalisasi dan dengan semakin kompleksnya permasalahan kesehatan .
E. Laboratorium klinik adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pelayanan
pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi
klinik, imunologi klinik, atologi anatomi dan atau bidang lain yang berkaitan dengan
kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis
penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan (Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 364/MENKES/SK/III/2003).
5. TUJUAN PENDIRIAN LABORATORIUM KLINIK
Tujuan dari Penyusunan Profil Laboratorium Kesehatan adalah :
A. Mengenalkan arti pentingnya pemeriksaan laboratorium Kesehatan pada masyarakat
B. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat.
C. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
D. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
E. Agar Peran serta masyarakat, swasta, lintas sektor, Organisasi Profesi, dan
asosiasi semakin meningkat.
6. TUJUAN DILAKUKANNYA PEMERIKSAAN LABORATORIUM
A. Menyaring berbagai penyakit dan mengarahkan tes ke penyakit tertentu misalnya
dengan urinalisis ditemukan bilirubin dan urobilin positif yang berarti ikterus, maka tes
selanjutnya adalah untuk melihat gangguan faal hati.
B. Menegakkan atau menyingkirkan diagnosis misalnya anemia, malaria, TBC, DM.
C. Memastikan diagnosis dari diagnosis dugaan, misalnya tifoid, hepatitis B, HIV.
D. Memasukkan/mengeluarkan dari diagnosis diferensial misalnya pasien dengan panas;
tifoid, malaria, dengue hemorrhagic fever (DHF).
E. Menentukan beratnya penyakit, misalnya hepatitis, infeksi saluran kemih
F. Menentukan tahap penyakit, misalnya penyakit kronis: TBC paru, sirosis hati.
G. Menyaring penyakit dalam seleksi calon donor darah.
H. Membantu menentukan rawat inap, misalnya observasi tifoid, observasi leukemia.
I. Membantu dalam menentukan terapi atau pengelolaan dan pengendalian penyakit,
misalnya leukemia, dan diabetes.
J. Membantu ketepatan terapi, misalnya tes kepekaan kuman.
K. Memonitor terapi, misalnya tes HbA1c pada diabetes, widal pada tifoid.
L. Menghindari kesalahan terapi dan pemborosan obat setelah ditemukan diagnosis
M. Membantu mengikuti perjalanan penyakit, misalnya diabetes, hepatitis.
N. Memprediksi atau menentukan ramalan (prognosis) penyakit, misalnya dislipidemia
dengan penyakit jantung, kanker dengan kematian.
O. Membantu menentukan pemulangan pasien rawat inap, misalnya bila hasil
pemeriksaan laboratorium kembali normal.
P. Membantu dalam bidang kedokteran kehakiman, misalnya tes untuk membuktikan
perkosaan.
Q. Mengetahui status kesehatan umum (general check up)

7. STRATEGI PEMASARAN
Strategi pemasaran yang dilaksankan adalah strategi sebagai berikut :
A. Sosialisasi Program pelayanan laboratorium kesehatan
B. Mengupayakan dukungan dari pihak berwenang/komitmen politis
C. Mempersiapkan sumber daya laboratorium kesehatan
D. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan mutu sumber daya manusia
laboratorium kesehatan
E. Meningkatkan pendapatan asli daerah
F. Mengembangkan semua fungsi/misi UPTD LABKESDA
G. Mengembangkan manajemen profesional
H. Mengembangkan sistem informasi pelayanan laboratorium kesehatan
I. Melalui promosi dari mulut ke mulut, spanduk, dan brosur

8. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa kita sebagai mahasiswa kesehatan khususnya analis
kesehatan bisa mendatangkan potensi kewirausahaan yang bisa di mulai dari usaha
besar seperti membuka laboratorium klinik dan pusat diagnostik ataupun membuka
agen alat alat laboratorium dan kesehatan juga dapat membuka kewirausahaan dengan
skala kecil seperti menjual alat alat kesehatan secara online dan mendapat persentase
keuntungan untuk mahasiswa.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan penulis dapa menambah wawasan tentang
potensi kewirausaahan bagi mahasiswa analis kesehatan dan dapat melakukan
kewirausahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2007. Kewirausahaan. Bandung: Alpabeta.


Griffin, RW. dan Ebert, RJ., 1997. Binis (Jilid 1), Jakarta:Prehallindo. Instruksi Presiden RI.
1995. No. 4.
John Naisbitt, 1994. dalam event Global Entrepreneur ’95 di Singapore
Kasmir. 2007. Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
McClelland. 1987. The Achieving Society. Canada: D. Van Nastrard Company, Inc.
Suruji, A, 2008. Membangun Spirit Kewirausahaan Kaum Muda. Kompas.com, Minggu,
13 Oktober.
Wahjoetomo:1995.Perguruan Tinggi Pendidikan Alternatif Masa Depan, Jakarta: Gema
Insani Press.

Anda mungkin juga menyukai