Anda di halaman 1dari 67

EKONOMI

MAKRO
SIAP UJIAN UAS GENAP

Tim Penyusun :
1. Arina NF
2. Evan Putra P
3. Putu Chessy

rangkuman UAS Genap Adhiganadya


EKONOMI MAKRO

BAB 10
PERMINTAAN AGREGAT I :MEMBANGUN MODEL IS-
LM

Model permintaan agregat IS-LM adalah interpetasi terkemuka dalam


teori keynes. Tujuan model ini adalah untuk untuk menunjukan apa yang
menuntukan pendapatan nasional pada berbagai tingkat harga. IS
menyatakan investasi dan tabungan, serta IS menyatakan apa yang terjadi
dipasar barang dan jasa. LM menyatakan likuiditas dan uang, serta kurva LM
menunjukan apa yang terjadi pada penawaran dan permintaan terhadap uang.
Kerena mempengaruhi investasi dan permintaan uang tingkat bunga
merupakan variabel yang menghubungkan kedua bagian dari model IS-LM.

1. Pasar Barang dan Kurva IS


Kurva IS menyatakan hubungan antara tingkat bunga serta tingkat
pendapatan yang muncul dipasar barang dan jasa.
a. Perpotongan Keynesian
Semakin banyak perusahaan menjual, semakin banyak output yang
akan merekan produksi dan semakin banyak pekerja yang akan dikerjakan .
Jadi, masalah selama masa resesi dan depresi, menurut keynes adalah
pengeluaran yang tidak cukup. Perpotongan adalah sebuah upaya untuk
membuat sebuah model dari pandangan ini. Pengeluaran yang direncanakan
adalah jumlah uang yang akan dikeluarkan rumah tngga, perusahaan, dan
pemerintah atas barang dan jasa.
Determinan dari pengeluaran yang direncanakan, dengan
mengasumsikan bahwa perekonomian adalah tertutup, sehingga ekspor netto

1
EKONOMI MAKRO

adalah nol, kita menulis pengeluaran yang di rencanakan E sebagai jumlah


komsumsi C. Investasi yamg direncanakan I, dan belanja pemerintah G.
E=C+I+G
Untuk persamaan ini, kita tambahkan fungsi komsumsi
C = C (Y – T)
Untuk menyederhanakan masalah, sekarang kita anggap investasi yang
direncanakan sebagai tetap eksogen
I=î
Kita asumsikan bahwa kebijakan fiscal-tingkat pembelian dan pajak
pemerintah adalah tetap
G=Ĝ
T =Ť
Dengan mengkombinasikan lima persamaan ini, kita peroleh
E = C (Y – Ť) + î + Ĝ

b. Perekonomian Dalam Ekuilibrium

Bagian berikutnya dari perpotongan Keynesian adalah asumsi bahwa


perekonomian berada dalam ekuibrium ketika pengeluaran actual sama
dengen pengeluaran ynag di rencanakan.Asumsi ini didasarkan pada gagasan
behwa ketika rencana orang-orang telah terrealisasi, mereka tidak
mempunyai alasan untuk mengubah apa yang mereka lakukan. Dengan
mengingat kembali bahwa Y sebagai GDP tidak hnaya sama dengan
pendapatan total tetapi juga dengan pengeluaran actual total atas barang dan
jasa, kita bisa menulis ekuibrium ini sebagai
Pengeluaran Aktual = Pengeluaran yang direncanakn
Y=E
Bagaiman perekonomian mencapai ekuibrium ? Dalam model ini
persedian memainkan peran penting dalam proses penyusuain. Ketika
perekonomian tidak berada dalam ekuibrium, prusahaan mengalami

2
EKONOMI MAKRO

perubahan-perubahn yang tidak direncanakan dalam penyusuain dan ini


mendorong mereka untuk mengubah tingkat produksi. Preubahan produksi
sebaiknya mempengaruhi pendpatan dan pengeluaran total yang
menggerakan perekonomian kearah ekuibrium.

c. Kebijakan Fiskal dan Pengganda : Belanja Pemerintah


Bagaimana perubahan-perubahan dalam belanja pemerintah
mempengaruhi perekonomian? Karena belanja pemerintah adalah salah satu
komponen pengeluaran , maka belanja pemerintah yang lebih tinggi
mengakibatkan pengeluaran yang direncanakan yang lebih tinggi untuk
tingkat semua pendapatan. Jika belanja naik ∆G, maka kurva pengeluaran
ynag direncanakan bergeser ke atas bergeser ∆C.
Kebijakan fiskal memiliki dampak pengganda terhadap pendapatan,
alasannya karena menurut fungsi komsumsi C = C (Y – T), Pendapatan yang
lebih tinggi menyebabkan komsumsi yang lebih tinggi. Ketika kenaikan
belanja pemerintah meningkatkan pendapatan itu juga meningkatkan
konsumsi yang selanjutanya meningkatkan pendapatan.
Proses ini bermula ketika pengeluaran meningkat sebesar ∆G. Kenaikan
pendapatan ini akan meningkatkan konsumsi sebesar MPC × ∆G, dimana
MPC adalah kecenderungan mengkonsumsi marjinal. Kenaikan konsumsi ini
meningkatkan pengeluaran dan pendapatan sekali lagi. Kenaikan pendapatan
yang kedua sebesar MPC × (MPC × ∆G) yang sekali lagi meningkatkan
pengeluaran serta pendapatan dan seterusnya. Pengaruhnya terhadapat
pendapatan adalah
Perubahan Awal dalam Belanja Pemerintah : ∆G
Perubahan Pertama dalam Konsumsi : MPC × ∆G
Perubahan kedua dalam Konsumsi : MPC2 × ∆G
Perubahan ketiga dalm Konsumsi : MPC3 × ∆G
- -
- -

3
EKONOMI MAKRO

- -
∆Y = (1 + MPC + MPC2 + MPC3 + …..) ∆G

d. Kebijakan Fiskal dan Pengganda


Penurunan pajak sebesar ∆T secara langsung akan menaikan disposable
income Y–T sebesar ∆T, dengan demikian MPC × T. Pada setiap tingkat
pendapatan Y, pengeluaran ynag direncanakan sekarang akan lebih tinggi.
Sebagaimana kenaikan belanja pemerintah memiliki dampak pengganda
terhadap pendapatan, begitu pula dengan pengurangan pajak. Jumlah
pendapatan yang disebabkan oleh perubahan sebesar $1 dalam pajak. Sebagai
contoh , jika kecenderungan masing-masing merjinal adalah 0,6, maka
pengganda pajak adalah :
∆Y/∆T = -0,6 (1-0,6) = -1,5
Dalam contoh ini, pemotongan pajak sebesar $1,00 meningkatkan
pendapatan ekuibrium sebesar $1,504

e. Tingkat Bunga, Investasi, dan Kurva IS


Untuk memasukan hubungan antara tingkat bunga dan investasi ini
dalam model, kita tulis tingkat investasi yang direncanakan sebagai
I=Ir
Karena tingkat bunga adalah biaya pinjaman untuk mendanai proyek-
proyek investasi, maka kenaikan tingkat bunga akan mengurangi investasi
yang direncanakan. Akibatnya, fungsi investasi menurun kebawah. Untuk
menentukan bgaimana pendapatan berubah ketika tingkat bunga brubah, kita
bisa mengkombinasiakan fungsi investasi dalam diagram perpotongan
Keynesian karena investasi berhubungan terbalik dengan tingkat bunga,
maka kenaikan tingkat bunga r1 ke r2 mengurangi jumlah investasi dari I(r1)
ke r2. Pengurangan investasi yang direncanakan, akan menggeser fungsi
pengeluaran ynag direncanakan kebawah.

4
EKONOMI MAKRO

f. Kebijakan Fiskal Menggeser Kurva IS


Kita bisa menggunakan perpotongan Keynesian untuk melihat
bagaiman perubahan-perubahan lain dalam kebijakan fiscal menggeser kuva
IS. Karena penurunan pajak juga memperbesar pengeluaran dan pendapatan,
maka hal itu menggeser kurva IS ke kanan. Penurunan belanja pemerintah
atau kenaikan pajak akan mengurangi pendapatan karena perubahan dalm
kebijakan fiscal menggeser kurva IS ke kiri.
Kurva IS menunjukan kombinasi dari tingkat bunga dan tingkat
pendapatan yang konsisten dengan ekuibrium dalam pasar barang dan jasa.
Perubahan kebijakan fiscal yang meningkatkan permintaan terhadap barang
dan jasa akan menggeser kuva IS ke kanan. Perubahan-perubahan kebijakan
fiscal yang mengurangi permintaan terhadap barang dan jasa akan
menggeser kurva IS ke kiri.
g. Interpretasi Dana Pinjaman Dari Kurva IS
Interpretasi alternative dari kuva IS juga menjelaskan mengapa
perubahan dalam kebijakan fiscal menggeser kurva IS. Kenaikan belanja
pemerintah atau penurunan pajak mengurangi tabungan nasional untuk
tingkat pendapatan berapapun. Menurunnya penawaran dana pinjaman
meningkatkan bunga yang menyeimbangkan pasar. Karena tingkat bunga
lebih tinggi berapapun , kurva IS bergeser ke atas dalam menanggapi
perubahan ekspansive dalam kebijakan fiscal. Ahirnya kuva IS tidak
menentukan pendapatan Y atau tingkat bunga r, hanya menjelaskan
hubungan antara Y dan r yang muncul dalam pasar barang dan jasa.

2. Pasar Uang dan Kurva LM


a. Teori Preferensi Likuiditas
Keynes menjabarkan pandangannya tentang bagaimana tingkat bunga
ditentukan dalam jangka pendek. Teori profensi likuiditas menyatakan bahwa

5
EKONOMI MAKRO

tingkat bunga disesuaikan untuk mengembangkan penawaran dan


permintaan untuk asset perekonomian yang paling likuid uang. Sebagaimana
perpotonngan Keynesian merupakan kerangka untuk kurva IS, teori profensi
likuiditas adalah kerangka untuk kurva LM.
Untuk mengembangkan teori ini , kita mulai dengan penawaran
keseimbangan uang riil. JIka M menyatakan jumlah uang beredar dan P
menyatakan tingkat harga, maka M/P adalah penawaran keseimbangan uang
riil. Teori ini mengamsunsikan adanya penawaran kesimbang unag riil yang
tetap.
Jumlah uang beredar M adalah variable oksogen kebijakan yang dipilih
oleh bank sentral. Tingakt harga P merupakan variable oksogen dalam model
ini. Teori ini menegaskan bahwa tingkat bunga adalah salah satu determinan
dan berapa banyak uang yang ingin di pegang orang. Alasan nya kerena
tingakt bunga merupakan biaya oportunitas dari memegang uang. Katika
tingakt bunga naik orang-orang hanya ingin memegang sedikit uang.

b. Pendapatan, Permintaan Uang, dan Kurva LM.


Bagaimana pengaruh perubahan tingkat pendapatan perekonomian Y
terhadap keseimbangan uang riil ? Jawaban nya adalah tingkat pendapatan
mempengaruhi permintaan terhadap uang. Ketika pendapatan tinggi,
pengeluaran juga tinggi sehingga orang terlibat dalam lebih banyak
melakukan transaksi.

c. Kebijakan Moneter Menggeser Kurva LM


Teori proferensi likuiditas memahami bagaiman kebijakan moneter
menggeser kurva LM. Anggaplah bahwa Fed mengurangi jumlah uang
beredar dari M1 ke M2, yang menyebabkan penawan keseimbangan uang riil
turun dari M1/P ke M2/P. Dengan mempertahankan jumlah pendapatan dan
kurva permintaan terhadap keseimbang uang riil. Ketika melihat bahwa
penurunan penawaran keseimbangan uang riil meningkatkan tingkat bunga

6
EKONOMI MAKRO

yang menyeimbnagkan pasar uang, jadi penurunan jumlah uang beredar


menggerser kurva LM ke atas.

d. Interpretasi Persamaan Kuantitas dari Kurva LM


Kita menguraikan pasar uang dengan persamaan kuantitas, MV = PY,
dan diasumsikan bahwa perputaran uang V adalah Konstan. Asumsi ini
menunjukan bahwa untuk setiap tingkat harga P, jumlah uang beredar M,
dengan sendirinya menentukan tingkat pendapatan Y. Karena tingkat
pendapatan tidak tergantung pada tingkat bunga, maka teori kuantitas
ekuivalen dengan kurva LM vertical.
LM yang berbentuk miring ke atas secara lebih realistis dari persamaan
kuantitas dengan menghilangkan asumsi bahwa perputaran uang adalah
konstan. Namun, sebagaimana kita nyatakan dalam diskusi tentang model
preferensi-likuiditas, permintaan terhadap keseimbangan uang riil juga dan
mengurangi permintaan uang.
Bentuk persamaan kuantitas ini menghasilkan kurva LM yang miring
ke atas. Kerena meningkatkan perputaran uang, kenaikan dalam tingkat
bunga mendongkrak tingkat pendapatan untuk jumlah uang yang beredar
dan tingkat harga berapapun. Kurva LM menunjukan hubungan positive di
antara tingkat bunga dan pendapatan.

e. Ekuibrium Jangka - Pendek


Dua persamaan dari model tersebut adalah
Y = C ( Y – T ) + I (r) IS
M/P = L ( r, Y ) LM
Model tersebut mengangggap kebijakan fiscal, G dan T, kebijakan
moneter M, dan tingkat harga P sebagai variable oksogen. Berdasarkan
variable-variabel oksogen ini, kurva IS memberikan kombinasi antara r dan Y
yang memenuhi persamaan yang menunjukan pasar uang.

7
EKONOMI MAKRO

Ekuibrium perekonomian adalah titik di mana kuva IS dan kurva LM


berpotongan. Titik ini memberikan tingkat bunga r dan tingkat pendapatan Y
yang memenuhi kondisi untuk keseimbangn, baik dalam pasar maupun pasar
uang. Dengan kata lain, perpotongan ini, pengeluaran actual sama dengan
pengeluaran yang direncanakan dan permintaan terhadap keseimbangan
uang riil sama dengan penawarannya.

Tak ada jalan pintas ke


tempat yang layak dituju.
-Beverly Sills
BAB 11

PERMINTAAN AGREGAT II: PENERAPAN MODEL IS-LM.

Bagaimana Kebijakan Fiscal Menggeser Kurva IS dan mengubah Ekuilibrium


Jangka Pendek

• PerubahanBelanjaPemerintah.Pengganda belanja pemerintah (the


government-purchases multiplier) dalam perpotongan Keynesian
menyatakan bahwa, pada tingkat bunga berapapun, perubahan dalam
kebijakan fiscal ini menaikkan tingkat pendapatan sebesar ∆G/(1 –
MPC).

KenaikanBelanjaPemerintahdalam Model IS-LM


Kenaikan belanja pemerintah menggeser kurva IS kekanan.Ekuilibrium
bergerak dari titik A ke titik B.Pendapatan meningkat dari Y1 ke Y2, dan
tingkat bunga naik dari r1 ke r2.

• PERUBAHAN PAJAK. Pengganda pajak dalam perpotongan Keynesian


menyatakan bahwa,pada tingkat bunga berapapun,perubahan kebijakan
ini menaikkan tingkat pendapatan sebesar ∆T x MPC/(1 – MPC).

8
EKONOMI MAKRO

PENURUNAN PAJAK DALAM MODEL IS-LM. Penurunan pajak menggeser


kurva IS kekanan. .Ekuilibrium bergerak dari titik A ketitik B. Pendapatan
meningkat dari Y1ke Y2, dan tingkat bunga naik dari r1ke r2.

Bagaimana Kebijakan Moneter Menggeser Kurva LM dan


Mengubah Ekuilibrium Jangka Pendek.

Kenaikan pada M menyebabkan kenaikan keseimbangan uang riil M/P,karena


tingkat harga P adalah tetap dalam jangka pendek.Teori preferensi likuiditas
menunjukkan bahwa untuk setiap tingkat pendapatan, kenaikan
keseimbangan uang riil menyebabkan turunnya tingkat bunga.Karena itu
kurva LM bergeser kebawah.Model IS-LM menunjukkan bagian penting dari
mekanisme: kenaikan jumlah uang beredar menurunkan tingkat bunga,yang
mendorong investasi serta memperbesar permintaan terhadap barang

Interaksi antara Kebijakan Fiskal dan Moneter

tingkat bunga r kurva LM tidakberubahkarena LM

jumlah uang beredar yang konstan

kenaikan pajak

IS1

IS2

Pendapatan output Y

Pada bagian (a) Fed mempertahankan jumlah uang beredar tetap


konstan.Kenaikan pajak menggeser kurva IS kekiri. Pendapatan dan tingkat
bunga turun.Penurunan tingkat pendapatan menunjukkan bahwa
peningkatan pajak menyebabkan resesi.

9
EKONOMI MAKRO

tingkatbunga r Fed mengkontraksi uang beredar

LM2

kenaikan pajaK LM1

IS1

IS2

Pendapatan output Y

Pada bagian (b) Fed ingin mempertahankan tingkat bunga yang


konstan.Ketika kenaikan pajak menggeser kurva IS kekiri, Fed harus
mengurangi jumlah uang beredar untuk mempertahankan tingkat bunga pada
titik awalnya.

memperbesar uang beredar

tingkatbunga r LM1

kenaikan pajaK LM2

IS1

IS2

Pendapatan output Y

10
EKONOMI MAKRO

Pada bagian (c) Fed ingin mencegah kenaikan pajak agar tidak menurunkan
pendapatan.Karena itu Fed harus meningkatkan jumlah uang beredar dan
menggeser kurva LM kebawah yang cukup untuk menggeser
kurvaIS.Kenaikan pajak tidak menyebabkan resesi,tetapi menyebabkan
penurunan besar pada tingkat bunga.

IS-LM sebagai Teori Permintaan Agregat Dari Model IS-LM ke Kurva


Permintaan Agregat

tingkat bunga r Tingkat harga yang lebih tinggi LM (P2)

menggeser kurva LM keatas

LM (P1)

Menurunkan pendapatan Y

IS

Y2 Y1 Pendapatan output Y

tingkat bunga p

Kurva AD meringkas hubungan antara P dan Y

P2

P1

AD

Y2 Y1 Pendapatan output Y

11
EKONOMI MAKRO

Menderivasi Kurva Permintaan Agregat dengan Model IS-LM. Bagian (a)


menunjukkan model IS-LM :Kenaikan tingkat harga dari P1 Ke P2menurunkan
keseimbangan uang riil dan menggeser kurva LM keatas.Pergeseran dalam
kurva LM menurunkan pendapatan dari Y1 ke Y2. Bagian (b) menunjukkan
kurva permintaan agregat yang meringkas hubungan antara tingkat harga
dan pendapatan ini :semakin tinggi tingkat harga semakin rendah tingkat
pendapatan.

Model IS-LM dalam Jangka Pendek dan Jangka Panjang

tingkatbunga r LRAS LM (P1)

LM (P2)

Y͞ Pendapatan output Y

tingkatbunga p LRAS

K SRAS1

P1 C

P2 SRAS2

AD

Y͞ Pendapatan output Y

12
EKONOMI MAKRO

Ekuilibrium Jangka Pendek dan Jangka Panjang.Pada bagian (a) atau kurva
penawaran agregat- permintaan agregat pada bagian (b).Dalam jangka
pendek,tingkat harga tidak bergerak pada P1. Ekuilibrium perekonomian
jangka pendek adalah titikK.Dalam jangka panjang,tingkat harga disesuaikan
sehingga perekonomian berada pada titik alamiah.Ekuilibrium jangka
panjang adalah titik C.

• Dua persamaan yang pertama adalah persamaan IS-LM :


Y = C(Y-T) + I(r) + G IS
M/P = L(r1Y) LM
• Persamaan Keynesian :
P = P1
• Persamaan Klasik :
Y = 𝑌𝑌

DEPRESI BESAR
• HIPOTESIS PENGELUARAN : Guncangan Pada Kurva IS
Pandangan ini biasanya disebut hipotesis pengeluaran (spending
hypothesis),karena meletakkan kesalahan utama terjadinya Depresi
Besar pada penurunan eksogen dalam pengeluaran atas barang dan
jasa.

• HIPOTESIS UANG :Guncangan pada Kurva LM


Kenyataannya ini memberikan motivasi dan dukungan terhadap apa
yang disebut hipotesis uang( money hypothesis),yang menjatuhkan
kesalahan utama atas terjadinya Depresi Besar pada Fed karena
membiarkan jumlah uang beredar turun dalam jumlah yang sangat
besar.
 Masalah pertama adalah perilaku keseimbangan uang
riil.Kebijakan moneter menyebabkan pergeseran kontraktif dalam
kurva LM hanya jika keseimbangan uang riil turun.
 Masalah kedua dari hipotesis uang adalah perilaku tingkat
bunga.Jika pergeseran kontraktif dalam kurva LM memicu
Depresi Besar,kita seharusnya mengamati tingkat bunga yang
lebih tinggi.

• HIPOTESIS UANG LAGI ; Dampak Penurunan Harga

13
EKONOMI MAKRO

Karena penurunan jumlah uang beredar menjadi penyebab merosotnya


tingkat harga,penurunan jumlah uang beredar juga tampaknya menjadi
penyebab parahnya Depresi Besar.

Tantangan adalah hal yang


membuat hidup menarik.
Mengatasinya itu yang membuat
hidup lebih bermakna.

- Joshua J. Marine

BAB 5 PEREKONOMIAN TERRBUKA

Pengertian Perekonomian Terbuka


Perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor adalah suatu
sistem ekonomi yang melakukan kegiatan ekspor-impor dengan negara-

14
EKONOMI MAKRO

negara lain di dunia. Dalam perekonomian terbuka sebagian produksi dalam


negeri diekpor ke luar negeri dan juga terdapat pula produksi dari luar negeri
di impor ke dalam negeri. Perekonomian ini di bedakan menjadi empat sektor
yaitu;
a. Sektor rumah tangga (Households sector) yang terdiri atas sekumpulan
individu yang dianggap homogen dan identik.
b. Sektor perusahaan (Firms Sector) yang terdiri atas sekumpulan perusahaan
yang memproduksi barang dan jasa.
c. Sektor pemerintahan (Government Sector) yang memiliki kewenangan
politik untuk mengatur kegiatan masyarakat dan perusahaan.
d. Sektor luar negeri (Foreign sector) yaitu sektor perekonomian dunia,
dimana perekonomian melakukan transaksi ekspor-impor)
Sirkulasi Aliran Pendapatan
Disebut dengan perekonomian empat sektor karena kegiatan ini tidak hanya
melibatkan pelaku-pelaku dalam negeri melainkan melibatkan juga
masyarakat ekonomi luar negeri. Dalam diagram circular flow terdapat pasar-
pasar yang mempengaruhi kegiatan ekonomi, pasar-pasar tersebut antara
lain, Pasar barang, Pasar tenaga kerja, Pasar Uang dan lembaga keuangan
serta pasar luar negeri.
1. Rumah Tangga
a) Hubungan dengan Perusahaan
Pada awalnya rumah tangga menjual SDM yang dimilikinya kepada
perusahaan. Dari interaksi antara rumah tangga dan perusahaan
dipertemukan pada Pasar tenaga kerja. Kemudian dari penjualan SDM
tersebut, rumah tangga mendapatan penghasilan yang terdiri dari sewa,
bunga, upah dan profit. Hal ini dipertemukan dalam pasar uang & lembaga
keungan.

b) Hubungan dengan Pemerintah

15
EKONOMI MAKRO

Dalam hubungan ini rumah tangga menyetorkan sejumah uang sebagai pajak
kepada pemerintah dan rumah tangga menerima penerimaan berupa gaji,
bunga, penghasilan non balas jasa dari pemerintah (berupa hasil dari pajak).
c) Hubungan dengan negara lain
Untuk mencapai hubungan dengan negara lain rumah tangga harus melewati
pasar barang dan pasar luar negeri. Rumah tangga mengimpor barang dan
jasa dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan hidup.
2. Perusahaan
Perusahaan merupakan gabungan unit kegiatan yang menghasilkan
produk barang dan jasa.
a) Hubungan dengan Rumah Tangga
Perusahaan menghasilkan produk-produk berupa barang dan jasa yang
dikonsumsi oleh masyarakat. Lalu Perusahaan mendapatkan penghasilan dari
penjualan produknya. Interaksi tersebut dipertemukan dalam pasar
barang. Pasar Barang adalah pasar yang mempertemukan penawaran dan
permintaan barang dan jasa. Pasar barang sering diistilahkan dengan sektor
riil.
b) Hubungan dengan Pemerintah
Perusahaan membayar pajak kepada pemerintah dan perusahaan menjual
produk dan jasa kepada pemerintah melalui pasar barang.
c) Hubungan dengan Dunia Internasional
Perusahaan melakukan impor atas produk barang maupun jasa dari luar
negeri melalui pasar barang dan pasar luar negeri. Dari hasil penjulan
tersebut perusahaan mendapatkan laba/keuntungan.
3. Pemerintah
Bertindak sebagai pembuat dan pengatur kebijakan masyarakat dan
bisnis.
a) Hubungan dengan RumahTangga
Pemerintah menerima setoran pajak rumah tangga untuk kebutuhan
operasional, pembangunan, dan lain-lain untuk membangun negara.

16
EKONOMI MAKRO

b) Hubungan dengan Perusahaan


Pemerintah mendapatkan penerimaan pajak dari perusahaan dan pemerintah
juga membeli produk dari perusahaan berdasarkan dana anggaran belanja
yang ada.
5. Negara-negara lain
a) Hubungan dengan Rumah tangga
Negara-negara lain(dunia internasional) menyediakan barang dan jasa untuk
kepentingan rumah tangga yang dilakukan di pasar luar negeri, dari pasar
luar negeri masuk ke dalam pasar barang dalam negeri sehingga produk yang
dihasilkan dapat dibeli oleh rumah tangga. Sehingga dari transaksi jual beli
tersebut negara lain mendapatkan laba/keuntungan.

b) Hubungan dengan Perusahaan


Dunia internasional (negara lain) mengekspor produknya kepada bisnis-bisnis
perusahaan. Aliran barang dan jasanya juga melalui pasar negeri lalu masuk
ke pasar barang. Dari proses tersebut juga dihasilkannya suatu laba.
Perekonomian Terbuka: Ekspor-Impor dan Faktornya
a) Ekspor adalah pengiriman dan penjualan barang-barang buatan dalam
negeri ke negara-negara lain. Pengiriman ini akan menimbulkan aliran
pengeluaran yang masuk ke sector perusahaan. Pengeluaran argregat akan
meningkat sebagai akibat mengekspor barang dan jasa sehingga peningkatan
dalam pendapatan nasional. Ekspor menyebabkan peningkatan dalam
pendapatan nasional.
b) Impor adalah pembelian dan pemasukan barang dari luar negeri ke dalam
suatu perekonomian. Menimbulkan aliran keluar atau bocoran dari aliran
pengeluaran dari sector rumah tangga ke sector perusahaan. Sehingga akan
menurunkan pendapatan nasional yang dapat dicapai. Impor menyebabkan
penurunan pendapatan nasional yg dapat dicapai.
Ekspor dan Impor mempengaruhi keseimbangan pendapatan nasional
tergantung kepada ekspor neto yaitu ekspor dikurangi impor.

17
EKONOMI MAKRO

Jika ekspor neto adalah positif, pengeluaran agregat dalam ekonomi akan
bertambah. Dan ini akan meningkatkan pendapatan nasional dan kesempatan
kerja.
Surplus Perdagangan Perdagangan Defisit Perdagangan
Berimbang
Ekspor > Impor Ekspor = Impor Ekpor < Impor
Ekpor Neto > 0 Ekspor Neto = 0 Ekpor Neto < 0
Y= C + I + G + NX > Y = C + I + G + NX Y = C + I + G + NX
<C+I+G
C+I+G =C+I+G
Tabungan > Investasi Tabungan = Tabungan <
Investasi Investasi
Arus Modal Keluar Arus Modal Keluar Arus Modal Keluar
Neto Neto Neto < 0
>0 =0

Faktor yang menentukan Ekspor:


1. Barang tersebut diperlukan negara lain dan negara lain tersebut tidak
dapat memproduksi barang tersebut atau produksinya tidak dapat memenuhi
keperluan dalam negeri.

2. Kemampuan barang dalam negeri untuk bersaing di pasaran dunia atau


luar negeri (mutu dan harga).

3. Cita rasa penduduk di negara lain terhadap barang yg diproduksikan suatu


negara (keistimewaan).

Faktor yang menentukan Impor:


1. Tingkat pendapatan masyarakat.
Semakin tinggi pendapatan, semakin banyak impor yg akan dilakukan.
2. Tingkat inflasi dalam negeri
Inflasi menyebabkan secara keseluruhan barang buatan dalam negeri menjadi
lebih mahal. Ini mendorong lebih banyak impor.

18
EKONOMI MAKRO

3. Kemampuan suatu negara dalam menghasilkan barang yang lebih baik


mutunya.

Pengaruh Ekspor Dan Impor Terhadap Perekonomian


Ekspor dan Impor membawa pengaruh yang sangat besar dalam
perekonomian indonesia. Pengaruh tersebut ada yang bersifat positif, adapula
yang negatif. Berikut ini beberapa pengaruh yang yang ditimbulkan dari
ekspor dan impor terhadap perekonomian:

Pengaruh positif:
a) Saling membantu memenuhi kebutuhan antarnegara
Terjalinnya hubungan diantara negara-negara yang melakukan perdagangan
dapat memudahkan suatu negara memenuhi barang-barang kebutuhan yang
belum mampu diproduksi sendiri. Sehingga kebutuhan masyarakat terpenuhi.
b) Meningkatkan produktivitas usaha
Dengan adanya perdagangan internasional, kemajuan teknologi yang
digunakan dalam proses produksi akan meningkat. Meningkatnya teknologi
yang lebih modern dapat miningkatkan produktivitas perusahaan dalam
menghasilkan barang-barang.
c) Mengurangi pengangguran
Perdagangan internasional dapat membuka kesempatan kerja baru, sehingga
hal ini menjadi peluang bagi tenaga kerja baru untuk memasuki dunia kerja.
d) Menambah pendapatan devisa bagi negara
Dalam kegiatan perdagangan internasional setiap negara akan memperoleh
devisa, semakin banyak barang yang dijual di negara lain, perolehan devisa
bagi negara akan semakin banyak.

Pengaruh negatif:
a) Adanya ketergantungan dengan negara-negara pengimpor

19
EKONOMI MAKRO

Untuk memenuhi kebutuhan barang-barang yang tidak diproduksi dalam


negeri, pemerintah akan mengimpor dari negara lain. Kegiatan mengimpor
ini dapat mengalami ketergantungan dengan negara pengimpor.
b) Masyarakat menjadi konsumtif
Banyaknya barang-barang impor yang masuk kedalam negeri menyebabkan
semakin banyak barang yang ada dipasar baik dari jumlah, jenis, dan
bentuknya. Akibatnya akan mendorong seseorang untuk lebih konsumtif,
karna semakin banyak barang-barang pilihan yang dapat dikonsumsi.
c) Mematikan usaha-usaha kecil
Perdagangan internasional, dapat menimbulkan persaingan industri dengan
negara-negara lain. Industri yang tidak mampu bersaing tentu mengalami
kerugian, sehingga akan mematikan usaha produksinya. Dalam jangka
panjang hal ini dapat menyebabkan pengangguran.

Cara termudah untuk jadi pandai


adalah belajar dari hal terbodoh yang
pernah kau lakukan.

-Wilson Kanadi

BAB 12 TINJAUAN ULANG PEREKONOMIAN TERBUKA


:MODEL MUNDELL-FLEMING DAN REZIM KURS

A. Pengertian Model Mundell-Fleming


Model ini mirip dengan model IS-LM; keduanya menekankan interaksi antara
pasar barang dan pasar uang. Tingkat harga tetap, dan keduanya
menunjukkan fluktuasi jangka-pendek pada pendapatan agregat. Model
Mundell-Fleming mengasumsikan perekonomian terbuka di mana perda-
gangan dan keuangan ditambahkan; IS-LM mengasumsikanperekonomian
tertutup.

20
EKONOMI MAKRO

Model ini, sering digambarkan sebagai “paradigma kebijakan dominan untuk


mempelajari kebijakan moneter dan fiskal perekonomian-terbuka,” membuat
satu asumsi penting dan ekstrim : perekonomian yang sedang dipelajari
adalahperekonomian terbuka kecil dan ada mobilitas modal sempurna, berarti
bahwa ia dapat meminjam atau meminjamkan sebanyak yang ia inginkan
dalam pasar keuangan dunia, dan karenanya, tingkat bunga perekonomian
dikontrol oleh tingkat bunga dunia, dinotasikan secara matematis sebagai r =
r*.
Satu pelajaran penting model ini yaitu kinerja perekonomian bergantung pada
sistem kurs yang diadopsinya—mengambang atau tetap.
Model ini akan membantu menjawab pertanyaan sistem kurs mana yang
sebaiknya diadopsi suatu negara.

B. Perekonomian Terbuka Kecil Di Bawah Kurs Mengambang


Dua persamaan (perhatikan tanda bintang di samping IS dan LMuntuk
mengingatkan kita persamaan menganggap tingkat bunga konstan):
IS*: Y = C(Y-T) + I(r*) + G + NX(e)
LM*: M/P = L (r*,Y)

Asumsi 1:
Tingkat bunga domestik sama dengan tingkat bunga dunia (r = r*).
Asumsi 2:
Tingkat harga ditentukan secara eksogen karena model digunakan untuk
menganalisis jangka pendek (P). Ini berarti kurs nominal proporsional
terhadap kurs riil.
Asumsi 3:
Jumlah uang beredar ditentukan secara eksogen oleh Bank Sentral (M).
Asumsi 4:
Kurva LM* kita akan vertikal karena kurs tidak masuk ke dalam persamaan
LM* kita.
Kurva IS*

21
EKONOMI MAKRO

Kurva IS* miring ke bawah karena kurs yang lebih tinggi mengurangi ekspor
neto (karena meningkatnya nilai mata uang membuat barang-barang
domestik lebih mahal bagi orang asing), yang lalu, menurunkan pendapatan
agregat. Kenaikan kurs, menurunkan ekspor neto, yang menggeser
pengeluaran yang direncanakan ke bawah dan menurunkan pendapatan.
Kurva IS* meringkas perubahan ini dalam ekuilibrium pasar barang.
Kurva LM dan tingkat bunga dunia bersama-sama menentukan tingkat
pendapatan.Kurva LM* vertikal karena kurs tidak masuk ke dalam
persamaan LM*. Ingat persamaan LM* : M/P = L (r*,Y) Ketika pendapatan
naik di perekonomian terbuka kecil,karena ekspansi fiskal, tingkat bunga
mencoba naik tapi aliran modal dari luar menekan tingkat bunga ke bawah.
Aliran ini menyebabkan kenaikan permintaan mata uang mendorong nilainya
ke atas dan membuat barang domestik lebih mahal bagi orang asing
(menyebabkan a –DNX). –DNX mengatasi kebijakan fiskal ekspansif dan
berdampak pada Y. Ketika peningkatan jumlah uang beredar menekan tingkat
bunga domestik ke bawah, modal mengalir ke luar karena investor mencari
pengembalian lebih tinggi di tempat lain. Aliran modal ke luar mencegah
tingkat Bunga turun. Aliran ke luar juga menyebabkan kurs terdepresiasi,
membuat barang domestik lebih murah relatif terhadap barang asing, dan
menstimulasi NX. Jadi, kebijakan moneter mempengaruhi e daripada r.

Kurs Tetap
Di bawah kurs tetap, bank sentral mengumumkan nilai kurs dan siap membeli
dan menjual mata uang domestik pada harga yang ditentukan sebelumnya
untuk menjaga kurs pada tingkat yang diumumkannya. Kurs tetap
memerlukan komitmen bank sentral untuk mengizinkan jumlah uang beredar
untuk menyesuaikan ke tingkat apapun yang memastikan kurs ekuilibrium
dalam pasar bursa valuta asing sama dengan kurs yang diumumkan. Ekspansi
fiskal menggeser IS* ke kanan. Untuk menjaga kurs tetap, Bank Sentral harus
meningkatkan jumlah uang beredar, menambah LM* ke kanan. Tidak seperti

22
EKONOMI MAKRO

pada kurs fleksibel, tidak ada dampak crowding out pada NX karena kurs
lebih tinggi. Jika Bank Sentral mencoba meningkatkan jumlah uang beredar
dengan membeli obligasi dari publik, itu akan menekan tingkat bunga ke
bawah. Arbitrase merespons dengan menjual mata uang domestik ke bank
sentral,menyebabkan jumlah uang beredar dan kurva LM berkontraksi ke
posisi awalnya.

Tetap vs. mengambang


Kesimpulan-kesimpulan Kurs
Kurs Tetap Kurs Mengambang
Kebijakan Fiskal Kuat. Kebijakan Fiskal Lemah
Kebijakan Moneter Lemah Kebijakan Moneter Kuat.

Model Mundell-Fleming menunjukkan kebijakan fiskal tidak mempengaruhi


pendapatan agregat di bawah kurs mengambang. Ekspansi fiskal
menyebabkan mata uang apresiasi, mengurangi ekspor neto dan mengatasi
dampak ekspansif yang biasa pada permintaan agregat.Model Mundell-
Fleming menunjukkan kebijakan moneter mempengaruhi pendapatan agregat
di bawah kurs tetap. Tiap usaha ekspansi jumlah uang beredar sia-sia, karean
jumlah uang beredar harus menyesuaikan untuk memastikan kurs bertahan
pada tingkat yang diumumkannya.

C. Perbedaan Tingkat Bunga & Aliran Modal Internasional


Pengembalian lebih tinggi akan menarik dana dari luar negeri, membuat
tingkat bunga domestik kembali turun. Dan, jika tingkat bunga domestik di
bawah tingkat bunga dunia, r*,penduduk domestik akan meminjamkan ke
luar untuk mendapat pengembalian lebih tinggi, membuat tingkat bunga
domestik kembali ke atas. Akhirnya, tingkat bunga domestik sama dengan
tingkat bunga dunia.
Mengapa logika ini tidak selalu berlaku ? Ada dua alasan mengapa tingkat

23
EKONOMI MAKRO

bunga berbeda di berbagai negara :


1) Risiko Negara : ketika investor membeli obligasi pemerintah AS, atau
memberi pinjaman pada perusahaan AS, mereka yakin mereka akan dibayar
beserta dengan bunga. Sebaliknya, di beberapa negara kurang berkembang,
muncul ketakutan bahwa kemelut politik akan mengganggu pelunasan
pinjaman. Peminjam di negara-negara tersebut sering harus membayar
tingkat bunga lebih tinggi untuk mengkompensasi risiko.

2) Ekspektasi Kurs : misal orang berharap franc Perancis turun terhadap


dolar AS. Pinjaman dalam franc akan dibayar dengan mata uang yang kurang
berharga daripada pinjaman dalam dolar.Untuk mengkompensasi penurunan
yang diharapkan pada mata uang Perancis, tingkat bunga di Perancis akan
lebih tinggi daripada tingkat bunga di AS.

Untuk memasukkan perbedaan tingkat-bunga ke dalam model Mundell-


Fleming, kita asumsikan tingkat bunga di perekonomian terbuka kecil
ditentukan oleh tingkat bunga dunia ditambah premi risiko q.
r = r* + q
Premi risiko ditentukan oleh risiko politik memberi pinjaman di sebuah
negara dan perubahan yang diharapkan pada kurs riil. Kita anggap premi
risiko q sebagai variabel eksogen.
IS*: Y = C(Y-T) + I(r* + q) + G + NX(e)
LM*: M/P = L (r* + q,Y)

D. Perbedaan pada Model Mundell-Fleming


Untuk memasukkan perbedaan tingkat-bunga ke dalam model Mundell-
Fleming, kita asumsikan tingkat bunga di perekonomian terbuka kecil
ditentukan oleh tingkat bunga dunia ditambah premi risiko q.
r = r* + q

24
EKONOMI MAKRO

Premi risiko ditentukan oleh risiko politik memberi pinjaman di sebuah


negara dan perubahan yang diharapkan pada kurs riil. Kita anggap premi
risiko q sebagai variabel eksogen. Untuk tiap kebijakan fiskal, kebijakan
moneter, tingkat harga, dan premi risiko yang ada, dua persamaan ini
menentukan tingkat pendapat- an kurs yang menyeimbangkan pasar barang
dan pasar uang. Misal kemelut politik menyebabkan premi risiko negara q
naik. Dampak yang paling langsung adalah tingkat bunga domestik . Tingkat
bunga lebih tinggi memiliki dua dampak : Kurva IS* bergeser ke kiri, karena
tingkat bunga lebih tinggi mengurangi investasi.
2) LM* bergeser ke kanan, karena tingkat bunga lebih tinggi mengurangi
Permintaan uang, dan tingkat pendapatan lebih tinggi untuk tiap jumlah
uang beredar yang ada. Dua pergeseran ini menyebabkan pendapatan naik
dan menurunkan kurs ekuilibrium pada pasar dunia. Implikasi penting :
ekspektasi kurs ikut menentukan kurs sebenarnya.
Contoh, misal orang percaya franc Perancis tak akan berharga di masa depan.
Investor akan mengenakan premi risiko lebih besar pada aset Perancis : q
akan naik di Perancis. Ekspektasi ini akan menaikkan tingkat bunga dan
akan menurunkan nilai franc Perancis. Jadi, ekspektasi bahwa mata uang
akan turun nilainya di masa depan menyebabkan penurunan saat ini.

E. Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter


Kebijakan Fiskal
Sekarang kita akan mengkaji bagaimana kebijakan perekonomian
mempengaruhi erekonomian terbuka kecill dengan kurs tetap. Anggaplah
pemerintah mendorong pengeluaran domestik dengan meningkatkan belanja
pemerintah atau memotong pajak. Tetpi karen bank sentra siap
mempertukarkan mata uang domestik dan mata uang asing pada kurs tetap,
pialang dengan cepat menanggapi kenaikan kurs ini dengan menjual mata
uang asing ke bank sentral, yang menyebabkan ksfansi moneter otomatis.
Kenaikan jumlah uang beredar ini menggeser kurva LM* kekanan. Jadi,

25
EKONOMI MAKRO

ekspansi fiskal menurut sistem kurs tetap me ningkatkan pendapatan


agregat.

Kebijakan Moneter
Bayangkanlah bank sentral yang beroperasi deengan kurs tetap
berusaha meningkatkan jumlah uang beredar, misalnya dengan membeli
obligasi dari masyarakat apakah yang aka terjadi? Dampak awal dari
kebijakan ini adalah menggeser kurs LM* ke kanan, yang menurunkan kurs.
Tetapi, karena bank sentral bertugas untuk memperdagangkan mata uang
asing dan domestik pada kurs tetap, pialang dengan cepat menanggapi
penurunan kurs dengan meenjual mata uang domestik ke bank sentral, yang
menyebabkan jumlah uang yang beredar dan kurva LM* kembali ke posisi
awalnya. Jadi, kebikan yang biasa dijalankan tifdak berpengaruh dibawah
kurs tetap. Dengan menyepakati kurs, bank sentral meningkatkan kontrolnya
atas jumlsh usng beredar. Akan tetapi, suatu negara yang menganut kurs
tetap bisa menjalankan satu jenis kebijakan moneter : negara itu bisa
memutuskan untuk mengubah tingkat dimana kurs adalah tetap.pnurunan
nilai mata uang disebut devaluasi (devaluation), dan kenaikan nilainya disebut
revaluasi (revaluation). Dalam model Mundell-Fleming, devaluasi menggeser
kurva LM* kekanan : model itu bertindak sepertikenaikan jumlah mata uang
beredar pada sistem kurs mengambang. Jadi, devaluasi memperbesar ekspor
neto dan meningkatkan pendapatan agregat. Sebaliny, revaluasi menggeser
kurva LM* kekiri mengurangi ekspor neto dan menurunkan pendapatan
agregat

26
EKONOMI MAKRO

Jangan menyerah. Menderitalah


sekarang dan hiduplah sebagai juara
nantinya.

-Muhammad Ali

BAB 6

PENGANGGURAN

Pengangguran
merupakan masalah

27
EKONOMI MAKRO

makroekonomi yang memengaruhi manusia secara langsung dan merupakan masalah yang
paling berat. Para ekonom mempelajari pengangguran untuk mengidentifikasi penyebabnya dan
untuk membantu memperbaiki kebijakan publik yang mempengaruhi pengangguran.

Pada bab ini, akan dibahas mengenai determinan dari tingkat pengangguran alamiah.
Tingkat Pengangguran Alamiah adalah tingkat pengangguran rata-rata dalam perekonomian
yang berfluktuasi.

A. Kehilangan Pekerjaan, Perolehan Pekerjaan, dan Tingkat Pengangguran Alamiah

L=E+U

Notasi :

L = angkatan kerja

E = jumlah orang yang bekerja

U = jumlah pengangguran

Tingkat Pengangguran = U/L

Untuk melihat apakah yang menneutkan tingkat pengangguran, diasumsikan L adalah tetap dan
memfokuskan pada perubahan individu dalam angkatan kerja di antara yang bekerja E atau
menganggur U.

28
EKONOMI MAKRO

Tingkat pemutusan kerja s dan tingkat perolehan pekerjaan f secara bersama-sama menentukan
tingkat pengangguran. Jika tingkat pengangguran naik atau turun (jika pasar tenaga kerja berda
dalam kondisi mapan) maka jumlah orang yang mendapatkan pekerjaan harus sama dengan
orang yang kehilangan pekerjaan.

Pengangguran Kondisi Mapan : fU = sE

E=L-U fU = s(L - U)
Substitusikan ke dalam
persamaan tingkat pengangguran
dalam kondisi mapan

Untuk mendapatkan tingkat pengangguran kedua sisi persamaan dibagi dengan L

fU = s(L - U) fU = s(1 - U)
L L

Lalu, cari U/L

29
EKONOMI MAKRO

U= s U= 1
Atau dapat ditulis dengan
L s+f L 1+f/s

Persamaan tersebut menunjukkan bahwa tingkat pengangguran kondisi mapan bergantung pada
tingkat pemutusan kerja s dan tingkat perolehan kerja f. Semakin tinggi tingkat pemutusan kerja,
semakin tinggi tingkat pengangguran. Semakin tinggi tingkat perolehan kerja, semakin rendah
tingkat pengangguran.

Dapat disimpulkan, semua kebojakan yang bertujuan untuk menurunkan tingkat pengangguran
alamiah kana menurunkan tingkat pemutusan kerja atau meningkatkan tingkat perolehan
pekerjaan. Demikian pula, semua kebijakan yang memengaruhi tingkat pemutusan kerja atau
perolehan pekerjaan akan mengubah tingkat pengangguran alamiah.

B. Pencarian Kerja dan Pengangguran Friksional

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan
pekerja untuk mencari pekerjaan . Pergeseran sektoral adalah perubahan komposisi permintaan
di antara industri atau daerah. Pergeseran sektoral inilah yang mengakibatkan selalu adanya
pengangguran friksional, karena dibutuhkan waktu bagi pekerja untuk mengubah pekerjaan.
Asuransi pengangguran adalah program asuransi dimana pekerja dapat mengambil sebagian upah
mereka untuk periode tertentu setelah kehilangan pekerjaan. Kebijakan asuransi pengangguran
ini juga secara tidak sengaja meningkatkan jumlah pengangguran friksional.

Penyebab Pengangguran Friksional

Pengangguran friksional dan tingkat pemutusan kerja bisa terjadi karena :

 Perubahan sektoral (sectoral shift) dalam perekonomian. Kemajuan industri di suatu bidang
akan mengakibatkan peningkatan permintaan pekerja di bidang tersebut namun
mengakibatkan penurunan permintaan pekerja di bidang yang lain. Contohnya penemuan

30
EKONOMI MAKRO

komputer, mengakibatkan peningkatan permintaan pekerja IT, namun menurunkan


permintaan pekerja tukang ketik manual.

 PHK yang tak terduga karena perusahaan bangkrut.

 Kinerja pegawai sangat kurang

 Keahlian pekerja tidak lagi dibutuhkan.

 Pergantian karir di bidang yang lain atau pindah ke negara lain. Sebagai akibat dari adanya
PHK, maka pekerja membutuhkan waktu untuk mencari pekerjaan yang baru. Oleh karena
itu pengangguran friksional tidak dapat dihindari.

Kebijakan Publik dan Pengangguran Friksional

Kebijakan pemerintah untuk mengurangi pengangguran friksional antara lain:

 Menyelenggarakan training pekerja dari bidang yang mengalami penurunan ke bidang


pekerjaan yang sedang berkembang pesat.

 Mengadakan asuransi pengangguran yang memberikan manfaat berupa sebagian dari gaji
yang biasa mereka terima ketika masih bekerja. Namun, asuransi pengangguran memiliki
kelemahan :

 Pekerja menjadi lebih malas untuk mencari pekerjaan baru

 Pekerja menolak tawaran pekerjaan yang tidak menarik

Untuk mengurangi kelemahan tersebut, pemerintah hendaknya mengurangi besar manfaat yang
diterima pekerja yang di PHK, sehingga pekerja akan lebih rajin untuk mencari pekerjaan baru,
dan akhirnya dapat mengurangi tingkat pengangguran

C. Kekakuan Upah Riil dan Pengangguran Sektoral

31
EKONOMI MAKRO

Kekakuan upah (Wage rigidity) adalah kegagalan dalam melakukan penyesuaian upah karena
penawaran tenaga kerja sama dengan permintaannya. Pengangguran struktural adalah
pengangguran yang disebabkan kekakuan upah dan penjatahan pekerjaan. Disini pengangguran
terjadi bukan karena tidak adanya pekerjaan, tetapi karena ada ketidakcocokan antara jumlah
pekerja yang mengingkan pekerjaan dan jumlah pekerjaan yang tersedia. Pada tingkat upah yang
berlaku, penawaran tenaga kerja melebihi permintaannya sehingga pekerja hanya menunggu
pekerjaan tang akan tersedia.

Pengangguran struktural muncul karena perusahaan gagal menurunkan upah akibat kelebihan
penawaran tenaga kerja.

Undang-Undang Upah Minimum

Penyebab kekakuan upah salah satunya adalah undang-undang upah minimum, dimana
pemerintah mencegah upah turun ke tingkat ekuilibrium yang menyeimbangkan antara

32
EKONOMI MAKRO

permintaan dan penawaran pasar tenaga kerja. Undang-undang yang bertujuan untuk
meningkatkan pendapatan pekerja miskin, malah membuat tingkat pengangguran struktural
semakin meningkat. Untuk mengatasi hal ini, banyak ekonom dan pembuat kebijakan percaya
bahwa keringanan pajak lebih baik daripada meningkatkan upah minimum. Tapi di lain pihak,
ternyata penelitian menunjukkan bahwa kenaikan 10-persen pada upah minimum mengurangi
pengangguran pemuda sebesar 1 sampai 3 persen.

Serikat Pekerja dan Posisi Tawar Menawar Kolektif

Sebab lain kekakuan upah yaitu kekuatan monopoli serikat pekerja. Di AS, hanya 18 persen
pekerja ikut serikat pekerja. Kekuatan serikat pekerja mempunyai daya tawar yang tinggi
sehingga dapat mengatur upah di atas tingkat ekuilibrium dan mengizinkan perusahaan
memutuskan berapa banyak pekerja yang diterima. Akibatnya terjadi penurunan jumlah pekerja
dipekerjakan, tingkat perolehan kerja yang lebih rendah, dan peningkatan pengangguran
struktural. Pengangguran yang disebabkan serikat kerja adalah contoh konflik antara berbagai
kelompok serikat pekerja dari orang dalam maupun orang luar. Untuk mengatasi hal ini
diselesaikan pada tingkat perusahaan

Upah Efisiensi

Teori upah efisiensi (efficiency-wage) menyatakan upah tinggi membuat pekerja lebih produktif.
Jadi, bila perusahaan mengurangi upah pegawai yang bertujuan untuk menurunkan biaya
pegawai justru akan menurunkan produktivitas.

Teori upah-efisiensi memiliki empat pernyataan :

1. Upah mempengaruhi kesehatan

2. Upah tinggi mengurangi perputaran tenaga kerja

3. Kualitas rata-rata tenaga kerja perusahaan bergantung pada upah yang dibayar ke
karyawannya

33
EKONOMI MAKRO

4. Upah tinggi memperbaiki upaya pekerja

D. Pengalaman Pasar Pekerja di AS

Durasi Pengangguran

Pemerintah perlu mengetahui berapa rata-rata durasi menganggur para pekerja, agar kebijakan
yang akan diambil menjadi tepat. Jika tujuan pemerintah adalahmengurangi tingkat
pengangguran alami, maka kebijakan yang diambil harus disasar kepada penganggur jangka
panjang. Namun, di sisi lain target kebijakan harus tepat, karena penganggur jangka panjang
memiliki jumlah yang sangat kecil. Kebanyakan penganggur memperole pekerjaan baru dalam
waktu yang singkat.

Variasi Tingkat Pengangguran Dengan Kelompok Demografi

Pengangguran usia muda (16-19 tahun) di USA lebih banyak sampai empat kali lipat dibanding
pengangguran pada usia lebih dari 20 tahun. Hal ini terjadi karena pengangguran usia muda
belum yakin dengan pilihan karir mereka, dan mereka cenderung untuk berganti-ganti pekerjaan
sampai menemukan pekerjaan yang cocok dengan mereka. Sementara itu, pengangguran berkulit
hitam lebih banyak dibanding pengangguran berkulit putih. Hal ini adalah bukti bahwa USA
masih menjadi negara yang rasis, meskipun mereka katanya adalah negara demokrasi.

Tren Pengangguran

Tren atas tingkat pengangguran di USA bisa terjadi karena beberapa hal, dan berikut beberapa
hipotesis atas hal itu :

 Demografi penduduk : Tren pengangguran disebabkan adanya baby boom pada masa setelah
Perang Dunia II.

34
EKONOMI MAKRO

 Perubahan sektoral (sectoral shift) : Antara tahun 1970 dan 1980 terjadi pergolakan harga
minyak disebabkan oleh OPEC, mengakibatkan tren pengangguran pada industri yang
membutuhkan minyak lebih banyak dan industri yang hanya membutuhkan minyak sedikit.

 Produktivitas : Pengangguran mengalami tren naik ketika tahun 1970-an produktivitas


pekerja menurun, dan mengalami tren turun ketika tahun 1990-an produktivitas pekerja naik.

Perpindahan Masuk dan Keluar Angkatan Kerja

Selama ini diasumsikan bahwa alasan adanya pengangguran adalah tingkat pemutusan kerja, dan
alasan berkurangnya pengangguran adalah tingkat perolehan pekerjaan. Padahal ada aspek
penting yang selama ini dilupakan, yaitu perpindahan masuk dan keluarnya angkatan kerja.
Sekitar sepertiga pengangguran adalah mereka yang baru saja masuk ke angkatan kerja dan
mereka yang sebelumya telah memiliki pekerjaan tapi meninggalkan pekerjaan mereka
sementara waktu. Sementara itu, tidak semua pengangguran memeperoleh pekerjaan. Hampir
setengah pengangguran adalah pengangguran yang telah keluar dari angkatan kerja.

E. Pengalaman Pasar Pekerja di Eropa

Peningkatan Pengangguran di Eropa

Prancis, Jerman, Italia, dan Inggris mengalami tingkat pengangguran tinggi pada tahun-tahun
terakhir, sebabnya ada dua teori :

1) Interaksi antara kebijakan berdurasi-panjang, yaitu kebijakan pemberian keuntungan royal


untuk penganggur (pengganti upah karena mereka belum mendapat pekerjaan).

2) Kejutan baru, yaitu turunnya permintaan pekerja tidak terampil karena kemajuan teknologi

Variasi Pengangguran di Eropa

35
EKONOMI MAKRO

Tingkat pengangguran di Eropa sangat beragam. Ketika tingkat pengangguran di USA adalah
6,1% ternyata tingkat pengangguran di Swiss adalah 2,1 %, sementara pengangguran di Spanyol
adalah 11,3%. Fakta kedua adalah tingkat pengangguran tersebut di atas adalah pengangguran
jangka panjang.

Peningkatan Waktu Luang di Eropa

Satu hal yang menjadi anomali di Eropa adalah tingginya tingkat pengangguran di Eropa
dibanding di USA, tapi waktu luang pekerja di Eropa lebih tinggi. Pekerja di USA memiliki jam
kerja per tahun relatif lebih tinggi dari pada pekerja di Eropa.

Sementara itu, pekerja di Eropa lebih menikmati hari kerja yang pendek dan liburan yang lebih
panjang. Dan, pekerja potensial lebih banyak bekerja di USA dari pada di Eropa. Edward
Prescott memperoleh dua fakta bahwa tingkat pajak di Eropa lebih tinggi dibanding di USA dan
tingkat pajak di Eropa mengalami peningkatan yang signifikan satu dekade terakhir. Dari fakta
itu para ekonom menyimpulkan hipotesis antara lain :

 tingkat pajak dapat mempengaruhi usaha pekerja dalam bekerja

 tingkat pajak yang tinggi, membuat pekerja di Eropa melakukan pekerjaan lain pada
ekonomi bawah tanah yang “off the books” untuk menghindari pajak

 daya tawar keseluruhan pada pasar tenaga kerja lebih penting di Eropa dari pada di USA

 adanya kemungkinan perbedaan preferensi dalam bekerja. Pekerja di Eropa lebih memilih
memiliki waktu luang yang banyak dibanding memiliki kesejahteraan yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan akan barang dan jasa

Don’t just dream. Set goals. Dreams


are improbable possibilities.
36 Goals
are possible possibilities you work
out one step at a time.
EKONOMI MAKRO

BAB 13

PENAWARAN AGREGAT DAN TRADEOFF JANGKA PENDEK


ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURAN

Kebanyakan ekonom menganalisis fluktuasi jangka pendek dalam pendapatan agregat dan
tingkat harga dengan menggunakan model permintaan agregat serta penawaran agregat. Pada bab
ini, kita mengalihkan perhatian pada penawaran agregat dan mengembangkan teori颅teori yang
menjelaskan posisi serta kemiringan kurva penawaran agregat.

Dalam jangka pendek, harga bersifat kaku, dan kurva penawaran agregat tidak vertikal.
Dalam hal ini, pergeseran permintaan agregat menyebabkan fluktuasi pada output. Kita akan
menelaah implikasi dari kurva penawaran agregat jangka pendek. Kita buktikan bahwa kurva ini
menunjukkan tradeoff cdi antara dua ukuran kinerja ekonomiinflasi dan pengangguran. Tradeoff
(pertukaran) ini, disebut Kurva Philips (Phillips Curve), menyatakan bahwa untuk menurunkan
tingkat inflasi para pembuat kebijakan harus secara sementara memperbesar angka
pengangguran, dan untuk fnengurangi pengangguran mereka harus menerima inflasi yang lebih
tinggi. Sebagaimana diungkapkan oleh Milton Friedman pada pernyataan dalam kalimatpembuka
bab ini, tradeoff antara inflasi dan pengangguran hanya bersifat sementara.

Tiga Model Penawaran Agregat

Dari ketiga model yang telah dipelajari akan membawa kita pada persamaan penawaran agregat
jangka pendek sebagai berikut :

Y = Y + α(P – Pe), α>0

Y = tingkat output

Y = tingkat output alami

37
EKONOMI MAKRO

P = tingkat harga

Pe = tingkat harga yang diharapkan

Persamaan ini menyatakan bahwa output menyimpang dari tingkat alamiah, bila tingkat harga
menyimpang dari tingkat harga yang diperkirakan. Parameter α menunjukkan berapa banyak
output merespons terhadap perubahan yang tidak arapkan dalam tingkat harga; 1/α adalah
kemiringan dari kurva penawaran agregat.

Model Harga Kaku

Penjelasan pertama kita tentang mengapa kurva penawaran agregat jangka pendek miring ke
atas, disebut sebagai model harga kaku (sticky price model). Model ini memungkinkan bahwa
perusahaan tidak secara instan menyesuaikan harga yang mereka tetapkan sebagai respons
terhadap perubahan permintaan. Kadang-kadang harga ditetapkan oleh kontrak jangka panjang
antara perusahaan dan pelanggan bahkan tanpa kesepakatan formal, perusahaan bisa
mempertahankan harga agar tidak merepotkan pelanggan tetap mereka dengan sering
berubahnya harga. Beberapa harga sulit berubah karena struktur pasar: begitu perusahaan
mencetak dan mendistribusikan katalog atau daftar harganya, mengubah harga akan
membuutuhkan biaya besar

Harga yang diinginkan perusahaan P tergantung pada dua variabel makroekonomi:

 Tingkat harga keseluruhan P. Tingkat harga yang lebih tinggi menunjukkan bahwa biaya
perusahaan lebih tinggi. Jadi, semakin tinggi tingkat harga keseluruhan, semakin besar harga
yang akan dibebankan perusahaan atas produknya.

 Tingkat pendapatan agregat Y. Tingkat pendapatan yang lebih tinggi meningkatkan


permintaan terhadap produk perusahaan. Karena biaya marginal naik pada tingkat produksi
yang lebih tinggi, semakin besar permintaan, semakin tinggi harga yang diinginkan
perusahaan.

Kita menulis harga yang diinginkan perusahaan sebagai

p = P + α(Y — Y)
38
EKONOMI MAKRO

Persamaan ini menyatakan bahwa harga yang diinginkan p tergantung pada tingkat harga
keseluruhan P dan pada tingkat output agregat relatif terhadap tingkat alainiah Y — Y.
Parameter α (yang lebih besar dari nol) mengukur berapa besar harga yang diinginkan
perusahaan untuk menanggapi tingkat output agregat.

Sekarang asumsikanlah bahwa ada dua jenis perusahaan. Sebagian memiliki harga yang
fleksibel: perusahaan ini selalu menetapkan harga menurut persamaan ini. Sebagian lain
memiliki harga yang kaku: perusahaan ini mencamtumkan harga berdasarkan kondisi
perekonomian yang mereka harapkan. Perusahaan dengan harga kaku menetapkan harga yang
mengacu pada

p = Pe + α(Ye – Ye)

dimana sebagaimana sebelumnya, huruf kecil "e" menunjukan nilai yang diharapkan dari sebuah
variabel. Untuk mempermudah, asumsikanlah bahwa perusahaan mengharapkan output berada
dalam tingkat alamiah, sehingga α (Ye – Ye) adalah nol. Kemudian perusahaan ini ,menetapkan
harga
p = Pe

Artinya, perusahaan dengan harga kaku menetapkan harga berdasarkan prediksi bahwa
perusahaan-perusahaan lain menetapkan harga yang sama.

Kita bisa menggunakan kaidah penetapan harga dari dua kelompok perusahaan untuk
menderivasi persamaan penawaran agregat. Untuk melakukan hal ini, kita mendapatkan tingkat
harga keseluruhan dalam perekonomian, yang merupakan rata-rata tertimbang dari harga yang
ditetapkan oleh kedua kelompok perusahaan tersebut. jika s adalah fraksi perusahaan dengan

39
P = sPe + (1 - s)[P + α(Y – Y)]
EKONOMI MAKRO

harga kaku dan (1 – s) adalah fraksi dengan harga fleksibel, maka tingkat harga keseluruhan
adalah

Simbol pertarna adalah harga dari perusahaan dengan harga-kaku yang ditimbang menurut
fraksinya dalam perekonomian, dan simbol kedua adalah harga dari perusahaan dengan harga
fleksibel yang ditimbang menurut fraksinya. Sekarang kurangi (1 – s)P dari kedua sisi persamaan
ini untuk mendapatkan
sP = sPe + (1 – s) [α(Y – Y)]

Bagilah kedua sisi dengan s untuk mencari tingkat harga keseluruhan:

P = Pe + [(1 – s)α /s](Y – Y)

Kedua simbol dalam persamaan ini dijelaskan sebagai berikut:

 Bila mengharapkan tingkat harga yang tinggi, perusahaan mengharapkan biaya yang tinggi.
Perusahaan yang memberlakukan harga tetap pada akhimya menetapkan harga yang tinggi.
Harga yang tinggi ini menyebabkan perusahaan lain menetapkan harga yang juga tinggi.
jadi, tingkat harga tinggi yang diharapkan Pe menyebabkan tingkat harga aktual P yang
tinggi.

 Ketika output tinggi, permintaan terhadap barang juga tinggi. Perusahaan-perusahaan


dengan harga fleksibel menetapkan harga yang tinggi, yang menyebabkan tingkat harga
menjadi tinggi. Darnpak output terhadap tingkat harga tergantung pada proporsi perusahaan
dengan harga fleksibel,

40
EKONOMI MAKRO

Jadi, tingkat harga keseluruhan tergantung pada tingkat harga yang diharapkan dan pada tingkat
output. Manipulasi aljabar ini membentuk persamaan penetapan harga agregat menjadi rumus
yang lebih kita kenal

Y = Y + α(P – Pe),

di mana α = s/[l -s)α]. Model harga kaku menyatakan bahwa penyimpangan output dari tingkat
alamiah secara positif berkaitan dengan penyimpangan tingkat harga dari tingkat harga yang
diharapkan.

Model Upah Kaku

Model upah-kaku menunjukkan implikasi dari upah nominal kaku pada penawaran agregat.
Sebelum melihat model, perhatikan apa yang terjadi pada jumlah output yang diproduksi ketika
tingkat harga naik :

1) Saat upah nominal tidak berubah, kenaikan tingkat harga menurunkan upah riil, membuat
tenaga kerja menjadi lebih murah.

2) Upah riil lebih rendah mendorong perusahaan pakai tenaga kerja lebih.

41
EKONOMI MAKRO

3) Tenaga kerja tambahan yang ada memproduksi lebih banyak output.

Hubungan positif antara tingkat harga dan jumlah output ini berarti kurva penawaran agregat
miring ke atas ketika upah nominal tidak mampu menyesuaikan terhadap perubahan tingkat
harga. Pekerja dan perusahaan menetapkan upah nominal W berdasar upah riil target w dan
ekspektasi mereka akan tingkat harga Pe. Upah nominal yang mereka tetapkan :

W = ω x Pe

Dan upah riil :


W/P = ω x (Pe /P)

Upah riil = Upah riil target x (tingkat harga harapan/tingkat harga aktual)

Persamaan ini menunjukkan upah riil menyimpang dari targetnya jika tingkat harga aktual beda
dari tingkat harga diharapkan. Ketika tingkat harga aktual lebih besar dari yang diharapkan, upah
riil kurang dari targetnya; ketika tingkat harga aktual lebih kecil dari yang diharapkan, upah riil
lebih besar dari targetnya.

Asumsi akhir model upah-kaku adalah kesempatan kerja ditentukan jumlah tenaga kerja yang
perusahaan minta. Sehingga persamaanya menjadi :

L = Ld (W/P)

yang menyatakan semakin rendah upah riil, semakin banyak tenaga kerja perusahaan gunakan,
dan output ditentukan oleh fungsi produksi Y = F(L).

Model Informasi Tidak Sempurna

42
EKONOMI MAKRO

Model ini berasumsi pasar berjalan—yakni, semua upah dan harga bebas menyesuaikan diri
untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan. Pada model ini, kurva penawaran agregat
jangka-pendek dan jangka-panjang berbeda karena kesalahan persepsi temporer tentang harga.
Model informasi tak-sempurna berasumsi bahwa tiap pemasok dalam perekonomian
memproduksi barang tunggal dan mengkonsumsi banyak barang. Karena jumlah barang begitu
besar, pemasok tak bisa mengamati semua harga setiap saat. Mereka memantau harga barang
yang mereka produksi tapi tidak semua harga barang yang mereka konsumsi.

Karena informasi tak sempurna, mereka kadang bingung antara perubahan tingkat harga
keseluruhan dengan perubahan harga relatif. Kebingungan ini mempengaruhi keputusan tentang
berapa banyak yang akan mereka tawarkan, dan ini menimbulkan hubungan positif antara tingkat
harga dan output dalam jangka pendek.

P = Pe + [(1-s)a/s](Y-Y)]

Ketika output tinggi,permintaan barang tinggi.Perusahaan dengan harga fleksibel itu


menetapkan harga yang tinggi, yang menyebabkan tingkat harga tinggi. Dampak output pada
tingkat harga bergantung pada proporsi perusahaan dengan harga fleksibel. Jadi, tingkat harga
keseluruhan bergantung pada tingkat harga diharapkan dan tingkat output. Persamaan penetapan
harga agregat di mana = s/[(1-s)a]. Seperti model lain, model upah-kaku menyatakan bahwa
penyimpangan output dari tingkat alaminya berkaitan positif dengan penyimpangan tingkat harga
dari tingkat harga diharapkan.

Y = Y + (P-Pe)

Implikasi

Meskipun tiga model penawaran agregat berbeda dalam asumsi dan penekanannya,
implikasinya terhadap output agregat adalah serupa. Semua bisa diringkas dengan :

Y = Y + (P-Pe)

43
EKONOMI MAKRO

Jika tingkat harga lebih tinggi dari tingkat harga yang diharapkan, output akan naik melebihi
tingkat alamiah. Jika tingkat harga
lebih rendah dari tingkat harga
yang diharapkan, output turun
lebih rendah dari tingkat alamiah.

Pergeseran dalam Permintaan Agregat Menyebabkan Fluktuasi Jangka Pendek

B. Inflasi,
Pengangguran,
Kurva Philips

Menderivasi Kurva Philips dari Kurva Penawaran Agregat

Kurva Phillips dalam bentuk modernnya menyatakan bahwa tingkat inflasi bergantung pada 3
kekuatan :

1) Inflasi yang diharapkan

2) Penyimpangan pengangguran dari tingkat alami, disebut

44
EKONOMI MAKRO

pengangguran siklis

3) Guncangan Penawaran
= en) + 

Persamaan kurva-Phillips dan persamaan penawaran agregat jangka-pendek pada dasarnya


menunjukkan ide-ide makroekonomi yang sama. Kedua persamaan menunjukan hubungan antara
variabel riil dan nominal yang menyebabkan dikotomi klasik (pemisahan teoretis dari variabel
riil dan nominal) tidak berlaku dalam jangka pendek.

Kurva Phillips dan kurva penawaran agregat adalah dua sisi dari mata uang yang sama.
Kurva penawaran agregat lebih tepat dipakai ketika kita mempelajari tingkat output dan harga,
sementara kurva Phillips lebih tepat dipakai ketika kita mempelajari pengangguran dan inflasi.

Ekspektasi Adaptif dan Inersia Inflasi

Asumsi sederhana dan seringkali masuk akal adalah bahwa orang-orang membentuk
ekspektasi mereka terhadap inflasi berdasarkan inflasi yang sedang dihadapi. Asumsi ini disebut
ekspektasi adaptif. Biasanya, jika pengangguaran pada NAIRU (Non-Accelerating Inflation
Rate of Unemployment) dan bila tidak ada goncangan penawaran, kenaikkan tingkat harga tidak
akan menjadi lebih cepat atau lebih lambat.

µ= µ1βµ-µn) + v

Dalam model penawaran agregat dan permintaan agregat, inersia inflasi diinterpretasikan
sebagai pergeseran keatas secara terus menerus dalam kurva penawaran dan permintaan agregat.
Dalam penawaran agregat, jika harga meningkat pesat, orang-orang akan mengharapkan harga
terus naik dengan cepat. Karena posisi kurva penawaran agregat jangka pendek tergantung pada
tingkat harga yang diharapkan, kurva penawaran agregat jangka pendek akan bergeser keatas
sepanjang waktu. Sedangkan dalam permintaan agregat juga harus bergeser keatas untuk

45
EKONOMI MAKRO

mengkofirmasi ekspektasi terhadap inflasi. Yang paling sering, kenaikan terus menerus dalam
permintaan agregat disebabkan oleh pertumbuhan jumlah uang yang beredar terus menerus.

Dua Penyebab Naik dan Turunnya Inflasi

Bagian kedua dan ketiga dalam persamaan kurva-Phillips menunjukkan dua kekuatan yang
bisa mengubah tingkat inflasi. Bagian kedua, n, menunjukkan pengangguran siklis
memberi tekanan ke bawah pada inflasi. Pengangguran rendah menarik tingkat inflasi ke
atas. Ini disebut inflasi tarikan-permintaan (demand-pull inflation) karena permintaan agregat
Tinggi bertanggung jawab atas jenis inflasi ini. Pengangguran tinggi menarik tingkat inflasi ke
bawah. Parameter mengukur seresponsif apa inflasi terhadap pengangguran siklis. Bagian
ketiga, v menunjukkan bahwa inflasi juga naik dan turun karena guncangan penawaran.
Guncangan penawaran yang memperburuk, seperti kenaikan harga minyak dunia tahun 1970-an,
menimbulkan nilai positif dari n dan menyebabkan inflasi naik. Ini disebut inflasi dorongan-
biaya (cost-push inflation) karena guncangan penawaran yang memperburuk biasanya peristiwa
yang mendorong ke atas biaya produksi. Guncangan penawaran yang menguntungkan, seperti
melimpahnya minyak tahun 1980-an sehingga harga minyak turun, membuat v negatif dan
menyebabkan inflasi menurun.

Trade Off Jangka Pendek Inflasi dan Pengangguran

Dalam jangka pendek, inflasi dan


pengangguran

berhubungan negatif. Pada setiap titik


waktu,

pembuat kebijakan yang mengendalikan


permintaan agregat dapat memilih
k b fl d d

46
EKONOMI MAKRO

Trade off jangka pendek antara inflasi dan


pengangguran tergantung pada inflasi yang
diharapkan. Kurva tersebut lebih tinggi bila
inflasi yang diharapkan lebih tinggi.

Rasional Expectation and the Possibility of Painless Disinflation

Ekspektasi Rasional membuat asumsi bahwa orang mengggunakan secara optimal semua
informasi yang tersedia tentang kebijakan pemerintah saat ini, untuk meramalkan masa depan.
Menurut teori ini, perubahan kebijakan moneter atau fiskal akan mengubah ekspektasi, dan
evaluasi tiap perubahan kebijakan pasti memasukkan dampak ini pada ekspektasi. Jika orang
membentuk ekspektasi mereka secara rasional, maka inflasi akan memiliki inersia lebih kecil
daripada kelihatannya. Pendukung ekspektasi rasional berpendapat kurva Phillips jangka-pendek
tidak secara akurat menunjukkan pilihan yang pembuat kebijakan

berikan. Mereka percaya jika pembuat kebijakan bersungguh-sungguh mengurangi inflasi, orang
rasional akan memahami komitmen dan menurunkan ekspektasi mereka akan inflasi. Inflasi lalu
dapat turun tanpa peningkatan pengangguran dan turunnya output.

47
EKONOMI MAKRO

Ekspektasi Rasional dan Kemungkinan Disinflasi yang Melegakan

Karena ekspektasi atas inflasi mempengaruhi trade off jangka pendek antara inflasi dan
pengangguran. Penting untuk memahami bagaimana orang-orang membentuk ekspentasi, sejauh
ini kita mengasumsikanbahwa inflasi yang diharapkan tergantung pada inflasi yang sedang
diamati.

Pendekatan alternative adalah dengan mengasumsikan bahwa orang-orang memiliki


ekspektasi rasional dengan kata lain kita bias mengasumsikan bahwa orang-orang secara optimal
menggunakn seluruh informasi yang ada termasuk informasi kebijakan pemerintah sekarang
untuk meramalkan masa depan. Menurut teori ekspektasi rasional, perubahan kebijakan
moneter dan fiscal akan mengubah ekspektasi dan evaluasi atas setiapperubahan kebijakan harus
mengaitka dampak ini terhadap ekspektasi. Jiak orang membentuk ekspektasi mereka secara
rasional, inflasi memiliki inersia yang lebih kecil pada ketika pertama kali muncul. Meskipun
pendekatan ekpektasi rasional tetap controversial hamper semua orang ekonom sepakat bahwa
ekspektasi inflasi mempengaruhi trade off jangka pendek antara inflasi dan pengangguran.

Histeresis dan Tantangan terhadap Hipotesis Tingkat-Alamiah

Seluruh pembahasan kita telah didasarkan atas hipotesis tingkat alamiah (natural rate
hypothesis). Hipotesis ini diringkas dalam pernyataan berikut :

Fluktuasi permintaan agregat mempengaruhi output dan kesempatan kerja hanya dalam jangka
pendek.Dalam jangka panjang, perekonomian kembali ke tingkat output,kesempatan kerja,dan
pengangguran yang dijelaskan oleh model klasik.

Baru-baru ini, beberapa ekonom menantang hipotesis tingkat-alamiah dengan menyatakan


permintaan agregat bisa mempengaruhi output dan pengangguran bahkan dalam jangka panjang.
Mereka menunjukkan sejumlah mekanisme yang melaluinya resesi bisa menimbulkan luka
permanen pada perekonomian dengan mengubah tingkat pengangguran alamiah. Hyteresis
adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh berlangsung-lama dari sejarah pada
tingkat alamiah.

48
EKONOMI MAKRO

"If I sleep now, I can dream. If


I stay awake, a dream can
come true."
- Mir of MBLAQ

49
EKONOMI MAKRO

BAB 14

KEBIJAKAN STABILISASI

A. Apakah Kebijakan Seharusnya Aktif, Atau Pasif?


Kebijakan moneter dan fiskal bisa menimbulkan dampak yang cukup kuat terhadap
perrnintaan agregat dan, karenanya juga pada inflasi dan pengangguran. Meskipun pemerintah
telah lama menjalankan kebijakan moneter dan fiskal, pandangan bahwa seharusnya pemerintah
menggunakan instrumen kebijakan ini untuk mencoba menstabilkan perekonomian masih cukup
baru.
Bagi banyak ekonom, masalah kebijakan pemerintah yang aktif adalah jelas dan sederhana.
Resesi merupakan periode pengangguran tinggi, pendapatan rendah, dan peningkatan tekanan
ekonomi. Model perrnintaan agregat dan penawaran agregat menunjukkan bagaimana guncangan
terhadap perekonomian bisa menimbulkan resesi. Model tersebut juga menunjukkan bagaimana
kebijakan fiskal dan moneter bisa mencegah (atau setidaknya mengurangi) resesi dengan
menanggapi guncangan ini. Para ekonom menganggap terjadinya pemborosan bila instrumen
kebijakan ini tidak digunakan untuk menstabilkan perekonomian. Jika model kita menunjukkan
cara mencegah atau menurunkan tekanan resesi, mengapa para kritikus ini meminta pemerintah
tidak menggunakan kebijakan fiskal dan moneter untuk stabilisasi ekonomi?

Lambannya Implementasi dan Dampak Kebijakan


Para ekonom membedakan antara dua jenis kelambatan yang relevan untukmelakukan
kebijakan stabilisasi: bagian kelambatan dalam dan kelambatan luar.Kelambatan dalam adalah
waktu antara guncangan terhadap perekonomian dantindakan kebijakan menanggapi shock.
Kelambanan ini muncul karena butuh waktuuntuk kebijakan pertama yang mengakui bahwa
sebuah guncangan telah terjadi danlalu mengeluarkan kebijakan yang tepat berlaku untuk
menghadapinya
Kelambanan luar adalah waktu antara tindakan kebijakan dan pengaruhnyaterhadap
perekonomian. Kelambanan ini muncul karena kebijakan tidak langsung
mempengaruhi pengeluaran, pendapatan, dan pekerjaan.

50
EKONOMI MAKRO

Beberapa kebijakan, disebut stabilisator otomatis, dirancang untuk mengurangikelambatan


yang terkait dengan kebijakan stabilisasi. Stabilisator otomatis adalahkebijakan yang mendorong
atau menekan perekonomian ketika diperlukan tanpaperubahan kebijakan yang disengaja.
Sebagai contoh, sistem pajak pendapatan secaraotomatis menurunkan pajak ketika perekonomian
mengalami resesi, tanpa perubahanapapun dalam hukum pajak, karena individu dan perusahaan
membayar pajak lebihkecil ketika pendapatan turun. Demikian pula, sistem asuransi
pengangguran dankesejahteraan secara otomatis meningkatkan pembayaran transfer
ketikaperekonomian bergerak menuju resesi, karena lebih banyak orang mengajukanmanfaat.
Satu dapat melihat ini stabilisator otomatis sebagai jenis kebijakan fiskaltanpa kelambanan
dalam.

Sulitnya Melakukan Peramalan Ekonomi


Karena kebijakan mempengaruhi perekonomian hanya setelah kelambanan yang panjang,
maka kebijakan stabilisasi yang berhasil membutuhkan kemampuan untuk memprediksikan
secara akurat kondisi ekonomi masa depan. Salah satu cara yang digunakan para peramal
(forecasters) untuk melihat ke depan adalah dengan indikator utama (leading indicators). Cara
lain yang digunakan para peramal adalah dengan model makroekonometrik yang telah
dikembangkan oleh lembaga-lembaga pemerintah dan perusahaan-perusahaan swasta untuk
peramalan dan analisis kebijakan. Setelah membuat asumsi tentang jalur variabel eksogen,
kebijakan moneter, seperti kebijakanfiskal, dan harga minyak, model ini menghasilkan prediksi
tentang kesempatan kerja, inflasi, dan variabel-variabel endogen lain. Namun demikian, ingatlah
bahwa keabsahan prediksi ini hanya sebaik modelnya dan asumsi para peramalnya tentang
variabel-variabel eksogen.

Ketidaktahuan, Ekspektasi, dan Kritik Lucas


Pemenang Nobel Robert Lucas menekankan bahwa orang membentuk ekspektasimasa
depan. Harapan memainkan peran penting karena mereka mempengaruhi segalamacam perilaku
ekonomi. Kedua rumah tangga dan perusahaan memutuskan untukkonsumsi dan investasi
berdasarkan ekspektasi pendapatan masa depan.Ekspektasi ini bergantung pada banyak hal,
termasuk kebijakan pemerintah. Iaberpendapat bahwa metode tradisional evaluasi kebijakan
seperti yang bergantungpada model makroekonomi standar tidak cukup memperhitungkan

51
EKONOMI MAKRO

dampak kebijakanterhadap ekspektasi. Kritik evaluasi kebijakan tradisional dikenal sebagai


KritikLucas.

Catatan Sejarah
Dalam menilai apakah kebijakan pemerintah seharusnya memainkan peran aktif atau pasif
dalam perekonomian, kita harus meninjau catatan sejarah. Jika perekonomian mengalami
guncangan besar pada penawaran agregat dan permintaan agregat, dan jika kebijakan berhasil
melindungi perekonomian dari gucangan tersebut, maka jelas kasus ini untuk kebijakan aktif.
Sebaliknya, jika perekonomian mengalami sedikit guncangan besar, dan jika fluktuasi yang
kita amati dapat ditelusuri mengarah pada kebijakan ekonomi yang tidak efektif, maka jelas
kasus ini untuk kebijakan pasif. Dengan kata lain, pandangan kita tentang kebijakan stabilisasi
seharusnya dipengaruhi oleh apakah kebijakan secara historiss berdampak menstabilisasi dan
mendestabilisasi. Namun sejarah tidak menyelesaikan perdebatan tentang kebijakan stabilisasi.
Menurut mereka, para pembuat kebijakan seharusnya menanggapi ini agregat.

B. Apakah Kebijakan Seharusnya Dijalankan Menurut Aturan, atau Kebijaksanaan?

Topik perdebatan kedua di antara para ekonom adalah apakah kebijakan ekonomi seharusnya
dijalankan menurut aturan atau menurut kebijaksanaan. Kebijakan dijalankan menurut aturan
jika para pembuat keputusan mengumumkan bagaimana kebjikan akan menanggapi berbagi
situasi dan bersungguh-sungguh dalam menjalankannya. Kebijakan dijalankan menurut
kebijaksanaan jika para pembuat kebijakan bebas membuat penilaian atas berbagai peristiwa
yang terjadi dan memilih kebijakan apapun yang tampaknya cocok pada sat itu.

Ketidakpercayaan terhadap Para Pembuat Kebijakan dan Proses Politik

Kebijakan ekonomi terlalu penting untuk dilimpahkan kepada kebijaksanaan atau kehendak
para pembuat kebijakan. Meskipun pandangan ini lebih bersifat politis dibanding ekonomis,
mengevaluasinya menajdi sangat penting dalam menilai peran kebijakan ekonomi. Tentunya
sebagai rakyat kita tidak ingin memberikan kebijaksanaan untuk dikelola pemangku kebijakan
yang tidak kompeten.

52
EKONOMI MAKRO

Oportunisme dalam kebijakan ekonomi muncul ketika tujuan-tujuan dari para kebijakan
bertentangan dengan kesejahteraan masyarakat. Sebagian ekonom khawatir bahwa para politisi
menggunakan kebijakan makroekonomi untuk kepentingan pribadi mereka sendiri dalam meraih
dukungan publik. Manipulasi ekonomi untuk kepentingan pemilu, yang disebut siklus bisnis
politik, merupakan subjek penelitian ekstensif yang dilakukan para ekonom dan pakar-pakar
politik.

Inkonsistensi Waktu dari Kebijakan Berdasarkan Kebijaksanaan (Discrectionary Policy)

Kebijakan yang berdasarkan pada kebijaksanaan, pada dasarnya bersifat fleksibel. Sepanjang
para pembuat kebijakan berlaku cerdas dan penuh kebijakan, amat kecil alasan untuk menolak
fleksibilitas mereka dalam menanggapi kondisi-kondisi yang sedang berubah.

Dalam beberapa situasi, para pembuat kebijakan mungkin ingin mengumumkan kebijakan
yang akan mereka jalankan untuk mempengaruhi ekspektasi para pengambil keputusan pribadi,
namun kemudian pembuat kebijakan tidak melakukan apa yang sesuai mereka ekspektasikan,
inilah yang disebut inkonsistensi waktu.

Inkonsistensi waktu dari kebijakan sering muncul dalam kondisi lain. Berikut contohnya :

 Untuk mendorong investasi, pemerintah mengumumkan tidak akan mengenakan pajak


pendapatan dari modal. Namun setelah pabrik-pabrik dibangun, pemerintah tergoda untuk
mengingkari janjinya untuk meningkatkan lebih banyak penerimaan pajak dari mereka.

 Untuk mendorong riset, pemerintah mengumumkan akan memberikan monopoli sementara


kepada perusahaan yang menemukan obat baru. Namun setelah obat ditemukan, pemerintah
tergoda untuk mencabut paten atau meregulasi harta agar obat itu lebih terjangkau.

 Untuk mendorong perilaku yang baik, orang tua mengumumkan akan menghukum anak
setiap kali melanggar aturan. Namun saat anak melakukan kesalahan, orang tua cenderung
memaafkan kesalahan si anak.

53
EKONOMI MAKRO

Aturan Kebijakan Moneter

Sebagian ekonom, yang disebut kelompok monetaris (monetarists) menganjurkan Fed agar
mempertahankan pertumbuhan jumlah uang beredar pada tingkat mapan. Pernyataan Uton
Friedman—monetaris tetkenal—di awal bab ini menggambarkan pandangan kebijakan moneter
itu. Kelompokmonetaris percaya bahwa fluktuag jumlah yang beredar bertanggung jawab
terhadap fluktuasi terbesar dalam perekonomian. Mereka berpendapat bahwa pertumbuhan uang
beredar yang lambat dan mapan akan menghasilkan output, kesempatan kerja (employment), dan
harga yang stabil.

Meskipun aturan kebijakan kelpmpok monetaris mencegah banyak fluktuasi ekonomi yang
pernah kita alami sepanjang sejarah, sebagian besar ekonom percaya bahwa ini bukanlah aturan
kebijakan terbaik yang bisa diambil. Pertumbuhan mapan dalam jumlah uang yang beredar akan
menstabilkan permintaan agregat hanya jika perputaran uang stabil.

Aturan kebijakan kedua yang secara luas dianjurkan para ekonom adalah penetapan sasaran
GDP nominal. Di bawah peraturan ini Fed akan mengumumkan jalur yang direncanakan dari
GPP nominal. Jika GDP nominal naik melebihi target, Fedmenurunkan pertumbuhan uang untuk
memperkecil permintaan agregat. Jika GDP nominal berada di bawah target, Fed meningkatkan
pertumbuhan uang untuk mendorong permintaan agregat.

Aturan kebijakan ketiga yang sering dianjurkan adalah penetapan sasaran inflasi. Di bawah
peraturan ini, Fed akan mengumumkan sasaran untuk tingkat inflasi(biasanya tingkat inflasi
rendah) dan kemudian menyesuaikan jumlah uang beredar ketika inflasi aktual menyimpang dari
sasarannya. Seperti penetapan sasaran GDP nominal, penetepan sasaran inflasi melindungi
perekonomian dari perubahanperputaran uang. Selain itu, sasaran inflasi juga memiliki
(keunggulan politik, yaitu lebih mudah untuk dijelaskan kepada publik.

If you want something, go all in


for it. 50%, 75%, 99% don't cut it.
Stomp on the accel and you might
be surprised how long that car
goes

54
EKONOMI MAKRO

BAB 15

UTANG PEMERINTAH DAN ANGGARAN DEFISIT

Apakah utang pemerintah? Dan defisit anggaran tahunan?

Ketika pemerintah menghabiskan lebih banyak daripada mengumpulkan pajak, ia


memiliki defisit anggaran, yang mendanai dengan meminjam dari sektor swasta.

Masalah dalam pengukuran

Defisit anggaran pemerintah sama dengan pendapatan pemerintah dikurangi


pengeluaran, yang sama dengan jumlah utang baru pemerintah . Masalah dalam
pengukuran utang pemerintah ada di :

1. Inflasi
2. Aset Modal
3. Kewajiban yang Tidak Dihitung
4. Siklus Bisnis

Pandangan Ricardian atas utang pemerintah

Berpandangan ke depan, konsumen akan beranggapan bahwa pajak lebih rendah


sekarang berarti pajak lebih tinggi nantinya. Hal ini membuat konsumsi tidak berubah.
“Pemotongan pajak hanyalah penundaan pajak.” Ketika pemerintah meminjam untuk
membayar belanja saat ini (lebih tinggi G), konsumen melihat ke depan pada pajak masa
depan yang dibutuhkan untuk mendukung utang ini.

Konsumen dan pajak masa depan

Inti dari pandangan Ricardian adalah bahwa ketika orang memilih konsumsi mereka,
mereka secara rasional melihat ke depan pada pajak masa depan yang ditunjukkan oleh

55
EKONOMI MAKRO

utang pemerintah. Pembela pandangan tradisional tentang utang pemerintah percaya


bahwa prospek pajak masa depan tidak memiliki pengaruh besar pada konsumsi saat ini.

Beberapa argumen mereka antara lain :

1. Myopic (short-sighted) Consumers


Pendukung pandangan Ricardian berasumsi bahwa orang – orang bersikap rasional ketika
membuat keputusan seperti memutuskan berapa banyak pendapatan mereka untuk
dikonsumsi dan berapa banyak untuk ditabung. Ketika pemerintah meminjam untuk
membayar belanja saat ini, konsumen melihat ke depan untuk mengantisipasi pajak masa
depan yang dibutuhkan untuk membayar utang saat ini. Salah satu argumen pandangan
tradisional adalah bahwa orang “rabun”: Mereka tidak sepenuhnya memahami implikasi
dari defisit anggaran pemerintah. Mereka mengikuti patokan sederhana dan tidak
sepenuhnya rasional ketika memutuskan berapa banyak yang akan ditabung. Jadi,
pemotongan pajak menyebabkan konsumsi yang lebih tinggi dan tabungan nasional yang
lebih rendah.
2. Batasan Peminjaman (Borrowing Constraints)
Pandangan Ricardian atas utang pemerintah mengasumsikan bahwa konsumen
mendasarkan pengeluarannya tidak hanya pada pendapatan saat ini, tetapi juga pada
pendapatan seumur hidupnya, yang meliputi pendapatan sekarang dan pendapatan yang
diharapkan di masa depan. Menurut pandangan Ricardian, pemotongan pajak yang
didanai oleh utang akan meningkatkan pendapatan sekarang, tetapi tidak mengubah
pendapatan atau konsumsi seumur hidup seseorang.
Para pendukung pendapat tradisional berpendapat bahwa pendapatan sekarang lebih
penting daripada pendapatan seumur hidup untuk konsumen yang menghadapi hambatan-
hambatan dalam meminjam. Batasan peminjaman (borrowing constraints) adalah batas
seberapa banyak seseorang bisa meminjam dari bank atau lembaga – lembaga keuangan
lain.

56
EKONOMI MAKRO

Anggaran Berimbang Versus Kebijakan Fiskal


Kebanyakan ekonom menentang aturan ketat yang menuntut pemerintah
menyeimbangkan anggaranya. Ada 3 alasan mengapa kebijakan fiskal optimal,
kadang menyebabkan defisit atau surplus anggaran.
1. Stabilisi
Defisit atau surplus anggaran bisa membantu menstabilkan perekonomian. Aturan
anggaran berimbang akan menarik kembali kekuatan penstabil otomatis dari
sistem pajak dan transfer. Ketika perekonomian mengalami resesi, penerimaan
pajak menurun, dan transfer secara otomatis naik. Meskipun respon otomatis
membantu menstabilkan perekonomian, mereka mendorong anggaran menjadi
defisit. Aturan anggaran berimbang yang ketat akan mengharuskan pemerintah
menaikkan pajak atau mengurangi pengeluaran dalam resesi, ini akan semakin
menekan permintaan agregat.
2. Tax Smoothing
Defisit atau surplus anggaran bisa digunakan untuk mengurangi distorsi intensit
yang disebabkan oleh sistem pajak. Tarif pajak yang tinggi menimbulkan biaya
dalam masyarakat dengan menekan aktivitas ekonomi. Karena disinsentif ini
sangat mahal pada tarif pajak yang sangat tinggi, biaya sosial total pajak
diminimalkan dengan mempertahankan tarif pajak yang relatif stabil bukan
membuatnya tinggi dalam beberapa tahun dan rendah pada orang lain. Kebijakan
ini disebut tax smoothing. Untuk menjaga tarif pajak moderat, defisit diperlukan
pada tahun – tahun pendapatan sangat rendah atau pengeluaran sangat tinggi.
3. Redistribusi Intergenerasi
Defisit anggaran bisa digunakan untuk menggeser beban pajak dari generasi
sekarang ke generasi mendatang. Sebagai contoh, sebagian ekonom berpendapat
bahwa jika generasi sekarang berperang untuk mempertahankan kemerdekaan,
generasi mendatang akan memetik manfaatnya sekaligus menanggung bebannya.
Untuk mebiayai sebagian biaya perang, generasi sekarang bisa mendanai perang

57
EKONOMI MAKRO

dengan defisit anggaran. Pemerintah kemudian bisa melunasi utang dengan


mengenakan pajak pada generasi mendatang.

“Hargailah usahamu.
Hargailah dirimu. Harga diri
memunculkan disiplin diri.
Ketika anda memiliki

58
EKONOMI MAKRO

BAB 16

KONSUMSI

John Maynard Keynes dan Fungsi Konsumsi

Fungsi konsumsi adalah pusat teori Keynes fluktuasi ekonomi yang disajikan
dalam The General Theory pada tahun 1936. Keynes menduga bahwa kecenderungan
mengonsumsi marjinal (marginal propensity to consume)-jumlah yang dikonsumsi dari
setiap dolar tambahan adalah antara nol dan satu. Ia menulis dalam “hukum psikologis
fundamental” bahwa ketika orang-orang menerima dolar ekstra, ia biasanya
mengonsumsi sebagian dan menabung sebagian.

Keynes juga menyatakan bahwa rasio konsumsi terhadap pendapatan yang disebut
kecenderungan mengonsumsi rata-rata (average propensity to consume), turun ketika
pendapatan naik

Kemudian, Keynes juga berpendapat bahwa pendapatan merupakan determinan


konsumsi yang penting dan tingkat bunga tidak memiliki peran penting

59
EKONOMI MAKRO

Fungsi konsumsi ini menunjukkan tiga alasan yang dinyatakan oleh Keynes. Fungsi
konsumsi ini memenuhi alasan pertama Keynes karena kecenderungan mengkonsumsi
marjinal c adalah antara nol dan satu, sehingga pendapatan yang lebih tinggi
menyebabkan konsumsi yang lebih tinggi dan tabungan yang lebih tinggi.Kedua, rata-rata
kecenderungan mengkonsumsi menurun ketika pendapatan naik. Ktiga, konsumsi
ditentukan oleh pendapatan Y saat ini. Karena Y naik, maka C/Y turun, dan
kecenderungan mengkonsumsi (C/Y) turun. Suku bunga tidak termasuk ke dalam
persamaan ini sebagai penentu konsumsi.

Puzzle Konsumsi

Kegagalan hipotesis stagnasi-sekular dan penemuan Kuznets keduanya


mengindikasikan kecenderungan mengkonsumsi rata-rata cukup konstan dari waktu ke
waktu. Ini menimbulkan teka-teki mengapa dugaan Keynes terbukti dalam studi data
rumah tangga dan dalam studi seri-jangka pendek, tetapi gagal ketika seri-jangka panjang
diperiksa?

60
EKONOMI MAKRO

Untuk data rumah tangga atau seri-jangka pendek, fungsi Keynesian bekerja
dengan baik. Namun untuk seri-jangka panjang, fungsi konsumsi tampaknya memiliki
kecenderungan mengkonsumsi rata-rata yang konstan.

Irving Fisher dan Pilihan Antarwaktu

Ekonom Irving Fisher mengembangkan model yang digunakan para ekonom


untuk menganalisis bagaimana konsumen yang berpandanan ke depan dan rasional
membuat pilihan antarwaktu yaitu, pilihan yang meliputi periode waktu yang berbeda.
Model Fisher menghilangkan hambatan-hambatan yang dihadapi konsumen, preferensi
yang mereka miliki, dan bagaimana hambatan-hambatan serta preferensi ini bersama-
sama menentukan pilihan mereka terhadap konsumsi dan tabungan.

Batasan Anggaran Konsumen

Gambar berikut menunjukkan kombinasi dari konsumsi periode pertama dan


periode kedua yang bias dipilih konsumen. Jika ia memilih titik-titik antara A dan B, ia
mengkonsumsi lebih kecil dari pendapatannya dalam periode pertama dan menabung
sisanya untuk periode kedua. Jika ia memilih titik-titik antara A dan C, ia mengkonsumsi
lebih banyak dibandingkan pendapatannya dalam periode pertama dan meminjam untuk
menutup perbedaannya.

61
EKONOMI MAKRO

“Tidak ada orang pesimis yang pernah menemukan rahasia dari


bintang, atau berlayar ke pulau baru, atau membuka jalan keluar bagi
jiwa manusia.”

-Helen Keller

62
EKONOMI MAKRO

BAB 17

INVESTASI

Bisnis Investasi Tetap

Model standar bisnis investasi tetap disebut Model Neoklasik Investasi. Mengkaji
manfaat dan biaya dari memiliki barang modal. Berikut adalah tiga variabel yang
menggeser investasi :

1. Produk Marjinal Modal


2. Tingkat Bunga
3. Peraturan Pajak

Untuk mengembangkan model, bayangkan bahwa ada dua jenis perusahaan :


perusahaan produksi yang memproduksi barang dan jasa dengan menggunakan modal
yang mereka sewa dan perusahaan sewa yang membuat semua investasi dalam
perekonomian.

Harga Sewa Dari Modal

Untuk melihat variabel apa yang mempengaruhi harga sewa di titik ekuilibrium,
mari kita mempertimbangkan fungsi produksi Cobb-Douglas sebagai pendekatan yang
membahas tentang bagaimana perekonomian aktual mengubah modal dan tenaga menjadi
barang dan jasa. Fungsi produksi Cobb-Douglas adalah : Y = AKαL1-α , dimana Y adalah
output, K adalah capital (modal), L adalah Labor (tenaga kerja). Harga sewa modal riil
disesuaikan untuk menyeimbangkan permintaan modal dan supply tetap.

63
EKONOMI MAKRO

Fungsi Investasi

Kita sekarang dapat menurunkan fungsi investasi dalam model neoklasik investasi.
Total pengeluaran untuk investasi usaha tetap adalah jumlah investasi neto dan
penggantian modal disusutkan.

Fungsi investasi :

Penurunan Tingkat Bunga Riil Menurunkan Biaya Modal

Perhatikan bahwa bisnis meningkat, investasi tetap. Ketika tingkat bunga turun,
maka fungsi investasi miring ke bawah. Pergeseran ke luar pada fungsi investasi
disebabkan akibat dari peningkatan produk marjinal modal.

64
EKONOMI MAKRO

Pasar Saham dan Q Tobin

Istilah saham mengacu pada saham kepemilikan perusahaan, dan pasar saham
adalah pasar di mana saham tersebut diperdagangkan. Ekonom pemenang – pemenang
nobel James Tobin mengusulkan bahwa perusahan mendasarkan keputusan investasi
mereka pada rasio berikut, yang sekarang di sebut Q Tobin:

Ekuilibrium Saham dan Arus Penawaran

Harga relatif rumah disesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran dan


permintaan untuk stok yang ada pada modal perumahan. Harga relatif kemudian
menentukan investasi residensial, aliran perumahan baru yang perusahaan konstruksi
bangun.

65
EKONOMI MAKRO

“Meningkatkan pada dasarnya


berubah. Menjadi sempurna
adalah perubahan yang
dilakukan berulang”

-Winston Churcill

66

Anda mungkin juga menyukai