Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MAKRO
SIAP UJIAN UAS GENAP
Tim Penyusun :
1. Arina NF
2. Evan Putra P
3. Putu Chessy
BAB 10
PERMINTAAN AGREGAT I :MEMBANGUN MODEL IS-
LM
1
EKONOMI MAKRO
2
EKONOMI MAKRO
3
EKONOMI MAKRO
- -
∆Y = (1 + MPC + MPC2 + MPC3 + …..) ∆G
4
EKONOMI MAKRO
5
EKONOMI MAKRO
6
EKONOMI MAKRO
7
EKONOMI MAKRO
8
EKONOMI MAKRO
kenaikan pajak
IS1
IS2
Pendapatan output Y
9
EKONOMI MAKRO
LM2
IS1
IS2
Pendapatan output Y
tingkatbunga r LM1
IS1
IS2
Pendapatan output Y
10
EKONOMI MAKRO
Pada bagian (c) Fed ingin mencegah kenaikan pajak agar tidak menurunkan
pendapatan.Karena itu Fed harus meningkatkan jumlah uang beredar dan
menggeser kurva LM kebawah yang cukup untuk menggeser
kurvaIS.Kenaikan pajak tidak menyebabkan resesi,tetapi menyebabkan
penurunan besar pada tingkat bunga.
LM (P1)
Menurunkan pendapatan Y
IS
Y2 Y1 Pendapatan output Y
tingkat bunga p
P2
P1
AD
Y2 Y1 Pendapatan output Y
11
EKONOMI MAKRO
LM (P2)
Y͞ Pendapatan output Y
tingkatbunga p LRAS
K SRAS1
P1 C
P2 SRAS2
AD
Y͞ Pendapatan output Y
12
EKONOMI MAKRO
Ekuilibrium Jangka Pendek dan Jangka Panjang.Pada bagian (a) atau kurva
penawaran agregat- permintaan agregat pada bagian (b).Dalam jangka
pendek,tingkat harga tidak bergerak pada P1. Ekuilibrium perekonomian
jangka pendek adalah titikK.Dalam jangka panjang,tingkat harga disesuaikan
sehingga perekonomian berada pada titik alamiah.Ekuilibrium jangka
panjang adalah titik C.
DEPRESI BESAR
• HIPOTESIS PENGELUARAN : Guncangan Pada Kurva IS
Pandangan ini biasanya disebut hipotesis pengeluaran (spending
hypothesis),karena meletakkan kesalahan utama terjadinya Depresi
Besar pada penurunan eksogen dalam pengeluaran atas barang dan
jasa.
13
EKONOMI MAKRO
- Joshua J. Marine
14
EKONOMI MAKRO
15
EKONOMI MAKRO
Dalam hubungan ini rumah tangga menyetorkan sejumah uang sebagai pajak
kepada pemerintah dan rumah tangga menerima penerimaan berupa gaji,
bunga, penghasilan non balas jasa dari pemerintah (berupa hasil dari pajak).
c) Hubungan dengan negara lain
Untuk mencapai hubungan dengan negara lain rumah tangga harus melewati
pasar barang dan pasar luar negeri. Rumah tangga mengimpor barang dan
jasa dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan hidup.
2. Perusahaan
Perusahaan merupakan gabungan unit kegiatan yang menghasilkan
produk barang dan jasa.
a) Hubungan dengan Rumah Tangga
Perusahaan menghasilkan produk-produk berupa barang dan jasa yang
dikonsumsi oleh masyarakat. Lalu Perusahaan mendapatkan penghasilan dari
penjualan produknya. Interaksi tersebut dipertemukan dalam pasar
barang. Pasar Barang adalah pasar yang mempertemukan penawaran dan
permintaan barang dan jasa. Pasar barang sering diistilahkan dengan sektor
riil.
b) Hubungan dengan Pemerintah
Perusahaan membayar pajak kepada pemerintah dan perusahaan menjual
produk dan jasa kepada pemerintah melalui pasar barang.
c) Hubungan dengan Dunia Internasional
Perusahaan melakukan impor atas produk barang maupun jasa dari luar
negeri melalui pasar barang dan pasar luar negeri. Dari hasil penjulan
tersebut perusahaan mendapatkan laba/keuntungan.
3. Pemerintah
Bertindak sebagai pembuat dan pengatur kebijakan masyarakat dan
bisnis.
a) Hubungan dengan RumahTangga
Pemerintah menerima setoran pajak rumah tangga untuk kebutuhan
operasional, pembangunan, dan lain-lain untuk membangun negara.
16
EKONOMI MAKRO
17
EKONOMI MAKRO
Jika ekspor neto adalah positif, pengeluaran agregat dalam ekonomi akan
bertambah. Dan ini akan meningkatkan pendapatan nasional dan kesempatan
kerja.
Surplus Perdagangan Perdagangan Defisit Perdagangan
Berimbang
Ekspor > Impor Ekspor = Impor Ekpor < Impor
Ekpor Neto > 0 Ekspor Neto = 0 Ekpor Neto < 0
Y= C + I + G + NX > Y = C + I + G + NX Y = C + I + G + NX
<C+I+G
C+I+G =C+I+G
Tabungan > Investasi Tabungan = Tabungan <
Investasi Investasi
Arus Modal Keluar Arus Modal Keluar Arus Modal Keluar
Neto Neto Neto < 0
>0 =0
18
EKONOMI MAKRO
Pengaruh positif:
a) Saling membantu memenuhi kebutuhan antarnegara
Terjalinnya hubungan diantara negara-negara yang melakukan perdagangan
dapat memudahkan suatu negara memenuhi barang-barang kebutuhan yang
belum mampu diproduksi sendiri. Sehingga kebutuhan masyarakat terpenuhi.
b) Meningkatkan produktivitas usaha
Dengan adanya perdagangan internasional, kemajuan teknologi yang
digunakan dalam proses produksi akan meningkat. Meningkatnya teknologi
yang lebih modern dapat miningkatkan produktivitas perusahaan dalam
menghasilkan barang-barang.
c) Mengurangi pengangguran
Perdagangan internasional dapat membuka kesempatan kerja baru, sehingga
hal ini menjadi peluang bagi tenaga kerja baru untuk memasuki dunia kerja.
d) Menambah pendapatan devisa bagi negara
Dalam kegiatan perdagangan internasional setiap negara akan memperoleh
devisa, semakin banyak barang yang dijual di negara lain, perolehan devisa
bagi negara akan semakin banyak.
Pengaruh negatif:
a) Adanya ketergantungan dengan negara-negara pengimpor
19
EKONOMI MAKRO
-Wilson Kanadi
20
EKONOMI MAKRO
Asumsi 1:
Tingkat bunga domestik sama dengan tingkat bunga dunia (r = r*).
Asumsi 2:
Tingkat harga ditentukan secara eksogen karena model digunakan untuk
menganalisis jangka pendek (P). Ini berarti kurs nominal proporsional
terhadap kurs riil.
Asumsi 3:
Jumlah uang beredar ditentukan secara eksogen oleh Bank Sentral (M).
Asumsi 4:
Kurva LM* kita akan vertikal karena kurs tidak masuk ke dalam persamaan
LM* kita.
Kurva IS*
21
EKONOMI MAKRO
Kurva IS* miring ke bawah karena kurs yang lebih tinggi mengurangi ekspor
neto (karena meningkatnya nilai mata uang membuat barang-barang
domestik lebih mahal bagi orang asing), yang lalu, menurunkan pendapatan
agregat. Kenaikan kurs, menurunkan ekspor neto, yang menggeser
pengeluaran yang direncanakan ke bawah dan menurunkan pendapatan.
Kurva IS* meringkas perubahan ini dalam ekuilibrium pasar barang.
Kurva LM dan tingkat bunga dunia bersama-sama menentukan tingkat
pendapatan.Kurva LM* vertikal karena kurs tidak masuk ke dalam
persamaan LM*. Ingat persamaan LM* : M/P = L (r*,Y) Ketika pendapatan
naik di perekonomian terbuka kecil,karena ekspansi fiskal, tingkat bunga
mencoba naik tapi aliran modal dari luar menekan tingkat bunga ke bawah.
Aliran ini menyebabkan kenaikan permintaan mata uang mendorong nilainya
ke atas dan membuat barang domestik lebih mahal bagi orang asing
(menyebabkan a –DNX). –DNX mengatasi kebijakan fiskal ekspansif dan
berdampak pada Y. Ketika peningkatan jumlah uang beredar menekan tingkat
bunga domestik ke bawah, modal mengalir ke luar karena investor mencari
pengembalian lebih tinggi di tempat lain. Aliran modal ke luar mencegah
tingkat Bunga turun. Aliran ke luar juga menyebabkan kurs terdepresiasi,
membuat barang domestik lebih murah relatif terhadap barang asing, dan
menstimulasi NX. Jadi, kebijakan moneter mempengaruhi e daripada r.
Kurs Tetap
Di bawah kurs tetap, bank sentral mengumumkan nilai kurs dan siap membeli
dan menjual mata uang domestik pada harga yang ditentukan sebelumnya
untuk menjaga kurs pada tingkat yang diumumkannya. Kurs tetap
memerlukan komitmen bank sentral untuk mengizinkan jumlah uang beredar
untuk menyesuaikan ke tingkat apapun yang memastikan kurs ekuilibrium
dalam pasar bursa valuta asing sama dengan kurs yang diumumkan. Ekspansi
fiskal menggeser IS* ke kanan. Untuk menjaga kurs tetap, Bank Sentral harus
meningkatkan jumlah uang beredar, menambah LM* ke kanan. Tidak seperti
22
EKONOMI MAKRO
pada kurs fleksibel, tidak ada dampak crowding out pada NX karena kurs
lebih tinggi. Jika Bank Sentral mencoba meningkatkan jumlah uang beredar
dengan membeli obligasi dari publik, itu akan menekan tingkat bunga ke
bawah. Arbitrase merespons dengan menjual mata uang domestik ke bank
sentral,menyebabkan jumlah uang beredar dan kurva LM berkontraksi ke
posisi awalnya.
23
EKONOMI MAKRO
24
EKONOMI MAKRO
25
EKONOMI MAKRO
Kebijakan Moneter
Bayangkanlah bank sentral yang beroperasi deengan kurs tetap
berusaha meningkatkan jumlah uang beredar, misalnya dengan membeli
obligasi dari masyarakat apakah yang aka terjadi? Dampak awal dari
kebijakan ini adalah menggeser kurs LM* ke kanan, yang menurunkan kurs.
Tetapi, karena bank sentral bertugas untuk memperdagangkan mata uang
asing dan domestik pada kurs tetap, pialang dengan cepat menanggapi
penurunan kurs dengan meenjual mata uang domestik ke bank sentral, yang
menyebabkan jumlah uang yang beredar dan kurva LM* kembali ke posisi
awalnya. Jadi, kebikan yang biasa dijalankan tifdak berpengaruh dibawah
kurs tetap. Dengan menyepakati kurs, bank sentral meningkatkan kontrolnya
atas jumlsh usng beredar. Akan tetapi, suatu negara yang menganut kurs
tetap bisa menjalankan satu jenis kebijakan moneter : negara itu bisa
memutuskan untuk mengubah tingkat dimana kurs adalah tetap.pnurunan
nilai mata uang disebut devaluasi (devaluation), dan kenaikan nilainya disebut
revaluasi (revaluation). Dalam model Mundell-Fleming, devaluasi menggeser
kurva LM* kekanan : model itu bertindak sepertikenaikan jumlah mata uang
beredar pada sistem kurs mengambang. Jadi, devaluasi memperbesar ekspor
neto dan meningkatkan pendapatan agregat. Sebaliny, revaluasi menggeser
kurva LM* kekiri mengurangi ekspor neto dan menurunkan pendapatan
agregat
26
EKONOMI MAKRO
-Muhammad Ali
BAB 6
PENGANGGURAN
Pengangguran
merupakan masalah
27
EKONOMI MAKRO
makroekonomi yang memengaruhi manusia secara langsung dan merupakan masalah yang
paling berat. Para ekonom mempelajari pengangguran untuk mengidentifikasi penyebabnya dan
untuk membantu memperbaiki kebijakan publik yang mempengaruhi pengangguran.
Pada bab ini, akan dibahas mengenai determinan dari tingkat pengangguran alamiah.
Tingkat Pengangguran Alamiah adalah tingkat pengangguran rata-rata dalam perekonomian
yang berfluktuasi.
L=E+U
Notasi :
L = angkatan kerja
U = jumlah pengangguran
Untuk melihat apakah yang menneutkan tingkat pengangguran, diasumsikan L adalah tetap dan
memfokuskan pada perubahan individu dalam angkatan kerja di antara yang bekerja E atau
menganggur U.
28
EKONOMI MAKRO
Tingkat pemutusan kerja s dan tingkat perolehan pekerjaan f secara bersama-sama menentukan
tingkat pengangguran. Jika tingkat pengangguran naik atau turun (jika pasar tenaga kerja berda
dalam kondisi mapan) maka jumlah orang yang mendapatkan pekerjaan harus sama dengan
orang yang kehilangan pekerjaan.
E=L-U fU = s(L - U)
Substitusikan ke dalam
persamaan tingkat pengangguran
dalam kondisi mapan
fU = s(L - U) fU = s(1 - U)
L L
29
EKONOMI MAKRO
U= s U= 1
Atau dapat ditulis dengan
L s+f L 1+f/s
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa tingkat pengangguran kondisi mapan bergantung pada
tingkat pemutusan kerja s dan tingkat perolehan kerja f. Semakin tinggi tingkat pemutusan kerja,
semakin tinggi tingkat pengangguran. Semakin tinggi tingkat perolehan kerja, semakin rendah
tingkat pengangguran.
Dapat disimpulkan, semua kebojakan yang bertujuan untuk menurunkan tingkat pengangguran
alamiah kana menurunkan tingkat pemutusan kerja atau meningkatkan tingkat perolehan
pekerjaan. Demikian pula, semua kebijakan yang memengaruhi tingkat pemutusan kerja atau
perolehan pekerjaan akan mengubah tingkat pengangguran alamiah.
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan
pekerja untuk mencari pekerjaan . Pergeseran sektoral adalah perubahan komposisi permintaan
di antara industri atau daerah. Pergeseran sektoral inilah yang mengakibatkan selalu adanya
pengangguran friksional, karena dibutuhkan waktu bagi pekerja untuk mengubah pekerjaan.
Asuransi pengangguran adalah program asuransi dimana pekerja dapat mengambil sebagian upah
mereka untuk periode tertentu setelah kehilangan pekerjaan. Kebijakan asuransi pengangguran
ini juga secara tidak sengaja meningkatkan jumlah pengangguran friksional.
Perubahan sektoral (sectoral shift) dalam perekonomian. Kemajuan industri di suatu bidang
akan mengakibatkan peningkatan permintaan pekerja di bidang tersebut namun
mengakibatkan penurunan permintaan pekerja di bidang yang lain. Contohnya penemuan
30
EKONOMI MAKRO
Pergantian karir di bidang yang lain atau pindah ke negara lain. Sebagai akibat dari adanya
PHK, maka pekerja membutuhkan waktu untuk mencari pekerjaan yang baru. Oleh karena
itu pengangguran friksional tidak dapat dihindari.
Mengadakan asuransi pengangguran yang memberikan manfaat berupa sebagian dari gaji
yang biasa mereka terima ketika masih bekerja. Namun, asuransi pengangguran memiliki
kelemahan :
Untuk mengurangi kelemahan tersebut, pemerintah hendaknya mengurangi besar manfaat yang
diterima pekerja yang di PHK, sehingga pekerja akan lebih rajin untuk mencari pekerjaan baru,
dan akhirnya dapat mengurangi tingkat pengangguran
31
EKONOMI MAKRO
Kekakuan upah (Wage rigidity) adalah kegagalan dalam melakukan penyesuaian upah karena
penawaran tenaga kerja sama dengan permintaannya. Pengangguran struktural adalah
pengangguran yang disebabkan kekakuan upah dan penjatahan pekerjaan. Disini pengangguran
terjadi bukan karena tidak adanya pekerjaan, tetapi karena ada ketidakcocokan antara jumlah
pekerja yang mengingkan pekerjaan dan jumlah pekerjaan yang tersedia. Pada tingkat upah yang
berlaku, penawaran tenaga kerja melebihi permintaannya sehingga pekerja hanya menunggu
pekerjaan tang akan tersedia.
Pengangguran struktural muncul karena perusahaan gagal menurunkan upah akibat kelebihan
penawaran tenaga kerja.
Penyebab kekakuan upah salah satunya adalah undang-undang upah minimum, dimana
pemerintah mencegah upah turun ke tingkat ekuilibrium yang menyeimbangkan antara
32
EKONOMI MAKRO
permintaan dan penawaran pasar tenaga kerja. Undang-undang yang bertujuan untuk
meningkatkan pendapatan pekerja miskin, malah membuat tingkat pengangguran struktural
semakin meningkat. Untuk mengatasi hal ini, banyak ekonom dan pembuat kebijakan percaya
bahwa keringanan pajak lebih baik daripada meningkatkan upah minimum. Tapi di lain pihak,
ternyata penelitian menunjukkan bahwa kenaikan 10-persen pada upah minimum mengurangi
pengangguran pemuda sebesar 1 sampai 3 persen.
Sebab lain kekakuan upah yaitu kekuatan monopoli serikat pekerja. Di AS, hanya 18 persen
pekerja ikut serikat pekerja. Kekuatan serikat pekerja mempunyai daya tawar yang tinggi
sehingga dapat mengatur upah di atas tingkat ekuilibrium dan mengizinkan perusahaan
memutuskan berapa banyak pekerja yang diterima. Akibatnya terjadi penurunan jumlah pekerja
dipekerjakan, tingkat perolehan kerja yang lebih rendah, dan peningkatan pengangguran
struktural. Pengangguran yang disebabkan serikat kerja adalah contoh konflik antara berbagai
kelompok serikat pekerja dari orang dalam maupun orang luar. Untuk mengatasi hal ini
diselesaikan pada tingkat perusahaan
Upah Efisiensi
Teori upah efisiensi (efficiency-wage) menyatakan upah tinggi membuat pekerja lebih produktif.
Jadi, bila perusahaan mengurangi upah pegawai yang bertujuan untuk menurunkan biaya
pegawai justru akan menurunkan produktivitas.
3. Kualitas rata-rata tenaga kerja perusahaan bergantung pada upah yang dibayar ke
karyawannya
33
EKONOMI MAKRO
Durasi Pengangguran
Pemerintah perlu mengetahui berapa rata-rata durasi menganggur para pekerja, agar kebijakan
yang akan diambil menjadi tepat. Jika tujuan pemerintah adalahmengurangi tingkat
pengangguran alami, maka kebijakan yang diambil harus disasar kepada penganggur jangka
panjang. Namun, di sisi lain target kebijakan harus tepat, karena penganggur jangka panjang
memiliki jumlah yang sangat kecil. Kebanyakan penganggur memperole pekerjaan baru dalam
waktu yang singkat.
Pengangguran usia muda (16-19 tahun) di USA lebih banyak sampai empat kali lipat dibanding
pengangguran pada usia lebih dari 20 tahun. Hal ini terjadi karena pengangguran usia muda
belum yakin dengan pilihan karir mereka, dan mereka cenderung untuk berganti-ganti pekerjaan
sampai menemukan pekerjaan yang cocok dengan mereka. Sementara itu, pengangguran berkulit
hitam lebih banyak dibanding pengangguran berkulit putih. Hal ini adalah bukti bahwa USA
masih menjadi negara yang rasis, meskipun mereka katanya adalah negara demokrasi.
Tren Pengangguran
Tren atas tingkat pengangguran di USA bisa terjadi karena beberapa hal, dan berikut beberapa
hipotesis atas hal itu :
Demografi penduduk : Tren pengangguran disebabkan adanya baby boom pada masa setelah
Perang Dunia II.
34
EKONOMI MAKRO
Perubahan sektoral (sectoral shift) : Antara tahun 1970 dan 1980 terjadi pergolakan harga
minyak disebabkan oleh OPEC, mengakibatkan tren pengangguran pada industri yang
membutuhkan minyak lebih banyak dan industri yang hanya membutuhkan minyak sedikit.
Selama ini diasumsikan bahwa alasan adanya pengangguran adalah tingkat pemutusan kerja, dan
alasan berkurangnya pengangguran adalah tingkat perolehan pekerjaan. Padahal ada aspek
penting yang selama ini dilupakan, yaitu perpindahan masuk dan keluarnya angkatan kerja.
Sekitar sepertiga pengangguran adalah mereka yang baru saja masuk ke angkatan kerja dan
mereka yang sebelumya telah memiliki pekerjaan tapi meninggalkan pekerjaan mereka
sementara waktu. Sementara itu, tidak semua pengangguran memeperoleh pekerjaan. Hampir
setengah pengangguran adalah pengangguran yang telah keluar dari angkatan kerja.
Prancis, Jerman, Italia, dan Inggris mengalami tingkat pengangguran tinggi pada tahun-tahun
terakhir, sebabnya ada dua teori :
2) Kejutan baru, yaitu turunnya permintaan pekerja tidak terampil karena kemajuan teknologi
35
EKONOMI MAKRO
Tingkat pengangguran di Eropa sangat beragam. Ketika tingkat pengangguran di USA adalah
6,1% ternyata tingkat pengangguran di Swiss adalah 2,1 %, sementara pengangguran di Spanyol
adalah 11,3%. Fakta kedua adalah tingkat pengangguran tersebut di atas adalah pengangguran
jangka panjang.
Satu hal yang menjadi anomali di Eropa adalah tingginya tingkat pengangguran di Eropa
dibanding di USA, tapi waktu luang pekerja di Eropa lebih tinggi. Pekerja di USA memiliki jam
kerja per tahun relatif lebih tinggi dari pada pekerja di Eropa.
Sementara itu, pekerja di Eropa lebih menikmati hari kerja yang pendek dan liburan yang lebih
panjang. Dan, pekerja potensial lebih banyak bekerja di USA dari pada di Eropa. Edward
Prescott memperoleh dua fakta bahwa tingkat pajak di Eropa lebih tinggi dibanding di USA dan
tingkat pajak di Eropa mengalami peningkatan yang signifikan satu dekade terakhir. Dari fakta
itu para ekonom menyimpulkan hipotesis antara lain :
tingkat pajak yang tinggi, membuat pekerja di Eropa melakukan pekerjaan lain pada
ekonomi bawah tanah yang “off the books” untuk menghindari pajak
daya tawar keseluruhan pada pasar tenaga kerja lebih penting di Eropa dari pada di USA
adanya kemungkinan perbedaan preferensi dalam bekerja. Pekerja di Eropa lebih memilih
memiliki waktu luang yang banyak dibanding memiliki kesejahteraan yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan akan barang dan jasa
BAB 13
Kebanyakan ekonom menganalisis fluktuasi jangka pendek dalam pendapatan agregat dan
tingkat harga dengan menggunakan model permintaan agregat serta penawaran agregat. Pada bab
ini, kita mengalihkan perhatian pada penawaran agregat dan mengembangkan teori颅teori yang
menjelaskan posisi serta kemiringan kurva penawaran agregat.
Dalam jangka pendek, harga bersifat kaku, dan kurva penawaran agregat tidak vertikal.
Dalam hal ini, pergeseran permintaan agregat menyebabkan fluktuasi pada output. Kita akan
menelaah implikasi dari kurva penawaran agregat jangka pendek. Kita buktikan bahwa kurva ini
menunjukkan tradeoff cdi antara dua ukuran kinerja ekonomiinflasi dan pengangguran. Tradeoff
(pertukaran) ini, disebut Kurva Philips (Phillips Curve), menyatakan bahwa untuk menurunkan
tingkat inflasi para pembuat kebijakan harus secara sementara memperbesar angka
pengangguran, dan untuk fnengurangi pengangguran mereka harus menerima inflasi yang lebih
tinggi. Sebagaimana diungkapkan oleh Milton Friedman pada pernyataan dalam kalimatpembuka
bab ini, tradeoff antara inflasi dan pengangguran hanya bersifat sementara.
Dari ketiga model yang telah dipelajari akan membawa kita pada persamaan penawaran agregat
jangka pendek sebagai berikut :
Y = tingkat output
37
EKONOMI MAKRO
P = tingkat harga
Persamaan ini menyatakan bahwa output menyimpang dari tingkat alamiah, bila tingkat harga
menyimpang dari tingkat harga yang diperkirakan. Parameter α menunjukkan berapa banyak
output merespons terhadap perubahan yang tidak arapkan dalam tingkat harga; 1/α adalah
kemiringan dari kurva penawaran agregat.
Penjelasan pertama kita tentang mengapa kurva penawaran agregat jangka pendek miring ke
atas, disebut sebagai model harga kaku (sticky price model). Model ini memungkinkan bahwa
perusahaan tidak secara instan menyesuaikan harga yang mereka tetapkan sebagai respons
terhadap perubahan permintaan. Kadang-kadang harga ditetapkan oleh kontrak jangka panjang
antara perusahaan dan pelanggan bahkan tanpa kesepakatan formal, perusahaan bisa
mempertahankan harga agar tidak merepotkan pelanggan tetap mereka dengan sering
berubahnya harga. Beberapa harga sulit berubah karena struktur pasar: begitu perusahaan
mencetak dan mendistribusikan katalog atau daftar harganya, mengubah harga akan
membuutuhkan biaya besar
Tingkat harga keseluruhan P. Tingkat harga yang lebih tinggi menunjukkan bahwa biaya
perusahaan lebih tinggi. Jadi, semakin tinggi tingkat harga keseluruhan, semakin besar harga
yang akan dibebankan perusahaan atas produknya.
p = P + α(Y — Y)
38
EKONOMI MAKRO
Persamaan ini menyatakan bahwa harga yang diinginkan p tergantung pada tingkat harga
keseluruhan P dan pada tingkat output agregat relatif terhadap tingkat alainiah Y — Y.
Parameter α (yang lebih besar dari nol) mengukur berapa besar harga yang diinginkan
perusahaan untuk menanggapi tingkat output agregat.
Sekarang asumsikanlah bahwa ada dua jenis perusahaan. Sebagian memiliki harga yang
fleksibel: perusahaan ini selalu menetapkan harga menurut persamaan ini. Sebagian lain
memiliki harga yang kaku: perusahaan ini mencamtumkan harga berdasarkan kondisi
perekonomian yang mereka harapkan. Perusahaan dengan harga kaku menetapkan harga yang
mengacu pada
p = Pe + α(Ye – Ye)
dimana sebagaimana sebelumnya, huruf kecil "e" menunjukan nilai yang diharapkan dari sebuah
variabel. Untuk mempermudah, asumsikanlah bahwa perusahaan mengharapkan output berada
dalam tingkat alamiah, sehingga α (Ye – Ye) adalah nol. Kemudian perusahaan ini ,menetapkan
harga
p = Pe
Artinya, perusahaan dengan harga kaku menetapkan harga berdasarkan prediksi bahwa
perusahaan-perusahaan lain menetapkan harga yang sama.
Kita bisa menggunakan kaidah penetapan harga dari dua kelompok perusahaan untuk
menderivasi persamaan penawaran agregat. Untuk melakukan hal ini, kita mendapatkan tingkat
harga keseluruhan dalam perekonomian, yang merupakan rata-rata tertimbang dari harga yang
ditetapkan oleh kedua kelompok perusahaan tersebut. jika s adalah fraksi perusahaan dengan
39
P = sPe + (1 - s)[P + α(Y – Y)]
EKONOMI MAKRO
harga kaku dan (1 – s) adalah fraksi dengan harga fleksibel, maka tingkat harga keseluruhan
adalah
Simbol pertarna adalah harga dari perusahaan dengan harga-kaku yang ditimbang menurut
fraksinya dalam perekonomian, dan simbol kedua adalah harga dari perusahaan dengan harga
fleksibel yang ditimbang menurut fraksinya. Sekarang kurangi (1 – s)P dari kedua sisi persamaan
ini untuk mendapatkan
sP = sPe + (1 – s) [α(Y – Y)]
Bila mengharapkan tingkat harga yang tinggi, perusahaan mengharapkan biaya yang tinggi.
Perusahaan yang memberlakukan harga tetap pada akhimya menetapkan harga yang tinggi.
Harga yang tinggi ini menyebabkan perusahaan lain menetapkan harga yang juga tinggi.
jadi, tingkat harga tinggi yang diharapkan Pe menyebabkan tingkat harga aktual P yang
tinggi.
40
EKONOMI MAKRO
Jadi, tingkat harga keseluruhan tergantung pada tingkat harga yang diharapkan dan pada tingkat
output. Manipulasi aljabar ini membentuk persamaan penetapan harga agregat menjadi rumus
yang lebih kita kenal
Y = Y + α(P – Pe),
di mana α = s/[l -s)α]. Model harga kaku menyatakan bahwa penyimpangan output dari tingkat
alamiah secara positif berkaitan dengan penyimpangan tingkat harga dari tingkat harga yang
diharapkan.
Model upah-kaku menunjukkan implikasi dari upah nominal kaku pada penawaran agregat.
Sebelum melihat model, perhatikan apa yang terjadi pada jumlah output yang diproduksi ketika
tingkat harga naik :
1) Saat upah nominal tidak berubah, kenaikan tingkat harga menurunkan upah riil, membuat
tenaga kerja menjadi lebih murah.
2) Upah riil lebih rendah mendorong perusahaan pakai tenaga kerja lebih.
41
EKONOMI MAKRO
Hubungan positif antara tingkat harga dan jumlah output ini berarti kurva penawaran agregat
miring ke atas ketika upah nominal tidak mampu menyesuaikan terhadap perubahan tingkat
harga. Pekerja dan perusahaan menetapkan upah nominal W berdasar upah riil target w dan
ekspektasi mereka akan tingkat harga Pe. Upah nominal yang mereka tetapkan :
W = ω x Pe
Upah riil = Upah riil target x (tingkat harga harapan/tingkat harga aktual)
Persamaan ini menunjukkan upah riil menyimpang dari targetnya jika tingkat harga aktual beda
dari tingkat harga diharapkan. Ketika tingkat harga aktual lebih besar dari yang diharapkan, upah
riil kurang dari targetnya; ketika tingkat harga aktual lebih kecil dari yang diharapkan, upah riil
lebih besar dari targetnya.
Asumsi akhir model upah-kaku adalah kesempatan kerja ditentukan jumlah tenaga kerja yang
perusahaan minta. Sehingga persamaanya menjadi :
L = Ld (W/P)
yang menyatakan semakin rendah upah riil, semakin banyak tenaga kerja perusahaan gunakan,
dan output ditentukan oleh fungsi produksi Y = F(L).
42
EKONOMI MAKRO
Model ini berasumsi pasar berjalan—yakni, semua upah dan harga bebas menyesuaikan diri
untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan. Pada model ini, kurva penawaran agregat
jangka-pendek dan jangka-panjang berbeda karena kesalahan persepsi temporer tentang harga.
Model informasi tak-sempurna berasumsi bahwa tiap pemasok dalam perekonomian
memproduksi barang tunggal dan mengkonsumsi banyak barang. Karena jumlah barang begitu
besar, pemasok tak bisa mengamati semua harga setiap saat. Mereka memantau harga barang
yang mereka produksi tapi tidak semua harga barang yang mereka konsumsi.
Karena informasi tak sempurna, mereka kadang bingung antara perubahan tingkat harga
keseluruhan dengan perubahan harga relatif. Kebingungan ini mempengaruhi keputusan tentang
berapa banyak yang akan mereka tawarkan, dan ini menimbulkan hubungan positif antara tingkat
harga dan output dalam jangka pendek.
P = Pe + [(1-s)a/s](Y-Y)]
Y = Y + (P-Pe)
Implikasi
Meskipun tiga model penawaran agregat berbeda dalam asumsi dan penekanannya,
implikasinya terhadap output agregat adalah serupa. Semua bisa diringkas dengan :
Y = Y + (P-Pe)
43
EKONOMI MAKRO
Jika tingkat harga lebih tinggi dari tingkat harga yang diharapkan, output akan naik melebihi
tingkat alamiah. Jika tingkat harga
lebih rendah dari tingkat harga
yang diharapkan, output turun
lebih rendah dari tingkat alamiah.
B. Inflasi,
Pengangguran,
Kurva Philips
Kurva Phillips dalam bentuk modernnya menyatakan bahwa tingkat inflasi bergantung pada 3
kekuatan :
44
EKONOMI MAKRO
pengangguran siklis
3) Guncangan Penawaran
= en) +
Kurva Phillips dan kurva penawaran agregat adalah dua sisi dari mata uang yang sama.
Kurva penawaran agregat lebih tepat dipakai ketika kita mempelajari tingkat output dan harga,
sementara kurva Phillips lebih tepat dipakai ketika kita mempelajari pengangguran dan inflasi.
Asumsi sederhana dan seringkali masuk akal adalah bahwa orang-orang membentuk
ekspektasi mereka terhadap inflasi berdasarkan inflasi yang sedang dihadapi. Asumsi ini disebut
ekspektasi adaptif. Biasanya, jika pengangguaran pada NAIRU (Non-Accelerating Inflation
Rate of Unemployment) dan bila tidak ada goncangan penawaran, kenaikkan tingkat harga tidak
akan menjadi lebih cepat atau lebih lambat.
µ= µ1βµ-µn) + v
Dalam model penawaran agregat dan permintaan agregat, inersia inflasi diinterpretasikan
sebagai pergeseran keatas secara terus menerus dalam kurva penawaran dan permintaan agregat.
Dalam penawaran agregat, jika harga meningkat pesat, orang-orang akan mengharapkan harga
terus naik dengan cepat. Karena posisi kurva penawaran agregat jangka pendek tergantung pada
tingkat harga yang diharapkan, kurva penawaran agregat jangka pendek akan bergeser keatas
sepanjang waktu. Sedangkan dalam permintaan agregat juga harus bergeser keatas untuk
45
EKONOMI MAKRO
mengkofirmasi ekspektasi terhadap inflasi. Yang paling sering, kenaikan terus menerus dalam
permintaan agregat disebabkan oleh pertumbuhan jumlah uang yang beredar terus menerus.
Bagian kedua dan ketiga dalam persamaan kurva-Phillips menunjukkan dua kekuatan yang
bisa mengubah tingkat inflasi. Bagian kedua, n, menunjukkan pengangguran siklis
memberi tekanan ke bawah pada inflasi. Pengangguran rendah menarik tingkat inflasi ke
atas. Ini disebut inflasi tarikan-permintaan (demand-pull inflation) karena permintaan agregat
Tinggi bertanggung jawab atas jenis inflasi ini. Pengangguran tinggi menarik tingkat inflasi ke
bawah. Parameter mengukur seresponsif apa inflasi terhadap pengangguran siklis. Bagian
ketiga, v menunjukkan bahwa inflasi juga naik dan turun karena guncangan penawaran.
Guncangan penawaran yang memperburuk, seperti kenaikan harga minyak dunia tahun 1970-an,
menimbulkan nilai positif dari n dan menyebabkan inflasi naik. Ini disebut inflasi dorongan-
biaya (cost-push inflation) karena guncangan penawaran yang memperburuk biasanya peristiwa
yang mendorong ke atas biaya produksi. Guncangan penawaran yang menguntungkan, seperti
melimpahnya minyak tahun 1980-an sehingga harga minyak turun, membuat v negatif dan
menyebabkan inflasi menurun.
46
EKONOMI MAKRO
Ekspektasi Rasional membuat asumsi bahwa orang mengggunakan secara optimal semua
informasi yang tersedia tentang kebijakan pemerintah saat ini, untuk meramalkan masa depan.
Menurut teori ini, perubahan kebijakan moneter atau fiskal akan mengubah ekspektasi, dan
evaluasi tiap perubahan kebijakan pasti memasukkan dampak ini pada ekspektasi. Jika orang
membentuk ekspektasi mereka secara rasional, maka inflasi akan memiliki inersia lebih kecil
daripada kelihatannya. Pendukung ekspektasi rasional berpendapat kurva Phillips jangka-pendek
tidak secara akurat menunjukkan pilihan yang pembuat kebijakan
berikan. Mereka percaya jika pembuat kebijakan bersungguh-sungguh mengurangi inflasi, orang
rasional akan memahami komitmen dan menurunkan ekspektasi mereka akan inflasi. Inflasi lalu
dapat turun tanpa peningkatan pengangguran dan turunnya output.
47
EKONOMI MAKRO
Karena ekspektasi atas inflasi mempengaruhi trade off jangka pendek antara inflasi dan
pengangguran. Penting untuk memahami bagaimana orang-orang membentuk ekspentasi, sejauh
ini kita mengasumsikanbahwa inflasi yang diharapkan tergantung pada inflasi yang sedang
diamati.
Seluruh pembahasan kita telah didasarkan atas hipotesis tingkat alamiah (natural rate
hypothesis). Hipotesis ini diringkas dalam pernyataan berikut :
Fluktuasi permintaan agregat mempengaruhi output dan kesempatan kerja hanya dalam jangka
pendek.Dalam jangka panjang, perekonomian kembali ke tingkat output,kesempatan kerja,dan
pengangguran yang dijelaskan oleh model klasik.
48
EKONOMI MAKRO
49
EKONOMI MAKRO
BAB 14
KEBIJAKAN STABILISASI
50
EKONOMI MAKRO
51
EKONOMI MAKRO
Catatan Sejarah
Dalam menilai apakah kebijakan pemerintah seharusnya memainkan peran aktif atau pasif
dalam perekonomian, kita harus meninjau catatan sejarah. Jika perekonomian mengalami
guncangan besar pada penawaran agregat dan permintaan agregat, dan jika kebijakan berhasil
melindungi perekonomian dari gucangan tersebut, maka jelas kasus ini untuk kebijakan aktif.
Sebaliknya, jika perekonomian mengalami sedikit guncangan besar, dan jika fluktuasi yang
kita amati dapat ditelusuri mengarah pada kebijakan ekonomi yang tidak efektif, maka jelas
kasus ini untuk kebijakan pasif. Dengan kata lain, pandangan kita tentang kebijakan stabilisasi
seharusnya dipengaruhi oleh apakah kebijakan secara historiss berdampak menstabilisasi dan
mendestabilisasi. Namun sejarah tidak menyelesaikan perdebatan tentang kebijakan stabilisasi.
Menurut mereka, para pembuat kebijakan seharusnya menanggapi ini agregat.
Topik perdebatan kedua di antara para ekonom adalah apakah kebijakan ekonomi seharusnya
dijalankan menurut aturan atau menurut kebijaksanaan. Kebijakan dijalankan menurut aturan
jika para pembuat keputusan mengumumkan bagaimana kebjikan akan menanggapi berbagi
situasi dan bersungguh-sungguh dalam menjalankannya. Kebijakan dijalankan menurut
kebijaksanaan jika para pembuat kebijakan bebas membuat penilaian atas berbagai peristiwa
yang terjadi dan memilih kebijakan apapun yang tampaknya cocok pada sat itu.
Kebijakan ekonomi terlalu penting untuk dilimpahkan kepada kebijaksanaan atau kehendak
para pembuat kebijakan. Meskipun pandangan ini lebih bersifat politis dibanding ekonomis,
mengevaluasinya menajdi sangat penting dalam menilai peran kebijakan ekonomi. Tentunya
sebagai rakyat kita tidak ingin memberikan kebijaksanaan untuk dikelola pemangku kebijakan
yang tidak kompeten.
52
EKONOMI MAKRO
Oportunisme dalam kebijakan ekonomi muncul ketika tujuan-tujuan dari para kebijakan
bertentangan dengan kesejahteraan masyarakat. Sebagian ekonom khawatir bahwa para politisi
menggunakan kebijakan makroekonomi untuk kepentingan pribadi mereka sendiri dalam meraih
dukungan publik. Manipulasi ekonomi untuk kepentingan pemilu, yang disebut siklus bisnis
politik, merupakan subjek penelitian ekstensif yang dilakukan para ekonom dan pakar-pakar
politik.
Kebijakan yang berdasarkan pada kebijaksanaan, pada dasarnya bersifat fleksibel. Sepanjang
para pembuat kebijakan berlaku cerdas dan penuh kebijakan, amat kecil alasan untuk menolak
fleksibilitas mereka dalam menanggapi kondisi-kondisi yang sedang berubah.
Dalam beberapa situasi, para pembuat kebijakan mungkin ingin mengumumkan kebijakan
yang akan mereka jalankan untuk mempengaruhi ekspektasi para pengambil keputusan pribadi,
namun kemudian pembuat kebijakan tidak melakukan apa yang sesuai mereka ekspektasikan,
inilah yang disebut inkonsistensi waktu.
Inkonsistensi waktu dari kebijakan sering muncul dalam kondisi lain. Berikut contohnya :
Untuk mendorong perilaku yang baik, orang tua mengumumkan akan menghukum anak
setiap kali melanggar aturan. Namun saat anak melakukan kesalahan, orang tua cenderung
memaafkan kesalahan si anak.
53
EKONOMI MAKRO
Sebagian ekonom, yang disebut kelompok monetaris (monetarists) menganjurkan Fed agar
mempertahankan pertumbuhan jumlah uang beredar pada tingkat mapan. Pernyataan Uton
Friedman—monetaris tetkenal—di awal bab ini menggambarkan pandangan kebijakan moneter
itu. Kelompokmonetaris percaya bahwa fluktuag jumlah yang beredar bertanggung jawab
terhadap fluktuasi terbesar dalam perekonomian. Mereka berpendapat bahwa pertumbuhan uang
beredar yang lambat dan mapan akan menghasilkan output, kesempatan kerja (employment), dan
harga yang stabil.
Meskipun aturan kebijakan kelpmpok monetaris mencegah banyak fluktuasi ekonomi yang
pernah kita alami sepanjang sejarah, sebagian besar ekonom percaya bahwa ini bukanlah aturan
kebijakan terbaik yang bisa diambil. Pertumbuhan mapan dalam jumlah uang yang beredar akan
menstabilkan permintaan agregat hanya jika perputaran uang stabil.
Aturan kebijakan kedua yang secara luas dianjurkan para ekonom adalah penetapan sasaran
GDP nominal. Di bawah peraturan ini Fed akan mengumumkan jalur yang direncanakan dari
GPP nominal. Jika GDP nominal naik melebihi target, Fedmenurunkan pertumbuhan uang untuk
memperkecil permintaan agregat. Jika GDP nominal berada di bawah target, Fed meningkatkan
pertumbuhan uang untuk mendorong permintaan agregat.
Aturan kebijakan ketiga yang sering dianjurkan adalah penetapan sasaran inflasi. Di bawah
peraturan ini, Fed akan mengumumkan sasaran untuk tingkat inflasi(biasanya tingkat inflasi
rendah) dan kemudian menyesuaikan jumlah uang beredar ketika inflasi aktual menyimpang dari
sasarannya. Seperti penetapan sasaran GDP nominal, penetepan sasaran inflasi melindungi
perekonomian dari perubahanperputaran uang. Selain itu, sasaran inflasi juga memiliki
(keunggulan politik, yaitu lebih mudah untuk dijelaskan kepada publik.
54
EKONOMI MAKRO
BAB 15
1. Inflasi
2. Aset Modal
3. Kewajiban yang Tidak Dihitung
4. Siklus Bisnis
Inti dari pandangan Ricardian adalah bahwa ketika orang memilih konsumsi mereka,
mereka secara rasional melihat ke depan pada pajak masa depan yang ditunjukkan oleh
55
EKONOMI MAKRO
56
EKONOMI MAKRO
57
EKONOMI MAKRO
“Hargailah usahamu.
Hargailah dirimu. Harga diri
memunculkan disiplin diri.
Ketika anda memiliki
58
EKONOMI MAKRO
BAB 16
KONSUMSI
Fungsi konsumsi adalah pusat teori Keynes fluktuasi ekonomi yang disajikan
dalam The General Theory pada tahun 1936. Keynes menduga bahwa kecenderungan
mengonsumsi marjinal (marginal propensity to consume)-jumlah yang dikonsumsi dari
setiap dolar tambahan adalah antara nol dan satu. Ia menulis dalam “hukum psikologis
fundamental” bahwa ketika orang-orang menerima dolar ekstra, ia biasanya
mengonsumsi sebagian dan menabung sebagian.
Keynes juga menyatakan bahwa rasio konsumsi terhadap pendapatan yang disebut
kecenderungan mengonsumsi rata-rata (average propensity to consume), turun ketika
pendapatan naik
59
EKONOMI MAKRO
Fungsi konsumsi ini menunjukkan tiga alasan yang dinyatakan oleh Keynes. Fungsi
konsumsi ini memenuhi alasan pertama Keynes karena kecenderungan mengkonsumsi
marjinal c adalah antara nol dan satu, sehingga pendapatan yang lebih tinggi
menyebabkan konsumsi yang lebih tinggi dan tabungan yang lebih tinggi.Kedua, rata-rata
kecenderungan mengkonsumsi menurun ketika pendapatan naik. Ktiga, konsumsi
ditentukan oleh pendapatan Y saat ini. Karena Y naik, maka C/Y turun, dan
kecenderungan mengkonsumsi (C/Y) turun. Suku bunga tidak termasuk ke dalam
persamaan ini sebagai penentu konsumsi.
Puzzle Konsumsi
60
EKONOMI MAKRO
Untuk data rumah tangga atau seri-jangka pendek, fungsi Keynesian bekerja
dengan baik. Namun untuk seri-jangka panjang, fungsi konsumsi tampaknya memiliki
kecenderungan mengkonsumsi rata-rata yang konstan.
61
EKONOMI MAKRO
-Helen Keller
62
EKONOMI MAKRO
BAB 17
INVESTASI
Model standar bisnis investasi tetap disebut Model Neoklasik Investasi. Mengkaji
manfaat dan biaya dari memiliki barang modal. Berikut adalah tiga variabel yang
menggeser investasi :
Untuk melihat variabel apa yang mempengaruhi harga sewa di titik ekuilibrium,
mari kita mempertimbangkan fungsi produksi Cobb-Douglas sebagai pendekatan yang
membahas tentang bagaimana perekonomian aktual mengubah modal dan tenaga menjadi
barang dan jasa. Fungsi produksi Cobb-Douglas adalah : Y = AKαL1-α , dimana Y adalah
output, K adalah capital (modal), L adalah Labor (tenaga kerja). Harga sewa modal riil
disesuaikan untuk menyeimbangkan permintaan modal dan supply tetap.
63
EKONOMI MAKRO
Fungsi Investasi
Kita sekarang dapat menurunkan fungsi investasi dalam model neoklasik investasi.
Total pengeluaran untuk investasi usaha tetap adalah jumlah investasi neto dan
penggantian modal disusutkan.
Fungsi investasi :
Perhatikan bahwa bisnis meningkat, investasi tetap. Ketika tingkat bunga turun,
maka fungsi investasi miring ke bawah. Pergeseran ke luar pada fungsi investasi
disebabkan akibat dari peningkatan produk marjinal modal.
64
EKONOMI MAKRO
Istilah saham mengacu pada saham kepemilikan perusahaan, dan pasar saham
adalah pasar di mana saham tersebut diperdagangkan. Ekonom pemenang – pemenang
nobel James Tobin mengusulkan bahwa perusahan mendasarkan keputusan investasi
mereka pada rasio berikut, yang sekarang di sebut Q Tobin:
65
EKONOMI MAKRO
-Winston Churcill
66