Askep Kehilangan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK KEHILANGAN

Dosen pengajar :

Ahmad Guntur Alfianto.S.Kep.,Ners.,M.Kep.

Disusun oleh :

Kelompok 3

1. Anita Yolandha (1608.14201.467)


2. Maria Imelda B. (1608.14201.497)
3. Kanisus Rahalus (1608.14201.489)
4. Merisa Aprilliana P. (1608.14201.502)
5. Saudah (1608.14201.513)
6. Yosinta Rangga B. (1608.14201.518)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN S1 ILMU


KEPERAWATAN WIDYAGAMA HUSADA MALANG
2018

ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK KEHILANGAN

1. Pengkajian
Data yang dapat dikumpulkan :
a. Merenungkan perasaan bersalah secara berlebihan
b. Menarik diri dan tidakmau berinteraksi dengan orang lain
c. Mengingkari kehilangan
d. Perasaan sedih dan menangis
e. Perasaan putus asa dan kesepian
f. Kesulitan mengekspresikan perasaaan
g. Konsentrasi menurun
h. Reaksi emosional yang lambat
i. Adanya perubahaan dalam kebiasaan
I. Identitas klien
Nama :
Umur :
Alamat :
Agama :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
II. Alasan masuk
Data primer : data yang didapatkan melalui klien secara
langsung
Data sekunder : data yang didapatkan melalui keluarga
ataupun orang terdekat
Keluhan utama saat pengkajian : kesimpulan dari data
primer dan sekunder
III. Riwayat penyakit sekarang
Faktor pencetus dari klien mengalami perubahan tersebut
IV. Riwayat penyakit dahulu
Faktor pendukung dari penyakit atau perubahan yang
dialami berasal dari faktor terdahulu seperti adanya
trauma, mengalami pengalaman yang tidak
menyenangkan seperti kehilangan dan sebagainya.
V. Konsep diri
Bagaimana seseorang tersebut melihat dirinya setelah
mengalami kehilangan tersebut.
VI. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik digunakan dalam pemeriksaan untuk
mengetahui bagaimana kehilangan mempengaruhi klien
secara fisik.
2. Diagnosa keperawatan
a. Isolasi sosial menarik diri berhubungan dengan harga diri
rendah
b. Harga diri rendah berhubungan dengan kehilangan dari
seseorang ataupun objek tertentu
c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan intoleransi
aktivitas dan mengurung diri
3. Intervensi
a. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri
rendah
Tujuan umum :
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan
perawat
2. Klien dapat memahami penyebab dari isolasi sosial
3. Klien menyadari aspek positif dan negatif dari dirinya
4. Klien dapat mengekspresikan perasaan dengan tepat, jujur
dan terbuka
5. Klien mampu mengontrol tingkah laku dan menunjukkan
perbaikan komunikasi dengan orang lain.
Tindakan keprawatan :
1. Membina hubungan saling percaya.
2. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial.
3. Berdiskusi dengan klien tentang keuntungan dan kerugian
berinteraksi dengan orang lain.
4. Mengajarkan klien cara berkenalan dengan orang lain.
5. Menganjurkan untuk latihan berbincang-bincang dengan
orang lain dalam kegiatan harian.
Strategi pelaksanaan 1 : membina hubungan saling percaya,
membantu klien mengenal penyebab isolasi sosial, membantu
klien mengenal keuntungan dan kerugian berhubungan dengan
orang lain, dan mengajarkan klien berkenalan.
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
“ Selamat pagi bu, perkenalkan saya perawat X saya
perawat jaga hari ini sampai siang nanti, dengan ibu
siapa ? senang dipanggil siapa ?”
b. Validasi
“ Bagaimana perasaan ibu hari ini ? “
c. Kontrak
“ senang bisa berkenalan dengan ibu, bagaimana jika kita
berbincang-bincang hari ini agar lebih saling mengenal.
Kurang lebih waktunya 15 menit, apakah ibu ingin
berbincang-bincang disini atau di taman ? “
d. Fase kerja
“ siapa saja yang tinggal di rumah bu ? dan apa yang
dirasakan selama berada disini ? apakah ibu merasa
sendirian ? apa yang menghambat ibu untuk berinteraksi
dengan orang lain ? ”
“ menurut ibu apa keuntungan dan kerugian jika tidak
berinteraksi dengan orang lain ? , bagaimana jika kita
praktekan bagaimana caranya berinteraksi dengan orang
lain mulai dari menyebutkan gterlebih dahulu ya bu ?
selanjutnya menayakan orang yang diajak berkenalan “. “
ayo di coba bu bagaimana cara untuk berinteraksi dengan
orang lain “
e. Fase terminasi
“ Bagaimana perasaan ibu setelah mempraktekan cara
berkenalan dengan baik ? “, “ jangan lupa untuk selalu
mencobanya sendiri ya bu meskipun tidak dengan saya “.
Besok kita bertemu lagi ya bu jam 10 siang untuk
mempraktekan kembali bagaimana cara berkenalan ,
bagaimana apakah ibu mau ? “ , “ jika begitu saya akhiri
dulu sampai jumpabesok, selamat siang “
Strategi pelaksanaan 2 : mengajarkan klien berinteraksi secara
bertahap dimulai dengan berkenalan dengan orang pertama
seorang perawat.
a. Orientasi
“ selamat pagi , bagaimana perasaan ibu hari ini ? , apakah
sudah dipraktekan bagaimana cara berkenalan sendiri ? “ “
hari ini saya akan mengajak ibu untuk mencoba berkenalan
dengan perawat , kurang lebih waktunya 10-15 menit mau
disini saja atau di taman ? “
b. Fase kerja
“ coba ibu praktekan seperti yang saya contohkan kemarin
dimulai dengan memperkenalkan nama dan sebagainya “
c. Fase terminasi
“ bagaimana perasaan ibu setelah berkenalan dengan perawat
? , dan sudah di praktekan dengan sangat bagus sekali ,
jangan lupa untuk selalu mempraktekan ya bu ? , untuk
pertemuannya saya akhiri dulu sampai disini besok kita
berjumpa lagi ya bu pukul 10 pagi. Selamat siang terimakasih “
Strategi pelaksanaan 3 : melatih klien berinteraksi secara
bertahap dengan berkenalan dengan orang kedua seorang pasien
a. Orientasi
“ selamat pagi bu bagimana kabarnya hari ini ? , hari ini kita
akan belajar untuk mempraktekan berkenalan kemrin sudah
belajar berkenalan dengan perawat hari ini kita belajar untuk
berkenalan dengan sesama klien jadi sebentar lagi teman
yang ada disini akan menghampiri ibu , apakah ibu ingin
ngobrol-ngobrol disini atau di taman ? “
b. Fase kerja
“ baik coba dipraktekan dengan pasien lain ya bu , sama
seperti yang kemarin yang dilakukan dengan perawat. Dimulai
dengan memperkenalkan diri dan menanyakan kepada pasien
yang diajak berbicara “
c. Fase terminasi
“ baik ibu sudah mempraktekan dengan berbincang dengan
pasien lain, tetap dipraktekan ya bu “. “ besok bisa bertemu
lagi di jam yang sama dan waktu yang sama ya bu untuk
membicarakan pengalaman yang sudah dilalui hingga kemarin

b. Harga diri rendah berhubungan dengan kehilangan dari
seseorang ataupun objek tertentu
Tujuan umum :
Klien dapat meningkatkan harga dirinya
Tujuan khusus :
1. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki.
2. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
3. Klien dapat memilih kemampuan yang dapat digunakan.
4. Klien mampu melakukan kegiatan sesuai kondisi dan
kemampuan yang dimilikinya.
Tindakan keperawatan :
1. Membina hubungan saling percaya
2. Membantu mengidentifikasi penyebab harga diri rendah
3. Mengajarkan klien berkegiatan untuk meningkatkan harga
dirinya
Strategi pelaksanaan 1 : mendiskusiakan kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki klien , membantu klien menilai kemampuan
yang masih dapat digunakan, melatih kemampuan yang dapat
dilakukan.
1. Fase orientasi
“ selamat pagi , perkenalkan perawat X .dengan ibu siapa dan
senang dipanggil siapa ? hari ini saya akan membantu ibu
dalam mengetahui penyebab harga diri rendah dan kegiatan
apa yang masih dilakukan ,kurang lebih waktunya 15 menit.
Ingin berbincang disini saja atau di taman ? “
2. Fase kerja
“ bu apa yang menyebabkan ibu menilai harga diri ibu
rendah ? apakah ada pengalaman yang tidak
menyenangkan ?. saya akan membantu untuk
mengidentifikasikan kegiatan apa yang dapat dilakukan dan
saya akan membantunya agar ibu terbiasa.” “ apakah ibu
senang melakukan kegiatan rumah tangga ? mari kita buat
jadwal untuk mengetahui kegiatan apa yang dapat dilakukan,
sekarang kita coba untuk melakukan cuci piring ya bu ?,
sebelumnya kita siapkan dulu alat-alat yang dibutuhkan seperti
sabun dan sponsnya. “
3. Fase terminasi
“ baik ibu sangat bagus dalam melakukan kegiatannya. untuk
kegiatan hari ini kita kahiri sampai disini, tetap dicoba untuk
melakukannya sendiri besok kita bertemu lagi disini di jam
yang sama pukul 9. Baik terimakasih sampai jumpa besok,
selamat siang”
Strategi pelaksanaan 2 : melatih klien melakukan kegiatan lain
yang sesuai kemampuan klien
1. Fase orientasi
“ selamat pagi, perkenalkan saya perawat X hari ini kita
bertemu lagi untuk latihan melakukan kegiatan yang lain yang
masih bisa dilakukan oleh ibu. Kurang lebih waktunya 15 menit
ya bu ? “
2. Fase kerja
“ ibu hari ini saya akan membantu untuk memilih kegiatan
yang lain yang dapat dilakukan , karena kemarin sudah
mencuci piring bagaimana jika kita mencoba untuk latihan
merapikan tempat tidur ?. sebelumnya saya akan
mencontohkan bagaimana caranya lalu bisa ibu praktekan
sendiri. “
3. Fase terminasi
“ baik latihan hari ini sangat baik, tetap dilatih dan dipraktekan
apa yang sudah kita pelajari hari ini dan kemarin, tetap
lakukan meskipun tidak ada saya dan ibu juga dapat mencoba
untuk melakukan kegiatan lain yang sesuai kemampuan ibu.
Mengkin pertemuan ini cukup sampai disini terimakasih untuk
kerjasamanya besok kita bertemu lagi di jam yang sama dan
di temapat yang sama jam 9 pagi , apakah masih ada yang
ingin ibu tanyakan ? “
c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan intoleransi
aktivitas dan mengurung diri
Tujuan umum :
Klien dapat menjaga kebersihan dirinya sendiri
Tujuan khusus :
1. Klien dapat mengidentifikasi penyebab defisit perawatan
diri
2. Klien dapat mengetahui aspek positif dan negatif tidak
merawat diri
3. Klien dapat merawat dirinya sendiri
Tindakan keperawatan
1. Membina hubungan saling percaya
2. Membantu mengidentifikasi penyebab defisit perawatan
diri
3. Mendiskusikan pentingnya merawat diri dan bagaimana
caranya
4. Melatih agar klien dapat melakukannya sendiri
Strategi pelaksanaan 1 : mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-
cara merawat diri dan melatih klien tentang cara-cara perawatan
kebersihan diri
1. Fase orientasi
“ selamat pagi, perkenalkan saya perawt X , dengan ibu siapa dan
lebih suka dipanggil siapa ?. saya perawat jaga hari ini sampai siang
nanti hari ini saya akan membantu ibu dalam mengidentifikasi
penyebab ibu tidak merawat diri karena saya lihat tadi ibu garuk-garuk
kepala, apakah gatal ? “ kita berbincang-bincang sebentar saja
kurang lebih 15 menit mau disini saja atau di taman ? “
2. Fase kerja
“ ibu berapa kali mandi dalam sehari ? , bagaimana jika kepalanya
gatal apa yang ibu lakukan ? dan apakah hari ini sudah mandi ?
bagaimana jika tidak merawat diri akan timbul gatal kan ? , gatal-gatal
ini tidak nyaman kan mengganggu aktivitas ya ? “ hari ini saya akan
membantu untuk cara merawat diri mari kita ke kamar mandi saya
akan mencontohkan terlebih dahulu lalu ibu bisa mencobanya sendiri.
Mulai dari menggosok gigi, cuci muka, keramas dan mandi. Setelah
itu pakai bajunya dan sisir rambutnya dengan baik ya bu “
3. Fase terminasi
“ bagaimana perasaanya setelah mandi dan mengganti pakaian ?,
coba sebutkan langkah-langkah apa saja yang dilakukan ketika mandi
?. coba ibu sebutkan apa saja keuntungan jika kita mandi ?. nah
jangan lupa untuk terus mempraktekannya sendiri ya bu meskipun
tidak ada saya. Besok kitabertemu lagi ya bu untuk latihan berdandan
besok akan saya ajarkan. Jadi besok bertemu di jam 9 di tempat yang
sama ya bu . sekian terimakasih selamat siang “
Strategi pelaksanaan 2 : melatih klien untuk berdandan
1. Fase orientasi
“ selamat pagi, bagaimana perasaan ibu hari ini ? apakah sudah
mandi ? jika sudah hari ini akan saya ajarkan bagaimana caranya
untuk berdandan. Apakah sudah membawa peralatan seperti bedak
dan lipstik ? mari kita duduk di dekat cermin .”
2. Fase kerja
“ baik untuk yang pertama mari kita gunakan bedak, bedak ini
berfungsi agar muka terlihat lebih segar dan tidak kusam ataupun
berminyak . jika sudah mari kita gunakan lipstik tipis-tipis saja agar
tidak terlihat pucat. Nah sekarang mari kita lihat dikaca, ibu terlihat
jadi lebih segar dan cantik. “
3. Fase terminasi
“ bagaimana perasaan ibu setelah belajar berdandan ? ibu terlihat
lebih segar dan cantik kan . ibu bisa melakukan dandan setiap selesai
mandi jadi jadwalnya ditambahkan setelah mandi berdandan. Ibu
bagus sekali melakukan kegiatannya untuk selanjutnya ibu bisa
melakukannya sendiri “ besok kita dapat bertemu lgi di jam 9 dan di
tempat yang sama. Selamat siang, terimakasih.”

DAFTAR PUSTAKA
Huda Amin. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Yogyakarta: Mediaction
Yogyakarta
Herdman Heather. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi &
Klasifikasi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai