Anda di halaman 1dari 10

Penelitian

STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM


KETERAMPILAN PRODUKTIF DI PKBM RAWASARI,
JAKARTA TIMUR

Puji Hadiyanti
Abstract

Community participation is very important to achieve the objectives of any training or learning process. This
qualitative research was conducted in the Center for Teavhing and Learning Activities (PKBM) in Rawasari, Jakarta,
aiming at discovering the strategy applied in the Center. Based on the data collected and analysed, this research finds out
notable progress achieved, but the the Center has not implemented wholistic strategy. Beside identifying some problems,
this research provides a set of recommendation related to improving the exisiting strategy to empower the community
through productive competence.

Keywords: Strategy, empowering, community, productive competence.

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.


PENDAHULUAN Sebagai contohnya adalah Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM). Kegiatan yang diselenggarakan
Latar Belakang Masalah oleh PKBM adalah Kejar Paket A, Kejar Paket B, dan
Kegiatan membangun masyarakat terkait erat Kejar Paket C yang tujuannya adalah untuk
dengan memberdayakan masyarakat. Memberdaya- menjembatani kebutuhan masyarakat yang tidak
kan masyarakat bertujuan memerangi kemiskinan, mampu bersekolah di jalur sekolah.
kesenjangan, dan mendorong masyarakat menjadi PKBM itu sendiri merupakan salah satu strategi
lebih aktif serta penuh inisiatif. Pemberdayaan perwujudan yang telah, sedang, dan akan terus dirintis
masyarakat sendiri merupakan upaya untuk dan dibumikan untuk menggali serta menumbuh-
memandirikan masyarakat melalui perwujudan kembangkan pendidikan berbasis kemasyarakatan
potensi kemampuan yang mereka miliki. Salah satu yang merupakan konsep dan aspek acuan kerja
pengembangan potensi manusia dapat diwujudkan Pendidikan Luar Sekolah (PLS). Selain kegiatan Kejar
melalui kegiatan pendidikan berbasis kemasyarakatan. Paket, PKBM juga melaksanakan program
Kegiatan ini menekankan pentingnya memahami pemberdayaan dalam bentuk keterampilan produktif
kebutuhan masyarakat dan cara pemecahan yang berorientasi pada kebutuhan sekarang, di
permasalahan oleh masyarakat dengan memperhati- antaranya adalah kursus yang diperuntukkan bagi
kan potensi yang ada di lingkungannya. kaum ibu, remaja putri, dan pemuda, seperti kursus
Pendidikan yang bertumpu pada masyarakat menjahit, sablon, montir, dan memasak. Semuanya itu
adalah pendidikan yang diselenggarakan masyarakat, bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan
berada di tengah masyarakat, mengandalkan produktivitas masyarakat sehingga mereka menjadi
kekuatan masyarakat, menjawab kebutuhan mandiri yang pada akhirnya meningkatkan taraf
masyarakat, dan pengelolaan pendidikan ada di hidup masyarakat.
tangan masyarakat. Pendidikan yang bertumpu pada Berdasarkan pemaparan di atas maka perlu
masyarakat mengarah pada pemandirian masyarakat dikembangkan sebuah strategi pemberdayaan
dalam mengelola pendidikannya. Semua badan, masyarakat yang nantinya akan membantu mereka
instansi atau organisasi dapat mengambil bagian di lebih berdaya. Hal ini dikarenakan selama ini belum
dalam pendidikan yang bertumpu pada masyarakat ditemukan hasil atau perubahan nyata sebagai
karena tujuannya adalah untuk memberdayakan dampak apakah program ini cukup efektif untuk
masyarakat secara keseluruhan, tidak mengadakan memberdayakan masyarakat. Keberhasilan program
pembedaan, serta mereka juga tidak mengendalikan tentu tidak terlepas dari strategi yang diterapkan
jalannya pendidikan karena pendidikan ini adalah dalam proses pelaksanaan program. Untuk
milik masyarakat. Dengan demikian, orientasinya mengetahui hal ini, diperlukan pengkajian untuk
adalah kebutuhan sekarang. Namun, tidak menutup menggambarkan proses tersebut. Dari penggambaran
kemungkinan untuk menyiapkan masyarakat proses pelaksanaan program dapat diketahui apakah

90 Perspektif Ilmu Pendidikan - Vol. 17 Th. IX April 2008


Strategi Pemberdayaan Masyarakat...

program tersebut telah sesuai dengan strategi dan jenis kelamin. Faktor-faktor yang saling terkait
pemberdayaan masyarakat. tersebut pada akhirnya membuat hubungan
Masalah Penelitian antarindividu, dengan dikotomi subjek (penguasa) dan
Strategi yang diterapkan oleh PKBM Rawasari objek yang dikuasai meliputi kaya-miskin, laki-laki-
dalam pemberdayaan masyarakat melalui program perempuan, guru-murid, pemerintah-warganya, serta
keterampilan produktif merupakan permasalahan antaragen pembangunan dan si miskin. Bentuk relasi
pokok dalam penelitian ini. Adapun secara rinci, sosial yang dicirikan dengan dikotomi subjek dan objek
permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut. tersebut merupakan relasi yang ingin “diperbaiki”
1. Apakah program-program yang ada di PKBM melalui proses pemberdayaan.
Rawasari wujud dari pemberdayaan? Pemberdayaan merupakan proses pematahan
2. Sejauh mana program-program yang ada di PKBM atau breakdown dari hubungan atau relasi antara subjek
Rawasari dapat memberdayakan masyarakat? dengan objek. Proses ini mementingkan adanya
3. Bagaimana program-program yang ada di PKBM “pengakuan” subjek akan “kemampuan” atau “daya”
Rawasari dapat terealisasi sehingga mencapai (power) yang dimiliki objek. Secara garis besar, proses
tujuan? ini melihat pentingnya mengalir daya (flow of power)
4. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh PKBM dari subjek ke objek dengan memberi kesempatan untuk
Rawasari dalam memberdayakan masyarakat? meningkatkan hidupnya dengan memakai sumber
yang ada. Pada akhirnya, “pengakuan” oleh subjek
KAJIAN TEORETIS terhadap kemampuan individu miskin untuk dapat
mewujudkan harapannya merupakan bukti bahwa
individu tersebut mempunyai daya. Mengalirnya daya
Konsep Strategi Pemberdayaan Masyarakat
ini dapat berwujud suatu upaya dari objek untuk
Strategi adalah cara untuk mengerahkan tenaga,
meningkatkan hidupnya dengan memakai daya yang
dana, daya, dan peralatan yang dimiliki guna
ada padanya serta dibantu juga dengan daya yang
mencapai tujuan yang ditetapkan. Arti pemberdayaan
dimiliki subjek.
masyarakat itu sendiri adalah suatu proses yang
Dalam pengertian yang lebih luas, mengalirnya
mengembangkan dan memperkuat kemampuan
daya ini merupakan upaya atau cita-cita untuk
masyarakat untuk terus terlibat dalam proses
mengintegrasikan masyarakat miskin ke dalam aspek
pembangunan yang berlangsung secara dinamis
kehidupan yang lebih luas. Hasil akhir dari proses
sehingga masyarakat dapat menyelesaikan masalah
pemberdayaan adalah beralihnya fungsi individu yang
yang dihadapi serta dapat mengambil keputusan
semula objek menjadi subjek (yang baru) sehingga
secara bebas (independent) dan mandiri (Sumaryo,
relasi sosial yang ada nantinya hanya dicirikan
1991). Hikmat (2001:12) menjelaskan ada beberapa
faktor internal yang menghambat pemberdayaan dengan relasi antarsubjek dengan subjek yang lain.
antara lain, kurang bisa untuk saling mempercayai, Dengan kata lain, proses pemberdayaan mengubah
kurang daya inovasi atau kreativitas, mudah pasrah pola relasi lama subjek-objek menjadi subjek-subjek.
atau menyerah atau putus asa, aspirasi dan cita-cita Hal ini merupakan prasyarat krusial dalam
rendah, tidak mampu menunda menikmati hasil kerja, mewujudkan makna pemberdayaan masyara-kat
wawasan waktu yang sempit, familisme, sangat secara utuh. Hubungan yang timpang atau yang
tergantung pada bantuan pemerintah, sangat terikat menghalalkan bentuk hubungan yang subordinat atau
pada tempat kediamannya dan tidak mampu atau tidak asimetris cenderung mengabadikan penindasan dan
bersedia menempatkan diri sebagai orang lain. kemiskinan. Peralihan fungsi objek menjadi subjek baru
Bagaimana memberdayakan masyarakat merupakan tantangan dalam segala macam
merupakan suatu masalah tersendiri yang berkaitan implementasi kebijakan. Masih banyak ditemukan
dengan hakikat dari power atau daya (mengandung kebijakan dengan dalih pemberdayaan dan membantu
pengertian “kemampuan”, “kekuatan” ataupun yang miskin tetapi masih menempatkan objek pada
“kekuasaan”) serta hubungan antarindividu atau posisinya semula. Artinya, ia tetap sebagai pihak yang
lapisan sosial yang lain. Pada dasarnya setiap “dikontrol dan dikuasai” oleh subjek.
individu dilahirkan dengan daya. Hanya saja kadar Seringkali, mengalirnya daya untuk mengalih-
daya itu berbeda antara satu individu dengan individu fungsikan individu miskin yang semula objek menjadi
yang lain. Kondisi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor subjek ini tidak dapat terwujud dengan baik. Kondisi
yang saling terkait (interlinking factors), seperti tersebut dapat memunculkan countervailing power dari
pengetahuan, kemampuan, status, harta, kedudukan, objek yang dipakai untuk “menantang” konfigurasi
Perspektif Ilmu Pendidikan - Vol. 17 Th. IX April 2008 91
Strategi Pemberdayaan Masyarakat...

daya (power) yang sudah mapan. Objek biasanya akan Pendekatan pemberdayaan yang demikian tentunya
dibantu oleh pihak luar yang berkepentingan sama, diharapkan memberikan peranan kepada individu
misalnya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). bukan sebagai objek, tetapi sebagai pelaku (aktor) yang
Proses tersebut juga berkaitan dengan penciptaan aset, menentukan hidup mereka dengan mengupayakan
yaitu menciptakan suatu dasar ekonomi minimum berbagai potensi yang dimilikinya.
untuk kelompok yang selama ini tersingkir. Asumsinya Proses pemberdayaan masyarakat bertitik tolak
dengan peningkatan taraf hidup melalui penciptaan untuk memandirikan masyarakat agar dapat
aset tersebut, lapisan miskin akan memiliki means to meningkatkan taraf hidupnya sendiri dengan
intervene yang lebih kuat di dalam proses menggunakan dan mengakses sumber daya setempat
pembangunan. sebaik mungkin. Sasaran utama pemberdayaan
Untuk merangsang lahirnya gerakan
masyarakat adalah masyarakat miskin. Dalam
masyarakat yang bermula pada komunitas lokal, ada
prosesnya perlu diperhatikan bahwa perempuan akan
sejumlah syarat yang terlebih dahulu harus dipenuhi.
terlibat secara aktif. Proses pemberdayaan masyarakat
Tiga syarat terpenting adalah sebagai berikut.
didampingi oleh suatu tim fasilitator yang bersifat
1. Restrukturisasi kelembagaan komunitas. Tatanan
multidisiplin. Tim pemberdayaan masyarakat
dasar yang mengatur kehidupan komunitas perlu
sebaiknya terdiri dari laki-laki dan perempuan. Peran
direorientasi dari pola feodalistis dan kolonial
utama tim pemberdayaan masyarakat adalah
(pemerintahan yang kuat dan paternalistik) ke pola
mendampingi masyarakat dalam melaksanakan
pemerintahan yang lebih profesional dan
proses pemberdayaan. Peran tim pemberdayaan
masyarakat yang dinamis. Tatanan baru perlu
masyarakat pada awal proses sangat aktif tetapi akan
menjamin kebebasan masyarakat berekspresi dan
berkurang selama proses berjalan sampai masyarakat
mengembangkan inisiatif lokal untuk memenuhi
sudah mampu melanjutkan kegiatannya secara
kebutuhan-kebutuhan asasinya. Masyarakat harus
mandiri. Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan
menjadi subjek dan penentu utama dari segala melalui beberapa tahapan sebagai berikut.
kegiatan pembangunan dalam arti yang 1. Tahap pertama seleksi lokasi
sesungguhnya. Seleksi wilayah dilakukan sesuai dengan
2. Meninjau kembali segala kebijakan yang kriteria yang disepakati oleh lembaga, pihak-pihak
memperlemah kebudayaan masyarakat dan terkait, dan masyarakat. Penetapan kriteria ini penting
menggantinya dengan kebijakan yang lebih agar tujuan lembaga dalam pemberdayaan masyarakat
memihak pada upaya peningkatan keberdayaan akan tercapai serta pemilihan lokasi dilakukan dengan
masyarakat desa untuk memperbaiki nasib sendiri. sangat baik.
3. Pada aras program, pendekatan top-down harus 2. Tahap kedua sosialisasi pemberdayaan masyarakat
segera diganti pendekatan bottom up, tercermin dari Sosialisasi pemberdayaan masyarakat adalah
mekanisme pengambilan keputusan dan suatu kegiatan yang sangat penting untuk
penyelenggaraan program. Istilah program menciptakan komunikasi serta dialog dengan
pengembangan masyarakat seharusnya tidak lagi masyarakat. Sosialisasi pemberdayaan masyarakat
berkonotasi program masuk desa melainkan pada masyarakat membantu untuk meningkatkan
program dari desa. Artinya, dalam segala kegiatan pengertian pada masyarakat dan pihak terkait tentang
pembangunan desa masyarakat desa itulah yang program. Proses sosialisasi sangat menentukan
menjadi subjek dan pelaku utama. Mulai dari ketertarikan masyarakat untuk berperan dan terlibat
penjajakan masalah dan kebutuhan, perencanaan, di dalam program.
pelaksanaan, pegawasan, evaluasi, sampai 3. Tahap ketiga proses pemberdayaan masyarakat
pemanfaatan hasil-hasilnya. Dalam keadaan Tahap ini terdiri dari kegiatan:
demikian, masyarakat akan menerima kegagalan a. kajian keadaan pedesaan partisipatif,
maupun keberhasilan program secara bertanggung b. pengembangan kelompok,
jawab. c. penyusunan rencana dan pelaksanaan
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kegiatan, serta
strategi pemberdayaan masyarakat adalah cara untuk d. monitoring dan evaluasi partisipatif.
mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki oleh Maksud pemberdayaan masyarakat adalah
masyarakat. Oleh karena itu, pendekatan meningkatkan kemampuan dan kemandirian
pemberdaya-an masyarakat adalah penekanan masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya
pentingnya masyarakat lokal yang mandiri sebagai (tujuan umum). Dalam proses tersebut masyarakat
suatu sistem yang mengorganisir diri mereka sendiri. bersama-sama:
92 Perspektif Ilmu Pendidikan - Vol. 17 Th. IX April 2008
Strategi Pemberdayaan Masyarakat...

a. mengidentifikasi dan mengkaji permasalahan, gedung baru dan gedung milik pribadi yang rela
potensinya serta peluangnya; diberikan untuk digunakan menjadi PKBM.
b. menyusun rencana kegiatan kelompok Pembentukan PKBM dilakukan dengan memperhati-
berdasarkan hasil kajian; kan sumber-sumber potensi yang terdapat pada daerah
c. menerapkan rencana kegiatan kelompok; dan yang bersangkutan, terutama jumlah kelompok
d. memantau proses dan hasil kegiatannya secara sasaran dan jenis usaha atau keterampilan yang secara
terus menerus [Monitoring dan Evaluasi ekonomi, sosial, dan budaya dapat dikembangkan
Partisipatif (M&EP)]. untuk meningkatkan kesejahteraan warga belajar
Dalam semua kegiatan, sering dimanfaatkan khususnya dan warga masyarakat sekitarnya pada
teknik dan alat visualisasi yang mendukung diskusi umumnya.
antara masyarakat dan memudahkan proses Program yang digulirkan tidak terbatas pada
pemberdayaan. Diharapkan bahwa melalui teknik- program dari instansi PLS, tetapi juga program dari
teknik tersebut, proses kajian, penyusunan rencana instansi lain yang oleh masyarakat dirasakan
kegiatan, penerapan, monitoring, dan evaluasi manfaatnya, seperti perkebunan, perindustrian,
dilakukan secara sistematis. Teknik-teknik kajian pertanian, perdagangan, kesehatan, keluarga
sering disebut Participatory Rural Appraisal (PRA). berencana, dan olahraga. Seluruh program belajar yang
Monitoring dan evaluasi merupakan suatu tahap yang ada di PKBM selalu terkait dengan mata pencaharian.
sangat penting dan bermaksud untuk memperbaiki Hal ini seperti yang tertuang dalam visi dan misi
proses secara terus menerus agar tujuan dapat PKBM, yaitu mewujudkan PKBM sebagai tempat
tercapai. Aspek-aspek yang dimonitor dan dievaluasi belajar utama dan pertama bagi masyarakat untuk
meliputi proses, pencapaian, dan dampak proses mencerdaskan kehidupannya melalui jalur PLS.
pemberdayaan. Adapun misi PKBM adalah memberikan pelayanan
4. Tahap keempat pemandirian masyarakat pendidikan dan mendidik warga masyarakat untuk
Proses pemberdayaan masyarakat merupakan memenuhi segala jenis pendidikannya melalui PLS.
PKBM memiliki fungsi utama dan pendukung.
suatu proses pembelajaran terus menerus bagi
Fungsi utama PKBM adalah sebagai wadah berbagai
masyarakat dengan tujuan kemandirian masyarakat
kegiatan belajar masyarakat untuk meningkatkan
dalam upaya-upaya peningkatan taraf hidupnya.
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
Artinya, bahwa peran tim pemberdayaan masyarakat
diperlukan untuk mengembangkan diri dan
akan pelan-pelan dikurangi dan akhirnya berhenti.
masyarakat. Fungsi pendukung PKBM adalah sebagai
Peran tim pemberdayaan kelompok sebagai fasilitator
pusat informasi bagi masyarakat sekitar dan
akan dipenuhi oleh pengurus kelompok atau pihak
pemerintah, pusat jaringan informasi dan kerja sama
lain yang dianggap mampu oleh masyarakat. Waktu bagi lembaga di luar masyarakat, sebagai tempat
yang diperlukan untuk pelaksanaan pemberdayaan koordinasi, konsultasi, komunikasi, dan sebagai
masyarakat tidak tentu. Pemberdayaan masyarakat tempat kegiatan penyebarluasan program dan
adalah suatu proses yang akan berjalan terus menerus. teknologi tepat guna.
Seringkali kegiatan memerlukan waktu dan tidak
Konsep Pelaksanaan Program Keterampilan
dapat dilakukan secara terburu-buru.
Produktif di PKBM
Konsep PKBM Program keterampilan produktif merupakan
PKBM adalah wadah dari berbagai kegiatan salah satu kegiatan pemberdayaan masyarakat yang
pembelajaran masyarakat yang diharapkan pada bertumpu pada pendidikan berbasis masyarakat.
pemberdayaan potensi untuk menggerakkan Dalam melaksanakan kegiatan pendidikan yang
pembangunan di bidang sosial, ekonomi, dan budaya. berbasis masyarakat, terdapat empat unsur di
PKBM merupakan tempat belajar yang dibentuk dari, dalamnya. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai
oleh, dan untuk masyarakat dalam rangka usaha berikut.
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, hobi, 1. Mementingkan warga belajar. Di sini ada beberapa
dan bakat warga masyarakat yang bertitik tolak dari penekanan, seperti pentingnya mendengar suara
kebermaknaan dan kebermanfaatan potensi sumber warga belajar, mengggunakan apa yang dikatakan
daya manusia dan sumber daya alam yang ada di warga belajar sebagai dasar untuk mengembang-
lingkungannya (Sihombing, 2000). Pelembagaan kan program belajar, dan mempercayai bahwa
PKBM dilaksanakan dengan memanfaatkan gedung- setiap orang punya kemampuan belajar karena
gedung SD, balai desa, puskesmas yang karena setiap warga belajar memiliki kekuatan,
berbagai hal tidak dimanfaatkan lagi, seperti adanya keterampilan, pengetahuan, serta pengalaman
Perspektif Ilmu Pendidikan - Vol. 17 Th. IX April 2008 93
Strategi Pemberdayaan Masyarakat...

2. Kesetaraan di antara warga belajar dan pembina tetapi bermanfaat bagi mereka dalam menghadapi
program. Unsur ini mendorong warga belajar agar realitas sosial dan masalah yang dihadapi mereka.
ikut aktif terlibat dalam kegiatan belajar dan 4. Membagi visi kepada masyarakat, harapan, dan
kegiatan kemasyarakatan. Perhatikan kebutuhan aspirasi penyelenggara merupakan investasi bagi
belajar masyarakat karena mereka sebenarnya tahu interaksi orang, masyarakat, dan kesejahteraan
apa yang mereka butuhkan. individu serta sosial.
3. Program dimulai dari perspektif yang kritis. 5. Mendefinisikan syarat-syarat dan batasan-batasan
Menggunakan pendekatan yang kritis menekankan situasi dengan sistem relasi antara pihak
pentingnya perbaikan kemampuan dasar penyelenggara program dan masyarakat sasaran
masyarakat, meningkatkan kemampuan yang program yang dibentuk.
sudah ada, dan partisipasi dalam setiap kegiatan. Aturan-aturan tersebut membentuk konteks bagi
4. Pembangunan masyarakat. Unsur ini menekankan ‘kontrak kerja’ yang mengikat masyarakat dan
bahwa program belajar harus berlokasi di lembaga. Batasan-batasan tersebut juga mampu
masyarakat, menjawab kebutuhan belajar menciptakan kondisi yang dapat membuat masyarakat
masyarakat, menciptakan rasa memiliki, dan pihak penyelenggara program pemberdayaan
dirancang, diputuskan, dan diatur oleh masyarakat masyarakat menjalankan fungsinya masing-masing.
sehingga mereka merupakan bagian dari yang lebih
besar. METODOLOGI PENELITIAN
Unsur-unsur tersebut akan dapat dicapai
dengan menempuh hal-hal berikut. Pendekatan metode yang digunakan adalah
1. Kegiatan belajar dilakukan dalam kelompok kecil deskriptif kualitatif. Hal ini dikarenakan masalah
atas dasar kesamaan minat. penelitian berkaitan erat dengan sifat unik dari realitas
2. Tutor atau narasumber secara berangsur-angsur sosial yang menyangkut pola pikir, cara pandang,
harus dapat menyerahkan tanggung jawab sikap, dan perilaku manusia. Objek penelitian adalah
kegiatan belajar kepada peserta. lembaga (PKBM) dalam menerapkan strategi
3. Sedapat mungkin, kepemimpinan diserahkan pemberdayaan terhadap warga belajar. Sumber data
kepada peserta atau warga belajar. penelitian ini adalah peserta program keterampilan
4. Pendamping berperan sebagai fasilitator. produktif berjumlah 40 orang dan pengelola PKBM
5. Semua keputusan harus dibuat secara mufakat di berjumlah empat orang, sedangkan instansi terkait
antara peserta atau warga belajar. dan tokoh masyarakat dalam penelitian ini sebagai
6. Kegiatan belajar senantiasa berdasarkan informan berjumlah tiga orang. Penelitian ini
pengalaman-pengalaman dan masalah-masalah bertempat di PKBM Rawasari Kecamatan Cempaka
yang dihadapi oleh peserta. Putih Jakarta Pusat pada bulan Agustus - September
7. Metode dan teknik yang digunakan sesuai dengan 2007.
kondisi warga belajar.
8. Bahan belajar diarahkan pada kebutuhan atau
kenyataan hidup sehari-hari peserta.
HASIL PENELITIAN
Schwartz dalam Suharto (2006) mengemuka- Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan Strategi
kan lima tugas yang dapat dilaksanakan oleh Pemberdayaan yang dilakukan oleh PKBM Rawasari
penyelenggara program pemberdayaan masyarakat Strategi adalah cara untuk mengerahkan tenaga,
sebagai berikut. dana, daya, dan peralatan yang dimiliki guna
1. Mencari persamaan mendasar antara persepsi mencapai tujuan yang ditetapkan. Strategi dalam
masyarakat mengenai kebutuhan mereka sendiri pemberdayaan masyarakat mempunyai beberapa
dan aspek-aspek tuntutan sosial yang dihadapi tahapan sehingga kegiatan tersebut dapat terealisasi
mereka. dengan baik. Tahapan-tahapan yang dimaksud
2. Mendeteksi dan menghadapi kesulitan-kesulitan adalah: (1) seleksi wilayah sasaran program, (2)
yang menghambat banyak orang dan membuat sosialisasi pemberdayaan masyarakat, (3) pelaksana-
frustasi usaha-usaha orang untuk mengidentifikasi an program pemberdayaan masyarakat, dan (4)
kepentingan mereka dan kepentingan orang-orang monitoring dan evaluasi penyelenggaraan program
yang berpengaruh terhadap mereka. pemberdayaan masyarakat.
3. Memberikan kontribusi data mengenai ide-ide, Untuk setiap tahapan dapat dijelaskan sebagai
fakta, nilai, konsep yang tidak dimiliki masyarakat, berikut.
94 Perspektif Ilmu Pendidikan - Vol. 17 Th. IX April 2008
Strategi Pemberdayaan Masyarakat...

1. Seleksi wilayah sasaran program atau tidak rawan konflik. Hal ini tercermin dari 35
Seleksi wilayah dilakukan sesuai dengan responden atau 87,5% yang menyatakan wilayah-
kriteria yang disepati oleh lembaga, pihak-pihak nya aman atau tidak rawan konflik. Sementara
terkait, dan masyarakat. Penetapan kriteria ini penting responden yang lain tidak sependapat yang berarti
agar tujuan lembaga dalam pemberdayaan masyarakat wilayahnya tidak aman atau rawan dari konflik
akan tercapai serta pemilihan lokasi dilakukan sebaik berjumlah lima responden atau 12,3%. Dapat di
mungkin. Dalam melakukan seleksi wilayah sasaran indikasikan keamanan merupakan aspek paling
program, penyelenggara melakukan identifikasi penting bagi keberlangsungan pelaksanaan
wilayah sasaran program. Aspek-aspeknya meliputi program-program pemberdayaan di masyarakat.
hal-hal berikut. d. Tidak ada kegiatan pemberdayaan lain
a. Adanya masyarakat yang hidup dalam kondisi Aspek lain dalam penyeleksian wilayah
kekurangan (marjinal) pemberdayaan adalah tidak adanya program
Peruntukan program-program pember- pemberdayaan lain. Penegasan frekuensi
dayaan masyarakat perlu satu analisis yang responden terhadap kenyataan tidak adanya
mendalam dalam arti prioritas pendistribusiannya program pemberdayaan lain sebanyak 30
harus diperhatikan. Masyarakat marjinal atau responden atau 75%. Sementara penegasan
masyarakat yang hidup dalam kondisi kekurangan responden dengan kenyataan adanya program
dapat memiliki akses untuk menerima program- pemberdayaan lain sebanyak sepuluh responden
program pemberdayaan dimaksud. Hasil dari atau 25%. Dapat diindikasikan tidak adanya
penelitian menunjukkan bahwa para warga belajar program pemberdayaan lain berarti minimnya
yang mengikuti kegiatan di PKBM sebanyak 29 program yang ada. Oleh karena itu, dengan adanya
peserta atau 72,5% merupakan ibu rumah tangga
program tersebut masyarakat lebih merasakan
yang dalam segi ekonomi telah mapan. Hal ini
manfaatnya dari berbagai segi aspek penentuan
dapat dilihat dari hasil wawancara yang
kelancaran program. Asumsi adanya program lain
menyatakan bahwa para suami peserta program
menjadikan tidak terkontrolnya progress terhadap
kebanyakan adalah pegawai negeri sipil dari
program-program pemberdayaan yang ber-
Pemda serta pegawai swasta. Fakta ini
langsung dan keberminatan terhadap program
mengindikasikan tidak selayaknya program-
pemberdayaan cenderung kurang.
program pemberdayaan diberikan terhadap
2. Sosialisasi program pemberdayaan masyarakat
masyarakat yang kurang membutuhkan. Artinya,
Sosialisasi program pemberdayaan masyarakat
program-program yang ada lebih tepat sasaran adalah suatu kegiatan yang sangat penting untuk
terhadap golongan masyarakat tertentu yang jelas-
menciptakan komunikasi serta dialog dengan
jelas berada dalam kondisi kekurangan.
masyarakat. Sosialisasi program pemberdayaan pada
b. Dukungan dari aparat terkait dan tokoh
masyarakat membantu untuk meningkatkan
masyarakat setempat
pengertian pada masyarakat dan pihak terkait tentang
Dukungan dari aparat terkait seperti
program. Proses sosialisasi sangat menentukan
kelurahan dan kecamatan (pemerintah)
ketertarikan masyarakat untuk berperan dan terlibat
merupakan hal yang sangat penting bagi
di dalam program-program pemberdayaan
penentuan lokasi program pemberdayaan. Dari
total 40 responden, 36 responden atau 90% masyarakat. Adapun mekanisme proses kegiatan
menyatakan mendapat dukungan dari aparat sosialisasi yang dilakukan sebagai berikut.
pemerintahan. Sementara itu, responden yang a. Pertemuan formal dengan tokoh masyarakat
menyatakan tidak mendapatkan dukungan dari dan aparat pemerintahan.
aparat pemerintahan sebanyak empat responden b. Kesepakatan terhadap wilayah sasaran
atau 10%. Dapat disimpulkan bahwa pentingnya program.
dukungan ini merupakan wujud kondisi yang c. Pertemuan formal dengan masyarakat.
dinamis, walau pemerintah hanya sebagai d. Pendekatan formal penyelenggara program
pengawas atau pemantau bagi keberlangsungan melalui kegiatan seperti kunjungan ke rumah
program-program pemberdayaan yang ada di dan diskusi kelompok.
masyarakat. e. Peran atau partisipasi masyarakat dalam proses
c. Daerah aman atau tidak rawan konflik sosialisasi.
Penentuan wilayah program-program Dari hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa
pemberdayaan mensyaratkan daerah yang aman 12 responden atau 30% menyatakan pertemuan formal
Perspektif Ilmu Pendidikan - Vol. 17 Th. IX April 2008 95
Strategi Pemberdayaan Masyarakat...

dengan tokoh masyarakat dan aparat pemerintahan antara pihak penyelenggara program dengan
telah dilakukan sedangkan sisanya 28 responden atau warga belajar.
70% menyatakan pertemuan formal antara tokoh b. Penyelenggara program senantiasa bergaul
masyarakat dan aparat tidak dilakukan. Dari hasil dengan masyarakat. Berdasarkan hasil
tersebut dapat dikatakan bahwa dalam tahap penelitian yang telah dilakukan ternyata
sosialisasi, pihak pengelola kurang memberikan mayoritas responden, yaitu 39 responden atau
kesempatan kepada masyarakat untuk memperoleh 97,5% menjawab tidak. Hal ini semakin
berbagai informasi tentang program pemberdayaan itu menunjukkan pergaulan yang kurang dari
sendiri, padahal dalam pertemuan formal ini pihak penyelenggara dengan masyarakat
masyarakat diberi kesempatan untuk menemukan sasaran program.
sendiri permasalahan dan prioritas kebutuhan melalui
3. Pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat
proses musyawarah atau kesepakatan yang menjadi
PKBM adalah lembaga yang berorientasi pada
pilihannya. Selain itu, dalam pertemuan tersebut
pendidikan masyarakat dalam arti sebagai wadah
dapat digali juga informasi-informasi yang ada di
masyarakat. berbagai kegiatan belajar masyarakat untuk
Peran atau partisipasi masyarakat dalam proses meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
sosialisasi terepresentasi oleh mayoritas responden yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan
dengan perolehan 33 responden atau 82,5%. Hal ini masyarakat. Sasaran dari peserta program di PKBM
menunjukkan peran atau partisipasi masyarakat adalah masyarakat umum yang membutuhkan
sangat antusias untuk terselenggaranya program- layanan pendidikan yang tersedia di PKBM dan yang
program pemberdayaan karena dengan adanya tidak dapat bersekolah di sekolah formal. Oleh karena
dukungan dari masyarakat sangat memungkinkan itu, dalam proses kegiatannya sangat berbeda dengan
terus bergulirnya program-program pemberdayaan. pendidikan formal, yaitu kegiatan yang pelaksanaan-
Terlebih lagi jika ada pendekatan informal nya berbasis pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan
penyelenggara program melalui kegiatan, seperti hal tersebut, berikut hasil penelitian dari beberapa
kunjungan ke rumah dan diskusi kelompok akan aspek yang digunakan dalam pelaksanaan program-
sangat memperlancar bergulirnya program di program di PKBM.
masyarakat namun hal tersebut belum dilakukan oleh a. Penyelenggara program menjelaskan tujuan
pihak penyelenggara. Berdasarkan hasil wawancara dasar program
dengan pihak penyelenggara, dikatakan bahwa proses Berdasarkan hasil penelitian yang telah
sosialisasi dilakukan dengan mencari informasi dari dilakukan, mayoritas responden sebanyak 35
ibu-ibu Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga responden atau 87,5% menyatakan penyelenggara
(PKK) sehingga hanya masyarakat tertentu yang program menjelaskan tujuan dasar program,
mendapatkan informasi adanya program-program sementara hanya lima responden atau 12,5% yang
pemberdayaan. menyatakan tidak. Dengan kondisi tersebut
Selain melakukan mekanisme proses sosialisasi mengindikasikan kelancaran dari program yang
yang dipaparkan di atas aspek-aspek yang penting digulirkan karena dengan adanya penjelasan dari
dalam melakukan proses sosialisasi antara lain pihak penyelenggara program masyarakat sasaran
sebagai berikut. mengetahui manfaat dari program-program
a. Mengenal penyelenggara program pem- tersebut. Dari hasil wawancara juga diungkapkan
berdayaan di PKBM Rawasasari berdasarkan bahwa para peserta program pemberdayaan akan
hasil penelitian, diketahui bahwa hampir senantiasa mengikuti program-program yang ada
sebagian responden tidak mengenal di PKBM.
penyelenggara program, hal ini dapat dilihat b. Kesesuaian program dengan kebutuhan
dari 40 responden hanya 13 responden atau masyarakat
32,5% yang mengenal penyelenggara Walaupun dalam proses sosialisasi pihak
program, sementara sebanyak 27 responden penyelenggara program dikatakan kurang
atau 67,5% tidak mengenal penyelenggara maksimal namun ternyata mayoritas responden,
program. Sangat dominannya responden sebanyak 33 responden atau 82,5%, menyatakan
yang tidak mengenal pihak penyelenggara bahwa program-program yang digulirkan telah
program menunjukkan sosialisasi yang sesuai dengan kebutuhan sedangkan responden
kurang dari pihak penyelenggara dan belum yang menyatakan ketidaksesuaian program dengan
terbentuknya hubungan yang harmonis kebutuhan dirinya hanya tujuh responden atau
96 Perspektif Ilmu Pendidikan - Vol. 17 Th. IX April 2008
Strategi Pemberdayaan Masyarakat...

17,5%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa berjalan mengetahui tingkat keberhasilan suatu program
maksimal atau tidaknya proses sosialisasi yang pemberdayaan maka perlu adanya evaluasi yang
dilakukan, masyarakat telah dapat menilai seperti dilakukan oleh penyelenggara program pemberdaya-
apakah program yang sesuai dengan kebutuhan an. Kegiatan evaluasi adalah kegiatan yang sangat
dirinya. penting dalam pelaksanaan program pemberdayaan
c. Adanya pembentukan kelompok masyarakat. Dengan adanya evaluasi maka akan
Kelancaran suatu program pemberdayaan diketahui sejauhmana efektivitas dan efisiensi
yang ada di masyarakat sasaran sangat ditentukan program pemberdayaan masyarakat dilakukan. Secara
oleh ada tidaknya kelompok dalam kegiatan umum dikenal dua tipe evaluasi, yaitu on going
tersebut karena keberadaan suatu kelompok evaluation atau evaluasi terus menerus dan ex post
membuat ikatan-ikatan, baik secara fisik maupun evaluation atau evaluasi akhir. Evaluasi berusaha
emosional. Di samping itu, dengan dibentuknya mengidentifikasi mengenai apa yang sebenarnya
kelompok-kelompok dalam peserta program terjadi pada pelaksanaan atau penerapan program.
Evaluasi bertujuan untuk:
pemberdayaan akan sangat mampu meningkatkan
a. mengidentifikasi tingkat pencapaian tujuan,
efektivitas pelaksanaan koordinasi dan
b. mengukur dampak langsung yang terjadi pada
sinkronisasi hal-hal yang penting terkait dengan
kelompok sasaran, dan
pelaksanaan program pemberdayaan. Dengan
c. mengetahui dan menganalisis konsekuensi-
adanya kelompok juga memungkinkan anggota
konsekuensi lain yang mungkin terjadi di luar
kelompok bekerja sama dengan anggota yang lain
rencana.
baik formal maupun informal untuk berbagi
Aspek-aspek yang dimonitor dan dievaluasi
pengetahuan dan pengalaman guna mencapai meliputi proses, pencapaian, dan dampak proses
tujuan bersama. Pembentukan kelompok juga pemberdayaan. Dari hasil penelitian menunjukkan
diperlukan dalam rangka meningkatkan pihak penyelenggara pemberdayaan masyarakat
kemandirian. Dari hasil penelitian hal ini telah senantiasa melakukan monitoring dan evaluasi. Hal
dilakukan terbukti dari 30 responden atau 75% ini dinyatakan oleh mayoritas responden sebanyak 37
yang menyatakan adanya pembentukan kelompok, responden atau 92,5%. Responden yang menyatakan
sementara sepuluh responden atau 25% tidak, hanya tiga orang atau 7,5%. Evaluasi yang
menyatakan tidak dibentuk kelompok. dilakukan berdasarkan hasil wawancara dan
d. Waktu kegiatan disesuaikan dengan peserta pengamatan adalah baru sebatas evaluasi terhadap
program pemberdayaan hasil pembelajaran, yakni dalam bentuk penilaian
Dari hasil penelitian yang dilakukan, hasil kegiatan yang dilakukan oleh peserta program
ditemukan 30 responden atau 75% menyatakan ada pemberdayaan. Misalnya, untuk kursus menjahit yang
kesepakatan waktu pelaksanaan program dinilai adalah apakah peserta telah mampu
pemberdayaan antara pihak penyelenggara dengan menghasilkan suatu produk. Demikian pula halnya
peserta program pemberdayaan. Adapun dengan kursus memasak dan kursus hantaran,
responden yang menyatakan tidak adanya evaluasi dilakukan hanya sebatas pada hasil kegiatan
kesepakatan waktu pelaksanaan program yang kemudian apabila peserta program
pemberdayaan yang memiliki hasil penilaian terbaik
pemberdayaan antara penyelenggara dengan
dapat mengikuti lomba-lomba yang diadakan oleh
peserta berjumlah sepuluh responden atau 25%.
instansi terkait seperti lomba antar PKBM yang selalu
Dapat disimpulkan bahwa adanya keterlibatan
diadakan setiap bulan Juni dan September. Kegiatan
yang aktif dari peserta program pemberdayaan
evaluasi seharusnya meliputi seluruh proses tahapan
masyarakat. Hal ini juga mengindikasikan adanya
dalam penyelenggaraan kegiatan pemberdayaan
proses pembelajaran kepada masyarakat agar
masyarakat serta dampak atau pengaruh dari
mereka dapat menemukan cara-cara pemecahan
pelaksanaan program pemberdayaan.
permasalahan dan kebutuhan dari diri mereka Bicara tentang pengaruh dari adanya program
sendiri sehingga kemungkinan berhentinya pemberdayaan di masyarakat, ternyata dari total 40
program pemberdayaan yang ada sangat kecil. responden, yaitu sebanyak 22 responden atau 55%,
4. Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan program menyatakan adanya pengaruh yang diperoleh setelah
pemberdayaan masyarakat mengikuti program pemberdayaan masyarakat di
Indikator keberhasilan suatu program PKBM. Pengaruh yang dimaksud adalah mereka
pemberdayaan adalah meningkatnya kualitas hidup memperoleh keterampilan yang dapat digunakan
dari peserta program pemberdayaan. Untuk untuk menambah penghasilan keluarga, seperti kursus
Perspektif Ilmu Pendidikan - Vol. 17 Th. IX April 2008 97
Strategi Pemberdayaan Masyarakat...

hantaran, yaitu keterampilan menghias barang program pemberdayaan, pihak penyelenggara dalam
bawaan untuk mempelai. Dari hasil wawancara, dapat hal ini PKBM Rawasari belum sepenuhnya melakukan
disimpulkan bahwa peserta program pemberdayaan pemberdayaan secara holistik. Walaupun demikian,
sangat merasakan sekali manfaat yang diperolehnya
kebermanfaatan dari program pemberdayaan yang
karena jenis keterampilan tersebut tidak banyak
ada sangat dirasakan oleh peserta program
memerlukan dana yang besar. Keterampilan ini hanya
pemberdayaan. Namun, dalam strategi yang
membutuhkan kreativitas dan kemauan yang besar
dari peserta program pemberdayaan, di samping dilaksanakan belum sepenuhnya mengacu pada
tentunya penyaluran dari pihak penyelenggara konsep-konsep pemberdayaan. Seperti dalam tahap
program pemberdayaan kepada pengguna jasa. sosialisasi yang dianggap kurang maksimal sehingga
Adanya penyaluran dari penyelenggara program pemberdayaan yang ada kurang mengena
program kepada pihak pengguna jasa dinyatakan oleh pada sasaran yang lebih membutuhkan. Pengaruh dari
sebanyak 14 responden atau 35%. Responden yang kurangnya sosialisasi kepada masyarakat, hubungan
menyatakan tidak adanya penyaluran dari pihak antara pihak penyelenggara dengan peserta program
penyelenggara program pemberdayaan kepada pemberdayaanpun kurang harmonis. Begitu pula
pengguna jasa sebanyak 26 orang atau 65%. Dari hasil
halnya dengan proses penentuan program
penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa dalam
pemberdayaan yang kurang melibatkan masyarakat.
melakukan program pemberdayaan, pihak
Program-program yang ada dibatasi oleh ketersediaan
penyelenggara belum sepenuhnya melaksanakan
pemberdayaan secara holistik yang memadukan dana yang ada. Di samping itu, tidak ada penyaluran
antara kegiatan-kegiatan dengan kebijakan sosial dari pihak penyelenggara program kepada pengguna
secara terintegrasi. Pemberdayaan masyarakat yang jasa.
demikian bukan saja kurang efektif, melainkan tidak Beberapa rekomendasi yang dapat disampaikan
berkelanjutan. Diibaratkan dengan analogi “ikan dan kepada para pengambil kebijakan terhadap
kail”, meskipun kelompok sasaran (target grup) diberi permasalahan yang ada di lapangan dan untuk
ikan dan kail sekaligus, mereka tidak akan berdaya mengoptimalkan program pemberdayaan masyarakat
jika seandainya kolam dan sungai yang ada diseputar adalah sebagai berikut.
mereka telah dikuasai oleh kelompok lain. Jika
1. Dalam melaksanakan program pemberdayaan
demikian, tujuan program pemberdayaan masyarakat,
masyarakat, sebaiknya peserta program merupakan
yaitu kemandirian peserta program pemberdayaan,
masyarakat yang memang benar-benar membutuh-
belum sepenuhnya terwujud.
kan. Masyarakat dilibatkan dalam proses
5. Pengaruh pelaksanaan program terhadap
perumusan program. Hal ini dikarenakan program
perubahan ekonomi masyarakat
yang didasari atas kebutuhan masyarakat akan
Dilihat dari kondisi ekonomi masyarakat
lebih mempengaruhi masyarakat untuk
terutama peserta program pemberdayaan di PKBM
Rawasari secara umum, tampaknya tidak ada bertanggung jawab terhadap program dan
perubahan secara signifikan terhadap peningkatan keberhasilannya.
kondisi ekonomi. Adapun pada tujuan dasar program 2. Hendaknya dilakukan proses sosialisasi secara
keterampilan produktif lebih mengarah pada masif sebelum pelaksanaan program pemberdaya-
peningkatan ekonomi keluarga. Berdasarkan hasil an.
penelitian, yang dilakukan dari 40 responden, hanya
sekitar 20% yang menyatakan ada perubahan pada
kondisi ekonomi mereka. Menurut mereka tidak DAFTAR PUSTAKA
adanya penyaluran kepada pengguna jasa diduga
merupakan salah satu penyebabnya. Padahal dengan Hikmat, H. (2001). Strategi pemberdayaan masyarakat.
menumbuhkembangkan kemitraan atau kerja sama Bandung: Humaniora Utama Press.
antara PKBM dengan dunia usaha merupakan salah Miles, M.B.A. & Huberman, M. (1992). Analisa data
satu implementasi dari visi dan misi PKBM. kualitatif, buku tentang metode-metode baru.
Jakarta: UI Press.
Moleong, L.J. (1996). Metodologi penelitian kualitatif.
KESIMPULAN Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sihombing, U. (2000). Pendidikan luar sekolah. Manajemen
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil strategi, konsep, kiat, dan pelaksana. Jakarta: PD
penelitian ini adalah bahwa dalam melaksanakan Mahkota.
98 Perspektif Ilmu Pendidikan - Vol. 17 Th. IX April 2008
Strategi Pemberdayaan Masyarakat...

Suharto, E. (2006). Pembangunan kesejahteraan sosial peningkatan mutu pengabdian pada


dalam pusaran desentralisasi dan good governance. masyarakat, di IAIN Raden Intan Bandar
Makalah disampaikan pada Semiloka Lampung, 26 November 2005.
Kompetensi Sumber Daya Manusia
Kesejahteraan Sosial di Era Desentralisasi dan
KETERANGAN PENULIS
Good Governance. Balai Besar Pendidikan dan
Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS), 21 Puji Hardiyanti, M.Sc dilahirkan di Jakarta, Oktober
Maret 2006, Banjarmasin. 1974. Saat ini aktif sebagai dosen PLS FIP UNJ. Artikel
Sumaryo. (1991). Implementasi Participatory Rural terbaru yang pernah ditulis adalah Esensi Penyuluhan
Appraisal (PRA) dalam pemberdayaan dalam Pendidikan Luar Sekolah dan Perspektif Vol 15
masyarakat. Disampaikan dalam pelatihan Tahun 2007 dengan judul Pembangunan Masyarakat
pengorganisasian masyarakat dalam rangka dalam Perspektif Penyuluhan.

Perspektif Ilmu Pendidikan - Vol. 17 Th. IX April 2008 99

Anda mungkin juga menyukai