Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Siswa SMK Melalui Mata Pelajaran


Produktif
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosio Antropologi Pendidikan

Disusun oleh:
Tri Handayani (15518244002)

Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika


Jurusan Pendidikan Teknik Elektro
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Siswa SMK Melalui Mata
Pelajaran Produktif” meskipun masih banyak kekurangan didalamnya.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


wawasan bagi mahasiswa maupun masyarakat luas untuk menumbuhkan jiwa
kewirausahaan. Penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
penulis memohon maaf atas segala kekurangan maupun kesalahan yang terdapat
dalam makalah ini. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
penyempurnaan makalah. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan
memberi bagi siapapun yang membacanya.

Yogyakarta, Desember 2016

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar…………………………………………………………………... i
Daftar Isi………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang…………………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………….. 1
C. Tujuan…………………………………………………………………………. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………. 3
A. Pengertian SMK………………………………………………………………. 3
B. Pengertian Mata Pelajaran Normatif, Adaptif, dan Produktif………………… 4
BAB III PEMBAHASAN………………………………………………………... 6
A. Pengertian Kewirausahaan………………………………………………….… 6
B. Asas, Tujuan, dan Manfaat Kewirausahaan……………………………….…. 8
C. Etika Kewirausahaan………………………………………………………….. 9
D. Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Siswa SMK
Melalui Mata Pelajaran Produktif…………………………………………… 10
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………. 13
A. Kesimpulan………………………………………………………………….. 13
Daftar Pustaka…………………………………………………………………... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jumlah pengangguran di Indonesia semakin tahun semakin
meningkat. Rendahnya keterampilan dan daya saing sumber daya manusia
menjadi salah satu penyebab meningkatnya jumlah pengangguran di
Indonesia. Di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), Indonesia harus segera
bersiap untuk berbenah diri menyiapkan sumber daya manusia yang mampu
bersaing dengan tenaga kerja dari negara lain dan meningkatkan
perekonomian mandiri.
Salah satu penyuplai tenaga kerja adalah Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK). Siswa SMK dididik dan dipersiapkan untuk siap diterjunkan
di dunia kerja sesuai dengan bidang keahlian yang dikuasai setelah lulus.
Mata pelajaran produktif merupakan sarana untuk membangun dan
meningkatkan keterampilan siswa SMK. Melalui mata pelajaran produktif
siswa diajarkan berbagai teori tentang program keahlian yang dipilih untuk
kemudian ditindaklanjuti dengan praktik secara langsung.
Siswa SMK merupakan sumber daya manusia yang diunggulkan
untuk mendukung peningkatan perekonomian negara. Selain disiapkan untuk
bisa bekerja di industri, siswa SMK juga memiliki pilihan untuk berwirausaha
setelah lulus dari SMK. Keinginan untuk berwirausaha seringkali muncul
ketika siswa SMK mendapatkan mata pelajaran produktif. Maka dari itu
penulis tertarik untuk membahas mengenai cara untuk menumbuhkan jiwa
kewirausahaan siswa SMK melalui mata pelajaran produktif.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan urai latar belakang di atas maka dapat disusun rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan kewirausahaan?
2. Apa sajakah asas, tujuan, dan manfaat kewirausahaan?
3. Bagaimanakah etika dalam kewirausahaan?

1
4. Bagaimanakah cara menumbuhkan jiwa kewirausahaan siswa SMK
melalui mata pelajaran produktif?
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, tujuan
dari penyusunan makalah ini dapat disusun sebagai berikut:
1. Mengetahui mengenai kewirausahaan.
2. Mengetahui asas, tujuan, dan manfaat dari kewirausahan.
3. Mengetahui etika dalam berwirausaha.
4. Mengetahui cara menumbuhkan jiwa kewirausahaan siswa SMK melalui
mata pelajaran produktif.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)


Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang
pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa
untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Pendidikan menengah kejuruan
mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta
mengembangkan sikap profesional. Sesuai dengan bentuknya, sekolah
menengah kejuruan menyelenggarakan program-program pendidikan yang
disesuaikan dengan jenis-jenis lapangan kerja (Peraturan Pemerintah Nomor
29 Tahun 1990).
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk
satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada
jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk
lain yang sederajat. Sekolah di jenjang pendidikan dan jenis kejuruan dapat
bernama Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan
(MAK), atau bentuk lain yang sederajat (Undang-undang Sisdiknas Nomor 20
Tahun 2003).
SMK memiliki banyak program keahlian yang dapat dipilih oleh calon
peserta didik SMK. Program keahlian yang dilaksanakan di SMK
menyesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja yang ada. Program keahlian pada
jenjang SMK juga menyesuaikan pada permintaan masyarakat dan pasar.
Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan
peserta didik terutama agar siap bekerja dalam bidang tertentu. Peserta didik
dapat memilih bidang keahlian yang diminati di SMK.
Kurikulum SMK dibuat agar peserta didik siap untuk langsung bekerja
di dunia kerja. Muatan kurikulum yang ada di SMK disusun sedemikian rupa
sesuai dengan kebutuhan dunia kerja yang ada. Hal ini dilakukan agar peserta
didik tidak mengalami kesulitan yang berarti ketika masuk di dunia kerja.

3
Masa studi di SMK sekitar tiga atau empat tahun, lulusan SMK
diharapkan mampu untuk bekerja sesuai dengan keahlian yang telah ditekuni.
Tujuan pendidikan menengah kejuruan menurut Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003, terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum
pendidikan menengah kejuruan adalah: (a) meningkatkan keimanan dan
ketakwaan peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi warga Negara yang berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab; (c)
mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan,
memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia; dan (d)
mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap
lingkungan hidup dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan
lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan
efisien.
Tujuan khusus pendidikan menengah kejuruan adalah sebagai berikut:
(a) menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja
mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada sebagai tenaga kerja tingkat
menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya;
(b) menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam
berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap
profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya; (c) membekali peserta
didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar mampu
mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri maupun melalui
jenjang pendidikan yang lebih tinggi; dan (d) membekali peserta didik dengan
kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.
B. Pengertian Mata Pelajaran Normatif, Adaptif, dan Produktif
Saat ini jenis keahlian di SMK mencapai 121 kompetensi keahlian
(Keputusan Dirjen Mandikdasmen, No. 251/C/Kep/MM/2008 tentang
Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan). Struktur kurikulum

4
membagi kelompok mata pelajaran ke dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu
kelompok adaptif, normatif, dan produktif.
Mata pelajaran adaptif berfungsi menyiapkan kemampuan dasar yang
memiliki daya transfer terhadap semua mata pelajaran keahlian. Sebagai
contoh Matematika, Fisika, Bahasa Inggris, Kimia, IPA, dan Kewirausahaan.
Kelompok mata pelajaran normatif menyiapkan para lulusan yang memiliki
kompetensi kepribadian sebagai manusia Indonesia yang pancasilais, seperti
mata pelajaran Agama, PKn, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani, Sejarah
Nasional dan Sejarah Umum. Kelompok mata pelajaran produktif
mempersiapkan peserta didik untuk memiliki keahlian yang handal dalam
lebih dari 121 kompetensi keahlian.
Setiap kompetensi keahlian produktif menuntut penguasaan konsep-
konsep yang relevan dengan bidang keahliannya disamping praktikum yang
intensif, untuk menjamin kompetensi lulusan yang kompetitif. Atas dasar ini
maka sangat berat jika seorang lulusan dituntut untuk menguasai dua bidang
keahlian produktif. Oleh karena itu maka kewenangan ganda yang
dimungkinkan dipersiapkan pada program penyiapan calon guru ini adalah
kewenangan dalam mengajar mata pelajaran produktif dan adaptif. Sebagai
contoh, calon guru dengan kewenangan mengajar dalam mata pelajaran
Elektro atau Matematika memiliki kewenangan mengajar adaptif dalam mata
pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI).

5
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kewirausahaan
Pengertian kewirausahaan secara umum adalah suatu proses dalam
mengerjakan sesuatu yang baru atau kreatif dan berbeda (inovatif) yang
bermanfaat dalam memberikan nilai lebih. Menurut Drs. Joko Untoro bahwa
kewirausahaan adalah suatu keberanian untuk melakukan upaya upaya
memenuhi kebutuhan hidup yang dilakukan oleh seseorang, atas dasar
kemampuan dengan cara manfaatkan segala potensi yang dimiliki untuk
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.
J.Leach Ronald Melicher pada buku yang berjudul Entrepreneurial
Finance menjelaskan bahwa kewirausahaan adalah sebuah proses dalam
merubah ide menjadi kesempatan komersil dan menciptakan nilai (harga)
“Process of changing ideas into commercial opportunities and creating value”.
Pengertian kewirausahaan dalam buku Entrepreneurship: Determinant and Policy
in European-Us Comparison, kewirausahaan adalah proses mempersepsikan,
menciptakan, dan mengejar peluang ekonomi “process of perceiving, creating,
and pursuing economic opportunities“. Akan tetapi dikatakan dalam buku
tersebut, bahwa proses dari kewirausahaan itu sendiri sulit untuk diukur.
Menurut Bapak Eddy Soeryanto Soegoto bahwa kewirausahaan
atau entrepreneurship adalah usaha kreatif yang dibangun berdasarkan inovasi
untuk menghasilkan sesuatu yang baru, memiliki nilai tambah, memberi manfaat,
menciptakan lapangan kerja dan hasilnya berguna bagi orang lain.
Pengertian kewirausahaan menurut Ahmad Sanusi (1994) kewirausahaan
adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya,
tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis. Pengertian
kewirausahaan menurut bapak Soeharto Prawiro (1997) adalah suatu nilai yang
dibutuhkan untuk memulai usaha dan mengembangkan usaha. Pengertian

6
kewirausahaan menurut Drucker (1959) bahwa kewirausahaan adalah
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Pengertian kewirausahaan menurut Zimmerer (1996) adalah suatu proses
penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan
menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha. Pengertian
kewirausahaan menurut Siswanto Sudomo (1989) Kewirausahaan atau
entrepreneurship adalah segala sesuatu yang penting mengenai seorang
wirausaha, yakni orang yang memiliki sifat bekerja keras dan berkorban,
memusatkan segala daya dan berani mengambil risiko untuk mewujudkan
gagasannya.
Berikut ini merupakan ciri- ciri Wirausaha:
1. Memiliki keberanian mempunyai daya kreasi
Seorang wirausaha haruslah memiliki keberanian dalam
memiliki daya kreasi atau tidak takut untuk bermimpi dan
merencanakan. Segala ketakutan akan sia sia dalam bermimpi dan
berencana haruslah dihilangkan. Setidaknya harus diingat STOP (Stop
“berhenti, Think “berpikir”, Observation “Observasi” dan Plan
“rencana”) apabila terjadi hal hal yang membuat ide tersebut tertunda.
2. Berani mengambil risiko
Seseorang dikatakan wirausaha apabila memiliki sifat berani
mengambil risiko, hal ini tentu saja harus sejalan dengan perencanaan
yang sebelumnya telah dilakukan serta pengamatan yang dilakukannya
terhadap ide yang dimilikinya.
3. Memiliki semangat dan kemauan keras
Seorang dapat dikatakan wirausaha selain berani mengambil
risiko haruslah memiliki semangat dan kemauan yang keras untuk
sukses.

7
4. Memiliki analisis yang tepat
Seseorang dapat dikatakan wirausaha apabila memiliki
pengetahuan yang tepat untuk membuat analisis yang tepat, diusahakan
mendekati 100 % benar.
5. Tidak konsumtif
Konsumtif adalah penyakit untuk masa sekarang. Seorang
wirausaha haruslah tidak konsumtif atau setidaknya, konsumsinya jauh
lebih sedikit dari penghasilannya.
6. Memiliki jiwa pemimpin
Jiwa pemimpin harus dimiliki seorang wirausaha. Dengan ini,
mereka mampu mengembangkan usaha mereka menjadi lebih maju.
7. Berorientasi pada masa depan
Apabila anda seorang wirausaha yang inovatif dan kreatif dan
memiliki ciri ciri wirausaha yang lain maka anda akan memiliki
kemampuan untuk berorientasi pada masa depan.
B. Asas, Tujuan, dan Manfaat Kewirausahaan
1. Asas Kewirausahaan
 Kemampuan untuk berkarya dalam kebersamaan berlandaskan etika bisnis
yang sehat.
 Kemauan bekerja secara tekun, teliti, dan produktif.
 Kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan secara
sistematis termasuk keberanian mengambil resiko bisnis.
 Kemampuan berkarya dengan semangat kemandirian.
 Kemampuan berpikir dan bertindak kreatif dan inovatif.
2. Tujuan Kewirausahaan
 Meningkatkan jumlah para wirausaha yang berkualitas.
 Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk
menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
 Membudayakan semangat sikap, perilaku, dan kemampuan kewirausahaan
di kalangan masyarakat yang mampu, handal, dan unggul.
 Menumbuhkembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang
tangguh dan kuat terhadap masyarakat.

8
3. Manfaat Kewirausahaan
 Sebagai generator pembangunan lingkungan, pribadi, distribusi,
pemeliharaan lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat. Menjadi contoh
bagi masyarakat sebagai pribadi yang unggul dan patut diteladani.
 Dapat memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial sesuai
dengan kemampuannya.
 Menambah daya tampung tenaga kerja sehingga dapat mengurangi
pengangguran.
 Dapat mendidik masyarakat hidup efisien dan tidak boros.
C. Etika Dalam Kewirausahaan
Etika wirausaha adalah prinsip-prinsip atau pandangan-pandangan dalam
kegiatan bidang wirausaha dengan segala persoalannya untuk mencapai suatu
tujuan serta melaksakan nilai-nilai yang bermanfaat meningkatkan kehidupan
usaha sehari –hari. Etika wirausaha meliputi beberapa aspek berikut.
1.Wirausaha adalah tugas mulia dan kebiasaan baik, artinya wirausaha bertugas
mewujudkan suatu kenyataan hidup berdasarkan suatu kebiasaan yang baik di
dalam berwirausaha.
2.Menempa pikiran untuk maju, artinya wirausaha melatih membiasakan diri
untuk berprakasa baik, bertanggung jawab, dan percaya diri untuk dapat
mengerjakan kebaikan, dan meningkatkan daya saing, serta daya juang untuk
mempertahankan hidup dari prinsip- prinsp berwirausaha.
3.Kebiasaan membentuk watak, artinya wirausaha berdaya upaya untuk
membiasakan diri berpikir, bersikap mental untuk berbuat maju, berpikir
terbuka secara baik, bersih, dan teliti.
4.Membersihkan diri dari kebiasaan berpikir negatif, artinya wirausaha harus
berusaha dan berdaya upaya meninggalkan dan membersihkan diri dari
kebiasaan cara berpikir, sikap mental yang tidak baik, seperti menyakiti orang
lain dan menjauhkan diri dari sikap selalu menggantungkan pada kemujuran
nasib.

9
5.Kebiasaan berprakarsa, artinya seorang wirausaha harus membiasakan diri
untuk mengembangkan dalam berprakarsa dalam kegiatan pengelolaan usaha
sehingga dapat memberikan saran-saran yang baik dan menolong kepada
dirinya sendiri.
6.Kepercayaan kepada diri sendiri, artinya seorang wirausaha harus percaya
kepada diri sendiri, yaitu memiliki keyakinan dan beriman kepada Tuhan Yang
Maha Esa, serta dapat meningkatkan nilai-nilai kehidupan di dalam
berwirausaha.
7.Membersihkan hambatan buatan sendiri, artinya seorang wirausaha harus
berusaha membebaskan diri dari hambatan-hambatan adanya produk buatan
sendiri. Seorang wirausaha jangan memiliki pikiran ragu – ragu, merasa takut,
dan merasa rendah diri terhadap hasil produk buatan sendiri.
8.Memiliki keinginan, daya upaya, dan perencanaan, artinya seorang wirausaha
harus memilliki kemauan, serta daya upaya untuk mengetahui kemampuan
dalam hidupnya, cara merencanakan dalam mengejar cita-cita dan
mengembangkan usahanya yang berhasil berdasarkan prinsip-prinsip
kewirausahaan.
D. Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Siswa SMK Melalui Mata Pelajaran
Produktif
Mata pelajaran produktif merupakan mata pelajaran dimana siswa
mendapatkan pembelajaran mengenai materi program keahlian kejuruan. Mata
pelajaran kejuruan memberikan peluang kepada siswa untuk mengembangkan
keterampilan dan pengetahuannya. Melalui pembelajaran produktif ini siswa
dikenalkan untuk bekerja pada keahlian masing-masing.
Siswa SMK tidak hanya disiapkan untuk menjadi pekerja, namun juga
disiapkan untuk bisa berwirausaha setelah lulus nanti. Salah satu cara untuk
menyiapkan siswa menjadi wirausaha adalah melalui pembelajaran
kewirausahaan dan mata pelajaran produktif. Melalui mata pelajaran produktif
siswa dikenalkan untuk memperdalam kemampuan dan keterampilan. Siswa

10
dapat memilih dan memilah keterampilan mana yang cocok untuk
berwirausaha. Hal tersebut didukung dengan diberikannya mata pelajaran
kewirausahaan.
Berikut ini merupakan contoh cara menumbuhkan jiwa kewirausahaan
siswa SMK melalui mata pelajaran produktif:
1. Siswa jurusan program keahlian teknik pemanfaatan tenaga listrik
mendapatkan mata pelajaran produktif untuk mata diklat perbaikan dan
perawatan peralatan rumah tangga. Mata diklat tersebut memberikan
pembelajaran kepada siswa mengenai cara merawat dan memperbaiki
peralatan rumah tangga. Siswa diberikan tugas untuk mencari kosumen yang
bersedia untuk menggunakan jasa perbaikan peralatan rumah tangganya.
Siswa dibebaskan untuk mencari konsumen mulai dari lingkup internal
sekolah maupun dari eksternal sekolah. Setelah siswa mendapatkan konsumen
maka siswa memiliki tanggung jawab untuk memperbaiki peralatan yang
rusak dan menentukan harga yang harus ditanggung oleh konsumen. Melalui
mata pelajaran ini siswa diajarkan untuk merintis suatu usaha jasa pelayanan
perbaikan alat rumah tangga. Siswa mulai dikenalkan untuk berwirausaha.
Kebanyakan siswa SMK ini akan tertarik untuk berwirausaha bermodalkan
keahlian dan keterampilan perbaikan peralatan alat rumah tangga yang
menjanjikan ini. Siswa secara tidak langsung diajarkan untuk bisa
memanfaatkan keterampilan yang dimiliki untuk berwirausaha. Hal tersebut
didukung dengan mata pelajaran kewirausahaan untuk persiapan maupun
mengelola suatu usaha dalam kewirausahaan.
2. Siswa jurusan multimedia memiliki keahlian dalam biang desain dan
penggunaan berbagai media. Siswa pada jurusan multimedia mendapatkan
mata pelajaran desain produk. Mereka mendapatkan tugas untuk mencari
konsumen yang bersedia menggunakan jasa desain produk. Desain produk
yang dimaksud meliputi pembuatan kalender, kartu ucapan, kartu nama, kartu
undangan, desain kemasan produk, dan lain-lain. Setelah mendapatkan
konsumen maka siswa harus menyelesaikan barang yang dipesan oleh

11
3. konsumen dan menentukan sendiri harga jasa maupun produk yang mereka
buat sesuai permintaan konsumen. Hal ini didukung pula dengan mata
pelajaran kewirausahaan yang diberikan kepada siswa. Melalui mata pelajaran
ini siswa diajarkan untuk merintis usaha di bidang percetakan dan souvenir.
Kebanyakan siswa memilih untuk memutuskan berwirausaha setelah
mendapatkan inspirasi berwirausaha dengan memanfaatkan keahlian dan
keterampilan yang dimiliki.
Beberapa contoh di atas telah memberikan gambaran bagaimana
menumbuhkan jiwa kewirausahaan siswa SMK melalui mata pelajaran produktif.
Pertama-tama siswa diajarkan materi mata pelajaran produktif dan kemudian
diminta untuk mempraktikannya secara langsung. Siswa disadarkan akan
keahlian dan keterampilan yang dimiliki. Kemudian siswa ditumbuhkan jiwa
kewirausahaan melalui tugas yang mengharuskan siswa berhadapan langsung
dengan konsumen. Melalui kegiatan tersebut siswa akan secara otomatis belajar
memanfaatkan keahlian untuk berwirausaha dan mengelola usahanya sendiri.
Kegiatan ini tentu saja didukung dengan adanya mata pelajaran kewirausahaan
untuk mengimbanginya. Kebanyakan siswa justru tertarik dan memutuskan
berwirausaha daripada menjadi seorang pekerja setelah lulus. Bahkan tidak
jarang sebagian besar dari mereka sudah mulai berwirausaha meskipun mereka
belum lulus.

12
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kewirausahaan dapat dibangun sejak dini. Maju atau tidaknya suatu
negara dapat dilihat dari jumlah wirausaha yang dimiliki suatu negara. Maka dari
itu penting bagi bangsa Indonesia untuk meningkatkan jumlah wirausaha. SMK
merupakan sarana yang tepat untuk mendukung pemerintah dalam meningkatkan
jumlah wirausaha.
SMK memiliki sumber daya manusia dengan mental yang lebih siap
untuk terjun di dunia kerja termasuk untuk berwirausaha. Salah satu cara untuk
menumbuhkan jiwa kewirausahaan siswa SMK yaitu dengan memberikan tugas
kepada siswa untuk memanfaatkan keahlian yang dimiliki secara nyata. Siswa
diajarkan untuk berhadapan langsung dengan konsumen serta merintis usahanya
didukung dengan mata pelajaran kewirausahaan. Peran guru produktif disini
sangat penting dalam mengarahkan siswa memulai berwirausaha.

13
DAFTAR PUSTAKA

Srie Sulastri, Atty. 2008. Kewirausahaan: Etika Berwirausaha. Bandung:


Grafindo Media Pratama.
Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto. 2009. Entrepreneurship: Menjadi Pebisnis
ulung. Jakarta: Kompas Gramedia.
K. Untung. 2012. Sekolah Menengah Kejuruan. Yogyakrta: eprints.uny.ac.id.
http://hariannetral.com/2015/06/pengertian-kewirausahaan-dan-wirausaha-
serta-ciri-dan-tujuannya.html. diakses pada 17 Desember 2016.

14

Anda mungkin juga menyukai