Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH SURAT KETETAPAN PAJAK DAN TINDAKAN PENAGIHAN AKTIF

TERHADAP PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN


(Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang UtaraTahun 2005-2013)

Kukuh Putranda Juniardi


Siti Ragil Handayani
Devi Farah Azizah
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
kukuhputranda@gmail.com

ABSTRACT
The goals of study is to determining the effect of tax assessments (letter) and billing action active to
disbursement of corporate income tax arrears (Studies in Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara at
2005-2013). The type of research use in this study is explanatory research quantitative-approachly. This study
used secondary data from documentation collecting techniques. In analyzing the data, this study applied
classical assumption test and multiple linier regression. The results of the study, tax assessment and active
billing simultaneously significant effect to total disbursement of arrears of corporate income tax. Partially
active billing variables have no significant effect on the amountof the disbursement of corporate income tax,
variable tax decree has a significant effect on the amount of the disbursement of arrears corporate income.

Key words : tax, tax liability, tax assessment (letter), income tax

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Surat Ketetapan Pajak dan Tindakan Penagihan Aktif
terhadap Pencairan Tunggakan Pajak Penghasilan Badan (Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Malang Utara). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian explanatory
(explanatory research) dengan pendekatan kuantitatif. Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder
dengan menggunakan teknik pengumpulan data dokumentasi. Analisis data menggunakan uji asumsi klasik
dan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan surat ketetapan pajak dan
penagihan aktif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap jumlah pencairan tunggakan Pajak Penghasilan
Badan. Secara parsial atau sendiri variabel penagihan aktif memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap
jumlah pencairan Pajak Penghasilan Badan dan variabel surat ketetapan pajak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap jumlah pencairan tunggakan Pajak Penghasilan Badan.

Kata kunci : Pajak, Utang pajak, Surat Ketetapan Pajak, Pajak Penghasilan
sumber dana yang berasal dari pinjaman luar
negeri.
PENDAHULUAN Pajak adalah iuran wajib yang dipungut oleh
Pajak berperan penting dalam pemerintah dari masyarakat (Wajib Pajak) yang
pembiayaan pembangunan suatu negara, bersifat memaksa untuk membiayai pengeluaran
karena pajak merupakan salah satu sumber rutin negara dan biaya pembangunan, dengan tidak
penerimaan negara dari dalam negeri yang mendapatkan imbalan secara langsung. Sistem
paling utama. Selain itu pajak juga berperan pemungutan pajak yang berlaku di Indonesia
dalam peningkatan kemakmuran dan berdasarkan peraturan perundangundangan
kesejahteraan masyarakat. Hal ini diharapkan perpajakan menuntut Wajib pajak untuk turut aktif
dapat mengurangi ketergantungan terhadap dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya.
Sistem pemungutan yang berlaku adalah Self

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 17 No. 1 Desember 2014| 1 administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id


Assestment System, dimana segala pemenuhan untuk melakukan penelitian pada KPP Pratama
kewajiban perpajakan dilakukan sepenuhnya oleh Malang Utara.
Wajib Pajak, akan tetapi dengan sistem tersebut Kementrian Keuangan mempunyai instansi
tidak menutup kemungkinan terjadinya yang bertugas untuk menangani penerimaan negara
pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh di bidang pajak yaitu Kantor Pelayanan Pajak
Wajib Pajak. Pratama Malang Utara yang bernaung di bawah
Penerimaan pajak di Kantor Pelayanan pengendalian Direktorat Jenderal Pajak Wilayah
Malang Utara memiliki potensi yang baik, dari Jawa Timur III. Pada awalnya Kantor Pelayanan
kurang lebih 2 juta Wajib Pajak terdaftar hanya 26% Pajak Pratama Malang Utara hanya melayani
yang melakukan kewajiban perpajakan sehingga pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan, tetapi saat
memungkinkan terdapatnya Wajib Pajak badan di ini telah melayani pembayaran segala jenis pajak
Kota Malang yang tidak melaporkan SPT tepat bagi Wajib Pajak yang terdaftar di wilayah KPP
waktu, atau tidak melaporkan SPT sama sekali, Pratama Malang utara.
sehingga terjadi tunggakan, berikut ini data Terdapat 26% wajib pajak dari total kurang
tunggakan Wajib Pajak yang terdaftar di KPP lebih 2 juta wajib pajak yang terdaftar di Kantor
Pratama Malang Utara periode 2011-2013: Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara yang
melakukan kewajibannya untuk membayar pajak,
Tabel 1. Jumlah Tunggakan Pajak Penghasilan sehingga ada kemungkinan Wajib Pajak Badan di
Wajib Pajak pada KPP Pratama Malang Kota Malang yang tidak melaporkan SPTnya atau
Utara 2011-2013 melaporkan SPT tidak tepat waktu.Penyampaian
Selisih SPT oleh wajib pajak merupakan hal yang penting,
Jumlah utang Selisih dalam
Tahun dalam
pajak rupiah karena SPT merupakan sarana pertanggung
persen
2011 Rp 313.196.731 Rp 78.312.966 56,93 %
jawaban sekaligus pelaporan wajib pajak untuk
2012 Rp 134.883.765 menghitung, memperhitungkan, membayar dan
Rp 115.543.346 85,66 % melaporkan sendiri kewajiban perpajakannya.
2013 Rp 19.339.819
Sumber : Seksi Penagihan KPP Pratama Malang Utara Aktifitas tersebut tidak menggantungkan kepada
adanya surat ketetapan pajak, jadi para fiskus tidak
Tabel 1 menjelaskan bahwa pada tahun 2011 perlu menerbitkan surat ketetapan pajak kepada
dan 2012 julah tunggakan pajak masih tergolong wajib pajak yang melaporkan SPTnya. Penerbitan
cukup tinggi, jika dibandingkan dengan tahun 2013, suatu surat ketetapan pajak hanya terbatas kepada
pada tahun 2011 jumlah tunggakan Pajak wajib pajak tertentu yang disebabkan oleh
Penghasilan Badan mengalami penurunan dari Rp. ketidakbenaran dalam pengisian SPT atau karena
313.196.731 menjadi Rp. 134.883.765, tetapi ditemukannya data fiskal yang tidak dilaporkan
penurunan jumlah tunggakan pajak Penghasilan oleh wajib pajak.
Badan yang signifikan terjadi pada tahun 2013 yang Apabila Wajib Pajak mendapatkan Surat Ketetapan
mengalami penurunan sebesar 85,66% dari Pajak, Wajib Pajak mempunyai kesempatan untuk
Rp.134.883.765 menjadi Rp. 19.339.819, besarnya membayar utang pajak tersebut selama 1 bulan/ 2
penurunan jumlah tunggakan Pajak Penghasilan bulan sejak tanggal diterbitkan keputusan tersebut.
Badan tersebut berarti pencairan tunggakan Pajak Jika Wajib Pajak tidak membayar utang pajak
Penghasilan Badan cukup tinggi, hal itu tersebut, maka Dirjen Pajak akan melakukan
dikarenakan para Wajib Pajak Badan sadar akan Tindakan Penagihan Aktif.
kewajiban perpajakannya. Masih tingginya jumlah Berdasarkan latar belakang di atas, maka
tunggakan Pajak Pengasilan Badan yang terdapat masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
pada tahun 2013, Kantor Pelayanan Pajak Pratama berikut: Apakah variabel Surat Ketetapan Pajak dan
Malang Utara masih berpotensi untuk mendapatkan Penagihan Aktif berpengaruh secara parsial
penerimaan pajak yang cukup tinggi dari tunggakan terhadap Pencairan Tunggakan Pajak Penghasilan
yang masih tertagih tersebut, dengan cara Badan? Apakah variabel Surat Ketetapan Pajak dan
melakukan tindakan penagihan aktif maupun pasif. Penagihan Aktif berpengaruh secara simultan
Besarnya tunggakan yang terjadi pada Pajak terhadap Pencairan Tunggakan Pajak Penghasilan
Penghasilan tersebut membuat peneliti tertarik Badan.Variabel manakah yang memiliki pengaruh
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 17 No. 1 Desember 2014| 2 administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
dominan tterhadap pencairan tunggakan Pajak Utang Pajak
Penghasilan Badan. Menurut Kurniawan (2006:1) pengertian utang
Bedasarkan rumusan masalah di atas, adapun pajak adalah sejumlah pajak berupa sanksi
tujuan dari penelitian ini adalah: Mengetahui administrasi bunga, denda, atau kenaikan yang
pengaruh Surat Ketetapan Pajak dan Tindakan masih jadi kewajiban wajib pajak untuk
Penagihan Aktif secara simultan terhadap Pencairan membayarnya yang tercantum dalam surat
Tunggakan Pajak Penghasilan Badan. Mengetahui ketetapan pajak atau surat sejenisnya berdasarkan
pengaruh Surat Ketetapan Pajak dan Tindakan ketentuan umum dan tatacara perpajakan.
Penagihan Aktif secara parsial terhadap Pencairan Menurut Mardiasmo (2008:8):
Tunggakan Pajak Penghasilan Badan. Mengetahui “utang pajak timbul sesuai dengan ajaran formal
variabel yang memiliki pengaruh dominan terhadap maupun material, yakni sebagai berikut : a. menurut
pencairan tunggakan Pajak Penghasilan Badan. ajaran material wajib pajak berkewajiban
membayar pajaknya tidak bergantung pada surat
KAJIAN PUSTAKA Pajak ketetapan pajak. sebagai contoh, pembayaran pajak
Ada beberapa definisi yang dijadikan acuan, penghasilan pasal 25 / angsuran bulanan oleh wajib
tetapi dalam hal ini penulis hanya mengambil pajak, pelunasan bea perolehan hak atas tanah dan
beberapa pengertian yang cukup mewakili pembangunan (bphtb) melalui surat setoran bphtb.
unsurunsur yang terkandung dalam pajak. b. menurut ajaran formal
Resmi (2012 : 1): dierktorat jenderal pajak mengeluarkan tagihan
“pajak adalah iuran wajib yang dipungut oleh pajak kepada wajib pajak yang belum
pemerintah dari masyarakat (wajib pajak) yang melakukan kewajiban perpajakannya berupa
bersifat memaksa untuk membiayai pengeluaran surat tagihan pajak (stp), surat ketetapan pajak
rutin negara dan biaya pembangunan, dengan tidak kurang bayar (skpkb), surat ketetapan pajak
mendapatkan imbalan secara langsung”. kurang bayar tambahan (skppkb), surat
keputusan pembetulan, surat keputusan
Pajak Penghasilan Mulyono keberatan, putusanbanding yang mengakibatkan
(2011:1): pajak yang harus dibayar bertambah.”
“pajak penghasilan adalah pajak yang masih harus Utang pajak akan berakhir atau dihapus jika
dibayar atas berbagai jenis penghasilan, yang sudah disebabkan oleh hal-hal berikut :
ditetapkan oleh dierktorat jenedral pajak. wajib 1) Adanya Pembayaran Oleh Wajib Pajak
pajak dikenai pajak atas penghasilan yang Maksud dari pembayaran adalah dibayar dan
diterimanya selama 1 (satu) tahun pajak”. dilunasi oleh wajib pajak dengan uang dalam
bentuk rupiah di tempat membayar pajak
Ketetapan Pajak yang telah ditetapkan oleh undangundang
Menurut undang-undang pajak nomor 28 tahun seperti di kantor pos dan giro, bank swasta
2007 tentang ketentuan umum dan tata cara persepsi yang telah ditunjuk, dan dengan
perpajakan: menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP).
“surat ketetapan pajak hanya dikeluarkan kepada 2) Adanya Kompensasi Pembayaran Pajak
wajib pajak oleh direktorat jenderal pajak karena Kompensasi pembayaran yaitu pelunasan
kesalahan dalam mengisi spt (surat pemberitahuan) utang pajak yang dilakukan melalui proses
atau adanya data yang belum diberitahukan oleh pemindahan buku, karena wajib pajak
wajib pajak. ada beberapa macan surat ketetapan mempunyai kelebihan pembayaran pajak.
pajak yang dikeluarkan oleh direktorat jenderal Kompensasi hanya dapat dilakukan terhadap
pajak yaitu meliputi surat ketetapan pajak kurang utang dengan jenis pajak yang sama, tetapi
bayar, surat tagihan pajak , surat ketetapan pajak Tahun pajaknya berbeda, atau bisa dilakukan
nihil ,dan surat ketetapan pajak lebih bayar, surat atas jenis pajak lainnya.
ketetapan pajak kurang bayar tambahan.”
Penagihan Pajak
Undang-undang pajak nomor 19 tahun 2007 tentang
penagihan pajak dengan surat paksa :
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 17 No. 1 Desember 2014| 3 administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
“penagihan pajak adalah tindakan yang dilakukan Penghasilan Badan.
oleh fiskus terhadap wajib pajak yang belum 2. Diduga Surat Ketetapan Pajak dan Tindakan
melakukan kewajiban perpajakannya agar Penagihan Aktif berpengaruh secara parsial
membayar biaya pajak yang masih menjadi Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak
tanggungan wajib pajak dengan cara memberikan Penghasilan Badan.
surat teguran atau memperingatkan, melaksanakan 3. Diduga Surat Ketetapan pajak mempunyai
penagihan aktif maupun pasif dan sekaligus pengaruh dominan terhadap pencairan
memberitahukan surat paksa, mengusulkan Tunggakan Pajak Penghasilan Badan.
penagihan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan
penyanderaan, menjual barang yang telah disita”.
Tindakan penagihan pajak merupakan METODE
kelanjutan pelaksanaan tugas dari mata rantai Penelitian ini menggunakan metode
sebelumnya sejak dimulainya pemeriksaan atau penelitian kuantitatif dengan pendekatan
penelitian, penetapan, dan penerbitan penetapan. explanatory (explanatory research), Singarimbun
Jenis tindakan penagihan yang dilakukan oleh (2008:3):
fiskus terhadap wajib pajak dan/atau penanggung “penelitian explanatory adalah penelitian yang
pajak dapat dilakukan dengan dua cara berikut: a. menyoroti hubungan antara variabel-variabel
Penagihan aktif penelitian dan menguji hipotesis yang telah
Penagihan aktif merupakan penagihan yang dirumuskan sebelumnya”.
dilakukan oleh fiskus setelah tanggal jatuh Sumber data yang digunakan dalam
tempo pembayaran dari Surat Tagihan Pajak penelitian ini adalah data sekunder dan teknik
(STP), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
(SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar ini adalah dokumentasi jumlah pencairan tunggakan
Tambahan (SKPKBT) atau sejenisnya, pajak, jumlah surat penagihan aktif dan jumlah surat
Keputusan pembetulan, Keputusan keberatan, ketetapan pajak yang tercatat di Kantor Pelayanan
Keputusan banding yang mengakibatkan jumlah Pajak Pratama Malang Utara. Data yang digunakan
pajak yang kurang dibayar tidak dilunasi oleh terbagi dalam data triwulan mulai Januari 2005
wajib pajak sehingga diterbitkan Surat Teguran, sampai dengan Desember 2013.
Surat Paksa, Surat Perintah melakukan
penyitaan hingga pelaksanaan penjualan barang Analisis Data
yang disita melalui lelang barang milik 1. Analisis Regresi Berganda
penanggung pajak. Menurut Sugiyono (2009:210) analisis regresi
b. Penagihan pasif berganda digunakan untuk menjelaskan
Penagihan pasif merupakan penagihan yang mengenai pengaruh antar variabel bebas secara
dilakukan oleh fiskus sebelum tanggal jatuh bersamaan dengan salah satu variabel terikatnya.
tempo pembayaran dengan cara menghimbau Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah
dari tanggal Surat Ketetapan Pajak Kurang sebagai berikut:
Bayar (SKPKB) diterbitkan sampai dengan jatuh Y= b1X1+ b2X2 + µ Dimana:
tempo, antara lain dengan: menghubungi wajib Y = Jumlah pencairan tunggakan Pajak
pajak melalui telepon, mengundang wajib pajak Penghasilan Badan b1-b2 = Koefisien
untuk memperoleh kejelasan penyelesaian utang regresi untuk masingmasing variabel
pajaknya, mengirimkan surat pemberitahuan dan X1 = Surat ketetapan pajak X2
himbauan pelunasan utang pajak kepada wajib = Tindakan Penagihan Aktif µ
pajak, meminta kepada wajib pajak agar secara = Error Term
sukarela menyerahkan harta kekayaannya untuk 2. Pengujian Hipotesis
pelunasan pajak. a. Uji Statistik F atau Uji Simultan Uji statistik F
menurut Kuncoro (2009:239) pada dasarnya
Perumusan Hipotesis menunjukkan semua variabel bebas yang
1. Diduga Surat Ketetapan Pajak dan Tindakan dimasukkan dalam model mempunyai
Penagihan Aktif berpengaruh secara simultan pengaruh secara besama-sama terhadap
Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak variabel
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 17 No. 1 Desember 2014| terikat.
4 administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Adapun langkah-langkah dari variabel Artinya kualitas penetapan pajak dan
independen terhadap variabel dependen yaitu tindakan penagihan aktif berpengaruh
sebagai berikut : secara parsial terhadap pencairan
1) Menentukan Null Hipothesis (H0) tunggakan pajak penghasilan badan.
H0 : β1 = β2 = 0 2) Menentukan Level of Significance (α)
Artinya kualitas penetapan pajak dan tindakan = 5%
penagihan aktif tidak berpengaruh 3) Membandingkan Thitung dan Ttabel
secara simultan terhadap pencairan H0 diterima apabila Thitung≤ Ttabel atau
tunggakan Pajak jika probabilitas Thitung > α, dan
Penghasilan Badan. H0 H0ditolak apabila Thitung>Ttabel atau jika
: β 1 ≠ β2 ≠ 0 probabilitas Thitung ≤ α.
Artinya kualitas penetapan pajak dan Jika angka signifikan Uji t lebih kecil
tindakan penagihan aktif berpengaruh dari tingkat signifikan α, maka H0
secara simultan terhadap pencairan ditolak, hal tersebut menunjukan bahwa
tunggakan pajak penghasilan badan. dengan tingkat signifikansi α tertentu
2) Menentukan Level of Significance (α) = secara statistik variabel independen
5% secara parsial memberikan pengaruh
3) Menentukan nilai F dengan yang signifikan terhadap variabel
menggunakan program SPSS for dependen.
Windows.
4) Membandingkan Fhitung dan Ftabel
H0 diterima apabila Fhitung≤ Ftabel atau 3. Koefisien Determinasi
jika probabilitas Fhitung > α, dan H0 Ghozali (2009:83) menyatakan koefisien
ditolak apabila Fhitung>tabel atau jika determinasi berfungsi untuk mengukur seberapa
probabilitas Fhitung ≤ α. jauh kemampuan variabel independen dalam
Signifikan atau tidaknya uji F dapat mempengaruhi variasi variabel dependen. Nilai
dilihat dari angka signifikan uji F lebih koefisien determinasi antara 0 sampai dengan 1.
kecil dari tingkat signifikan α, maka H0 Nilai Adujsted R Square yang kecil berarti
ditolak. Hal tersebut menunjukan kemampuan variabel-variabel independen dalam
bahwa dengan tingkat signifikan α menjelaskan variabel dependen sangat terbatas,
tertentu secara statistik variabel sebaliknya jika Adujsted R Square mendekati 1
independen secara simultan berarti variabel-variabel independen
berpengaruh terhadap variabel memberikan hampir seluruh informasi yang
dependen. dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen. Untuk data runtun waktu (time series)
biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi
b. Uji Statistik t atau Uji Parsial yang tinggi.
Menurut Kuncoro (2009:238) Uji
statistik t berfungsi untuk menunjukkan HASIL DAN PEMBAHASAN
seberapa jauh pengaruh variabel penjelas 1. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
secara individual dalam menerangkan variasi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
variabel terikat. Langkah-langkah uji t pengaruh jumlah Surat Ketetapan Pajak (X1),
sebagai berikut : jumlah Surat Penagihan Aktif (X2), terhadap jumlah
1) Menentukan Null Hypothesis (H0) pencairan tunggakan Pajak Penghasilan Badan (Y).
H0 : β1 = β2 = 0 Hasil perhitungan SPSS 22 menunjukkan
Artinya kualitas penetapan pajak dan persamaan regresi variabel jumlah surat ketetapan
tindakan penagihan aktif tidak pajak dan surat penagihan aktif yang diterima dan
berpengaruh secara parsial terhadap jumlah pencairan tunggakan Pajak Penghasilan
pencairan tunggakan pajak penghasilan Badan yang diterima. Persamaan regresi yang
badan. H0 : β1 ≠ β2 ≠ 0 digunakan yaitu sebagai berikut : Y = 0,460 X1 –
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 17 No. 1 Desember 2014| 5 administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
0,183 X2 + µ. Penjelasan dari persamaan di atas
adalah sebagai berikut: b. Uji statistik t atau Uji Parsial
1) b1 = 0,460 berdasarkan dari hasil perhitungan Uji statistik t atau uji parsial dilakukan untuk
SPSS 22 menunjukkan variabel jumlah Surat menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
Ketetapan Pajak dapat diketahui bahwa beta X1 bebas secara individual dalam menerangkan
menunjukkan hasil sebesar 0,460, hasil tersebut variabel terikat (Kuncoro, 2009:238). Uji statistik t
menunjukkan bahwa variabel Surat Ketetapan dilakukan dengan membandingkan besarnya angka
Pajak (SKP) mempunyai hubungan yang searah thitung dengan ttabel. Berdasarkan tabel hasil uji t
dengan Pencairan tunggakan Pajak Penghasilan diperoleh hasil sebagai berikut:
Badan. Hal ini berarti setiap terjadi kenaikan 1) Variabel X1 yaitu jumlah Surat Ketetapan Pajak
Surat Ketetapan Pajak sebesar satu satuan, mka memiliki nilai thitung sebesar 3,028 dan nilai ttabel
variabel Pencairan Tunggakan Pajak (α = 5%; 2,5% (uji 2 sisi); df = 33) sebesar
Penghasilan Badan (Y) akan mengalami 2,035,dimana nilai thitung(3,028) lebih besar
kenaikan sebesar 46 satuan dengan asumsi dibanding ttabel (2,035) atau nilai Sig (0,005)
bahwa variabel bebas yang lain dari model lebih kecil dari 0,05 yang berarti variabel
regresi bersifat konstan. jumlah Surat Ketetapan Pajak dan Penagihan
2) b2 = -0,183 berdasarkan dari hasil perhitungan Aktif secara simultan memiliki pengaruh
SPSS 22 menunjukkan variabel jumlah Surat signifikan terhadap jumlah pencairan tunggakan
penagihan aktif dapat diketahui bahwa beta X2 Pajak Penghasilan Badan.
menunjukkan hasil sebesar -0,183, hasil a. Pengujian Hipotesis kedua
tersebut menunjukkan bahwa jumlah surat Uji hipotesis kedua menyatakan bahwa
Penagihan Aktif mempunyai hubungan yang Surat Ketetapan Pajak dan Penagihan Aktif
berlawanan arah dengan jumlah Pencairan secara parsial memiliki pengaruh terhadap
Tunggakan Pajak Penghasilan Badan. Hal ini Pencairan Tungggakan Pajak.Pengujian
mengindikasikan bahwa setiap terjadi kenaikan hipotesis kedua ini dilakukan dengan
Surat Penagihan Aktif sebesar satu satuan, maka membandingkan besarnya angka thitung dengan
variabel pencairan tunggakan Pajak ttabel maupun dengan melihat koefisien sig.
Penghasilan Badan (Y) akan mengalami 1) Variabel Surat Ketetapan Pajak
penurunan sebesar 18,3 satuan dengan asumsi Hipotesis kedua menyebutkan bahwa
bahwa variabel bebas yang lain dari model variabel jumlah Surat Penagihan Aktif
regresi adalah konstan. memiliki pengaruh yangtidak signifikan
terhadap jumlah pencairan tunggakan Pajak
2. Hasil Uji Statistik Penghasilan Badan. Variabel jumlah Surat
a. Uji Statistik F atau Uji Simultan Menurut Ketetapan Pajak memiliki nilai thitung sebesar
Kuncoro (2009 : 239) : 3,028 dan nilai ttabel (α = 0,05; df =
“uji f atau uji simultan yang digunakan dalam 33) sebesar 2,035 sehingga nilai
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui thitung(3,028) lebih besar dibanding ttabel
seberapa besar variabel independen dalam model (2,035) atau nilai Sig (0,005) < 0,05.
regresi memiliki pengaruh secara bersama-sama Pengujian ini menunjukkan bahwa secara
atau simultan dengan variabel dependen”. parsial variabel jumlah Surat Ketetapan
Berdasarkan hasil penghitungan SPSS Pajak memiliki pengaruh yang signifikan
diperoleh hasil dari nilai Fhitung sebesar 5,170, terhadap jumlah pencairan tunggakan Pajak
sedangkan hasil dari nilai Ftabel (α = 0,05; df1 = 2; Penghasilan Badan.
df2 = 33) sebesar 3,27. Dari hasil tersebut dapat Hubungan surat ketetapan pajak searah
disimpulkan bahwa nilai dari Fhitung > Ftabel = 5.170 dengan pencairan tunggakan pajak. Hal ini
> 3.27, atau nilai signifikansi (Sig) sebesar 0,011 memberikan makna bahwa surat ketetapan
lebih kecil dari 0,05 hal ini berarti bahwa variabel pajak merupakan faktor yang menentukan
jumlah Surat Ketetapan Pajak dan Penagihan besar kecilnya pencairan tunggakan pajak.
Aktifmemiliki pengaruh yang signifikan secara 2) Variabel Penagihan Aktif Variabel jumlah
simultan terhadap jumlah pencairan tunggakan Surat Penagihan Aktif memiliki nilai thitung
Pajak Penghasilan Badan.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 17 No. 1 Desember sebesar
2014| -1,204 dan nilai ttabel (α = 0,05; df =
6 administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
33) sebesar 2,035 sehingga nilai thitung(-
1,204) lebih kecil dibanding ttabel (2,035) atau Saran
nilai Sig (0,237) > 0,05. Pengujian ini 1. Diharapkan peneliti berikutnya dapat
menunjukkan bahwa secara parsial variabel menambah variabel independen maupun
jumlah Surat Penagihan Aktif memiliki dependen dan memperluas sampel penelitian
pengaruh yang tidak signifikan terhadap dengan menambahkan wajib pajak pribadi
jumlah pencairan tunggakan Pajak sebagai obyek penelitian, sehingga nilai
Penghasilan Badan.Hasil ini memberikan Adjusted R Square dapat ditingkatkan karena
arti bahwa penagihan aktif memiliki pada penelitian ini Adjusted R Square bernilai
pengaruh yang kecil terhadap pencairan kecil, yaitu sebesar 0.192 yang berarti hanya
tunggakan Pajak Penghasilan Badan. 19,2% jumlah pencairan tunggakan pajak dapat
Hubungan negatif antara jumlah surat dijelaskan oleh surat ketetapan pajak dan
penagihan aktif dengan pencairan tunggakan penagihan aktif, sedangkan sisanya 80.8%
pajak dikarenakan wajib pajak badan tidak dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
memandang bunga yang diberikan oleh disebutkan dalam penelitian ini.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang 2. Lebih mengintenfsifkan lagi kinerja fiskus
Utara apabila tidak membayar utang dalam melakukan tindakan penagihan aktif
pajaknya sama sekali maupun tidak melalui tahapan-tahapan, prosedur-prosedur,
membayar utang pajaknya secara tepat dan pedoman penagihan pajak yang telah
waktu, hal ini dikarenakan bunga yang ditetapkan, karena semakin intensif tindakan
diberikan dianggap terlalu kecil oleh wajib penagihan aktif semakin besar pencairan
pajak badan sehingga mereka lebih memilih tunggakan pajak, sebaliknya semakin tidak
menunda membayar pajak yang terutang. intensif tindakan penagihan aktif maka semakin
rendah pula pencairan tunggakan pajak.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 3. Direktorat Jenderal Pajak melalui Kantor
1. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara harus
jumlah Surat Ketetapan Pajak yang dikeluarkan meningkatkan upaya peningkatan pencairan
oleh KPP Pratama Malang Utara mempunyai tunggakan Pajak Penghasilan Badan dengan
pengaruh terhadap jumlah pencairan cara meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak
tunggakan Pajak Penghasilan Badan. Hal ini Badan dengan cara melakukan sosialisasi
dikarenakan Surat Ketetapan pajak merupakan mengenai manfaat pajak, pentingnya pajak bagi
salah satu cara untuk mencairkan tunggakan pembangunan, tata cara pembayaran atau
Pajak Penghasilan Badan yang terutang. penyetoran pajak, sosisalisasi cara pengisian
2. Dari hasil uji parsial diketahui bahwa tindakan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa dan Tahunan,
Penagihan Aktif mempengaruhi jumlah serta sosialisai peraturan perpajakan baru.
pencairan tunggakan Pajak Penghasilan Badan. 4. Aparat pajak harus tegas dalam menyikapi
Apabila tindakan penagihan aktif dilakukan tunggakan pajak yang terjadi akibat kelalaian
secara tepat, maka akan menyebabkan jumlah wajib pajak akan kewajibannya dalam
pencairan tunggakan pajak semakin besar. membayar pajak.
Namun sebaliknya, jika tindakan pengihan aktif
tidak dilakukan dengan tepat, maka akan DAFTAR PUSTAKA
menyebabkan jumlah tunggakan pajak yang Diana, Anastasia. 2004. Perpajakan Indonesia.
dicairkan akan semakin kecil. Jogjakarta: Andi Offset.
3. Berdasarkan hasil analisis regresi linier
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariat
berganda variabel surat ketetapan pajak
dengan Program SPSS. Edisi Ketiga.
memiliki nilai beta yang lebih besar daripada
Semarang: Universitas Diponegoro.
tindakan penagihan aktif, hal ini
mengindikasikan bahwa surat ketetapan pajak Hadi, Moelyo.2003. Dasar-dasar Penagihan Pajak
merupakan variabel dominan untuk dengan Surat Paksa oleh Juru Sita Pajak
mempengaruhi pencairan tunggakan Pajak Pusat dan Daerah. Cetakan Keempat,
Penghasilan Badan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 17 No. 1 Desember 2014| 7 administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset Untuk Pajak Lebih Bayar (SKPLB) dan Surat
Bisnis dan Ekonom. Jakarta: Erlangga. Ketetapan Pajak Nihil (SKPN).
Kurniawan, Panca dan Bagus Pamungkas. 2006.
Penagihan Pajak. Malang: Bayu Media.
Mardiasmo. 2006. Perpajakan, Edisi Revisi.
Yogyakarta: Andi Offset.
Mulyono. 2011. Perpajakan, Edisi Revisi. Jakarta:
Salemba Empat.
Siti Resmi. 2012. Perpajakan. Jakarta: Salemba
Empat.
Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi.Metode
Penelitian Survai. 2008. Jakarta:LP3ES.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Edisi Ketujuh. Bandung: Alfabeta.
Sutedi, Adrian. 2011. Hukum Pajak. Jakarta: Sinar
Grafika.
Suandy, Erly. 2011. Hukum Pajak. Jakarta:
Salemba Empat.
Tjahyono, Ahmadan Hussein, M. Fakhri. 2005.
Perpajakan, Edisi Kedua, Yogyakarta: UUPP
AMP YKPN.
Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Jakarta
Selatan: Salemba Empat.

Perundang-Undangan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2007 tentang
Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
(beserta aturan pelaksanaannya dalam
Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri
Keuangan, dan Keputusan Direktur Jenderal
Pajak).
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 pasal 4
ayat (3) tentang yang dikecualikan dari
objek pajak penghasilan.
Undang-Undang Pajak Nomor 16 Tahun 2007
tentang beberapa ketetapan pajak yang
dikeluarkan dalam bentuk Surat Ketetapan,
Surat Ketetapan tersebut berupa Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB),
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan (SKPKBT), Surat Ketetapan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 17 No. 1 Desember 2014| 8 administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai