PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Bimbingan dan Konseling merupakan pekerjaan pelayanan yang professional,
yang menguraikan pemahaman, penanganan dan penyikapan tentang keadaan
seseorang yang meliputi unsur kognisi, afeksi, dan psikomotori. Pekerjaan ini
sangat penting sekali dalam dunia pendidikan, agar tercipta keserasian atau
keharmonisan antara guru dengan siswa. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1 dan 6 :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidik adalah tenaga kependidikan
yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara,
tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya,
serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Keberhasilan pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh
program yang dirancang oleh konselor. Program ini dirancang oleh konselor
dalam bentuk format kegiatan bimbingan konseling. Format ini dibuat dalam
berbagai bentuk yang mempunyai fungsi yang berbeda, baik itu pelaksanaan,
langkah-langkah dan serta tujuan dari bentuk format kegiatan bimbingan
konseling.
B. Rumusan Masalah.
1. Bagaimakah bentuk Format kegiatan klasikal bimbingan dan konseling ?
2. Bagaimakah bentuk Format kegiatan kelompok bimbingan dan konseling ?
3. Bagaimakah bentuk Format kegiatan individual bimbingan dan konseling ?
4. Bagaimakah bentuk Format kegiatan lapangan bimbingan dan konseling ?
5. Bagaimakah bentuk Format kegiatan jarak jauh bimbingan dan konseling ?
6. Bagaimakah bentuk Format kegiatan kolaboratif bimbingan dan konseling ?
1
C. Tujuan.
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuannya adalah untuk
mendeskripsikan.
1. Bentuk Format kegiatan klasikal bimbingan dan konseling.
2. Bentuk Format kegiatan kelompok bimbingan dan konseling.
3. Bentuk Format kegiatan individual bimbingan dan konseling.
4. Bentuk Format kegiatan lapangan bimbingan dan konseling.
5. Bentuk Format kegiatan jarak jauh bimbingan dan konseling.
6. Bntuk Format kegiatan kolaboratif bimbingan dan konseling.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Pelaksanaan Bimbingan Klasikal.
Layanan bimbingan klasikal merupakan layanan dalam bimbingan dan
konseling. Layanan bimbingan klasikal berbeda dengan mengajar. Layanan
ini juga memiliki beberapa ketentuan dalam pelaksannanya. Adapun
perbedaannya antara mengajar dan membimbing :
a. Layanan bimbingan klasikal bukanlah suatu kegiatan mengajar atau
menyampaikan materi pelajaran sebagaimana mata pelajaran yang
dirancang dalam kurikulum pendidikan disekolah, melainkan
menyampaikan informasi yang dapat berpengaruh terhadap tercapainya
perkembangan yang optimal seluruh aspek perkembangan dan
tercapainya kemandirian peserta didik atau konseli.
b. Materi bimbingan klasikal berkaitan erat dengan domain bimbingan dan
konseling yaitu bimbingan belajar, pribadi, sosial dan karir, serta aspek-
aspek perkembangan peserta didik.
c. Guru mata pelajaran dalam melaksanakan tuganya adalah
menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, dan tugas guru
bimbingan dan konseling atau konselor adalah menyelenggarakan layanan
bimbingan konseling yang memendirikan peserta didik atau konseli.
4
hasil yang optimal, sebab disusun atas dasar kebutuhan dan literature
yang relevan.
e. Memilih sistematika persiapan yang dapat disusun oleh Guru Bimbingan
dan Konseling atau Konselor, dengan catatn telah mencerminkan adanya
kesiapan layanan bimbingan klasikal dan persiapan diketahui oleh
Koordinator Bimbingan dan Konseling dan atau Kepala sekolah.
f. Mempersiapkan alat bantu untuk melaksanakan pemberian layanan
bimbingan klasikal sesuai dengan kebutuhan layanan.
g. Evaluasi pemberian layanan bimbingan klasikal perlu dilakukan untuk
mengetahui bagaimana proses, tepat tidaknya layanan yang diberikan
atau perkembangan sikap dan prilaku atau tingkat ketercapaian tugas-
tugas perkembangan.
Secara umum aspek yang dievaluasi meliputi : kesesuaian program
dalam pelaksanaan, keterlaksanaan program, hambatan-hambatan yang
dijumpai, dampak terhadap kegiatan belajar mengajar, dan respon
peserta didik personal sekolah, dan orang tua serta perubahan
perkembangan peserta didik (tugas-tugas perkembangan) atau
perkembangan belajar, pribadi, sosial, dan karirnya.
5
c. Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota
kelompok.
d. Mengentaskan permasalahan-permasalahan kelompok.
6
inilah seorang konselor bisa memberikan masukan-masukan, seperti
memberikan masukan motivasi biar klien tersebut bisa mendiri.
Format layanan individual ini akan diaplikasikan kedalam layanan
perorangan, yang mana seorang klien untuk menyelesaikan masalahnya
diperlukan dengan cara bertatap muka antara konselor dan klien.
Dan disinilah perlu pemahaman konselor tentang pemahaman individu
kliennya, yang mana Pemahaman individu merupakan awal dari kegiatan
bimbingan dan konseling. Tanpa adanya pemahaman terhadap individu, sangat
sulit bagi Guru Pembimbing untuk memberikan bantuan karena pada dasarnya
bimbingan adalah bantuan dalam rangka pengembangan pribadi.
Adapun hal-hal yang perlu dipahami dari seorang individu dalam rangka
pelaksanaan bimbingan dan konseling, adalah sebagai berikut :
1. Identitas diri, yaitu berbagai aspek yang secara langsung menjadi keunikan
pribadi.
2. Kondisi jasmaniah dan kesehatan.
3. Kapasitas ( umum/Intligensi dan khusus/Bakau) dan kecakapan.
4. Sikap dan minat.
5. Watak dan tempramen.
6. Cita-cita sekolah dan pekerjaan.
7. Aktivitas social.
8. Hobi dan pengisian waktu luang.
9. Kelebihan atau keluarbiasaan dan kelainan-kelainan yang dimiliki.
10. Latar belakang keluarga siswa.
7
Dalam hal ini kegiatan bimbingan konseling lapangan, bisa kita lakukan
dengan cara Praktek Lapangan Bimbingan dan Konseling Luar Sekolah yaitu
disebut dengan PLBK Luar Sekolah. Maksud dari kegiatan ini adalah untuk
meningkatkan wawasan, keterampilan, dan sikap dari siswa atau klien tersebut.
Dan disilah konselor atau guru bisa memberikan bimbingan dan konselingnya
pada siswa atau kliennya tersebut.
Manfaat PLBK Luar Sekolah Bagi siswa tersebut adalah untuk dapat
mencegah dan mengatasi terjadinya masalah-masalah pribadinya dalam
bersosialisasi pada teman, guru, orang tua dan lain-lainnya, supaya anak
tersebut dapat menjadi siswa yang suka bersosialisasi pada dilinkungan
sekolah, dirumah dan masyarakat sekitar.
8
(point to point) atau mengikutsertakan beberapa lokasi sekaligus di dalam
satu ruangan konferensi (multi-point).
Sudah tentunya untuk menjalankan layanan ini, pada masing-masing
sekolah disediakan sarana internet, komputer dengan camera (webcam)
atau laptop sebagai piranti utama untuk menjalankan program ini.
Melalui video conference ini antar konselor serta siswa/ konseli bisa
bertatap muka secara langsung walaupun bersifat virtual, maka bentuk
layanan yang bisa diupayakan adalah tergantung kreasi dari konselor itu
sendiri. Bentuk layanan bimbingan dan konseling yang bisa diupayakan
yaitu: layanan konsultasi, layanan informasi, layanan konseling individual,
layanan konseling kelompok, beserta layanan lain yang bisa dikembangkan
oleh masing-masing konselor dan sesuai dengan kebutuhan konseli.
9
masukan dan hal-hal yang bermanfaat kepada peserta didik tersebut.
Kolaboratif dalam kamus bahasa indonesia sama dengan kolaborasi.
Jadi Kolaborasi adalah suatu bentuk kerjasama, interaksi, kompromi
beberapa elemen yang terkait baik individu, lembaga dan atau pihak-pihak
yang terlibat secara langsung dan tidak langsung yang menerima akibat
dan manfaat. Nilai-nilai yang mendasari sebuah kolaborasi adalah tujuan yang
sama, kesamaan persepsi, kemauan untuk berproses, saling memberikan
manfaat, kejujuran, kasih sayang serta berbasis masyarakat.
Tujuan Kolaborasi.
1. Menjalin hubungan baik antar konselor, konseli serta pihak lain sehingga
ketika terjadi permasalahan, maka dibutuhkan pihak ahli konselor untuk
dapat melakukan penanganan bimbingan konseling.
2. Konselor mampu membantu siswa menyelesaikan masalah yang dihadapi
dengan baik.
3. Memberikan berbagai informasi bimbingan konseling yang dibutuhkan
konseli, melalui ahli-ahli lain.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
1) Format kegiatan klasikal yaitu suatu kegiatan bimbingan dan konseling
yang melayani klien dalam satu kelas.
2) Format kegiatan kelompok yaitu suatu format kegiatan bimbingan dan
konseling yang melayani sejumlah klien dalam bentuk kelompok melalui
dinamika kelompok tersebut.
3) Format kegiatan individual Yaitu suatu format kegiatan bimbingan dan
konseling yang melayani klien secara perorangan.
4) Format kegiatan lapangan yaitu kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani kepentingan kliennya melalui kegiatan diluar kelas atau lapangan.
5) Format kegiatan Jarak Jauh yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling
yang melayani kepentingan siswa melalui media atau saluran jarak jauh,
seperti surat dan sarana elektronik.
6) Format kegiatan Pendekatan Khusus/Kolaboratif yaitu format kegiatan
bimbingan dan konseling yang melayani kepentingan peserta didik melalui
pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan atau
masukan dan hal-hal yang bermanfaat kepada peserta didik tersebut.
B. Saran.
Dari uraian tersebut di atas, asas bimbingan dan konseling merupakan hal yang
sangat penting yang harus dipegang teguh oleh para konselor/ guru pembimbing
dalam memberikan pelayanan pada konseli/ siswa. Maka dari itu penulis dapat
memberikan saran kepada semua pihak yang terlibat sebagai pelaksana
pendidikan atau bisa disebut sebagai seorang guru (pembimbing) dan calon guru
(mahasiswa jurusan pendidikan), agar tetap selalu bertanggungjawab atas
keberhasilan siswa dalam rangka mencetak kepribadian yang luhur. Dan bagi
calon guru diharapkan mencari refrensi lain yang berkaitan dengan bimbingan
dan konseling, karena kami (penulis) merasa isi makalah ini ada kekurangan.
11
DAFTAR RUJUKAN
Santoso, Djoko Budi. 2011. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Malang: Gramedia
Widia Sarana Indonesia.
Prayitno. 2008. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
12