Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PRAKTEK KLINIK

KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN

DI RUANG IGD RS PGI CIKINI

Disusun oleh :

HIKMAH BESTY HAREFA

122566

AKADEMI PERAWATAN RS PGI CIKINI

Jakarta, 2015
BAB I

PENDAHULUAN

Pelayanan cepat dan tepat dalam memberikan pelayanan kesehatan tentunya juga
tidak terlepas dari sebuah unit yang menangani kegawatdaruratan dan di rumah sakit biasa
kita kenal dengan nama dan istilah Unit Gawat Darurat(UGD).

UGD atau Emergency Room adalah salah satu bagian di rumah sakit yang
menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cedera, yang dapat
mengancam kelangsungan hidupnya. Di UGD dapat ditemukan dokter dari berbagai
spesialisasi bersama sejumlah perawat dan juga asisten dokter.

Pertolongan pertama merupakan pertolongan secara cepat dan bersifat sementara


waktu yang diberikan pada seorang yang menderita luka atau terserang penyakit mendadak.
Tujuan yang penting dari pertolongan pertama adalah memberikan perawatan dan pelayanan
kesehatan yang akan menguntungkan pada orang-orang tersebut sebagai persiapan terhadap
penanganan lebih lanjut lagi nantinya bila memang diperlukan. Untuk itulah pentingnya
mengenal kriteria pasien gawat darurat, pasien gawat tidak darurat, pasien tidak gawat tidak
darurat untuk bisa menjalankan triage di UGD.

Bila dihubungkan dengan dunia keperawatan maka kita akan mengenal akan
pelayanan keperawatan gawat darurat. Yang dimaksud dengan pengertian pelayanan
keperawatan gawat darurat adalah adalah pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu
dan metodologi keperawatan gawat darurat yang berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-
spiritual yang komprehensif ditujukan kepada klien / pasien yang mempunyai masalah aktual
atau resiko yang disertai kondisi lingkungan yang tidak dapat dikendalikan. Rangkaian
kegiatan yang dilaksanakan dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu mencegah
kematian atau kecacatan yang mungkin terjadi.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

1. Nyeri akut

Nyeri akut merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak


menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial
atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (International
Association for the Study of Pain) ; awitan yang tiba – tiba atau lambat dari
intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi
dan berlangsung < 6 bulan

Batasan Karakteristik :

- Perubahan selera makan - Sikap melindungi area nyeri


- Perubahan tekanan darah - Fokus menyempit
- Perubahan frekuensi jantung - Indikasi nyeri yang dapat
- Perubahan frekuensi diamati
pernapasan - Perubahan posisi untuk
- Laporan Isyarat menghindari nyeri
- Diaforesis - Sikap tubuh melindungi
- Perilaku distraksi - Dilatasi pupil
- Mengekspresikan perilaku - Melaporkan nyeri secara
- Masker wajah verbal
- Fokus pada diri sendiri
- Gangguan tidur

Faktor yang berhubungan : Agens cedera (biologi, zat kimia, fisik, psikologis)
Intervensi yang dilakukan berdasarkan Nic dan Noc :

- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,


frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
- Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
- Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
- Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
- Kurangi faktor presipitasi nyeri
- Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
- Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dalam, relaksasi, distraksi, kompres
hangat/ dingin
- Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri: ……...
- Tingkatkan istirahat
- Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur
- Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali

2. Hipertermia

Hipertermia merupakan peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal

Batasan karakteristik :

- Konvulsi - Kejang
- Kulit kemerahan - Takikardia
- Peningkatan suhu tubuh di atas - Takipnea
kisaran normal - Kulit terasa hangat
Faktor yang berhubungan :

- Anestesia - Pemakaian pakaian yang tidak


- Penurunan perspirasi sesuai dengan suhu lingkungan
- Dehidrasi - Peningkatan laju metabolisme
- Pemajanan lingkungan yang - Medikasi
panas - Trauma
- Aktivitas berlebihan
Tindakan Keperawatan :

- Monitor suhu sesering mungkin


- Monitor warna dan suhu kulit
- Monitor tekanan darah, nadi dan RR
- Monitor penurunan tingkat kesadaran
- Monitor WBC, Hb, dan Hct
- Monitor intake dan output
- Berikan anti piretik:
- Kelola Antibiotik:………………………..
- Selimuti pasien
- Berikan cairan intravena
- Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
- Tingkatkan sirkulasi udara
- Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
- Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
- Catat adanya fluktuasi tekanan darah
- Monitor hidrasi seperti turgor kulit, kelembaban membran mukosa)

3. Gangguan Perfusi Jaringan Serebral Tidak Efektif

Gangguan perfusi jaringan serebral tidak efektif yaitu penurunan sirkulasi


jaringan otak yang dapat mengganggu kesehatan.

Tanda dan gejala yang ditemui :

- Perubahan status mental


- Perubahan perilaku
- Perubahan respon motorik
- Perubahan reaksi pupil
- Kesulitan menelan
- Kelemahan atau paralisis
ekstremitas
- Paralisis
- Ketidaknormalan dalam
berbicara

Masalah keperawatan gangguan perfusi jaringan serbral dapat disebabkan oleh


Perubahan afinitas hemoglobin terhadap oksigen, Penurunan konsentrasi hemoglobin
dalam darah, Keracunan enzim, Gangguan pertukaran, Hipervolemia, Hipoventilasi,
Hipovolemia, Gangguan transport oksigen melalui alveoli dan membrane kapiler,
Gangguan aliran arteri atau vena, Ketidak sesuaian antara ventilasi dan aliran darah.

Tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu :

1) Tentukan faktor – faktor yang berhubungan dengan keadaan tertentu


atau yang menyebabkan koma/penurunan perfusi jaringan otak dan
potensial peningkatan TIK

R/ : Menentukan pilihan intervensi. Penurunan tanda dan gejala


neurologis atau kegagalan dalam pemulihannya setelah serangan awal
mungkin menunjukkan bahwa pasien itu perlu dipindahkan ke perawatan
intensif untuk memantau tekanan TIK dan/ atau pembedahan.

2) Pantau / catat status neurologis secara teratur dan bandingkan dengan


nilai standar (misalnya skala koma Glascow)

R/ : Mengkaji adanya kecenderungan pada tingkat kesadaran dan


potensial peningkatan TIK dan bermanfaat dalam menentukan likaso,
perluasan, dan perkembangan kerusakan SSP.

3) Evaluasi kemampuan membuka mata, seperti spontan (sadar penuh ),


membuka hanya jika diberi rangsangan nyari, atau tetap tertutup (koma)

R/ : Menentukan tingkat kesadaran

4) Kaji respons verbal, catat apakah pasien sadar, orientasi terhadap orang,
tempat dan waktu baik atau malah bingung , menggunakan kata – kata /
frase yang tidak sesuai.
R/ : Mengukur kesesuaian dalam berbicara dan menunjukkan tingkat
kesadaran.

5) Pantau TD. Catat adanya hipertensi sistolik secara terus menerus dan
tekanan nadi yang semakin berat ; observasi terhadap hipertensi pada
pasien yang mengalami trauma multipel.

R/ : Normalnya, autoregulasi memeprtahankan aliran darah otak yang


konstan pada saat ada fluktasi tekanan darah sistemik. Kehilangan
autoregulasi dapat mengikuti kerusakan vaskularisasi serebral lokal atau
menyeluruh.

6) Evaluasi keadaan pupil, catat ukuran, ketajaman, kesamaan antara kiri


dan kanan dan reaksinya terhadap cahaya.

R/ : Reaksi pupil diatur oleh saraf kranial okulomotor dan berguna untuk
menentukan apakah batang otak masih baik. Ukuran/kesamaan
ditentukan oleh keseimbangan antara persarafan simpatis dan para
simpatis.

7) Pantau pemasukan dan pengeluaran. Ukur berat badan sesuai dengan


indikasi. Catat turgor kulit dan keadaan membran mukosa.

R/ : Bermanfaat sebagai indikator dari cairan total tubuh yang


terintegrasi dengan perfusi jaringan.

8) Pertahankan kepala / leher pada posisi tengah atau pada posisi netral,
sokong dengan gulungan handuk kecil atau bantal kecil. Hindari
pemakaian bantal besar pada kepala.

R/ : Kepala yang miring pada salah satu sisi menekan vena jugularis dan
menghambat aliran darah vena yang selanjutnya akan meningkatkan
TIK.
4. Perubahan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh merupakan asupan nutrisi tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.

Tanda dan gejala yaitu :

- Kram abdomen - Kesalahan informasi

- Nyeri abdomen - Membran mukosa pucat

- Menghindari makan - Ketidakmampuan merasakan


makanan
- Berat badan 20% atau lebih di
bawah berat badan ideal - Tonus otot menurun

- Kerapuhan kapiler - Mengeluh gangguan sensasi


rasa
- Diare
- Mengeluha asupan makanan
- Kehilangan rambut berlebihan
kurang dari RDA
- Bising Usus Hiperaktif
- Cepat kenyang setelah makan
- Kurang Makanan
- Sariawan rongga mulut
- Kurang Informasi
- Kelemahan otot pengunyah
- Kurang Minat pada makanan
- Kelemahan otot untuk menelan
- Penurunan berat badan
dengan asupan makanan
adekuat.

- Kesalahan Konsepsi

Masalah keperawatan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat


disebabkan oleh :

- Faktor biologis

- Faktor ekonomi

- Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien


- Ketidakmampuan untuk mencerna makanan

- Ketidakmampuan menelan makanan

- Faktor psikologis

Tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah ini adalah :

1) Auskultasi bising usus, catat adanya penurunan / hilangnya atau suara yang
hiperaktif

R/ : Fungsi saluran pencernaan biasanya tetap baik pada kasus cedera kepala,
jadi bising usus membantu dalam menentukan respons untuk makan atau
berkembangnya komplikasi seperti paralitik ileus.

2) Jaga keamanan saat memberikan makan pada pasien seperti tinggikan kepala
tempat tidur selama makan atau selama pemberian makan lewat selang NGT.

R/ : Menurunkan resiko regurgitasi dan atau terjadinya aspirasi

3) Kaji feses, cairan lambung, muntah darah dan sebagainya

R/ : Perdarahan subakut/akut dapat terjadi (ulkus Cushing) dan perlu


intervensi dan metode alternatif pemberian makan.

4) Konsultasi dengan ahli gizi

R/ : Merupakan sumber yang efektif yang mengidentifikasi kebutuhan kalori/


nutrisi tergantung pada usia, berat badan, ukuran tubuh, keadaan penyakit
sekarang (trauma, penyakit jantung / masalah metabolisme)
5. Diare

Diare merupakan pasase feses yang lunak dan tidak berbentuk

Batasan Karakteristik :

- Nyeri abdomen - Kram


- Sedikitnya tiga kali defekasi - Bising usus hiperaktif
per hari - Ada dorongan

Faktor yang berhubungan :

Psikologis :
- Ansietas
- Tingkat stress tinggi
Situasional :
- Efek samping obat
- Penyalahgunaan alkohol
- Kontaminan
- Penyalahgunaan laksatif
- Radiasi
- Toksin
- Melakukan perjalanan
- Slang makan
Fisiologis :
- Proses infeksi
- Inflamasi
- Iritasi
- Malabsorbsi
- Parasit
Tindakan Keperawatan :

Diare Management :

- Kelola pemeriksaan kultur sensitivitas feses


- Evaluasi pengobatan yang berefek samping gastrointestinal
- Evaluasi jenis intake makanan
- Monitor kulit sekitar perianal terhadap adanya iritasi dan ulserasi
- Ajarkan pada keluarga penggunaan obat anti diare
- Instruksikan pada pasien dan keluarga untuk mencatat warna, volume,
frekuensi dan konsistensi feses
- Ajarkan pada pasien tehnik pengurangan stress jika perlu
- Kolaborasi jika tanda dan gejala diare menetap
- Monitor hasil Lab (elektrolit dan leukosit)
- Monitor turgor kulit, mukosa oral sebagai indikator dehidrasi
- Konsultasi dengan ahli gizi untuk diet yang tepat
BAB III

TINJAUAN KASUS

Kasus 1 (2 Maret 2015)

Nama Klien : Ny. D Pekerjaan : Karyawan swasta

Tgl lahir : 23 Juni 1963 Tgl masuk IGD : 2 Maret 2015

Jenis Kelamin : Perempuan Datang dengan : Diantar teman kantor

Keluhan masuk :

Klien masuk dengan keluhan terjatuh di depan kantor dan trauma pada pergelangan tangan
kiri saat menahan ketika jatuh.

Riwayat kesehatan :

Pasien terjatuh di depan kantor, trauma pada pergelangan tangan kiri, DM (-), Hipertensi (-),
alergi (-).

Pengkajian :

A : Airway = Bebas

B : Breathing = RR 20 x menit, teratur, suara nafas vesikuler

C : Circulation = Nadi teraba, 84 x / menit, Irama teratur, TD : 120/80 mmHg, suhu 37OC,
Capillary refil < 3 detik, akral hangat, pucat (-), perdarahan (-), kulit lembab, turgor normal.

D : Disability : klien compos mentis, GCS 15, pupil isokor, muntah proyektil (-), kejang (-),
fungsi bicara normal, kekuatan otot 5555 5555
sensibilitas normal, resiko jatuh
(+), nyeri (+), skala 3-4, frekuensi sering, lokasi pergelangan kiri,
5555 5555
karakteristik tertekan, psikososial khawatir, integumen (TAK), Nutrisi
(TAK).
Pemeriksaan Lainnya :

Foto Wrist Kiri : Tampak fraktur komplit dengan angulasi dan kontraksionum di distal os
radius kiri serta fraktur komplit di prosesus styloideus os ulna kiri.

Diagnosa :

Nyeri akut b/d agens cedera (fisik) ditandai denga klien mengeluh nyeri pergelangan kiri,
skala 3-4, sikap tubuh melindungi.

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 jam, pasien tidak mengalami nyeri.

Kriteria hasil :

- Klien mampu mengontrol nyeri


- Melaporkan bahwa nyeri berkurang
- TTV dalam rentang normal

Intervensi :

- Lakukan pengkajian nyeri ( lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi)


- Ajarkan teknik non farmakologis ; nafas dalam, relaksasi
- Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
- Tingkatkan istirahat

Implementasi :

- Melakukan pengkajian nyeri ( lokasi pergelangan tangan kiri, karakteristik tertekan,


frekuensi sering, durasi lama)
- Mengajarkan teknik relaksasi
- Memberikan analgetik : Paracetamol IV line
- Meningkatkan istirahat

Evaluasi :

Setelah dilakukan observasi ± 2 jam di Emergency Room, klien masih mengeluh nyeri bila
tangan digerakkan, skala 2-3, klien dipasang gips oleh dr. Winner setelah diberikan PCT IV
line. Klien pulang dan diberikan resep obat pukul 16.14 WIB serta surat kontrol ke dr. Bagian
bedah.
Kasus 2 (3 Maret 2015)

Nama Klien : Ny. R Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Tgl lahir : 18 – 10 - 1983 Tgl masuk IGD : 3 Maret 2015

Jenis Kelamin : Perempuan Datang dengan : Diantar keluarga

Keluhan masuk :

Klien masuk dengan keluhan demam ± 1 hari yang lalu dan belum turun sampai sekarang,
mual (+), muntah (+), pusing (+), nyeri ulu hati (-).

Riwayat kesehatan :

Pasien demam 1 hari yang lalu, mual (+), muntah 3x, kepala terasa berat, nyeri ulu hati, alergi
(-), hipertensi (-), DM (-)

Pengkajian :

A : Airway = Bebas

B : Breathing = RR 30 x menit, teratur, suara nafas vesikuler

C : Circulation = Nadi teraba, 120 x / menit, Irama tidak teratur, TD : 90/70 mmHg, suhu
40,1OC, Capillary refil < 3 detik, akral hangat, pucat (+), perdarahan (-), kulit lembab, turgor
normal.

D : Disability : klien compos mentis, GCS 15, pupil isokor, muntah proyektil (-), kejang (-),
fungsi bicara normal, kekuatan otot 5555 5555
sensibilitas normal, resiko jatuh
(+), nyeri (+), skala 2-3, frekuensi sering, lokasi ulu hati, karakteristik
5555 5555
tertekan, psikososial khawatir, mual (+), muntah (+) integumen
(TAK), Nutrisi (TAK).

Pemeriksaan Lainnya : Pemeriksaan H2Tl (hasil belum ada saat pengkajian )


Diagnosa :

Hipertermi b/d peningkatan metabolisme ditandai dengan suhu 40,1OC, muntah (+)

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 jam, pasien menunjukkan suhu tubuh
dalam batas normal.

Kriteria hasil :

- Suhu 36-37OC
- Nadi dan RR dalam rentang normal
- Pusing berkurang, tidak ada perubahan warna kulit

Intervensi :

- Monitor suhu
- Monitor tekanan darah, nadi, dan RR
- Berikan cairan intravena
- Berikan anti piretik

Implementasi :

- Memonitor suhu 40,1OC


- Memonitor TD 90/70, Nadi 120x/menit dan RR 22x/menit
- Memberikan cairan intravena : I Rl 500 ml
- Memberikan terapi antipiretik : PCT 1 tablet dan Ranitidin IV line

Evaluasi :

Setelah diobservasi ± 2 jam, klien terlihat lemas, suhu 39,4OC klien rencana dirawat di
ruangan, menunggu hasil pemeriksaan laboratorium.
Kasus 3 (4 Maret 2015)

Nama Klien : Na. M Pekerjaan : Karyawan Swasta

Tgl lahir : 02 – 09 - 1964 Tgl masuk IGD : 4 Maret 2015

Jenis Kelamin : Perempuan Datang dengan : Suami

Keluhan masuk :

Klien masuk dengan keluhan nyeri ulu hati ± 1 minggu, mual (+), muntah (+) 3 kali berwarna
coklat.

Riwayat kesehatan :

Klien mengatakan nyeri ulu hati, muntah (+) 3 kali berwarna coklat, mual (+), tidak ada
riwayat hipertensi, DM (-)

Pengkajian :

A : Airway = Bebas

B : Breathing = RR 20 x menit, teratur, suara nafas vesikuler, retraksi dada (+)

C : Circulation = Nadi teraba, 70 x / menit, Irama teratur, TD : 130/90 mmHg, suhu 36OC,
Capillary refil < 3 detik, akral hangat, pucat (-), perdarahan (-), kulit lembab, turgor normal.

D : Disability : klien compos mentis, GCS 15, pupil isokor, muntah proyektil (-), kejang (-),
fungsi bicara normal, kekuatan otot 5555 sensibilitas normal, resiko jatuh
5555
(+), nyeri (+), skala 2-3, frekuensi sering, lokasi ulu hati, karakteristik
5555 5555
tertekan, psikososial khawatir, mual (+), muntah (+) integumen
(TAK), Nutrisi (TAK).

Pemeriksaan Lainnya : Hb 12,3 g/dL , Eritrosit 4,2 juta/mm3 , Leukosit 10.800/mm3, LED 65
mm/jam, Trombosit 254.000 mm3, Hematokrit 37 %, MCV 86 uL, MCH 28 g, MCH3 33
g/dL, Basofil 0, Eosinofil 2, Mielosit 0, Metamiolisit 0, Neutrofil Batang 1, neutrofil segmen
53, limfosit 40, Monosit 4, GDP 109, Urine reduksi (-), GDS 140.
Diagnosa :

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakkemampuan untuk


mencerna nutrisi ditandai dengan mual (+), muntah (+)

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 jam nutrisi kurang teratasi

Kriteria hasil :

- Mual berkurang
- Muntah berkurang
- Nilai lab dalam batas normal

Intervensi :

- Kaji adanya alergi makanan


- Monitor mual dan muntah
- Atur posisi semi fowler
- Anjurkan banyak minum
- Pertahankan terapi IV line
- Kolaborasi pemberian anti emetic

Implementasi :

- Mengkaji adanya alergi (klien tidak alergi makanan)


- Memonitor mual dan muntah (mual +, munta 3 x berwarna coklat)
- Mengatur posisi semi fowler
- Menganjurkan banyak minum
- Mempertahankan terapi IV line : I RL 500 ml
- Berkolaborasi pemberian anti emetic : Ulseranin I ampul IV line, Epigran 1 mg.

Evaluasi :

Setelah diobservasi ± 4 jam, klien mengatakan masih mual, muntah berkurang, terpasang
infus I RL dan sudah diberikan anti emetic. TD 110/80 mmHg, Suhu 36,1OC, Nadi 68
x/menit, RR 18x/menit, klien dipindahkan ke ruangan perawatan M3.
Kasus 4 (5 Maret 2015)

Nama Klien : Tn A Pekerjaan :-

Tgl lahir : 19 – 01 - 1944 Tgl masuk IGD : 5 Maret 2015

Jenis Kelamin : Laki - Laki Datang dengan : Keluarga

Keluhan masuk :

Klien masuk dengan keluhan muntah berdarah dan batuk (+), penurunan kesadaran (+)

Riwayat kesehatan :

Klien muntah darah, batuk (+), riwayat stroke, penurunan kesadaran, hipertensi (+), DM (-)

Pengkajian :

A : Airway = Spasme, batuk (+), slym (+)

B : Breathing = RR 22 x menit, tidak teratur,saturasi 93-95% suara nafas dispnea, retraksi


dada (+)

C : Circulation = Nadi teraba, 72x / menit, Irama teratur, TD : 190/110 mmHg, suhu 36,6OC,
Capillary refil < 3 detik, akral hangat, pucat (-), perdarahan (-), kulit lembab, turgor sedang.

D : Disability : klien apatis, GCS 12, pupil isokor, muntah proyektil (+), muntahan makanan
dan darah ±100cc, kejang (-), fungsi bicara pelo, kekuatan otot 3333 3333
sensibilitas gangguan menelan makanan dan air, resiko jatuh (+),
3333 3333
skala 30, psikososial gelisah, integumen (TAK), Nutrisi terpasang
NGT.

Pemeriksaan Lainnya : Pemeriksaan CT Scan : perdarahan meluas pada otak kiri

Pemeriksaan Thoraks AP/PA : Bronkhopneumonia


Diagnosa :

Resiko gangguan perfusi jaringan serebral b/d dengan gangguan transport O2 ditandai dengan
nafas dispnea, terpasang O2 5 liter, kesadaran menuru, adanya slym pada jalan nafas, saturasi
93-95%.

Tujuan :

Setelah dilakukan asuhan keperawatan 5 jam, ketidakefektifan perfusi jaringan serebral tidak
terjadi.

Kriteria hasil :

- TTV batas normal


- Kesadaran compos mentis
- Komunikasi jelas

Intervensi :

- Monitor TTV
- Observasi tingkat kesadaran
- Berikan posisi kepala elevasi
- Berikan O2
- Berikan infus
- Pasang kateter dan NGT
- Lakukan CT Scan
- Berikan terapi farmakologis sesuai program

Implementasi :

- Memonitor TTV (TD 260/115, Nadi 70x/menit, RR 28x.menit, Suhu 36,6OC)


- Mengobservasi tingkat kesadaran (apatis)
- Memberikan posisi semi fowler
- Memberikan O2 5liter
- Memberikan Infus I Rl 500 ml
- Memasang kateter urine no, 18 dan NGT no 16
- Melakukan CT scan : perdarahan otak kiri
- Memberikan terapi farmakologis : Captropril 1 ampul IV line, Vit K IV line 1 ampul,
Asam transenamat Oral 1 tablet digerus.
Evaluasi :

Setelah diobservasi ± 5 jam, klien apatis, muntah berkurang, cairan lambung keluar berwarna
coklat, bunyi nafas ronkhi, slym (+), klien terlihat gelisah TD 211/140 mmHg, Suhu 37,5OC,
Nadi 88 x/menit, RR 24x/menit, klien dipindahkan ke ruangan perawatan M2 pukul 02.33
WIB.
Kasus 5 (7 Maret 2015)

Nama Klien : Tn. L Pekerjaan : Karyawan swasta

Tgl lahir : 12 November 1936 Tgl masuk IGD : 7 Maret 2015

Jenis Kelamin : Laki - Laki Datang dengan : Keluarga

Keluhan masuk :

Klien masuk dengan keluhan lemas, mual (+), muntah (+), nafsu makan menurun, sesak (+)

Riwayat kesehatan :

Klien masuk dengan keluhan lemas, mual (+), muntah (+), nafsu makan menurun, sesak (+),
hipertensi (+) dan CKD on HD.

Pengkajian :

A : Airway = spasme, terpasang O2 5L/menit

B : Breathing = RR 24 x menit, saturasi 93%, teratur, suara nafas vesikuler, retraksi dada (+)

C : Circulation = Nadi teraba, 120 x / menit, Irama teratur, TD : 170/110 mmHg, suhu
37,2OC, Capillary refil < 3 detik, akral hangat, pucat (-), perdarahan (-), kulit lembab, turgor
normal.

D : Disability : klien compos mentis, GCS 15, pupil isokor, muntah proyektil (-), kejang (-),
fungsi bicara normal, kekuatan otot 5555 sensibilitas normal, resiko jatuh (+),
5555
nyeri (-),psikososial khawatir, integumen (TAK), Nutrisi ; mual
(+), muntah (+) 5555 5555
Pemeriksaan Lainnya :

Darah Samar (+) Hb 10,7 Ureum 118

Silinder granula halus Eritrosit 3,46 Kreatinin 4,3

pH 7,306 Leukosit 5600 Asam urat 10,6

HCO3 12,3 Hematokrit 32

Glukosa 21 Trombosit 183.000

Chlorida 116

Diagnosa :

Gangguan nutrisi b/d ketidakmampuan untuk mencerna ditandai dengan mual (+), muntah
(+), nafsu makan menurun

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ±2 jam, nutrisi kurang teratasi

Kriteria hasil :

- Mual berkurang
- Tidak ada muntah
- Nilai lab dalam batas normal

Intervensi :

- Kaji adanya alergi makanan


- Monitor turgor kulit
- Monitor mual muntah
- Atur posisi semi fowler
- Kelola pemberian emetik

Implementasi :

- Mengkaji adanya alergi makanan (-)


- Memonitor turgor kulit : normal
- Memonitor mual muntah : mual (+), muntah (-)
- Mengatur posisi semi fowler
- Mengelola pemberian emetik ; Ranitidin IV Line 1 ampul

Evaluasi :

Setelah dilakukan observasi ± 2 jam di Emergency Room, klien mengatakan mual berkurang,
muntah (-) diberikan resep obat dan dipindahkan ke ruangan perawatan M2.
Kasus 6 (9 Maret 2015)

Nama Klien : Tn M Pekerjaan : Pensiunan TNI

Tgl lahir : 23 Novemebr 1941 Tgl masuk IGD : 9 Maret 2015

Jenis Kelamin : Laki - Laki Datang dengan : Keluarga

Keluhan masuk :

Klien masuk dengan keluhan sakit perut, demam (+), mengigil (+), batuk (+), pilek (-), diare
(-), kembung (-), mual (+)

Riwayat kesehatan :

Klien masuk dengan keluhan sakit perut, demam (+), mengigil (+), batuk (+), pilek (-), diare
(-), kembung (-), mual (+), riwayat jantung, Diagnosa medik dispepsia.

Pengkajian :

A : Airway = Bebas

B : Breathing = RR 24 x menit, teratur, suara nafas vesikuler

C : Circulation = Nadi teraba, 120 x / menit, Irama teratur, TD : 160/90 mmHg, suhu 37,7OC,
Capillary refil < 3 detik, akral hangat, pucat (-), perdarahan (-), kulit lembab, turgor normal,
batuk (+)

D : Disability : klien compos mentis, GCS 15, pupil isokor, muntah proyektil (-), kejang (-),
fungsi bicara normal, kekuatan otot sensibilitas normal, resiko jatuh
5555 5555
(+), nyeri (+), skala 2-3, frekuensi sering, lokasi perut, karakteristik
5555 5555
mulas, durasi hilang timbul psikososial gelisah, integumen
(TAK), mual (+), muntah (-)
Pemeriksaan Lainnya :

LED 12 mm/jam Neutrofil segmen 81%

Leukosit 11.100 uL Limfosit 9%

Retikulosit 19 permil Monosit 9%

Neutrofil batang 0%

Diagnosa :

Nyeri akut b/d agens cedera (biologi) ditandai denga klien mengeluh nyeri perut skala 2-3

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ± 4 jam, pasien tidak mengalami nyeri.

Kriteria hasil :

- Klien mampu mengontrol nyeri dan menyatakan ras nyaman


- Melaporkan bahwa nyeri berkurang
- TTV dalam rentang normal

Intervensi :

- Lakukan pengkajian nyeri ( lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi)


- Ajarkan teknik non farmakologis ; nafas dalam, relaksasi
- Tingkatkan istirahat
- Monitor vital sign

Implementasi :

- Melakukan pengkajian nyeri ( lokasi perut, nyeri skala 2-3, karakteristik mulas,
frekuensi sering, durasi hilang timbul )
- Mengajarkan teknik relaksasi : klien merasa tenang.
- Meningkatkan istirahat
- Memonitor vital sign : TD 160/90 mmHg, Suhu 37,7OC, Nadi 120 x/menit, RR
24x/menit.
Evaluasi :

Setelah dilakukan observasi ± 3 jam di Emergency Room, klien mengatkan nyeri berkurang,
TD 160/90 mmHg, Suhu 37,7OC, Nadi 120 x/menit, RR 24x/menit, kemudian klien diberikan
Ranitidin IV line 1 Ampul, Ulsafat, PCT tablet, dan Infus RL. Klien dipindahkan ke ruangan
perawatan M2.
Kasus 7 (10 Maret 2015)

Nama Klien : Ny. M Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Tgl lahir : 04-05-1935 Tgl masuk IGD : 10 Maret 2015

Jenis Kelamin : Perempuan Datang dengan : Keluarga

Keluhan masuk :

Klien masuk dengan keluhan diare terus menerus, badan lemas, mual (+), muntah (+).

Riwayat kesehatan :

Klien diare terus menerus, badan lemas, mual (+), muntah (+), kolesterol (+), DM (+)

Pengkajian :

A : Airway = Bebas

B : Breathing = RR 32 x menit, tidak teratur,suara nafas vesikuler, retraksi dada (+)

C : Circulation = Nadi teraba, 112x / menit, Irama teratur, TD : 100/80 mmHg, suhu 39,2OC,
Capillary refil < 3 detik, akral dingin, pucat (+), perdarahan (-), kulit kering, turgor sedang.

D : Disability : klien kompos mentis, GCS 15, pupil isokor, muntah proyektil (-), kejang (-),
fungsi bicara normal, kekuatan otot , resiko jatuh (-), psikososial
5555 5555
gelisah, integumen (TAK), Nutrisi klien mengeluh BAB terus
menerus. 5555 5555
Pemeriksaan Lainnya :

Elektrolit Hematologi

Natrium 136 mmol/L Hb 13 g/dL

Kalium 4,60 mmol/L Ht 38,70 %

Clorida 103 mmol/L L 12.300/ul

Eri 4,14 juta/uL

Trombosit 200.000 u/uL

Diagnosa :

Diare b/d proses infeksi ditandai dengan BAB terus menerus, suhu 39,2OC

Tujuan :

Setelah dilakukan asuhan keperawatan ± 5 jam, diare teratasi

Kriteria hasil :

- Tidak ada diare


- Nyeri perut tidak ada
- Elektrolit normal
- TTV dalam batas normal

Intervensi :

- Evaluasi jenis intake makanan


- Instruksikan warna, volume, frekuensi dan konsistensi feses.
- Monitor hasil lab (elektrolit) dan leukosit
- Monitor turgor kulit, mukosa oral sebagai indikator dehidrasi.
Implementasi :

- Mengevaluasi jenis intake makanan : makanan biasa


- Instruksikan warna, volume, frekuensi dan konsistensi feses : warna kuning, volume
±50cc, frekuensi sering, konsitensi cair.
- Memonitor hasil lab : Natrium 136 mmol/L, Hb 13 g/dL, Kalium 4,60 mmol/L, Ht
38,70 %, Clorida 103 mmol/L, L 12.300/ul
- Memonitor turgor kulit mukosa iral : turgor kulit sedang, mukosa oral kering.

Evaluasi :

Setelah diobservasi ± 5 jam, klien mengatakan diare berkurang, diberikan Sumagesic tablet
dan I Rl 500 ml, diberikan resep obat dan dirawat diruang M3, TD 80/60 mmHg, Suhu 39OC,
Nadi 100 x/menit, RR 24x/menit.
Kasus 8 (11 Maret 2015)

Nama Klien : Ny. A Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Tgl lahir : 21 April 1944 Tgl masuk IGD : 11 Maret 2015

Jenis Kelamin : Perempuan Datang dengan : Keluarga

Keluhan masuk :

Klien masuk dengan keluhan nyeri abdomen skala 5-6, mual (-), muntah (-)

Riwayat kesehatan :

Klien masuk dengan keluhan nyeri abdomen sejak pagi hari skala 5-6, mual (-), muntah (-)
alergi (-), hipertensi (-). Kolesterol (-)

Pengkajian :

A : Airway = Bebas

B : Breathing = RR 22 x menit, teratur, suara nafas vesikuler

C : Circulation = Nadi teraba, 80 x / menit, Irama teratur, TD : 150/90 mmHg, suhu 37,7OC,
Capillary refil < 3 detik, akral hangat, pucat (-), perdarahan (-), kulit lembab, turgor normal.

D : Disability : klien compos mentis, GCS 15, pupil isokor, muntah proyektil (-), kejang (-),
fungsi bicara normal, kekuatan otot sensibilitas normal, resiko jatuh (-),
5555 5555
nyeri (+), skala 5-6, frekuensi hilang timbul, lokasi
5555 5555
perut/abdomen, karakteristik nyeri tekan, psikososial gelisah,
integumen (TAK), mual (-), muntah (-)

Pemeriksaan Lainnya : tidak ada pemeriksaan


Diagnosa :

Nyeri akut b/d agens cedera (biologi) ditandai dengan klien mengluh nyeri abdomen skala 5-
6.

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ± 4 jam, pasien tidak mengalami nyeri.

Kriteria hasil :

- Klien mampu mengontrol nyeri dan menyatakan rasa nyaman


- Melaporkan bahwa nyeri berkurang
- TTV dalam rentang normal

Intervensi :

- Lakukan pengkajian nyeri ( lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi)


- Ajarkan teknik non farmakologis ; nafas dalam, relaksasi
- Tingkatkan istirahat
- Berikan analgesik untuk mengurangi nyeri

Implementasi :

- Melakukan pengkajian nyeri ( lokasi abdomen, karakteristik nyeri tekan, durasi


sering, frekuensi hilang timbul)
- Mengajarkan teknik non farmakologis ; nafas dalam, relaksasi
- Meningkatkan istirahat
- Memberikan analgesik untuk mengurangi nyeri: Sumagesic 1 Tablet

Evaluasi :

Setelah dilakukan observasi ± 2 jam di Emergency Room, klien mengatakan nyeri berkurang,
skala 2-3, diberikan resep obat oleh dokter dan tidak mau dirawat inap. TD 130/90 mmHg,
Suhu 36,5OC, Nadi 76 x/menit, RR 18x/menit, klien pulang.
Kasus 9 (12 Maret 2015)

Nama Klien : Ny. R Pekerjaan : Karyawan Swasta

Tgl lahir : 23 Maret 1973 Tgl masuk IGD : 12 Maret 2015

Jenis Kelamin : Perempuan Datang dengan : Adik perempuan

Keluhan masuk :

Klien masuk dengan keluhan nyeri ulu hati skala 5-6, mual (+), muntah, klien rujukan dari dr.
Harapan

Riwayat kesehatan :

Klien masuk dengan keluhan nyeri nyeri ulu hati skala 5-6, mual (+), muntah, klien rujukan
dari dr. Harapan, alergi (-), hipertensi (-), DM (-)

Pengkajian :

A : Airway = Bebas

B : Breathing = RR 22 x menit, teratur, suara nafas vesikuler

C : Circulation = Nadi teraba, 75x / menit, Irama teratur, TD : 150/90 mmHg, suhu 37,7OC,
Capillary refil < 3 detik, akral hangat, pucat (-), perdarahan (-), kulit lembab, turgor normal.

D : Disability : klien compos mentis, GCS 15, pupil isokor, muntah proyektil (-), kejang (-),
fungsi bicara normal, kekuatan otot 5555 sensibilitas normal, resiko jatuh (-),
5555
nyeri (+), skala 5-6, frekuensi sering, lokasi ulu hati, karakteristik
5555 5555
nyeri tekan, psikososial gelisah, integumen (TAK), mual (+),
muntah (-)

Pemeriksaan Lainnya : tidak ada pemeriksaan


Diagnosa :

Nyeri akut b/d agens cedera (biologi) ditandai dengan klien mengluh nyeri abdomen skala 5-
6., frekuensi sering, nyeri tekan, lokasi ulu hati.

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ± 3 jam, pasien tidak mengalami nyeri.

Kriteria hasil :

- Klien mampu mengontrol nyeri dan menyatakan rasa nyaman


- Melaporkan bahwa nyeri berkurang
- TTV dalam rentang normal

Intervensi :

- Lakukan pengkajian nyeri ( lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi)


- Observasi reaksi non verbal
- Ajarkan teknik non farmakologis ; nafas dalam, relaksasi
- Tingkatkan istirahat
- Berikan analgesik untuk mengurangi nyeri
- Monitor TTV

Implementasi :

- Melakukan pengkajian nyeri ( lokasi ulu hati skala 5-6 , karakteristik nyeri tekan,
durasi ±1 menit, frekuensi sering)
- Mengobservasi reaksi nonverbal : klien terlihat meringis kesakitan
- Mengajarkan teknik non farmakologis ; nafas dalam, relaksasi
- Meningkatkan istirahat
- Memberikan analgesik untuk mengurangi nyeri: PCT 1 tablet dan Ranitidine 1 ampul
IV line
- Memonitor TTV : TD 140/110 mmHg, Suhu 36,3OC, Nadi 75 x/menit, RR 22x/menit,

Evaluasi :

Setelah dilakukan observasi ± 3 jam di Emergency Room, klien mengatakan nyeri berkurang,
skala 1-2, mual (+), muntah (-), klien meminta untuk pulang dan diberikan resep obat.
Kasus 10 (13 Maret 2015)

Nama Klien : Nn. E Pekerjaan : Mahasiswa

Tgl lahir : 19 September 1995 Tgl masuk IGD : 13 Maret 2015

Jenis Kelamin : Perempuan Datang dengan : Teman kampus

Keluhan masuk :

Klien masuk dengan keluhan nyeri ulu hati skala 3-4, malam hari sesak, mual (-), muntah (-)

Riwayat kesehatan :

Klien masuk dengan keluhan nyeri nyeri dada, hipertensi (-), DM (-), keluarga hipertensi
(ayah)

Pengkajian :

A : Airway = Bebas

B : Breathing = RR 20 x menit, teratur, suara nafas vesikuler

C : Circulation = Nadi teraba, 88x / menit, Irama teratur, TD : 120/110 mmHg, suhu 36,3OC,
Capillary refil < 3 detik, akral hangat, pucat (-), perdarahan (-), kulit lembab, turgor normal.

D : Disability : klien compos mentis, GCS 15, pupil isokor, muntah proyektil (-), kejang (-),
fungsi bicara normal, kekuatan otot 5555 5555
sensibilitas normal, resiko jatuh (-),
nyeri (+), skala 3-4, frekuensi sering, lokasi dada, karakteristik
5555 5555
nyeri tekan, psikososial gelisah, integumen (TAK), mual (-),
muntah (-)

Pemeriksaan Lainnya : Pemeriksaan EKG : hasil normal


Diagnosa :

Nyeri akut b/d agens cedera (biologi) ditandai dengan klien mengeluh nyeri dada

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ± 3 jam, pasien tidak mengalami nyeri.

Kriteria hasil :

- Klien mampu mengontrol nyeri dan menyatakan rasa nyaman


- Melaporkan bahwa nyeri berkurang
- TTV dalam rentang normal

Intervensi :

- Lakukan pengkajian nyeri ( lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi)


- Observasi reaksi non verbal
- Ajarkan teknik non farmakologis ; nafas dalam, relaksasi
- Tingkatkan istirahat
- Berikan analgesik untuk mengurangi nyeri
- Monitor TTV

Implementasi :

- Melakukan pengkajian nyeri ( lokasi dada skala 3-4 , karakteristik nyeri tekan, durasi
±1 menit, frekuensi sering)
- Mengobservasi reaksi nonverbal : klien terlihat meringis kesakitan
- Mengajarkan teknik non farmakologis ; nafas dalam, relaksasi
- Meningkatkan istirahat
- Memberikan analgesik untuk mengurangi nyeri: PCT 1 tablet dan Antasida 1 sdm
- Memonitor TTV : TD 120/100 mmHg, Suhu 36,3OC, Nadi 88 x/menit, RR 20x/menit,

Evaluasi :

Setelah dilakukan observasi ± 3 jam di Emergency Room, klien mengatakan nyeri berkurang,
skala 1-2, mual (-), muntah (-), klien diberikan resep obat dan diperbolehkan pulang.
BAB IV

PEMBAHASAN

1. Pengkajian pada tgl : 02 – 03 – 2015, pada Pasien Ny. D dengan Fraktur Wrist Kiri.
Datang dengan keluhan terjatuh di depan kantor dan trauma pada pergelangan tangan
kiri saat menahan ketika jatuh.
Sudah dilakukan tindakan :
- Melakukan pengkajian nyeri ( lokasi pergelangan tangan kiri, karakteristik tertekan,
frekuensi sering, durasi lama)
- Mengajarkan teknik relaksasi
- Memberikan analgetik : Paracetamol IV line
- Meningkatkan istirahat
Setelah dilakukan observasi ± 2 jam di Emergency Room, klien masih mengeluh
nyeri bila tangan digerakkan, skala 2-3, RR 20 x/menit, Nadi 84 x / menit, TD :
120/80 mmHg, suhu 37OC, klien dipasang gips oleh dr. Winner setelah diberikan PCT
IV line. Klien pulang dan diberikan resep obat pukul 16.14 WIB serta surat kontrol ke
dr. Bagian bedah.

2. Pengkajian pada tgl : 03 – 03 – 2015, pada Pasien Ny. R dengan Dispepsia.


Klien masuk dengan keluhan demam ± 1 hari yang lalu dan belum turun sampai
sekarang, mual (+), muntah (+), pusing (+), nyeri ulu hati (-).
Sudah dilakukan tindakan :
- Memonitor suhu 40,1OC
- Memonitor TD 90/70, Nadi 120x/menit dan RR 22x/menit
- Memberikan cairan intravena : I Rl 500 ml
- Memberikan terapi antipiretik : PCT 1 tablet dan Ranitidin IV line
Setelah diobservasi ± 2 jam, klien terlihat lemas, suhu 39,4OC klien rencana dirawat
di ruangan, menunggu hasil pemeriksaan laboratorium.
3. Pengkajian pada tgl : 04 – 03 – 2015, pada Pasien Na.M dengan Dispepsia.
Klien masuk dengan keluhan nyeri ulu hati ± 1 minggu, mual (+), muntah (+) 3 kali
berwarna coklat.
Sudah dilakukan tindakan :
- Mengkaji adanya alergi (klien tidak alergi makanan)
- Memonitor mual dan muntah (mual +, munta 3 x berwarna coklat)
- Mengatur posisi semi fowler
- Menganjurkan banyak minum
- Mempertahankan terapi IV line : I RL 500 ml
- Berkolaborasi pemberian anti emetic : Ulseranin I ampul IV line, Epigran 1 mg.
Setelah diobservasi ± 4 jam, klien mengatakan masih mual, muntah berkurang,
terpasang infus I RL dan sudah diberikan anti emetic. TD 110/80 mmHg, Suhu
36,1OC, Nadi 68 x/menit, RR 18x/menit, klien dipindahkan ke ruangan perawatan
M3.

4. Pengkajian pada tgl : 05 – 03 – 2015, pada Pasien Tn. A dengan Stroke Hemoragic.
Klien masuk dengan keluhan muntah berdarah dan batuk (+), penurunan kesadaran (+)
Riwayat kesehatan : Klien muntah darah, batuk (+), riwayat stroke, penurunan
kesadaran, hipertensi (+), DM (-).
Sudah dilakukan tindakan :
- Memonitor TTV (TD 260/115, Nadi 70x/menit, RR 28x.menit, Suhu 36,6OC)
- Mengobservasi tingkat kesadaran (apatis)
- Memberikan posisi semi fowler
- Memberikan O2 5liter
- Memberikan Infus I Rl 500 ml
- Memasang kateter urine no, 18 dan NGT no 16
- Melakukan CT scan : perdarahan otak kiri
- Memberikan terapi farmakologis : Captropril 1 ampul IV line, Vit K IV line 1 ampul,
Asam transenamat Oral 1 tablet digerus.
Setelah diobservasi ± 5 jam, klien apatis, muntah berkurang, cairan lambung keluar
berwarna coklat, bunyi nafas ronkhi, slym (+), klien terlihat gelisah TD 211/140
mmHg, Suhu 37,5OC, Nadi 88 x/menit, RR 24x/menit, klien dipindahkan ke ruangan
perawatan M2 pukul 02.33 WIB.
5. Pengkajian dilakukan pada tanggal 7 Maret 2015 , pasien Tn. L
Klien masuk dengan keluhan lemas, mual (+), muntah (+), nafsu makan menurun, sesak
(+)
Sudah dilakuakn tindakan keperawatan :
- Mengkaji adanya alergi makanan (-)
- Memonitor turgor kulit : normal
- Memonitor mual muntah : mual (+), muntah (-)
- Mengatur posisi semi fowler
- Mengelola pemberian emetik ; Ranitidin IV Line 1 ampul
Setelah dilakukan observasi ± 2 jam di Emergency Room, klien mengatakan mual
berkurang, muntah (-) diberikan resep obat dan dipindahkan ke ruangan perawatan
M2 .

6. Pengkajian dilakukan tanggal 9 Maret 2015, klien Tn M


Klien masuk dengan keluhan sakit perut, demam (+), mengigil (+), batuk (+), pilek (-),
diare (-), kembung (-), mual (+)
Sudah dilakukan tindakan keperawatan :
- Melakukan pengkajian nyeri ( lokasi perut, nyeri skala 2-3, karakteristik mulas,
frekuensi sering, durasi hilang timbul )
- Mengajarkan teknik relaksasi : klien merasa tenang.
- Meningkatkan istirahat
- Memonitor vital sign : TD 160/90 mmHg, Suhu 37,7OC, Nadi 120 x/menit, RR
24x/menit.
Setelah dilakukan observasi ± 3 jam di Emergency Room, klien mengatkan nyeri
berkurang, TD 160/90 mmHg, Suhu 37,7OC, Nadi 120 x/menit, RR 24x/menit,
kemudian klien diberikan Ranitidin IV line 1 Ampul, Ulsafat, PCT tablet, dan Infus
RL. Klien dipindahkan ke ruangan perawatan M2.
7. Pengkajian pada tgl : 10 – 03 – 2015, pada Pasien Ny. M dengan Diare.
Klien masuk dengan keluhan diare terus menerus, badan lemas, mual (+), muntah (+).
Sudah dilakukan tindakan :
- Mengevaluasi jenis intake makanan : makanan biasa
- Instruksikan warna, volume, frekuensi dan konsistensi feses : warna kuning, volume
±50cc, frekuensi sering, konsitensi cair.
- Memonitor hasil lab : Natrium 136 mmol/L, Hb 13 g/dL, Kalium 4,60 mmol/L, Ht
38,70 %, Clorida 103 mmol/L, L 12.300/ul
- Memonitor turgor kulit mukosa iral : turgor kulit sedang, mukosa oral kering.
Setelah diobservasi ± 5 jam, klien mengatakan diare berkurang, diberikan Sumagesic
tablet dan I Rl 500 ml, diberikan resep obat dan dirawat diruang M3, TD 80/60
mmHg, Suhu 39OC, Nadi 100 x/menit, RR 24x/menit.

8. Pengkajian pada tgl : 11 – 03 – 2015, pada Pasien Ny. A


Klien masuk dengan keluhan nyeri abdomen skala 5-6, mual (-), muntah (-)
Sudah dilakukan tindakan keperawatan :
- Melakukan pengkajian nyeri ( lokasi abdomen, karakteristik nyeri tekan, durasi
sering, frekuensi hilang timbul)
- Mengajarkan teknik non farmakologis ; nafas dalam, relaksasi
- Meningkatkan istirahat
- Memberikan analgesik untuk mengurangi nyeri: Sumagesic 1 Tablet
Setelah dilakukan observasi ± 2 jam di Emergency Room, klien mengatakan nyeri
berkurang, skala 2-3, diberikan resep obat oleh dokter dan tidak mau dirawat inap. TD
130/90 mmHg, Suhu 36,5OC, Nadi 76 x/menit, RR 18x/menit, klien pulang.

9. Pengkajian pada tgl : 12 – 03 – 2015, pada Pasien Ny.R


Klien masuk dengan keluhan nyeri ulu hati skala 5-6, mual (+), muntah, klien rujukan
dari dr. Harapan
Sudah dilakukan tindakan keperawatan :
- Melakukan pengkajian nyeri ( lokasi ulu hati skala 5-6 , karakteristik nyeri tekan,
durasi ±1 menit, frekuensi sering)
- Mengobservasi reaksi nonverbal : klien terlihat meringis kesakitan
- Mengajarkan teknik non farmakologis ; nafas dalam, relaksasi
- Meningkatkan istirahat
- Memberikan analgesik untuk mengurangi nyeri: PCT 1 tablet dan Ranitidine 1 ampul
IV line
- Memonitor TTV : TD 140/110 mmHg, Suhu 36,3OC, Nadi 75 x/menit, RR 22x/menit,
Setelah dilakukan observasi ± 3 jam di Emergency Room, klien mengatakan nyeri
berkurang, skala 1-2, mual (+), muntah (-), klien meminta untuk pulang dan diberikan
resep obat

10. Pengkajian pada tgl : 13 – 03 – 2015, pada Pasien Nn. E


Klien masuk dengan keluhan nyeri ulu hati skala 3-4, malam hari sesak, mual (-),
muntah (-)
Sudah dilakukan tindakan keperawatan :
- Melakukan pengkajian nyeri ( lokasi dada skala 3-4 , karakteristik nyeri tekan, durasi
±1 menit, frekuensi sering)
- Mengobservasi reaksi nonverbal : klien terlihat meringis kesakitan
- Mengajarkan teknik non farmakologis ; nafas dalam, relaksasi
- Meningkatkan istirahat
- Memberikan analgesik untuk mengurangi nyeri: PCT 1 tablet dan Antasida 1 sdm
- Memonitor TTV : TD 120/100 mmHg, Suhu 36,3OC, Nadi 88 x/menit, RR 20x/menit,
Setelah dilakukan observasi ± 3 jam di Emergency Room, klien mengatakan nyeri
berkurang, skala 1-2, mual (-), muntah (-), klien diberikan resep obat dan
diperbolehkan pulang.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Makalah ini membahas mengenai Asuhan Keperawatan pada pasien berdasarkan hasil
praktek Keperawatan Kegawatdaruratan yang dilakukan pada tanggal 2 Maret 2015
sampai dengan 13 Maret 2015 di Unit Gawat Darurat RS PGI Cikini. Asuhan
keperawatan yang dilakukan berdasarkan landasan teoritis yang telah dibuat
sebelumnya akan tetapi ada beberapa hal yang tidak ditemukan pada pasien yang
mahasiswa rawat selama.
Sebagian besar intervensi yang mahasiswa susun terlaksana dengan baik atas kerja
sama dan komunikasi yang terjalin baik antara mahasiswa dengan pasien.
Intervensi yang belum dapat mahasiswa lakukan, akan dilakukan oleh perawat di ruang
rawat inap.
Kriteria hasil yang mahasiswa tetapkan sebelumnya belum dapat tercapai semuanya,
namun ini tidak akan menjadi masalah yang besar karena perawat di ruang rawat inap
akan meneruskan setiap intervensi yang ada sampai kriteria hasil tercapai.
Dalam perawatan mahasiswa mempunyai keterbatasan waktu, sehingga beberapa
implementasi hanya sebatas memberikan pendidikan kesehatan dengan harapan dapat
diterapkan oleh pasien.
B. Saran
Penulis berharap dengan selesainya laporan ini, maka dapat meningkatkan pengetahuan
penulis, pembaca dan pasien yang telah menerima asuhan keperawatan ini. Penulis juga
mohon kritik dan saran agar dalam pembuatan laporan berikutnya, penulis dapat
menyusun dengan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Doegoes, Marylin E. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi III. Jakarta : EGC. 1999

Nanda Internasional. Daftar Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi.


Jakarta : EGC. 2014

Smeltzer, S. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Volume 2 Edisi
8. Jakarta : EGC. 2001

Anda mungkin juga menyukai