KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN
Disusun oleh :
122566
Jakarta, 2015
BAB I
PENDAHULUAN
Pelayanan cepat dan tepat dalam memberikan pelayanan kesehatan tentunya juga
tidak terlepas dari sebuah unit yang menangani kegawatdaruratan dan di rumah sakit biasa
kita kenal dengan nama dan istilah Unit Gawat Darurat(UGD).
UGD atau Emergency Room adalah salah satu bagian di rumah sakit yang
menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cedera, yang dapat
mengancam kelangsungan hidupnya. Di UGD dapat ditemukan dokter dari berbagai
spesialisasi bersama sejumlah perawat dan juga asisten dokter.
Bila dihubungkan dengan dunia keperawatan maka kita akan mengenal akan
pelayanan keperawatan gawat darurat. Yang dimaksud dengan pengertian pelayanan
keperawatan gawat darurat adalah adalah pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu
dan metodologi keperawatan gawat darurat yang berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-
spiritual yang komprehensif ditujukan kepada klien / pasien yang mempunyai masalah aktual
atau resiko yang disertai kondisi lingkungan yang tidak dapat dikendalikan. Rangkaian
kegiatan yang dilaksanakan dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu mencegah
kematian atau kecacatan yang mungkin terjadi.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Nyeri akut
Batasan Karakteristik :
Faktor yang berhubungan : Agens cedera (biologi, zat kimia, fisik, psikologis)
Intervensi yang dilakukan berdasarkan Nic dan Noc :
2. Hipertermia
Batasan karakteristik :
- Konvulsi - Kejang
- Kulit kemerahan - Takikardia
- Peningkatan suhu tubuh di atas - Takipnea
kisaran normal - Kulit terasa hangat
Faktor yang berhubungan :
4) Kaji respons verbal, catat apakah pasien sadar, orientasi terhadap orang,
tempat dan waktu baik atau malah bingung , menggunakan kata – kata /
frase yang tidak sesuai.
R/ : Mengukur kesesuaian dalam berbicara dan menunjukkan tingkat
kesadaran.
5) Pantau TD. Catat adanya hipertensi sistolik secara terus menerus dan
tekanan nadi yang semakin berat ; observasi terhadap hipertensi pada
pasien yang mengalami trauma multipel.
R/ : Reaksi pupil diatur oleh saraf kranial okulomotor dan berguna untuk
menentukan apakah batang otak masih baik. Ukuran/kesamaan
ditentukan oleh keseimbangan antara persarafan simpatis dan para
simpatis.
8) Pertahankan kepala / leher pada posisi tengah atau pada posisi netral,
sokong dengan gulungan handuk kecil atau bantal kecil. Hindari
pemakaian bantal besar pada kepala.
R/ : Kepala yang miring pada salah satu sisi menekan vena jugularis dan
menghambat aliran darah vena yang selanjutnya akan meningkatkan
TIK.
4. Perubahan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh merupakan asupan nutrisi tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Kesalahan Konsepsi
- Faktor biologis
- Faktor ekonomi
- Faktor psikologis
1) Auskultasi bising usus, catat adanya penurunan / hilangnya atau suara yang
hiperaktif
R/ : Fungsi saluran pencernaan biasanya tetap baik pada kasus cedera kepala,
jadi bising usus membantu dalam menentukan respons untuk makan atau
berkembangnya komplikasi seperti paralitik ileus.
2) Jaga keamanan saat memberikan makan pada pasien seperti tinggikan kepala
tempat tidur selama makan atau selama pemberian makan lewat selang NGT.
Batasan Karakteristik :
Psikologis :
- Ansietas
- Tingkat stress tinggi
Situasional :
- Efek samping obat
- Penyalahgunaan alkohol
- Kontaminan
- Penyalahgunaan laksatif
- Radiasi
- Toksin
- Melakukan perjalanan
- Slang makan
Fisiologis :
- Proses infeksi
- Inflamasi
- Iritasi
- Malabsorbsi
- Parasit
Tindakan Keperawatan :
Diare Management :
TINJAUAN KASUS
Keluhan masuk :
Klien masuk dengan keluhan terjatuh di depan kantor dan trauma pada pergelangan tangan
kiri saat menahan ketika jatuh.
Riwayat kesehatan :
Pasien terjatuh di depan kantor, trauma pada pergelangan tangan kiri, DM (-), Hipertensi (-),
alergi (-).
Pengkajian :
A : Airway = Bebas
C : Circulation = Nadi teraba, 84 x / menit, Irama teratur, TD : 120/80 mmHg, suhu 37OC,
Capillary refil < 3 detik, akral hangat, pucat (-), perdarahan (-), kulit lembab, turgor normal.
D : Disability : klien compos mentis, GCS 15, pupil isokor, muntah proyektil (-), kejang (-),
fungsi bicara normal, kekuatan otot 5555 5555
sensibilitas normal, resiko jatuh
(+), nyeri (+), skala 3-4, frekuensi sering, lokasi pergelangan kiri,
5555 5555
karakteristik tertekan, psikososial khawatir, integumen (TAK), Nutrisi
(TAK).
Pemeriksaan Lainnya :
Foto Wrist Kiri : Tampak fraktur komplit dengan angulasi dan kontraksionum di distal os
radius kiri serta fraktur komplit di prosesus styloideus os ulna kiri.
Diagnosa :
Nyeri akut b/d agens cedera (fisik) ditandai denga klien mengeluh nyeri pergelangan kiri,
skala 3-4, sikap tubuh melindungi.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 jam, pasien tidak mengalami nyeri.
Kriteria hasil :
Intervensi :
Implementasi :
Evaluasi :
Setelah dilakukan observasi ± 2 jam di Emergency Room, klien masih mengeluh nyeri bila
tangan digerakkan, skala 2-3, klien dipasang gips oleh dr. Winner setelah diberikan PCT IV
line. Klien pulang dan diberikan resep obat pukul 16.14 WIB serta surat kontrol ke dr. Bagian
bedah.
Kasus 2 (3 Maret 2015)
Keluhan masuk :
Klien masuk dengan keluhan demam ± 1 hari yang lalu dan belum turun sampai sekarang,
mual (+), muntah (+), pusing (+), nyeri ulu hati (-).
Riwayat kesehatan :
Pasien demam 1 hari yang lalu, mual (+), muntah 3x, kepala terasa berat, nyeri ulu hati, alergi
(-), hipertensi (-), DM (-)
Pengkajian :
A : Airway = Bebas
C : Circulation = Nadi teraba, 120 x / menit, Irama tidak teratur, TD : 90/70 mmHg, suhu
40,1OC, Capillary refil < 3 detik, akral hangat, pucat (+), perdarahan (-), kulit lembab, turgor
normal.
D : Disability : klien compos mentis, GCS 15, pupil isokor, muntah proyektil (-), kejang (-),
fungsi bicara normal, kekuatan otot 5555 5555
sensibilitas normal, resiko jatuh
(+), nyeri (+), skala 2-3, frekuensi sering, lokasi ulu hati, karakteristik
5555 5555
tertekan, psikososial khawatir, mual (+), muntah (+) integumen
(TAK), Nutrisi (TAK).
Hipertermi b/d peningkatan metabolisme ditandai dengan suhu 40,1OC, muntah (+)
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 jam, pasien menunjukkan suhu tubuh
dalam batas normal.
Kriteria hasil :
- Suhu 36-37OC
- Nadi dan RR dalam rentang normal
- Pusing berkurang, tidak ada perubahan warna kulit
Intervensi :
- Monitor suhu
- Monitor tekanan darah, nadi, dan RR
- Berikan cairan intravena
- Berikan anti piretik
Implementasi :
Evaluasi :
Setelah diobservasi ± 2 jam, klien terlihat lemas, suhu 39,4OC klien rencana dirawat di
ruangan, menunggu hasil pemeriksaan laboratorium.
Kasus 3 (4 Maret 2015)
Keluhan masuk :
Klien masuk dengan keluhan nyeri ulu hati ± 1 minggu, mual (+), muntah (+) 3 kali berwarna
coklat.
Riwayat kesehatan :
Klien mengatakan nyeri ulu hati, muntah (+) 3 kali berwarna coklat, mual (+), tidak ada
riwayat hipertensi, DM (-)
Pengkajian :
A : Airway = Bebas
C : Circulation = Nadi teraba, 70 x / menit, Irama teratur, TD : 130/90 mmHg, suhu 36OC,
Capillary refil < 3 detik, akral hangat, pucat (-), perdarahan (-), kulit lembab, turgor normal.
D : Disability : klien compos mentis, GCS 15, pupil isokor, muntah proyektil (-), kejang (-),
fungsi bicara normal, kekuatan otot 5555 sensibilitas normal, resiko jatuh
5555
(+), nyeri (+), skala 2-3, frekuensi sering, lokasi ulu hati, karakteristik
5555 5555
tertekan, psikososial khawatir, mual (+), muntah (+) integumen
(TAK), Nutrisi (TAK).
Pemeriksaan Lainnya : Hb 12,3 g/dL , Eritrosit 4,2 juta/mm3 , Leukosit 10.800/mm3, LED 65
mm/jam, Trombosit 254.000 mm3, Hematokrit 37 %, MCV 86 uL, MCH 28 g, MCH3 33
g/dL, Basofil 0, Eosinofil 2, Mielosit 0, Metamiolisit 0, Neutrofil Batang 1, neutrofil segmen
53, limfosit 40, Monosit 4, GDP 109, Urine reduksi (-), GDS 140.
Diagnosa :
Tujuan :
Kriteria hasil :
- Mual berkurang
- Muntah berkurang
- Nilai lab dalam batas normal
Intervensi :
Implementasi :
Evaluasi :
Setelah diobservasi ± 4 jam, klien mengatakan masih mual, muntah berkurang, terpasang
infus I RL dan sudah diberikan anti emetic. TD 110/80 mmHg, Suhu 36,1OC, Nadi 68
x/menit, RR 18x/menit, klien dipindahkan ke ruangan perawatan M3.
Kasus 4 (5 Maret 2015)
Keluhan masuk :
Klien masuk dengan keluhan muntah berdarah dan batuk (+), penurunan kesadaran (+)
Riwayat kesehatan :
Klien muntah darah, batuk (+), riwayat stroke, penurunan kesadaran, hipertensi (+), DM (-)
Pengkajian :
C : Circulation = Nadi teraba, 72x / menit, Irama teratur, TD : 190/110 mmHg, suhu 36,6OC,
Capillary refil < 3 detik, akral hangat, pucat (-), perdarahan (-), kulit lembab, turgor sedang.
D : Disability : klien apatis, GCS 12, pupil isokor, muntah proyektil (+), muntahan makanan
dan darah ±100cc, kejang (-), fungsi bicara pelo, kekuatan otot 3333 3333
sensibilitas gangguan menelan makanan dan air, resiko jatuh (+),
3333 3333
skala 30, psikososial gelisah, integumen (TAK), Nutrisi terpasang
NGT.
Resiko gangguan perfusi jaringan serebral b/d dengan gangguan transport O2 ditandai dengan
nafas dispnea, terpasang O2 5 liter, kesadaran menuru, adanya slym pada jalan nafas, saturasi
93-95%.
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 5 jam, ketidakefektifan perfusi jaringan serebral tidak
terjadi.
Kriteria hasil :
Intervensi :
- Monitor TTV
- Observasi tingkat kesadaran
- Berikan posisi kepala elevasi
- Berikan O2
- Berikan infus
- Pasang kateter dan NGT
- Lakukan CT Scan
- Berikan terapi farmakologis sesuai program
Implementasi :
Setelah diobservasi ± 5 jam, klien apatis, muntah berkurang, cairan lambung keluar berwarna
coklat, bunyi nafas ronkhi, slym (+), klien terlihat gelisah TD 211/140 mmHg, Suhu 37,5OC,
Nadi 88 x/menit, RR 24x/menit, klien dipindahkan ke ruangan perawatan M2 pukul 02.33
WIB.
Kasus 5 (7 Maret 2015)
Keluhan masuk :
Klien masuk dengan keluhan lemas, mual (+), muntah (+), nafsu makan menurun, sesak (+)
Riwayat kesehatan :
Klien masuk dengan keluhan lemas, mual (+), muntah (+), nafsu makan menurun, sesak (+),
hipertensi (+) dan CKD on HD.
Pengkajian :
B : Breathing = RR 24 x menit, saturasi 93%, teratur, suara nafas vesikuler, retraksi dada (+)
C : Circulation = Nadi teraba, 120 x / menit, Irama teratur, TD : 170/110 mmHg, suhu
37,2OC, Capillary refil < 3 detik, akral hangat, pucat (-), perdarahan (-), kulit lembab, turgor
normal.
D : Disability : klien compos mentis, GCS 15, pupil isokor, muntah proyektil (-), kejang (-),
fungsi bicara normal, kekuatan otot 5555 sensibilitas normal, resiko jatuh (+),
5555
nyeri (-),psikososial khawatir, integumen (TAK), Nutrisi ; mual
(+), muntah (+) 5555 5555
Pemeriksaan Lainnya :
Chlorida 116
Diagnosa :
Gangguan nutrisi b/d ketidakmampuan untuk mencerna ditandai dengan mual (+), muntah
(+), nafsu makan menurun
Tujuan :
Kriteria hasil :
- Mual berkurang
- Tidak ada muntah
- Nilai lab dalam batas normal
Intervensi :
Implementasi :
Evaluasi :
Setelah dilakukan observasi ± 2 jam di Emergency Room, klien mengatakan mual berkurang,
muntah (-) diberikan resep obat dan dipindahkan ke ruangan perawatan M2.
Kasus 6 (9 Maret 2015)
Keluhan masuk :
Klien masuk dengan keluhan sakit perut, demam (+), mengigil (+), batuk (+), pilek (-), diare
(-), kembung (-), mual (+)
Riwayat kesehatan :
Klien masuk dengan keluhan sakit perut, demam (+), mengigil (+), batuk (+), pilek (-), diare
(-), kembung (-), mual (+), riwayat jantung, Diagnosa medik dispepsia.
Pengkajian :
A : Airway = Bebas
C : Circulation = Nadi teraba, 120 x / menit, Irama teratur, TD : 160/90 mmHg, suhu 37,7OC,
Capillary refil < 3 detik, akral hangat, pucat (-), perdarahan (-), kulit lembab, turgor normal,
batuk (+)
D : Disability : klien compos mentis, GCS 15, pupil isokor, muntah proyektil (-), kejang (-),
fungsi bicara normal, kekuatan otot sensibilitas normal, resiko jatuh
5555 5555
(+), nyeri (+), skala 2-3, frekuensi sering, lokasi perut, karakteristik
5555 5555
mulas, durasi hilang timbul psikososial gelisah, integumen
(TAK), mual (+), muntah (-)
Pemeriksaan Lainnya :
Neutrofil batang 0%
Diagnosa :
Nyeri akut b/d agens cedera (biologi) ditandai denga klien mengeluh nyeri perut skala 2-3
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ± 4 jam, pasien tidak mengalami nyeri.
Kriteria hasil :
Intervensi :
Implementasi :
- Melakukan pengkajian nyeri ( lokasi perut, nyeri skala 2-3, karakteristik mulas,
frekuensi sering, durasi hilang timbul )
- Mengajarkan teknik relaksasi : klien merasa tenang.
- Meningkatkan istirahat
- Memonitor vital sign : TD 160/90 mmHg, Suhu 37,7OC, Nadi 120 x/menit, RR
24x/menit.
Evaluasi :
Setelah dilakukan observasi ± 3 jam di Emergency Room, klien mengatkan nyeri berkurang,
TD 160/90 mmHg, Suhu 37,7OC, Nadi 120 x/menit, RR 24x/menit, kemudian klien diberikan
Ranitidin IV line 1 Ampul, Ulsafat, PCT tablet, dan Infus RL. Klien dipindahkan ke ruangan
perawatan M2.
Kasus 7 (10 Maret 2015)
Keluhan masuk :
Klien masuk dengan keluhan diare terus menerus, badan lemas, mual (+), muntah (+).
Riwayat kesehatan :
Klien diare terus menerus, badan lemas, mual (+), muntah (+), kolesterol (+), DM (+)
Pengkajian :
A : Airway = Bebas
C : Circulation = Nadi teraba, 112x / menit, Irama teratur, TD : 100/80 mmHg, suhu 39,2OC,
Capillary refil < 3 detik, akral dingin, pucat (+), perdarahan (-), kulit kering, turgor sedang.
D : Disability : klien kompos mentis, GCS 15, pupil isokor, muntah proyektil (-), kejang (-),
fungsi bicara normal, kekuatan otot , resiko jatuh (-), psikososial
5555 5555
gelisah, integumen (TAK), Nutrisi klien mengeluh BAB terus
menerus. 5555 5555
Pemeriksaan Lainnya :
Elektrolit Hematologi
Diagnosa :
Diare b/d proses infeksi ditandai dengan BAB terus menerus, suhu 39,2OC
Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervensi :
Evaluasi :
Setelah diobservasi ± 5 jam, klien mengatakan diare berkurang, diberikan Sumagesic tablet
dan I Rl 500 ml, diberikan resep obat dan dirawat diruang M3, TD 80/60 mmHg, Suhu 39OC,
Nadi 100 x/menit, RR 24x/menit.
Kasus 8 (11 Maret 2015)
Keluhan masuk :
Klien masuk dengan keluhan nyeri abdomen skala 5-6, mual (-), muntah (-)
Riwayat kesehatan :
Klien masuk dengan keluhan nyeri abdomen sejak pagi hari skala 5-6, mual (-), muntah (-)
alergi (-), hipertensi (-). Kolesterol (-)
Pengkajian :
A : Airway = Bebas
C : Circulation = Nadi teraba, 80 x / menit, Irama teratur, TD : 150/90 mmHg, suhu 37,7OC,
Capillary refil < 3 detik, akral hangat, pucat (-), perdarahan (-), kulit lembab, turgor normal.
D : Disability : klien compos mentis, GCS 15, pupil isokor, muntah proyektil (-), kejang (-),
fungsi bicara normal, kekuatan otot sensibilitas normal, resiko jatuh (-),
5555 5555
nyeri (+), skala 5-6, frekuensi hilang timbul, lokasi
5555 5555
perut/abdomen, karakteristik nyeri tekan, psikososial gelisah,
integumen (TAK), mual (-), muntah (-)
Nyeri akut b/d agens cedera (biologi) ditandai dengan klien mengluh nyeri abdomen skala 5-
6.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ± 4 jam, pasien tidak mengalami nyeri.
Kriteria hasil :
Intervensi :
Implementasi :
Evaluasi :
Setelah dilakukan observasi ± 2 jam di Emergency Room, klien mengatakan nyeri berkurang,
skala 2-3, diberikan resep obat oleh dokter dan tidak mau dirawat inap. TD 130/90 mmHg,
Suhu 36,5OC, Nadi 76 x/menit, RR 18x/menit, klien pulang.
Kasus 9 (12 Maret 2015)
Keluhan masuk :
Klien masuk dengan keluhan nyeri ulu hati skala 5-6, mual (+), muntah, klien rujukan dari dr.
Harapan
Riwayat kesehatan :
Klien masuk dengan keluhan nyeri nyeri ulu hati skala 5-6, mual (+), muntah, klien rujukan
dari dr. Harapan, alergi (-), hipertensi (-), DM (-)
Pengkajian :
A : Airway = Bebas
C : Circulation = Nadi teraba, 75x / menit, Irama teratur, TD : 150/90 mmHg, suhu 37,7OC,
Capillary refil < 3 detik, akral hangat, pucat (-), perdarahan (-), kulit lembab, turgor normal.
D : Disability : klien compos mentis, GCS 15, pupil isokor, muntah proyektil (-), kejang (-),
fungsi bicara normal, kekuatan otot 5555 sensibilitas normal, resiko jatuh (-),
5555
nyeri (+), skala 5-6, frekuensi sering, lokasi ulu hati, karakteristik
5555 5555
nyeri tekan, psikososial gelisah, integumen (TAK), mual (+),
muntah (-)
Nyeri akut b/d agens cedera (biologi) ditandai dengan klien mengluh nyeri abdomen skala 5-
6., frekuensi sering, nyeri tekan, lokasi ulu hati.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ± 3 jam, pasien tidak mengalami nyeri.
Kriteria hasil :
Intervensi :
Implementasi :
- Melakukan pengkajian nyeri ( lokasi ulu hati skala 5-6 , karakteristik nyeri tekan,
durasi ±1 menit, frekuensi sering)
- Mengobservasi reaksi nonverbal : klien terlihat meringis kesakitan
- Mengajarkan teknik non farmakologis ; nafas dalam, relaksasi
- Meningkatkan istirahat
- Memberikan analgesik untuk mengurangi nyeri: PCT 1 tablet dan Ranitidine 1 ampul
IV line
- Memonitor TTV : TD 140/110 mmHg, Suhu 36,3OC, Nadi 75 x/menit, RR 22x/menit,
Evaluasi :
Setelah dilakukan observasi ± 3 jam di Emergency Room, klien mengatakan nyeri berkurang,
skala 1-2, mual (+), muntah (-), klien meminta untuk pulang dan diberikan resep obat.
Kasus 10 (13 Maret 2015)
Keluhan masuk :
Klien masuk dengan keluhan nyeri ulu hati skala 3-4, malam hari sesak, mual (-), muntah (-)
Riwayat kesehatan :
Klien masuk dengan keluhan nyeri nyeri dada, hipertensi (-), DM (-), keluarga hipertensi
(ayah)
Pengkajian :
A : Airway = Bebas
C : Circulation = Nadi teraba, 88x / menit, Irama teratur, TD : 120/110 mmHg, suhu 36,3OC,
Capillary refil < 3 detik, akral hangat, pucat (-), perdarahan (-), kulit lembab, turgor normal.
D : Disability : klien compos mentis, GCS 15, pupil isokor, muntah proyektil (-), kejang (-),
fungsi bicara normal, kekuatan otot 5555 5555
sensibilitas normal, resiko jatuh (-),
nyeri (+), skala 3-4, frekuensi sering, lokasi dada, karakteristik
5555 5555
nyeri tekan, psikososial gelisah, integumen (TAK), mual (-),
muntah (-)
Nyeri akut b/d agens cedera (biologi) ditandai dengan klien mengeluh nyeri dada
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ± 3 jam, pasien tidak mengalami nyeri.
Kriteria hasil :
Intervensi :
Implementasi :
- Melakukan pengkajian nyeri ( lokasi dada skala 3-4 , karakteristik nyeri tekan, durasi
±1 menit, frekuensi sering)
- Mengobservasi reaksi nonverbal : klien terlihat meringis kesakitan
- Mengajarkan teknik non farmakologis ; nafas dalam, relaksasi
- Meningkatkan istirahat
- Memberikan analgesik untuk mengurangi nyeri: PCT 1 tablet dan Antasida 1 sdm
- Memonitor TTV : TD 120/100 mmHg, Suhu 36,3OC, Nadi 88 x/menit, RR 20x/menit,
Evaluasi :
Setelah dilakukan observasi ± 3 jam di Emergency Room, klien mengatakan nyeri berkurang,
skala 1-2, mual (-), muntah (-), klien diberikan resep obat dan diperbolehkan pulang.
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Pengkajian pada tgl : 02 – 03 – 2015, pada Pasien Ny. D dengan Fraktur Wrist Kiri.
Datang dengan keluhan terjatuh di depan kantor dan trauma pada pergelangan tangan
kiri saat menahan ketika jatuh.
Sudah dilakukan tindakan :
- Melakukan pengkajian nyeri ( lokasi pergelangan tangan kiri, karakteristik tertekan,
frekuensi sering, durasi lama)
- Mengajarkan teknik relaksasi
- Memberikan analgetik : Paracetamol IV line
- Meningkatkan istirahat
Setelah dilakukan observasi ± 2 jam di Emergency Room, klien masih mengeluh
nyeri bila tangan digerakkan, skala 2-3, RR 20 x/menit, Nadi 84 x / menit, TD :
120/80 mmHg, suhu 37OC, klien dipasang gips oleh dr. Winner setelah diberikan PCT
IV line. Klien pulang dan diberikan resep obat pukul 16.14 WIB serta surat kontrol ke
dr. Bagian bedah.
4. Pengkajian pada tgl : 05 – 03 – 2015, pada Pasien Tn. A dengan Stroke Hemoragic.
Klien masuk dengan keluhan muntah berdarah dan batuk (+), penurunan kesadaran (+)
Riwayat kesehatan : Klien muntah darah, batuk (+), riwayat stroke, penurunan
kesadaran, hipertensi (+), DM (-).
Sudah dilakukan tindakan :
- Memonitor TTV (TD 260/115, Nadi 70x/menit, RR 28x.menit, Suhu 36,6OC)
- Mengobservasi tingkat kesadaran (apatis)
- Memberikan posisi semi fowler
- Memberikan O2 5liter
- Memberikan Infus I Rl 500 ml
- Memasang kateter urine no, 18 dan NGT no 16
- Melakukan CT scan : perdarahan otak kiri
- Memberikan terapi farmakologis : Captropril 1 ampul IV line, Vit K IV line 1 ampul,
Asam transenamat Oral 1 tablet digerus.
Setelah diobservasi ± 5 jam, klien apatis, muntah berkurang, cairan lambung keluar
berwarna coklat, bunyi nafas ronkhi, slym (+), klien terlihat gelisah TD 211/140
mmHg, Suhu 37,5OC, Nadi 88 x/menit, RR 24x/menit, klien dipindahkan ke ruangan
perawatan M2 pukul 02.33 WIB.
5. Pengkajian dilakukan pada tanggal 7 Maret 2015 , pasien Tn. L
Klien masuk dengan keluhan lemas, mual (+), muntah (+), nafsu makan menurun, sesak
(+)
Sudah dilakuakn tindakan keperawatan :
- Mengkaji adanya alergi makanan (-)
- Memonitor turgor kulit : normal
- Memonitor mual muntah : mual (+), muntah (-)
- Mengatur posisi semi fowler
- Mengelola pemberian emetik ; Ranitidin IV Line 1 ampul
Setelah dilakukan observasi ± 2 jam di Emergency Room, klien mengatakan mual
berkurang, muntah (-) diberikan resep obat dan dipindahkan ke ruangan perawatan
M2 .
A. Kesimpulan
Makalah ini membahas mengenai Asuhan Keperawatan pada pasien berdasarkan hasil
praktek Keperawatan Kegawatdaruratan yang dilakukan pada tanggal 2 Maret 2015
sampai dengan 13 Maret 2015 di Unit Gawat Darurat RS PGI Cikini. Asuhan
keperawatan yang dilakukan berdasarkan landasan teoritis yang telah dibuat
sebelumnya akan tetapi ada beberapa hal yang tidak ditemukan pada pasien yang
mahasiswa rawat selama.
Sebagian besar intervensi yang mahasiswa susun terlaksana dengan baik atas kerja
sama dan komunikasi yang terjalin baik antara mahasiswa dengan pasien.
Intervensi yang belum dapat mahasiswa lakukan, akan dilakukan oleh perawat di ruang
rawat inap.
Kriteria hasil yang mahasiswa tetapkan sebelumnya belum dapat tercapai semuanya,
namun ini tidak akan menjadi masalah yang besar karena perawat di ruang rawat inap
akan meneruskan setiap intervensi yang ada sampai kriteria hasil tercapai.
Dalam perawatan mahasiswa mempunyai keterbatasan waktu, sehingga beberapa
implementasi hanya sebatas memberikan pendidikan kesehatan dengan harapan dapat
diterapkan oleh pasien.
B. Saran
Penulis berharap dengan selesainya laporan ini, maka dapat meningkatkan pengetahuan
penulis, pembaca dan pasien yang telah menerima asuhan keperawatan ini. Penulis juga
mohon kritik dan saran agar dalam pembuatan laporan berikutnya, penulis dapat
menyusun dengan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Doegoes, Marylin E. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi III. Jakarta : EGC. 1999
Smeltzer, S. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Volume 2 Edisi
8. Jakarta : EGC. 2001