Anda di halaman 1dari 7

Sendu Senja Kehidupan

Sebuah Karya Dari Hafizul Ilmi, Mahasiswa EI 6

Uap teh merona


Basah ditumpahi jiwa
Berpelukan dengan senja
Indah manis menjingga
Dan hidupmu terlalu pahit
Hanya untuk menyumbu langit

Engkau terus membongkar egomu


Diperkosa oleh masalah tabu
Serasa menyetubuhi solusi semu
Lalu apa yang harus dilakukan pejuang
Agar waktu dan sikap berbaikan datang
Dikala keadaan malah berbalik menyerang

Maaf, itu hanya penawar hati


Ketika teman baikmu mengkhianati
Dan kau memilih berjalan sendiri
Ketika penggosip mengumbar caci-maki
Dan kau bercita-cita menjadi
Bayangan Penuh Misteri
Menggelapkan Jati Diri
Berteriak Gila Menanyai:
“KENAPA AKU DILAHIRI
MENJADI SEPERTI INI?!”
Itulah obat yang tidak mengobati
Juga penawar hati, bukan solusi

Dan Senja akan selalu sama


Indah, Manis, Menjingga
Dibumbui sayup-sayup suara
Alquran di sudut lidah aurora
Dan jiwamu terlalu lelah untuk semua ini
Jika engkau tidak pernah belajar mensyukuri

Terima Kasih untuk hari-hari yang terluka


Terima kasih untuk-Mu, wahai Pencipta Senja

(HAFIZUL ILMI – DI SUATU SENJA MENJELANG 2018)


MENYAPA KESALAHAN
Sebuah Tumpahan Abadi Dari Hafizul Ilmi, Mahasiswa EI 6

Hai...
Selamat Pagi... Kesalahan yang Sama
Awal sekali senyum egomu menyapa
Ratusan hati engkau buat terluka
Namun penyesalanmu slalu terasa hampa

Selamat Siang... Kesalahan yang Terulang


Teriakanmu menghangati perjalanan yang panjang
Entah kapan Guru Terbaikmu datang
Pengalamanmu hanya singgah dan menghilang

Selamat Sore... Kesalahan yang Menangis


Hujan takkan membuat murammu terkikis
Teduh sendirian membiarkan kesedihanmu mengemis
Kepalan Tanganmu membisiki kebencian tersadis

Selamat Malam... Kesalahan yang Membatu


Lelah sekali menundukkan rasa malumu
Rembulan mengintip marahmu yang membisu
Pemberian Maafmu kian terasa semu

***
Pada letihnya jiwamu
Pada hancurnya logikamu
Pada rapuhnya pendirianmu
Menyapamu 'tuk kesekian kali:

Selamat Tidur lagi, wahai Kesalahan


Semoga besok, saat engkau terbangun
Ketika 'harapan' itu telah terbit
Walau hadirmu engganku sapa lagi
Meski YAKINmu bersembunyi... Aku Berharap,
Engkau MAU Berubah.
...Bye.
(HAFIZUL ILMI – KARYA ABADI )
SABTU, 14 SEPTEMBER 2013, SELASA, 27 JANUARI 2015, SENIN, 4 APRIL 2016
01-01-2018

DREAM ME

Sebuah Mimpi Dari Hafizul Ilmi, Mahasiswa EI 6

Hidup ini berawal dari MIMPI


Mimpi itu ku gantungkan kelangit
Kugantungkan setinggi mungkin
Walau pada akhirnya apa yang ku gantungkan itu
Hanya sampai ke awan,
Setidaknya itulah aku,

Manusia yang BERANI BERMIMPI.

Mimpi yang akan memperbaiki segalanya,


Memperbaiki sehebat mungkin
Walau pada akhirnya aku tahu
MIMPI-MIMPI itu hanya akan memperbaiki
sebagiannya atau setengahnya saja,
TAPI, setidaknya itulah aku,

MANUSIA yang BERANI BERMIMPI.....

(HAFIZUL ILMI – TERKENANG 2016-2018 )


30 MARET 2018
MASALAH BERBISA

Sebuah Curahan Hidup Dari Hafizul Ilmi, Mahasiswa EI 6

Jangan terlalu nyaman dengan gempa hati


Gempa kecil yang kau buat sendiri
Padahal, gempa besar sedang menanti
Namun kau santai dan tidak menanggapi

Masalah datang berhamburan


Kau teriak kesetanan
Gerutu setiap hinaan
Kaulah leluconan

Masalahnya,
Hidup tak selelucon itu.

JOGJA, DI SATU KESEPIAN


HAFIZUL ILMI
(HAFIZUL ILMI – 21 FEBRUARI 2018)
Pewarna Kehidupan
Sebuah Puisi jujur Dari Hafizul Ilmi, Mahasiswa EI 6

Tanggungjawab adalah Sadarilah!


sebongkah makna Kalian tak sekejam
Bagaimana 'pangkat' pemimpin
menulis aksara Yang haus kehormatan
Dengan jari seangkuh membunting
dewa Tapi kalian adalah
Terus tersungkur kedalam pemimpi
akibatnya Teladan yang layak
Ku temui cahaya dicontohi
membelusuk Langit tanpa tiang terus
Sebuah Amanat datang mewarnai bumi
menusuk Walaupun gelap awan
Dia tunjukkan keikhlasan ingin mengeruhi
membusuk Namun si Langit sadar,
Stigma keadilan yang Dialah Pewarna Kehidupan
memburuk makluk-Nya
Sungguh keikhlasan dan Di biru dan hitamnya ia
keadilan memeluk
Cermin tanggungjawab Dunia yang teruk tapi
berparas rupawan bermakna
Jika kalian sudah Lihatlah!
menyadari Kalian lah langit itu,
Amanah yang ada dalam anak muda
diri Bukan lagi kertas putih
Bukan pangkat yang polos
disombongi Seperti kalian pertama
Segunung Amanah, ya kali kami didik
ikhwani... Bukan juga kertas
berwarna
*** Seperti 2-3 tahun kalian
setelahnya
Atau kertas yang dilipat kertas-kertas itu
berbagai bentuk Kertas kehidupan yang
Agar berfungsi lebih menuliskan cerita
seperti setahun Cerita berwarna-warni
sebelumnya... untuk masyarakat
Tapi, Kalian bukan lagi nantinya
kertas! Dengan warna utamanya
Kalian lah pewarna ialah 'Pendidikan'

Kalian mendidik dan dididik


Kalian patah lalu tumbuh berisi
Kalian dicontohi bukan dituruti
Kalian langit indah bukan awan hina
Karena kalian pantas disapa:
SANG PEWARNA.

(UNTUK KELAS 592 2018, KALIAN ANAK-ANAKKU YANG HEBAT)


DARI MUDABIR KALIAN, 07 MARET 2018

TAK ASING
Sebuah Renungan Dari Hafizul Ilmi, Mahasiswa EI 6

GEJOLAK RINDU BERDEBAR DI DADA


TAK KALA BERSERU INGIN BERJUMPA
KEPADA MATAHARI YANG IKHLAS MENYIANGKAN
TAPI TAK IKHLAS 'TUK MENGASINGKAN...
Hafizul Ilmi Nasution
Brunei-Indonesia
15 April 2018

Anda mungkin juga menyukai