Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No.

2 Mei 2016

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN


MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 10 KENDARI

Israwati Rusia1), Fahinu2), Kadir Tiya3)


1)
Alumni Jurusan Pendidikan Matematika, 2,3) Dosen Jurusan Pendidikan Matematika
FKIP Universitas Halu Oleo Email: israwati.rusia@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya kemampuan pemahaman matematis siswa dan sulitnya guru
menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan pemahaman
matematis siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) deskripsi kemampuan pemahaman
matematis siswa sebelum dan sesudah penerapan pendekatan saintifik, (2) pengaruh pendekatan
saintifik terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa. Populasi penelitian ini adalah siswa
kelas VIII SMPN 10 Kendari. Teknik pengambilan sampel penelitian dilakukan secara purposive
sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan pemberian tes kemampuan pemahaman matematis
berbentuk tes uraian. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dan inferensial.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan diperoleh kesimpulan, (1) deskripsi kemampuan
pemahaman matematis siswa sebelum penerapan pendekatan saintifik dengan rerata pretest adalah
36,13 dan kemampuan pemahaman matematis siswa setelah penerapan pendekatan saintifik dengan
rerata posttest adalah 67,12, (2) terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan pendekatan
pembelajaran saintifik terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa pada materi kubus dan
balok di SMPN 10 Kendari tahun ajaran 2015/2016.

Kata Kunci: pendekatan saintifik, kemampuan pemahaman matematis siswa, analisis

THE EFFECT OF SCIENTIFIC APPROACH TOWARD COMPREHENSION OF


MATHEMATICAL ABILITY GRADE STUDENTS OF SMPN 10 KENDARI
Abstract
This research is motivated the lack of comprehension of students 'mathematical abilities and the
difficulty teachers use appropriate learning approach to improve students mathematical
comprehension. This study aims to determine: (1) a description of comprehension students
mathematical abilities before and after the application of scientific approaches, (2) the effect of the
scientific approach to comprehension students mathematical abilities. The population this study were
students of class VIII SMPN 10 Kendari. The sampling technique the research done by purposive
sampling. Data collected administering the test the ability of comprehension mathematical
description of the test form. Data were analyzed using descriptive statistics and statistics. Based on
the analysis of data and discussion is concluded, (1) a description of the ability of students
mathematical comprehension prior to the application of the scientific approach with the average
value pretest is 36,13 and ability after the application of a scientific approach with the average value
posttest is 67.12, (2) there is a significant effect on the use of scientific approach to learning ability of
students mathematical comprehension of the material cubes and blocks in SMPN 10 Kendari
academic year 2015/2016.

Keywords : scientific approach, mathematical comprehension ability students, analysis

Israwati Rusia, Fahinu, Kadir Tiya 85


Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016

Pendahuluan dilalui oleh siswa saat belajar dan interaksi yang


terjadi saat belajar bersama orang lain, sehingga
Matematika mempunyai sifat abstrak siswa dapat membentuk pengetahuan dan
yang terdiri dari fakta, operasi atau relasi, pemahaman dari apa yang dialaminya
konsep dan prinsip sehingga untuk mempelajari (Marhaeni, 2007:17).
matematika diperlukan pemahaman konsep yang SMPN 10 Kendari merupakan salah satu
baik. Dalam memahami suatu konsep SMP di Kota Kendari yang masih menerapakan
matematika, maka diperlukan pemahaman kurikulum KTSP. Berdasarkan hasil observasi
konsep lain yang terkait. Dengan kata lain, terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas
untuk memahami suatu konsep yang baru terlihat bahwa dalam proses pembelajaran, guru
diperlukan pemahaman konsep sebelumnya. masih berperan aktif dalam menyampaikan
Oleh karena itu, pentingnya untuk memahami materi pelajaran. Proses pembelajaran masih
suatu konsep yang sederhana karena dari didominasi oleh guru (teacher centered).
pemahaman konsep yang sederhana itulah Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan
berangkatnya suatu pemahaman konsep yang materi pelajaran dengan cara ceramah,
rumit (Yusuf, 2014:2). pemberian contoh soal dan pemberian tugas
National Council Of Teacher of untuk dikerjakan siswa. Dari proses
Mathematics (NCTM, 1989) bahwa pemahaman pembelajaran di kelas menunjukkan bahwa
matematis merupakan aspek yang sangat penting selama pembelajaran masih banyak siswa yang
dalam pembelajaran matematika. Siswa dalam belum bisa menyelesaikan soal yang diberikan
belajar matematika harus dengan pemahaman. guru, siswa hanya terpaku pada contoh soal
Hal tersebut berakibat bahwa dalam setiap yang diberikan dan tidak mengetahui konsep
belajar matematika harus ada unsur pemahaman sebenarnya dari soal tersebut. Pada proses
matematisnya. Kemampuan Pemahaman pembelajaran siswa tidak diarahkan untuk
matematis sangat penting dibutuhkan terutama memahami informasi yang diberikan guru
untuk materi-materi yang banyak digunakan sehingga siswa tidak memahami dan mengalami
dalam kehidupan sehari-hari seperti halnya kesulitan dalam menyelesaikan soal.
materi kubus dan balok. Materi kubus dan balok Berdasarkan hasil tes awal kemampuan
merupakan salah satu materi yang digunakan pemahaman matematis diperoleh bahwa
dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan kemampuan pemahaman matematis siswa kelas
sehari-hari, sehingga siswa dituntut untuk VIII tergolong rendah dengan rata-rata kelas
memahami konsep-konsep dari kubus dan balok secara keseluruhan mencapai 36,13. Dari dua
bukan hanya sekedar dihafalkan saja, tetapi indikator kemampuan pemahaman matematis
lebih pada kemampuan pemahaman matematis siswa yaitu pemahaman instrumental (hafal
siswa. konsep/prinsip tanpa kaitan dengan yang
Tingkat pemahaman matematis seorang lainnya, menerapkan rumus dalam perhitungan
siswa lebih dipengaruhi oleh pengalaman siswa sederhana, dan mengerjakan perhitungan secara
itu sendiri. Hal ini berarti pemahaman seorang algoritmik), pemahaman relasional (mengaitkan
siswa dalam belajar diperoleh dalam satu konsep/prinsip dengan konsep/prinsip)
pembelajaran matematika. Bruner menyatakan, diketahui bahwa rata-rata kemampuan siswa
pembelajaran matematika merupakan usaha pada dua indikator di atas masih sangat rendah.
untuk membantu siswa dalam mengkonstruksi Rendahnya kemampuan pemahaman matematis
pengetahuan melalui proses, karena mengetahui siswa di SMPN 10 Kendari salah satu faktor
adalah suatu proses, bukan suatu produk penyebabnya, berkaitan dengan pembelajaran
(Markaban, 2006: 3). Hal ini sejalan dengan yang diselenggarakan guru di sekolah. Selama
Vygotsky yang menyatakan bahwa, konstruksi ini guru cenderung text book oriented dan masih
pengetahuan terjadi melalui proses interaksi didominasi dengan pembelajaran yang terpusat
sosial bersama orang lain yang lebih mengerti pada guru. Kebanyakan guru dalam mengajar
dan paham akan pengetahuan tersebut. Proses masih kurang memperhatikan kemampuan
tersebut dimulai dari pengalaman, sehingga berpikir siswa atau tidak mempertimbangkan
siswa harus diberi kesempatan seluas-luasnya tingkat kognitif siswa sesuai dengan
untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang perkembangan usianya.
harus dimilikinya. Pemahaman diperoleh oleh Pembelajaran matematika masih bersifat
siswa melalui suatu rangkaian proses yang satu arah yang menyebabkan kurangnya
86 www.jppm.hol.es
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016

partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan di Pendekatan saintifik memiliki lima komponen
kelas menyebabkan pembelajaran yang utama yaitu mengamati,
dilakukan tidak sesuai dengan yang menanya,mengumpulkan informasi,mengolah
direncanakan. Dengan pembelajaran seperti ini, informasi,dan mengkomunikasikan.
siswa sebagai subjek belajar kurang dilibatkan Berdasarkan latar belakang yang telah
dalam menemukan konsep-konsep pelajaran dikemukakan, maka penulis mengadakan
yang harus dikuasainya. Hal ini menyebabkan penelitian dengan judul “Pengaruh Pendekatan
konsep-konsep yang diberikan tidak membekas Saintifik Terhadap Kemampuan Pemahaman
tajam dalam ingatan siswa sehingga siswa Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 10
mudah lupa dan sering kebingungan dalam Kendari“. Tujuan yang ingin di capai dalam
menyelesaikan suatu permasalahan matematika. penelitian ini adalah untuk mengetahui: ada
Disamping itu, sebagaian besar siswa tidaknya pengaruh pendekatan saintifik terhadap
menganggap pelajaran matematika merupakan kemampuan pemahaman matematis siswa.
pelajaran yang susah sehingga menyebabkan Pembelajaran secara umum adalah suatu
siswa kurang antusias dalam pembelajaran kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian
karena tidak ada dorongan dalam dirinya untuk rupa, sehingga terjadi perubahan pada siswa
belajar sendiri hanya mengharapkan dari apa kearah yang lebih baik. Pembelajaran
yang diajarkan guru di kelas. merupakan aspek kegiatan manusia yang
Pembelajaran yang dilakukan guru kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat
selama ini belum banyak melakukan variasi dijelaskan. Pembelajaran secara simpel dapat
dalam pembelajaran dan belum memfokuskan diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan
pada kemampuan berpikir siswa tertentu antara pengembangan dan pengalaman hidup.
khususnya kemampuan pemahaman matematis Pembelajaran adalah kegiatan guru secara
siswa. Selain itu selama ini siswa tidak terprogram dalam desain instruksional, untuk
dirangsang untuk melibatkan diri secara penuh membuat siswa belajar aktif, yang menekankan
(student centered) dalam pembelajaran. Untuk pada penyediaan sumber belajar (Dimyati dan
meningkatkan kemampuan pemahaman Mudjiono, 2009:11).
matematis siswa, maka dibutuhkan suatu Pembelajaran matematika adalah proses
pembelajaran yang lebih terpusat pada siswa yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk
sehingga memungkinkan siswa aktif dalam menciptakan suasana lingkungan yang
pembelajaran. Memberi peluang guru untuk memungkinkan siswa melaksanakan kegiatan
lebih kreatif, dan mengajak siswa untuk aktif belajar matematika, dan proses tersebut berpusat
dengan berbagai sumber belajar. Pendekatan pada guru mengajar matematika (Syarifuddin
pembelajaran yang dimaksud tersebut adalah dalam Soewandi, 2005:25). Dalam pembelajaran
pendekatan saintifik. matematika seharusnya siswa diberi kesempatan
Pendekatan saintifik adalah pendekatan mengkonstruksi pengetahuan yang perlu
pembelajaran yang di amanatkan dalam diketahui melalui berbuat, mengamati,
kurikulum 2013 (meliputi: mengamati, mengklasifikasi, menyelesaikan masalah,
menanya, mencari informasi, mengasosiasikan berkomunikasi, berinteraksi atau bernegosiasi
informasi, dan mengkomunikasikan). dengan yang lain termasuk dengan guru
Pendekatan saintifik, selain dapat menjadikan melakukan refleksi, estimasi, atau prediksi
siswa lebih aktif dalam mengkonstruksi mengambil kesimpulan, menyelidiki hubungan,
pengetahuan dan keterampilannya, juga dapat keterkaitan, dan sebagainya.
mendorong siswa untuk melakukan Pembelajaran matematika diharapkan
penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari berakhir dengan sebuah pemahaman siswa yang
suatu fenomena atau kejadian, mendorong siswa komprehensif dan holistik (lintas topik bahkan
memperoleh sendiri penyelesaian dari masalah lintas bidang studi jika memungkinkan) tentang
yang diberikan dan melatih siswa untuk mampu materi yang telah disajikan (Suherman,
berfikir logis, runut dan sistematis. Pendekatan 2001:298). Lebih lanjut dikatakan bahwa dalam
pembelajaran saintitifik tidak hanya memandang pembelajaran matematika seharusnya tidak
hasil belajar sebagai muara akhir, namun proses menyekat secara tegas pelajaran matematika
pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh sebagai penyajian materi-materi matematika
karena itu, pendekatan pembelajaran saintifik belaka. Topik-topik dalam matematika
menekankan pada keterampilan proses. sebaiknya tidak disajikan sebagai materi secara
Israwati Rusia, Fahinu, Kadir Tiya 87
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016

parsial, tetapi harus diintegrasikan antara satu diartikan sebagai kesanggupan atau kemampuan
topik dengan topik yang lain bahkan dengan siswa dalam memahami atau mengerti tentang
bidang lain (Suherman, 2001: 302). matematika baik ketika guru sedang
Pemahaman berasal dari kata paham menjelaskan materi ataupun dalam bentuk soal
yang artinya mengerti benar dalam suatu hal. yang diberikan (Ruseffendi dalam Nurjannah,
Pemahaman adalah kemampuan seseorang 2006:24).
untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah Kemampuan pemahaman matematis
sesuatu itu diketahui dan diingat. Seorang merupakan salah satu tujuan penting dalam
peserta didik dikatakan memahami sesuatu pembelajaran, memberikan pengertian bahwa
apabila ia dapat memberikan penjelasan atau materi-materi yang diajarkan kepada siswa
memberi uraian lebih rinci tentang hal itu bukan hanya sebagai hafalan. Namun lebih dari
dengan menggunakan kata-katanya sendiri. itu, dengan pemahaman siswa dapat lebih
Tahap pemahaman sifatnya lebih kompleks dari mengerti akan konsep materi pelajaran itu
pada tahap pengetahuan. Untuk dapat mencapai sendiri.
tahap pemahaman terhadap suatu konsep Pembelajaran dengan pendekatan
matematika maka siswa harus mempunyai saintifik adalah proses pembelajaran yang
pengetahuan terhadap konsep tersebut dirancang sedemikian rupa agar peserta didik
(Sudijono, 2005:50). secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau
Kemampuan pemahaman matematis prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (untuk mengidentifikasi atau menemukan
a. Pemahaman instrumental, yaitu hafal masalah), merumuskan masalah, mengajukan
konsep/prinsip tanpa kaitan dengan yang atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data
lainnya, dengan menerapkan rumus dalam dengan berbagai teknik, menganalisis data,
perhitungan sederhana, dan mengerjakan menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan
perhitungan secara algoritmik. Kemampuan konsep, hukum atau prinsip.
tergolong kemampuan berpikir matematis Pembelajaran dengan metode saintifik
tingkat rendah. memiliki karakteristik sebagai berikut:
b. Pemahaman relasional, yaitu mengaitkan 1). Berpusat pada siswa
satu konsep/prinsip dengan konsep/prinsip 2). Melibatkan keterampilan proses sains dalam
lainnya. Kemampuan ini tergolong pada mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip
kemampuan berpikir matematis tingkat 3). Melibatkan proses-proses kognitif yang
tinggi (Ferdianto,2011:51). potensial dalam merangrang perkembangan
Tujuan pendidikan daerah kognitif itu intelek, khususnya keterampilan berpikir
dibagi kedalam 6 aspek, salah satunya aspek tingkat tinggi siswa.
pemahaman. Apabila siswa mengerti tentang 4).D apat mengembangkan karakter siswa
sesuatu maka dia telah memahami sesuatu.
Kemampuan pemahaman matematika dapat

Gambar 1. Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui
penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegtasi (Daryanto, 2014: 53).

88 www.jppm.hol.es
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016

Pendekatan saintifik merupakan praktis sebagai pijakan dalam belajar atau


pendekatan dalam proses pembelajaran yang dengan kata lain siswa belajar melalui
diamanatkan dalam kurikulum 2013. Salah satu permasalahan. PBM merupakan suatu model
model pembelajaran yang disarankan untuk pembelajaran dengan membuat konfrontasi
digunakan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 kepada siswa dengan masalah-masalah praktis
ini adalah Pembelajaran Berbasis Masalah (Boud dan Felleti dalam Wena, 2010:91).
(PBM). Model PBM merupakan pembelajaran Langkah-langkah PBM adalah sebagai berikut.
dengan menghadapkan siswa pada permasalahan

Tabel 1
Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah
Fase Indikator Tingkah Laku Guru
1 Orientasi siswa pada Menjelaskan tujuan pembelajaran, dan memotivasi
masalah siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah
2 Mengorganisasikan siswa Membantu siswa mendefinisikan dan
untuk belajar mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dnegan msalah tersebut
3 Membimbing pengalaman Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi
individu/kelompok yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk
mendapatan penjelasan dan pemecahan masalah
4 Mengembangkan dan Membantu siswa dalam merencanakan dan
menyajikan hasil karya menyiapkan karya yang sesusai seperti laporan, dan
membantu mereka untuk berbagai tugas dengan
temannya
5 Menganalisis dan Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau
mengevaluasi proses evaluasi terhadap penyelidikan merek dan proses
pemecahan masalah yang mereka gunakan.
(Ibrahim dan Nur dalam Rusnam, 2010: 243)

Metode Penelitian ini mempunyai dua variabel,


yaitu
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 10
a. Variabel bebas yaitu perlakuan berupa
Kendari, Waktu pelaksanaannya pada semester
pembelajaran matematika dengan
genap bulan Maret-April tahun ajaran
menerapkan pendekatan saintifik.
2015/2016. Populasi dalam penelitian ini adalah
b. Variabel terikat berupa kemampuan
siswa kelas VIII SMPN 10 Kendari yang
pemahaman matematis siswa yang dengan
tersebar di 3 kelas paralel dengan guru yang
menerapkan pendekatan saintifik.
sama. Penentuan sampel dalam penelitian ini
Desain penelitian ini menggunakan
dilakukan dengan menggunakan teknik
Pretest-Posttest Grup. Rancangan ini terdiri atas
purposive sampling. Pada penelitian ini peneliti
dua kelompok yang keduanya ditentukan dengan
mengambil sampel dua kelas eksperimen.
pertimbangan tertentu. Sebelum dilakukan
Penentuan sampel penelitian dilakukan
penelitian kedua kelompok diberikan tes awal
berdasarkan tes awal kemampuan pemahaman
(pretest) dan setelah dilakukan penelitian kedua
matematis siswa pada materi sistem persamaan
kelompok diberikan tes akhir (posttest).
linear dua variabel. Dari hasil tes tersebut
Prosedurnya dapat digambarkan pada Tabel 2.
diperoleh dua kelas eksperimen.

Israwati Rusia, Fahinu, Kadir Tiya 89


Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016

Tabel 2
Rancangan Penelitian
Pretest Perlakuan Posttest

P (E) T0 X1 T1
(Fauziah, 2010: 2)

Keterangan: Penelitian ini mempunyai instrumen


P = Proses pemilihan subyek secara purposive kemampuan pemahaman matematis siswa.
E = Kelompok eksperimen Dalam penelitian ini menggunakan instrumen
X1 = Perlakuan dengan penerapan pendekatan penelitian berupa tes tertulis dalam bentuk
saintifik pada kelas eksperimen uraian yang disusun oleh peneliti bekerja sama
T0 = Kemampuan pemahaman matematis siswa dengan guru bidang studi matematika kelas VIII
sebelum perlakuan dengan penerapan SMPN 10 Kendari dan terlebih dahulu diuji
pendekatan saintifik pada kelas cobakan kepada siswa kelas VIII di sekolah lain.
eksperimen. Untuk mengklasifikasikan kualitas kemampuan
T1 = Kemampuan pemahaman matematis siswa pemahaman matematis siswa, digunakan
setelah perlakuan dengan penerapan penilaian PAP skala lima menurut Suherman
pendekatan saintifik pada kelas (2001 : 236) yang dapat dilihat pada Tabel 3.
eksperimen.

Tabel 3
Klasifikasi Kualitas Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa

Persentase rentang nilai (%) Klasifikasi

90 ≤ A < 100 Sangat tinggi


75 ≤B < 90 Tinggi
55 ≤ C < 75 Cukup
40 ≤ D < 55 Rendah
0 ≤ E < 40 Sangat rendah

Uji validitas adalah suatu ukuran yang kemudian dijadikan soal pretest dan posttest
menunjukkan keshahihan atau tingkat kevalidan kemampuan pemahaman matematis siswa.
suatu instruman dan ini mutlak dilakukan oleh Tes dikatakan reliabel jika tes yang
peneliti untuk mencapai tujuan yang ingin digunakan beberapa kali untuk mengukur objek
dicapai. Untuk tes uraian, validitas butir tesnya yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
dihitung dengan menggunakan rumus product Reliabilitas merupakan suatu ketetapan alat
moment dengan angka kasar sebagai berikut: ukur dalam jangka waktu tertentu. Reliabilitas
𝑛 ∑ 𝑥𝑦−(∑ 𝑥)(∑ 𝑦) menunjukkkan pada suatu pengertian bahwa
rxy= (Sugiyono,
�{𝑛 ∑ 𝑥 2 −(∑ 𝑥)2 } {𝑛 ∑ 𝑦 2 −(∑ 𝑦)2 } suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
2015 : 228). digunakan sebagai alat pengumpul data. Untuk
Keterangan: mengetahui reliabilitas tes uraian digunakan
rxy = koefisien korelasi antara variable x dan y rumus alpha cronbach sebagai berikut:
x = skor item n ∑ σ2
y = skor total r11 = � � �1 − σ2i � (Arikunto, 2005:109)
n−1 t
n = jumlah subjek Keterangan :
Kriteria pengujian sebagai berikut: r11 = reliabilitas
a. Jika rxy ≥ rtabel dengan α=0,05 maka item 𝑛 = jumlah item yang valid
tersebut valid. ∑ 𝜎𝑖2 = jumlah varians skor tiap item,
b. Jika rxy ˂ rtabel dengan α=0,05 maka item 𝜎𝑡2 = varians total
tersebut tidak valid. Butir soal yang valid,

90 www.jppm.hol.es
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016

Pemberian interpresentasi terhadap sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu


koefisien reliabilitas tes (r11) digunakan kriteria melalui tahapan uji yang lain, yaitu uji
berikut : normalitas dan uji homogenitas sebagai uji
r11 ≤ 0,20 reliabilitas : sangat prasyarat untuk melakukan uji hipotesis. Data
rendah yang digunakan dalam uji normalitas, uji
0,20 < r11 ≤ 0,40 reliabilitas : rendah homogenitas dan uji hipotesis berbentuk skor
0,40 < r11 ≤ 0,70 reliabilitas : sedang Normalized Gain (N-gain). Rumus normal gain
0,70 < r11 ≤ 0,90 reliabilitas : tinggi menurut Hake dalam Asmi adalah sebagai
Pengumpulan data dalam penelitian ini berikut:
dilakukan dengan pemberian instrumen
penelitian berupa tes kemampuan pemahaman Spost − Spre
N − Gain =
matematis berupa tes uraian sebanyak dua kali Smax − Spre
yaitu, pretest dan dan posttest. Penelitian
eksperimen ini menggunakan teknik analisis
data yaitu analisis deskriptif dan analisis Keterangan :
inferensial. Analisis deksriptif merupakan Spost = skor posttest,
analisis yang digunakan untuk menggambarkan Spre = skor pretest,
keadaan sampel dalam bentuk rata-rata (𝑥̅ ), Smax = skor maksimum yang mungkin dapat
median (Me), modus(Mo), varians (S2), standar diperoleh siswa.
deviasi (S), nilai maksimum (Xmax), dan nilai Kriteria nilai N-gain pada Tabel 4.
minimum (Xmin). Analisis inferensial
dimaksudkan untuk menguji hipotesis. Namun

Tabel 4
Kriteria Gain Ternormalisasi (N-Gain)
Perolehan N-Gain Kriteria
N-Gain > 0,70 Tinggi
0,30 ≤N-Gain ≤ 0,70 Sedang
N-gain< 0,30 Rendah
(Asmi,2014: 51)

Hasil Berikut ini adalah hasil analisis validitas tes


Hasil analisis validitas berdasarkan kemampuan pemahaman dengan
uji coba tes pretest kemampuan pemahaman menggunakan Microsoft Excel 2010
matematis siswa yang terdiri dari 7 butir ditampilkan pada Tabel 5.
soal yang diberikan kepada 28 siswa.

Tabel 5
Hasil Analisis Uji Coba Pretest Kemampuan Pemahaman Matematis
No.Soal Indeks Validitas Isi V Patokan Keterangan
1 0.468 0.374 Valid
2 0.613 Valid
3 0.736 Valid
4 0.333 Invalid
5 0.468 Valid
6 0.587 Valid
7 0.267 Invalid

Israwati Rusia, Fahinu, Kadir Tiya 91


Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016

Berdasarkan Tabel 5 diperoleh 5 kemampuan pemahaman matematis siswa


butir soal valid yaitu butir soal nomor dan 2 butir soal yang invalid yaitu butir soal
1,2,3,4 ,5. Hal ini terlihat dari indeks nomor 4 dan 7 dihilangkan.
validitas isi kelima butir soal yang lebih Hasil analisis validitas uji coba tes
besar dari nilai patokan validitas. Kemudian posttest kemampuan pemahaman matematis
5 butir soal ini dijadikan alat untuk siswa terlihat pada Tabel 6.

Tabel 6
Hasil Analisis Uji Coba Posttest Kemampuan Pemahaman Matematis
No.Soal Indeks Validitas Isi V Patokan Keterangan
1 0.515 0.473 Valid
2 0.415 Valid
3 0.580 Valid
4 0.759 Valid
5 0.880 Valid

Berdasarkan Tabel 6 diperoleh untuk mengukur kemampuan pemahaman


kelima butir soal valid. Hal ini terlihat dari matematis siswa.
indeks validitas isi kelima butir soal yang Hasil analisis reliabilitas tes
lebih besar dari nilai patokan validitas. kemampuan pemahaman matematis siswa
kemudian kelima butir soal dijadikan alat terlihat pada Tabel 7.

Tabel 7
Hasil Analisis Reliabilitas Tes Kemampuan Pemahaman Matematis
Instrumen Koefisien reliabilitas Iterprestasi korelasi
Pretest 0,65 Sedang
Posttest 0,96 Sangat Tinggi

Berdasarkan Tabel 7 di atas materi Sistem Persamaan Linear Dua Variable


diperoleh nilai koefisisen reliabilitas tes. (SPLDV) dan dijadikan skor awal, yang
Berdasarkan instrument pretest =0,65 yang diberikan kepada 54 orang siswa. Setelah
diinterpresentasikan dalam kategori pembelajaran selesai dilaksanakan, diberikan
reliabilitas sedang dan koefisien reliabilitas posttest untuk mengetahui kemampuan
matematis siswa pada materi kubus dan balok
dari instrument posttest =0,96 yang dapat
sehingga diperoleh nilai gain untuk mengetahui
diinterprestasikan dalam kategori reliabilitas peningkatan kemampuan pemahaman matematis
tinggi. Hal ini berarti bahwa tes ini cukup siswa setelah pembelajaran dilaksanakan.
diandalkan untuk mengukur kemampuan Ukuran statistik data diperoleh dari analisis data
pemahaman matematis siswa. pretest dan posttest kemampuan pemahaman
Data kuantitatif diperoleh dari pretest matematis siswa yang dilaksanakan terhadap
dan posttest kemampuan pemahaman matematis kelas eksperimen. Analisis deskriptif dengan
siswa. Sebelum dilakukan pembelajaran dengan menggunakan bantuan Microsoft Excel 2010
menggunakan pendekatan saintifik diadakan diperoleh data kemampuan pemahaman
pretest di kelas eksperimen untuk mengetahui matematis siswa pada Table 8.
kemampuan pemahaman matematis siswa pada

92 www.jppm.hol.es
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016

Tabel 8
Statistik Deskripsi Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa
Statistik Kemampuan Pemahaman N-Gain
Matematis
Pretest Posttest
Mean 36,13 67,12
Varians (S2) 710,06 393,27
SD 26,65 19,38
Max 100 100 0,44
Min 2 22
Median 28 65,5
Modus 20 64
N 54 54

Berdasarkan Tabel 8 diperoleh hasil 22 sebagai nilai minimum dan 100 sebagai nilai
analisis deskriptif skor pretest dan posttest maksimum. Nilai rata-rata pada hasil posttest
kemampuan pemahaman matematis siswa pada diperoleh sebesar 67,12. Hal ini
kelas eksperimen dengan jumlah siswa 54 orang menggambarkan bahwa keseluruhan
pada hasil pretest di peroleh nilai minimum 2 kemampuan pemahaman matematis siswa
dan maksimum sebesar 100. Nilai rata-rata hasil mengalami peningkatan. Median atau nilai
pretest diperoleh sebesar 36,13, hal ini tengah sebesar 65,5. Modus atau nilai yang
menunjukkan bahwa secara keseluruhan sering muncul adalah 64. Nilai ini
kemampuan pemahaman matematis siswa menggambarkan bahwa sebagai besar siswa
tergolong sedang. Median atau nilai tengah memiliki kemampuan pemahaman matematis
sebesar 28. Modus atau nilai yang sering muncul yang baik. Standar deviasi sebesar 19,38 dan
adalah 22. Nilai menunjukkan bahwa sebagaian varians sebesar 393,27. Nilai ini menunjukkan
besar siswa memiliki kemampuan pemahaman bahwa keragaman kemampuan pemahaman
matematis yang tergolong rendah. Standar matematis siswa pada posttest kecil. Data hasil
deviasi 26,06 dan varians sebesar 710,06. Nilai penelitian pada kelas eksperimen, menghasilkan
varians ini menunjukkan bahwa keragaman data kalkulasi N-gain yang di sajikan pada Table
kemampuan pemahaman matematis pada pretest 9.
tergolong besar.Hasil posttest diperoleh bahwa

Tabel 9
Kriteria Gain Ternormalisasi (N-Gain)
N-Gain Klasifikasi Frekuensi Frekuensi
Relative (%)
Kelas Eksperimen Kelas Eksperimen
N-Gain < 0,30 Rendah 15 33,33
0,30≤N-Gain≤0,70 Sedang 27 60
N-Gain > 0,70 Tinggi 12 26,67
Jumlah 54 100

Berdasarkan Tabel 9 diperoleh nilai N- klasifikasi yang tinggi yaitu pada interval N-
gain pada kelas eksperimen klasifikasi yang Gain > 0,70 dengan jumlah siswa 12 orang.
sedang dan rendah tersebar yaitu pada interval Rerata N-gain yang diperoleh pada kelas
N-Gain < 0,30 dengan jumlah siswa 15 orang eksperimen adalaitu 0,44 sehingga memiliki
dan pada interval 0,30≤N-Gain≤0,70 dengan klasifikasi sedang dengan nilai N-gain minimum
jumlah siswa 27 orang sedangkan pada -0,81 dan nilai N-gain maksimum 0,90.
Ukuran klasifikasi kualitas data
diperoleh dari data pretest dan posttest

Israwati Rusia, Fahinu, Kadir Tiya 93


Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016

kemampuan pemahaman matematis siswa yang dilihat pada Tabel 10. dan Tabel 11 berikut ini.
dilaksanakan terhadap kelas eksperimen dapat

Tabel 10
Klasifikasi Kualitas Pretest Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa
Persentase rentang nilai (%) Klasifikasi Frekuensi Frekuensi
Relative (%)
90 ≤ A < 100 Sangat tinggi 4 7,40
75 ≤B < 90 Tinggi 2 3,70
55 ≤ C < 75 Cukup 6 11,11
40 ≤ D < 55 Rendah 10 18,51
0 ≤ E < 40 Sangat rendah 32 59,25

Berdasarkan Tabel 10 diperoleh bahwa kelas khususnya pada materi SPLDV. Untuk
kualitas kemampuan pemahaman matematis kualitas sangat tinggi terdiri dari 4 siswa dari 54
siswa sebagian besar masih sangat rendah siswa di kelas menggambarkan hanya sebagian
dengan 32 siswa yang mendapat nilai dari 0 kecil siswa yang memiliki kemampuan
sampai 40, hal ini mengindentifikasikan siswa pemahaman yang sangat tinggi dengan
tidak memahami apa yang diajarkan guru di memperoleh nilai 90 sampai 100.

Tabel 11
Klasifikasi Kualitas Posttest Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa
Persentase rentang nilai (%) Klasifikasi Frekuensi Frekuensi
Relative (%)
90 ≤ A < 100 Sangat tinggi 7 12,96
75 ≤B < 90 Tinggi 15 27,78
55 ≤ C < 75 Cukup 18 33,33
40 ≤ D < 55 Rendah 5 9,25
0 ≤ E < 40 Sangat rendah 9 16,67

Berdasarkan Tabel 11 diperoleh bahwa kualitas kemampuan pemahaman matematis siswa


setelah penggunaan pembelajaran pendekatan saintifik pada materi kubus dan balok sebagian besar
sudah pada klasifikasi cukup dengan 18 siswa yang mendapat nilai dari 55 sampai 75 hal ini
mengindikasikan terjadi peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa. Di samping itu, hal
itu didukung dengan klasifikasi kualitas rendah dan sangat rendah mengalami penurunan dari segi
frekuensi Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan statistik uji Kolmogorov-Smirnov
menggunakan bantuan program SPSS 16.0, hasil perhitungannya disajikan dalam Tabel 12.

94 www.jppm.hol.es
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016

Tabel 12
Hasil Analisis Statistik Uji Normalitas Data
Kemampuan pemahaman matematis Siswa pada Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N 54
Normal Parametersa Mean .4372
Std.
.39652
Deviation
Most Extreme Differences Absolute .165
Positive .094
Negative -.165
Kolmogorov-Smirnov Z 1.211
Asymp. Sig. (2-tailed) .106
Test distribution is Normal.

Berdasarkan Tabel 12 diperoleh bahwa menggunakan pendekatan saintifik berdistribusi


nilai Asymp. Sig. (2-tailed) untuk hasil normal.
perhitungan uji normalitas dengan menggunakan Uji homogenitas digunakan untuk untuk
statistik uji Kolmogorov-Smirnov pada kelas mengetahui apakah data mempunyai varians
eksperimen diperoleh 0,106>0,05=α, sehingga yang sama (homogen) atau tidak. Untuk menguji
H0 diterma. Dengan demikian dapat apakah data mempunyai varians yang sama atau
disimpulkan bahwa data nilai kemampuan tidak digunakan statistik uji leneve seperti yang
pemahaman matematis siswa dengan disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13
Hasil Uji Homogenitas Data Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa
Test of Homogeneity of Variances
K-E
Levene Statistic df1 df2 Sig.
9.361 1 52 .214

Berdasarkan Tabel 13 diperoleh dilihat eksperimen umtuk mengetahui pengaruh


bahwa nilai signifikasi statistik uji leneve adalah pendekatan saintifik terhadap kemampuan
0,00. nilai signifikan ini lebih besar dari taraf pemahaman matematis siswa digunakan rumus
signifikasi 0,05 (nilai sig. (0,214) > 0,05=α), uji-t satu sampel (One-Sample Test). Rumusan
maka H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan hipotesis statistik yang diuji adalah:
bahwa kedua kelompok memiliki varians yang Kelas eksperimen
sama. Ini berarti data yang diperoleh dari H0 : µ ≤ 36,13
perlakuan dengan pendekatan saintifik memiliki H1 : µ > 36,13
varians yang sama (homogen). µ= rerata kemampuan pemahaman matematis
Hasil uji normalitas dan uji homogenitas siswa kelas eksperimen yang diajar
menunjukan bahwa data kemampuan dengan pendekatan saintifik
pemahaman matematis siswa kelas eksperimen Hasil pengujiannya dapat dilihat pada
berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya Tabel 14.
dilakukan uji hipotesis masing-masing kelas

Israwati Rusia, Fahinu, Kadir Tiya 95


Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016

Tabel 14
Hasil Analisis Statistik Uji Hipotesis Kemampuan Pemahaman
Matematis Siswa Kelas Eksperimen
One Sample Test
K_E Test Value = 0
t df Sig.(2- Mean 95% Confidence
Tailed) Difference Interval Of The
Difference
Lower Upper
23.686 53 .000 66.35185 60.7332 71.9705

Berdasarkan Tabel 14 diperoleh bahwa pembelajaran sebagian besar siswa memiliki


nilai setengah sig. (2-tailed) lebih kecil dari kemampuan pemahaman pemahaman matematis
1 0,000
α=0,05 ( sig. 2 − tailed = = 0,000 < tinggi. Peningkatan kemampuan pemahama
2 2 matematis siswa setelah pembelajaran
0,05 = α), sehingga H0 ditolak. Karena H0
ditunjukkan oleh nilai rata-rata N-gain. Secara
ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
keseluruhan siswa mengalami peningkatan
pengaruh yang signifikan penggunaan
kemampuan pemahaman matematis siswa. Hal
pendekatan pembelajaran saintifik pada kelas
ini juga terlihat pada indikator dari kemampuan
eksperimen terhadap kemampuan pemahaman
pemahaman matematis yaitu pemahaman
matematis siswa pada materi kubus dan balok.
instrumental (siswa mampu menghapal
rumus/prinsip, dapat menerapkan rumus dalam
Pembahasan perhitungan sederhana dan mengerjakan
Data kemampuan pemahaman perhitungan secara algoritmik) dan pemahaman
matematis siswa diperoleh melalui tes relasional (siswa mampu mengaitkan konsep
kemampuan pemahaman matematis siswa. matematika dengan konsep matematika yang
Sebelum siswa diberikan perlakuan yaitu lain) secara rerata mengalami peningkatan pada
pembelajaran dengan pendekatan saintifik, tes pretest dan posttest.s
diberikan pada materi pembelajaran pada kelas Klasifikasi kualitas pada kelas
VIII semester 1 sistem persamaan linear dua eksperimen I pada pretest sebagian besar siswa
variable. Tes yang diberikan setelah adanya kualitasnya berada pada klasifikasi sangat
perlakuan yaitu tes pada materi kubus dan balok. rendah yang menunjukkan bahwa kemampuan
Hasil analisis deskriptif pada kelas pemahaman matematis pada materi SPLDV
ekseperimen pada pretest dan posttest sangat rendah yang didukung pada empat
mengalam peningkatan dari segi rata-rata yang klasifikasi lainnya dari segi frekuensi
menunjukan ada perbedaan kemampuan menunjukkan frekuensi yang kecil. Sedangkan
pemahaman matematis sebelum dan sesudah klasifikasi kualitas kemampuan pemahaman
menggunakan pendekatan saintifik. Dari matematis siswa pada posttest sebagain besar
indikator keragaman data(varians), data pretest siswa berada pada klasifikasi cukup yang
memiliki varians lebih besar dibandingkan menunjukkan adanya peningkatan kualitas
varians data posttest. Nilai varians dari kedua kemampuan pemahaman matematis setelah
data tersebut menunjukkan bahwa kemampuan penggunaan pendekatan pembelajaran saintifik
pemahaman matematis siswa sebelum dan pada materi kubus dan balok. Distribusi data
sesudah pembelajaran lebih beragam dari pada pretest dan posttest dalam penelitian dapat
setelah pembelajaran. Median (nilai tengah) dan memberikan kita kesimpulan sementara bahwa
nilai yang sering muncul (modus) dari hasil pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat
pretest lebih rendah dibandingkan dengan hasil memberikan pengaruh positif yaitu berupa
pada posttest. Nilai yang sering muncul (modus) terhadap kemampuan pemahaman matematis
pada kedua hasil tersebut menggambarkan siswa.
bahwa kemampuan pemahaman matematis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
siswa sebelum pembelajaran sebagaian besar menggunakan uji-t satu sampel (one sample t-
berada pada kategori rendah, sedangkan setelah test). Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan

96 www.jppm.hol.es
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016

menggunakan uji-t satu sampel, diperoleh nilai meningkat dan signifikan dengan rata rata
nilai setengah sig. (2-tailed) lebih kecil dari posttest sebesar 67,12.
1 0,000
α=0,05 ( sig. 2 − tailed = = 0,000 < 2. Pembelajaran dengan menggunakan
2 2 pendekatan saintifik memberikan pengaruh
0,05 = α) sehingga H0 ditolak dengan demikian
yang signifikan terhadap kemampuan
kita dapat menarik suatu kesimpulan bahwa
pemahaman matematis siswa pada materi
terdapat pengaruh yang signifikan pendekatan
kubus dan balok kelas VIII SMPN 10
saintifik terhadap kemampuan pemahaman
Kendari tahun ajaran 2015/2016.
matematis siswa kelas VIII pada materi kubus
dan balok dengan taraf kepercayaan 95%.
Peningkatan kemampuan pemahaman Saran
matematis siswa ini disebabkan oleh Berdasarkan kesimpulan di atas, saran
penggunaan pendekatan saintifik yang baik. Hal yang dapat diberikan adalah sebagai berikut ;
ini didukung dengan tingkat ketercapaian proses 1. Kepada guru yang mengajar mata pelajaran
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika dapat menggunakan
saintifik yang dilaksanakan guru dan respon pendekatan saintifik sebagai salah satu
siswa selama mengikuti pembelajaran di kelas alternative pembelajaran dalam
berada pada tingkat persentase yang cukup. pembelajaran matematika untuk
Selain itu, pendekatan saintifik tersebut mengoptimalkan kemampuan pemahaman
menuntut peran aktif siswa dan mendorong matematis siswa dalam pembelajaran
siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan matematika.
pemahaman matematis siswa lebih mudah 2. Hendaknya kemampuan pemahaman
memecahkan masalah yang diberikan. matematis siswa mendapat perhatian
Peningkatan pemahaman matematis khusus dari pihak guru karena setiap materi
siswa paling banyak terdapat pada klasifikasi yang diajarkan harus mengandung unsur
sedang. Jumlah yang cukup besar ini merupakan pemahaman didalamnya.
potensi besar yang masih harus di kembangkan 3. Bagi peneliti yang hendak
dengan harapan agar siswa pada kelas atau mengembangkan penelitian ini dapat
sekolah yang memiliki kemampuan pemahaman melakukannya pada materi lain atau
matematis siswa rendah dan sedang, dapat dengan kelas tertinggi dan terendah untuk
meningkat menjadi tinggi. Berkaitan dengan hal mengembangkan pembelajaran
tersebut, maka dapat dikatakan bahwa menggunakan pendekatan saintifik untuk
pendekatan saintifik memiliki potensi besar meningkatkan kemampuan pemahaman
untuk meningkatkan kemampuan kemampuan matematis siswa.
pemahaman matematis siswa SMP. Hal ini
tentunya akan berdampak pada peningkatan
mutu dan kualitas hasil belajar matematika Daftar Pustaka
siswa yang sangat diharapkan dalam pendidikan. Arikunto, Suharsimi. (2005). Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Simpulan dan Saran Asmi. (2014). Pengaruh Pendekatan Saintifik
Simpulan Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Dalam Pembelajaran Matematika
Berdasarkan hasil penelitian dan Siswa SMPN 2 Kendari. Jurnal
pembahasan, dapat kesimpulan sebagai berikut: Pendidikan Matematika. ISSN: 2086-
1. Kemampuan pemahaman matematis siswa 8235. Jurnal Pend.Mat dan IPA, FKIP,
pada kelas eksperimen, sebelum dilakukan UNHALU,Vol. 1, No. 2, Juli 2010.
pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan saintifik tergolong rendah Daryanto. (2014). Pendekatan Pembelajaran
dengan rata-rata pretest sebesar 36,13. Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta:
Setelah 4 kali dilakukan pembelajaran Gava Media.
dengan menggunakan pendekatan saintifik, Dimyati, Mudjiono. (2002). Belajar dan
kemampuan pemahaman matematis siswa Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
pada kelas eksperimen cenderung

Israwati Rusia, Fahinu, Kadir Tiya 97


Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016

Fauziah, Anna. (2010). Peningkatan 27/Kemampuan-Pemahaman-Matematis


Kemampuan Pemahaman dan (diakses 10 November 2015).
Pemecahan Masalah Matematik Siswa
Rusnam. (2010). Model-Model Pembelajaran,
SMP Melalui Strategi React. Kopertis
Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Wilayah II Dpk STKIP PGRI
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Lubuklinggau. Forum Kependidikan,
Volume 30, Nomor 1, Juni 2010. Sudijono. (2005). Hakikat Pemahaman Konsep.
http://elysh smarts (diakses tgl 1 januari 2016).
Ferdianto, Ferry.(2011). Meningkatkan
Kemampuan Pemahaman Matematis Soewandi, A. M. Slamet. (2005). Perspektif
Siswa Melalui Problem Posing. Pembelajaran Berbagai Bidang Studi.
Universitas Swadaya Gunung Jati Yogyakarta: Universitas Sanata
Cirebon. Jurnal Euclid, Vol.1, No.1. Dharma.
Marhaeni, I. (2007). Pembelajaran Inovatif dan Sugiyono. (2015). Statistika untuk Penelitian.
Asesmen Otentik dalam Rangka Bandung. Alfabeta.
Menciptakan Pembelajaran yang Efektif
dan Produktif. Makalah dalam Suherman, H Erman, dkk. (2001). Strategi
Penyusunan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika Kontemporer. JICA.
Pembelajaran Inovatif di Universitas Bandung.
Udayana. Wena, Made. (2010). Strategi Pembelajaran
Markaban. (2006). Model Pembelajaran Inovatif Kontenporer. Jakarta: Bumi Aksara.
Matematika dengan Pendekatan Yusuf, Martunis. (2014). Meningkatkan
Penemuan Terbimbing.Yogyakarta: Kemampuan Pemahaman dan
PPPG Matematika. Kominukasi Matematika Siswa Sekolah
NCTM. (1989). Curricilum and Evaluation Atas melalui Model Pembelajaran
Standard For School Mathematics Generatif. Jurnal Didakfik Matematika.
Reston,VA:NCTM.[Online]TersediaDih ISSN: 2355-4185.
ttp://Herdy07.Wordpress.Com/2010/05/

98 www.jppm.hol.es

Anda mungkin juga menyukai