Anda di halaman 1dari 35

Permutasi adalah pengaturan elemen-elemen dari sebuah himpunan dimana urutan dari elemen

elemen tersebut diperhatikan.

Secara matematik, dari sebuah himpunan yang mempunyai elemen sebanyak n, banyaknya
permutasi dengan ukuran (permutasi dengan jumlah elemen) r ditulis sebagai P(n,r) atau nPr atau
nP .
r
Rumusnya adalah

n!
P(n,r) = nPr = nP =
r
(n - r)!

dimana n! (n faktorial) = n × (n-1) × (n-2) × ... × 1 dan 0! = 1.

Contoh, dari himpunan huruf-huruf {a,b,c}, permutasi-permutasi dengan ukuran 2 (ambil 2


elemen dari himpunan tersebut) adalah {a,b}, {b,a}, {a,c}, {c,a}, {b,c}, dan {c,b}. Perhatikan
bahwa urutan dari elemen-elemen itu adalah penting, dengan kata lain {a,b} adalah berbeda
dengan {b,a}.
Banyaknya permutasi adalah 6.

3!
3
P(3,2) = 3P2 = P2 =
(3 - 2)!

3×2×1
=
1!

6
=
1

= 6

Contoh lainnya: Berapa banyaknya cara untuk mengatur 5 buku yang berbeda di atas rak buku?

Jawaban: Di sini, n = 5 dan r = 5.


Jadi, 5P5 = 5!/(5-5)! = 5!/0! = (5 × 4 × 3 × 2 × 1)/1 = 120.

Seperti terlihat dari contoh di atas, jika n = r, rumus untuk nPr = n!.
Kombinasi adalah pengaturan elemen-elemen dari sebuah himpunan dimana urutan dari elemen
elemen tersebut tidak diperhatikan.

Dari sebuah himpunan yang memiliki n elemen, banyaknya kombinasi yang berukuran
(kombinasi dengan jumlah elemen) r ditulis sebagai C(n,r) atau nCr atau nCr.
Rumusnya adalah

n!
C(n,r) = nCr = nC =
r
r! (n - r)!

dimana n! (n faktorial) = n × (n-1) × (n-2) × ... × 1 dan 0! = 1.

Contoh, dari himpunan huruf-huruf {a,b,c} kombinasi-kombinasi yang berukuran 2 (ambil 2


elemen dari himpunan tersebut) adalah {a,b}, {a,c}, and {b,c}. Perhatikan bahwa urutan dari
elemen-elemen itu tidak penting, dengan kata lain {b,a} adalah dianggap sama dengan {a,b}.
Banyaknya kombinasi adalah 3.

3!
3
C(3,2) = 3C2 = C2 =
2! (3 - 2)!

3×2×1
=
2 × 1 × 1!

6
=
2

= 3

Contoh lainnya: Sebuah keranjang berisi sebuah apel, sebuah jeruk, sebuah jambu, dan sebuah
pisang. Berapa banyaknya kombinasi yang terdiri dari 3 macam buah?

Jawaban: Di sini, n = 4 dan r = 3.


Jadi, 5C5 = 4!/3!(4-3)! = (4 × 3 × 2 × 1)/(3 × 2 × 1) 1! = 24/6 = 4.

Untuk kombinasi, jika n = r, banyaknya kombinasi selalu 1.

By Jimmy Sie
Kombinasi adalah menggabungkan beberapa objek dari suatu grup tanpa memperhatikan urutan.
Di dalam kombinasi, urutan tidak diperhatikan.

{1,2,3} adalah sama dengan {2,3,1} dan {3,1,2}.

Contoh: Seorang anak hanya diperbolehkan mengambil dua buah amplop dari tiga buah amplop
yang disediakan yaitu amplop A, amplop B dan amplop C. Tentukan ada berapa banyak
kombinasi untuk mengambil dua buah amplop dari tiga buah amplop yang disediakan?

Solusi: Ada 3 kombinasi yaitu; A-B, A-C dan B-C.

Sedangkan permutasi adalah menggabungkan beberapa objek dari suatu grup dengan
memperhatikan urutan. Di dalam permutasi, urutan diperhatikan.

{1,2,3} tidak sama dengan {2,3,1} dan {3,1,2}

Contoh: Ada sebuah kotak berisi 3 bola masing-masing berwarna merah, hijau dan biru. Jika
seorang anak ditugaskan untuk mengambil 2 bola secara acak dan urutan pengambilan
diperhatikan, ada berapa permutasi yang terjadi?

Solusi: Ada 6 permutasi yaitu; M-H, M-B, H-M, H-B, B-M, B-H.

Salah satu aplikasi kombinasi dan permutasi adalah digunakan untuk mencari probabilitas suatu
kejadian.

Daftar isi
 1 Rumus
o 1.1 Permutasi pengulangan
o 1.2 Permutasi tanpa pengulangan
o 1.3 Kombinasi tanpa pengulangan
o 1.4 Kombinasi pengulangan
 2 Lihat pula

Rumus
Permutasi pengulangan

Jika urutan diperhatikan dan suatu objek dapat dipilih lebih dari sekali maka jumlah
permutasinya adalah:

di mana n adalah banyaknya objek yang dapat dipilih dan r adalah jumlah yang harus dipilih.
Sebagai contoh, jika kamu memiliki huruf A, B, C, dan D dan kamu ingin mencari tahu ada
berapa cara untuk menyusunnya dalam suatu grup yang berisi tiga angka maka kamu akan
menemukan bahwa ada 43 atau 64 cara untuk menyusunnya. Beberapa cara untuk menyusunnya
adalah: AAA, BBB, CCC, DDD, ABB, CBB, DBB, dst.

Permutasi tanpa pengulangan

Jika urutan diperhatikan dan setiap objek yang tersedia hanya bisa dipilih atau dipakai sekali
maka jumlah permutasi yang ada adalah:

di mana n adalah jumlah objek yang dapat kamu pilih, r adalah jumlah yang harus dipilih dan !
adalah simbol faktorial.

Sebagai contoh, ada sebuah pemungutan suara dalam suatu organisasi. Kandidat yang bisa
dipilih ada lima orang. Yang mendapat suara terbanyak akan diangkat menjadi ketua organisasi
tersebut. Yang mendapat suara kedua terbanyak akan diangkat menjadi wakil ketua. Dan yang
mendapat suara ketiga terbanyak akan menjadi sekretaris. Ada berapa banyak hasil pemungutan
suara yang mungkin terjadi? Dengan menggunakan rumus di atas maka ada 5!/(5-3)! = 60
permutasi.

Umpamakan jika n = r (yang menandakan bahwa jumlah objek yang bisa dipilih sama dengan
jumlah yang harus dipilih) maka rumusnya menjadi:

karena 0! = 1! = 1

Sebagai contoh, ada lima kotak kosong yang tersedia. Kelima kotak kosong itu harus diisi (tidak
boleh ada yang kosong). Kelima kotak kosong itu hanya boleh diisi dengan angka 1,2,3,4,5. Ada
berapa banyak cara untuk mengisi kotak kosong? Dengan menggunakan rumus n! maka ada 5! =
120 permutasi.

Kombinasi tanpa pengulangan

Ketika urutan tidak diperhatikan akan tetapi setiap objek yang ada hanya bisa dipilih sekali maka
jumlah kombinasi yang ada adalah:

Di mana n adalah jumlah objek yang bisa dipilih dan r adalah jumlah yang harus dipilih.
Sebagai contoh, kamu mempunyai 5 pensil warna dengan warna yang berbeda yaitu; merah,
kuning, hijau, biru dan ungu. Kamu ingin membawanya ke sekolah. Tapi kamu hanya boleh
membawa dua pensil warna. Ada berapa banyak cara untuk mengkombinasikan pensil warna
yang ada? Dengan menggunakan rumus di atas maka ada 5!/(5-2)!(2)! = 10 kombinasi.

Kombinasi pengulangan

Jika urutan tidak diperhatikan dan objek bisa dipilih lebih dari sekali, maka jumlah kombinasi
yang ada adalah:

Di mana n adalah jumlah objek yang bisa dipilih dan r adalah jumlah yang harus dipilih. Sebagai
contoh jika kamu pergi ke sebuah toko donat. Toko donut itu menyediakan 10 jenis donat
berbeda. Kamu ingin membeli tiga donat. Maka kombinasi yang dihasilkan adalah (10+3-
1)!/3!(10-1)! = 220 kombinasi.

1) Permutasi
Permutasi adalah susunan unsur-unsur yang berbeda dalam urutan tertentu. Pada permutasi
urutan diperhatikan sehingga
Permutasi k unsur dari n unsur adalah semua urutan yang berbeda yang mungkin dari k
unsur yang diambil dari n unsur yang berbeda. Banyak permutasi k unsur dari n unsur ditulis

atau .
Permutasi siklis (melingkar) dari n unsur adalah (n-1) !
Cara cepat mengerjakan soal permutasi

dengan penulisan nPk, hitung 10P4


kita langsung tulis 4 angka dari 10 mundur, yaitu 10.9.8.7
jadi 10P4 = 10x9x8x7 berapa itu? hitung sendiri

Contoh permutasi siklis :

Suatu keluarga yang terdiri atas 6 orang duduk mengelilingi sebuah meja makan yang berbentuk
lingkaran. Berapa banyak cara agar mereka dapat duduk mengelilingi meja makan dengan cara
yang berbeda?
Jawab :
Banyaknya cara agar 6 orang dapat duduk mengelilingi meja makan dengan urutan yang berbeda
sama dengan banyak permutasi siklis (melingkar) 6 unsur yaitu :
2) Kombinasi
Kombinasi adalah susunan unsur-unsur dengan tidak memperhatikan urutannya. Pada kombinasi
AB = BA. Dari suatu himpunan dengan n unsur dapat disusun himpunan bagiannya dengan
untuk Setiap himpunan bagian dengan k unsur dari himpunan dengan unsur n disebut
kombinasi k unsur dari n yang dilambangkan dengan ,

Contoh :
Diketahui himpunan .
Tentukan banyak himpunan bagian dari himpunan A yang memiliki 2 unsur!
Jawab :

Banyak himpunan bagian dari A yang memiliki 2 unsur adalah C (6, 2).

Cara cepat mengerjakan soal kombinasi

dengan penulisan nCk, hitung 10C4

kita langsung tulis 4 angka dari 10 mundur lalu dibagi 4!, yaitu 10.9.8.7 dibagi 4.3.2.1
jadi 10C4 = 10x9x8x7 / 4x3x2x1 berapa itu? hitung sendiri

Ohya jika ditanya 10C6 maka sama dengan 10C4, ingat 10C6=10C4. contoh lainnya
20C5=20C15
3C2=3C1
100C97=100C3
melihat polanya? hehe semoga bermanfaat!

Peluang Matematika
1. Pengertian Ruang Sampel dan Kejadian
Himpunan S dari semua kejadian atau peristiwa yang mungkin mucul dari suatu percobaan
disebut ruang sampel. Kejadian khusus atau suatu unsur dari S disebut titik sampel atau sampel.
Suatu kejadian A adalah suatu himpunan bagian dari ruang sampel S.

Contoh:
Diberikan percobaan pelemparan 3 mata uang logam sekaligus 1 kali, yang masing-masing
memiliki sisi angka ( A ) dan gambar ( G ). Jika P adalah kejadian muncul dua angka, tentukan
S, P (kejadian)!
Jawab :
S = { AAA, AAG, AGA, GAA, GAG, AGG, GGA, GGG}
P = {AAG, AGA, GAA}

2. Pengertian Peluang Suatu Kejadian


Pada suatu percobaan terdapat n hasil yang mungkin dan masing-masing berkesempatan sama
untuk muncul. Jika dari hasil percobaan ini terdapat k hasil yang merupakan kejadian A, maka

peluang kejadian A ditulis P ( A ) ditentukan dengan rumus :

Contoh :
Pada percobaan pelemparan sebuah dadu, tentukanlah peluang percobaan kejadian muncul
bilangan genap!
Jawab : S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6} maka n ( S ) = 6
Misalkan A adalah kejadian muncul bilangan genap, maka:
A = {2, 4, 6} dan n ( A ) = 3

3. Kisaran Nilai Peluang Matematika


Misalkan A adalah sebarang kejadian pada ruang sampel S dengan n ( S ) = n, n ( A ) = k dan

Jadi, peluang suatu kejadian terletak pada interval tertutup [0,1]. Suatu kejadian yang peluangnya
nol dinamakan kejadian mustahil dan kejadian yang peluangnya 1 dinamakan kejadian pasti.

4. Frekuensi Harapan Suatu Kejadian


Jika A adalah suatu kejadian pada frekuensi ruang sampel S dengan peluang P ( A ), maka
frekuensi harapan kejadian A dari n kali percobaan adalah n x P( A ).

Contoh :
Bila sebuah dadu dilempar 720 kali, berapakah frekuensi harapan dari munculnya mata dadu 1?
Jawab :
Pada pelemparan dadu 1 kali, S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 } maka n (S) = 6.
Misalkan A adalah kejadian munculnya mata dadu 1, maka:

A = { 1 } dan n ( A ) sehingga :

Frekuensi harapan munculnya mata dadu 1 adalah

5. Peluang Komplemen Suatu Kejadian


Misalkan S adalah ruang sampel dengan n ( S ) = n, A adalah kejadian pada ruang sampel S,
dengan n ( A ) = k dan Ac adalah komplemen kejadian A, maka nilai n (Ac) = n – k, sehingga :

Jadi, jika peluang hasil dari suatu percobaan adalah P, maka peluang hasil itu tidak terjadi adalah
(1 – P).

Peluang Kejadian Majemuk


1. Gabungan Dua Kejadian

Untuk setiap kejadian A dan B berlaku :

Catatan : dibaca “ Kejadian A atau B dan dibaca “Kejadian A dan B”

Contoh :
Pada pelemparan sebuah dadu, A adalah kejadian munculnya bilangan komposit dan B adalah
kejadian muncul bilangan genap. Carilah peluang kejadian A atau B!
Jawab :
2. Kejadian-kejadian Saling Lepas
Untuk setiap kejadian berlaku Jika

. Sehingga Dalam kasus ini, A


dan B disebut dua kejadian saling lepas.

3. Kejadian Bersyarat
Jika P (B) adalah peluang kejadian B, maka P (A|B) didefinisikan sebagai peluang kejadian A

dengan syarat B telah terjadi. Jika adalah peluang terjadinya A dan B, maka
Dalam kasus ini, dua kejadian tersebut tidak saling bebas.

4. Teorema Bayes
Teorema Bayes(1720 – 1763) mengemukakan hubungan antara P (A|B) dengan P ( B|A ) dalam

teorema berikut ini :

5. Kejadian saling bebas Stokhastik


(i) Misalkan A dan B adalah kejadian – kejadian pada ruang sampel S, A dan B disebut dua
kejadian saling bebas stokhastik apabila kemunculan salah satu tidak dipengaruhi kemunculan
yang lainnya atau : P (A | B) = P (A), sehingga:

Sebaran Peluang
1. Pengertian Peubah acak dan Sebaran Peluang.
Peubah acak X adalah fungsi dari suatu sampel S ke bilangan real R. Jika X adalah peubah acak
pada ruang sampel S denga X (S) merupakan himpunan berhingga, peubah acak X dinamakan
peubah acak diskrit. Jika Y adalah peubah acak pada ruang sampel S dengan Y(S) merupakan
interval, peubah acak Y disebut peubah acak kontinu. Jika X adalah fungsi dari sampel S ke
himpunan bilangan real R, untuk setiap dan setiap maka:

Misalkan X adalah peubah acak diskrit pada ruang sampel S, fungsi masa peluang disingkat
sebaran peluang dari X adalah fungsi f dari R yang ditentukan dengan rumus berikut :

2. Sebaran Binom
Sebaran Binom atau Distribusi Binomial dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

Dengan P sebagai parameter dan


Rumus ini dinyatakan sebagai:

untuk n = 0, 1, 2, …. ,n
Dengan P sebagai parameter dan

P = Peluang sukses
n = Banyak percobaan
x = Muncul sukses
n-x = Muncul gagal
Permutasi
Permutasi merupakan penyusunan kumpulan angka/objek dalam berbagai urutan-urutan yang
berbeda tanpa ada pengulangan. Dalam permutasi urutan diperhatikan. Contohnya ,dalam kelas
terdapat 3 orang yang akan dipilih 2 orang untuk menjadi ketua dan wakil ketua kelas. Banyak
cara untuk memilih 2 orang tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Misal, ketiga orang
kandidat itu adalah A, B, dan C. Posisi ketua dapat dipilih dengan 3 cara, posisi wakil ketua
dapat dipilih dengan 2 cara. Jadi banyak cara yang dilakukan untuk memilih 2 orang pengurus
kelas dari 3 orang kandidat adalah 3 × 2 = 6 cara. Salah satu ciri permutasi yaitu ada posisi yang
berbeda yang akan ditempati.

Rumus Permutasi

Banyak permutasi n unsur apabila disusun dalam k unsur k adalah


dengan k <= n

Contoh Soal
1. Di kantor pusat DJBC Ada 3 orang staff yang dicalonkan untuk menjadi mengisi kekosongan
2 kursi pejabat eselon IV. Tentukan banyak cara yang bisa dipakai untuk mengisi jabatan
tersebut?

jawab : Permutasi P (3,2), dengan n =3 (banyaknya staff) dan k =2 (jumlah posisi yang akan
diisi)

2. Misal sobat rumushitung beri 5 angka 3,4,5,6, dan 7 dan rumushitung minta sobat untuk
membuat angka yang terdiri dari 3 digit yang tidak berulang, sekarang berapa banyak bilangan
yang lebih dari 400 yang bisa sobat hitung buat?

Jawab :

 karena bilangannya lebih dari 400 maka kotak pertama bisa diisi dengan 4 angka yaitu
4,5,6, dan 7
 karena tidak boleh berulang maka kotak kedua dan ketiga masing-masing bisa diisi 4
angk dan 3 angka
 jadi totol angka yang lebih dari 400 ada 4 x 4 x 3 = 48 angka

4 4 3
Permutasi Unsur-unsur yang sama
Misal sobat kita kasih kata 5 huruf RUMUS, maka akan ada permutasi yang berulang karena ada
dua unsur (huruf) yang sama yang sebenarnya merupakan 1 permutasi. Jika kita masukkan ke
rumus yang biasa maka, permutasi 5 dari 5 = 5! = 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 120. Tapi coba sobat amati
diantara 120 permutasi pasti ada yang berulang (double) karena ada 2 huruf yang sama. Berapa
sebenarnya jumlah permutasi yang benar? Jumlah permutasi jika ada unsur-unsur yang sama bisa
dicari dengan rumus

jadi dari 5 huruf R U M U S bisa dibuat susunan sebanyak = 5! / 2! = 3 x 4 x 5 = 60 cara. Misal


huruf pembentuk MATEMATIKA maka = 10! / 2! 3! 2! = 151.200
2! 3! 2! –> 2 huruf M, 3 huruf A, dan 2 huruf T

Permutasi Siklis

Permutasi siklis adalah permutasi yang dibuat dengan menyusun unsur secara melingkar menurut
arah putaran tertentu.
contoh :
5 orang calon presiden tahun 2014 duduk disebuah meja berbentuk lingkaranuntuk saling
berdiskusi. Ada berapa cara untuk menyusun kursi para calon presiden tersebut?
Jawab : (5-1)! = 4! = 1 x 2 x 3 x4 = 24
lainhalnya jika yang akan dicari permutasinya adalah objek-objek yang sejenis, misalnya sobat
punya 5 buah kelereng yang akan disusung melingkar. Berpa cara untuk menyusunnya?
Jawab : (5-1)!/2 = 24/2 = 12

Kombinasi
Kalu sobat diminta memilih 3 power ranger diantara 5 ranger untuk berangkat ke medan perang
ranger apa saja yang akan sobat pilih? Hehehe. Ketika sobat memilih 3 ranger, berarti sobat akan
membuat kombinasi. Dalam kombinasi ini tidak pandang yang namanya posisi. Itulah perbedaan
antara permutasi dan kombinasi. Kalau permutasi memperhatikan posisi kalau kombinasi tidak.
Misal sobat pilih ranger merah, biru, dan hijau ini akan sama dengan biru, hijau, dan merah atau,
hijau, biru, dan merah. Itulah yang disebut kombinasi. Jadi banyaknya kombinasi ranger yang
bisa sobat pilih bisa.
dicari dengan rumus

Contoh Soal Permutasi dan Kombinasi


Saat akan menjamu Bayern Munchen di Allianz arena, Antonio Conte (Pelatih Juventus) punya
20 pemain yang akan dipilih 11 diantaranya untuk jadi starter. Berapa banyak cara pemilihan
starter tim juventus? (tidak memperhatikan posisi pemain)
Jawab :

Jadi Antonio Conte punya 167.960 kombinasi . Selain soal-soal di atas ada soal yang sering
keluar mengenai permutasi dan kombinasi yaitu soal jabat tangan. Contohnya, misal dalam
sebuha pesta hadir 60 orang dan masing-masing saling berjabat tangan. Berapa jumlah jabat
tangan yang terjadi?

untuk menjawab soal permutasi dan kombinasi tersebut mudah, kita pakai logika saja.Jika semua
saling bersalaman satu sama lain maka 1 orang akan bersalaman dengan 59 orang. Jika ada 60
orang maka 59 x 60. Akan tetapi ketika A jabat tangan dengan B akan sama dengan B jabatan
dengan A jadi harus dibagi 2. Jumlah jabat tangan yang terjadi = 59 x 60 /2 = 1770 jabat tangan.

Sebelum mengetahui pengertian permutasi dan kombinasi ada baiknya kita terlebih dahulu
mengetahui pengertian dari faktorial. Sebab setiap penghitungan permutasi dan kombinasi tidak
terlepas dari penghitungan faktorial.

Faktorial adalah perkalian suatu bilangan bulat positif dengan semua bilangan bulat positif lain
yang kurang dari bilangan bulat tersebut. Lambang faktorial berupa tanda seru (!). Sebagai
contoh faktorial dari 7 adalah 7! = 1x2x3x4x5x6x7

Permutasi adalah susunan atau urutan-urutan yang berbeda satu sama lain yang terbentuk dari
sebagian atau seluruh objek. Rumus permutasi adalah sebagai berikut.

Kombinasi adalah kumpulan sebagian atau seluruh objek tanpa memperhatikan urutannya.
Rumus kombinasi adalah sebagai berikut.
engertian Permutasi
Permutasi adalah penyusunan beberapa objek dengan memperhatikan urutannya. Yang perlu
diperhatikan dalam permutasi adalah objek-objek yang ada harus dibedakan satu dengan yang
lainnya. Permutasi dapat dirumuskan sebagai berikut :

n = n! /( n – r )!

 Permutasi Tanpa Pengulangan

Permutasi berkaitan dengan pengaturan suatu susunan yang dibentuk oleh keseluruhan atau
sebagian dari sekumpulan objek tanpa ada pengulangan. Susunan pada permutasi memperhatikan
urutannya.

 Permutasi Dengan Pengulangan

Permutasi dengan pengulangan merupakan permutasi r objek dari n buah objek yang tidak harus
berbeda.

 Permutasi Siklik

Permutasi siklik berkaitan dengan penyusunan sederetan objek yang melingkar.

Pengertian Kombinasi
Kombinasi adalah campuran atau gabungan atau susunan dari semua atau sebagian elemen dari
suatu himpunan yang tidak mementingkan urutan elemen.
Kombinasi dapat dirumuskan sebagai berikut :

n = n! /r ! ( n – r )!

Contoh soal-soal Permutasi dan Kombinasi :

1. Berapa banyaknya permutasi dari cara duduk yang dapat terjadi jika 8 orang disediakan 4
kursi, sedangkan salah seorang dari padanya selalu duduk dikursi tertentu.
Jawaban :
Jika salah seorang selalu duduk dikursi tertentu maka tinggal 7 orang dengan 3 kursi
kosong.
Maka banyaknya cara duduk ada :
7P3 = 7!/(7-3)! = 7!/4! = 7.6.5 = 210 cara.
2. Suatu kelompok belajar yang beranggotakan empat orang (A, B, C dan D) akan memilih
ketua dan wakil ketua kelompok. Ada berapa alternatif susunan ketua dan wakil ketua
dapat dipilih?
Jawaban :
nPx = (n!)/(n-r)!
4P2 = (4!)/(4-2)!
= 12 cara (AB, AC, AD, BA, BC, BD, CA, CB, CD, DA, DB, DC).
3. Sekelompok mahasiswa yang terdiri dari 5 orang akan mengadakan rapat dan duduk
mengelilingi sebuah meja, ada berapa carakah kelima mahasiswa tersebut dapat diatur
pada sekeliling meja tersebut?
Jawaban :
P5 = (5-1)!
= 4.3.2.1
= 24 cara
4. Berapa banyak “kata” yang terbentuk dari kata “HAPUS”?
Jawaban :
5! = 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 120 buah kata.
5. Ada berapa cara 7 orang yang duduk mengelilingi meja dapat menempati ketujuh tempat
duduk dengan urutan yang berlainan?
Jawaban :
Banyaknya cara duduk ada (7 – 1) ! = 6 !
= 6 x 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 720 cara
6. Berapa banyak susunan huruf-huruf yang berbeda yang dapat disusun dari huruf-huruf
pada kata “ SSST “?
Jawaban :
→ P = 4!3! = 4.3.2.1 3.2.1 = 4 macam susunan ( SSST,SSTS, STSS,TSSS )
7. Dengan berapa cara 9 kue yg berbeda dapat diisusun melingkar diatas sebuah meja ?
Jawab : P = (9-1)! = 8! = 8.7.6.5.4.3.2.1 = 40.320
8. Dalam beberapa cara 3 orang ppedagang kaki lima (A, B, C) yang menempati suatu
lokasi perdagangan akan disusun dalam suatu susunan yang teratur?
Jawab :
3P3 = 3!
= 3 × 2 × 1
=6
9. Menjelang HUT RI yang akan datang di salah satu desa akan dibentuk panitia inti
sebanyak 2 orang (terdiri dari ketua dan wakil ketua), calon panitia tersebut ada 6 orang
yaitu: a, b, c, d, e, dan f. Ada berapa sang calon yang dapat duduk sebagai panitia inti
tersebut?
Jawab :
6P2 = 6!/(6-2)!
= (6.5.4.3.2.1)/(4.3.2.1)
= 720/24
= 30 cara.
10. Dalam berapa carakah kata “JAKARTA” dapat dipermutasikan?
Jawaban:
P7 = 7! / 1!.3!.1!.1!.1!
= 840 cara.
11. Untuk pemilihan 4 mahasiswa menjadi pengurus himpunan mahasiswa jurusan
matematika FMIPA UNM terdapat 8 mahasiswa prodi pendidikan matematika dan 6
mahasiswa prodi matematika yang memenuhi syarat untuk dipilih. Berapa banyak cara
memilih pengurus bila semua anggota pengurus dari prodi yang sama?
Jawaban :
Dari prodi pendidikan matematika 8 orang, harus dipilih 4 orang. Berarti kita hitung
dengan menggunakan C (8,4) = 70 cara
Sedangkan dari prodi matematika, kita dapat memilih dengan C (6,4) = 6!/2!4! =
36x5x4!/2×4! = 15 cara.
Sehingga jika yang terpilih adalah mahasiswa dari prodi yang sama, kemungkinan
banyak cara memilih adalah C (8,4) + C (6,4) = 70 + 15 = 85 cara.
12. Seorang mahasiswa pascasarjana mempunyai teman belajar 11 orang. Dengan berapa
carakah jika 2 dari temannya adalah suami istri dan harus hadir bersama-sama. Jika A
dan B tidak hadir, maka 5 orang teman lainnya dapat diundang dengan cara (9,5).
Jawaban :
Jadi banyak cara memilih di bagian ini adalah
C (9,3) + C (9,5) = 9!/3!6! + 9!/5!4! = 84 + 126 = 210 cara.
13. Sebuah panitia terdiri atas Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, dan Bendahara. Berapa
banyak susunan panitia yang dapat dibentuk dari 9 orang?
Dalam hal ini n = 9 dan k = 4, karena setiap posisi yaitu ketua, wakil ketua, sekretaris,
dan bendahara akan dijabat oleh 1 orang maka banyak cara memilih 4 orang dari 9 orang
adalah?
Jawaban :
C (9,4) = 9! / 4! (9-4)! = 9! / 4!5! = 126 cara.
14. Seorang peternak akan membeli 3 ekor ayam dan 2 ekor kambing dari seorang pedagang
yang memiliki 6 ekor ayam dan 4 ekor kambing. Dengan berapa cara peternak tersebut
dapat memilih ternak-ternak yang di inginkannya?
Jawaban :
Banyak cara memilih ayam = 6C3 = 6!/3!(6-3)! = 6!/3!3! = 20 cara
Banyak cara memilih kambing = 4C2 = 4!/2!(4-2)! = (4×3×2!)/2!2! = 6 cara
Jadi, peternak tersebut memiliki pilihan sebanyak = 20×6 = 120 cara.
15. Sebuah perusahaan membutuhkan karyawan yg terdiri dari 5 putra dan 3 putri. Jika
terdapat 15 pelamar, 9 diantaranya putra. Tentukan banyaknya cara menyeleksi
karyawan!
Jawaban :
Pelamar putra = 9 dan pelamar putri 6 banyak cara menyeleksi :
9C5 x 6C3 = 9!/5!x(9-5)! x 6!/3!x(6-3)! = 2360
16. 6) Suatu warna tertentu dibentuk dari campuran 3 warna yang berbeda. Jika terdapat 4
warna, yaitu Merah, Kuning, Biru dan Hijau, maka berapa kombinasi tiga jenis warna
yang dihasilkan.
Jawaban :
nCx = (n!)/(x!(n-x)!)
4C3 = (4!)/(3!(4-3)!)
= 24/6
= 4 cara (MKB, MKH, KBH, MBH).
17. Banyak cara memilih 4 pengurus dari 6 calon, yang ada sama dengan ....
Jawaban :
6C4 = 6!/4!(6-4)! = (6×5×4!)/4!2! = 15 cara.
18. Dalam suatu pertemuan terdapat 10 orang yang belum saling kenal. Agar mereka saling
kenal maka mereka saling berjabat tangan. Berapa banyaknya jabat tangan yang terjadi.
Jawaban :
10C2 = (10!)/(2!(10-2)!) = 45
19. Dalam sebuah ruangan terdapat 9 orang. Jika mereka saling bersalaman maka berapa
banyak salaman yang akan terjadi?
Jawaban:
9C2 = 9!/2!(9-2)! = (9×8×7!)/2!7! = 36
20. Siswa di minta mengerjakan 9 dari 10 soal ulangan , tetapi soal 1-5 harus di kerjakan.
Banyaknya pilihan yang dapat diambil murid adalah.
Jawaban :
5C4 = 5!/4!(5-4)! = (5×4!)/4!1! = 5
21. eluang Gabungan Dua Kejadian
22.

Keterangan:
P(A) : Peluang kejadian A
P(B) : Peluang kejadian B
: Peluang kejadian A irisan B
Berhubung adanya permintaan untuk menyajikan materi peluang, baru saat ini penulis mencoba
membahasnya sebatas pengetahuan yang penulis peroleh, karena penulis merasa miskin akan
referensi tentang peluang , selain dari itu teori peluang dalam perkembangannya lebih lanjut
banyak sekali teorema-teorema yang tidak mudah untuk dicerna penulis sendiri dan mudah
hilang dari ingatan yang akhirnya penulis sering menggunakan ingatan seadanya saat menjawab
soal peluang. Setelah penulis memperoleh buku referensi dari kakanda dan membacanya , saya
mencoba berbagi mengenai teori peluang sebatas yang saya pahami.

Saya percaya siswa yang masih muda, berbekal pemahaman teori peluang yang cukup, latihan
yang cukup dan kontinu akan meningkatkan kemampuan mengingat materi ini (retensi) secara
lebih lama.

Karena unsur atau elemen yang dibahas dalam teori peluang ini adalah himpunan berhingga
maka sebagai materi prasyarat atau materi yang harus dipahami terlebih dulu yaitu operasi irisan
dan gabungan dua himpunan. Simak uraian berikut !

Definisi:

Himpunan berhingga adalah himpunan yang banyak anggotanya berhingga, atau banyak
anggotanya dapat dihitung . Sebagai contoh:

A = { 1, 2, 3, 4, 5, 6}, maka n(A) = 6 , n(A) = banyaknya anggota himpunan A

B = himpunan bilangan prima kurang dari 9, maka B = { 2, 3, 5, 7}, dan n (B) = 4

C = himpunan bilangan asli, maka C = { 1, 2, 3, 4, 5, … } dan C merupakan himpunan tak


berhingga, karena banyak anggota C tak berhingga (infinity).

Definisi:

Operasi Irisan dan Gabungan Dua Himpunan

A ∩ B = { x | x ε A dan x ε B } , dengan kata lain himpunan A irisan B merupakan


himpunan yang anggota-anggotanya merupakan anggota himpunan A dan juga anggota B.

Contoh 1:

A = { 1, 2, 3, 4, 5, 6} , dan B = { 2, 3, 5, 7} , maka A ∩ B = { 2, 3, 5}, dan n (A ∩ B) = 3

A U B = { x | x ε A atau x ε B }, gabungan himpunan A dan B adalah suatu himpunan


yang anggota-anggotanya merupakan anggota himpunan A atau anggota B.

Contoh 2:

A = { 1, 2, 3, 4, 5, 6} , dan B = { 2, 3, 5, 7} , maka A U B = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 } , dan n (A U


B) = 7 .
Hubungan dua himpunan A dan B

Ada empat kemungkinan hubungan antara himpunan A dan B seperti digambarkan dengan
diagram Venn berikut:

Gb. (i) menyatakan B merupakan himpunan bagian (subset) dari A) atau

A memuat B (superset).

Gb. (ii) menyatakan A merupakan himpunan bagian dari B) atau B memuat A .

Gb. (iii) menyatakan himpunan A beririsan dengan himpunan B , A ∩ B . atau A ∩ B ≠ ø

Disebut juga himpunan A dan B tidak saling lepas .

Gb. (iv) menyatakan himpunan A tidak beririsan dengan himpunan B , A ∩ B = ø .

Disebut juga himpunan A dan B saling lepas (terpisah).

Banyaknya anggota A Gabung B

Pada kasus (i) , A ∩ B = A , maka n (A ∩ B) = n (A) .

Pada kasus (ii) , A ∩ B = B , maka n (A ∩ B) = n (B) .

Pada kasus (iii) , A U B = A + B – (A ∩ B) , maka n (A U B) = n (A) + n (B) – n(A ∩ B)

Pada kasus (iv) , A U B = A + B , maka n (A U B) = n (A) + n (B)

Rumus (i) s.d. (iv) cukup mudah dicerna dengan nalar kita, begitupun pembuktian rumus
(iii).
n (A U B) = n (A) + n (B) – n(A ∩ B)

Bukti:

Jika n (A) = x + y , n(B) = y + z , dan n(A ∩ B) = y seperti pada diagram Venn berikut:

maka, n (A U B) = x + y + z

=x +y +y+z –y (teknik menambah dan mengurang)

= (x + y) + ( y + z) – y

= n (A) + n (B) – n(A ∩ B) ( yang harus dibuktikan).

Contoh 3:

Seperti pada contoh 2, kita gunakan rumus (iii)

n (A U B) = n (A) + n (B) – n(A ∩ B)

= 6 +4 – 3

= 7

I. Pengertian Ruang Sampel, Titik Sampel, dan Kejadian

Istilah peluang tak lepas dari adanya suatu peristiwa sebelumnya atau adanya suatu percobaan.

Seperti pernyataan-pernyataan berikut:

‘’Saya punya peluang setengahnya mendapatkan bilangan ganjil dalam lantunan sebuah dadu”
“Garry Kasparov mungkin memenangkan catur melawan Anatoly Karpov”

Dari dua pernyataan tersebut semua hasilnya masih diragukan, tetapi menurut pola percobaan
atau pengalaman sebelumnya, kita mempunyai derajat keyakinan mengenai kebenaran dua
pernyataan tersebut.

Dalam pembahasan teori peluang untuk siswa SMP atau SMA ini , istilah peluang dapat
diartikan kemungkinan terjadinya suatu kejadian dari suatu percobaan terhingga.

Kemungkinan terjadinya suatu kejadian sebagai hasil dari suatu percobaan dinilai dengan
menggunakan sekumpulan bilangan real dari 0 sampai dengan 1.

Untuk kejadian yang kecil sekali kemungkinannya terjadi atau tidak mungkin terjadi diberi nilai
0 atau peluangnya nol, sedangkan untuk kejadian yang kemungkinannya besar terjadi diberi
nilai 1 atau peluangnya 1.

Peluang suatu kejadian bernilai 0 disebut suatu kemustahilan,

sedangkan peluang suatu kejadian bernilai 1 disebut suatu kepastian.

Contoh 1

Percobaan : Melempar dadu bersisi enam

Hasil yang mungkin : muncul mata dadu 1, 2, 3, 4, 5, atau 6

Contoh 2

Percobaan : Melempar sebuah mata uang logam

Hasil yang mungkin : muncul Gambar atau Angka

Dari Contoh 1 , pada percobaan melempar dadu bersisi enam

mata dadu 1, atau 2, atau 3, atau 4, atau 5, atau 6 disebut titik sampel.

Kumpulan semua titik sampel disebut Ruang Sampel (S) atau semua hasil yang mungkin .

Jika A adalah himpunan bagian dari Ruang Sampel (S) , maka A disebut Kejadian atau
disebut juga hasil yang dimaksud (diharapkan).

Untuk setiap titik sampel pada ruang sampel dikaitkan dengan suatu peluang sedemikian rupa
sehingga jumlah semua bobotnya sama dengan 1.

Untuk menentukan peluang suatu kejadian A, semua bobot titik sampel dalam A dijumlahkan.
Jumlah ini dinamakan peluang A ditulis P(A) .

Dengan demikian kisaran nilai peluang kejadian A atau P(A) mulai dari 0 s.d. 1 atau 0 ≤
P(A) ≤ 1 .

II. Pengertian Peluang Suatu Kejadian

Yang dimaksud peluang suatu kejadian adalah kemungkinan terjadinya kejadian tersebut.

Jika hasil yang mungkin dari suatu percobaan terjadi sebanyak n kali , dan diantara hasil yang
mungkin itu terjadi x kali kejadian A (hasil yang dimaksud), maka

Contoh 3

Pada pelemparan suatu dadu, tentukanlah kemungkinan munculnya mata dadu 2 !

Jawab:

Hasil yang mungkin; mata dadu 1, 2, 3, 4, 5, atau 6 , n = 6

Hasil yang dimasud ; 2 , x = 1

Jadi, P ( {2} ) = 1 / 6

Contoh 4

Pada pelemparan suatu dadu, tentukanlah kemungkinan munculnya mata dadu merupakan
bilangan prima !

Jawab:

Cara I

Hasil yang mungkin; mata dadu 1, 2, 3, 4, 5, atau 6 , n = 6

Misalkan A : Kejadian munculnya mata dadu merupakan bilangan prima

Maka A = { 2, 3, 5} , dan x = n(A) = 3

Jadi, P ( A ) = 3 / 6 = 1/2

Cara II
Hasil yang dimaksud A = { 2, 3, 5}

Dengan menjumlahkan setiap bobot atau peluang setiap titik sampel anggota A

Karena dadu homogen artinya setiap mata dadu mempunyai kemungkinan muncul yang sama,
maka bobot setiap titik sampel anggota A , sama yaitu 1/6, sehingga

P (A) = 1/6 + 1/6 + 1/6 = 3/6 = 1/2

Contoh 5

Suatu dadu diberi beban sedemikian rupa sehingga kemungkinan munculnya suatu angka ganjil
dua kali lebih besar daripada kemungkinan munculnya suatu angka genap.

Tentukan peluang munculnya angka dadu kurang dari 5 dalam satu lantunan!

Jawab:

Ruang Sampel , S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}, karena dadu tidak homogen atau diberi beban misalkan
bobot untuk angka genap b, maka bobot untuk angka ganjil 2b.

Karena jumlah semua bobot titik sampel dalam ruang sampel sama dengan 1, maka 3.b + 3(2b)
= 1 atau

9b = 1, sehingga b = 1/9 . Jadi tiap angka genap berbobot 1/9 dan tiap angka ganjil berbobot
2/9.

Misalkan M adalah hasil yang dimaksud , atau M = { 1, 2, 3, 4}.

Maka , P (M) = 2/9 + 1/9 + 2/9 + 1/9 = 6/9 = 2/3

Contoh 6

Dalam pelemparan dua dadu secara bersamaan, tentukan nilai kemungkinan muncul jumlah
angka kedua mata dadu sama dengan 7 !

Jawab:

Langkah awal susunlah semua hasil yang mungkin, dapat disusun dengan menggunakan tabel !

D A D U II
1 2 3 4 5 6
DADU 1 (1, 1) (1, 2) (1, 3) (1, 4) (1, 5) (1, 6)
2 (2, 1) (2, 2) (2, 3) (2, 4) (2, 5) (2, 6)
I 3 (3, 1) (3, 2) (3, 3) (3, 4) (3, 5) (3, 6)
4 (4, 1) (4, 2) (4, 3) (4, 4) (4, 5) (4, 6)
5 (5, 1) (5, 2) (5, 3) (5, 4) (5, 5) (5, 6)
6 (6, 1) (6, 2) (6, 3) (6, 4) (6, 5) (6, 6)

Banyaknya hasil yang mungkin sebanyak 36.

Hasil yang dimaksud yaitu jumlah angka mata dadu sama dengan 7.

Misalkan hasil yang dimaksud adalah A = { (1, 6), (2, 5), (3, 4), (4, 3), (5, 2), (6, 1) } , n(A) = 6

Maka P(A) = 6/36 = 1/36

Menentukan banyaknya hasil yang mungkin dari pelemparan dua dadu , kita dapat
menggunakan aturan perkalian . Yaitu, banyaknya pasangan (a, b) = 6 x 6 = 36 .

Contoh 7.1

Sebuah mata uang logam dilantunkan dua kali. Berpakah peluangnya paling sedikit muncul
Angka sekali?

Jawab:

Ruang sampel dari percobaan ini adalah , S = {AA, AG, GA, GG} , n(S) = 4

Jika C menyatakan kejadian paling sedikit satu angka muncul, maka C = { AA, AG, GA },
n(C) = 3

Sehingga P(C) = 3/4 .

Contoh 7.2

Sebuah mata uang dilantunkan tiga kali. Berpakah peluang nya paling sedikit muncul Gambar
dua kali?

Jawab:

Ruang sampel dari percobaan ini adalah , S = {AAA, AAG, AGA, AGG,GAA, GAG, GGA,
GGG}

Untuk menentukan semua hasil yang mungkin, kita dapat menggunakan diagram garis berikut:
Banyaknya hasil yang mungkin = 23 = 8 titik sampel .

Karena hasil yang dimaksud munculnya gambar paling sedikit dua kali, maka

Hasil yang dimaksud ; { AGG, GAG, GGA, GGG}

Jadi, Peluang (munculnya gambar paling sedikit dua kali) = 4/8 = 1/2 .

III. Gabungan Dua Kejadian

Jika A dan B dua kejadian sembarang, maka

P (A U B) = P (A) + P (B) – P(A ∩ B)

Contoh 8.1

Jika peluang seorang mahasiswa lulus mata ujian matematika 2/3, dan lulus mata ujian fisika 4/9.

Bila peluang lulus kedua mata ujian tersebut 1/4 , berapakah peluangnya lulus paling sedikit satu
mata ujian?

Jawab

Dari kalimat lulus paling sedikit satu mata ujian, kemungkinan ia lulus matematika, atau lulus
fisika, atau lulus kedua-keduanya.

Jika A kejadian lulus mata ujian matematika, dan B ; kejadian lulus mata ujian fisika, dan

A ∩ B adalah kejadian lulus kedua-keduanya, sehingga


Peluang (lulus paling sedikit satu mata ujian) = P (A U B) = P (A) + P (B) – P(A ∩ B)

= 2/3 + 4/9 – 1/4

= 31/36

Contoh 8.2

Pada pengetosan sebuah dadu sekali, berapakah peluang muncul mata dadu prima atau mata
dadu ganjil ?

Jawab:

Ruang sampel ; S ={1, 2, 3, 4, 5, 6}

Misalkan A; kejadian munculnya mata dadu merupakan bilangan prima, A = {2, 3, 5}, dan

B; kejadian munculnya mata dadu merupakan bilangan ganjil, B = {1, 3, 5} , dan

A ∩ B = {3, 5} , maka kejadian munculnya matadadu prima atau ganjil adalah kejadian A U
B, sehingga,

P (A U B) = P (A) + P (B) – P(A ∩ B)

= 3/6 + 3/6 – 2/6

= 4/6

= 2/3

IV. Peluang Dua Kejadian Saling Berkomplementer

A suatu kejadian, maka A’ adalah kejadian bukan A

Jika A dan A’ kejadian yang berkomplementer, maka P(A) + P(A’) = 1

Atau P(bukan A) = 1 – P(A) atau

P( A’) = 1 – P(A)

A’ dibaca komplemen dari A


Contoh 9.1

Jika peluang besok hujan 3/5, maka peluang besok tidak hujan = 1 – 3/5 = 2/5.

Jika kemungkinan seorang ibu melahirkan seorang anak laki-laki 1/2 , maka kemungkinan
seorang ibu melahirkan seorang anak perempuan = 1 – 1/ 2 = 1/ 2

Contoh 9.2

Bila peluang seorang montir mobil akan memperbaiki 3, 4, 5, 6, 7, atau 8 mobil lebih pada
setap hari kerja, masing-masing 0,28 , 0,24, 0,14 , 0,17 , 0,10 , dan 0,07 , berapakah
peluang bahwa dia akan memperbaiki paling sedikit 5 mobil pada hari kerja berikutnya?

Jawab:

Dengan menghitung peluang kejadian yang tidak diharapkan.

Misalkan E adalah kejadian paling sedikit 5 mobil yang diperbaiki, dan

E’ adalah kejadian kurang dari 5 mobil yang diperbaiki, maka

P(E’) = 0,28 + 0,24 = 0,52 , sehingga

P(E) = 1 – P(E’) = 1 – 0,52 = 0,48

Dengan menghitung langsung peluang kejadian yang dimaksud

P(E) = 0,14 + 0,17 + 0,10 + 0,07 = 0,48

V. Kejadian Saling Lepas

Dua kejadian A dan B dikatakan saling lepas, Jika kedua kejadian itu tidak mungkin terjadi
secara serentak (bersamaan) atau

A ∩ B = ø (himpunan kosong) .

Jika kejadian A dan B Saling Lepas, maka P(A U B) = P(A) + P(B) (lihat diagram IV)

Contoh 10.1
Dalam pengetosan(pelemparan) sebuah dadu, berapakah peluang muncul angka ganjil atau
genap?

Jawab:

Ruang sampel; S= {1, 2, 3, 4, 5, 6}

Misalkan A kejadian miuncul angka ganjil, maka A= {1, 3, 5}

Misalkan B kejadian miuncul angka genap, maka B= {2, 4, 6}, maka

A U B adalah kejadian muncul angka ganjil atau genap sehingga ;

P(A U B) = P(A) + P(B)

= 3/6 + 3/6 = 1

Jadi, peluang munculnya angka ganjil atau angka genap pada pelantunan sebuah dadu adalah
suatu kepastian.

Contoh 10.2

Berapakah peluangnya mendapatkan jumlah 7 atau 11 , bila dua dadu dilantunkan bersamaan ?

Jawab:

Banyaknya anggota ruang sampel adalah 36.

Misalkan A kejadian muncul jumlah 7 dan B kejadian muncul jumlah 11, maka

A = { (1, 6), (2, 5), (3, 4), (4, 3), (5, 2), (6, 1) } sebanyak 6 titik sampel

B = { (5, 6), (6, 5)} sebanyak 2 titik sampel.

Kejadian A dan B saling lepas (terpisah) karena kejadian A dan B tidak dapat terjadi pada
lantunan yang sama, sehingga

P(A U B) = P(A) + P(B)

= 6/36 + 2/36 = 8/36 = 2/9

(Bandingkan contoh soal ini dengan contoh 8.2 lihat perbedaannya)

Contoh 10.3
Sebuah kartu diambil dari sebuah kartu bridge. Berapakah peluang terambilnya kartu spade
(skop) atau kartu berwarna merah?

Jawab:

Dalam satu kartu bridge ada sebanyak 52 kartu, jadi banyaknya semua titik sampel = 52.

Dalam satu kartu bridge terdiri dari 4 gambar yaitu, Heart, diamond, spade, dan club .

Istilah bahasa kita berturut-turut disebut : hati, wajik, skop dan keriting.

Dalam satu kartu bridge terdiri dari dua warna yaitu merah dan hitam, masing-masing 26 kartu

Warna merah untuk Hati dan Wajik , Sedangkan warna hitam untuk skop dan keriting.

Dari keempat gambar tersebut masing-masing bernomorkan 2, 3, 4, 5,6, 7, 8, 9, 10, dan


bertuliskan A (As) , K (King), Q,(Queen) dan J (Jack).

Dengan demikian jumlah kartu bridge = 4 x 13 = 52

Kembali ke persoalan:

Misalkan A kejadian terambilnya kartu skop , maka P(A) = 13/52

B kejadian terambilnya kartu berwarna merah, maka P(B) = 26/52 , sehingga

Peluang terambilnya kartu spade (skop) atau kartu berwarna merah = P( A U B)

Karena A ∩ B = ø (himpunan kosong) , maka P(A U B) = P(A) + P(B)

= 13/52 + 26/52

= 39/52

VI. Kejadian Saling Bebas

Dua kejadian dikatakan Saling Bebas (independent), jika terjadinya salah satu dari
kejadian itu atau tidak terjadinya, tidak akan mempengaruhi terjadinya kejadian yang
lain.

Jika A dan B merupakan dua kejadian saling bebas, maka terjadi atau tidak terjadinya kejadian
A tidak akan memperbesar atau memperkecil kemungkinan terjadinya kejadian B.

Misalnya, lahirnya seorang anak laki-laki sebagai anak pertama dari seorang ibu, tidak akan
mempengaruhi lahirnya anak laki-laki atau anak perempuan sebagai anak kedua dari ibu
tersebut.
Jika A dan B dua kejadian saling bebas, maka

P(A dan B) = P(A) . P(B) , atau

P (A ∩ B )= P(A) . P(B)

Contoh 11.1

Pada pelantunan sebuah dadu sebanyak dua kali, tentukan kemungkinan munculnya Gambar dua
kali !

Jawab:

Pada lantunan pertama kemungkinan muncul gambar , atau P(G) = 1/2 , dan

Pada lantunan kedua kemungkinan muncul gambar , atau P(G) = 1/2 , sehingga

P(muncul Gambar dua kali) = 1/2 . 1/2 = 1/4 .

Contoh 11.2

Dalam pelemparan dua dadu, tentukanlah kemungkinan muncul angka 3 pada dadu pertama, dan
muncul angka 4 pada dadu kedua !

Jawab:

Cara I

Dengan menghitung peluang masing-masing

Hasil yang mungkin ditunjukkan pada tabel di atas lihat contoh 6 !

Misalkan A kejadian muncul angka 3 pada dadu I, maka P(A) = 6/36 = 1/6, dan

B kejadian muncul angka 4 pada dadu II , maka P(B) = 6/36 = 1/6 .

Karena kejadian A dan B, saling bebas maka

P(A ∩ B) = P(A) . P(B)

= 1/6 . 1/6
= 1/36

Cara II

Dengan menentukan banyaknya anggota (A ∩ B)

Banyaknya anggota ruang sampel , n ( S) = 36

A = { (3, 1), (3, 2), (3, 3), (3, 4), (3, 5), (3, 6)}

B = { (1, 4), (2, 4), (3, 4), (4, 4), (5, 4), (6, 6)}

A ∩ B = { (3, 4)} , maka n (A ∩ B) = 1 , sehingga

P(A ∩ B) = n (A ∩ B) / n(S) = 1/36 (diperoleh hasil


yang sama).

VII. Kejadian Tak Bebas

Dua kejadian dikatakan “ Tidak Bebas” , jika terjadinya salah satu dari
kejadian itu atau tidak

terjadinya, akan mempengaruhi terjadinya kejadian yang lain.

Jika A dan B merupakan dua kejadian tidak bebas, maka terjadi atau tidak terjadinya kejadian
A akan memperkecil atau memperbesar kemungkinan terjadinya kejadian B.

Misalnya:

Di dalam sebuah kotak terdapat 4 bola merah, dan 3 bola putih.

Jika diambil satu bola, maka kemungkinan terambinya bola merah adalah 4/7 , dan terambilnya
bola putih 3/7.

Tetapi jika diambil dua bola satu persatu tanpa pengembalian, misalkan pada pengambilan bola
pertama diharapkan bola merah, maka kemungkinannya 4/7 . Berarti di dalam kotak sekarang
tersisa 3 bola merah dan 3 bola putih dan jika pada pengambilan kedua diharapkan terambil bola
putih , maka kemungkinannya sudah menjadi 3/6.

Dengan demikian pengambilan pertama mempengaruhi kemungkinan pengambilan kedua.

Nilai kemungkinan kejadian tak bebas disebut juga Peluang Bersyarat.

Jika kejadian A dan B merupakan dua kejadian tak bebas, maka terjadinya dua
kejadian itu terjadi secara serentak mempunyai kemungkinan:
P(A dan B) = P(A) . P(B|A)

P(B|A) artinya kejadian B setelah kejadian A terjadi.

Contoh 12.1

Di dalam sebuah kotak terdapat dua bola merah dan tiga bola putih. Jika diambil dua bola satu
persatu tanpa pengembalian, berapakah kemungkinan terambilnya bola merah pada
pengambilan pertama dan bola putih pada pengambilan kedua?

Jawab:

Cara I:

Jumlah bola di dalam kotak = 5

Jumlah bola merah = 2, jumlah bola putih = 3.

Misalkan A kejadian terambilnya bola merah pada pengambian pertama, maka P(A) = 2/5.

Misalkan B kejadian terambilnya bola putih pada pengambian kedua, maka P(B|A) = 3/4.

Maka, P(A dan B) = P( A ∩ B) = P(A) . P(B|A)

= 2/5 . 3/4 = 3/10

Jadi, peluang terambilnya bola merah pada pengambilan pertama dan bola putih pada
pengambilan kedua adalah 3/10.

Cara II:

Masing-masing bola kita bedakan

2 bola merah kita sebut ; M1 dan M2

3 bola putih kita sebut ; P1 , P2 , dan P3.

Tentukan hasil yang mungkin (dalam hal ini urutan diperhatikan)

Hal ini merupakan permutasi 2 unsur dari 5 unsur berbeda, sehingga

Semua hasil yang mungkin sebanyak


Hasil yang diharapkan;

H= { (M1, P1), (M1, P2), (M1, P3), (M2, P1), (M2, P2), (M2, P3) }, ada sebanyak 2 x 3 = 6

(ingat banyaknya pasangan berurutan atau aturan perkalian)

Jadi,

P (terambilnya bola merah pada pengambilan pertama dan bola putih pada pengambilan kedua)=
6/20 = 3/10.

Tampak walaupun diperoleh hasil yang sama, cara I lebih sederhana. Tetapi cara II memperluas
pemahaman kita tentang prinsif-prinsif sebelumnya (penulis).

Contoh 12.2

Sebuah kotak berisi 4 bola merah dan 6 bola hitam. Jika diambil dua bola satu-persatu dengan
tidak mengembalikan pengambilan pertama ke dalam kotak. Berapakah peluang bahwa kedua
pengambilan mendapatkan bola merah.

Jumlah bola = 10, dan jumlah bola merah = 4.

Misalkan, A kejadian terambilnya bola merah pertama, maka P(A) = 4/10

Dan B kejadian terambilnya bola merah kedua, maka P(B|A) = 3/9 . sehingga

P( A dan B) = P(A) . P(B|A)

= 4/10 . 3/9 = 2/15

Contoh 12.3

Sebuah kotak berisi 4 kelereng berwarna putih dan 2 kelereng berwarna merah. Dua buah
kelereng diambil satu persatu dengan tidak mengembalikan setiap kelereng yang diambil dari
kotak tersebut.

Berapakah kemungkinannya bahwa;

1. kedua kelereng itu berwarna merah


2. kedua kelereng itu berwarna sama
3. paling sedikit satu kelereng berwarna putih

Jawab:
1. P(merah, merah) = 2/6 . 1/5 = 1/15
2. Kedua kelereng itu berwarna sama, hasil yang dimaksud (merah, merah) atau (putih,
putih), sehingga, P (kedua kelereng itu berwarna sama) = 1/15 + 4/6 . 3/5 = 1/15 + 2/5 =
7/15
3. Peluang paling sedikit satu kelereng berwarna putih = 1 – 1/15 = 14/15

(kaidah komplemen lihat contoh 9.1) perhitungan seperti ini lebih mudah daripada menghitung
lansung peluang kejadian yang diharapkan yaitu paling sedikit satu kelereng berwarna putih.

Simak uraian berikut:

Banyak anggota ruang sampel sebanyak ;

Kejadian kedua kelereng berwarna merah = { (M1, M2 ), (M2, M1 ) sebanyak 2 titik sampel,

Jadi, kejadian paling sedikit satu kelereng berwarna putih sebanyak 30 – 2 = 28 titik sampel,
sehingga, peluang terambilnya dua kelereng dengan paling sedikit satu kelereng berwarna putih
adalah 28/30 = 14/15.

Untuk lebih memahami kejadian tak bebas (bersyarat) dan kejadian saling lepas , simak contoh
berikut!

Contoh 12.4

Suatu kotak berisi 4 bola merah dan 3 bola putih, sedangkan kotak kedua berisi 3 bola merah dan
5 bola putih. Satu bola diambil dari kotak pertama secara acak kemudian dengan tanpa melihat
dimasukkan ke dalam kotak kedua. Selanjutnya berapa peluangnya pengambilan satu bola dari
kotak kedua diharapkan bola putih?

Jawab:

Misalkan;

M1 kejadian terambilnya bola merah dari kotak pertama

P1 kejadian terambilnya bola putih dari kotak pertama

P2 kejadian terambilnya bola putih dari kotak kedua

Untuk memudahkan kita dapat membuat diagram garis berikut:


Dalam soal ini kita ingin mengetahui gabungan kejadian (P1 ∩ P2) dan (M1 ∩ P2) yang saling
lepas.

Jadi peluang terambilnya bola putih dari kotak kedua adalah 38/63 .

Anda mungkin juga menyukai