Anda di halaman 1dari 10

THE ADMINISTRATIF

MODEL
D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

SHELLA KAMAL
WULAN MENATARI PUTRI RY
NIZIA ROZA HAMDON SIREGAR
LILI MISNAWATI
MURSALAMAH
MARDHIAH

PRORGRAM STUDI D4 KEBIDANAN


FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN UMUM
INSTITUT KESEHATAN HELVETI
2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang “The Administratif Model”
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1


B. Rumusan masalah ............................................................................................... 2
C. Batasan Masalah ................................................................................................. 2
D. Tujuan .............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

BAB III .............................................................................................................. 6

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum secara umum didefinisikan sebagai rencana (plan) yang

dikembangkan untuk memperlancar proses belajar dan mengajar dengan arahan

dan bimbingan sekolah serta anggota stafnya.

Pengembangan kurikulum merupakan bagian yang esensial dalam proses

pendidikan. Sasaran yang ingin dicapai bukan semata-mata memproduksi bahan

pelajaran melainkan lebih dititikberatkan untuk meningkatkan kualiatas

pendidikan.

Kegiatan pengembangan kurikulum sekolah memerlukan model yang

dijadikan lambang teroritis untuk melaksanakan suatu kegiatan. Model atau

konstruksi merupakan ulasan teroritis tentang suatu konsepsi dasar. Dalam

makalah ini akan dikemukakan salah satu model pengembangan kurikulum, yang

hendaknya bisa dipergunakan untuk mengembangkan kurikulum menuju proses

belajar mengajar untuk mencapai dan meningkatkan kualitas pendidikan. Model

pengembangan kurikulum tersebut adalah administrative model.

1
B. Rumusan masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan pengembangan kurikulum administrative

model?

2. Apakah fungsi dari pengembangan kurikulum administrative model?

3. Apakah kelemahan dari pengembangan kurikulum administrative model?

C. Batasan Masalah

Dalam makalah ini hanya akan membahas tentang pengembangan

kurikulum administrative model.

D. Tujuan

1. Untuk mengetahui maksud dari pengembangan kurikulum administrative

model.

2. Untuk mengetahui fungsi pengembangan kurikulum administrative model.

3. Untuk mengetahui kelemahan dari pengembangan kurikulum

administrative model

2
BAB II

PEMBAHASAN

Model pengembangan kurikulum ini merupakan model paling lama dan

paling banyak dikenal. Model administratif sering pula disebut sebagai model

“garis staf” (line staff) atau “dari atas ke bawah” (top down), karena inisiatif dan

gagasan dari pada administrator pendidikan dan menggunakan prosedur

administrasi. Model admistratif pengembangan kurikulum menggunakan prosedur

atas-bawah, lini staf (Topdown, line-staff procedure). Inisiatif pengembangan

kurikulum dimulai dari pejabat tingkat atas (Superintendent). Pejabat tersebut

membuat keputusan tentang kebutuhan suatu program pengembangan kurikulum

dan implementasinya, lalu mengadakan pertemuan dengan staf lini (bawahannya)

dan meminta dukungan dari dewan pendidikan (Board of education). Langkah

berikutnya adalah membentuk suatu panitia pengarah yang terdiri dari pejabat

administratif tingkat atas, seperti asisten superintendent, principals, supervisor,

dan guru-guru inti. Panitia pengarah merumuskan rencana umum,

mengembangkan panduan kerja, dan menyiapkan rumusan filsafat dan tujuan bagi

seluruh sekolah didaerahnya (District). Disamping itu, panitia pengarah dapat

mengikutsertakan organisasi diluar sekolah / tokoh masyarakat sebagai panitia

penasehat yang bekerja bersama dengan personel sekolah dalam rangka

merumuskan berbagai rencana, petunjuk dan tujuan yang hendak dicapai.

Setelah kebijakan kurikulum dikembangkan, maka panitia pengarah

memilih dan menugaskan stafpengajar sebagai panitia pelaksana (panitia kerja)

yang bertanggung jawab mengkonstruksikan kurikulum. Panitia im merumuskan

3
tujuan umum dan tujuan khusus kurikulum, isi (materi), kegiatan-kegiatan belajar

dan sebagainya sesuai dengan pedoman / acuan kebijakan yang telah ditentukan

oleh panitia pengarah. Panitia mengerjakan tugasnya diluar jam kerja biasa dan

tidak mendapat kompensasi. Kondisi ini diterapkan karena berkaitan dengan

tanggung jawab guru untuk memahami dengan benar kurikulum dan

meningkatkan mutu kurikulum itu sendiri.

Setelah panitia kerja (guru-guru) melaksanakan penyusunan kurikulum

melalui proses tertentu, selanjutnya kurikulum yang dihasilkan tersebut direvisi

oleh panitia pengarah atau panitia tingkat atas lainnya sesuai dengan maksud

diadakannya review tersebut. Panitia ini melaksanakan berbagai fungsi-fungsi,

sebagai berikut:

1. Memberi koherensi pada ruang lingkup dan urutan dalam program bidang

studi dengan koordinasi bersama panitia guru-guru masing-masing bidang;

2. Memeriksa kesesuaiannya dengan kebijakan kurikulum yang telah ditetapkan

oleh panitia pengarah;

3. Menyiapkan gaya dan bentuk susunan material yang siap untuk dipublikasikan

Rencana kurikulum yang telah direvisi dan final tersebut selanjutnya

ditugaskan kepada suatu panitia yang terdiri dari para admimstrator (principals)

dan guru-guru untuk melaksanakannya dalam rangka uji coba. Para pelaksana

adalah tenaga profesional yang tidak dilibatkan dalam penyusunan kurikulum

(mencakup filsafat rasional, tujuan dan metodologinya) uji coba dilaksanakan

dalam kondisi pengajaran senyatanya dan keefektifannya dimonitor dengan cara

kunjungan kelas, diskusi, evaluasi siswa dan alat-alat lainnya. Berdasarkan hasil

4
uji coba dilakukan modifikasi, dan selanjutnya kurikulum baru tersebut

diresmikan pelaksanaanya secara nyata dalam sistem sekolah.

Kelemahan model ini terdapat pada tiga hal, yakni :

1. Pada prinsipnya pengembangan kurikulum dengan model ini bersifat tidak

demokratis, Karena prakarsa, inisiatif dan arahan dilakukan melalui garis staf

hirarkis dari atas ke bawah, bukan berdasarkan kebutuhan dan aspirasi dari

bawah ke atas;

2. Pengalaman menunjukkan bahwa model ini bukan alat yang efektif dalam

perubahan kurikulum secara signifikan, karena perubahan kurikulum tidak

mengacu pada perubahan masyarakat, melainkan semata-mata melalui

manipulasi organisasi dengan pembentukkan macam-macam kepanitian.

3. Kelemahan utama dari model administratif adalah diterapkannya konsep dua

fase, yakni konsep yang mengubah kurikulum lama menjadi kurikulum baru

secara uniform melalui sistem sekolah dalam dua fase sendiri-sendiri, yakni

penyiapan dokumen kurikulum baru, dan fase pelaksanaan dokumen

kurikulum tersebut.

5
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

Pemilihan suatu model pengembangan kurikulum bukan saja didasarkan

atas kelebihan dan kebaikan-kebaikannya, serta kemungkinan pencapaian hasil

yang optimal tetapi juga perlu disesuaikan dengan sistem pendidikan dan sistem

pengelolaan pendidikan yang dianut serta model kosep pendidikan mana yang

digunakan.

Pengembangan kurikulum administrative model mudah dilaksanakan pada

negara yang menganut sistem sentralisasi dan negara yang kemampuan

profesional tenaga pengajarnya masih rendah.

6
DAFTAR PUSTAKA

http://soegiartho.cybermq.com/post/detail/9925/model-model-pengembangan-
kurikulum (tanggal unduh 12 Oktober 2009)

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/24/model-pengembangan-
kurikulum/ (tanggal unduh 12 Oktober 2009)

Tim Pengembang MKDK Kurikulum dan Pembelajaran. 2002. Kurikulum dan


Pembelajaran. Bandung : Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas
Ilmu Pendidikan UPI.

Anda mungkin juga menyukai