DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan lancar.
Makalah ini merupakan bentuk tugas tentang sistem pengukuran kinerja sektor
publik mata kuliah Akuntansi Sektor Publik sebagai salah satu penilaian terhadap proses
pembelajaran mata kuliah Akuntansi Sektor Publk, Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Palembang.
Makalah ini membahas mengenai sistem pengukuran kinerja sektor publik , tujuan
pengukuran sektor publik , indikator ukuran dan langkah-langkah dalam mengukur kinerja
sektor publik Meski dalam penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha dengan maksimal,
namun penulis masih merasa memiliki kekurangan dalam makalah ini, maka dari itu penulis
meminta kritik dan saran pembaca makalah ini. Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
( Penulis )
ii
DAFTAR ISI
Cover ……………………………………………………………………………………...i
Kata Pengantar…………………………………………………………………………….ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………………..iii
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………......1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………2
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………………......2
BAB 2 Pembahasan
2.1 Pengukuran Kinerja Sektor Publik…………………………………………………..3
2.2 Tujuan atau Manfaat Pengukuran Kinerja Sektor Publik……………………………4
2.3 Indikator Kinerja dan Pengukuran Value for Money…………………………….…6
2.4 Langkah-langkah Pengukuran kinerja sektor public………………………………..9
BAB 3 Penutup
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………….12
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang hendak atau telah dicapai
sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas terukur .
Sebagaimana diatur dalam UU No.17/2003, pada rancangan undang-undang atau peraturan
daerah tentang Laporan Keuangan pemerintah pusat/daerah disertakan informasi tambahan
mengenai kinerja instansi pemerintah. Hal ini seiring dengan perubahan paradigma
penganggaran pemerintah yang ditetapkan dengan mengidentifikasikan keluaran (output) dan
hasil (outcome) dari setiap kegiatan/program dengan jelas.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengukuran kinerja sector publik?
2. Apa tujuan pengukuran kinerja sector publik?
3. Apa indicator ukuran dalam pengukuran kinerja sector publik?
4. Apa saja langkah-langkah dalam pengukuran kinerja sector publik?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah yang berjudul “Sistem Pengukuran Kinerja Sektor
Publik”adalah sebgai berikut :
1. menjelaskan konsep pengukuran kinerja sector publik;
2. mengerti dan memahami tujuan pengukuran kinerja sector public;
3. dapat mengetahui indicator pengukuran kinerja sector publik;
4. mempraktikan langkah-langkah dalam pengukuran kinerja sector publik,
2
BAB II
PEMBAHASAN
.
2.1 Pengukuran Kinerja Sektor Publik
Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic
planning suatu organisasi
Pengukuran kinerja adalah alat untuk menilai kesuksesan organisasi. Dalam konteks
organisasi sektor publik, kesuksesan organisasi itu akan digunakan untuk
mendapatkan legitimasi dan dukungan publik. Masyarakat akan menilai kesuksesan
organisasi sektor publik melalui kemampuan organisasi dalam memberikan pelayanan publik
yang relatif murah dan berkualitas.
Pelayanan publik tersebut menjadi bottom line dalam organisasi sektor publik.
Pengukuran kinerja sektor publik digunakan untuk menilai prestasi manajer dan unit
organisasi yang dipimpinnya.
Pengukuran kinerja sangat penting untuk menilai Akuntabilitas organisasi dan
manajer dalam menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik. Sistem pengukuran kinerja
sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik menilai
pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan non finansial. Sistem pengukuran
kinerja diperkuat dengan menetapkan reward and punishment system.
Pengukuran kinerja sektor publik yang dikemukakan oleh Mardiasmo (2004:121)
dalam buku “Akuntansi Sektor Publik” , bahwa: “Pengukuran kinerja sektor publik
dilakukan untuk memenuhi tiga maksud:
1. Pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu memperbaiki kinerja
pemerintah. Ukuran kinerja yang dimaksusdkan untuk dapat membantu pemerintah berfokus
kepada tujuan dan sasaran program unit kerja. Hal ini pada akhirnya dapat meningkatkan
efisiensi dan efektivitas organisasi sektor publik.
2. Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan pembuatan
keputusan.
3. Ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan pertanggungjawaban publik
dan memperbaiki komunikasi kelembagan.”
Sedangkan yang dikemukakan oleh Indra Bastian (2006:275) dalam bukunya
Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, bahwa:
“Pengukuran kinerja adalah suatu alat manajemen untuk meningkatkan kualitas pengambilan
keputusan dan akuntabilitas.”
Dengan demikian, melalui pengukuran kinerja organisasi, dasar pengambilan
keputusan yang masuk akal dapat dikembangkan dan dipertanggungjawabkan oleh
perusahaan. Oleh pihak legislatif, ukuran kinerja digunakan untuk kelayakan biaya
pelayanan (cost of service) yang dibebankan kepada masyarakat penggguna jasa publik.
Masyarakat tentu tidak mau terus menerus ditarik pungutan sementara pelayanan yang
3
mereka terima tidak ada peningkatan kualitas dan kuantitasnya. Oleh karena itu, pemerintah
berkewajiban untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik.
Masyarakat menghendaki pemerintah dapat memberikan pelayanan yang lebih baik
dengan biaya yang lebih rendah (do more with less). Kinerja sektor publik bersifat
multidimensional, sehingga tidak ada indikator tunggal yang dapat digunakan untuk
menunjukan kinerja secara komprehensif. Berbeda dengan sektor swasta, karena sifat output
yang dihasilkan sektor publik lebih banyak intangible output, maka ukuran finansial saja
tidak cukup untuk mengukur kinerja sektor publik. Oleh karena itu, perlu dikembangkan
ukuran kinerja non- finansial.
Pengukuran kinerja sangat penting untuk menilai akuntabilitas organisasi dan manajer
dalam pelayanan publik yang lebih baik. Akuntabilitas disini bukan sekedar kemampuan
menunjukkan uang publik dibelanjakan, akan tetapi juga meliputi kemampuan menunjukan
bahwa uang publik tersebut telah dibelanjakan secara ekonomies, efisien, dan efektif.
4
Kinerja tersebut harus diukur dan dilaporkan dalam bentuk laporan kinerja.Setelah
tujuan pengukuran kinerja dicapai maka perusahaan akan mendapat manfaat langsung yaitu
seperti yang dikemukakan oleh Mardiasmo (2004:122) dalam bukunya Akuntansi Sektor
Publik, bahwa: “Manfaat pengukuran kinerja sektor publik dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja
manajemen.
b. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang ditetapkan.
c. Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan membandingkannya dengan
target kinerja serta serta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja.
d. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman secara objektif atas
pencapaian yang diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati.
e. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka memperbaiki kinerja
organisasi.
f. Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan telah terpenuhi
g. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.
h. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.”
Dengan demikian menurut kedua kutipan diatas dapat penulis simpulkan bahwa
penerapan skema indikator kinerja perlu adanya artikulasi dari tujuan, visi, misi, sasaran dan
hasil program yang dapat diukur dan jelas manfaatnya.
Karena akurasi keputusan dapat dihasilkan dengan dukungan informasi yang baik.
Dengan adanya pengukuran kinerja sektor publik memberikan manfaat yang pasti terhadap
jalannya kinerja pemerintah.
5
2.3 Indikator Kinerja dan Pengukuran Value for Money
Indikator kunci atas kinerja sektor publik adalah hal mendasar dalam pengukuran
kinerja sektor publik. Suatu indikator kunci atas kinerja sektor publik yang disediakan oleh
agen sektor publik harus memperhatikan kriteria sebagai berikut (Harun, 2009):
a. Relevan. Sebuah indikator kunci harus memiliki sebuah hubungan yang logis dengan
keperluan pihak yang membutuhkan. Indikator yang ada harus memiliki hubungan yang jelas
dengan tujuan akhir yang hendak dicapai oleh suatu agen sektor publik. Untuk menilai
keseluruhan kinerja suatu agen publik maka dibutuhkan indikator kunci yang secara
komprehensif menunjukkan aktivitas kunci dari agen publik tersebut.
b. Kepatutan. Indikator yang disediakan harus dapat menunjukkan kepada pemakai apakah
suatu agen sektor publik telah melakukan aktivitas-aktivitas tertentu yang menjadi
kewajibannya dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Indikator ini juga dapat
mengungkapkankinerja relatif antara suatu agen publik tertentu dengan agen publik sejenis
lainnya.
c. Adanya sistem dokumentasi yang sistematis. Informasi indikator kinerja harus
didokumentasikan secara sistematis yaitu: hubungan antara indikator dengan tujuan agen;
adanya penjelasan yang mengungkapkan mengapa suatu indikator kinerja tertentu menjadi
indikasi kunci atas kinerja suatu agen sektor publik; bagaimana hubungan output dengan
outcome.
d. Valid dan terpercaya. Suatu indikator kunci akan dipercaya jika dapat dikuantitatifkan.
Selain itu indikator tersebut harus tidak bias dan dapat diverifikasi oleh pihak independen.
Indikator kinerja bisa berbeda untuk setiap organisasi, namun setidaknya ada
persyaratan umum untuk terwujudnya suatu indikator yang ideal. Menurut Palmer (1995),
syarat-syarat indikator yang ideal adalah sebagai berikut:
1. Consitency. Berbagai definisi yang digunakan untuk merumuskan indicator kinerja harus
konsisten, baik antara periode waktu maupun antar unit-unit organisasi.
2. Comparibility. Indikator kinerja harus mempunyai daya banding secara layak.
3. Clarity. Indikator kinerja harus sederhana, didefinisikan secara jelas dan mudah
dipahami.
4. Controllability. Pengukuran kinerja terhadap seorang manajer publik harus berdasarkan
pada area yang dapat dikendalikannya.
5. Contingency. Perumusan indikator kinerja bukan variabel yang independen dari
lingkungan internal dan eksternal. Struktur organisasi, gaya manajemen, ketidakpastian dan
kompleksitas lingkungan eksternal harus dipertimbangkan dalam perumusan indikator
kinerja.
6. Comprehensiveness. Indikator kinerja harus merefleksikan semua aspek perilaku yang
cukup penting untuk pembuatan keputusan manajerial.
6
7. Boundedness. Indikator kinerja harus difokuskan pada faktor-faktor utama yang
merupakan keberhasilan organisasi.
8. Relevance. Berbagai penerapan membutuhkan indicator spesifik sehingga relevan untuk
kondisi dan kebutuhan tertentu.
9. Feasibility. Target-target yang digunakan sebagai dasar perumusan indikator kinerja
harus merupakan harapan yang realistik dan dapat dicapai.
Sementara itu, syarat indikator kinerja menurut BPKP (2000) adalah sebagai berikut:
1. Spesifik dan jelas, sehingga dapat dipahami dan tidak ada kemungkinan kesalahan
interpretasi.
2. Dapat diukur secara obyektif baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitaitf, yaitu dua
atau lebih mengukur indicator kinerja mempunyai kesimpulan yang sama.
3. Relevan, indikator kinerja harus menangani aspek-aspek obyektif yang relevan.
4. Dapat dicapai, penting, dan harus berguna untuk menunjukkan keberhasilan masukan,
keluaran, hasil, manfaat, dan dampak serta proses.
5. Harus cukup flesibel dan sensitive terhadap perubahan/penyesuaian pelaksanaan dan hasil
pelaksanaan kegiatan
6. Efektif. Data/informasi yang berkaitan dengan indicator kinerja yang bersangkutan dapat
dikumpulkan, diolah, dan dianalisis dengan biaya yang tersedia.
istilah “ukuran kinerja” pada dasarnya berbeda dengan istilah “indikator kinerja”. Ukuran
kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara langsung. Sedangkan indikator kinerja
mengacu pada penilaian kinerja secara tidak langsung, yaitu hal-hal yang sifatnya hanya
merupakan indikasi-indikasi kinerja. Untuk dapat mengukur kinerja pemerintah, maka perlu
diketahui indikator-indikator kinerja sebagai dasar penilaian kinerja. Mekanisme untuk
menentukan indikator kinerja tersebut memerlukan hal-hal sebagai berikut:
Perencanaan dan pengendalian
Sistem perencanaan dan pengendalian meliputi proses, prosedur dan struktur yang
memberi jaminan bahwa tujuan organisasi telah dijelaskan dan dikomunikasikan ke seluruh
bagian organisasi dengan menggunakan rantai komando yang jelas yang didasarkan pada
spesifikasi tugas pokok dan fungsi, kewenangan serta tanggung jawab.
Spesifikasi teknis dan standardisasi
Kinerja suatu kegiatan, program, dan organisasi diukur dengan menggunakan spesifikasi
teknis tersebut dijadikan sebagai standart penilaian.
Kompetensi teknis dan profesionalisme
Untuk memberikan jaminan terpenuhinya spesifikasi teknis dan standarisasi yang
ditetapkan, maka diperlukan personel yang memiliki kompetensi dan profesional dalam
bekerja.
Mekanisme ekonomi dan mekanisme pasar
7
Mekanisme ekonomi terkait dengan pemberian penghargaan dan hukuman ( reward &
punishment ) yang bersifat finansial, sedangkan mekanisme pasar terkait dengan penggunaan
sumber daya yang menjamin terpenuhinya value for money. Ukuran kinerja digunakan
sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuma ( alat pembinaan )
8
Tiga Pokok Bahasan Dalam Indikator Value For Money
Berikut ini akan dijelaskan mengenai konsep value for money atau yang dikenal dengan 3E.
Ekonomi adalah hubungan antara pasar dan masukan (cost of input). Dengan kata lain
ekonomi adalah prakti pembelian barang dan jasa input dengan tingkat kualitas tertentu
pada harga terbaik yang memungkinkan (spending less)
Efisiensi berhubungan erat dengan konsep produktivitas. Pengukuran efisien dilakukan
dengan menggunakan perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang
digunakan (cost of output). Indikator efisiensi, adalah suatu indikator yang
menggambarkan hubungan antara masukan sumber daya oleh suati unit organisasi (
misalnya : staff, upah, biaya administratif ) dan keluaran yang dihasilkan indikator
tersebut memberikan informasi tentang konversi masukan menjadi keluara ( yaitu :
efisiensi dari proses internal )
Efektivitas, pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan.
Indikator efektivitas, adalah suati indikator yang menggambarkan jangkauan akibat dan
dampak (outcome) dari keluaran (output) program dalam mencapai tujuan program.
Dari uraian diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa ketiga pokok bahasan dalam value
for money sangat terkait dengan yang lainnya, Ekonomi membahas input, efisiensi
membahas input dan output, dan efektivitas membahas output dan outcome. Hubungan ini
dapat digambarkan sebagai contoh gambar dibawah ini.
Pengukuran Ekonomi
9
Pengukuran Efisiensi
Pengukuran Efisiensi. Efisiensi merupakan hal penting dari tiga pokok bahasan Value for
Money. Efisiensi diukur antara output dengan input. Semakin besar output dibanding input,
maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu organisasi.
Rasio Efisiensi tidak hanya dinyatakan dalam bentuk absolute tetapi dalam bentuk relatif.
Unit A adalah lebih efisien dibanding unit B. Unit A lebih efisien dibanding unit tahun lalu,
dan seterusnya. Karena efisiensi diukur dengan membandingkan keluaran dan masukan,
maka perbaikan efisiensi dapat dilakukan dengan cara :
Meningkatkan output pada tingkat input yang sama.
Meningkatkan output dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi
peningkatan input.
Menurunkan input pada tingkatan output yang sama.
Menurunkan input dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi penurunan output.
Penyebut atau input sekunder seringkali diukur dalam bentuk satuan mata uang.
Pembilang atau output dapat diukur baik dalam jumlah mata uang ataupun satuan fisik.
Dalam pengukuran kinerja Value for Money, efisiensi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Efisiensi alokasi
2. Efisiensi teknis (manajerial)
Pengukuran Efektivitas
Pengukuran Efektivitas. Efektivitas merupakan ukuran berhasil atau tidaknya suatu organisasi
mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuanya, maka oragnisasi
tersebut dikatakan telah berjalan dengan efektif. Hal terpenting adalah bahwa efektivitas tidak
menyatakan tentang berapa besar biaya yang telah dikeluarkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Biaya boleh melebihi dari yang telah dianggarkan, bisa juga dua kali lebih besar dari
apa yang telah dianggarkan. Efektivitas hanya melihat apakah suatu program atau kegiatan
telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengukuran Outcome
Pengukuran Outcome. Outcome adalah dampak suatu program atau proyek terhadap
masyarakat. Outcome lebih tinggi nilainya daripada output, karena output hanya mengukur
hasil tanpa mengukur dampaknya terhadap masyarakat, sedangkan outcome mengukur
kualitas outputdan dampak yang dihasilkan.
Pengukuran outcome memiliki dua peran, yaitu:
a. Peran retrospektif
Peran retrospektif, terkait dengan penilaian kinerja masa lalu, analisis retrospektif
memberikan bukti terhadap realisasi yang baik (good management). Bukti tersebut dapat
10
menjadi dasar untuk menetapkan terget di masa yang akan datang dan mendorong untuk
menggunakan praktik yang terbaik. Atau dapat juga digunakan untuk membantu pembuat
keputusan dalam menentukan program atau proyek yang perlu dilaksanakan dan metode
terbaik mana yang perlu digunakan untuk melaksanakan program tersebut.
b. Peran prospektif
Terkait dengan perencanaan kinerja di masa yang akan datang. Sebagai peran
prospektif, pengukuran outcome digunakan untuk mengarahkan keputusan alokasi sumber
daya publik. Analisis Retrospektif memberikan bukti terhadap praktik yangbaik ( good
management ). Bukti tersebut dapat menjadi dasar untuk menetapkan target di masa yang
akan datang dan mendorong untuk menggunakan praktik yang terbaik. Atau dapat juga bukti
tersebut digunakan untuk membantu pembuat keputusan dalam menentukan program mana
yang perlu dilaksanakan dan metode mana yang perlu digunakan untuk melaksanakan
program tersebut.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk
membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan
non finansial. Sistem pengukuran kinerja merupakan salah satu alat pengendalian organisasi
karena diperkuat dengan adanya mekanisme reward dan punishment. Pengukuran kinerja
sektor publik dimaksudkan untuk membantu memperbaiki kinerja pemerintah, memperbaiki
pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan, serta untuk memfasilitasi terwujudnya
akuntabilitas publik.
Inti pengukuran kinerja pemerintah adalah pengukuran value for money. Kinerja
pemerintah harus diukur dari sisi input, output dan outcome. Tujuan pengukuran value for
money yaitu mengukur tingkat keekonomisan dalam alokasi sumber daya, efisiensi dalam
penggunaan sumber daya dan hasil yang maksimal, serta efektifitas dalam penggunaan
sumber daya.
12
2. Putri (222017096)
Pertanyaan:
Apa arti penting kinerja akuntansi sektor public terhadap instansi Pemerintah?
Jawaban:
Akuntans Sektor Publik difokuskan pada sektor pemerintah baik pusat maupun
daerah. Yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah.
Oleh karena itu akuntansi sektor publik sangat penting untuk dipahami dan dipelajari
agar dalam penyusunan anggaran/ keuangan pemerintah dapat berjalan lancar.
13