Anda di halaman 1dari 61

“Laporan Asuhan Keperawatan Gerontik”

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA LANJUT USIA NY. N USIA 68


TAHUN DENGAN HIPERTENSI DI PSTW BUDI MULIA 4 MARGAGUNA
JAKARTA SELATAN

“Laporan Asuhan Keperawatan Gerontik ini diajukan sebagai bagian menyelesaikan dari
persyaratan pendidikan profesi Ners Keperawatan Gerontik di Prodi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”

“Ditujukan Kepada Yth :”


1. Ns. Uswatun Hasanah, S.Kep, MNS
2. Ns. Dianis WulanSari, S.Kep

Nama Mahasiswa : Febriyani Pamikatsih

PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN VI


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2013-2014
BAB I. Dasar dan Tujuan Asuhan Keperawtan Gerontik

A. Resume Permasalahan Pasien


Ny. N 68 tahun tinggal di PSTW Budi Mulia 4 ruang Mawar Kecil beragama Islam
dan suku Jawa, statusnya menikah dengan 2 orang anak, anak yang pertama sudah
meninggal usia 2 tahun dan yang kedua sudah menikah memiliki satu orang anak,
suami klien juga sudah meninggal tahun 2002, klien sebelum di panti bekerja sebagai
pembantu rumah tangga namun selama di panti beliau tidak memiliki pekerjaan,
aktivitas kesehariannya hanya tiduran saja dan berbincang dengan teman di sebelah
tempat tidurnya, oleh karena klien kurang aktivitasnya sehingga motilitas ususnya juga
menurun. Hal tersebut mempengaruhi pola BAB klien karena klien mengatakan sudah 5
hari belum BAB, perutnya merasa penuh tetapi tidak sakit. Dari hasil pengkajian awal,
berdasarkan pemeriksaan TTV didapatkan hasil TD 180/110 mmHg, P 20x/menit, N
86x/menit, S 36.2°C dan klien juga mengeluh sakit kepala dan terkadang tidak bisa
tidur karena kepalanya sakit, klien mengatakan sebelumnya pernah mengalami stroke
sehingga saat ini beliau mengatakan bahwa jalannya saat ini harus pelan-pelan. Selain
dari masalah hipertensi klien juga mengeluhkan gatal-gatal, tampak di telapak tangan,
telapak kaki, perut dan paha banyak luka bekas garukan. Bentuk lukanya, papul coklat
kemerahan dan bagian telapak tangan dan kaki bernanah.

B. Tinjauan Pustaka
a. Hipertensi pada Lansia
1. Pengertian
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah
≥ 140 mmHg (tekanan sistolik) dan atau ≥ 90 mmHg (tekanan diastolik) (Joint
National Committee on Prevention Detection, Evaluation, dan Treatment of High
Pressure VII, 2003) sedangkan menurut Smeltzer dan Bare, 2002 mendefinisikan
hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140
mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Tekanan sistolik menunjukan fase
darah yang dipompa oleh jantung dan tekanan diastolik menunjukan fase darah
kembali ke dalam jantung.
Tekanan darah tidak pernah konsisten, Kondisinya berubah-ubah sepanjang
hari, sesuai dengan situasi. Tekanan darah akan meningkat dalam keadaan gembira,
cemas, atau sewaktu melakukan aktifitas fisik, setelah situasi ini berlalu, tekanan
darah akan kembali normal. Apabila tekanan darah tetap tinggi maka disebut tekanan
darah tinggi atau hipertensi maka agar mendapatkan data yang valid, pengukuran
dilakukan ketika istirahat (Hull, 1996). Tekanan darah yang ideal adalah 120/80
mmHg (Sunardi, 2000).
Lansia merupakan kelompok umur dimana terjadi penurunan atas kondisi
kesehatannya. Telah diperhitungkan bahwa seorang pria berusia 55 tahun dengan
tekanan darah sistolik 160 mmHg, mempunyai risiko masalah vascular dalam 10
tahun mendatang sekitar 14%. Baik pria maupun wanita hidup lebih lama dan 50%
dari mereka yang berusia di atas 60 tahun akan menderita hipertensi sistolik terisolasi
(TD sistolik 160 mmHg dan diastolik 90 mmHg). TDS (tekanan darah sistolik)
meningkat sesuai dengan peningkatan usia, akan tetapi TDD (tekanan darah diastolik)
meningkat seiring dengan TDS sampai sekitar usia 55 tahun, yang kemudian menurun
oleh karena kekakuan arteri akibat ateroklerosis. Risiko kardiovaskular meningkat
sesuai usia, maka pasien lansia dengan tekanan darah seperti ini akan lebih
memerlukan terapi daripada pasien usia muda. Menurunkan tekanan darah telah
terbukti mengurangi insiden gagal jantung, mengurangi demensia, dan dapat
membantu mempertahankan fungsi kognitif, dan dari data studi menunjukkan bahwa
terapi ini memberikan manfaat sampai usia 80 tahun (Gray (2003) dan Suhardjono
(2006)).

C. Manisfestasi Klinis
Tingginya tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala. Bila
demikian gejala baru muncul setelah terjadinya komplikasi pada ginjal, mata, otak
dan jantung. Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, marah, telinga
berdengung, rasa berat ditengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang dan pusing
(Mansjoer, 2005).

D. Penatalaksanaan Hipertensi
a. Terapi Farmakologi
1) Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (melalui urin)
sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibtkan daya pompa
jantung menjadi ringan. Contoh obat-obatan yang termasuk golongan diuretik
adalah Hidroklorotiazid.
2) Penghambat simpatis
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang
bekerja pada saat kita beraktivitas). Contoh obat yang termasuk dalam golongan
penghambat simpatetik adalah: Metildopa, Klonidin dan Reserpin.
3) Betabloker
Mekanisme kerja antihipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa
jantung. Jenis beta bloker tidak dianjurkan pada pasien yang telah diketahui
mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial. Contoh obat-obatan yang
termasuk dalam golongan beta bloker adalah: Metoprolol, Propanolol dan
Atenolol.
4) Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan cara
merelaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Contoh obat-obatan yang termasuk
dalam golongan beta bloker adalah: Metoprolol, Propanolol dan Atenolol.
5) Angiotension Kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat
kontraksi jantung (kontraktilitas). Contoh obat-obatan yang termasuk golongan
obat ini adalah Nifedipin, Diltiasem, dan Verapamil.
6) Penghambat Angiotension Converting Enzym (ACE)
Cara kerja obat golongan ini adalah dengan menghambat pembentukan
angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh
obat yang termasuk golongan ini adalah Catopril.
7) Penghambat Reseptor Angiotension II
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat angiotension II
pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-
obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan) (Depkes,
2008).

b. Terapi Non Farmakologi


1. Mengubah gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah dengan menghindari
faktor hipertensi yang berkaitan dengan mengurangi makan-makan yang
mengandung garam dan lemak.

2. Banyak mengkomsumsi buah-buahan segar dan sayuran yang mengandung


tinggi kalium. Buah yang mengandung paling tinggi kalium adalah pisang,
sehingga mengkomsumsi pisang baik untuk menjaga kestabilan tekanan darah
(Tryastuti, 2012). Berdasarkan riset di Amerika yang dilaporkan Frank dkk
dalam Journal of Alternative and Complementary Medicine (2003) penderita
hipertensi yang berusia 35-50 tahun yang mengkonsumsi 2 buah pisang setiap
hari mengalami penurunan tekanan darah sampai 10% dalam satu minggu. Para
peneliti tersebut menyatakan hal ini terjadi karena kandungan kalium yang
sangat tinggi dalam pisang mampu mendeplesi natrium dalam ruang ekstrasel
dan meningkatkan eksresi natrium dalam urin (Tryastuti, 2012).

Buah belimbing dan mentimun sudah sejak dahulu digunakan untuk penderita
hipertensi sebagai terapi tradisional karena bermanfaat untuk menurunkan
tekanan darah tinggi. Buah ini mengandung kadar kalium tinggi dan natrium
yang rendah, sehingga sesuai dikonsumsi oleh penderita hipertensi
(Wirakusumah, 2004). Berdasarkan penelitian Muniroh dkk, 2007 pemberian jus
buah belimbing dan mentimun selama dua minggu akan memberikan efek
terhadap penurunan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik.

3. Penurunan berat badan karena kenaikan tekanan darah berkaitan dengan


peningkatan berat badan. Akumulasi lemak dalam tubuh dan perut berkaitan erat
dengan hipertensi, hiperlipidemia, dan diabetes. Berdasarkan penelitian dengan
menurunkan berat badan terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada pasien
hipertensi sampai tekanan darahnya normal setelah 18 bulan, penurunan berat
badan rata-rata pria dan perempuan 4,7 kg dan 1,6 kg. Penurunan tekanan darah
sistolik dan diastolik ialah 3,2/2,8 mmHg.

4. Peningkatan gerakan tubuh. Olahraga secara teratur dapat bermanfaat untuk


mencegah dan menanggualangi hipertensi. Orang yang tekanan darahnya normal
tetapi tdak melakukan aktivitas atau olahraga mempunyai risiko 20-50% lebih
tinggi terkena hipertensi dari pada orang yang aktif. Olahraga dapat menurunkan
tekanan darah sistolik dan diastolik 5-10 mmHg (ITB-WHO, 2001).

5. Berhenti merokok karena berdasarkan penelitian menunjukan bahwa penghentian


merokok dapat mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler seperti stroke dan
infrak miokard. Telah terbukti bahwa dengan mengkonsumsi satu batang rokok
dapat terjadi peningkatan denyut jantung dan tekanan darah selama 15 menit. Hal
ini disebabkan oleh peningkatan kadar katekolamin dalam plasma yang kemudian
menstimulasi saraf simpatik (Aulia, 2008)

6. Terapi Komplementer dan Pengobatan Alamiah


Penanganan non farmakologis lain yang dapat mengontrol tekanan darah pada
penderita hipertensi yaitu terapi komplementer. Terapi komplementer bersifat
terapi pengobatan alamiah diantaranya terapi herbal, relaksasi progresif, meditasi,
terapi tertawa, akupuntur, aromaterapi dan refleksologi. Terapi herbal banyak
digunakan oleh masyarakat dalam menangani penyakit hipertensi dikarenakan
memiliki efek samping yang sedikit (Sustrani, 2007).
Banyak tumbuhan yang dapat digunakan untuk terapi herbal dalam pengontrolan
tekanan darah pada penderita hipertensi, diantaranya adalah bawang putih, seledri,
bunga rosella, belimbing wuluh dan daun alpukat. Bawang putih dan seledri
kurang disukai oleh masyarakat karena rasanya yang kurang enak untuk dijadikan
obat. Sedangkan bunga rosella dan belimbing wuluh memiliki rasa asam yang
pada umumnya kurang disukai masyarakat. Daun alpukat memiliki rasa yang
sedikit pahit jika diseduh, namun rasa pahitnya tidak terlalu melekat dilidah dan
dapat dihilangkan dengan meminum sedikit air putih (Sustrani, 2007).
Mendengarkan musik berirama cepat cenderung meningkatkan tekanan darah,
sementara music yang lebih lambat memberikan efek sebaliknya. Menghentikan
musik secara acak ditengah-tengah lagu meningkatkan efek sebagai penurun
tekanan darah. Para peneliti menjelaskan bahwa semua jenis music memiliki jeda,
dan konsentrasi terhadap permainan music yang kemudian dihentikan ditengah
permainannya memiliki efek medidatif yang lebih tinggi (Kowalski, 2010).

b. Scabies
1. Pengertian
Menurut Handoko (2007), scabies adalah penyakit kulit menular yang
disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap tungau (mite) Sarcoptes
scabei. Penyakit ini dikenal juga dengan nama gudik, atau gatal agogo. Penyakit
scabies ini merupakan penyakit menular oleh kutu tuma gatal sarcoptes scabei
tersebut, kutu tersebut memasuki kulit stratum korneum, membentuk kanalikuli
atau terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai 1,2 centimeter.

2. Etiologi Scabies
Scabies dapat disebabkan oleh kutu atau kuman sercoptes scabei varian hominis.
Sarcoptes scabieiini termasuk filum Arthopoda, kelas Arachnida, ordo Ackarina,
superfamili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei var. hominis.
Kecuali itu terdapat S. scabiei yang lainnya pada kambing dan babi. Secara
morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung
dan bagian perutnya rata. Tungau ini transient, berwarna putih kotor, dan tidak
bermata.

3. Manifestasi Klinis Skabies

Diagnosis dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardinal berikut :

- Pruritus noktuma (gatal pada malam hari) karena aktivitas tungau lebih
tinggi pada suhu yang lembab dan panas.
- Umumnya ditemukan pada sekelompok manusia, misalnya mengenai
seluruh anggota keluarga.

- Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang


berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok,
rata-rata panjang 1cm, pada uung menjadi pimorfi (pustu, ekskoriosi).
Tempat predileksi biasanya daerah dengan stratum komeum tpis, yaitu
sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar,
lipat ketiak bagian depan, aerola mammae dan lipat glutea, umbilicus,
bokong, genitalia eksterna, dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat
menyerang bagian telapak tangan dan telapak kaki bahkan seluruh
permukaan ulit. Pada remaja dan orang dewasa dapat timbul pada kulit
kepala dan wajah.

- Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat


ditemikan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.

- Pada pasien yang selalu menjaga higiene, lesi yang timbul hanya sedikit
sehingga diagnosis kadang kala sulit ditegakkan.

4. Penatalaksanaan Scabies

Syarat obat yang ideal adalah efektif terhadap semua stadium tungau, tidak
menimbulkan iritasi dan toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau
mewarnai pakaian, mudah diperoleh dan harganya murah.

Jenis obat topical :

- Belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20% dalam bentuk salep atau krim. Pada
bayi dan orang dewasa sulfur presipitatum 5% dalam minyak sangat aman dan
efektif. Kekurangannya adalah pemakaian tidak boleh kurang dari 3 hari karena
tidak efektif terhadap stadium telur, berbau, mengotori pakaian dan dapat
menimbulkan iritasi.

- Emulsi benzyl-benzoat 20-25% efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap


malam selama 3 kali. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi, dan
kadang-kadang makin gatal setelah dipakai.

- Gama benzena heksa klorida (gameksan) 1% daam bentuk krim atau losio,
termasuk obat pilihan arena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan,
dan jarang memberi iritasi. Obat ini tidak dianurkan pada anak dibawah umur 6
tahun dan wanta hamil karena toksi terhadap susunan saraf pusat. Pemberiannya
cup sekali dalam 8 jam. Jika masihada gejala, diulangi seminggu kemudian.

- Krokamiton 10% dalamkrim atau losio mempunyaidua efek sebagai antiscabies


dan antigatal. Harus dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra. Krim( eurax) hanya
efetif pada 50-60% pasien. Digunakan selama 2 malam berturut-turut dan
dbersihkan setelah 24 jam pemakaian teraKriteria Evaluasiir.

- Krim permetrin 5% merupakan obat yang paling efektif dan aman arena sangat
mematikan untuk parasit S.scabei dan memiliki toksisitas rendah pada manusia.

- Pemberian antibiotika dapat digunakan jika ada infeksi sekunder, misalnya


bernanah di area yang terkena (sela-sela jari, alat kelamin) akibat garukan.

C. Tujuan Asuhan Keperawatan Gerontik


Tujuan dari pemberian asuhan keperawatan gerontik ini adalah untuk :
1. Mengidentifikasi faktor risiko yang menyebabkan lansia mengalami hipertensi
dan scabies.
2. Mengidentifikasi etiologi lansia mengalami hipertensi dan scabies
3. Mengetahui lebih lanjut mengenai kondisi lansia terkait penyakit hipertensi dan
skabiesnya
4. Memberikan asuhan keperawatan gerontik dan penatalaksanaan yang tepat untuk
lansia yang mengalami hipertensi dan skabies

D. Fokus Pengkajian dan Metode


Fokus pengkajian lansia terkait masalah hipertensi yaitu dengan cara memantau
tekanan darah dan melakukan intervensi untuk menurunkan atau mengontrol tekanan
darah lansia, instrument yang dibutuhkan yaitu sfigmomanometer dan stetoskop.
Fokus pengkajian terkait masalah scabies untuk mengurangi atau menghilangkan rasa
tidak nyaman karena gatal-gatal dan memperbaiki kerusakan integritas kulit yang
dialami oleh lansia, melakukan perawatan luka skabies setiap hari dan memotivasi
lansia untuk melakukan personal hygiene.
BAB II

A. Format Pengkajian Keperawatan Gerontik


Luekcenotte, A. 2000. Gerontologic Nursing. 2nd ed. Mosby: St. Louis.

Nama Mahasiswa : Febriyani Pamikatsih


Tempat praktek : Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4
Tanggal : 10 Februari 2014 – 1 Maret 2014
1. Data Biografi

Nama : Ny. N Telepon :-


TTL : 68 tahun Pendidikan : SD (kelas 3)
Jenis kelamin : Perempuan Status perkawinan : menikah
Suku : Jawa Kontak person terdekat : -
Agama : Islam Alamat dan telepon kontak person
Alamat : Panti Werdha
terdekat :-

2. Profil Keluarga

Nama suami/istri : Tn. R


Alamat : Menteng Jakpus Umur : 42 tahun
Umur : 75 tahun Status kesehatan : sehat
Status kesehatan : - Pekerjaan : kerja pabrik
Pekerjaan : buruh Masih hidup
Masih hidup /meninggal : masih hidup
/meninggal : meninggal Tahun kematian : -
Tahun kematian : 2002 Penyebab kematian
Penyebab kematian: sakit
Jumlah anak :2
:-
Alamat : Menteng JakPus

3. Profil Pekerjaan
Pekerjaan saat ini : sudah tidak bekerja
Sumber income dan kecukupan terhadap kebutuhan: tidak ada

4. Lingkungan Tempat Tinggal

Tipe tempat tinggal: panti werdha Derajat privacy : tidak ada


Jumlah ruangan :2 Jumlah lantai :1
Jumlah orang yang tinggal ditempat Tetangga terdekat : Ny. I
Alamat& telepon :
tinggal :9
5. Rekreasi/Penggunaan Waktu Luang
Hobi/ketertarikan : klien mengatakan tidak memiliki hobi khusus
Keanggotaan terhadap organisasi tertentu: tidak ada
Penggunaan waktu luang : tidak ada hanya berbincang dengan teman dekatnya

6. Sumber-sumber/Penggunaan Sistem Pendukung

Keaktifan dalam kegiatan keagamaan:


Aktif untuk sholat 5 waktu Dokter yang sering dikunjungi : dokter
Jenis kegiatan keagamaan :
yang ada di Panti
Klien setiap hari melakukan sholat
Orang kepercayaan:
Klinik : klinik Panti
Teman sebelah tempat tidurnya (Ny.I)
Orang yang menolong ketika
Pelayanan kesehatan yang sering
diperlukan:
dikunjungi : Klinik panti
Rumah sakit: -

Teman sekamar & petugas panti

7. Kebiasaan Sehari-hari (Termasuk kebiasaan ritual tidur)

Hal yang di kaji Pola Kebiasaan


1.Pola nutrisi
a. Frekuensi makan:......x/hari
a. 3x/hari
b. Nafsu makan
b. Ada
c. Porsi makanan yang dihabiskan
c. Satu piring
d. Makanan yang tidak disukai
d. Tidak ada
e. Makanan pantangan
e. Tidak ada

2.Pola eliminasi
a. BAK:
1) Frekuensi 1) 4-5x/hari
2) Warna 2) Putih jernih
3) Keluhan 3) Tidak ada

b. BAB:
1) Frekuensi
2) Waktu
1) 1x/5-7 hari
3) Warna
2) Pagi
4) Keluhan
3) Coklat
4) Jarang BAB perut penuh tapi tidak
5) Konsistensi
sakit
5) Lunak
3.Pola Personal Hygiene
a. Mandi
1) Frekuensi 1) 2x/hari
2) Waktu 2) Pagi dan sore
b. Oral Hygiene
1) Frekuensi 1) 1x/hari
2) Waktu 2) Pagi
c. Cuci Rambut
Frekuensi
Seminggu 2 kali
4.Pola Istirahat dan Tidur
a. Lama tidur siang a. Tidak menentu (3 jam)
b. Lama tidur malam b. 6-8 jam
c. Kebiasaan sebelum tidur c. Tidak ada
5.Pola Aktivitas dan Latihan
a. Waktu bekerja a. Tidak bekerja
b. Olah raga b. Tidak
c. Jenis olah raga c. -
d. Frekuensi olah raga d. -
e. Keluhan dalam beraktivitas e. Kakinya terasa sakit bila berdiri
lama dan merasa pusing
6.Kebiasaan yang mempengaruhi
kesehatan
Tidak merokok
a. Merokok
1) -
1) Frekuensi
2) -
2) Jumlah
3) -
3) Lama pemakaian
b. Minuman keras/NAPZA b._tidak ada masalah

8. Status kesehatan saat ini


Status kesehatan umum selama 1 tahun terakhir:
Hipertensi
Status kesehatan umum selama 5 tahun terakhir:
Stroke dan katarak
Keluhan utama:
Gatal – gatal skabies diseliuruh tubuh, bagian tangan dan kaki bernanah kecil-kecil
Pengetahuan dan manajemen masalah-masalah kesehatan:
Kurang pengetahuan
Fungsi secara umum:
Terapi farmakologi
Pengobatan:

Nama : Chlorpheniramin maleat Resep dokter: Ya


Masalah berkaitan dengan ketaatan
(CTM), catopril
Dosis : 2x1, 2x1 minum obat: Klien mengatakan suka
Waktu konsumsi obat: pagi, siang
lupa

Alergi
Obat: tidak ada
Makanan: tidak ada
Zat kontak: tidak ada
Faktor lingkungan: tidak ada
Nutrisi
24 jam diet recall:
Tinggi protein

Diet spesial, pembatasan makanan, makanan kesukaan:


diit tinggi protein, tidak ada pantangan

Riwayat kenaikan/kehilangan berat badan:


Pola konsumsi makanan (frekuensi, jenis): 3x sehari

Masalah yang mempengaruhi intake makanan: tidak ada masalah

9. Status kesehatan yang lalu


Penyakit pada waktu kecil: tidak ada
Penyakit kronik/serius: hipertensi
Trauma: tidak ada
Riwayat hospitalisasi: pernah dirawat di RS daerah JakPus dan Cilacap
Riwayat operasi: operasi katarak
Riwayat obstetri: P2A0

10. Riwayat Keluarga


Genogram

80

Penjelasan:
Laki-laki

Perempuan usia 80 tahun

80 Laki-laki sudah meninggal

Perempuan sudah meninggal


11. Review Sistem

Keadaan Umum Ya Tidak


Kelelahan √
Perubahan BB selama 1 tahun terakhir √
Perubahan nafsu makan √
Demam √
Keringat dimalam hari √
Kesulitan tidur √
Frekuensi influenza √

Head to toe

Kulit Ya Tidak
Lesi/luka √
Pruritus √
Perubahan pigmentasi √
Perubahan tekstur √
Nevi √
Tanda memar √
Perubahan rambut √
Perubahan kuku √
Kalus √
Pola penyembuhan luka
Lainnya

Hematopoietic Ya Tidak
Perdarahan abnormal √
Anemia √
Riwayat transfusi darah √

Kepala Ya Tidak
Sakit kepala √
Trauma masa lalu √
Kunang-kunang √
Gatal kepala √

Mata Ya Tidak
Perubahan daya penglihatan √
Pemakaian kontak lensa/kaca mata √
Nyeri √
Kelebihan air mata berlebihan √
Pruritus √
Bengkak sekitar mata √
Diplobia √
Rabun √
Protophobia √
Scotomata √
Riwayat infeksi √
Pengaruh terhadap aktivitas sehari-hari : melihat kurang jelas sehingga harus hati-hati

Telinga Ya Tidak
Perubahan pendengaran √
Cairan telinga √
Tinnitus √
Vertigo √
Penggunaan alat bantu √
Riwayat infeksi √
Tanggal terakhir pemeriksaan pendengaran
Pengaruh terhadap aktivitas sehari-hari : tidak ada

Hidung dan sinus Ya Tidak


Rinorea √
Discharge √
Epistaxis √
Obstruksi √
Snoring √
Nyeri disinus √
Alergi √
Riwayat infeksi √
Penilaian diri kemampuan alfaktori

Mulut dan Tenggorokan Ya Tidak


Sakit tenggorokan √
Lesi √
Suara serak √
Perubahan suara √
Kesulitan menelan √
Perdarahan gusi √
Karies gigi √
Gangguan rasa √
Kesulitan mengunyah √
Alat-alat prostetik √
Riwayat infeksi √
Tanggal terakhir pemeriksaan gigi
Masalah gigi yang lainnya: tidak ada
Leher Ya Tidak
Kekakuan leher √
Nyeri √
Masa di leher √
Gerakan terbatas √

Pernafasan Ya Tidak
Batuk √
Nafas pendek √
Hemoptisis √
Wheezing √
Asma √
Tanggal terakhir pemeriksaan x-ray dada

Kardiovaskuler Ya Tidak
Nyeri dada √
Palpitasi √
Nafas pendek √
Dispnea √
Paroxymal nocturnal dispnea √
Ortopnea √
Murmur √
Edema √
Varicosities √
Claudication √
Paresthesias √
Perubahan warna kaki √

Gastrointestinal Ya Tidak
Dispagia √
Rasa panas diperut √
Gangguan pencernaan √
Nausea/muntah √
Hematemesis √
Perubahan nafsu makan √
Ulcer √
Diare √
Konstipasi √
Melena √
Hemoroid √
Perdarahan rektal √

Perkemihan Ya Tidak
Disuria √
Frekuensi kemih √
Hematuria √
Poliuria √
Oliguria √
Nokturia √
Inkontinensia √
Nyeri saat berkemih √
Infeksi √
Keluhan lainnya: tidak ada

Organ Reproduksi wanita Ya Tidak


Lesi √
Cairan abnormal √
Rasa panas saat berkemih √
Perdarahan paska koitus √
Nyeri pelvis √
Sistokel √
Infeksi √
Riwayat haid √
Riwayat menopause √
Keluhan lain, sebutkan : gatal-gatal

Muskuloskeletal Ya Tidak
Nyeri sendi √
Kaku sendi √
Bengkak pada sendi √
Deformitas √
Kram √
Otot lemah √
Nyeri tulang belakang √
Pola latihan/olah raga √
Pengaruh terhadap ADL: tidak ada hambatan

General Nervous System Ya Tidak


Sakit kepala √
Kejang √
Sinkope √
Paralisis √
Masalah koordinasi √
Paresis √
Tic/tremor/kaku √
Paresthesis √
Inuri kepala √
Masalah pada daya ingat √
Sistem Endokrin Ya Tidak
Intoleransi terhadap panas √
Intoleransi dingin √
Goiter √
Pigmentasi kulit √
Perubahan rambut √
Polifagia √
Polidipsi √
Poliuri √

Psikososial Ya Tidak
Cemas √
Depresi √
Insomnia √
Vertigo √
Khawatir √
Ketakutan √
Masalah dengan pengambilan keputusan √

Dimensi Fisik Lingkungan

1. Luas wisma
Luas wisma tersebut 20 x 8 m2, terdiri dari kamar-kamar dan ruangan bersama yang
berada di tengah wisma. Dalam kamar memiliki 9 tempat tidur

2. Keadaan lingkunagn di dalam wisma


a. Penerangan
Penerangan yang terdapat dalam wisma kurang terang, agak tertutup dan tidak ada
jendela hanya ada 2 teralis besi untuk keluar masuk cahaya dari luar

b. Kebersihan dan kerapihan


Ruangan-ruangan yang ada di wisma tersebut kurang tertata dengan rapi dan
bersih, karena nenek didalam ruang ini tidak peduli dengan kebersihannya

c. Pemisahan ruangan antara laki-laki dan perempuan


Ruangan antara lali-laki dan perempuan di panti tersebut terpisah.

d. Sirkulasi udara
Menurut survey, sirkulasi udara yang ada di wisma kurang baik, hanya ada 2 teralis
besi untuk keluar masuk udara, pintu sering tertutup dan dikunci, pengap

e. Keamanan
Dari segi keamanan cukup baik, seperti lantai terbuat dari keramik dan tidak licin.

f. Sumber air minum


Air yang di minum bersumber dari air mineral.
g. Ruang berkumpul bersama
Kondisi ruang berkumpul klien kurang bersih dan tertata rapi, hanya ada satu ruang
kamar untuk tidur bersama

Pengkajian Lingkungan Tempat Tinggal Lanjut Usia

1. Berapakah kamar khusus untuk lanjut usia?

Kamar mandi Ada √ Tidak

Kamar tidur Ada √ Tidak

WC Ada √ Tidak

Dapur Ada Tidak √

Kamar duduk Ada Tidak √

2. Berapa jumlah ruang yang ada dirumah/tempat tinggal klien? Ada 3 ruangan

3. Apakah lanjut usia harus naik turun bila masuk/keluar rumah? Tidak

4. Apakah lingkungan sekitar rumah cukup aman? Ya

5. Bagaimana kebersihan rumah tersebut? Cukup bersih (setiap hari dibersihkan oleh
pramu panti)

6. Apakah rumah cukup ventilasi? Tidak

7. Apakah terdapat tanda-tanda penelantaran?

- Makanan basi di almari makan (tidak)

- Alat makan yang tidak dicuci (tidak)

- Tumpukan pakaian kotor (tidak)

APGAR

NO URAIAN FUNGSI SKORE


1 Saya puas bahwa saya dapat kembali kepada keluarga Adaptation 2
(teman-teman) saya untuk membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
2 Saya puas dengan cara keluarga saya (teman-teman) saya Partnership 1
membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkapkan
masalah dengan saya
3. Saya puas bahwa keluarga (temen-temen) saya menerima Growth 1
dan mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas
atau arah baru
4. Saya puas dengan cara keluarga (temen-temen) saya Affection 1
mengekspresikan afek dan berespons terhadap emosi-
emosi saya, seperti marah, sedih atau mencintai
5. Saya puas dengan cara temen-temen saya dan saya Resolve 1
menyediakan waktu bersama-sama

Penilaian Total 6
Peryataan-peryataan yang dijawab :
 selalu : skore 2
 kadang-kadang :skore 1
 hampir tidak pernah :skore 0
>3 = tinggi
4-6= menengah / sedang
7-10= rendah
Klien mengalami disfungsi keluarga ringan

GERIATRIC DEPRESSION SCALE (SKALA DEPRESI)


NO PERTANYAAN JAWABAN
TIDAK YA
1. APAKAH ANDA SEBENARNYA PUAS DENGAN √
KEHIDUPAN ANDA?
2. APAKAH ANDA TELAH MENINGGALKAN √
BANYAK KEGIATAN DAN MINAT / KESENANGAN
ANDA?
3. APAKAH ANDA MERASA KEHIDUPAN ANDA √
KOSONG?
4. APAKAH ANDA MERASA SERING BOSAN? √
5. APAKAH ANDA MEMPUNYAI SEMANGAT YANG √
BAIK SETIAP SAAT?
6. APAKAH ANDA MERASA TAKUT SESUATU YANG √
BURUK AKAN TERJADI PADA ANDA?
7. APAKAH ANDA MERASA BAHAGIA UNTUK √
SEBAGIAN BESAR HIDUP ANDA?
8. APAKAH ANDA MERASA SERING TIDAK √
BERDAYA?
9. APAKAH ANDA LEBIH SERING DIRUMAH DARI √
PADA PERGI KELUAR DAN MENGERJAKAN
SESUATU HAL YANG BARU?
10. APAKAH ANDA MERASA MEMPUNYAI BANYAK √
MASALAH DENGAN DAYA INGAT ANDA
DIBANDINGKAN KEBANYAKAN ORANG?
11. APAKAH ANDA PIKIR BAHWA HIDUP ANDA √
SEKARANG MENYENANGKAN?
12. APAKAH ANDA MERASA TIDAK BERHARGA √
SEPERTI PERASAAN ANDA SAAT INI?
13. APAKAH ANDA MERASA PENUH SEMANGAT? √
14. APAKAH ANDA MERASA BAHWA KEADAAN √
ANDA TIDAK ADA HARAPAN?
15. APAKAH ANDA PIKIR BAHWA ORANG LAIN LEBIH √
BAIK KEADAANNYA DARI PADA ANDA?
Skore 11 ; klien terindikasi mengalami depresi

STATUS KOGNITIF

+ - Pertanyaan Jawaban
√ Tanggal berapa hari ini (tgl, bln, Gak tau
thn)
 Hari apa sekarang Hari kamis
√ Apa nama tempat ini Dikamar
 Berapa nomor telepon anda Tidak punya
 Dimana alamat anda Di Menteng atas
 Berapa umur anda 80 thn
√ Kapan anda lahir Gak inget tanggalnya
√ Siapa presiden anda sekarang Jokowi
 Siapa presiden sebelumnya Soeharto
Siapa nama ibunda
PENGKAJIAN SPIRITUAL
1. Apakah agama dan Tuhan penting bagi Anda? Ya
2. Apa sajakah sumber-sumber kekuatan dan harapan Anda? Allah SWT
3. Apakah ada praktek-praktek/ kegiatan agama yang penting bagi Anda?apakah ada
masalah dalam menjalankannya? Setiap hari lansia menjalani sholat 5 waktu
diruangan, saat ini tidak bisa mengikuti acara pengajian seperti ketika dirumah
4. Apakah sakit/keadaan anda saat ini berpengaruh terhadap perasaan anda kepada
Tuhan dan praktek keyakinan anda? Saat ini lansia merasa lebih dekat kepada Tuhan,
dan merasa harus lebih bersabar lagi menjalani hidupnya, meskipun sakit lansia selalu
berusaha untuk sholat, bila beliau merasa tidak kuat untuk sholat berdiri diusahakan
sambil duduk, namun lansia sering merasa pakaiannya untuk sholat itu kotor dan itu
membuatnnya sedih.
5. Apakah anda membutuhkan bantuan terkait spiritual? Ya, sudah lama lansia tidak
datang ke acara pengajian dan beliau butuh untuk mendengarkan ceramah agama
untuk bisa memberikan ketenangan dan semangat hidup kembali untuk dirinya

SKORE NORTON
NO KEADAAN PASIEN SKOR
1. KONDISI FISIK UMUM
Baik 4 √
Lumayan 3
Buruk 2
Sangat Buruk 1
2. KESADARAN
Komposmentis 4 √
Apatis 3
Konfus/spoor 2
Stupor/koma 1
3. AKTIVITAS
Ambualan 4 √
Ambualan dengan bantuan 3
Hanya bisa duduk 2
Tiduran 1
4. MOBILITAS
Bergerak bebas 4
Sedikit terbatas 3 √
Sangat terbatas 2
Tiduran 1
5. INKONTINENSIA
Tida ada 4 √
Kadang-kadang 3
Sering inkontinensia urine 2
Inkontinensia urine 1
ANALISA DATA

Data Problem Etiologi


DS:
- klien mengatakan sering sakit Nyeri akut b.d peningkatan
kepala tekanan vascular
- klien mengatakan agak sulit serebral
beraktivitas ketika nyeri terasa
- klien mengatakan skala nyeri 3
DO:
- TD 160/100 mmHg
- N 87x/menit
- P 20 x/menit
- S 36.3°C
- klien tampak memegang
kepalanya

DS: b.d faktor mekanik


- klien mengatakan gatal-gatal Kerusakan integritas yakni gesekan saat
- klien mengatakan telapak tangan kulit klien menggaruk
dan kakinya kaku karena banyak kulit, kelembapan
luka bernanah
DO:
- klien tampak terus ingin
menggaruk
- tampak luka skabies bekas
garukan di paha, perut dan
telapak tangan dan kakinya
terlihat banyak papul bernanah
DS:
- klien mengatakan belum BAB
selama 5 hari b.d aktivitas fisik
- klien mengatakan perutnya Konstipasi tidak cukup
penuh tapi tidak sakit

DO:
- perut teraba lembek
- klien lebih terlihat berbaring saja
dan tidak melakukan aktivitas
apapun

Prioritas Masalah

1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral


2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan faktor mekanik yakni gesekan saat
klien menggaruk kulit, kelembapan
3. Konstipasi berhubungan dengan aktivitas fisik tidak cukup

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Diagnosa Nyeri b.d ketunadayaan fisik


Keperawatan
Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7x24 jam nyeri berkurang
atau hilang
NIC NOC
Manajemen Nyeri TD 120-140/80-90 mmHg
- lakukan pengkajian nyeri secara RR 16-20 x/menit
komprehensif termasuk lokasi, S 36.5-37.50C
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas N 60-100 x/menit
dan faktor presipitasi Klien tidak mengeluh nyeri
- observasi reaksi non verbal dari Skala nyeri berkurang
ketidaknyamanan Kebutuhan istirahat tidak terganggu
- ajarkan tentang teknik non farmakologi Ekspresi wajah tidak cemas/gelisah
- kaji factor pencetus nyeri
- kolaborasi pemberian captopril 2x1
- evaluasi keefektifan kontrol nyeri
- tingkatkan istirahat

Diagnosa Kerusakan integritas kulit b.d faktor mekanik yakni gesekan saat klien
keperawatan menggaruk kulit, kelembapan

Tujuan Setelah dilakukan perawatan 7 X 24 jam pasien menunjukkan integritas


kulit yang baik

Intervensi (NIC) Outcome (NOC)


Pruritus Management Allergic Response : Localized
 Tentukan faktor yang menyebabkan pruritus  Lokalisasi ruam
seperti kontak dengan penderita dermatitis,  Lokalisasi gatal
gangguan sistemik, dan medikasi  Lokalisasi eritema
 Lakukan pengkajian kulit secara menyeluruh
seperti lesi, ulser, abrasi Tissue Integrity : Skin & Mucous
 Berikan obat salep dan lotion atau baby oil
Membranes
 Instruksikan klien untuk tidak menggaruk
 Sensitifitas
area yang gatal dengan berlebihan
 Anjurkan untuk selalu cuci tangan  Elastisitas
 Hidrasi
Skin Care : Topical Treatments  Teksture
 Bersihkan dengan sabun aktibakterial atau  Integritas kulitnya
mandi dengan PK  Lesi di kulit
 Berikan bedak antigatal ke kulit klien
 Eritema
 Anjurkan untuk mengusap daerah gatal dan
bukan mengaruknya
 Motivasi untuk menjaga kebersihan diri dan
mengganti pakaian klien
 Jaga lingkungan untuk tetap bersih, kering
dan nyaman
 Inspeksi kulit klien setiap hari dan
dokumentasikan kondisi kulit klien setiap
hari untuk mengevaluasi perkembangan kulit
klien

Diagnosa Konstipasi berhubungan dengan aktivitas fisik tidak cukup


keperawatan
Tujuan Setelah dilakukan perawatan 7 X 24 jam pasien menunjukkan masalah
konstipasi teratasi

Intervensi (NIC) Outcome (NOC)


NIC : NOC:
Manajemen konstipasi  Bowl Elimination
- Identifikasi faktor-faktor yang  Hidration
menyebabkan konstipasi
- Monitor tanda-tanda ruptur Setelah dilakukan
bowel/peritonitis tindakan keperawatan
- Jelaskan penyebab dan rasionalisasi selama 7x24 jam konstipasi
tindakan pada pasien pasien teratasi dengan
- Konsultasikan dengan dokter tentang kriteria hasil:
peningkatan dan penurunan bising - Pola BAB dalam batas normal
usus
- Feses lunak
- Kolaburasi jika ada tanda dan gejala
konstipasi yang menetap - Cairan dan serat adekuat
- Jelaskan pada pasien manfaat diet - Aktivitas adekuat
(cairan dan serat) terhadap eliminasi - Hidrasi adekuat
- Jelaskan pada klien konsekuensi
menggunakan laxative dalam waktu
yang lama
- Kolaburasi dengan ahli gizi diet tinggi
serat dan cairan
- Dorong peningkatan aktivitas yang
optimal
- Sediakan privacy dan keamanan
selama BAB
IMPLEMENTASI & EVALUASI

Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi (SOAPIE)


Nyeri 12 Februari - Melakukan pemeriksaan S : klien mengatakan
2014/ 09.00 TTV sakit kepalanya, skala
WIB nyeri 3 dan sering
R/ TD 180/100mmHg timbul
P : 19x/menit O : TD 180/100mmHg
N : 80x/menit P 19x/menit
S : 36°C N 80x/menit
- Mengkaji adanya nyeri, Klien tampak
karakteristik dan skala memegang kepalanya
nyeri menahan sakit
R/ ada sakit kepala, sering timbul A : masalah teratasi
dan skala nyeri 3 sebagian
- Mengajarkan teknik P : pantau rasa nyeri
relaksasi napas dalam klien, lanjutkan
R/ klien mau dan bisa intervensi dan evaluasi
mempraktekkannya I : - mengajarkan teknik
- Memberikan obat captopril relaksasi

R/ klien meminum obatnya - Mengkaji


karakteristik
nyeri

- Melakukan
pemeriksaan
TTV

- Memberikan
obat captopril

E : klien mengatakan
nyeri berkurang dan
tampak bisa istirahat

Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi (SOAPIE)


Kerusakan 12 Februari - Melakukan pengkajian S : klien badannya
integritas 2014/ 10.00 kulit gatal-gatal
kulit WIB
R/ adanya dermatitis dibagian - Klien
paha, perut dan punggung mengatakan
telapak
- Mengkaji keluhan tangannya kaku
ketidaknyamanan pada karena ada luka
klien bernanah
R/ klien mengeluh gatal-gatal O : ada luka bernanah
padahal dirinya selalu mandi dan di telapak tangan
tangannya merasa kaku karena ada
luka bernanah - Terlihat luka
dan bekas
- Melakukan kompres/ garukan di perut
rendam luka menggunakan dan paha serta
PK pada area tangan dan punggung
kaki
P : anjurkan klien untuk
R/ klien merasa lebih nyaman tidak menggaruk,
- Memberikan salep setelah mencuci tangan ketika
direndam lukanya di air mau makan, lanjutkan
PK intervensi

R/ klien merasa lebih nyaman, dan I : - menganjurkan


tidak garuk-garuk klien untuk tidak
menggaruk
- Memberikan bedak di area
paha dan perut klien - Merendam luka
dengan PK
R/ klien merasa lebih nyaman dan
garuk-garuk berkurang - Memberikan
salep setelah
- Memberikan obat CTM luka direndam
PK
R/ klien meminum obatnya dan
lebih nyaman hingga tertidur - Memberikan
bedak di area
gatal

- Memberikan
obat CTM 2x1

E : klien mengatakan
gatal berkurang dan
tampak bisa istirahat
dan menggaruk
berkurang

Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi (SOAPIE)


Nyeri 13 Februari - Melakukan pemeriksaan S : klien mengatakan
2014/ 10.10 TTV sakit kepalanya, skala
WIB nyeri 3 dan sering
R/ TD 150/100mmHg timbul
P : 20x/menit O : TD 150/100mmHg
N : 78x/menit P 20x/menit
S : 36°C N 78x/menit
- Mengkaji adanya nyeri, Klien tampak sesekali
karakteristik dan skala memegang kepalanya
nyeri menahan sakit
R/ ada sakit kepala, sering timbul A : masalah teratasi
dan skala nyeri 3 sebagian
- Memotivasi teknik P : pantau rasa nyeri
relaksasi napas dalam klien, lanjutkan
R/ klien mau mempraktekkannya intervensi dan evaluasi

- Memberikan obat captopril I : - mengajarkan teknik


relaksasi
R/ klien meminum obatnya
- Mengkaji
karakteristik
nyeri

- Melakukan
pemeriksaan
TTV

- Memberikan
obat captopril

E : klien mengatakan
nyeri berkurang dan
mengatakan mau
beristirahat
Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi (SOAPIE)
Nyeri 14 Februari - Melakukan pemeriksaan S : klien mengatakan
2014/ 09.00 TTV sakit kepalanya, skala
WIB nyeri 2 dan sering
R/ TD 150/100mmHg timbul
P : 20x/menit O : TD 150/100mmHg
N : 78x/menit P 20x/menit
S : 36°C N 78x/menit
- Mengkaji adanya nyeri, Klien sesekali meringis
karakteristik dan skala menahan sakit
nyeri
A : masalah teratasi
R/ ada sakit kepala, sering timbul sebagian
dan skala nyeri 2
P : pantau rasa nyeri
- Mengajarkan teknik klien, lanjutkan
relaksasi napas dalam intervensi dan evaluasi
R/ klien mau dan bisa I : - mengajarkan teknik
mempraktekkannya relaksasi
- Memberikan obat captopril - Mengkaji
R/ klien meminum obatnya karakteristik
nyeri

- Melakukan
pemeriksaan
TTV

- Memberikan
obat captopril

E : klien mengatakan
nyeri berkurang dan
tampak bisa istirahat

Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi (SOAPIE)


Kerusakan 13 Februari - Melakukan pengkajian S : klien badannya
integritas 2014/ 10.30 kulit gatal-gatal
kulit WIB
R/ adanya dermatitis dibagian - Klien
paha, perut dan punggung mengatakan
telapak
- Mengkaji keluhan tangannya kaku
ketidaknyamanan pada karena ada luka
klien bernanah
R/ klien mengeluh gatal-gatal O : ada luka bernanah
padahal dirinya selalu mandi dan di telapak tangan
tangannya merasa kaku karena ada
luka bernanah - Terlihat luka
dan bekas
- Melakukan kompres/ garukan di perut
rendam luka menggunakan dan paha serta
PK pada area tangan dan punggung
kaki
P : anjurkan klien untuk
R/ klien merasa lebih nyaman tidak menggaruk,
- Memberikan salep setelah mencuci tangan ketika
direndam lukanya di air mau makan, lanjutkan
PK intervensi

R/ klien merasa lebih nyaman, dan I : - menganjurkan


tidak garuk-garuk klien untuk tidak
menggaruk
- Memberikan bedak di area
paha dan perut klien - Merendam luka
dengan PK
R/ klien merasa lebih nyaman dan
garuk-garuk berkurang - Memberikan
salep setelah
- Memberikan obat CTM luka direndam
PK
R/ klien meminum obatnya dan
lebih nyaman hingga tertidur - Memberikan
bedak di area
gatal

- Memberikan
obat CTM 2x1

E : klien mengatakan
gatal berkurang dan
tampak bisa istirahat
dan menggaruk
berkurang
Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi (SOAPIE)
Nyeri 15 Februari - Melakukan pemeriksaan S : klien mengatakan
2014/ 10.00 TTV sakit kepalanya, skala
WIB nyeri 2, bisa istirahat
R/ TD 150/90mmHg nyenyak semalam
P : 20x/menit O : TD 150/90mmHg
N : 90x/menit P 20x/menit
S : 36.4°C N 90x/menit
- Mengkaji adanya nyeri, A : masalah teratasi
karakteristik dan skala sebagian
nyeri
P : pantau rasa nyeri
R/ ada sakit kepala, sering timbul klien, lanjutkan
dan skala nyeri 3 intervensi dan evaluasi
- Mengajarkan teknik I : - mengajarkan teknik
relaksasi napas dalam relaksasi
R/ klien mau dan bisa - Mengkaji
mempraktekkannya karakteristik
- Memberikan obat captopril nyeri

R/ klien meminum obatnya - Melakukan


pemeriksaan
TTV

- Memberikan
obat captopril

E : klien mengatakan
nyeri berkurang dan
tampak bisa istirahat

Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi (SOAPIE)


Kerusakan 15 Februari - Melakukan pengkajian S : klien badannya
integritas 2014/ 10.40 kulit gatal-gatal
kulit WIB
R/ adanya dermatitis dibagian - Klien
paha, perut dan punggung mengatakan
telapak
- Mengkaji keluhan tangannya kaku
ketidaknyamanan pada karena ada luka
klien bernanah

R/ klien mengeluh gatal-gatal O : ada luka bernanah


padahal dirinya selalu mandi dan di telapak tangan
tangannya merasa kaku karena ada
luka bernanah - Terlihat luka
dan bekas
- Melakukan kompres/ garukan di perut
rendam luka menggunakan dan paha serta
PK pada area tangan dan punggung
kaki
P : anjurkan klien untuk
R/ klien merasa lebih nyaman tidak menggaruk,
mencuci tangan ketika
- Memberikan salep setelah mau makan, lanjutkan
direndam lukanya di air intervensi
PK
I : - menganjurkan
R/ klien merasa lebih nyaman, dan klien untuk tidak
tidak garuk-garuk menggaruk
- Memberikan bedak di area - Merendam luka
paha dan perut klien dengan PK
R/ klien merasa lebih nyaman dan - Memberikan
garuk-garuk berkurang salep setelah
- Memberikan obat CTM luka direndam
PK
R/ klien meminum obatnya dan
lebih nyaman hingga tertidur - Memberikan
bedak di area
gatal

- Memberikan
obat CTM 2x1

E : klien mengatakan
gatal berkurang dan
tampak bisa istirahat
dan menggaruk
berkurang

Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi (SOAPIE)


Nyeri 17 Februari - Melakukan pemeriksaan S : klien mengatakan
2014/ 09.30 TTV sakit kepalanya, skala
WIB nyeri 2 dan sering
R/ TD 160/100mmHg timbul
P : 18x/menit O : TD 160/100mmHg
N : 82x/menit P 18x/menit
S : 36.2°C N 82x/menit
- Mengkaji adanya nyeri, A : masalah teratasi
karakteristik dan skala sebagian
nyeri
P : pantau rasa nyeri
R/ ada sakit kepala, sering timbul klien, lanjutkan
dan skala nyeri 2 intervensi dan evaluasi
- Mengajarkan teknik I : - mengajarkan teknik
relaksasi napas dalam relaksasi
R/ klien mau dan bisa - Mengkaji
mempraktekkannya karakteristik
- Memberikan obat captopril nyeri

R/ klien meminum obatnya - Melakukan


pemeriksaan
TTV

- Memberikan
obat captopril

E : klien mengatakan
nyeri berkurang dan
tampak bisa istirahat

Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi (SOAPIE)


Kerusakan 17 Februari - Melakukan pengkajian S : klien badannya
integritas 2014/ 10.30 kulit gatal-gatal
kulit WIB
R/ adanya dermatitis dibagian - Klien
paha, perut dan punggung mengatakan
telapak
- Mengkaji keluhan tangannya kaku
ketidaknyamanan pada karena ada luka
klien bernanah

R/ klien mengeluh gatal-gatal O : ada luka bernanah


padahal dirinya selalu mandi dan di telapak tangan
tangannya merasa kaku karena ada
luka bernanah - Terlihat luka
dan bekas
- Melakukan kompres/ garukan di perut
rendam luka menggunakan dan paha serta
PK pada area tangan dan punggung
kaki
P : anjurkan klien untuk
R/ klien merasa lebih nyaman tidak menggaruk,
mencuci tangan ketika
- Memberikan salep setelah mau makan, lanjutkan
direndam lukanya di air intervensi
PK
I : - menganjurkan
R/ klien merasa lebih nyaman, dan klien untuk tidak
tidak garuk-garuk menggaruk
- Memberikan bedak di area - Merendam luka
paha dan perut klien dengan PK
R/ klien merasa lebih nyaman dan - Memberikan
garuk-garuk berkurang salep setelah
luka direndam
PK

- Memberikan
bedak di area
gatal

E : klien mengatakan
gatal berkurang dan
tampak bisa istirahat
dan menggaruk
berkurang

Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi (SOAPIE)


Nyeri 18 Februari - Melakukan pemeriksaan S : klien mengatakan
2014/ 10.15 TTV sakit kepalanya, skala
WIB nyeri 2 dan sering
R/ TD 160/90mmHg timbul

P : 18x/menit O : TD 160/90mmHg

N : 80x/menit P 18x/menit

S : 36°C N 80x/menit

- Mengkaji adanya nyeri, A : masalah teratasi


karakteristik dan skala sebagian
nyeri
P : pantau rasa nyeri
R/ ada sakit kepala, sering timbul klien, lanjutkan
dan skala nyeri 2 intervensi dan evaluasi

- Memotivasi menggunakan I : - mengajarkan teknik


teknik relaksasi napas relaksasi
dalam
- Mengkaji
R/ klien mau dan bisa karakteristik
mempraktekkannya nyeri

- Memberikan obat captopril - Melakukan


pemeriksaan
R/ klien meminum obatnya TTV

- Memberikan
obat captopril

E : klien mengatakan
nyeri berkurang dan
tampak bisa istirahat

Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi (SOAPIE)


Kerusakan 18 Februari - Melakukan pengkajian S : klien badannya
integritas 2014/ 10.45 kulit gatal-gatal
kulit WIB
R/ adanya dermatitis dibagian - Klien
paha, perut dan punggung mengatakan
telapak
- Mengkaji keluhan tangannya kaku
ketidaknyamanan pada karena ada luka
klien bernanah
R/ klien mengeluh gatal-gatal O : ada luka bernanah
padahal dirinya selalu mandi dan
tangannya merasa kaku karena ada di telapak tangan
luka bernanah
- Terlihat luka
- Melakukan kompres/ dan bekas
rendam luka menggunakan garukan di perut
PK pada area tangan dan dan paha serta
kaki punggung

R/ klien merasa lebih nyaman P : anjurkan klien untuk


tidak menggaruk,
- Memberikan salep setelah mencuci tangan ketika
direndam lukanya di air mau makan, lanjutkan
PK intervensi
R/ klien merasa lebih nyaman, dan I : - menganjurkan
tidak garuk-garuk klien untuk tidak
- Memberikan obat CTM menggaruk

R/ klien meminum obatnya dan - Merendam luka


lebih nyaman hingga tertidur dengan PK

- Memberikan
salep setelah
luka direndam
PK

- Memberikan
obat CTM 2x1

E : klien mengatakan
gatal berkurang dan
tampak bisa istirahat
dan menggaruk
berkurang

Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi (SOAPIE)


Nyeri 19 Februari - Melakukan pemeriksaan S : klien mengatakan
2014/ 09.30 TTV sakit kepalanya, skala
WIB nyeri 2, klien
R/ TD 140/90mmHg mengatakan semalam
P : 18x/menit tidurnya nyenyak

N : 80x/menit O : TD 140/90mmHg
S : 36.2°C P 18x/menit

- Mengkaji adanya nyeri, N 80x/menit


karakteristik dan skala
nyeri A : masalah teratasi
sebagian
R/ ada sakit kepala, sering timbul
dan skala nyeri 2 P : pantau rasa nyeri
klien, lanjutkan
- Mengajarkan teknik intervensi dan evaluasi
relaksasi napas dalam
I : - mengajarkan teknik
R/ klien mau dan bisa relaksasi
mempraktekkannya
- Mengkaji
- Memberikan obat captopril karakteristik
nyeri
R/ klien meminum obatnya
- Melakukan
pemeriksaan
TTV

- Memberikan
obat captopril

E : klien mengatakan
nyeri berkurang dan
tampak bisa istirahat

Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi (SOAPIE)


Kerusakan 19 Februari - Melakukan pengkajian S : klien badannya
integritas 2014/ 10.15 kulit gatal-gatal
kulit WIB
R/ adanya dermatitis dibagian - Klien
paha, perut dan punggung mengatakan
telapak
- Mengkaji keluhan tangannya
ketidaknyamanan pada sudah
klien mengering
R/ klien mengeluh gatal-gatal O : ada luka bernanah
padahal dirinya selalu mandi di telapak tangan
- Melakukan kompres/ - Terlihat luka
rendam luka menggunakan dan bekas
PK pada area tangan dan garukan di perut
kaki dan paha serta
punggung
R/ klien merasa lebih nyaman
P : anjurkan klien untuk
- Memberikan salep setelah tidak menggaruk,
direndam lukanya di air mencuci tangan ketika
PK mau makan, lanjutkan
R/ klien merasa lebih nyaman, dan intervensi
tidak garuk-garuk I : - menganjurkan
- Memberikan bedak di area klien untuk tidak
paha dan perut klien menggaruk

R/ klien merasa lebih nyaman dan - Merendam luka


garuk-garuk berkurang dengan PK

- Memberikan obat CTM - Memberikan


salep setelah
R/ klien meminum obatnya dan luka direndam
lebih nyaman hingga tertidur PK

- Memberikan
bedak di area
gatal

- Memberikan
obat CTM 2x1

E : klien mengatakan
gatal berkurang dan
tampak bisa istirahat
dan menggaruk
berkurang

Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi (SOAPIE)


Nyeri 20 Februari - Melakukan pemeriksaan S : klien mengatakan
2014/ 09.15 TTV sakit kepalanya, skala
WIB nyeri 1
R/ TD 170/100mmHg
O : TD 170/100mmHg
P : 20x/menit
P 20x/menit
N : 80x/menit
N 80x/menit
S : 36.4°C
A : masalah teratasi
- Mengkaji adanya nyeri, sebagian
karakteristik dan skala
nyeri P : pantau rasa nyeri
klien, lanjutkan
R/ ada sakit kepala dan skala nyeri intervensi dan evaluasi
1
I : - mengajarkan teknik
- Mengajarkan teknik relaksasi
relaksasi napas dalam
- Mengkaji
R/ klien mau dan bisa karakteristik
mempraktekkannya nyeri

- Memberikan obat captopril - Melakukan


pemeriksaan
R/ klien meminum obatnya TTV

- Memberikan
obat captopril

E : klien mengatakan
nyeri berkurang dan
tampak bisa istirahat

Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi (SOAPIE)


Kerusakan 20 Februari - Melakukan pengkajian S : klien badannya
integritas 2014/ 10.30 kulit gatal-gatal
kulit WIB
R/ adanya dermatitis dibagian - Klien
paha, perut dan punggung mengatakan
telapak
- Mengkaji keluhan tangannya
ketidaknyamanan pada lukanya sudah
klien kering
R/ klien mengeluh gatal-gatal O : ada luka bernanah
padahal dirinya selalu mandi di telapak tangan mulai
- Melakukan kompres/ mengering
rendam luka menggunakan - Terlihat luka
PK pada area tangan dan dan bekas
kaki garukan di perut
R/ klien merasa lebih nyaman dan paha serta
punggung
- Memberikan salep setelah
direndam lukanya di air P : anjurkan klien untuk
PK tidak menggaruk,
mencuci tangan ketika
R/ klien merasa lebih nyaman, dan mau makan, lanjutkan
tidak garuk-garuk intervensi
- Memberikan bedak di area I : - menganjurkan
paha dan perut klien klien untuk tidak
R/ klien merasa lebih nyaman dan menggaruk
garuk-garuk berkurang - Merendam luka
dengan PK

- Memberikan
salep setelah
luka direndam
PK

- Memberikan
bedak di area
gatal

E : klien mengatakan
gatal berkurang dan
tampak bisa istirahat
dan menggaruk
berkurang

Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi (SOAPIE)


Nyeri 21 Februari - Melakukan pemeriksaan S : klien mengatakan
2014/ 10.00 TTV sakit kepalanya, skala
WIB nyeri 1
R/ TD 150/90mmHg
O : TD 180/100mmHg
P : 20x/menit
P 20x/menit
N : 85x/menit
N 85x/menit
S : 36°C
A : masalah teratasi
- Mengkaji adanya nyeri,
karakteristik dan skala P : pantau rasa nyeri
nyeri klien, lanjutkan
R/ ada sakit kepala, dan skala intervensi dan evaluasi
nyeri 1
I : - mengajarkan teknik
- Memotivasi penggunaan relaksasi
teknik relaksasi napas
dalam - Mengkaji
karakteristik
R/ klien mau dan bisa nyeri
mempraktekkannya
- Melakukan
- Memberikan obat captopril pemeriksaan
TTV
R/ klien meminum obatnya
- Memberikan
obat captopril

E : klien mengatakan
nyeri berkurang dan
tampak bisa istirahat

Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi (SOAPIE)


Kerusakan 12 Februari - Melakukan pengkajian S : klien badannya
integritas 2014/ 10.00 kulit gatal-gatal
kulit WIB
R/ adanya dermatitis dibagian - Klien
paha, perut dan punggung mengatakan
telapak kakinya
- Mengkaji keluhan ada luka
ketidaknyamanan pada bernanah
klien
O:
R/ klien mengeluh gatal-gatal
padahal dirinya selalu mandi - Terlihat luka
dan bekas
- Melakukan kompres/ garukan di perut
rendam luka menggunakan dan paha serta
PK pada area tangan dan punggung
kaki
P : anjurkan klien untuk
R/ klien merasa lebih nyaman tidak menggaruk,
- Memberikan salep setelah mencuci tangan ketika
direndam lukanya di air mau makan, lanjutkan
PK intervensi

R/ klien merasa lebih nyaman, dan I : - menganjurkan


tidak garuk-garuk klien untuk tidak
menggaruk
- Memberikan bedak di area
paha dan perut klien - Merendam luka
dengan PK
R/ klien merasa lebih nyaman dan
garuk-garuk berkurang - Memberikan
salep setelah
- Memberikan obat CTM luka direndam
R/ klien meminum obatnya dan PK
lebih nyaman hingga tertidur - Memberikan
bedak di area
gatal

- Memberikan
obat CTM 2x1

E : klien mengatakan
gatal berkurang dan
tampak bisa istirahat
dan menggaruk
berkurang

Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi (SOAPIE)


Nyeri 22 Februari - Melakukan pemeriksaan S : klien mengatakan
2014/ 09.10 TTV sakit kepalanya, skala
WIB nyeri 1
R/ TD 160/90mmHg
O : TD 160/90mmHg
P : 20x/menit
P 20x/menit
N : 84x/menit
N 84x/menit
S : 36.2°C
A : masalah teratasi
- Mengkaji adanya nyeri,
karakteristik dan skala P : pantau rasa nyeri
nyeri klien, lanjutkan
intervensi dan evaluasi
R/ ada sakit kepala, dan skala
nyeri 1 I : - mengajarkan teknik
relaksasi
- Memotivasi penggunaan
teknik relaksasi napas - Mengkaji
dalam karakteristik
R/ klien mau dan bisa nyeri
mempraktekkannya
- Melakukan
- Memberikan obat captopril pemeriksaan
TTV
R/ klien meminum obatnya
- Memberikan
obat captopril

E : klien mengatakan
nyeri berkurang dan
tampak bisa istirahat

Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi (SOAPIE)


Kerusakan 22 Februari - Melakukan pengkajian S : klien badannya
integritas 2014/ 10.20 kulit gatal-gatal
kulit WIB
R/ adanya dermatitis dibagian - Klien
paha, perut dan punggung mengatakan
telapak kakinya
- Mengkaji keluhan luka mulai
ketidaknyamanan pada mengering
klien
O : ada luka bernanah
R/ klien mengeluh gatal-gatal di telapak kaki mulai
padahal dirinya selalu mandi dan mengering
berganti baju
- Terlihat luka
- Melakukan kompres/ dan bekas
rendam luka menggunakan garukan di perut
PK pada area tangan dan dan paha serta
kaki punggung
R/ klien merasa lebih nyaman P : anjurkan klien untuk
- Memberikan salep setelah tidak menggaruk,
direndam lukanya di air mencuci tangan ketika
PK mau makan, lanjutkan
intervensi
R/ klien merasa lebih nyaman, dan
tidak garuk-garuk I : - menganjurkan
klien untuk tidak
- Memberikan bedak di area menggaruk
paha dan perut klien
- Merendam luka
R/ klien merasa lebih nyaman dan
garuk-garuk berkurang dengan PK

- Memberikan obat CTM - Memberikan


salep setelah
R/ klien meminum obatnya dan luka direndam
lebih nyaman hingga tertidur PK

- Memberikan
bedak di area
gatal

- Memberikan
obat CTM 2x1

E : klien mengatakan
gatal berkurang dan
tampak bisa istirahat
dan menggaruk
berkurang

Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi (SOAPIE)


Nyeri 24 Februari - Melakukan pemeriksaan S : klien mengatakan
2014/ 09.30 TTV sakit kepalanya, skala
WIB nyeri 1
R/ TD 150/90mmHg
O : TD 150/90mmHg
P : 20x/menit
P 20x/menit
N : 80x/menit
N 80x/menit
S : 36°C
A : masalah teratasi
- Mengkaji adanya nyeri,
karakteristik dan skala P : pantau rasa nyeri
nyeri klien, lanjutkan
intervensi dan evaluasi
R/ ada sakit kepala, dan skala
nyeri 1 I : - mengajarkan teknik
relaksasi
- Memotivasi penggunaan
teknik relaksasi napas - Mengkaji
dalam karakteristik
nyeri
R/ klien mau dan bisa
mempraktekkannya - Melakukan
pemeriksaan
- Memberikan obat captopril TTV
R/ klien meminum obatnya - Memberikan
obat captopril

E : klien mengatakan
nyeri berkurang dan
tampak bisa istirahat

Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi (SOAPIE)


Kerusakan 12 Februari - Melakukan pengkajian S : klien badannya
integritas 2014/ 10.00 kulit gatal-gatal
kulit WIB
R/ adanya dermatitis dibagian - Klien
paha, perut dan punggung mengatakan
luka telapak
- Mengkaji keluhan kaki mengering
ketidaknyamanan pada
klien O : luka ditangan dan
kaki mulai mengering
R/ klien mengeluh gatal-gatal
padahal dirinya selalu mandi - Terlihat luka
Melakukan kompres/ rendam luka dan bekas
menggunakan PK pada area garukan di perut
tangan dan kaki dan paha serta
punggung
R/ klien merasa lebih nyaman
P : anjurkan klien untuk
- Memberikan salep setelah tidak menggaruk,
direndam lukanya di air mencuci tangan ketika
PK mau makan, lanjutkan
R/ klien merasa lebih nyaman, dan intervensi
tidak garuk-garuk I : - menganjurkan
- Memberikan bedak di area klien untuk tidak
paha dan perut klien menggaruk

R/ klien merasa lebih nyaman dan - Merendam luka


garuk-garuk berkurang dengan PK

- Memberikan
salep setelah
luka direndam
PK

- Memberikan
bedak di area
gatal

E : klien mengatakan
gatal berkurang dan
tampak bisa istirahat
dan menggaruk
berkurang

Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi (SOAPIE)


Konstipasi 12 Februari - Melakukan auskultasi bising S : klien mengatakan
berhubungan 2014/ 09.30 usus tidak BAB sudah 5
dengan WIB hari
aktivitas R : BU 5x/menit
fisik tidak Klien mengatakan
- Mengkaji pola BAB perutnya penuh tetapi
cukup
R : klien mengatakan sudah 5 tidak sakit
hari tidak BAB O : BU 5x/menit
Perut merasa penuh tetapi tidak Abdomen teraba
sakit lembek
- Memotivasi klien untuk Klien terlihat kurang
melakukan aktivitas jalan motivasi untuk
jalan beraktivitas karena
R : klien tidak mau, mengatakan kesulitan berjalan
kakinya sakit dan jalannya A : masalah belum
susah teratasi
- Memberikan diet makanan P : pantau konstipasi,
yang tinggi serat lanjutkan intervensi
R : klien menhabiskan porsi dan evaluasi
makannya I : - monitor BU
setiap hari

- Berikan diet
tinggi serat

- Motivasi klien
untuk
melakukan
aktivitas

- Kolaborasi
pemberian
obat dulcolac

E : klien mengatakan
tidak BAB sejak 5
hari

Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi (SOAPIE)


Konstipasi 13 Februari - Melakukan auskultasi bising S : klien mengatakan
berhubungan 2014/ 09.30 usus tidak BAB sudah 6
dengan WIB hari
aktivitas R : BU 5x/menit
fisik tidak Klien mengatakan
- Mengkaji pola BAB perutnya penuh tetapi
cukup
R : klien mengatakan sudah 6 tidak sakit
hari tidak BAB O : BU 5x/menit
Perut merasa penuh tetapi tidak Abdomen teraba
sakit lembek
- Memotivasi klien untuk Klien terlihat kurang
melakukan aktivitas jalan motivasi untuk
jalan beraktivitas karena
R : klien tidak mau, mengatakan kesulitan berjalan
kakinya sakit dan jalannya A : masalah belum
susah teratasi
- Memberikan diet makanan P : pantau konstipasi,
yang tinggi serat lanjutkan intervensi
R : klien menhabiskan porsi dan evaluasi
makannya I : - monitor BU
setiap hari

- Berikan diet
tinggi serat

- Motivasi klien
untuk
melakukan
aktivitas

- Kolaborasi
pemberian
obat dulcolac

E : klien mengatakan
tidak BAB sejak 5
hari

Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi (SOAPIE)


Konstipasi 14 Februari - Melakukan auskultasi bising S : klien mengatakan
berhubungan 2014/ 09.30 usus tidak BAB sudah 7
dengan WIB hari
aktivitas R : BU 7x/menit
fisik tidak Klien mengatakan
- Mengkaji pola BAB perutnya penuh tetapi
cukup
R : klien mengatakan sudah 7 tidak sakit
hari tidak BAB O : BU 7x/menit
Perut merasa penuh tetapi tidak Abdomen teraba
sakit lembek
- Memotivasi klien untuk Klien mulai mau
melakukan aktivitas jalan diajak beraktivitas
jalan jalan
R : klien mulai mau diajak jalan A : masalah teratasi
walaupun hanya 20 menit sebagian
- Memberikan diet makanan P : pantau konstipasi,
yang tinggi serat lanjutkan intervensi
R : klien menhabiskan porsi dan evaluasi
makannya I : - monitor BU
setiap hari

- Berikan diet
tinggi serat

- Motivasi klien
untuk
melakukan
aktivitas

- Kolaborasi
pemberian
obat dulcolac

E : klien mengatakan
tidak BAB sejak 5
hari

Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi (SOAPIE)


Konstipasi 17 Februari - Melakukan auskultasi bising S : klien mengatakan
berhubungan 2014/ 09.30 usus kemarin pagi sudah
dengan WIB BAB
aktivitas R : BU 7x/menit
fisik tidak O : BU 7x/menit
- Mengkaji pola BAB
cukup Abdomen teraba
R : klien mengatakan hari lembek
kemarin pagi sudah BAB, BAB
keras warnanya kuning A : masalah teratasi
kecoklatan
P : pantau konstipasi,
- Memotivasi klien untuk lanjutkan intervensi
melakukan aktivitas jalan dan evaluasi
jalan
I : - monitor BU
R : klien sudah mulai setiap hari
berinisiatif sendiri untuk
beraktivitas - Berikan diet
tinggi serat
- Memberikan diet makanan
yang tinggi serat - Motivasi klien
untuk
R : klien menhabiskan porsi melakukan
makannya aktivitas

- Kolaborasi
pemberian
obat dulcolac

E : klien mengatakan
tidak BAB sejak 5
hari
Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi (SOAPIE)
Konstipasi 18 Februari - Melakukan auskultasi bising S : klien mengatakan
berhubungan 2014/ 10..30 usus sejak pagi belum
dengan WIB BAB
aktivitas R : BU 7x/menit
fisik tidak O : BU 7x/menit
- Mengkaji pola BAB
cukup Abdomen teraba
R : klien mengatakan sejak pagi lembek
belum BAB
A : masalah teratasi
- Memotivasi klien untuk sebagian
melakukan aktivitas jalan
jalan P : pantau konstipasi,
lanjutkan intervensi
R : klien mulai mau beraktivitas dan evaluasi
dan sering
I : - monitor BU
- Memberikan diet makanan setiap hari
yang tinggi serat
- Berikan diet
R : klien menhabiskan porsi tinggi serat
makannya
- Motivasi klien
untuk
melakukan
aktivitas

- Kolaborasi
pemberian
obat dulcolac

E : klien mengatakan
tidak BAB sejak 5
hari

Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi (SOAPIE)


Konstipasi 19 Februari - Melakukan auskultasi bising S : klien mengatakan
berhubungan 2014/ 09.00 usus tidak BAB sudah 2
dengan WIB hari
aktivitas R : BU 6x/menit
fisik tidak Klien mengatakan
perutnya mulai penuh
cukup - Mengkaji pola BAB tetapi tidak sakit

R : klien mengatakan sudah 2 O : BU 6x/menit


hari tidak BAB
Abdomen teraba
Perut mulai merasa penuh tetapi lembek
tidak sakit
Klien terlihat
- Memotivasi klien untuk memiliki motivasi
melakukan aktivitas jalan untuk beraktivitas
jalan
A : masalah teratasi
R : klien sering beraktivitas, sebagian
tetapi masih banyak tirah
baringnya P : pantau konstipasi,
lanjutkan intervensi
- Memberikan diet makanan dan evaluasi
yang tinggi serat
I : - monitor BU
R : klien menhabiskan porsi setiap hari
makannya
- Berikan diet
tinggi serat

- Motivasi klien
untuk
melakukan
aktivitas

- Kolaborasi
pemberian
obat dulcolac

E : klien mengatakan
tidak BAB sejak 5
hari

Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi (SOAPIE)


Konstipasi 20 Februari - Melakukan auskultasi bising S : klien mengatakan
berhubungan 2014/ 09.30 usus tidak BAB sudah 3
dengan WIB hari
aktivitas R : BU 7x/menit
fisik tidak Klien mengatakan
- Mengkaji pola BAB perutnya penuh tetapi
cukup
R : klien mengatakan sudah 3 tidak sakit
hari tidak BAB O : BU 7x/menit

Perut merasa penuh tetapi tidak Abdomen teraba


sakit lembek

- Memotivasi klien untuk Klien terlihat mau


melakukan aktivitas jalan untuk beraktivitas
jalan meskipun hanya
sebentar
R : klien mau beraktivitas
meskipun belum banyak A : masalah teratasi
intensitasnya sebagian

- Memberikan diet makanan P : pantau konstipasi,


yang tinggi serat lanjutkan intervensi
dan evaluasi
R : klien menhabiskan porsi
makannya I : - monitor BU
setiap hari

- Berikan diet
tinggi serat

- Motivasi klien
untuk
melakukan
aktivitas

- Kolaborasi
pemberian
obat dulcolac

E : klien mengatakan
tidak BAB sejak 5
hari
BAB III. Rangkuman, Evaluasi, dan Rekomendasi

Dari hasil pengkajian didapatkan data Ny. N 68 tahun tinggal di PSTW Budi Mulia 4 ruang
Mawar Kecil beragama Islam dan suku Jawa, statusnya menikah dengan 2 orang anak, anak
yang pertama sudah meninggal usia 2 tahun dan yang kedua sudah menikah memiliki satu
orang anak, suami klien juga sudah meninggal tahun 2002, klien sebelum di panti bekerja
sebagai pembantu rumah tangga namun selama di panti beliau tidak memiliki pekerjaan,
aktivitas kesehariannya hanya tiduran saja dan berbincang dengan teman di sebelah tempat
tidurnya, oleh karena klien kurang aktivitasnya sehingga motilitas ususnya juga menurun. Hal
tersebut mempengaruhi pola BAB klien karena klien mengatakan sudah 5 hari belum BAB,
perutnya merasa penuh tetapi tidak sakit. Dari hasil pengkajian awal, berdasarkan
pemeriksaan TTV didapatkan hasil TD 180/110 mmHg, P 20x/menit, N 86x/menit, S 36.2°C
dan klien juga mengeluh sakit kepala dan terkadang tidak bisa tidur karena kepalanya sakit,
klien mengatakan sebelumnya pernah mengalami stroke sehingga saat ini beliau mengatakan
bahwa jalannya saat ini harus pelan-pelan. Selain dari masalah hipertensi klien juga
mengeluhkan gatal-gatal, tampak di telapak tangan, telapak kaki, perut dan paha banyak luka
bekas garukan. Bentuk lukanya, papul coklat kemerahan dan bagian telapak tangan dan kaki
bernanah.

Masalah utama yang terjadi pada Ny.N yaitu nyeri akut yang berhubungan dengan
hipertensi, untuk diagnosa nyeri akut setelah dilakukan asuhan keperawatan 12x24 jam
sudah teratasi. Intervensi yang sudah dilakukan yaitu melakukan pemeriksaan TD rutin
setiap hari, mengajarkan teknik relaksasi napas dalam dan memotivasi untuk melakukan
bila rasa nyerinya terasa, memberikan captopril.

Diagnosa kerusakan integritas kulit setelah dilakukan asuhan keperawatan 12x24jam


teratasi sebagian, untuk luka di telapak tangan dan kaki sudah kering, namun luka
bagian paha dan perut gatal-gatalnya masih terasa. Intervensi yang sudah dilakukan
setiap hari membersihkan luka dengan cairan PK, memberikan salep scabies, selalu
memotong kuku untuk menghindari luka ketika menggaruk.

Diagnosa konstipasi, setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 12x24 jam


konstipasi teratasi sebagian, klien baru bisa BAB dihari ke 7, perutnya terasa penuh
namun tidak sakit. Intervensi yang sudah dilakukan yaitu mengauskultasi bising usus,
memotivasi lansia untuk banyak melakukan aktivitas, memberikan diit tinggi serat, dan
sudah dikonsultasikan ke dokter ketika visit.

BAB IV. SAP dan Media Pendidikan yang dibuat


Pokok Bahasan : Personal Higiene
Sub Pokok Bahasan : Cuci Tangan
Hari/tanggal : Rabu, 12 Februari 2014
Jam : 09.00-09.30 WIB
Tempat : Ruang Mawar Kecil
Sasaran : Ny.N dengan keluhan gatal-gatal

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien mampu melakukan cuci tangan dengan benar
1. Tujuan Khusus
a. Pasien mampu melakukan cuci tangan secara mandiri
b. Mampu menyebutkan kapan melakukan cuci tangan

B. Sasaran
Berdasarkan pengamatan dan kajian status klien maka sasaran klien yang dilibatkan
adalah Ny.N dengan masalah gatal-gatal berjumlah 10 orang.

C. Metode
Metode yang digunakan demonstrasi dan redemonstrasi

D. Strategi pelaksanaan
1. Langkah-langkah kegiatan
a. Fase Orientasi
Waktu : 5 menit
- Salam terapeutik
- Kontrak :
o Waktu : 30 menit
o Tempat : Kamar Mawar Kecil
- Topik : Cuci tangan yang benar
- Tujuan aktivitas : Melatih cuci tangan dengan benar
- Aturan main : Klien harus memperhatikan, mengikuti dan kemudian dapat
mempraktekkan hal yang diajarkan.
b. Fase Kerja
Waktu: 15 menit
- Menjelaskan pentingnya cuci tangan
- Menjelaskan cara-cara melakukan cuci tangan
- Melatih pasien mempraktekkan cuci tangan (Gerakan Terlampir)
- Beri pujian untuk setiap keberhasilan klien
c. Fase Terminasi
Waktu: 10 Menit
1. Evaluasi :
- Mengeksplorasikan perasaan klienk setelah mempraktekkan cara cuci
tangan. Contoh: “Bagaimana perasaannya setelah mengikuti kegiatan hari
ini?”
- Memberikan umpan balik positif pada klien
- Meminta klien untuk mencoba mempraktekkan kembali dalam kehidupan
sehari-hari.

E. Media dan Alat


- Media : Leaflet dan Poster
F. Materi
A. Definisi
Mencuci tangan adalah proses menggosok kedua permukaan tangan dengan kuat
secara bersamaan menggunakan zat pembersih yang sesuai dan atau dibilas dengan air
mengalir dengan tujuan menghilangkan mikroorganisme sebanyak mungkin (Johnson,
2005). Mencuci tangan merupakan cara penting mengendalikan infeksi, mencuci
tangan dengan sabun dan air mengalir atau cairan antiseptik dapat menghilangkan
hampir seluruh bakteri pendatang pada tangan, tetapi tidak mengurangi bakteri
resisten yang memang sudah menetap ditangan (Mallett dan Bailey, 1996 dalam
Johnson, 2005).
Menjaga tangan bersih adalah salahsatu cara terbaik untuk mencegah
penyebaran infeksi dan penyakit. Tangan yang bersih dapat mencegah penyebaran
bakteri dan bibit penyakit dari seseorang ke orang yang lainnya (CDC, n.d).

B. Indikasi Mencuci Tangan (Johnson, 2005)


- Sebelum dan sesudah kontak dengan kulit bayi atau cairan tubuh (darah, nanah,
liur, cairan bersin)
- Setelah menutup mulut setelah bersin dan batuk
- Sebelum melakukan teknik aseptik
- Sebelum memegang makanan
- Bila tangan terlihat kotor
- Setelah dari toilet
- Setelah kontak dengan peralatan kotor
- Setelah melepaskan sarung tangan

C. Prinsip Mencuci Tangan (Johnson, 2005)


1. Anggap bahwa semua benda menempel baketri (kuman): keran, tempat sabun,
wastafel.
2. Jangan memakai perhiasan saat mencuci tangan, karena menimblkan kesulitan
membersihkan kulit secara menyeluruh
3. Gunakan air yang mengalir
4. Ggunakan sabun yang sesuai sampai muncul busa
5. Gunakan cara 6 langkah cuci tangan
6. Gunakan tisu sekali pakai untuk mengeringkan tangan (Blackmore, 1997 dalam
Johnson, 2005)

D. Perawatan tangan secara umum (Johnson, 2005)


1. Periksa tangan untuk adanya luka terpotong, lecet, atau kerusakan kulit, karena
kondisi tersebut dapat menimbulkan risiko infeksi, oleh karena itu harus ditutup
dengan plester.
2. Kuku harus tetap pendeek dan rapi, kuku yang panjang dan bergerigi akan
melukai diri sendiri dan orang lain serta menyebabkan infeksi, kotoran dan bakteri
dapat ditemukan di bawah kuku.
3. Gunakan pelembab pada tangan untuk mencegah kulit kering dan pecah-pecah.

E. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Mencuci Tangan (Awalia, 2013)


Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan mencuci tangan, diantaranya yaitu:
1. Infeksi fecal oral
Gastroenteritis (virus, kuman, parasit)
 Kolera
 Disenteri
 Tifus
 Cacingan
 Hepatitis A
 Leptospirosis
 Candidiasis
2. Tidak langsung melalui tangan
 SARS
 Flu burung.
 ISPA
3. Langsung lewat kuku tangan
 Bisul
 Jerawat
 Makanan tercemar (basi).
F. Cara Mencuci Tangan yang Benar
Menggunakan Handrub
1. Usapkan cairan handrub pada kedua telapak tangan secara merata
2. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya
3. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
4. Jari-jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci dan saling digosokkan
5. Gosok ibu jari kiri dengan gerakan berputar dalam genggaman tangan kanan dan
sebaliknya
6. Gosok telapak tangan kiri dengan cara memutar ujung jari-jari kanan dan
sebaliknya

Menggunakan air mengalir dan sabun

1. Basuh tanga dengan air


2. Tuangkan sabun secukupnya
3. Ratakan dengan kedua telapak tangan
4. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya
5. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
6. Jari-jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci dan saling digosokkan
7. Gosok ibu jari kiri dengan gerakan berputar dalam genggaman tangan kanan dan
sebaliknya
8. Gosok telapak tangan kiri dengan cara memutar ujung jari-jari kanan dan
sebaliknya
9. Bilas kedua tangan dengan air mengalir
10. Keringkan dengan handuk/ tissue sekali pakai sampai kering
11. Gunakan handuk/ tissue tersebut untuk menutup keran

BAB V. Rangkuman dari Jurnal serta Naskah Asli Jurnal Yang Dipilih

Tekanan darah tinggi adalah masalah kesehatan yang besar, prevalensinya cepat meningkat
baik di perkotaan maupun dipedasaan, dan usia lanjut salah satu faktor risiko terjadinya
kejadian hipertensi. Penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik dapat menurunkan resiko
penyakit jantung dan dapat dilakukan dengan non farmakologi yaitu dengan mengubah gaya
hidup menjadi lebih sehat. Perubahan gaya hidup ini merupakan salah satu manajemen
hipertensi untuk mengontrol tekanan darah antara lain : mengurangi konsumsi garam,
meningkatkan konsumsi kalium, tidak minum alcohol, menurunkan berat badan, tidak
merokok, berolah raga secara rutin, dan melakukan stress manajemen. Manajemen hipertensi
berfokus pada penurunan kejadian penyakit komplikasi.

BAB VI. Daftar Pustaka

Bulechek, GM, dkk. Nursing Intervention Classification (NIC). Missouri: Mosby Elsevier.
2008
Bulechek, GM, dkk. Nursing Outcome Classification (NOC). Missouri: Mosby Elsevier. 2008
Green, Lawrance W, Kreuter, Marshall. Health Program Planning an Educational and
Ecological Approach. New York : The McGraw Hill Companies, 2005.

Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 2011.

Herdman, T.H. NANDA International Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2009-
2011. Jakarta: EGC. 2010

Johnson, M, dkk. NOC and NIC Linkages to NANDA-I and Clinical Condition. Missouri:
Mosby Elsevier. 2012
Jurnal Penelitian : Muniroh, L dkk. Pengaruh Pemberian Jus Buah Belimbing dan Mentimun
terhadap Penurunan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Penderita Hipertensi,
2007.

Jurnal Penelitian : Tryastuti, Dini. Pengaruh Konsumsi Pisang Ambon (Musaparadisiaca S)


Terhadap Tekanan Darah Lansia Penderita Hipertensi Sedang di Panti Sosial Tresna
Werdha Sabainaluihsicincint , 2012.

Suhardjono. Hipertensi Pada Usia Lanjut. Dalam: Staf Pengajar FK UI. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jilid 3. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FK UI; 2006.p.1451-1454.

Anda mungkin juga menyukai