“Laporan Asuhan Keperawatan Gerontik ini diajukan sebagai bagian menyelesaikan dari
persyaratan pendidikan profesi Ners Keperawatan Gerontik di Prodi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”
B. Tinjauan Pustaka
a. Hipertensi pada Lansia
1. Pengertian
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah
≥ 140 mmHg (tekanan sistolik) dan atau ≥ 90 mmHg (tekanan diastolik) (Joint
National Committee on Prevention Detection, Evaluation, dan Treatment of High
Pressure VII, 2003) sedangkan menurut Smeltzer dan Bare, 2002 mendefinisikan
hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140
mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Tekanan sistolik menunjukan fase
darah yang dipompa oleh jantung dan tekanan diastolik menunjukan fase darah
kembali ke dalam jantung.
Tekanan darah tidak pernah konsisten, Kondisinya berubah-ubah sepanjang
hari, sesuai dengan situasi. Tekanan darah akan meningkat dalam keadaan gembira,
cemas, atau sewaktu melakukan aktifitas fisik, setelah situasi ini berlalu, tekanan
darah akan kembali normal. Apabila tekanan darah tetap tinggi maka disebut tekanan
darah tinggi atau hipertensi maka agar mendapatkan data yang valid, pengukuran
dilakukan ketika istirahat (Hull, 1996). Tekanan darah yang ideal adalah 120/80
mmHg (Sunardi, 2000).
Lansia merupakan kelompok umur dimana terjadi penurunan atas kondisi
kesehatannya. Telah diperhitungkan bahwa seorang pria berusia 55 tahun dengan
tekanan darah sistolik 160 mmHg, mempunyai risiko masalah vascular dalam 10
tahun mendatang sekitar 14%. Baik pria maupun wanita hidup lebih lama dan 50%
dari mereka yang berusia di atas 60 tahun akan menderita hipertensi sistolik terisolasi
(TD sistolik 160 mmHg dan diastolik 90 mmHg). TDS (tekanan darah sistolik)
meningkat sesuai dengan peningkatan usia, akan tetapi TDD (tekanan darah diastolik)
meningkat seiring dengan TDS sampai sekitar usia 55 tahun, yang kemudian menurun
oleh karena kekakuan arteri akibat ateroklerosis. Risiko kardiovaskular meningkat
sesuai usia, maka pasien lansia dengan tekanan darah seperti ini akan lebih
memerlukan terapi daripada pasien usia muda. Menurunkan tekanan darah telah
terbukti mengurangi insiden gagal jantung, mengurangi demensia, dan dapat
membantu mempertahankan fungsi kognitif, dan dari data studi menunjukkan bahwa
terapi ini memberikan manfaat sampai usia 80 tahun (Gray (2003) dan Suhardjono
(2006)).
C. Manisfestasi Klinis
Tingginya tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala. Bila
demikian gejala baru muncul setelah terjadinya komplikasi pada ginjal, mata, otak
dan jantung. Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, marah, telinga
berdengung, rasa berat ditengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang dan pusing
(Mansjoer, 2005).
D. Penatalaksanaan Hipertensi
a. Terapi Farmakologi
1) Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (melalui urin)
sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibtkan daya pompa
jantung menjadi ringan. Contoh obat-obatan yang termasuk golongan diuretik
adalah Hidroklorotiazid.
2) Penghambat simpatis
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang
bekerja pada saat kita beraktivitas). Contoh obat yang termasuk dalam golongan
penghambat simpatetik adalah: Metildopa, Klonidin dan Reserpin.
3) Betabloker
Mekanisme kerja antihipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa
jantung. Jenis beta bloker tidak dianjurkan pada pasien yang telah diketahui
mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial. Contoh obat-obatan yang
termasuk dalam golongan beta bloker adalah: Metoprolol, Propanolol dan
Atenolol.
4) Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan cara
merelaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Contoh obat-obatan yang termasuk
dalam golongan beta bloker adalah: Metoprolol, Propanolol dan Atenolol.
5) Angiotension Kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat
kontraksi jantung (kontraktilitas). Contoh obat-obatan yang termasuk golongan
obat ini adalah Nifedipin, Diltiasem, dan Verapamil.
6) Penghambat Angiotension Converting Enzym (ACE)
Cara kerja obat golongan ini adalah dengan menghambat pembentukan
angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh
obat yang termasuk golongan ini adalah Catopril.
7) Penghambat Reseptor Angiotension II
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat angiotension II
pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-
obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan) (Depkes,
2008).
Buah belimbing dan mentimun sudah sejak dahulu digunakan untuk penderita
hipertensi sebagai terapi tradisional karena bermanfaat untuk menurunkan
tekanan darah tinggi. Buah ini mengandung kadar kalium tinggi dan natrium
yang rendah, sehingga sesuai dikonsumsi oleh penderita hipertensi
(Wirakusumah, 2004). Berdasarkan penelitian Muniroh dkk, 2007 pemberian jus
buah belimbing dan mentimun selama dua minggu akan memberikan efek
terhadap penurunan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik.
b. Scabies
1. Pengertian
Menurut Handoko (2007), scabies adalah penyakit kulit menular yang
disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap tungau (mite) Sarcoptes
scabei. Penyakit ini dikenal juga dengan nama gudik, atau gatal agogo. Penyakit
scabies ini merupakan penyakit menular oleh kutu tuma gatal sarcoptes scabei
tersebut, kutu tersebut memasuki kulit stratum korneum, membentuk kanalikuli
atau terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai 1,2 centimeter.
2. Etiologi Scabies
Scabies dapat disebabkan oleh kutu atau kuman sercoptes scabei varian hominis.
Sarcoptes scabieiini termasuk filum Arthopoda, kelas Arachnida, ordo Ackarina,
superfamili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei var. hominis.
Kecuali itu terdapat S. scabiei yang lainnya pada kambing dan babi. Secara
morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung
dan bagian perutnya rata. Tungau ini transient, berwarna putih kotor, dan tidak
bermata.
- Pruritus noktuma (gatal pada malam hari) karena aktivitas tungau lebih
tinggi pada suhu yang lembab dan panas.
- Umumnya ditemukan pada sekelompok manusia, misalnya mengenai
seluruh anggota keluarga.
- Pada pasien yang selalu menjaga higiene, lesi yang timbul hanya sedikit
sehingga diagnosis kadang kala sulit ditegakkan.
4. Penatalaksanaan Scabies
Syarat obat yang ideal adalah efektif terhadap semua stadium tungau, tidak
menimbulkan iritasi dan toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau
mewarnai pakaian, mudah diperoleh dan harganya murah.
- Belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20% dalam bentuk salep atau krim. Pada
bayi dan orang dewasa sulfur presipitatum 5% dalam minyak sangat aman dan
efektif. Kekurangannya adalah pemakaian tidak boleh kurang dari 3 hari karena
tidak efektif terhadap stadium telur, berbau, mengotori pakaian dan dapat
menimbulkan iritasi.
- Gama benzena heksa klorida (gameksan) 1% daam bentuk krim atau losio,
termasuk obat pilihan arena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan,
dan jarang memberi iritasi. Obat ini tidak dianurkan pada anak dibawah umur 6
tahun dan wanta hamil karena toksi terhadap susunan saraf pusat. Pemberiannya
cup sekali dalam 8 jam. Jika masihada gejala, diulangi seminggu kemudian.
- Krim permetrin 5% merupakan obat yang paling efektif dan aman arena sangat
mematikan untuk parasit S.scabei dan memiliki toksisitas rendah pada manusia.
2. Profil Keluarga
3. Profil Pekerjaan
Pekerjaan saat ini : sudah tidak bekerja
Sumber income dan kecukupan terhadap kebutuhan: tidak ada
2.Pola eliminasi
a. BAK:
1) Frekuensi 1) 4-5x/hari
2) Warna 2) Putih jernih
3) Keluhan 3) Tidak ada
b. BAB:
1) Frekuensi
2) Waktu
1) 1x/5-7 hari
3) Warna
2) Pagi
4) Keluhan
3) Coklat
4) Jarang BAB perut penuh tapi tidak
5) Konsistensi
sakit
5) Lunak
3.Pola Personal Hygiene
a. Mandi
1) Frekuensi 1) 2x/hari
2) Waktu 2) Pagi dan sore
b. Oral Hygiene
1) Frekuensi 1) 1x/hari
2) Waktu 2) Pagi
c. Cuci Rambut
Frekuensi
Seminggu 2 kali
4.Pola Istirahat dan Tidur
a. Lama tidur siang a. Tidak menentu (3 jam)
b. Lama tidur malam b. 6-8 jam
c. Kebiasaan sebelum tidur c. Tidak ada
5.Pola Aktivitas dan Latihan
a. Waktu bekerja a. Tidak bekerja
b. Olah raga b. Tidak
c. Jenis olah raga c. -
d. Frekuensi olah raga d. -
e. Keluhan dalam beraktivitas e. Kakinya terasa sakit bila berdiri
lama dan merasa pusing
6.Kebiasaan yang mempengaruhi
kesehatan
Tidak merokok
a. Merokok
1) -
1) Frekuensi
2) -
2) Jumlah
3) -
3) Lama pemakaian
b. Minuman keras/NAPZA b._tidak ada masalah
Alergi
Obat: tidak ada
Makanan: tidak ada
Zat kontak: tidak ada
Faktor lingkungan: tidak ada
Nutrisi
24 jam diet recall:
Tinggi protein
80
Penjelasan:
Laki-laki
Head to toe
Kulit Ya Tidak
Lesi/luka √
Pruritus √
Perubahan pigmentasi √
Perubahan tekstur √
Nevi √
Tanda memar √
Perubahan rambut √
Perubahan kuku √
Kalus √
Pola penyembuhan luka
Lainnya
Hematopoietic Ya Tidak
Perdarahan abnormal √
Anemia √
Riwayat transfusi darah √
Kepala Ya Tidak
Sakit kepala √
Trauma masa lalu √
Kunang-kunang √
Gatal kepala √
Mata Ya Tidak
Perubahan daya penglihatan √
Pemakaian kontak lensa/kaca mata √
Nyeri √
Kelebihan air mata berlebihan √
Pruritus √
Bengkak sekitar mata √
Diplobia √
Rabun √
Protophobia √
Scotomata √
Riwayat infeksi √
Pengaruh terhadap aktivitas sehari-hari : melihat kurang jelas sehingga harus hati-hati
Telinga Ya Tidak
Perubahan pendengaran √
Cairan telinga √
Tinnitus √
Vertigo √
Penggunaan alat bantu √
Riwayat infeksi √
Tanggal terakhir pemeriksaan pendengaran
Pengaruh terhadap aktivitas sehari-hari : tidak ada
Pernafasan Ya Tidak
Batuk √
Nafas pendek √
Hemoptisis √
Wheezing √
Asma √
Tanggal terakhir pemeriksaan x-ray dada
Kardiovaskuler Ya Tidak
Nyeri dada √
Palpitasi √
Nafas pendek √
Dispnea √
Paroxymal nocturnal dispnea √
Ortopnea √
Murmur √
Edema √
Varicosities √
Claudication √
Paresthesias √
Perubahan warna kaki √
Gastrointestinal Ya Tidak
Dispagia √
Rasa panas diperut √
Gangguan pencernaan √
Nausea/muntah √
Hematemesis √
Perubahan nafsu makan √
Ulcer √
Diare √
Konstipasi √
Melena √
Hemoroid √
Perdarahan rektal √
Perkemihan Ya Tidak
Disuria √
Frekuensi kemih √
Hematuria √
Poliuria √
Oliguria √
Nokturia √
Inkontinensia √
Nyeri saat berkemih √
Infeksi √
Keluhan lainnya: tidak ada
Muskuloskeletal Ya Tidak
Nyeri sendi √
Kaku sendi √
Bengkak pada sendi √
Deformitas √
Kram √
Otot lemah √
Nyeri tulang belakang √
Pola latihan/olah raga √
Pengaruh terhadap ADL: tidak ada hambatan
Psikososial Ya Tidak
Cemas √
Depresi √
Insomnia √
Vertigo √
Khawatir √
Ketakutan √
Masalah dengan pengambilan keputusan √
1. Luas wisma
Luas wisma tersebut 20 x 8 m2, terdiri dari kamar-kamar dan ruangan bersama yang
berada di tengah wisma. Dalam kamar memiliki 9 tempat tidur
d. Sirkulasi udara
Menurut survey, sirkulasi udara yang ada di wisma kurang baik, hanya ada 2 teralis
besi untuk keluar masuk udara, pintu sering tertutup dan dikunci, pengap
e. Keamanan
Dari segi keamanan cukup baik, seperti lantai terbuat dari keramik dan tidak licin.
WC Ada √ Tidak
2. Berapa jumlah ruang yang ada dirumah/tempat tinggal klien? Ada 3 ruangan
3. Apakah lanjut usia harus naik turun bila masuk/keluar rumah? Tidak
5. Bagaimana kebersihan rumah tersebut? Cukup bersih (setiap hari dibersihkan oleh
pramu panti)
APGAR
Penilaian Total 6
Peryataan-peryataan yang dijawab :
selalu : skore 2
kadang-kadang :skore 1
hampir tidak pernah :skore 0
>3 = tinggi
4-6= menengah / sedang
7-10= rendah
Klien mengalami disfungsi keluarga ringan
STATUS KOGNITIF
+ - Pertanyaan Jawaban
√ Tanggal berapa hari ini (tgl, bln, Gak tau
thn)
Hari apa sekarang Hari kamis
√ Apa nama tempat ini Dikamar
Berapa nomor telepon anda Tidak punya
Dimana alamat anda Di Menteng atas
Berapa umur anda 80 thn
√ Kapan anda lahir Gak inget tanggalnya
√ Siapa presiden anda sekarang Jokowi
Siapa presiden sebelumnya Soeharto
Siapa nama ibunda
PENGKAJIAN SPIRITUAL
1. Apakah agama dan Tuhan penting bagi Anda? Ya
2. Apa sajakah sumber-sumber kekuatan dan harapan Anda? Allah SWT
3. Apakah ada praktek-praktek/ kegiatan agama yang penting bagi Anda?apakah ada
masalah dalam menjalankannya? Setiap hari lansia menjalani sholat 5 waktu
diruangan, saat ini tidak bisa mengikuti acara pengajian seperti ketika dirumah
4. Apakah sakit/keadaan anda saat ini berpengaruh terhadap perasaan anda kepada
Tuhan dan praktek keyakinan anda? Saat ini lansia merasa lebih dekat kepada Tuhan,
dan merasa harus lebih bersabar lagi menjalani hidupnya, meskipun sakit lansia selalu
berusaha untuk sholat, bila beliau merasa tidak kuat untuk sholat berdiri diusahakan
sambil duduk, namun lansia sering merasa pakaiannya untuk sholat itu kotor dan itu
membuatnnya sedih.
5. Apakah anda membutuhkan bantuan terkait spiritual? Ya, sudah lama lansia tidak
datang ke acara pengajian dan beliau butuh untuk mendengarkan ceramah agama
untuk bisa memberikan ketenangan dan semangat hidup kembali untuk dirinya
SKORE NORTON
NO KEADAAN PASIEN SKOR
1. KONDISI FISIK UMUM
Baik 4 √
Lumayan 3
Buruk 2
Sangat Buruk 1
2. KESADARAN
Komposmentis 4 √
Apatis 3
Konfus/spoor 2
Stupor/koma 1
3. AKTIVITAS
Ambualan 4 √
Ambualan dengan bantuan 3
Hanya bisa duduk 2
Tiduran 1
4. MOBILITAS
Bergerak bebas 4
Sedikit terbatas 3 √
Sangat terbatas 2
Tiduran 1
5. INKONTINENSIA
Tida ada 4 √
Kadang-kadang 3
Sering inkontinensia urine 2
Inkontinensia urine 1
ANALISA DATA
DO:
- perut teraba lembek
- klien lebih terlihat berbaring saja
dan tidak melakukan aktivitas
apapun
Prioritas Masalah
Diagnosa Kerusakan integritas kulit b.d faktor mekanik yakni gesekan saat klien
keperawatan menggaruk kulit, kelembapan
- Melakukan
pemeriksaan
TTV
- Memberikan
obat captopril
E : klien mengatakan
nyeri berkurang dan
tampak bisa istirahat
- Memberikan
obat CTM 2x1
E : klien mengatakan
gatal berkurang dan
tampak bisa istirahat
dan menggaruk
berkurang
- Melakukan
pemeriksaan
TTV
- Memberikan
obat captopril
E : klien mengatakan
nyeri berkurang dan
mengatakan mau
beristirahat
Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi (SOAPIE)
Nyeri 14 Februari - Melakukan pemeriksaan S : klien mengatakan
2014/ 09.00 TTV sakit kepalanya, skala
WIB nyeri 2 dan sering
R/ TD 150/100mmHg timbul
P : 20x/menit O : TD 150/100mmHg
N : 78x/menit P 20x/menit
S : 36°C N 78x/menit
- Mengkaji adanya nyeri, Klien sesekali meringis
karakteristik dan skala menahan sakit
nyeri
A : masalah teratasi
R/ ada sakit kepala, sering timbul sebagian
dan skala nyeri 2
P : pantau rasa nyeri
- Mengajarkan teknik klien, lanjutkan
relaksasi napas dalam intervensi dan evaluasi
R/ klien mau dan bisa I : - mengajarkan teknik
mempraktekkannya relaksasi
- Memberikan obat captopril - Mengkaji
R/ klien meminum obatnya karakteristik
nyeri
- Melakukan
pemeriksaan
TTV
- Memberikan
obat captopril
E : klien mengatakan
nyeri berkurang dan
tampak bisa istirahat
- Memberikan
obat CTM 2x1
E : klien mengatakan
gatal berkurang dan
tampak bisa istirahat
dan menggaruk
berkurang
Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi (SOAPIE)
Nyeri 15 Februari - Melakukan pemeriksaan S : klien mengatakan
2014/ 10.00 TTV sakit kepalanya, skala
WIB nyeri 2, bisa istirahat
R/ TD 150/90mmHg nyenyak semalam
P : 20x/menit O : TD 150/90mmHg
N : 90x/menit P 20x/menit
S : 36.4°C N 90x/menit
- Mengkaji adanya nyeri, A : masalah teratasi
karakteristik dan skala sebagian
nyeri
P : pantau rasa nyeri
R/ ada sakit kepala, sering timbul klien, lanjutkan
dan skala nyeri 3 intervensi dan evaluasi
- Mengajarkan teknik I : - mengajarkan teknik
relaksasi napas dalam relaksasi
R/ klien mau dan bisa - Mengkaji
mempraktekkannya karakteristik
- Memberikan obat captopril nyeri
- Memberikan
obat captopril
E : klien mengatakan
nyeri berkurang dan
tampak bisa istirahat
- Memberikan
obat CTM 2x1
E : klien mengatakan
gatal berkurang dan
tampak bisa istirahat
dan menggaruk
berkurang
- Memberikan
obat captopril
E : klien mengatakan
nyeri berkurang dan
tampak bisa istirahat
- Memberikan
bedak di area
gatal
E : klien mengatakan
gatal berkurang dan
tampak bisa istirahat
dan menggaruk
berkurang
P : 18x/menit O : TD 160/90mmHg
N : 80x/menit P 18x/menit
S : 36°C N 80x/menit
- Memberikan
obat captopril
E : klien mengatakan
nyeri berkurang dan
tampak bisa istirahat
- Memberikan
salep setelah
luka direndam
PK
- Memberikan
obat CTM 2x1
E : klien mengatakan
gatal berkurang dan
tampak bisa istirahat
dan menggaruk
berkurang
N : 80x/menit O : TD 140/90mmHg
S : 36.2°C P 18x/menit
- Memberikan
obat captopril
E : klien mengatakan
nyeri berkurang dan
tampak bisa istirahat
- Memberikan
bedak di area
gatal
- Memberikan
obat CTM 2x1
E : klien mengatakan
gatal berkurang dan
tampak bisa istirahat
dan menggaruk
berkurang
- Memberikan
obat captopril
E : klien mengatakan
nyeri berkurang dan
tampak bisa istirahat
- Memberikan
salep setelah
luka direndam
PK
- Memberikan
bedak di area
gatal
E : klien mengatakan
gatal berkurang dan
tampak bisa istirahat
dan menggaruk
berkurang
E : klien mengatakan
nyeri berkurang dan
tampak bisa istirahat
- Memberikan
obat CTM 2x1
E : klien mengatakan
gatal berkurang dan
tampak bisa istirahat
dan menggaruk
berkurang
E : klien mengatakan
nyeri berkurang dan
tampak bisa istirahat
- Memberikan
bedak di area
gatal
- Memberikan
obat CTM 2x1
E : klien mengatakan
gatal berkurang dan
tampak bisa istirahat
dan menggaruk
berkurang
E : klien mengatakan
nyeri berkurang dan
tampak bisa istirahat
- Memberikan
salep setelah
luka direndam
PK
- Memberikan
bedak di area
gatal
E : klien mengatakan
gatal berkurang dan
tampak bisa istirahat
dan menggaruk
berkurang
- Berikan diet
tinggi serat
- Motivasi klien
untuk
melakukan
aktivitas
- Kolaborasi
pemberian
obat dulcolac
E : klien mengatakan
tidak BAB sejak 5
hari
- Berikan diet
tinggi serat
- Motivasi klien
untuk
melakukan
aktivitas
- Kolaborasi
pemberian
obat dulcolac
E : klien mengatakan
tidak BAB sejak 5
hari
- Berikan diet
tinggi serat
- Motivasi klien
untuk
melakukan
aktivitas
- Kolaborasi
pemberian
obat dulcolac
E : klien mengatakan
tidak BAB sejak 5
hari
- Kolaborasi
pemberian
obat dulcolac
E : klien mengatakan
tidak BAB sejak 5
hari
Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi (SOAPIE)
Konstipasi 18 Februari - Melakukan auskultasi bising S : klien mengatakan
berhubungan 2014/ 10..30 usus sejak pagi belum
dengan WIB BAB
aktivitas R : BU 7x/menit
fisik tidak O : BU 7x/menit
- Mengkaji pola BAB
cukup Abdomen teraba
R : klien mengatakan sejak pagi lembek
belum BAB
A : masalah teratasi
- Memotivasi klien untuk sebagian
melakukan aktivitas jalan
jalan P : pantau konstipasi,
lanjutkan intervensi
R : klien mulai mau beraktivitas dan evaluasi
dan sering
I : - monitor BU
- Memberikan diet makanan setiap hari
yang tinggi serat
- Berikan diet
R : klien menhabiskan porsi tinggi serat
makannya
- Motivasi klien
untuk
melakukan
aktivitas
- Kolaborasi
pemberian
obat dulcolac
E : klien mengatakan
tidak BAB sejak 5
hari
- Motivasi klien
untuk
melakukan
aktivitas
- Kolaborasi
pemberian
obat dulcolac
E : klien mengatakan
tidak BAB sejak 5
hari
- Berikan diet
tinggi serat
- Motivasi klien
untuk
melakukan
aktivitas
- Kolaborasi
pemberian
obat dulcolac
E : klien mengatakan
tidak BAB sejak 5
hari
BAB III. Rangkuman, Evaluasi, dan Rekomendasi
Dari hasil pengkajian didapatkan data Ny. N 68 tahun tinggal di PSTW Budi Mulia 4 ruang
Mawar Kecil beragama Islam dan suku Jawa, statusnya menikah dengan 2 orang anak, anak
yang pertama sudah meninggal usia 2 tahun dan yang kedua sudah menikah memiliki satu
orang anak, suami klien juga sudah meninggal tahun 2002, klien sebelum di panti bekerja
sebagai pembantu rumah tangga namun selama di panti beliau tidak memiliki pekerjaan,
aktivitas kesehariannya hanya tiduran saja dan berbincang dengan teman di sebelah tempat
tidurnya, oleh karena klien kurang aktivitasnya sehingga motilitas ususnya juga menurun. Hal
tersebut mempengaruhi pola BAB klien karena klien mengatakan sudah 5 hari belum BAB,
perutnya merasa penuh tetapi tidak sakit. Dari hasil pengkajian awal, berdasarkan
pemeriksaan TTV didapatkan hasil TD 180/110 mmHg, P 20x/menit, N 86x/menit, S 36.2°C
dan klien juga mengeluh sakit kepala dan terkadang tidak bisa tidur karena kepalanya sakit,
klien mengatakan sebelumnya pernah mengalami stroke sehingga saat ini beliau mengatakan
bahwa jalannya saat ini harus pelan-pelan. Selain dari masalah hipertensi klien juga
mengeluhkan gatal-gatal, tampak di telapak tangan, telapak kaki, perut dan paha banyak luka
bekas garukan. Bentuk lukanya, papul coklat kemerahan dan bagian telapak tangan dan kaki
bernanah.
Masalah utama yang terjadi pada Ny.N yaitu nyeri akut yang berhubungan dengan
hipertensi, untuk diagnosa nyeri akut setelah dilakukan asuhan keperawatan 12x24 jam
sudah teratasi. Intervensi yang sudah dilakukan yaitu melakukan pemeriksaan TD rutin
setiap hari, mengajarkan teknik relaksasi napas dalam dan memotivasi untuk melakukan
bila rasa nyerinya terasa, memberikan captopril.
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien mampu melakukan cuci tangan dengan benar
1. Tujuan Khusus
a. Pasien mampu melakukan cuci tangan secara mandiri
b. Mampu menyebutkan kapan melakukan cuci tangan
B. Sasaran
Berdasarkan pengamatan dan kajian status klien maka sasaran klien yang dilibatkan
adalah Ny.N dengan masalah gatal-gatal berjumlah 10 orang.
C. Metode
Metode yang digunakan demonstrasi dan redemonstrasi
D. Strategi pelaksanaan
1. Langkah-langkah kegiatan
a. Fase Orientasi
Waktu : 5 menit
- Salam terapeutik
- Kontrak :
o Waktu : 30 menit
o Tempat : Kamar Mawar Kecil
- Topik : Cuci tangan yang benar
- Tujuan aktivitas : Melatih cuci tangan dengan benar
- Aturan main : Klien harus memperhatikan, mengikuti dan kemudian dapat
mempraktekkan hal yang diajarkan.
b. Fase Kerja
Waktu: 15 menit
- Menjelaskan pentingnya cuci tangan
- Menjelaskan cara-cara melakukan cuci tangan
- Melatih pasien mempraktekkan cuci tangan (Gerakan Terlampir)
- Beri pujian untuk setiap keberhasilan klien
c. Fase Terminasi
Waktu: 10 Menit
1. Evaluasi :
- Mengeksplorasikan perasaan klienk setelah mempraktekkan cara cuci
tangan. Contoh: “Bagaimana perasaannya setelah mengikuti kegiatan hari
ini?”
- Memberikan umpan balik positif pada klien
- Meminta klien untuk mencoba mempraktekkan kembali dalam kehidupan
sehari-hari.
BAB V. Rangkuman dari Jurnal serta Naskah Asli Jurnal Yang Dipilih
Tekanan darah tinggi adalah masalah kesehatan yang besar, prevalensinya cepat meningkat
baik di perkotaan maupun dipedasaan, dan usia lanjut salah satu faktor risiko terjadinya
kejadian hipertensi. Penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik dapat menurunkan resiko
penyakit jantung dan dapat dilakukan dengan non farmakologi yaitu dengan mengubah gaya
hidup menjadi lebih sehat. Perubahan gaya hidup ini merupakan salah satu manajemen
hipertensi untuk mengontrol tekanan darah antara lain : mengurangi konsumsi garam,
meningkatkan konsumsi kalium, tidak minum alcohol, menurunkan berat badan, tidak
merokok, berolah raga secara rutin, dan melakukan stress manajemen. Manajemen hipertensi
berfokus pada penurunan kejadian penyakit komplikasi.
Bulechek, GM, dkk. Nursing Intervention Classification (NIC). Missouri: Mosby Elsevier.
2008
Bulechek, GM, dkk. Nursing Outcome Classification (NOC). Missouri: Mosby Elsevier. 2008
Green, Lawrance W, Kreuter, Marshall. Health Program Planning an Educational and
Ecological Approach. New York : The McGraw Hill Companies, 2005.
Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 2011.
Herdman, T.H. NANDA International Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2009-
2011. Jakarta: EGC. 2010
Johnson, M, dkk. NOC and NIC Linkages to NANDA-I and Clinical Condition. Missouri:
Mosby Elsevier. 2012
Jurnal Penelitian : Muniroh, L dkk. Pengaruh Pemberian Jus Buah Belimbing dan Mentimun
terhadap Penurunan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Penderita Hipertensi,
2007.
Suhardjono. Hipertensi Pada Usia Lanjut. Dalam: Staf Pengajar FK UI. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jilid 3. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FK UI; 2006.p.1451-1454.