PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transfer atau pemindahan pasien merupakan salah satu bidang penting di ilmu
kesehatan (kedokteran dan keperawatan). Banyak masalah potensial yang dapat
dicegah dengan mengoptimalkan kondisi pasien sebelum transfer (pemindahan pasien
dilakukan). Walaupun berbagai usaha meminimalisasi komplikasi sudah dilakukan,
jalan menuju penanganan yang sempuna sehingga keamanan pasien tercapai masih
panjang.
Pemindahan pasien dapat berefek pada beberapa system organ, yang mungkin
berhubungan dengan pergerakan pasien seperti dislokasi peralatan, drips atau yang
disebabkan oleh malfungsi perlatan lain. Efek pada system organ tersebut antara lain
aritmia (84%) pada pasien dengan ganggguan jantung, dimana memerlukan terapi
emergensi pada 44% kasus. Hipotensi dan aritmia sering terjadi pada pasien yang
menggunakan ventilator. Komplikasi pada system respirasi adalah perubahan frekuensi
napas, penurunan PaO2. Pasien dengan cedera kepala dapat mengalami hipotensi,
gangguan irama jantung, hipoksia, dan peningkatan intracranial.
Peralatan yang berhubungan dengan komplikasi yaitu diskoneksi lead EKG,
monitor mati, diskoneksi jalur intravena/intraarteri atau dari ventilator. Untuk
mencegah komplikasi-komplikasi tersebut. Berikut akan dipaparkan panduan untuk
menangani transportasi pasien di RSU. St. Rafael Cancar.
B. Tujuan
a. Terlaksananya standar pelayanan prosedur untuk transfer / memindahkan pasien
keluar rumah sakit
b. Terlaksananya system pencatatan dan pelaporan transfer/memidahkan pasien
c. Terlaksananya standar operasional prosedur untuk transfer/memindahkan pasien
didalam rumah sakit
d. Peningkatan keselamatan pasien dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit
e. Terlaksananya standar pelaksana petugas transfer pasien
C. Pengertian
1. Definisi Transfer Pasien
Transfer pasien adalah memindahkan pasien dan kelengkapan dokumentasi ke unit
lain sebagai pengelola pasien selanjutnya.
2. Definisi Transporter Pasien
Transporter adalah petugas yang berwenang dan memiliki kompetensi melakukan
transfer pasien
3. Macam Transfer Pasien Rumah Sakit
Macam transfer pasien di Rumah Sakit Umum St. Rafael Cancar terdiri dari :
a. Transfer pasien keluar rumah sakit atau merujuk pasien
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo (2008) mendefinisikan system rujukan sebagai
suatu system penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan
pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau
masalah kesehatan secara vertical (dari unit yang lebih mampu menangani),
atau secara horizontal (antar unit-unit yang setingkat kemampuannya).
b. Transfer pasien didalam rumah sakit/ pindah ruang
Yang dimaksud transfer pasien didalam rumah sakit adalah memindahkan
pasien dari unit atau ruang perawatan ke unit atau ruang perawatan yang lain.
Tujuannya adalah :
1) Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan selanjutnya.
2) Memenuhi keinginan keluarga atau pasien
4. Alat Untuk Transfer Pasien
a. Kursi roda
Kursi roda adalah alat bantu yang digunakan oleh orang yang mengalami
kesulitan berjalan menggunakan kaki, baik dikarenakan oleh penyakit, cedera,
maupun cacat. Alat ini bisa digerakkan dengan didorong oleh pihak lain.
Digerakkan dengan menggunakan tangan, atau digerakkan dengan
menggunakan mesin otomatis.
c. Scoop stretcher
Scoop stretcher adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pasien
( biasanya disimpan di dalam ambulance ) dimana kedua sisinya bisa dipisah
untuk memudahkan proses pengangkatan pasien.
d. Brancard pasien
Brancard pasien adalah tempat tidur sementara untuk pasien dan mudah untuk
dipindahkan.
Dalam prosedur transfer pasien ada dua pihak yaitu pihak yang menerima pasien
dan pihak yang mengirim pasien.
Untuk mempertemukan kegitan tersebut maka diperlukan petugas transfer dan
keterampilan serta tata laksana pelaksanaannya.
I. Tabel kriteria pasien dengan petugas yang berkompeten melakukan transfer.
No. Kategori Pengertian Kategori Petugas Keterampilan
pasien Pasien Transfer Keahlian
Pelatihan petugas
1. Level 0 Pasien dengan kesadaran 1. Petugas TPP Petugas yang tidak
2. SATPAM
Conges dengan nilai mempunyai keahlian
3. Petugas
total GCS 15( pasien dibidang medis tetapi
admin
sadar penuh) tidak ada 4. Petugas telah mengikuti pelatihan
kegawatan medis dan radiologi BLS untuk peran dan
5. Petugas
tanpa gangguan pelatiharn transfer pasien.
informasi
sirkulasi.
Contoh: obs, febris tanpa
kejang, ISPA, CKD yang
stabil, dll
2 Level 1 Pasien dengan nilai total Perawat 1. Mengikuti pelatihan
GCS 12-14 tanpa transfer pasien.
2. Mengikuti pelatihan
gangguan hemodinamik
BLS
atau pasien GCS total 15
3. Mempunyai
dengan gangguan
pengalaman kerja
hemodinamik ringan/pre
minimal 1 tahun.
syok. Dikarenakan skala
nyeri ‘4’. Contoh:
fraktur ekstremitas
tertutup, GEA dehidrasi
ringan sedang, asma
yang teratasi sebagian,
COR, dll
3. Level 2 Pasien dengan 1. Perawat 1. Mengikuti pelatihan
penurunan kesadaran transfer pasien
2. Mengikuti pelatihan
dengan nilai total GCS
PPGD.
dibawah 10-12 atau
3. Mempunyai
dengan gangguan
pengalaman bekerja
hemodinamik sedang.
minimal 2 tahun.
Contoh: kasus IMA,
Open fraktur dengan
perdarahan, trauma
thorax, fraktur cervical,
trauma abdomen, CVA,
COS/COB.
4. Level 3 Pasien dengan 1. Perawat 1. Mengikuti pelatihan
2. Dokter
penurunan kesadaran transfer pasien
2. Mengikuti pelatihan
dengan kegawatan nilai
PPGD.
total GCS dibawah 10
3. Mempunyai
atau dengan gangguan
pengalaman bekerja
hemodinamik berat.
minimal 2 tahun.
Contoh: post cardiac
arrest, respiratory arrest,
shock cardiogenik, ALO,
paien terintubasi/ETT
j.