Anda di halaman 1dari 15

PERILAKU ORGANISASI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perilaku Organisasi

Disusun oleh:
NEUKE MORA DELLA MUNTHE
530025455

MAGISTER MANAJEMEN

BIDANG MINAT MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

UNIVERSITAS TERBUKA

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah
ini adalah tugas mata kuliah Perilaku Organisasi yang disusun agar pembaca dapat
mengetahui tentang pengertian komunikasi dalam organisasi, yang penulis sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.

Terima kasih kepada Dosen, Tutor dan pihak-pihak yang telah membantu
proses pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dari penyusunan makalah ini. Penulis
mengharapkan saran dan kritik sebagai bahan perbaikan untuk penulisan selanjutnya.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………..1

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………..1


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………....1
1.3 Tujuan Masalah……………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….......3
2.1 Definisi Komunikasi & Organisasi……………………………………...………....3

2.2 Tipe-tipe yang Mempengaruhi Komunikasi Organisasi…………..……..…….…..7

2.3 Pendekatan Konseptual ……..……….………………………...……………….....8


2.4 Hambatan Dalam Komunikasi Organisasi………………………………………..9

BAB III KESIMPULAN ……………...…………………………………….....….....11

3.1 Kesimpulan ………...…………………………………………………………….11

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam kehidupan seseorang tidak akan terlepas dari yang namanya komunikasi. Lebih lagi
komunikasi dalam organisasi yang mana di dalamnya ada atasan dan bawahan. Komunikasi yang
dilakukan oleh atasan dan bawahan dalam ruang lingkup organisasi akan memberikan berbagai
efektifitas komunikasi itu sendiri.

Komunikasi merupakan salah satu faktor yang penting dalam menjalankan proses administrasi
dan interaksi antar elemen pada suatu organisasi atau lembaga, baik internal maupun eksternal. Tanpa
adanya jalinan komunikasi yang baik dan benar besar kemungkinan semua proses di dalam
organisasi/lembaga tersebut tidak akan dapat berjalan dengan maksimal dan sesuai dengan yang telah
direncanakan. Kemampuan komunikasi yang baik akan sangat membantu semua proses yang ada
dalam suatu organisasi/lembaga.

Komunikasi dalam organisasi sangat dibutuhkan agar dalam organisasi dapat mencapai tujuan
yang diinginkan oleh setiap anggota dalam organisasi. Setiap komunikasi dalam organisasi biasanya
dimanfaatkan untuk saling berbagi dan mencari tahu apa yang dibutuhkan dalam organisasi serta apa
kekurangan dalam organisasi tersebut.

Komunikasi kepemimpinan adalah proses komunikasi yang dilakukan pemimpin (sebagai


komunikator) kepada bawahan organisasinya (sebagai komunikan). Dalam penerapannya, pemimpin
dapat menggunakan berbagai macam jenis komunikasi kepemimpinan sesuai dengan gaya masing
masing yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Jenis komunikasi kepemimpinan atau gaya komunikasi
kepemimpinan wajib dimiliki oleh seorang pemimpin. Gaya komunikasi kepemimpinan ini harus
digunakan pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya untuk mencapai target organisasi

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penulisan makalah ini, rumusan masalah yang akan dibahas antara lain:

1. Apa pengertian dari komunikasi organisasi ?


2. Apa saja tipe – tipe mempengaruhi komunikasi organisasi ?
3. Apa pengertian dari pendekatan konseptual ?
4. Apa saja hambatan dalam komunikasi organisasi ?
1
1.3 Tujuan Masalah

Adapun tujuan penelitian masalah dalam makalah ini, antara lain:

1. Mampu memahami pengertian komunikasi organisasi.


2. Mampu memahami tipe - tipe komunikasi organisasi.
3. Mampu memahami pendekatan konseptual.
4. Mampu memahami hambatan dalam komunikasi organisasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Komunikasi & Organisasi.

a. Komunikasi

Pengertian komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin ‘communis’ atau dalam
bahasa inggrisnya ‘common’ berarti sama. Apabila kita berkomunikasi berarti kita dalam keadaan
berusaha untuk menimbulkan suatu persamaan dalam hal sikap dengan seseorang. Jadi pengertian
komunikasi secara harfiah adalah proses menghubungi atau mengadakan perhubungan. Dalam
komunikasi diperlukan sedikitnya tiga unsur yaitu sumber (source), berita atau pesan (message), dan
sasaran (destination). Sumber dapat berupa individu atau organisasi komunikasi. Berita atau pesan
dapat berupa tulisan, gelombang suara atau komunikasi arus listrik, lambaian tangan, bendera
berkibar, atau benda lain yang mempunyai arti. Sasaran dapat berupa seorang pendengar, penonton,
pembaca, anggota dari kelompok diskusi, mahasiswa, dan lain-lain. Pace & Faules, (2001: 31-33)
menjelaskan bahwa komunikasi organisasi merupakan perilaku pengorganisasian yang terjadi dan
bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang
terjadi.

Pengertian komunikasi organisasi yang lebih sederhana dikemukakan Arnold & Feldman
(1986: 154) bahwa komunikasi organisasi adalah pertukaran informasi diantara orang-orang di dalam
organisasi, dimana prosesnya secara umum meliputi tahapan-tahapan: attention, comprehension,
acceptance as true, dan retention.
Wiryanto juga mengungkapakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan
penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu
organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan
sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi,
produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo,
kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Komunikasi informal adalah komunikasi
yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya
secara individual.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi adalah
suatu perilaku yang dilakukan di dalam organisasi untuk pertukaran informasi seperti pengiriman dan
penerimaan pesan di antara orang-orang yang berada di dalam organisasi.

3
Gambar 1 : Proses Komunikasi.

Terdapat berbagai klasifikasi tentang jenis-jenis komunikasi, namun pada dasarnya jenis
komunikasi dapat dibedakan menjadi dua jenis utama berdasarkan bentuk penyampaiannya yaitu
komunikasi verbal, komunikasi non-verbal. Berikut ini adalah pembahasan singkat tentang dua jenis
komunikasi tersebut.

- Komunikasi Verbal

Komunikasi Verbal adalah komunikasi lisan yang disampaikan melalui kata-kata yang
diucapkan seperti pidato, presentasi, diskusi dan dialog tatap muka. Dalam komunikasi verbal ini,
pengirim informasi berbagi pemikirannya dalam bentuk kata-kata. Nada pembicara dan kualitas kata
yang digunakan memainkan peranan yang sangat penting dalam komunikasi verbal. Dalam
penyampaiannya, pembicara harus menggunakan suara yang keras atau nada yang lebih tinggi dan
isi atau konten informasi yang jelas agar si penerima informasi dapat dengan jelas memahami apa
yang ingin disampaikan oleh si pengirim informasi sehingga tidak menimbulkan kebingungan dan
kesalahpahaman.

Pengirim infomasi atau pembicara juga harus memeriksa kembali apakah pendengar atau
penerima informasi tersebut telah mengerti dan memahami konten informasi yang disampaikannya.
Oleh karena itu, feedback atau umpan balik dari si penerima informasi juga penting untuk
diperhatikan sehingga komunikasi dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
4
- Komunikasi Non-Verbal

Komunikasi Non-Verbal ini meliputi bahasa tubuh (body languange), gerak tubuh (gesture),
ekspresi wajah (facial expression) dan bentuk tubuh (posture). Dengan kata lain, si pengirim
informasi tidak menggunakan kata-kata dalam menyampaikan sesuatu yang diinginkannya namun
dengan menggunakan bahasa tubuh atau ekspresi wajah dan gerak tubuh tertentu untuk mengirimkan
informasi yang ingin disampaikannya. Kadang-kadang, bahasa tubuh atau ekspresi wajah atau gerak
tubuh tersebut terjadi secara tidak sengaja, contohnya seperti berkeringat saat ketakutan atau pipinya
merah saat merasa malu.

Sebagai contoh, pada saat kita ingin menyampaikan suatu pesan ketidaksenangan dalam suatu
perintah dari atasan dalam rapat namun kita tidak berani menolaknya dengan kata-kata, biasanya kita
akan menampilkan ekspresi wajah yang tidak senang atau mengeleng-gelengkan kepala. Contoh
lainnya seperti sakit kepala, kita akan meletakan tangan di kening kita untuk menandakan
ketidaknyamanan kepala kita, ini juga merupakan salah satu dari bentuk komunikasi non-verbal.

Gambar 2 : Media Komunikasi

b. Organisasi.

Terdapat banyak para ilmuan yang memaknai akan pengertian organisasi itu sendiri termasuk
diantaranya ada yang mengartikan organisasi yaitu suatu kumpulan atau sistem individual
hierarki/jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam buku lain
juga dijelaskan tentang makna dari organisasi itu sendiri yaitu sebuah kelompok individu yang
diorganisasikan untuk mencapai tujuan tertentu. Dan ada juga yang mengartikan organisasi yaitu :
5
suatu kumpulan (sistem) individu yang bersama-sama, melalui sistem hierarki pangkat dan
pembagian kerja, berusaha mencapai tujuan tertentu. Wright (1977), mengatakan bahwa organisasi
adalah suatu bentuk sistem terbuka dari aktivitas yang dikoordinasi oleh dua orang atau lebih untuk
mencapai suatu tujuan bersama.
Dari semua pengertian itu maka sebetulnya antara pengertian yang satu dengan yang lain itu
sama. Hanya saja ada penambahan atau pengurangan kata-kata saja dalam proses memaknai
pengertian organisasi itu sendiri. Pengertian organisasi adalah perkumpulan atau wadah bagi
sekelompok orang untuk bekerjasama, terkendali dan terpimpin untuk tujuan tertentu. Organisasi
biasanya memanfaatkan suatu sumber daya tertentu misalnya lingkungan, cara atau metode, material,
mesin, uang, dan beberapa sumberdaya lain dalam rangka mencapai tujuan organisasi tersebut.
Orang-orang yang terkumpul dalam sebuah organisasi sepakat untuk mencapai tujuan tertentu
melalui sumber daya secara sistematis dan rasional yang terkendali dan adanya pemimpin organisasi
yang akan memimpin operasional organisasi dengan terencana. Sedangkan komunikasi organisasi
dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang
merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Komunikasi organisasi adalah proses penciptaan
makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi. Struktur organisasi
cenderung mempengaruhi komunikasi, dengan demikian komunikasi dari bawahan kepada pimpinan
sangat berbeda dengan komunikasi antar sesamanya.
Goldhaber (1986), memberikan pengertian komunikasi organisasi yang artinya sebagai
berikut, Komunikasi organisasi yaitu proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu
jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti
atau yang selalu berubah-ubah. Sama dengan pemaknaan organisasi, dalam memaknai akan
pengertian komunikasi itu sendiri banyak para ahli yang mencoba memberikan pengertiannya dengan
persepsi mereka masing-masing. Termasuk diantara yaitu persepsi Redding dan Sanborn, mereka
mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam
organisasi yang kompleks. Sedangkan Katz dan Kahn mengatakan bahwa komunikasi organisasi
merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi.
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam
kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal
adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan
organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang
harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-
surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial.
Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.

6
2.2 Tipe – Tipe yang Mempengaruhi Komunikasi Organisasi.

Pada dasarnya komunikasi di dalam organisasi, terbagi kepada empat bentuk:

2.2.1. Komunikasi Vertikal


Bentuk komunikasi ini merupakan bentuk komunikasi yang terjadi dari atas ke bawah dan
sebaliknya. Artinya komunikasi yang disampaikan pimpinan kepada bawahan, dan dari bawahan
kepada pimpinan secara imbale balik.
Fungsi komunikasi ke bawah digunakan pimpinan untuk:
• Melaksanakan kebijaksanaan, prosedur kerja, peraturan, instruksi, mengenai pelaksanaan
kerja bawahan.
• Menyampaikan pengarahan doktrinasi, evaluasi, teguran.
• Memberikan informasi mengenai tujuan organisasi, kebijaksanaan-kebijaksaan organisasi,
insentif.
Seorang pimpinan harus lebih memperhatikan komunikasi dengan bawahannya, dan
memahami cara-cara mengambil kebijaksanaan, terhadap bawahannya. Keberhasilan organisasi
dilandasi oleh perencanaan yang tepat, dan seorang pimpinan organisasi yang memiliki jiwa
kepemimpinan. Kedua hal terseut merupakan modal utama untuk kemajuan organisasi yang
dipimpinnya.
Fungsi komunikasi ke atas digunakan untuk:
• Memberikan pengertian mengenai laporan prestasi kerja, saran, usulan, opini, permohonan
bantuan, dan keluhan.
• Memperoleh informasi dari bawahan mengenai kegiatan dan pelaksanaan pekerjaan bawahan
dari tingkat yang lebih rendah. Bawahan tentulah berharap agar ide, saran, pendapat,
tanggapan maupun kritikannya dapat diterima dengan lapang dada, dan hati terbuka oleh
pimpinan.

2.2.2. Komunikasi Horizontal


Bentuk komunikasi secara mendatar, diantara sesama karyawan dan sebagainya.
Komunikasi horizontal sering kali berlangsung tidak formal. Fungsi komunikasi horizontal/ke
samping digunakan oleh dua pihak yang mempunyai level yang sama. Komunikasi ini berlangsung
dengan cara tatap muka, melalui media elektronik seperti telepon, atau melalui pesan tertulis.

7
2.2.3. Komunikasi Diagonal
Bentuk komunikasi ini sering disebut juga komunikasi silang. Berlangsung dari seseorang
kepada orang lain dalam posisi yang berbeda. Dalam arti pihak yang satu tidak berada pada jalur
struktur yang lain. Fungsi komunikasi diagonal digunakan oleh dua pihak yang mempunyai level
berbeda tetapi tidak mempunyai wewenang langsung kepada pihak lain.

2.2.4. Komunikasi Informal


Komunikasi informal yang terjadi karena adanya komunikasi antara sesama karyawan dalam
suatu organisasi. Komunikasi informal (the grapevine) biasanya disebarluaskan melalui desas-desus
atau kabar angin dari mulut ke mulut dari satu orang ke orang yang lainnya dalam suatu organisasi
dimana kebenarannya tidak bisa dijamin karena kadang-kadang bertentangan dengan perusahaan.
Jadi agar komunikasi informal bisa bermanfaat maka seseorang pemimpin harus bisa memakai jalur
ini untuk memperlancar berjalannya komunikasi formal perusahaan (komunikasi formal ini jangan
sampai mengakibatkan timbulnya desas-desus yang meresahkan karyawan).

2.3. Pendekatan Konseptual


Pendekatan (approach) adalah suatu istilah yang memilki kemiripan dengan strategi. Menurut
Wina Sanjaya (2008: 127) pendekatan adalah titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum. Oleh karena itu strategi dan metode pembelajaran yang digunakan
dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu..
Konsep merupakan buah pikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam
defenisi sehingga melahirkan produk pengetahuan berupa prinsip, hukum, dan teori. Konsep
diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi dan berpikir abstrak. Konsep dapat
mengalami perubahan disesuaikan dengan fakta atau pengetahuan baru, sedangkan kegunaan konsep
adalah menjelaskan dan meramalkan sesuatu pengetahuan.
Menurut Richard I. Arends (2008: 322), bahwa konsep dalam subjek apapun adalah balok-balok
bangunan dasar untuk berpikir, terutama untuk pemikiran tingkat tinggi. Konsep memungkinkan
individu-individu untuk mengklasifikasikan berbagai objek, ide dan membuat aturan serta prinsip
tentang itu. Konsep menjadi fondasi bagi jaringan (skemata) ide yang menuntun pemikiran kita.
Mempelajari konsep sangat penting di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari karena konsep
memungkinkan orang-orang untuk saling memahami dan menjadi dasar untuk interaksi verbal.
Pendekatan konsep adalah suatu pendekatan pengajaran yang secra langsung menyajikan konsep
tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh (Sagala,
2008: 71).
8
Pengajaran konsep (concept teaching), adalah cara di mana guru dapat membantu siswa untuk
memperoleh dan mengembangkan konsep-konsep dasar yang dibutuhkan untuk pembelajaran lebih
lanjut dan pemikiran tingkat tinggi. Model pengajaran konsep tidak dirancang untuk mengajarkan
sejumlah besar informasi kepada siswa. Tetapi dengan mempelajari dan menerapakan konsep-konsep
kunci dalam subjek tertentu, siswa akan mampu mentransfer berbagai pembelajaran spesifik ke
bidang-bidang yang lebih umum. Faktanya, tanpa pemahaman yang sama tentang konsep-konsep
kunci, pembelajaran tentang isi dalam bidang-bidang studi tertentu nyaris mustahil terjadi.
Ada dua pendekatan pengajaran konsep yaitu pendekatan direct presentation (prosentasi
langsung) dan pendekatan concept attainment (pencapaian konsep).
Persyaratan pengajaran untuk pencapaian konsep adalah tersedianya contoh-contoh yang
menunjukkan kesamaan-kesamaan dalam beberapa hal dan perbedaan-perbedaannya. Individu yang
berhadapan dengan contoh-contoh tersebut harus menemukan sendiri atau dibertahu oleh guru apakah
setiap unsur dari contoh itu menunjukkan suatu konsep. Pada setiap kali bertemu dengan contoh itu
siswa merumuskan hipotesis tentang contoh itu. Setiap contoh itu akan menunjukkan/menyajikan
informasi tentang karakteristik dan nilai atribut dari konsep.
Pendekatan konseptual/konsep ini dikembangkan dari karya Jean Piaget, Jerome Bruner, David
Ausubel, dan Howard Gardner. Studi-studi mereka menunjukkan bagaimana berpikir konseptual
berkembang pada anak-anak dan remaja di mana pendekatan pengajaran konsep mempengaruhi
pembelajaran kognitif mereka (Arends, 2007: 232). Tugas guru dalam pendekatan ini adalah
bagaimana meningkatkan kemampuan siswa dalam memproses informasi. Guru menciptakan
lingukungan/kondisi agar siswa mampu memiliki kemampuan berikut: dapat menangkap stimulus
dari lingkungan, dapat menemukan masalah/konsep, dan dapat mengembangkan pemecahan masalah
baik secara verbal maupun nonverbal.
Menurut Jerome Bruner, J. Goodnow dan George Agustin (Mulyan1,1999: 46) bahwa model
pencapaian konsep dilandasi bahwa lingkungan banyak ragam dan isinya sehingga manusia/siswa
mampu membedakan objek-objek dengan aspek-aspeknya. Dengan kata lain siswa harus mampu
berpikir tingkat tinggi menentukan kategori untuk membentuk konsep-konsepnya. Kategori ini
memungkinkan siswa untuk mengelompokkan objek-objek dengan perbedaan yang nyata
berdasarkan karakteristik untuk mengurangi kerumitan lingkungan. Proses berpikir seperti ini oleh
Bruner dan kawan-kawannya, dinamakan kategorisasi. Kegitan kategorisasi mempunyai dua
komponen yaitu kegiatan pembentukan konsep dan kegiatan pencapaian konsep.
2.3. Hambatan Dalam Komunikasi Organisasi.
Dalam proses organisasi tidaklah selalu mulus, tentunya akan banyak terjadi hambatan-
hambatan pada perjalanananya. Hambatan yang sering muncul adalah hambatan komunikasi, karena
komunikasi adalah kunci utama dalam kesuksesan organisasi mengingat banyaknya orang yang
9
terlibat didalammnya. Hambatan tersebut tentunya bukan menjadi suatu pengganjal dalam organisasi
karena semua hambatan pastinya dapat diselesaikan dengan baik dan tepat.

Berikut ini adalah macam-macam hambatan dalam organisasi yaitu :

• Hambatan dari Proses Komunikasi yaitu hambatan yang timbul dari ketidak jelasan informasi
yang akan disampaikan.
• Hambatan Fisik yaitu hambatan yang terjadi akibat ada gangguan cuaca, gangguan sinyal, dsb
• Hambatan Semantik yaitu hambatan yang terjadi akibat pemahaman yang sedikit mengenai
bahasa dan istilah-istilah asing yang digunakan dalam informasi atau pesan
• Hambatan Psikologis yaitu hambatan yang berasal dari gangguan kondisi kejiwaaan dari si
pengirim pesan atau penerima pesan sengingga mengakibatkan informasi tersebut mengalami
perubahan
• Hambatan Manusiawi yaitu hambatan yang terjadi akibat tingkat emosi manusia yang tidak
menentu dalam menyikapi informasi atau pesan
• Hambatan Organisasional yaitu tingkat hirarkhi, wewenang manajerial dan spesialisasi yaitu
hambatan yang timbul akibat komunikasi dengan atasan atau bawahan mengalami kendala
seperti tingkat pemahaman terhadap suatu informasi yang berbeda yang mengakibatkan
sebuah hambatan.
• Hambatan-hambatan Antar Pribadi yaitu hambatan yang timbul antar pribadi didalam sebuah
organisasi, biasanya hambatan ini muncul karena adanya salah paham antar pribadi yang
menyangkut masalah tugas dan wewenang dari orang yang ada dalam organisasi.
Dari berbagai hambatan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa proses komunikasi itu tidak
mudah dan memerlukan jalan yang sangat panjang untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam
organisasi dan dalam aktivitas lainnya.Tetapi hambatan tersebut bukanlah menjadi satu-satunya
penghambat dalam organisasi.

Untuk memecahkan masalah hambatan tersebut diatas berikut ini diurakian cara mengatasi
hambatan komunikasi :

• Memerikan umpan balik atau feed back yaitu memberikan kesempatan pada seseorang untuk
menyampaikan informasi dan gagasannya sehingga tercipta komunikasi 2 (dua) arah
• Mengenai si penerima berita yaitu mengenali latar belakang , pendidikan serta kondisi penerima
pesan agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan mudah dimengerti oleh si
penerima pesan.
• Susunlah secara terperinci apa, dan kapan informasi tersebut harus disampaikan dan kepada
siapa informasi tersebut akan disampaikan.
10
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu
perilaku yang dilakukan di dalam organisasi untuk pertukaran informasi seperti pengiriman dan
penerimaan pesan di antara orang-orang yang berada di dalam organisasi. Terdapat beberapa
aspek-aspek dari Pace dan Faules (2002:553) mengatakan komunikasi organisasi meliputi aspek-
aspek, yaitu: Pertama, Peristiwa komunikasi, berkaitan dengan seberapa jauh informasi
diciptakan, ditampilkan, dan disebarkan ke seluruh bagian dalam organisasi. Dalam konteks
komunikasi organisasi mengolah dan memproses informasi tersebut menurut Pace dan Faules
(2002:553) ada lima faktor penting yang harus diperhatikan agar organisasi berjalan efektif. Ke
lima faktor tersebut, yaitu (1) kualitas media informasi, (2) aksesibilitas informasi, (3) penyebaran
informasi, (4) beban informasi, dan (5) ketepatan informasi. Komunikasi organisasi mempunyai
faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah saluran komunikasi formal, struktur wewenang,
spesialisasi pekerjaan, kepemilikan informasi. Pendekatan konsep adalah suatu pendekatan
pengajaran yang secra langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa
untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh. Pembelajaran konseptual memiliki dua
pendekatan yaitu pendekatan langsung (deduktif) dan pendekatan pencapaian konsep (induktif).
Apabila komunikasi dijalankan dengan benar maka tidak terjadi kesalahan penyampaian dan
penerimaan informasi yang ada. Hal ini menjadi salah satu tombak suatu organisasi. Pemimpin
yang baik diharuskan mempelajari tentang bagaimana cara penyampaian informasi yang baik dan
efektif. Karena ada kalanya suatu informasi salah di artikan karena penyampaiannya yang kurang
baik dan kurang efektif.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://syukronsmanela.blogspot.co.id/2014/09/pengertian-komunikasi-organisasi-dan.html
http://amarsuteja.blogspot.co.id/2012/12/komunikasi-organisasi.html
https://3rest.wordpress.com/2012/01/02/hambatan-dan-klasifikasi-komunikasi-dalam-organisasi/
Hubungan antar Manusia dalam Organisasi, Komunikasi, Konflik dan Negosiasi
http://wwwpojokfisikauniflor.blogspot.com/2011/08/pendekatan-konseptual.htmlRimaru,
https://ilmumanajemenindustri.com/jenis-jenis-komunikasi-verbal-non-verbal-tertulis

12

Anda mungkin juga menyukai