Makalah Keperawatan
Makalah Keperawatan
Disusun oleh:
Alpayana cecylia jisarah (18.0603.0004)
Maeliana Habibie (18.0603.0018)
Imam Satria (18.0603.0048)
Abdul Kahfi Badawi (15.0603.0052)
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
BAB II................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 5
PENUTUP ........................................................................................................................ 11
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah mencurahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah
Berkat rahmat dan karunianya, serta di dorong kemauan yang keras disertai
kemampuan yang ada, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
membahas tentang ”KOMUNIKASI DALAM PROSES KEPERAWATAN”
dalam mata kuliah .
Makalah berisi tentang “proses keperawatan” ini di harapkan bisa melahirkan
tenaga kesehatan dengan suatu kesadaran untuk berprilaku yang sesuai dengan
aturan dan bekerja secara profesional, serta akan mendapatkan kebahagiaan dunia
dan akhirat.
penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena
keterbatasan ilmu dan pengetahuan penulis, maka kritik dan saran yang
membangun, sangat kami harapkan demi kebaikan dimasa mendatang dan semoga
bermanfaat bagi pembaca yang budiman dan khususnya pembaca.
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Hal yang dapat menjadi hambatan klien untuk mengirim atau memberikan
informasi, menerima, dan memahami pesan yang diterima klien. Hambatan klien
dalam berkomunikasi yang harus diperhatikan oleh perawat antara lain:
1. Defisit bahasa
2. Defisit sensorik
4. Defisit struktural
6
Adanya gangguan pada struktur tubuh terutana pada struktur yang
berhubungan langsung dengan tenpat keluernya suara, misalnya mulut dan hidung
akan dapat mempengaruhi terjadinya komunikasi.
5. Kelumpuhan
Kelemahan yang terjadi pada klien terutama pada ekstremitas atas akan
menghambat kemampuan komunikasi klien baik melalui lisan maupun tulisan.
Perawat perlu memperhatikan apakah ada kemampuan nonverbal klien yang bisa
ditunjukkan alam rangka memberikan informasi kepada perawat.
7
komunikasi antar petugas kesehatan sehingga perencanaan yang di susun perawat
dinas pagi dapat di evaluasi atau di lanjutkan oleh perawat dinas sore dan
seterusnya model komunikasi ini memungkinkan pelayanan keperawatan dapat
dilaksanakan secara berkesinambungan, terukur dan efektif.
a. Menunjukkan muka yang jujur dengan klien. Hal ini penting agar tercipta
suasana saling percaya saat berkomunikasi.
b. Mempertahankan kontak mata dengan baik. Kesungguhan dan perhatian
perawat dapat dilihat dari kontak mata saat berkomunikasi dengan klien.
c. Fokus kepada klien. Agar komunikasi dapat terarah dan mencapai tujuan
yang diinginkan dalam melaksanakan tindakan keperawatan.
d. Mempertahankan postur yang terbuka. Sikap terbuka dari perawat dapat
menumbuhkan keberanian dan kepercayaan klien dalam mengikuti
tindakan keperawatan yang dilaksanakan.
8
e. Aktif mendengarkan eksplorasi perasaan klien sebagai bentuk perhatian,
menghargai dan menghormati klien.crouch (2002) mengingatkan bahwa
manusia mempunyai dua telinga dan satu mulut. Dalam berkomunikasi dia
menyarankan agar tindakan komunikasi dilaksanakan dengan
perbandingan 2:1, lebih banyak mendengar daripada bicara. Sikap ini akan
mengingatkan kepercayaan klien kepada perawat.
f. Relatif rilek saat bersama klien. Sikap terlalu tegang atau terlalu santai
juga tidak membawa pengaruh yang baik dalam hubungan perawat - klien.
Pada tahap ini petugas kesehatan (perawat, bidan dll) juga harus
meningkatkan kemampuan non verbalnya dengan “SOLER” yang merupakan
kependekatan dari :
9
2.6 Evaluasi
Komunikasi antara perawat dan klien pada tahap ini adalah untuk
mengevaluasi apakah tindakan yang telah dilakukan perawat atau tenaga
kesehatan lain membawa pengaruh atau hasil yang positif bagi klien, sebagaimana
kriteria hasil yang telah ditentukan pada tahap sebelumnya. Evaluasi yang
dilaksanakan meliputi aspek kognitif, sikap dan ketrampilan yang dapat
diungkapkan klien secara verbal maupun nonverbal. Pada tahap ini juga memberi
kesempatan bagi perawat untuk melihat kembali tentang efektifitas rencana
tindakan yang telah dilakukan.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan kemampuan komunikasi yang baik dari perawat
dalam proses keperawatan merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam
melaksanakan proses keperawatan yang meliputi : tahap pengkajian, perumusan
diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
3.2 Saran
Bagian akhir dari makalah ini, kami sarankan bahwa aturan komunikasi
dalam proses keperawatan yang telah ditetapkan dapat dijalankan sesuai
prosedurnya dan mahasiswa/i diharapkan dapat mempersiapkan diri dalam
mengumpulkan, memadukan, menyamakan, menyalurkan informasi dalam
pelayanan kesehatan dan meningkatkan kinerja dalam mewujudkan komunikasi
yang adekuat sehingga mampu menjadi mahasiswa/i professional dalam
berkomunikasi secara verbal maupun non verbal serta diharapkan memiliki
pemahaman yang mendalam tentang tahap-tahap proses keperawatan dalam
komunikasi proses keperawatan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Baradero, Mary. 2006. Buku Saku Konseling Dalam Keperewatan. Jakarta : EGC
Mundakir. 2006. Komunikasi Keperawatan Aplikasi Dalam Pelayanan.
Yogyakarta : Graha Ilmu
Stephen W. Hulejohn, Karen A. Foss. 2009. Teori Komunikasi.
12