Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM PENGANTAR SURVEYING DAN PEMETAAN

MODUL II

PERIODE I (2018/2019)

KELOMPOK V

NAMA : AHMAD ZULFADLI

NIM : 104117058

KELAS : CV 2

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PERENCANAAN INFRASTRUKTUR


1
UNIVERSITAS PERTAMINA

2019
MENENTUKAN TINGGI SEBUAH OBJEK DENGAN MENGUKUR SUDUT
VERTIKAL

𝐴ℎ𝑚𝑎𝑑 𝑍𝑢𝑙𝑓𝑎𝑑𝑙𝑖 5∗ , 𝑀 𝐴𝑑𝑙𝑦 𝑁𝑢𝑔𝑟𝑎ℎ𝑎5 , 𝐽𝑒𝑓𝑓𝑟𝑦 𝐴𝑟𝑛𝑜𝑙𝑑 𝑃𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑏𝑒𝑎𝑛5 ,

𝑀𝑢ℎ𝑎𝑚𝑚𝑎𝑑 𝐻𝑎𝑓𝑖𝑑 𝑃𝑟𝑎𝑑𝑎𝑛𝑎5 , 𝐽𝑜𝑛𝑎𝑟𝑑𝑦𝑎𝑛 𝑡ℎ𝑦𝑟𝑑𝑡𝑎 𝑎𝑙𝑚𝑒𝑟𝑜 5

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Perencanaan Infrastruktur, Universitas Pertamina

*
Coresponding author : ahmad.zulfadli.026@gmail.com

Abstrak :

Jumat, 22 Maret 2019 di Lapangan Sepak Bola Universitas Pertamina telah dilakukan
praktikum modul menentukan tinggi sebuah objek dengan mengukur sudut vertikal. Ilmu Ukur
Tanah Ilmu ukur tanah adalah ilmu yang berhubungan dengan bentuk muka bumi (topografi)
artinya ilmu yang bertujuan menggambarkan bentuk topografi muka bumi dalam suatu peta
dengan segala sesuatu yang ada pada permukaan bumi. Tujuan dari praktikum modul 2 ini
yaitu untuk menentukan tinggi sebuah objek dengan mengukur sudut vertikal dan jarak
horizontal antara objek dengan alat, selain itu juga dapat mengetahui prinsip penggunaan
theodolite. Pada pengukuran yang dilakukan di lapangan di peroleh tinggi suatu objek berupa
Gedung laboratorium Universitas Pertamina.

Kata kunci : Ilmu ukur tanah, Theodolite, Topografi, Pengukuran.

Abstract :

Friday, March 22, 2019 at the Pertamina University Football Field has conducted a practicum
determination of tourist objects by measuring vertical angles. Soil Measurement The science
of measuring land is a science that is related to the shape of the earth (topography), meaning
the science that discusses the topographic shape of the earth in the form of a map with
everything on the surface of the earth. The purpose of module 2 practicum is to determine the
right object by measuring the angle and horizontal distance between objects and tools, besides
that it can also be found the principle of using theodolite. On measurements taken in the field,
a high object is obtained in the form of Pertamina University laboratory building.
2
Keywords : Soil measurement, Theodolite, Topography, Measurement.
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Arti dan tujuan Ilmu Ukur Tanah Ilmu ukur tanah adalah ilmu yang berhubungan dengan
bentuk muka bumi (topografi) artinya ilmu yang bertujuan menggambarkan bentuk topografi
muka bumi dalam suatu peta dengan segala sesuatu yang ada pada permukaan bumi seperti
kota, jalan, sungai, bangunan, dll. Dengan skala lingkaran tertentu sehingga dengan
mempelajari peta kita dapat mengetahui jarak, arah, dan posisi tempat yang kita inginkan.

Mempelajari ilmu ukur tanah :


a. Membuat peta
b. Menentukan elevasi dan arah
c. Mengontrol elevasi dan arah Tujuan
d. Dan lain-lain.
Dalam kegiatan kuliah pengantar surveying dan pemetaan, analisis ilmu ukur tanah diperlukan
untuk memetakan suatu wilayah eksplorasi. Pada ilmu ini akan difokuskan pada sudut dan
jarak. Theodolite dan waterpass adalah alat yang digunakan untuk menganalisis bentuk
topografi suatu wilayah.

B. RUMUSAN MASALAH
Berikut dibawah ini beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Apakah faktor yang mempengaruhi error pada pengukuran di lapangan?
2. Bagaiamana cara menghitung besar sudut vertikal pada suatu objek dengan menggunakan
Theodolite?
3. Bagaimana cara menghitung tinggi sebuah objek menggunakan Theodolite?

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari praktikum modul 2 ini yaitu untuk menentukan tinggi sebuah objek dengan
mengukur sudut vertikal dan jarak horizontal antara objek dengan alat, selain itu juga dapat
mengetahui prinsip penggunaan theodolith.

3
D. TEORI DASAR
Ilmu ukur tanah merupakan ilmu terapan yang mempelajari dan menganalisis bentuk topografi
permukaan bumi beserta objek-objek di atasnya untuk keperluan pekerjaan-pekerjaan
konstruksi. Pekerjaan survey dan pemetaan merupakan pekerjaan yang membutuhkan
ketelitian yang cukup tinggi sehingga dibutuhkan peralatan yang menunjang keberhasilan
pekerjaan tersebut. Oleh karena itu pekerjaan utama dalam ukur tanah adalah mengukur jarak
dan sudut dan berdasarkan ini pula, maka alat-alat ukur tanah adalah alat-alat yang
dipersiapkan untuk mengukur jarak dan atau sudut. Alat-alat yang digunakan ada yang
tergolong sederhana dan ada yang tergolong modern. Sederhana atau modernnya alat ini dapat
dilihat dari sederhana cara menggunakannya dan sederhana komponen alatnya.
Rumus-rumus trigonometri tentang perhitungan sudut merupakan landasan utama
diaplikasi di bidang surveying, seperti penjelasan pada gambar berikut ini

Dari gambar dibawah ini, dapat diturunkan rumus Sinus dan Cosinus.

Penggunaan Rumus sinus pada segitiga:

4
Untuk menghitung jarak sendiri dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

Jarak = ( Batas Atas – Batas Bawah ) x 100

Perhatikan gambar dibawah ini,

ha
θa
θb
hb

Dari gambar di atas kita dapat menghitung besar θa, θb, ha, hb, dan tinggi Objek dengan rumus
berikut ini.

θa = 90 – Sudut Atas

θb = Sudut Bawah – 90

ℎ𝑎
tan θa =
𝑠

ha = Jarak tan θa

hb = Jarak tan θb

Tinggi Objek = ha + hb

5
METODE PENELITIAN

1. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan pada saat praktikum, antara lain: Pesawat Theodholit, Baterai, Meteran,
Pasak, Levelling Staff, dan Alat tulis-menulis

2. CARA KERJA
Langkah-langkah yang dikerjakan pada setiap percobaan praktikum modul 2 adalah sebagai
berikut.
Pertama-tama, alat diatur di titik 0 dan dipastikan alat sudah berada pada bidang datar. Setelah
itu, dilakukan pengukuran terhadap titik objek yang akan diukur. Selanjutnya telescope
diarahkan terhadap objek yang diukur, selanjutnya pengunci vertical screw dilepaskan dan
telescop diarahkan ke puncak objek dan selanjutnya bacaan sudut vertikal dicatat. Selanjutnya,
diukur jarak horizontal antara objek dan alat, kemudian jarak vertikal antara dasar objek dengan
bidang horizontal (h1) dihitung, dan jarak vertikal antara bidang horizontal dengan puncak (h2)
dihitung.

6
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
a) Hasil pengamatan praktikum modul 2 adalah sebagai berikut.
Keterangan Titik 1 Titik 2
Jarak Objek (meteran) 22,08 m 18,16 m
Batas Atas 202,8 cm 201,3 cm
Batas Bawah 180,7 cm 183,1 cm
Sudut Vertikal Atas 65016’10’’ 60o54’05”
Sudut Vertikal Bawah 94o56’10” 95o58’10”

b) Perhitungan
Menghitung jarak di titik 1 dan titik 2
Untuk titik 1 adalah sebagai berikut.
Jarak = ( Batas Atas – Batas Bawah ) x 100
= ( 202,8 cm - 180,7 cm ) x 100
= 2210 cm
= 22,1 m
Untuk titik 2 adalah sebagai berikut.
Jarak = ( Batas Atas – Batas Bawah ) x 100
= ( 201,3 cm - 183,1 cm ) x 100
= 1820 cm
= 18,2 m
Menghitung besar sudut (θa dan θb di Titik 1 dan Titik 2)
Untuk titik 1 adalah sebagai berikut.

Sudut Vertikal Atas = 65016’10” = 65,269444440

Sudut Vertikal Bawah = 94056’10” = 94,936111110

Untuk titik 2 adalah sebagai berikut.

Sudut Vertikal Atas = 60054’05” = 60,901388890


7
Sudut Vertikal Bawah = 95o58’10” = 95,969444440
Maka:

𝜃𝑏1 = 94,936111110 - 900 = 4,936111110

𝜃𝑏2 = 95,969444440 - 900 = 5,969444440

𝜃𝑎1 = 900 - 65,269444440 = 24,730555560

𝜃𝑎2 = 900 - 60,901388890 = 29,098611110

Menghitung 𝒉𝒂 dan 𝒉𝒃 di titik 1 dan titik 2


Untuk titik 1 adalah sebagai berikut.
𝒉𝒂 = Jarak tan𝜃𝑎 = 22,1 tan 24,730555560 = 10,17914694 m
𝒉𝒃 = Jarak tan𝜃𝑏 = 22,1 tan 4,936111110 = 1,908670171 m
Untuk titik 2 adalah sebagai berikut.
𝒉𝒂 = Jarak tan𝜃𝑎 = 18,2 tan 29,098611110 = 10,1294122 m
𝒉𝒃 = Jarak tan𝜃𝑏 = 18,2 tan 5,969444440 = 1,903084439 m

Menghitung tinggi objek di titik 1 dan titik 2


Untuk titik 1 adalah sebagai berikut.
Tinggi Objek = 𝒉𝒂 + 𝒉𝒃 = 10,17914694 + 1,908670171
= 12,08781711 m

Untuk titik 2 adalah sebagai berikut.


Tinggi Objek = 𝒉𝒂 + 𝒉𝒃 = 10,1294122 + 1,903084439
= 12,03249664 m

8
c) Gambar Sketsa

9
B. PEMBAHASAN

a. Analisis Observasi
Pada praktikum modul 2 ini kondisi lapangan saat melakukan percobaan pada hari
Jumat, tanggal 22 Maret 2019, pukul 15:30 – 16:30 WIB cuacanya cukup cerah
walaupun di pertengahan waktu percobaan cuaca sedikit mendung, Ditambah dengan
kondisi lapangan yang kurang rata dan terdapat tanaman rumput yang cukup banyak.

b. Analisis Hasil
Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi
tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang hanya
memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudut yang dapat di baca bisa sampai
pada satuan sekon (detik). Pada pengukuran yang dilakukan di lapangan di peroleh
jarak di titik 1 sebesar 22,1 m dan pada titik 2 sebesar 18,2 m. Selain itu, diperoleh
tinggi objek yang diukur sebesar 12,08781711 m pada titik 1 dan 12,03249664 m pada
titik 2. Adapun salah satu tujuan dari praktikum modul 2 ini adalah untuk menentukan
tinggi sebuah objek dengan mengukur sudut vertikal dan jarak horizontal antara objek
dengan alat. Perbedaan yang terdapat pada perhitungan kemungkinan dikarenakan
kesalahan dalam menggunakan meteran ataupun fokus dalam menggunakan
Theodolite.

c. Analisis Error
Didapatkan error dari perbandingan data hasil praktikum Adapun jenis error yang
diperoleh selama praktikum modul 2 ini adalah gross error (kesalahan dalam
penggunaan alat pada saat proses pengukuran dilakukan) sehingga sebesar pada titik 1
12,08781711 m dan 12,03249664 m pada titik 2. Maka kita mendapat error sebesar
0,05532047 m yang diakibatkan kurangnya ketelitian pada saat pengukuran.

1
0
SIMPULAN

Dari pembahasan praktikum modul 2 ini dapat disimpulkan bahwa Theodolite merupakan
salah satu alat dari survey yang dapat menunjang kemudahan dalam pekerjaan serta
mempercepat pekerjaan yang ada. Pembangunan sebuah konstruksi baik dari segi
perencanaan, pelaksanaan dan peningkatan biasanya tidak terlepas dari peta situasi. Peta
situasi tersebut menunjukan posisi secara mendatar dan vertikal. Maka dari itu kita dapat
mengetahuinya dengan menggunakan alat Theodolite. Theodolite merupakan peralatan
yang bekerja berdasarkan sistem optik yang mampu mengukur sudut secara vertikal dan
horizontal. Pada pengukuran yang dilakukan di lapangan di peroleh jarak di titik 1 sebesar
22,1 m dan pada titik 2 sebesar 18,2 m. Selain itu juga diperoleh tinggi objek yang diukur
sebesar 12,08781711 m pada titik 1 dan 12,03249664 m pada titik 2. Dan nilai error yang
diperoleh dari perhitungan jarak adalah sebesar 0,05532047 m

APLIKASI PADA DUNIA KERJA

Aplikasi modul 2 dalam dunia kerja, antara lain:

1. Penentuan posisi objek/titik pada sebuah ruang dan waktu serta posisi dan pemantauan
bentuk fisik, struktur dan pekerjaan yang berada di atas atau di bawah permukaan bumi.
2. Perencanaan, pengukuran dan pengelolaan pada pekerjaan konstruksi, termasuk rencana
anggaran biaya
3. Penentuan dari posisi batas-batas tanah masyarakat atau pribadi, termasuk batas-batas
nasional dan internasional, dan pendaftaran lahan tersebut dengan pihak yang berwenang

1
1
DAFTAR PUSTAKA

Anggoro Sigit, Agus. 2007. Ilmu Ukur Tanah. Surakarta : Fakultas Geografi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Nur,Hidayat Isnianto.2013.Rancangan Bangunan Alat Ukur Unting Unting.Yogyakarta. versi


online(e-ISSN).

1
2
LAMPIRAN

1
3

Anda mungkin juga menyukai