Anda di halaman 1dari 17

RESEARCH DESIGNS: TRUE-

EXPERIMENTAL AND QUASI-


EXPERIMENTAL
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Penelitian eksperimen (experiment research) adalah kegiatan


percobaan (experiment), yang bertujuan untuk mengetahui suatu
gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya
perlakuan tertentu. Percobaan ini berupa perlakuan atau intervensi
terhadap suatu variable. Dari perlakuan tersebut diharapkan terjadi
perubahan atau pengaruh terhadap variable yang lain.

Penelitian eksperimen merupakan satu-satunya tipe penelitian yang


lebih akurat/teliti dibandingakan dengan tipe penelitian yang lain,
dalam menentukan relasi hubungan sebab akibat.[1] Hal itu
dimungkinakan karena peneliti dapat melakukan pengawasan
(control) secara penuh terhadap variable baik sebelum penelitian
maupun selama penelitian.

Menurut fraenkel dan wallen penelitian eksperimen adalah satu-


satunya tipe penelitian yang member kesempatan kepada peneliti
untuk secara langsung dapat mempengaruhi variable penelitian,
dan satu-satunya juga yang dapat menguji hipotesis tentang
hubungan sebab akibat.[2] Ini berarti bahwa suatu perlakuan
(treatment) dapat menjadi factor penyebab terjadinya suatu
perubahan individual.

Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan


untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang
dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain penelitian
eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab
akibat.[3] Pendekatan dalam penelitian eksperimen menggunakan
pendekatan positivisme-kuantitatif. Positivisme merupakan data
dalam penelitian ini menggunakan data kuantitatif untuk menguji
hipotesis hubungan antara variabel yang nantinya diteliti.

Penelitian eksperimental merupakan penelitian yang memanipulasi


atau mengontrol situasi alamiah dengan cara membuat kondisi
buatan (artificial condition). Pembuatan kondisi ini dilakukan oleh si
peneliti. Dengan demikian, penelitian eksperimen adalah penelitian
yang dilakukan dengan mengadakan menipulasi terhadap objek
penelitian, serta adanya kontrol yang disengaja terhadap objek
penelitian tersebut. Model penelitian seperti ini termasuk jenis
penelitian kuantitatif.[4]

Kesimpulan dari hasil penelitian ini disajikan dari hasil analisis data
dengan rumus matematis. Tujuan utama penelitian eksperimen
adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab
akibat dengan cara mengadakan intervensi atau mengenakan
perlakuan (treatment) kepada satu atau lebih kelompok
eksperimen, kemudian hasil (akibat) dari intervensi tersebutdi
bandingkan dengan kelompok yang tidak dikenakan perlakuan
/kelompok control (non experiment).

Model penelitian eksperimen ini lebih cocok dilakukan dalam bidang


pendidikan.[5] Hal ini dikarenakan dua alasan sebagai
berikut: pertama, metode pengajaran yang lebih tepat
disetting secara alami dan dikomparasikan di dalam keadaan yang
tidak bias; kedua, penelitian dasar dengan tujuan menurunkan
prinsip umum teoritis kedalam ilmu terapan yang sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi oleh sekolah.

Misalnya penelitian eksperimental yang dilakukan terhadap dua


kelompok belajar siswa. Pada Pada kelompok pertama belajar
menggunakan e-learning dan pada kelompok kedua tidak
menggunakan e-learning. Bagaimana hasilnya apakah ada
pengaruh peningkatan hasil belajar mahasiswa yang menggunakan
e-learning dengan yang tidak menggunakan e-learning. Bila dengan
adanya e-learning hasilnya lebih baik, maka benar adanya bahwa
e-learning efektif meningkatkan proses pembelajaran.
Eksperimen merupakan salah satu prosedur dimana terdapat satu
atau lebih faktor yang bisa dimanipulasi dengan syarat semua
faktor tesebut konstan. Pembanding atau kontrol diantara contoh
diatas disebut dengan experimental design. Dimana ada penyebab
yang berkorelasi dengan dampak. Penyebab muncul sebelum
dampak atau bisa juga disebabkan oleh adanya kemungkin faktor-
faktor lain yang berpengaruh. Dalam desain eksperimental juga
terdapat hubungan sebab akibat. Hubungan sebab akibat ini terjadi
jika dampaknya merupakan efek dari korelasi, dampaknya
menimbulkan efek dan juga kita bisa mencari penjelasan dari
hubungan sebab akibat. Misalnya untuk melihat hubungan sebab
akibat antara sistem pembelajaran yang menggunakan e-
learningdengan yang tidak menggunakan e-learning.

Dari pemaparan diatas maka desain ekseperimen menunjukan


kepada kerangka konseptual, bagaimana eksperimen itu
dilaksanakan. Ada dua fungsi desain ekserimen: 1) memberikan
kesempatan untuk membandingkn kondisi yang dituntut oleh
hiotesis penelitian, 2) memungkinkan peneliti membuat interpretasi
dari hasil studi memlalui analisis data secara statistic.[6] Oleh
karena itu peneliti harus dapat memilih desain penelitian yang
sesuai berdasarkan kriteria tertentu. Dalam makalah ini akan
dibahas metode penelitian desain ekperimen yang sering
digunakan dalam riset pendidikan yakni: True Experimen dan Quasi
Experimen. Pemilihan salah satu dari kedua metode ini dapat
disesuaikan dengan kondisi yang memungkinkan untuk digunakan.

1. Rumusan Masalah

Agar pembahasan makalah ini tersusun secara sistematis maka


perlu ada rumusan masalah yang akan dikembangkan dalam
makalah ini sesuai dengan topik pembahasan. Adapun rumusan
masalah diantaranya sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan model penelitian quasi


experimental?
2. Apa yang dimaksud dengan model penelitian true experimental?
3. Tujuan

Agar mahasiswa mampu :


1. Mengetahui pengertian dan proses dari quasi experimental.
2. Mengetahui pengertian dan proses dari true experimental.
3. Mengetahui tujuan, keungulan dan kelemahan dari kedua model
tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Research designs: True Experimental and Quasi


Experimental

Desain penelitian pada hakekatnya suatu rancangan yang dapat


menuntun peneliti untuk memperoleh jawaban terhadap petanyaan
pertanyaan peneliti secara objektif serta akurat. Desain penelitian
harus disusun dan dilaksanakan dengan penuh perhitungan, mulai
dari identifikasi masalah, rumusan hipotesis, operasionalisasi
hipotesis, cara pengumpulan data, hingga analisis data, agar dapat
memperhatikan bukti empiris yang kuat relevansinya dengan
pertanyaan penelitian. Desain yang direncanakan dengan baik
sangat membantu peneliti untuk mengandalkan observasi dan
intervensi, serta untuk melakukan inferensi atau generalisasi hasil
penelitian.

Adapun desain penelitian yang memiliki derajat kepastian yang


dianggap paling tinggi adalah penelitian eksperimen. Pada model
penelitian ini kondisi diatur sedemikian rupa oleh peneliti, perlakuan
terhadap objek dilakukan, akibat suatu perlakuan diukur secara
cermat, factor luar yang mungkin berpengaruh dikendalikan,
dengan harapan derajat kepastian jawaban semakin tinggi.[7]

Desain penelitian eksperimen mengungkap hubungan anatar dua


variabel atau lebih atau mencari pengaruh suatu variabel terhadap
variabel lainya. Peneliti dengan sengaja dan secara sistematik
mengadakan perlakuan variabel (manipulasi) dalam peristiwa
alamiah, kemudian mengamati konsekuensi perlakukan tersebut.
Hipotesis menyatakan harapan atau praduga yang nantinya
merupakan penemuan yang akan dihasilkan dari perubahan yang
dibuat peneliti. Melalui metode penelitian seperti inilah peneliti
dapat memperoleh data yang meyakinkan mengenai efek dari
suatu variabel ke variabel yang lain.[8]

Dengan demikian desain penelitian eksperimen setidaknya


mengandung tiga ciri pokok yakni: satu, adanya variable bebas
yang dimanipulasikan. kedua, adanya pengendalian/pengontrol
semua variabel lain kecuali varibel bebas. ketiga, adanya
pengamatan/pengukuran terhadap varibel terikat sebagai efek
variabel bebas.

Pada mulanya, penggunaan desain penelitian eksperimen hanya


untuk riset dalam sains alamiah dan teknologi. Dewasa ini metode
ini telah populer pula digunakan dalam riset pendidikan. Ekperimen
dalam riset pendidikan ini dapat menerapkan salah satu dari dua
metode berikut, yaitu: 1) The True Experiment dan 2) The Quasi
Experiment. Pemilihan salah satu dari dua metode ini sesuai
dengan kondisi yang memungkinkan untuk digunakan.[9] Berikut ini
merupakan pembahasan dari kedua metode tersebut.

1. The true Experimental Design

Dikatakan true experimental (eksperimen yang sebenarnya/betul-


betul) karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua
variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan
demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan
penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental
adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun
sebagai kelompok kontrol diambil secara random (acak) dari
populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan
sampel yang dipilih secara random.[10] Desain true experimental
yang sering digukanan adalah:

1. The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design.

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing


dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X)
dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut
kelompok eksperimen (E) dan kelompok yang tidak diberi perlakuan
disebut kelompok control (K).

Dua kelompok yang dipilih secara acak/random tersebut, kemudian


diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.[11] Secara
grafis rancangan experiment ini sebagai berikut:

E O1——————- X ————————-O2

Perlakuan

K O3 —————— _ ———————–O4
Pretest tidak ada perlakuan X posttest

Keterangan:

E = Kelompok eksperimen

K = kelompok control

R = Randomisasi

X = Perlakuan

_ = melakukan kegiatan seperti biasa/konvensional

Contoh:

Efek Latihan terstruktur terhadap prestasi belajar siswa

Langkah-langkah eksperimen:

Kelompok eksperimen Kelompok control

1. Pilih subjek secara random 1. Pilih subjek secara random

2. Pilih lingkungan eksperimen 2. Pilih lingkiungan eksperimen

3. Lakukan pretest 3. Lakukan pretest

4. _ (tidak ada perlakuan latihan


4. Kenakan pelakuan (dalam conoyh ini
terstruktur. Melakukan kegiatan seperti
latihan terstruktur)
biasanya)
5. Lakukan posttest 5. Lakukan posttest

6. Kenakan rumus yang sesuai 6. Kenakan rumus yang sesuai

Posttest – pretest = beda skor kelompok Posttest – pretest = beda skor kelompok
eksperimen control

Efek perlakuan = beda skor kelompok eksperimen dikurangi beda skor kelompok kontrol

Dengan adanya kelompok control dan pemilihan subjek secara


random, maka semua aspek yang mengancam validitas internal
dapat ditiadakan.

1. The Randomized Posstest-Only Control Design

Rancangan ini lebih sederhana dibandingkan the pretest-postest


control group, karena tidak dilakukan pretest. Pada langkah awal
peneliti memilih kelompok eksperimen dan kelompok control secara
random. Selanjutnya, kelompok eksperimen dikenakan perlakuan.
Pada kegiatan akhir sesudah perlakuan selesai diberikan pada
kelompok eksperimen; kedua kelompok diberikan posttest.

Rancangan the posttest only control group sebagai berikut:

E X ——————————O1

Perlakuan

K _ —————————–O2

tidak ada perlakuan X posttest


pada kelompok eksperimen yang diberikan adalah perlakuan dan
posttest, sedangkan untuk kelompok control hanya posttest. Akibat
perlakuan yaitu selisih O1 dan O2.[12]

1. The Solomon Four-Group Design.

Rancangan ini dikembangkan oleh Solomon dengan maksud untuk


mengisolasi dan mengestimasi efek interaksi yang berlangsung
selama eksperimen. Dalam desain ini, menggunakan 2 kelompok
control dan 2 kelompok eksperimen. Dengan menggunakan dua
kelompok control dan dua kelompok eksperimen, maka rancangan
ini mempunyai landasan yang cukup kuat dalam meminimalkan
validitas internal.[13] Dimana salah satu dari empat kelompok dipilih
secara random. Dua kelompok diberi pretest dan dua kelompok
tidak. Kemudian satu dari kelompok pretest dan satu dari kelompok
nonpretest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat
kelompok ini diberi posttest. Hal ini dilakukan untuk menentukan
efek pretest pada kelompok control.

Dengan cara demikian akan dapat diketahui efek yang


sesungguhnya dari perlakukan (X), yang tidak dipengaruhi oleh
efek pretest. Secara umum model rancangan ini sebagai berikut:

R O1 X O2

R O3 _ O4

R _ X O5

R _ _ O6
1. Quasi Experimental Design

Rancangan penelitian eksperimen semu dikembangkan untuk


mempermudah kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh true
experimental design, karena rancangan ini tidak menggunakan
randominasi pada awal penentuan kelompok, dan juga kelompok
sering dipengaruhi oleh variable lain dan bukan semata-mata oleh
perlakuan. Quasi Experimental Design digunakan karena pada
kenyataannya sulit medapatkan kelompok kontrol yang digunakan
untuk penelitian.

Beberapa desain quasi eksperimen yang sering digunakan


diantaranya sebagai berikut:

1. The Time Series experiment

Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak


dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok
diberi pretest sampai empat kali dengan maksud untuk mengetahui
kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi
perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya
berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak
menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan
kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka baru diberi
treatment/perlakuan. Desain penelitian ini hanya menggunakan
satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok
kontrol.[14]

Dalam keadaan tertentu dimana tidak ada kelompok control yang


digunakan maka the time series experiment dapat digunakan unutk
mengetahui hubungan sebab akibat. Dalam pelaksanaan
rancangan ini sebelum diberikan perlakuan pada subjek, terlebih
dahulu dilakukan beberapa kali observasi pada subjek, sehingga
dapat diketahui kecenderungan kelompok. Sesudah itu baru
diberikan perlakuan (X). setelah semua perlakuan selesai, baru
dilakukan tes (observasi) dengan menggunakan instrument yang
sama dengan yang dilakukan sebelum perlakuan. Selanjutnya,
unutk mengetahui kecenderungan subjek penelitian sesudah
perlakuan juga dilaksankan beberapa kali observasi.[15]Rancangan
penelitian sebagai berikut:
O1 O2 O3 O4 x O5 O6 O7 O8

Kemungkinan hasil penelitian dari desain ini ditunjukan pada


gambar berikut.

O1 O2 O3 O4 x O5 O6 O7 O8

Hasil penelitian yang paling baik adalah ditunjukan pada grafik


A.hasil pretest meneunjukan keadaaan kelompok stabil dan
konsisten (O1=O2=O3=O4) setelah diberi perlakukan keadaannya
meningkat secara konsisten (O5=O6=O7=O8). Grafik B
memperlihatkan ada pengaruh perlakuan terhadap kelompok yang
sedang dieksperimen, tetapi setelah itu kembali lagi pada posisi
semula. Grafik C memperlihatkan pengaruh luar lebih berperan dari
pada pengaruh perlakuan, sehingga grafiknya naik terus. Grafik D
menunjukan keadaan kelompok tidak menentu. Ini menunjukan
perubahannya bukan karena perlakuan.[16]

2. The Non-Equivalent Control Group Design


Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group
design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol tidak dipilih secara random.[17]Secara diagram
rancangan penelitian ini yakni:

E O1 —————————— X ————————– O2

K O3 —————————— _ ————————– O4

Dalam desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok


kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan
ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok yang ada diberi
pretest, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan
posttest. Dengan adanya pretest sebelum perlakuan, baik untuk
kelomok eksperimen maupun kelompok control, dapat digunakan
sebagai dasar dalam menentukan perubahan. Emberian posttest
pada akhir kegiatanakan dapat menunjukan seberapa jauh akibat
perlakuan (x).[18] Hal itu dilakkukan dengan cara mencari
perbedaan skor O2-O1 sedangkan pada kelompok control O4-O3.
Perbedaan O2 dan O4 akan memberikan gambaran lebih baik
akibat perlakuan X, setelah memperhitungkan selisih O3 dan
O1.[19]

BAB III

KESIMPULAN

1. Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan yang


mengacu pada rumusan masalah yang menekankan pada kedua
desain pemahaman penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Quasi eksperiment didefinisikan sebagai eskperimen yang


memiliki perlakuan, pengukuran dampak, unit eksperimen namun
tidak menggunakan penugasan acak untuk menciptakan
perbandingan dalam rangka menyimpulkan perubahan yang
disebabkan perlakuan (Cook & Campbell, 1979).
2. Metode eksperimen sungguhan (True-Experimental) adalah
menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan desain
di mana secara nyata ada kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol dan membandingkan hasil perlakuan dengan kontrol
secara ketat. Validitas internal dan eksternal cukup utuh. Menurut
Sumadi Suryabrata (1990:32-36) bertujuan untuk menyelidiki
kemungkinan hubungan sebab akibat dengan desain dimana
secara nyata ada kelompok perlakuan dan kelompok control dan
membandingkan hasil perlakuan dengan kontrol yang tidak
dikenai kondisi perlakuan.

1. Saran

Makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan yang


membahas tentang desain penelitian true-experimental dan quasi-
experimental sekalipun sudah menawarkan teori dan aplikasinya
dalam pengembangan penelitian kuantitatif sehinga saya berharap
masukan serta kritikan yang bersifat membangun demi
penyempurnaan pemahaman dalam mata kuliah penelitian
kuantitatif.
DAFTAR PUSTAKA

 Ali, Mohammad dan Asrori, Muhammad. 2014. Metodologi dan


Aplikasi riset Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara
 Barry Gribbons and Joan Herman. True and Quasi-Experimental
Designs. A peer-reviewed electronic journal.Volume 5, Number
14, November, 1997
 Campbell, Donald T and Stanley, Julisn C. Experimental and
Quasi Experimental Designs for Research, London. Houghton
Meflin Compsny Boston
 Danim, S. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka
Setia.
 Faisal, S. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan.Surabaya:
Usaha Nasional
 Fuchan, A. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
 2010. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Penerbit
Alfabeta
 Sukardi, 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara
 Suryana, Metodologi Penelitian: Model Praktis penelitian
kuantitatif dan kualitatif. Buku Ajar Perkuliahan, Universitas
Pendidikan Indonesia 2010
 Sudjana, Nana dan Ibrahim, 1989. Penelitian dan penilaian
Pendidikan. Bandung. Sinar Baru
 Yusuf, A. Muri. 2014. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan
Penelitian Gabungan. Jakarta. Prenadamedia group.

[1] Yusuf, A. Muri. 2014. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif


dan Penelitian Gabungan. Jakarta. Prenadamedia group. Hal.76

[2] Pernyataan tersebut dikutip oleh prof. Dr. A. Muri Yusuf, M.Pd
dalam bukunya metode penelitian…h.77

[3] Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka


Cipta, 2010), hlm.207

[4] Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang dilakukan


dengan menggunakan pendekatan deduktif induktif yang berangkat
dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman
peneliti berdasarkan pengalamannya yang kemudian
dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta
pemecahan-pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh
pembenaran dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan.
Lihat Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta:
Teras, 2009), hlm.81

[5] Menurut Sukardi penelitian eksperimen dalam bidang


pendidikan dibedakan menjadi dua yaitu penelitian di dalam
laboratorium dan di luar laboratorium. Sehubungan dengan subjek
dalam pendidikan adalah siswa, penelitian yang paling banyak
dilakukan adalah di luar laboratorium. Hal ini dikarenakan terdapat
beberapa keunggulan yang dimiliki oleh penelitian di luar
laboratorium, diantaranya: (a) variabel eksperimen dapat lebih kuat;
(b) lebih mudah dalam memberikan perlakuan; (c) dapat
melakukan setting yang mendekati keadaan sebenarnya; dan (d)
hasil eksperimen lebih aktual. Selanjutnya lihat Sukardi, 2011.
Metodologi Penelitian Pendidikan: kompensi dan prakteknya.
Jakarta : Bumi Aksara. H. 180

[6] Nana …..h.31


[7] Nana Sudjana dan Ibrahim. 1989. penelitian dan penilaian
pendidikan.bandung. sinar baru . h. 18

[8] Ibid. h. 19

[9] Muhammad Ali dan Muhammad Asrori. 2014. Metodologi dan


Aplikasi Riset Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara.h.73

[10] Sugiyono. 2010. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan


R&D, Penerbit Alfabeta.h.75

[11] Sugiono….h.76

[12] Yusuf, A. Muri. 2014. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif


dan Penelitian Gabungan. Jakarta. Prenadamedia group. h.191

[13] Ibid. Yusuf, A. Muri…..hal.193

[14] Op.cit.Sugiono …..h.78

[15] Op.cit. Yusuf, A. Muri…183

[16] Op.cit..Sugiyono ….h.79

[17] ibid……h.79

[18] Op.cit. Yusu, A. Muri….h.185

[19] Ibid….h.186

Anda mungkin juga menyukai