Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)

Volume: 5 Nomor: 1 Tahun: 2015

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN SIKAP WAJIB PAJAK


TERHADAP KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK ORANG
PRIBADI DI KPP PRATAMA SINGARAJA

I Gusti Ngurah Putra Mahardika

Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: Gunkp7@gmail.com

Abstrak

Pajak mempunyai peran yang sangat penting dalam penerimaan negara untuk membiayai berbagai
bentuk pengeluaran dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mengingat begitu
pentingnya peranan pajak, maka pemerintah Direktorat Jenderal Pajak mengubah sistem pembayaran
pajak menjadi self-assesment system. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh kualitas
pelayanan KPP Pratama Singaraja dan sikap wajib pajak orang pribadi terhadap kepatuhan pelaporan
wajib pajak orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Singaraja. Dalam penelitian ini jumlah
sampel adalah sebanyak 100 anggota sampel dan untuk mengumpulkan data digunakan kuesioner.
Data diolah menggunakan model analisis regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS Dari
hasil penelitian diketahui bahwa kualitas pelayanan dan Sikap wajib pajak secara simultan maupun
parsial berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi. Berdasarkan
simpulan tersebut, maka dapat disarankan agar KPP Pratama Singaraja dapat meningkatkan kualitas
pelayanan yang sudah baik dan juga disarankan dilakukan upaya-upaya yang dapat meningkatkan
kesadaran wajib pajak.

Kata kunci: kualitas pelayanan, kepatuhan wajib pajak dan sikap wajib pajak.

Abstract

Tax has a very important role in state revenue to finance various forms of expenditure with the aim of
improving people's welfare. Given the importance of the role of taxes, government tax authorities to
change the payment system becomes self-assessment tax system. This study aimed to determine the
effect of service quality the KPP Pratama Singaraja and individual taxpayer attitudes towards compliance
reporting individual taxpayer in the Tax Office Pratama Singaraja. In this study, the sample size is as
much as 100 members of the sample and used a questionnaire to collect data. The data is processed
using multiple linear regression models with SPSS survey results revealed that service quality and
attitude of the taxpayer simultaneously or partially significant effect on the reporting compliance of
individual taxpayers. Based on this conclusion, it can be suggested that the KPP Pratama Singaraja can
improve the quality of service that has performed well and is also recommended efforts to increase
awareness of the taxpayer.

Keywords: quality of service, compliance taxpayer and the attitude of the taxpayer

Page 1
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 5 Nomor: 1 Tahun: 2015

PENDAHULUAN Kepatuhan pajak merupakan


Pajak merupakan sumber fenomena yang sangat kompleks yang
penerimaan dalam negeri yang terbesar dilihat dari banyak perspektif, dalam dunia
yang digunakan untuk membiayai perpajakan Indonesia belakangan ini
pengeluaran pemerintah dan membuat masyarakat dan wajib pajak
pembangunan. Hal ini tertuang dalam khawatir untuk membayar pajak. Kondisi
Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara tersebut dapat mempengaruhi kepatuhan
(APBN) dimana penerimaan utamanya wajib pajak, karena para wajib pajak tidak
berasal dari pajak. Semakin besarnya ingin pajak yang telah dibayarkan
pengeluaran pemerintah dalam rangka disalahgunakan oleh aparat pajak itu
pembiayaan negara menuntut peningkatan sendiri. Oleh karena itu, beberapa
penerimaan negara. Direktorat Jenderal masyarakat dan wajib pajak berusaha
(Ditjen) Pajak sebagai instansi menghindari pajak. Luigi Alberto Franzoni
pemerintahan di bawah Departemen (1999) menyebutkan kepatuhan atas pajak
Keuangan sebagai pengelola sistem (tax compliance) adalah melaporkan
perpajakan di Indonesia berusaha penghasilan sesuai dengan peraturan
meningkatkan penerimaan pajak dengan pajak, melaporkan Surat Pemberitahuan
mereformasi pelaksanaan sistem (SPT) dengan tepat waktu dan membayar
perpajakan yang lebih modern. pajaknya dengan tepat waktu.
Hampir semua negara di dunia Beberapa faktor yang menyebabkan
mengenakan pajak kepada warganya. Tiap rendahnya kepatuhan wajib pajak antara
negara membuat aturan dalam lain ketidakpuasan masyarakat terhadap
mengenakan dan memungut pajak yang pelayanan publik, pembangunan
berpedoman pada prinsip-prinsip atau infrastruktur yang tidak merata, dan
kaidah dalam perpajakan. Peranan pajak banyaknya kasus korupsi yang dilakukan
bagi tiap negara pada dasarnya berbeda pejabat tinggi. Dalam sesi tanya jawab
antara satu negara dengan negara lainnya. pada beberapa kegiatan sosialisasi
Kemampuan setiap negara untuk perpajakan yang dilakukan, masyarakat
memungut pajak juga berbeda antara satu kurang merasakan manfaat dari pajak yang
negara dengan negara lainnya. telah dibayar, misalnya masih banyaknya
Semua Negara wajib pajak jalan yang rusak.
diwajibkan untuk melaporkan jumlah Masih tingginya tingkat
penghasilan maupun kekayaannya dalam ketidakpatuhan Wajib Pajak dalam
laporan pajak yang dibuat sendiri (sefl pelaksanaan kewajibannya disebabkan
assessment) maupun oleh orang lain oleh beberapa hal yang bervariasi.
(official assessment) hampir disemua Penyebab utama adalah penghasilan yang
negara dengan latar belakang diperoleh Wajib Pajak yang utama ditunjuk
perkembangan ekonomi, sosial, hukum dan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
budaya apapun masih banyak ditemukan Pada saat telah memenuhi ketentuan
beberapa laporan pajak dalam surat (SPT) 1 perpajakan timbul kewajiban pembayaran
yang berisi kesalahan-kesalahan baik fakta pajak kepada Negara. Timbul konflik,
maupun yuridis fiskalnya, di sengaja atau antara kepentingan diri sendiri dan
tidak disengaja terutama di negara yang kepentingan Negara. Pada umumnya
menganut sistem pemungutan pajak sefl kepentingan pribadi yang selalu
assessment (termasuk di Indonesia). Oleh dimenangkan. Sebab lain adalah Wajib
sebab itu hampir semua sistem perpajakan Pajak kurang sadar tentang kewajiban
(official assessment maupun self bernegara, tidak patuh pada peraturan,
assessment) mengatur tentang kurang menghargai hukum, tingginya tarif
kemungkinan dapat dilakukannya pajak dan kondisi lingkungan seperti
penelitian dan pemeriksaan pajak terhadap kestabilan pemerintah, dan penghamburan
laporan pajak dalam surat pemberitahuan keuangan Negara yang berasal dari pajak.
(SPT) yang di terima dari wajib pajak.
Page 2
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 5 Nomor: 1 Tahun: 2015

Sejalan dengan ketergantungan melayani konsumen), responsiveness


pemerintah akan penerimaan negara dari (kesediaan petugas dalam membantu
sektor pajak maka institusi pajak dalam hal pelanggan serta memberikan pelayanan
ini Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang cepat dan tanggap), assurance
berusaha meningkatkan penerimaan pajak (tingkat pengetahuan dan keramah-
melalui ekstensifikasi dan intensifikasi tamahan yang harus dimiliki petugas selain
pajak. Langkah kongkrit yang dilakukan kemampuan mereka dalam menanamkan
DJP antara lain adalah dengan memeriksa kepercayaan kepada pelanggan), dan
Wajib Pajak (WP) “potensial” yang ada di empathy (kepedulian dan perhatian
berbagai wilayah. Kantor Pelayanan khusus).
Pemeriksaan Potensi Pajak (KP3) dan Sikap merupakan hasil dari kognitif,
institusi di atasnya membuat sebagian afektif dan konatif seseorang yang
besar aparat perpajakan melakukan diperoleh selama hidupnya yang dapat
berbagai macam hal untuk memenuhi berwujud pengalaman pribadi
target penerimaan dari kantornya masing- Pembentukan sikap positif masyarakat di
masing. Pada dasarnya pemeriksaan pajak bidang perpajakan dapat dilakukan dengan
dilakukan dalam rangka menguji kepatuhan peningkatan kualitas layanan sehingga
Wajib Pajak. tercipta pemahaman masyarakat tentang
Salah satu upaya dalam hak dan kewajiban sesuai dengan
meningkatkan kepatuhan wajib pajak perundang-undang perpajakan yang
adalah memberikan pelayanan yang baik berlaku. Pemahaman ini penting karena
kepada Wajib Pajak. Peningkatan kualitas akan dapat menumbuhkan kesadaran
dan pelayanan diharapkan dapat pentingnya pajak dalam suatu negara untuk
meningkatkan kepuasan kepada Wajib mendukung peningkatan peran aktif
Pajak sebagai pelanggan sehingga masyarakat dalam melaksanakan peraturan
meningkatkan kepatuhan dalam bidang perundang-undangan perpajakan. Sistem
perpajakan. Upaya peningkatan kualitas perpajakan yang berlaku di Indonesia
pelayanan dapat dilakukan dengan cara didasarkan pada peraturan perundang-
peningkatan kualitas dan kemampuan undangan dan kebijakan yang dikeluarkan
teknis pegawai dalam bidang perpajakan, oleh pemerintah, yang mengatur mengenai
perbaikan dalam insfrastruktur seperti pelaksanaan ketentuan dalam pelaksanaan
perluasan tempat pelayan terpadu (TPT), kewajiban perpajakan. Tanggung jawab
penggunaan sistem informasi dan teknologi atas tercapainya penerimaan pajak sebagai
untuk dapat memberikan kemudahan sumber kas negara tidak hanya bergantung
kepada Wajib Pajak dalam memenuhi pada aparat perpajakan (fiskus) saja, tetapi
kewajiban perpajakannya (Supadmi, 2009). juga sangat bergantung pada kepatuhan
Pelayanan sering dijadikan tolak wajib pajak. (Arfan Ikhsan Lubis 2011: 78)
ukur keberhasilan suatu organisasi atau Masalah kepatuhan wajib pajak
instansi pemerintah untuk memenuhi adalah masalah penting di seluruh
keinginan masyarakat sehingga pemerintah Indonesia, baik bagi negara maju maupun
dituntut untuk terus meningkatkan di negara berkembang. Karena jika wajib
pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah pajak tidak patuh maka akan menimbulkan
harus berusaha memperbaiki kualitas keinginan untuk melakukan tindakan
pelayanan agar mendekati harapan penghindaran, pengelakan, penyelundupan
yangdiinginkan masyarakat sehingga dan pelalaian pajak, yang pada akhirnya
masyarakat merasa puas atas pelayanan tindakan tersebut akan menyebabkan
yang diberikan oleh pemerintah. Pelayanan penerimaan pajak negara akan berkurang.
yang optimal dapat diukur melalui beberapa Kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh
aspek/dimensi (Lena Elita dan Lina Anatan, beberapa faktor yaitu kondisi sistem
2007:48) yaitu tangible (bagian-bagian administrasi perpajakan suatu negara,
pelayanan yang bersifat nyata), reliability pelayanan pada wajib pajak, penegakan
(ketrampilan dan kecakapan dalam hukum perpajakan, pemeriksaan pajak, dan
Page 3
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 5 Nomor: 1 Tahun: 2015

sikap. (Sony Devano dan Rahayu, yang beralamat di Jalan Udayana Nomor
2006:112). 10 Singaraja Bali. Populasi dari penelitian
Kantor Pelayanan Pajak Pratama ini adalah seluruh wajib pajak orang pribadi
Singaraja mengalami peningkatan jumlah di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
wajib pajak orang pribadi yang terdaftar dan Singaraja Kec. Buleleng yang berjumlah
wajib pajak efektif pada lima tahun terakhir, 20.453 (sumber dari pengolahan data KPP
dari tahun 2010 sampai tahun 2014. Pratama Singaraja). Pengambilan sampel
Masalah yang dapat mempengaruhi harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
kepatuhan wajib pajak adalah tingkat diperoleh sampel yang benar-benar dapat
kepatuhan wajib pajak itu sendiri, namun mewakili (representatif) dan dapat
kepatuhan wajib pajak saat ini tergolong menggambarkan keadaan populasi yang
meningkat setiap tahun, tetapi di dalam sebenarnya. Menurut Husain Umar
meningkatnya kepatuhan wajib pajak setiap (2012:137) maka dalam penentuan sampel
tahun dari tahun 2010 sampai 2014, digunakan rumus slovin sebagai berikut.
kepatuhan wajib pajak belum mencapai N
target yaitu 90,00%. n=
1  N (e) 2
Kondisi kepatuhan wajib pajak
pribadi semakin meningkat, namun wajib
pajak yang terdaftar terus meningkat tetapi Keterangan :
dalam penyampaian surat pembritahuan n = besaran sampel
(SPT) tahunan terus menurun. Melihat N= besaran populasi
kondisi tersebut dalam kepatuhannya e = tingkat toleransi kesalahan
belum mencapai target 90,00%, sehingga Dari jumlah populasi tersebut
peneliti mengambil judul “Pengaruh Kualitas dengan tingkat toleransi ketidaktelitian
Pelayanan dan Sikap Wajib Pajak sebesar 10%, maka dengan menggunakan
Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib rumus diatas diperoleh sampel sebesar.
Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Jadi jumlah keseluruhan wajib pajak yang
Pajak Pratama Singaraja”. membayar pajak di Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Pratama Singaraja sebagai sampel
METODE penelitian ini adalah 100 responden.
Berdasarkan karakteristik masalah Proportionate stratified random sampling
yang diteliti, maka jenis penelitian ini digunakan bila populasi mempunyai
merupakan penelitian kausal yaitu anggota/unsur yang tidak homogen dan
“penelitian yang bersifat sebab akibat yang berstrata secara proporsional.
menjelaskan pengaruh antara suatu Data kuantitatif dalam penelitian ini
variabel terhadap variabel lainnya yang jawaban responden yang diperoleh dari
digunakan untuk menjawab permasalahan hasil penyebaran kuesioner mengenai
melalui pengujian hipotesis” (Sugiyono, pengaruh kualitas pelayanan dan sikap
2009:37). Adapun variabel yang digunakan wajib pajak terhadap kepatuhan pelaporan
dalam penelitian ini, yaitu kualitas wajib pajak orang pribadi. Data primer
pelayanan (X1) dan sikap wajib pajak (X2) dalam penelitian ini jawaban terhadap
sebagai variabel dependen, yang akan kuesioner yang diperoleh dari jawaban
mempengaruhi variabel terikat yakni responden mengenai kualitas pelayanan
kepatuhan pelaporan wajib pajak orang dan sikap wajib pajak terhadap kepatuhan
pribadi (Y) sebagai variabel independen. pelaporan wajib pajak orang pribadi. Data
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sekunder dalam penelitian ini adalah data
pengaruh kualitas pelayana dan sikap wajib yang diperoleh dari dokumen yang terarsip
pajak terhadap kepatuhan pelaporan wajib oleh bagian pengolahan data di Kantor
pajak orang pribadi di Kantor Pelayanan Pelayanan Pajak Pratama Singaraja,
Pajak Pratama Singaraja. Kabupaten Buleleng mengenai jumlah wajib
Penelitian ini berlokasi di Kantor pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan
Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Singaraja Pajak Pratama singaraja.
Page 4
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 5 Nomor: 1 Tahun: 2015

Metode pengumpulan data yang Uji t digunakan untuk menguji


dipergunakan dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh kualitas pelayanan
Kuesioner yang dipergunakan untuk (X1) terhadap kepatuhan pelaporan wajib
mengumpulkan data dengan memberikan pajak orang pribadi (Y) dan untuk menguji
atau menyebarkan daftar pertanyaan atau apakah ada pengaruh sikap wajib pajak
pernyataan tertulis untuk dijawab oleh (X2) terhadap kepatuhan pelaporan wajib
responden. Pengumpulan data dari wajib pajak orang pribadi (Y) pada Kantor
pajak dilakukan untuk memperoleh data Pelayanan Pajak Pratama Singaraja. Untuk
mengenai kualitas pelayanan, sikap wajib membantu proses pengolahan data secara
pajak dan kepatuhan membayar pajak. cepat dan tepat, maka pengolahan data
Dokumentasi yang dipergunakan untuk untuk uji t dilakukan dengan program
mengumpulkan data dengan mencatat Statistical Package for Social Science
dokumen-dokumen terkait yang sudah ada. (SPSS) versi 16,0 for windows. Uji F
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini digunakan untuk menguji apakah ada
adalah jumlah wajib pajak yang terdaftar di pengaruh yang signifikan antara kualitas
KPP Pratama Singaraja. pelayanan (X1) dan sikap wajib pajak (X2)
Instrumen penelitian yang secara simultan terhadap kepatuhan
digunakan adalah kuesioner. Kuesioner pelaporan wajib pajak orang pribadi (Y).
dirancang dengan menggunakan Skala Untuk membantu proses pengolahan data
Likert. Skala ini berisi pernyataan yang secara cepat dan tepat, maka pengolahan
sistematis untuk mengukur sikap responden data untuk uji F dilakukan dengan program
terhadap pertanyaan tersebut. Jawaban Statistical Package for Social Science
dari setiap pertanyaan mempunyai nilai dari (SPSS) versi 16,0 for windows. Analisis
sangat positif sampai sangat negatif, regresi berganda merupakan analisis yang
dengan pemberian skor tiap alternatif digunakan untuk menguji pengaruh dua
jawaban yaitu a = 5, b = 4, c = 3, d = 2, dan variabel independen atau lebih terhadap
e = 1. Untuk jawaban dengan skor 5 berarti satu variabel dependen (Ghozali, 2009).
bersifat positif dan untuk skor 1 bersifat Metode analisis regresi berganda dalam
negatif. Kuesioner untuk mengukur kualitas penelitian ini digunakan untuk mengukur
pelayanan dibuat dengan urutan skor besarnya pengaruh antara variabel
5,4,3,2,1 untuk masing-masing jawaban independen yakni, kualitas pelayanan (X1)
dengan kode sangat baik (SB), baik (B), dan sikap wajib pajak (X2) dengan variabel
cukup baik (CB), kurang baik (KB), tidak dependen kepatuhan pelaporan wajib pajak
baik (TB). Dan kuesioner untuk mengukur orang pribadi (Y). Persamaan regresi linear
sikap dan kepatuhan dibuat dengan urutan berganda dalam penelitian ini adalah
skor 5,4,3,2,1 untuk masing-masing sebagai berikut.
jawaban dengan kode sangat setuju (SS),
setuju (S), cukup setuju (CS), kurang setuju Ŷ =  + bX1 + bX2 + 
(KS), tidak setuju (TS).
Pengujian instrumen dalam Keterangan:
penelitian ini meliputi uji validitas guna Ŷ = kepatuhan pelaporan wajib pajak
untuk mengetahui apakah instrumen orang pribadi
tersebut tepat digunakan, sehingga dapat  = Kostanta
memperoleh keunggulan dalam menjawab b = Koefisien regresi dari variabel X
pertanyaan dalam koesioner. Reliabilitas X1 = Kualitas pelayanan
adalah pengujian untuk mengukur suatu X2 = sikap wajib pajak
kuesioner yang merupakan indikator dari Ɛ = epsilon
variabel atau konstruk. Suatu kuesioner Uji linieritas digunakan untuk
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban mengetahui apakah antara variabel bebas
seseorang terhadap pertanyaan adakah terhadap variabel terikat mempunyai
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. hubungan linier atau tidak secara signifikan.

Page 5
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 5 Nomor: 1 Tahun: 2015

Uji ini perlu dilakukan sehingga hasil dihasilkan pada saat pengolahan data serta
analisis yang diperoleh dapat diper- nilai VIF (variance inflation factor) dan
tanggungjawabkan dalam pengambilan tolerance-nya. Apabila nilai matrik korelasi
keputusan. Pengujian dapat dilakukan tidak ada yang lebih besar dari 0,5 maka
dengan menggunakan tabel Anova SPSS dapat dikatakan data yang akan dianalisis
yang dapat membantu kita dalam terlepas dari gejala multikolinieritas.
memutuskan regresi tipe apa yang Kemudian apabila VIF ≤ 10 dan nilai
sebaiknya dipergunakan. Walaupun regresi tolerance≥ 0,10, maka diambil kesimpulan
linier memang yang paling banyak acuan bahwa model regresi tersebut tidak terdapat
litelaturnya dan cenderung lebih mudah, problem multikolinieritas. Uji
belum tentu data yang dimiliki dapat heterokedastisitas dilakukan untuk menguji
dijelaskan dengan baik oleh persamaan apakah dalam sebuah model regresi, terjadi
regresi linier. Uji normalitas bertujuan untuk ketidaksamaan varians dari residual dari
menguji salah satu asumsi dasar analisis satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
regresi berganda, yaitu variabel-variabel Jika varians dari residual dari satu
independen dan dependen harus pengamatan ke pengamatan yang lain
berdistribusi normal atau mendekati normal. tetap, maka disebut homokedastisitas. Jika
Uji statistik sederhana yang sering varians berbeda, disebut hetero-
digunakan untuk menguji asumsi normalitas kedastisitas. Model regresi yang baik
adalah dengan menggunakan uji normalitas adalah tidak terjadi heterokedastisitas.
dari Kolmogorov Smirnov. Metode
pengujian normal tidaknya distribusi data HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan dengan melihat nilai signifikansi HASIL PENELITIAN
variabel, jika Asympn Sig. (2-tailed) lebih 1. Pengaruh kualitas pelayanan
besar dari 5%, maka menunjukkan terhadap kepatuhan pelaporan wajib
distribusi data normal. Uji Multikolinieritas pajak orang pribadi di Kantor
dilakukan untuk menguji apakah pada Pelayanan Pajak Pratama Singaraja.
model regresi ditemukan adanya korelasi Pengaruh parsial kualitas pelayanan
antar variabel independen. Jika terjadi terhadap kepatuhan pelaporan wajib pajak
kolerasi, maka dinamakan terdapat problem orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak
multikolinieritas. Model regresi yang baik Pratama Singaraja dianalisis dengan
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara menggunakan uji statistik t dengan program
variabel independen. Uji Multikolinieritas SPSS 16.0 for windows. Hasil analisis
pada penelitian dilakukan dengan matriks tersebut menunjukkan besarnya pengaruh
kolerasi. Pengujian ada tidaknya gejala kualitas pelayanan terhadap kepatuhan
multikolinieritas dilakukan dengan pelaporan wajib pajak orang pribadi secara
memperhatikan nilai matriks kolerasi yang parsial dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil Uji Statistik t untuk Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib
Pajak Orang Pribadi.
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.626 1.982 3.343 .001
Kualitas Pelayanan .210 .033 .537 6.321 .000

Bedasarkan tabel 1 memperlihatkan pribadi, karena nilai thitung = 6.321 > ttabel =
bahwa variabel kualitas pelayanan secara 1.980 atau p-value = 0.000 < α = 0.05 maka
parsial berpengaruh signifikan terhadap H0 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa
kepatuhan pelaporan wajib pajak orang variabel kualitas pelayanan secara parsial

Page 6
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 5 Nomor: 1 Tahun: 2015

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pengaruh sikap wajib pajak


kepatuhan pelaporan wajib pajak oaring terhadap kepatuhan pelaporan wajib pajak
pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak
Singaraja. Pratama Singaraja secara parsial, dapat
diketahui dari hasil analisis t dengan
2. Pengaruh sikap wajib pajak secara program SPSS for windows 16.0. Hasil
parsial terhadap kepatuhan analisis tersebut menunjukan besarnya
pelaporan wajib pajak orang pribadi pengaruh sikap wajib pajak terhadap
di Kantor Pelayanan Pajak Pratama kepatuhan pelaporan wajib pajak secara
Singaraja. parsial dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil Uji Statistik t untuk Sikap Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib
Pajak Orang Pribadi.
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.626 1.982 3.343 .001
Sikap Wajib Pajak .328 .083 .335 3.940 .000

Berdasarkan tabel 2 mem-


perlihatkan bahwa variabel sikap wajib 3. Pengaruh kualitas pelayanan dan
pajak secara parsial berpengaruh signifikan sikap wajib pajak terhadap
terhadap kepatuhan pelaporan wajib pajak kepatuhan pelaporan wajib pajak
orang pribadi, karena nilai nilai thitung = 3.940 orang pribadi di Kantor Pelayanan
> ttabel = 1.980 atau p-value = 0.000 < α = Pajak Pratama Singaraja.
0.05, maka H0 ditolak. Jadi dapat Hasil analisis yang menunjukkan
disimpulkan bahwa variabel sikap wajib bahwa pengaruh kualitas pelayanan (X1)
pajak secara parsial memiliki pengaruh dan sikap wajib pajak (X2) terhadap
yang signifikan terhadap kepatuhan kepatuhan pelaporan wajib pajak orang
pelaporan wajib pajak orang pribadi di pribadi (Y) dapat dilihat pada tabel 3.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Singaraja.

Tabel 3. Hasil Uji statistik F untuk Kualitas Pelayanan Dan Sikap Wajib Pajak Terhadap
Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi.

ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 613.392 2 306.696 93.502 .000a
Residual 318.168 97 3.280
Total 931.560 99

Berdasarkan hasil analisis pada < α = 0.05. Hal ini berarti H0 ditolak, jadi
tabel 4.3 memperlihatkan bahwa variabel dapat disimpulkan bahwa variabel kualitas
kualitas pelayanan dan sikap wajib pajak pelayanan dan sikap wajib pajak memiliki
secara simultan berpengaruh signifikan pengaruh yang signifikan secara simultan
terhadap kepatuhan pelaporan wajib pajak terhadap variabel kepatuhan pelaporan
orang pribadi, karena nilai nilai Fhitung = wajib pajak orang pribadi.
93.502 > Ftabel = 2.310 atau p-value = 0.000

Page 7
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 5 Nomor: 1 Tahun: 2015

Berdasarkan pengolahan data, beta dengan hasil yang dapat dilihat pada
untuk mengetahui persamaan garis Tabel 4 sebagai berikut.
regresinya digunakan analisis koefisien

Tabel 4 Hasil Perhitungan Koefisien Beta

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.625 1.982 3.343 .001
Kualitas Pelayanan .328 .083 .335 3.940 .000
Sikap Wajib Pajak .210 .033 .537 6.321 .000

Berdasarkan hasil analisis pada WPOP) sebesar 0,210. Hal ini berarti,
tabel 4 dengan menggunakan program semakin tinggi kualitas pelayanan dan sikap
SPSS 16.0 for windows dapat dibuat wajib pajak maka semakin mampu
persamaan garis regresi. Persamaan garis mempengaruhi kepatuhan pelaporan wajib
regresi yang dapat dibuat untuk pajak orang pribadi di Kantor Pelayanan
menggambarkan pengaruh kualitas Pajak Pratama Singaraja, sebaliknya
pelayanan dan sikap wajib pajak terhadap semakin kualitas pelayanan dan sikap wajib
kepatuhan pelaporan wajib pajak orang pajak maka semakin kepatuhan pelaporan
pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama wajib pajak orang pribadi di Kantor
Singaraja adalah sebagai berikut. Pelayanan Pajak Pratama Singaraja.

Ŷ= 6.625 + 0.328 (X1) + 0.210 (X2) PEMBAHASAN


Berdasarkan analisis yang dilakukan
Keterangan : dengan menggunakan SPSS 16.0 for
Ŷ = kepatuhan pelaporan wajib pajak Windows menunjukkan bahwa kualitas
orang pribadi pelayanan memiliki pengaruh parsial yang
X1 = kualitas pelayanan signifikan terhadap kepatuhan pelaporan
X2 = sikap wajib pajak wajib pajak orang pribadi di Kantor
Persamaan garis regresi tersebut Pelayanan Pajak Pratama Singaraja.
mengartikan bahwa pada saat nilai X 1 karena nilai thitung = 6.321 > ttabel = 1.980
(kualitas pelayanan), X2 (sikap wajib atau p-value = 0.000 < α = 0.05 maka Ha
pajak), bernilai 0 atau konstan, maka nilai Y diterima dan H0 ditolak. Temuan ini
(kepatuhan pelaporan WPOP) sebesar didukung oleh teori yang dikemukakan
6.625. Setiap ada kenaikan variabel Tjiptono & Diana (2003:2) menyatakan,
bebas baik X1 (kualitas pelayanan), dan Konsep kualitas pelayanan itu sendiri sering
X2 (sikap wajib pajak), sebesar satu dianggap ukuran relatif kebaikan suatu
produk atau jasa yang terdiri atas kualitas
satuan maka akan meningkatkan Y
desain dan kualitas kesesuaian. Kualitas
(kepatuhan pelaporan WPOP) sebesar nilai
desain merupakan fungsi spesifikasi suatu
koefisien beta masing-masing variabel
produk atau jasa, sedangkan kualitas
bebas dikalikan dengan besarnya kenaikan
kesesuaian adalah suatu ukuran seberapa
yang terjadi. Misalnya, setiap terjadi
jauh suatu produk atau jasa memenuhi
kenaikan X1 (kualitas pelayanan) sebesar
persyaratan atau spesifikasi kualitas yang
satu satuan, maka akan meningkatkan Y telah ditetapkan. Pelayanan merupakan
(kepatuhan pelaporan WPOP) sebesar tindakan atau perbuatan yang dapat
0,328 dan kenaikan X 2 (sikap wajib pajak) ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak
sebesar satu satuan, maka akan lain, yang pada dasarnya ingtangible (tidak
meningkatkan Y (kepatuhan pelaporan terwujud fisik) dan tidak menghasilkan
Page 8
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 5 Nomor: 1 Tahun: 2015

sesuatu. Produksi jasa bisa berhubungan SIMPULAN DAN SARAN


dengan produk fisik maupun tidak. SIMPULAN
Berdasarkan analisis yang dilakukan Berdasarkan hasil analisis data dan
dengan menggunakan SPSS 16.0 for pembahasan hasil penelitian maka dapat
Windows menunjukkan bahwa sikap wajib ditarik simpulan sebagai berikut. 1) Kualitas
pajak secara parsial berpengaruh terhadap pelayanan berpengaruh signifikan secara
kepatuhan pelaporan wajib pajak orang parsial terhadap kepatuhan pelaporan wajib
pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama pajak orang pribadi di Kantor Pelayanan
Singaraja. karena nilai nilai thitung = 3.940 > Pajak Pratama Singaraja. Hal tersebut 54
ttabel = 1.980 atau p-value = 0.000 < α = ditunjukkan dari hasil analisis t yang
0.05, maka Ha diterima dan H0 ditolak. menunjukkan bahwa nilai thitung = 6.321 >
Temuan ini didukung oleh teori yang ttabel = 1.980 atau p-value = 0.000 < α =
dikemukakan oleh Husein Umar (1998:23) 0.05. Ini berarti variabel kualitas pelayanan
menyatakan, Sikap merupakan evaluasi, sebesar 6.321 mempengaruhi kepatuhan
perasaan dan kecenderungan seseorang pelaporan wajib pajak orang pribadi di KPP
yang relative konsisten terhadap sesuatu Pratama Singaraja. 2) Sikap wajib pajak
objek dan gagasan, atau dengan kata lain berpengaruh signifikan secara parsial
bahwa sikap merupakan suatu perasaan terhadap kepatuhan pelaporan wajib pajak
yang timbul pada diri seseorang terhadap orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak
suatu objek, baik sebelum dan sesudah Pratama Singaraja. Hal tersebut
orang melihat, merasakan dan menikmati ditunjukkan dari hasil t yang menunjukkan
objek tersebut. bahwa nilai thitung = 3.940 > ttabel = 1.980
Berdasarkan analisis yang dilakukan atau p-value = 0.000 < α = 0.05. Ini berarti
dengan menggunakan SPSS 16.0 for variabel sikap wajib pajak sebesar 3.940
Windows menunjukkan bahwa kualitas mempengaruhi kepatuhan pelaporan wajib
pelayanan dan sikap wajib pajak secara pajak orang pribadi di KPP Pratama
simultan berpengaruh terhadap kepatuhan Singaraja. 3) Kualitas pelayanan dan sikap
pelaporan wajib pajak orang pribadi. karena wajib pajak berpengaruh signifikan secara
nilai nilai Fhitung = 93.502 > Ftabel = 2.310 simultan terhadap kepatuhan pelaporan
atau p-value = 0.000 < α = 0.05 maka Ha wajib pajak orang pribadi di Kantor
diterima dan H0 ditolak. Temuan ini Pelayanan Pajak Pratama Singaraja. Hal
didukung oleh teori yang dikemukakan oleh tersebut ditunjukkan dari analisis Ftes yang
Siti Rahayu & Devano (2006:112) menunjukkan bahwa nilai Fhitung = 93.502 >
menyatakan. Kepatuhan wajib pajak adalah Ftabel = 2.310 atau p-value = 0.000 < α =
tindakan wajib pajak dalam pemenuhan 0.05. Persamaan garis regresi untuk
kewajiban perpajakannya sesuai dengan menggambarkan pengaruh kualitas
ketentuan peraturan perundang-undangan pelayanan dan sikap wajib pajak terhadap
dan peraturan pelaksanaan perpajakan kepatuhan pelaporan wajib pajak orang
yang belaku dalam suatu negara. pribadi di KPP Pratama Singaraja adalah
Kepatuhan menjadi elmen dasar yang Ŷ= 6.625 + 0.328 (X1) + 0.210 (X2).
penting bagi pembentukan kehidupan sosial
yang tertib dan teratur. Peraturan yang SARAN
dibuat harus dilaksanakan secara bersama- Berdasarkan simpulan diatas, maka
sama sebab peraturan tersebut merupakan dapat dikemukakan beberapa saran
hasil kesepakatan bersama. Ketaatan dan sebagai berikut. 1) Kantor Pelayanan Pajak
juga modal yang utama bagi setiap orang Pratama Singaraja diharapkan dapat
untuk mewujudkan keadilan masyarakat mempertahankan kualitas pelayanan yang
secara keseluruhan. sudah baik agar Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Singaraja menerima timbal balik
dari wajib pajak berupa kepatuhan dalam
membayar pajak dengan tujuan
meningkatkan kepuasan wajib pajak atas
Page 9
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 5 Nomor: 1 Tahun: 2015

pelayanan yang diberikan oleh KPP Simposium Nasional Akuntansi


Pratama Singaraja saat melaporkan pajak. X:1-41.
2) Bagi wajib pajak hendaknya lebih
meningkatkan kembali kepatuhan pajak Erly Suandy. 2008. Perencanaan Pajak,
dengan membayar pajak sesuai dengan Salemba Empat, Jakarta.
yang sebenarnya dan tepat waktu guna
memberikan kontribusi kepada Negara. 3) Franzoni, Luigi Alberto, 1999. Tax Evasion
Bagi peneliti selanjutnya hendaknya and Tax Compliance. University of
melakukan penelitian yang sama yang Bologna, Italy.
didukung dengan melakukan observasi
yang lebih banyak dengan menambah Forest, Adam dan Steven M.Sheffrin.
variabel pendukung misalnya pengetahuan (2002). Complexity and
wajib pajak tentang pajak, sanksi denda, Compliance: An Empirical
kesadaran membayar pajak dan lain – lain. Investigatin, National Tax Journal
Vo1LV, No.1, March p.p 75-88.
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, Dorothea Wahyu. 2003. Manajemen Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis
Kualitas Pendekatan Sisi Multivariate dengan Program
Kualitatif. Yogyakarta: Ghalila SPSS. Badan Penerbit
Indonesia. Universitas Diponegoro,
Semarang.
Ardiani. 2011. “Pengaruh Kesadaran Wajib
Pajak dan Tingkat Pendapatan Heri Purwanto. 1998. Pengantar Perilaku
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Manusia Untuk sikap wajib pajak.
Orang Pribadi (Studi Kasus Pada Jakarta
Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Semarang Candisari). Universitas Husein Umar, 1998. “Sumber Daya
Semarang. Manusia Dalam Organisasi”.
Gramedia Pustaka Utama:
Ajzen, I. (2005). Attitudes, Personality, and Jakarta.
Behavior. New York: Open
University Press. Jalaludin Rakhmat (2007). Persepsi Dalam
Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
Azwar, S, 2009, Sikap Manusia, Teori dan Rajawali Pers.
Pengukurannya, Jakarta: Pustaka
Pelajar. Jogiyanto. 2007. Sistem Informasi
Keperilakuan, Penerbit Andi.
Boediono. 2003. Pelayanan Prima Yogyakarta.
Perpajakan. Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta. Kashmir. 2005. Etika Customer Service.
Jakarta: PT. Raja Grafindo
Brown, R.E & Mazur, M.J 2003. IRS’S Persada.
Comprehensive Approach to
compliance Measurement national Lena Elita dan Lina Anatan, 2007. Sistem
Tax Journal, Vol 56, No 3 pp; 123- Informasi Manajemen, Jakarta:PT.
145 Alfabet.

Elia Mustikasari,2007, Kajian Empiris Lubis, Arfan Ikhsan. (2011). Akuntansi


tentang Kepatuhan Wajib Pajak Keperilakuan. Jakarta: Salemba
Badan di Perusahaan Industri Empat.
Pengolahan di Surabaya.

Page 10
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 5 Nomor: 1 Tahun: 2015

Lupiyoadi, Rahmat. (2001). Manajemen Palan, R., (2008), Competency


Pemasaran Jasa. Salemba Management, Penerbit PPM,
Empat. Jakarta Jakarta Pusat.

Mardiasmo, (2003). “Perpajakan”, Pemerintah Republik Indonesia. Undang-


Yogyakarta:Andi. Undang Republik Indonesia No 6
Tahun 1983 sebagaimana telah
Marihot, Siahaan P. 2010. Hukum Pajak diubah dengan Undang-undang
Elementer Konsep Dasar Nomor 9 Tahun 1994 dan
Perpajakan Indonesia. Jakarta: Undang-Undang Nomor 16 Tahun
Raja Grafindo Persada. 2000 tentang Ketentuan umum
dan Tata Cara Perpajakan.
Mustikasari, (2007), Kuliah Manajemen Jakarta
Sumber Daya manusia, Tidak di
Publikasikan. Pemerintah RI. 2007. Undang-Undang No.
28 tahun 2007 tentang Perubahan
Nasucha, Chaizi. 2004. Reformasi Ketigaatas Undang-undang No. 6
Administrasi Publik: Teoridan tahun 1983 tentang Ketentuan
Praktik. Jakarta: Penerbit PT Umumdan Tata Cara Perpajakan.
Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Nurmantu, Safri. 2003. Pengantar Prabawa. 2010. “Pengaruh Kualitas


Perpajakan. Jakarta: Kelompok Pelayanan Dan Sikap Terhadap
Yayasan Obor. Kepatuhan Wajib Pajak Bumi Dan
Bangunan Di KPP Badung Utara”.
Universitas Udayana Denpasar.

Resmi, Siti. 2010. “Perpajakan: Teoridan Terhadap Kepuasan Membayar


Kasus”, Jakarta: Salemba Empat. Pajak”. Jurnal Neo-Bisnis, Vol.1
No.2.
Siregar, Syofian. 2011. Statistik Deskriptif
Untuk Penelitian. Jakarta: PT Raja Supadmi, 2009. Kualitas Pelayanan.
Grafindo Persada. Jakarta:Grasindo

Siti Kurnia Rahayu dan Sony Devano. Suryadi. (2006). Model Hubungan Kausal
2006. Perpajakan Indonesia Kesadaran, Pelayanan,
Konsep & Aspek Formal. Kepatuhan Wajib Pajak Dan
Yogyakarta: Graha Ilmu. Pengaruhnya Terhadap Kinerja
Penerimaan Pajak. Jurnal
Soekidjo Notoatmodjo, 2009, Keuangan Publik, 4(1),105-121.
Pengembangan Sumber Daya
Manusia, PT Rineka Cipta, Tjiptono, Fendy dan Anastasia Diana. 2003.
Jakarta. Total Quality Management.
Yogyakarta: Andi.
Suandy, Erly. 2011. Hukum Pajak, Jakarta:
Selemba Empat. Umar, Husein. 2011. Metode Penelitian
Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.
Sugiarto, Endar. 2002. Psikolohi Pelayanan Jakarta: Rajawali Pers.
Dalam Industri Jasa. Jakarta: PT.
SUN. Waluyo, 2011. Perpajakan Indonesia.
Sukarno, Gendut dan Lia Nirawati. 2007. Jakarta: Selemba Empat.
“Kontribusi Kualitas Pelayanan
Page 11
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 5 Nomor: 1 Tahun: 2015

Widi, Widodo. 2010. Moralitas, Budaya, dan Bandung.


Kepatuhan Pajak. CV Alfabeta.

Page 12

Anda mungkin juga menyukai