KATA PENGANTAR
Palembang,September 2018
Penyusun
2
Daftar isi
1. Kata Pengantar……………………………………………… 2
2. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………….. 4
1.2 Rumusan masalah…………………………………….. 4
3. BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi bayi dan anak……………………………….. 5
B. Nutrsi bagi bayi………………………………………. 6
C. Nutrisi bagi anak…………………………………….. 9
D. Status gizi bagi bayi dan anak………………………... 13
4. BAB III PENUTUP
Kesimpulan……………………………………………… 22
5. Daftar Pustaka………………………………………………. 23
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bayi dan anak adalah generasi penerus bangsa artinya nasib bangsa
Indonesia nanti akan ditentukan oleh anak-anak yang dilahirkan saat ini. Bayi
akan tumbuh menjadi anak, remaja dan manusia dewasa. Kesehatan dan
pertumbuhan fisik yang optimal hanya dapat dicapai dengan dukungan
kecukupan gizi selama bayi dan anak-anak.
Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi
oleh seorang anak karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal
menyangkut keterbatasan ekonomi keluarga sehingga uang yang tersedia
tidak cukup untuk membeli makanan. Sedangkan faktor internal adalah faktor
yang terdapat di dalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai
problema makan pada anak. Anak balita memang sudah bisa makan apa saja
seperti halnya orang dewasa. Tetapi mereka pun bisa menolak makanan yang
disajikan tidak memenuhi selera mereka. Oleh karena itu sebagai orang tua
kita juga harus berlaku demokratis untuk sekali-kali menghidangkan makanan
yang memang menjadi kegemaran si anak.
Intake gizi yang baik berperan penting didalam mencapai
pertumbuhan badan yang optimal. Dan pertumbuhan badan yang optimal ini
mencakup pula pertumbuhan otak yang sangat menentukan kecerdasan
seseorang. Faktor yang paling terluhat pada lingkungan masyarakat adalah
kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak
pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya memberikan makan yang enak kepada
anaknya tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang
cukup atau tidak, dan tidak mengimbanginya dengan makanan sehat yang
mengandung banyak gizi.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Definisi anak baik secara umum maupun menurut para ahli adalah
anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa yang harus dijaga, dididik sebagai
bekal sumber daya Anak merupakan harta yang tidak ternilai harganya.
Seorang anak hadir sebagai amanah yang dititipkan Tuhan untuk dirawat,
dijaga dan dididik yang kelak setiap orang tua akan diminta
pertanggungjawaban atas sifat dan perilaku anak semasa di dunia. Secara
harfiah anak adalah seorang cikal bakal yang kelak akan meneruskan
generasi keluarga, bangsa dan negara. Anak juga merupakan sebuah aset
sumber daya manusia yang kelak dapat membantu membangun negara dan
bangsa.
6
esensial (asam linoleat/omega 6, asam linolenat/omega 3) serta asam
lemak non-esensial (asam oleat/omega 9, EPA, DHA, AA).
4. Protein
Komponen dasar dari protein, yakni asam amino, terutama berfungsi
sebagai pembentuk struktur otak. Beberapa jenis asam amino tertentu,
yaitu taurin, triptofan, dan fenilalanin merupakan senyawa yang
berfungsi sebagai penghantar atau penyampaipesan (neurotransmitter).
Lauk hewani (telur, ikan, daging sapi, ayam/bebek, susu sapi); lauk
nabati ( tempe, tahu, kacang hijau, kacang merah, kacang kedele, susu
kedele) untuk zat pertumbuhan, antibodi dan daya tahan tubuh
5. Vitamin A
Berperan untuk menjaga kesehatan mata, menjaga kelembutan kulit,
membantu daya tahan tubuh, dan membuat pertumbuhan optimal bagi
anak.
6. Vitamin B Kompleks
Beberapa jenis vitamin B yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang otak
adalah ,vitamin B1, vitamin B6, dan asam folat (vitamin B9). Bila
kebutuhannya tidak terpenuhi, maka akan timbul gangguan terhadap
pertumbuhan dan fungsi otak dan sistem saraf.
7. Vitamin C
Berfungsi untuk pembentukan kolagen (tulang rawan), meningkatkan
daya tahan tubuh, dan menyerap kalsium yang diperlukan untuk
pembentukan tulang dan gigi yang kuat.
8. Kalsium
Penting dalam pembentukan tulang dan gigi, kontraksi otot, membantu
penyerapan vitamin B12.
9. Asam Folat
Penting pada masa pertumbuhan anak, memproduksi sel darah merah,
dan sel darah putih dalam sumsum tulang, berperan dalam pematangan
sel darah merah dan mencegah anemia.
10. Kholin
Senyawa ini merupakan pembentuk sejenis neurotransmitter yang disebut
asetilkolin. Kholin juga merupakan bagian dari lesitin, yaitu suatu
7
fosfolipid yang banyak terdapat di otak sebagai pembentuk membran
(dinding) sel saraf.
11. Yodium, Zat Besi, dan Zink
Yodium dibutuhkan untuk pembentukan hormon tiroksin (sejenis hormon
yang diperlukan dalam pembentukan protein yang membantu proses
tumbuh kembang otak). Zat besi dibutuhkan dalam proses pembentukan
mielin. Zat besi disimpan di dalam berbagai jaringan otak selama 12
bulan pertama sejak bayi lahir. Seng merupakan bagian darai sekitar 300
jenis enzim yang membantu pembelahan sel. Kekurangan zat seng di
dalam otak dapat menyebabkan gangguan fungsi otak yang disebut
ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorder).
8
8 x 100 /120 = 800/960 kkal
2. Protein: 1,5-2 gram per kilogram berat badan
Bila berat badan bayi 8 kilogram maka kebutuhannya:
8 x 1,5/2 = 12/16 : 4 = 3/4 gram
3. Karbohidrat: 50-60 persen dari total kebutuhan kalori sehari
Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka:
50%-nya = 400 : 4 = 100 gram
4. Lemak: 20 persen dari total kalori
Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka:
20%-nya = 160 : 40 = 40 gram
9
syarat mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik,
mental maupun psikososial. Ini diwujudkan dengan kontak fisik dan
psikis sedini mungkin. Kasih sayang dari orang tua akan menciptakan
ikatan yang erat (bonding) dan kepercayaan dasar (basic trust),
3. Kebutuhan akan stimulasi (ASAH) : Stimulasi merupakan cikal bakal
dalam proses belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi
mental (ASAH) ini mengembangkan perkembangan mental psikososial:
kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian,
moral etika, produktivitas.
Faktor yang mempengaruhi status gizi, Gangguan gizi pada balita
merupakan dampak kumulatif dari berbagai faktor baik yang berpengaruh
secara langsung ataupun tidak langsung terhadap gizi anak.
Konferensi internasional tentang “At Risk Factor and The Health and
Nutrition of Young Children” Kairo tahun 1975 mengelompokkan
faktorfaktor itu menjadi 3 kelompok, yaitu :
1. Faktor risiko (At Risk Factor) yang bersumber dari masyarakat, meliputi
: struktur politik , kebijakan pemerintah; ketersediaan pangan, prevalensi
berbagai penyakit, pelayanan kesehatan, tingkat sosial ekonomi serta
pendidikan dan iklim
2. Faktor risiko yang bersumber pada keluarga, meliputi : tingkat
pendidikan status pekerjaan penghasilan, keadaan rumah, besarnya
keluarga dan karakteristik khusus setiap keluarga
3. Faktor risiko yang bersumber pada individu anak, meliputi : Usia ibu,
jarak lahir terhadap kakak, berat lahir, laju pertumbuhan,,pemanfaatan
ASI, imunitas, dan enyakit infeksi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan menjadi perbedaan dewasa
dengan balita dalam hal kebutuhan gizi adalah Gula & Garam,- lupakan
penggunaan gula dan garam pada menu bayi. Kalau pun ia sudah berusia di
atas 1 tahun, batasi penggunaannya. Konsumsi garam untuk balita tidak lebih
dari 1/6 jumlah maksimum orang dewasa sehari atau kurang dari 1 gram.
Cermati makanan balita Ibu karena makanan orang dewasa belum tentu cocok
untuknya. Kadang makanan Ibu terlalu banyak garam atau gula, atau bahkan
mengandung bahan pengawet atau pewarna buatan.
10
Berikutnya adalah Porsi Makan - Porsi makan anak juga berbeda
dengan orang dewasa. Mereka membutuhkan makanan sumber energi yang
lengkap gizi dalam jumlah lebih kecil namun sering. Selanjutnya yaitu
Kebutuhan Energi & Nutrisi - Bahan makanan sumber energi seperti
karbohidrat,protein, lemak serta vitamin, mineral dan serat wajib dikonsumsi
anak setiap hari. Atur agar semua sumber gizi tersebut ada dalam menu
sehari. Terakhir adalah Susu Pertumbuhan – Susu sebagai salah satu sumber
kalsium, juga penting dikonsumsi balita. Sedikitnya balita butuh 350 ml/12 oz
per hari.
Berikut adalah contoh jadwal makan pada balita :
1. Pukul 06.00 Susu ;
2. Pukul 08.00 Bubur saring/Nasi tim ;
3. Pukul 10.00 Susu/Makanan selingan;
4. Pukul 12.00 Bubur saring/Nasi tim;
5. Pukul 14.00 Susu
6. Pukul 16.00 Makanan selingan;
7. Pukul 18.00 Bubur saring /nasi tim;
8. Pukul 20.00 Susu.
Adapun bahan makanan yang harus dihindari pada usia 1-5 tahun
yaitu makanan yang terlalu berminyak, junk food, dan makanan berpengawet
sebaiknya dihindari. Gunakan bahan makanan segar untuk menu makan
keluarga terutama untuk balita. Penggunaan garam. bila memang diperlukan
sebaiknya digunakan dalam jumlah sedikitdan pilih garam beryodium yang
baik untuk kesehatan. Bila membeli makanan dalam kemasan, perhatikan
juga kandungan garamnya dan zat lain serta tanggal penggunaan.
Aneka jajanan di pinggir jalan yang tidak terjamin kebersihan dan
kandungan gizinya. Ibu bisa membuat sendiri ‘jajanan’ untuk balita hingga ia
tidak tergiur untuk jajan.. Biasakan mengolah telur sampai matang untuk
menghindari bakteri yang dapat mengganggu pencernaan. Jenis
kacangkacangan bisa juga menjadi pencetus alergi, jangan berikan kacang
kacangan bila si balita belum terampil mengunyah karena bisa tersedak.
Kebutuhan gizi balita meliputi : Asupan makanan sehari untuk anak
harus mengandung 10-15% kalori, 20-35% lemak, dan sisanya karbohidrat.
Setiap kg berat badan anak memerlukan asupan energi sebanyak 100 kkal.
11
Asupan lemak juga perlu ditingkatkan karena struktur utama pembentuk otak
adalah lemak. Lemak tersebut dapat diperoleh antara lain dari minyak dan
margarin. Berikutnya kita bahas tentang gizi pada anak usia sekolah.
12
D. Status Gizi Bayi dan Anak
Status gizi diartikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh
keseimbangan antara kebutuhan dan masukan zat gizi. Status gizi sangat
ditentukan oleh ketersediaan zat gizi dalam jumlah cukup dan dalam
kombinasi waktu yang tepat di tingkat sel tubuh agar berkembang dan
berfungsi secara normal. Status gizi ditentukan oleh sepenuhnya zat gizi yang
diperlukan tubuh dan faktor yang menentukan besarnya kebutuhan,
penyerapan, dan penggunaan zat-zat tersebut (Triaswulan, 2012)
Status gizi merupakan keadaan keseimbangan antara asupan dan
kebutuhan zat gizi yang diperlukan tubuh untuk tumbuh kembang terutama
untuk anak balita, aktifitas, pemeliharan kesehatan, penyembuhan bagi
mereka yang menderita sakit dan proses biologis lainnya di dalam tubuh.
Kebutuhan bahan makanan pada setiap individu berbeda karena adanya
variasi genetik yang akan mengakibatkan perbedaan dalam proses
metabolisme. Sasaran yang dituju yaitu pertumbuhan yang optimal tanpa
disertai oleh keadaan defisiensi gizi. Status gizi yang baik akan turut berperan
dalam pencegahan terjadinya berbagai penyakit, khususnya penyakit infeksi
dan dalam tercapainya tumbuh kembang anak yang optimal (Depkes RI,
2008).
Menurut Notoatmodjo (2003), kelompok umur yang rentan terhadap
penyakit-penyakit kekurangan gizi adalah kelompok bayi dan anak balita.
Oleh sebab itu, indikator yang paling baik untuk mengukur status gizi
masyarakat adalah melalui status gizi balita. Menurut Depkes (2010),
pemeliharan status gizi anak sebaiknya :
a. Dimulai sejak dalam kandungan. Ibu hamil dengan gizi yang baik,
diharapkan akan melahirkan bayi dengan status gizi yang baik pula.
b. Setelah lahir segera beri ASI eksklusif sampai usia 6 bulan.
c. Pemberian makanan pendampingan ASI (weaning food ) bergizi,
mulai usia 6 bulan secara bertahap sampai anak dapat menerima menu
lengkap keluarga.
d. Memperpanjang masa menyususi (prolog lactation) selama ibu dan
bayi menghendaki.
13
Status gizi dapat diperoleh dengan pemeriksaan antopometri. Indikator
yang digunakan berdasarkan Depkes (2010) adalah (BB/U), (TB/U),
(BB/TB), (IMT/U) klasifikasi status gizi berat badan per umur (BB/U) adalah
sebagai berikut :
a. Gizi lebih, jika lebih dari 2,0 SD
b. Gizi baik, jika -2,0 SD sampai +2,0 SD
c. Gizi buruk, jika kurang dari -3,0 SD
Metode Penilaian Status Gizi
Ada dua metode penilaian status gizi ini yaitu :
1. Penilaian status gizi Langsung terdiri dari Antropometri, Klinis,
Biokimia,Biofisik
2. Tidak Langsung terdiri dari Survei Konsumsi Makanan, Statistik Vital,
Faktor Ekologi.
Dengan begitu banyaknya metode penilaian status gizi maka perlu
dipertimbangkan faktor untuk memilih metode penilaian yaitu :
1. Tujuan,
2. Unit Sampel yang akan diukur,
3. Jenis Informasi yang dibutuhkan,
4. Tingkat reliabilitas dan akurasi yang dibutuhkan,
5. Fasilitas & peralatan yang ada,
6. Tenaga,
7. Waktu,
8. Dana yang tersedia.
14
Kelemahan antropometri meliputi : tidak sensitif & spesifik
mengukur suatu zat gizi, bisa dipengaruhi faktor diluar gizi misalnya
penyakit, bisa terjadi kesalahan pengukuran.
Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan
mengukur beberapa parameter . Parameter ini terdiri dari :
a. Umur, yaitu bulan penuh untuk anak 0-2 tahun dan tahun penuh
>2tahun dihitung dari hari lahir, misalnya bayi usia 6 bulan 10 hari
dihitung usia 6 bulan atau anak umur 8 tahun 4 bulan dihitung 8 tahun.
b. Berat Badan menggunakan timbangan yang sesuai dan cara yang
tepat.
c. Tinggi Badan diukur pada posisi lurus dengan cara yang tepat.
d. Lingkar Lengan Atas dapat menggunakan pita LILA atau meteran.
e. Lingkar Kepala,
f. Lingkar dada.
g. Jaringan lunak (lemak sub cutan) diukur menggunakan alat khusus.
Parameter sebagai ukuran tunggal belum bisa digunakan untuk
menilai status gizi harus dikombinasikan.
Kombinasi beberapa parameter disebut Indeks Antropometri yang
terdiri dari :
a. Berat badan menurut umur (BB/U),
b. Tinggi badan menurut umur (TB/U),
c. Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB),
d. Lingkar lengan atas menurut umur(LLA/U), Indeks Massa Tubuh
(IMT),dll.
Banyak sekali sumber yang dapat digunakan untuk
menggolongkan status gizi dengan menggunakan indeks antropometri
tetapi tetap diperlukan tabel bantu untuk mengetahui parameter normal
kemudian baru digolongkan misalnya menggunakan tabel 1.3 dan tabel 1.4
berikut.
15
Penilaian status gizi pada orang dewasa dapat menggunakan indeks
massa tubuh seperti tabel berikut ini :
16
LLA/Ukeuntungannya : Baik utk menilai Kekurangan Energi Protein
(KEP) berat, murah, mudah, kelemahannya : Sulit menentukan ambang
batas, sulit menilai pertumbuhan anak 2- 5 thn.
2. Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan klinis sebagai salah satu metode penilaian status gizi
secara langsung, secara umum terdiri dari dua bagian yaitu
a. riwayat medis / riwayat kesehatan merupakan catatan mengenai
perkembangan penyakit,
b. pemeriksaan fisik, yaitu melakukan pemeriksaan fisik dari kepala
sampai ujung kaki untuk melihat tanda-tanda dan gejala adanya
masalah gizi. Kita mulai dari riwayat medis.
Dalam riwayat ini kita mencatat semua kejadian yang berhubungan
dengan gejala yang timbul pada penderita beserta faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Catatan kita haruslah meliputi identitas penderita
secara lengkap, riwayat kesehatan saat ini, riwayat kesehatan masa lalu
yang berkaitan dengan penyakit saat ini, riwayat kesehatan keluarga yang
berkaitan, data lingkungan fisik dan sosial budaya yang berhubungan
dengan gizi, data-data tambahan yang diperlukan misalnya adalah riwayat
alergi terhadap makanan, jenis diet dan pengobatan yang sedang atau
pernah dijalani pasien,dll. Data-data tersebut dapat dikumpulkan melalui
wawancara dengan penderita dan keluarga.
17
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan melalui teknik inspeksi atau
periksa pandang, palpasi atau periksa raba, perkusi atau periksa ketuk dan
auskultasi atau pemeriksaan menggunakan stateskop. Semua perubahan
pada rambut, kulit, mata,mulut, lidah, gigi, kelenjar tiroid, dll. Menurut
Jelliffe dan Jelliffe, tanda-tanda klinis dapat dikelompokkan dalam tiga
kelompok besar yaitu :
a. kelompok 1, tanda-tanda yang memang benar berhubungan dengan
kurang gizi bisa karena kekurangan salah satu zat gizi atau kelebihan
dari yang dibutuhkan tubuh,
b. kelompok 2, tanda-tanda yang membutuhkan investigasi atau
penyelidikan lebih lanjut karena tanda ini mungkin saja merupakan
tanda gizi salah atau mungkin disebabkan faktor lain , dan
c. tanda-tanda yang tidak berkaitan dengan gizi salah walaupun hampir
mirip, untuk dapat menentukannya diperlukan keahlian khusus. Untuk
dapat mengelompokan tanda-tanda yang ada pada pasien, pemeriksa
harus mengetahui tanda-tanda dan gejala akibat kekurangan atau
kelebihan setaip zat gizi.
18
Pemeriksaan biokimia zat gizi terdiri dari :
a. penilaian status besi dengan pemeriksaan Haemoglobin (Hb),
Hematokrit, Besi serum, Ferritin serum, saturasi transferin, free
erytrocites protophoprin, unsaturated iron-binding capacity serum,
b. penilaian status protein dapat dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan fraksi protein yaitu Albumin, Globulin, dan Fibrinogen,
c. penilaian status vitamin tergantung dari vitamin yang ingin kita
ketahui misalnya vitamin A dinilai dengan memeriksa serum retinol,
vitamin D dinilai dengan pemeriksaan kalsium serum, vitamin E
dengan penilaian serum vitamin E, vitamin Cdapat dinilai melalui
pemeriksaan perdarahan dan kelainan radiologis yang ditimbulkannya,
menilai status riboflavin ( B2) dengan pemeriksaan kandungan
riboflavin dalam urine, niasin dinilai dengan pemeriksaan nimetil
nicotamin urine. Begitu juga dengan vitamin-vitamin yang lain.
4. Biofisik
Penentuan status gizi dengan biofisik adalah melihat dari
kemampuan fungsi jaringan dan perubahan struktur. Tes kemampuan
fungsi jaringan meliputi kemampuan kerja dan energi ekspenditure serta
adaptasi sikap. Tes perubahan struktur dapat dilihat secara klinis (
misalnya pengerasan kuku, pertumbuhan rambut,dll) atau non klinis
(misalnya radiologi). Penilaian secara biofisik dapat dilakukan dengan tiga
cara yaitu :
19
a. uji radiologi,
b. tes fungsi fisik (misalnya tes adaptasi pada ruangan gelap), dan
c. sitologi (misalnya pada KEP dengan melihat noda pada epitel dari
mukosa oral). Penilaian biofisik ini memerlukan biaya yang besar.
3. Statistik Vital. Salah satu cara untuk mengetahui gambaran keadaan gizi di
suatu wilayah adalah dengan cara menganalisi statistik kesehatan. Dengan
menggunakan statistik kesehatan, kita dapat melihat indikator tidak
langsung pengukuran status gizi masyarakat. Beberapa statistik yang
berhubungan dengan keadaan kesehatan dan gizi antara lain angka
kesakitan, angka kematian, pelayanan kesehatan, dan penyakit infeksi
yang berhubungan dengan gizi. Berikut ini dapat dijelaskan sebagai
berikut 1) angka kematian berdasarkan umur adalah jumlah kematian pada
kelompok umur tertentu terhadap jumlah rata-rata penduduk pada
kelompok umur tersebut setiap 1.000 penduduk. Manfaat data ini
20
mengetahui tingkat dan pola kematian menurut golongan umur dan
penyebabnya. Misalnya angka kematian umur 2-5 bulan, umur 1-4 tahun,
umur 13 – 24 bulan. Angka kesakitan dan kematian akibat penyebab
tertentu, angka penyebab kematian pada umur 1-4 tahun merupakan
informasi penting untuk menggambarkan keadaan gizi di suatu
masyarakat. Kita lanjutkan dengan statistik layanan kesehatan misalnya
Posyandu, Puskesmas, dan Rumah Sakit, berikutnya Infeksi yang Relevan
dengan Keadaan Gizi. Statistik vital ini hanya berupa data pendukung,
masih harus dikaji faktor-faktor lain yang berhubungan sehingga status
gizi dapat ditentukan dengan akurat. Seperti metode yang lain statistik
vital mempunyai kelemahan antara lain : data tidak akurat, adanya
kesulitan dalam mengumpulkan data, dipengaruhi oleh kemampuan
menginterpretasikan data secara tepat.
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Zat gizi dibutuhkan pada bayi dan anak terutama untuk pertumbuhan dan
perkembangan otak. Air susu ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling baik.
Pemberian makanan tambahan sebagai makanan pendamping ASI harus
disesuaikan dengan umur bayi. Pada usia bayi 0-6 bulan, makanan yang paling
tepat untuk bayi adalah air susu ibu atau ASI. Bayi usia 9 bulan merupakan usia
peralihan kedua dalam pengaturan makanan bayi. Gizi merupakan faktor penting
dalam pola tumbuh kembang balita. Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh dan
berkembang, secara umum dibagi menjadi 3 kebutuhan dasar, yaitu :1) Kebutuhan
fisik biomedis (ASUH), 2) Kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH) 3) Kebutuhan
akan stimulasi (ASAH)
Perbedaan dewasa dengan balita dalam hal kebutuhan gizi adalah Gula &
Garam, Porsi Makan , Kebutuhan Energi & Nutrisi , dan Susu Pertumbuhan.
Bahan makanan yang harus dihindari pada usia 1-5 tahun yaitu makanan yang
terlalu berminyak , junk food dan makanan berpengawet. Kebutuhan gizi balita
meliputi : Asupan makanan sehari untuk anak harus mengandung 10-15% kalori,
20-35% lemak, dan sisanya karbohidrat. Pola makan anak usia TK Anak sudah
mempunyai sifat konsumen aktif, yaitu mereka sudah sudah bisa memilih
makanan yang disukainya. Pada usia 7-9 tahun anak pandai menentukan makanan
yang disukai krn sudah kenal lingkungan
Terdapat 5 upaya yang merupakan satu kesatuan sebagai strategi dasar
pemeliharaan gizi anak, yaitu :1) pemeliharaan gizi pada masa prenatal, 2)
pengawasan tumbuh kembang anak sejak lahir, 3) pencegahan dan
penanggulangan dini penyakit infeksi melalui imunisasi dan pemeliharaan
sanitasi, 4) pengaturan makanan yang tepat dan benar, serta 5) pengaturan jarak
kehamilan.
Terdapat empat bentuk malnutrisi, terdiri dari Under nutrition, Specific
defisiency , Over nutrition , Imbalance.Terdapat dua metode penilaian status gizi
ini yaitu 1) Penilaian status gizi Langsung terdiri dari Antropometri, Klinis,
Biokimia,Biofisik, 2) Tidak Langsung terdiri dari Survei Konsumsi Makanan,
Statistik Vital, Faktor Ekologi.
22
Daftar pustaka
Mardalena, Ida. Ilmu Gizi Keperawatan. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia (e-book pdf)
http://rismayuni05.blogspot.com/2017/05/makalah-nutrisi-pada-bayi-dan-
anak.html
http://dedeol.blogspot.com/2013/09/makalah-kebutuhan-gizi-pada-bayi.html
http://gugunnawan.blogspot.com/2017/09/makalah-gizi-pada-bayi.html
http://digilib.unila.ac.id/2383/9/BAB%20II.pdf
23