Anda di halaman 1dari 2

Pasien dengan sepsis parah yang diakibatkan oleh bakteri gram positif (molekul lipoprotein,

asam lipoteikoat) dan bakteri gram negatif (molekul LPS) menunjukkan respon sitokin yang
berbeda. Pada suatu studi menunjukkan bahwa konsentrasi IL-1 尾, Il-6, dan IL-18 lebih
tinggi pada plasma pasien yang mengalami sepsis akibat bakteri gram positif, sedangkan TNF
atau IL-6 pada plasma lebih banyak ditemukan pada pasien sepsis akibat bakteri gram
negatif. Namun meskipun begitu, manifestasi klinis yang ditimbulkan secara umum sama.1

Pada kenyataannya, patogenesis terjadinya sepsis belum dapat dipastikan. Namun, dari
berbagai teori yang ada, dikatakan bahwa gangguan heterogen pada metabolisme jaringan
yang memengaruhi mikrosirkulasi merupakan mekanisme utama yang mendasari.
Dikarenakan metabolisme jaringan dan mikrosirkulasi diregulasi melalui saraf perifer dan
hormon yang berada di sirkulasi, hal ini menunjukkan bahwa ketidakteraturan dalam sistem
neuroendokrin memiliki peran penting dalam kejadian disfungsi organ dan syok sepsis.
Penyebab pastinya belum dapat diketahui, namun fenomena yang terjadi seperti aktivasi
komplemen, koagulopati, aksi mediator, jejas endotel, dan disfungsi mikrosirkulasi memiliki
keterkaitan untuk menghasilkan sindrom sepsis tersebut. Kesimpulan yang dapat ditarik dari
patogenesis terjadinya sepsis dapat dirangkum menjadi 3 poin:2

1. Bakteri oportunis biasanya menginvasi epitel yang sudah rusak, dan seringnya
terjadi pada host imunosupresif yang mengalami respon fase akut yang sedang
mengalami sakit, luka, atau infeksi sebelumnya. Respon inflamasi lokal yang kuat
biasanya yang diinisasi oleh pengenalan molekul mikroba, tidak dapat membunuh
bakteri diebabkan adanya kegagalan mekanisme (jalur drainase yang tersumbat),
imunosupresi (neutropenia), dan faktor lain (termasuk faktor virulensi dari bakteri).
Bakteri ini kemudian akan menginvasi aliran darah ketika pertahanan lokal tidak
mampu mebunuh mereka atau bahkan justru mengandung bakteri tersebut. Ketika
terjadi bakteremia biasanya hanya bersifat sementara dan tidak terlalu penting
dibandingkan dengan mediator yang diproduksi secara lokal sebagai penyebab sepis
parah dan syok sepsis. Prognosis berkaitan erat dengan kondisi fisiologis pasien.
Pada manajemen akut pasien ini, pencarian fokus infeksi primer merupakan hal yang
penting.
2. Bakteri lain yang dapat menyebabkan sepsis adalah bakteri yang dapat bertahan
hidup dan bahkan bermultiplikasi pada manusia yang sehat. Mereka dapat
menginvasi tanpa menimbulkan inflamasi yang signifikan secara klinis. Apabila
pertumbuhan mereka tidak dikontrol oleh sistem imun innate, maka bakteri ini akan
dapat memasuki aliran darah, menginfeksi sel endotel vaskuler dan/atau sel darah,
dan melepaskan toksin atau molekul lain yang dapat menstimulasi inflamasi atau
menginduksi kerusakan di dalam darah dan jaringan. Mikroba yang bersirkulasi
dapat memancing baik syok maupun koagulopati yang biasanya tidak mengarah
kepada perdarahan dan/atau trombosis arteri. Contoh dari bakteri dengan
mekanisme ini yaitu S. pneumoniae, N. meningitidis, R. rickettsia, Y. pestis,
Salmonella typhii, B. anthracis dan mungkin juga V. vulnificus dan C. canimorsus.
Dengan banyaknya jumlah bakteri ini, ketidakhadiran pertahanan host yang bersifat
pro-inflamasi lokal di tahap awal merupakan kunci penting patogenesis. Beberapa
virus juga termasuk dalam kategori ini. Terdapat bukti bahwa infeksi simtomatik
akibat filovirus (contoh Ebola) yang memicu terjadinya inflamasi lokal dan
menginfeksi makrofag pada banyak jaringan, dapat dicegah dengan adanya respon
sistemik pro-inflamasi pada tahap awal. Suatu penelitian menunjukkan bahwa
adanya defek turunan pada fungsi imun innate dan/atau imun didapat berkaitan
dengan kerentanan terhadap jenis patogen ini.
3. Stimulus lain, seperti superantigen yang dimiliki oleh bakteri gram positif, bisa
dihasilkan oleh bakteri ekstravaskuler dan berdifusi ke dalam darah atau dilepaskan
ke dalam darah langsung melalui bakteri yang bersirkulasi. Mereka akan
mengaktivasi limfosit T pada darah dan jaringan untuk melepaskan sitokin dan
nantinya sitokin ini akan menginduksi disfungsi organ dan menyebabkan syok.聽

Anda mungkin juga menyukai