Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Evaluasi Pembelajaran”

DI SUSUN OLEH :
Nama : Indah K. Mangalung
NIM : 16 105 163
Kelas : 6 C PGSD
Dosen : Deane Umboh, S.Pd, M.Pd
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan pada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Kecerdasan Majemuk” tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Akhir kata, penyusun ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua kalangan.

Tomohon, 22 April 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Kecerdasan Majemuk
B. Pengertian Kecerdasan Majemuk
C. Jenis-Jenis Kecerdasan Majemuk
D. Ciri-Ciri Kecerdasan Majemuk
E. Strategi Pembelajaran di Sekolah Menggunakan Kecerdasan Majemuk
F. Manfaat Multiples Intelligence di Dalam Proses Pembelajaran
G. Peran Guru dalam Pembelajaran
BAB III PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kecerdasan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan sukses dan gagalnya
Peserta Didik belajar di sekolah. Peserta Didik mempunyai taraf kecerdasan rendah atau di bawah
normal sukar untuk diharapkan memperoleh prestasi yang tinggi. Tetapi tidak ada jaminan bahwa
dengan taraf kecerdasan tinggi seseorang secara otomatis dia akan sukses belajar di sekolah.
Ada banyak kecerdasan yang dimiliki setiap orang. Teori ini juga menekankan pentingnya
“model” atau teladan yang sudah berhasil mengembangkan salah satu kecerdasan hingga puncak.(
Howard Gardner )

2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana sejarah munculnya konsep kecerdasan majemuk?
b. Apa saja 9 kecerdasan majemuk menurut Howard Gardner ?
c. Apa ciri-ciri dari setiap jenis kecerdassan majemuk ?
d. Bagaimana strategi pembelajaran menggunakan kecerdasan majemuk?
e. Apa saja manfaat dari Multiples Intelligences dalam pendidikan ?
f. Bagaimana Peran guru dalam dunia pendidikan berdasarkan konsep kecerdasan majemuk ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Kecerdasan Majemuk


Semua berawal dari kegelisahan Howard Gardner, seorang profesor pendidikan yang
mengabdikan dirinya di Universitas Harvard, Amerika Serikat. Menurutnya, selama ini para
pendidik telah melakukan kekeliruan karena menganggap tes kecerdasan atau tes IQ adalah satu-
satunya ukuran yang paling dapat dijadikan patokan untuk mengukur kecerdasan seseorang.
Menurut Gadner, kecerdasan manusia juga harus dinilai berdasarkan:
- Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi hidup
- Kemampuan menemukan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan atau dicari solusinya
- Kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan memberikan penghargaan dalam budaya seseorang.
Gardner bersama rekan-rekannya yang mengembangkan penelitian untuk mengembangkan
konsep MI tidak hanya menilai kecerdasan dengan cara menguji kemahiran seseorang memahami
dan menyelesaikan soal-soal logika-matematika (sebagaimana yang dilakukan dalam tes IQ).
Bersama tim, Gardner mengembangkan cara-cara mengukur kemampuan individu untuk
memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu.
Dikembangkan dan diungkapkan pertama kali tahun 1983, Gardner mendefinisikan
kecerdasan manusia yang tak berbatas, yang diantaranya dapat dikelompokkan menjadi delapan
kecerdasan, yaitu kecerdasan linguistik (bahasa), kecerdasan logika-matematika, kecerdasan
visual-spasial, kecerdasan gerak tubuh, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan
intrapersonal, dan kecerdasan naturalis. Belakangan Gardner menambahkan satu kecerdasan
tambahan, yaitu kecerdasan spiritual.
Meskipun menimbulkan pro dan kontra di antara para ahli terutama dalam
mengembangkan tes untuk mengukur MI, namun MI mengantarkan para orang tua pada sebuah
pemahaman baru yang sangat memberikan semangat dan harapan. Karena pada akhirnya tidak ada
anak yang bodoh akibat nilai tes kecerdasan yang rendah. MI justru membantu orang tua mengenal
kekuatan dan kekurangan anak. Dengan mengenal hal dua hal tersebut lebih dini, Gardner berharap
orang tua mengambil peran penting dalam memberikan stimulasi terutama dalam rangka
menyeimbangkan kehidupan anak.
B. Pengertian Kecerdasan Majemuk
Kecerdasan Majemuk adalah kemampuan memecahkan masalah dan menciptakan
produk yang bernilai budaya (anak yang bisa menghasilkan sesuatu dan bisa dinikmati dalam
kehidupan manusia). Secara umum kecerdasan ini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam
berpikir, bertindak dan berperilaku sesuai dengan apa yang dihadapi.
Menurut Gardner, kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur kecerdasan matematika
logika, kecerdasan bahasa, kecerdasan musikal, kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestetik,
kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis.

C. Jenis- Jenis Kecerdasan Majemuk


Berikut ini 9 macam kecerdasan yang telah dipaparkan oleh Gardner yaitu:
Kecerdasan linguistik adalah kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif, baik
untuk memengaruhi maupun memanipulasi. Dalam kehidupan sehari-hari kecerdasan linguistik
bermanfaat untuk: berbicara, mendengarkan, membaca dan menulis.
Kecerdasan logis- matematis yaitu melibatkan ketrampilan mengolah angka atau
kemahiran mengunakan logika atau akal sehat. Dalam kehidupan sehari-hari bermanfaat untuk :
menganalisa laporan keuangan, memahami perhitungan utang nasional, atau mencerna laporan
sebuah penelitian.
Kecerdasan visual dan spasial yaitu melibatkan kemampuan seseorang untuk
memisualisaikan gambar di dalam kepala (dibayangkan) atau menciptakannya dalam bentuk dua
atau tiga dimensi. Kecerdasan ini sangat dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari,
misalnya: saat menghias rumah atau merancang taman, menggambar atau melukis, menikmati
karya seni.
Kecerdasan musik yaitu melibatkan kemampuan menyanyikan lagu, mengingat melodi
musik, memunyai kepekaan akan irama, atau sekedar menikmati musik. Manfaat dari kecerdasan
ini dapat dirasakan dalam banyak hal dalam kehidupan sehari-hari, misalnya: saat menyanyi,
memainkan alat musik, menikmati musik di TV/ Radio.
Kecerdasan interpersonal yaitu melibatkan kemampuan untuk memahami dan bekerja
dengan orang lain. Kecerdasan ini melibatkan banyak hal misalnya: kemampuan berempati,
kemampuan memanipulasi, kemampuan “membaca orang”, kemampuan berteman.
Kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan memahami diri sendiri, kecerdasan untuk
mengetahui “siapa diri saya sebenarnya”, untuk mengetahui “apa kekuatan dan kelemahan saya”.
Ini juga merupakan kecerdasan untuk bisa merenungkan tujuan hidup sendiri dan untuk
memercayai diri sendiri.
Kecerdasan kinestetik adalah kecerdasan seluruh tubuh dan juga kecerdasan tangan.
Dalam dunia sehari-hari kecerdasan ini sangat dibutuhkan, misalnya: membuka tutup botol,
memasang lampu di rumah, memerbaiki mobil, olah raga, dan berdansa.
Kecerdasan naturalis yaitu melibatkan kemampuan mengenali bentuk-bentuk alam di
sekitar kita. Dalam kehidupan sehari-hari kecerdasan itu sangat dibutuhkan untuk : berkebun,
berkemah, atau melakukan proyek ekologi.
Kecerdasan Eksistensial adalah kemampuan dan kepekaan seseorang untuk menjawab
persoalan-persoalan terdalam mengenai keberadaan manusia, misal sering muncul pertanyaan
dalam diri sendiri mengapa aku ada, apa makna dari hidupku ini, bagaimana seseoramg bisa
mencapai tujuan hidup yang sejati, mengapa seseorang harus mati, bila sudah mati ke mana.

D. Ciri-Ciri Kecerdasan Majemuk


1. Kecerdasan linguistik
Seorang anak yang memunyai kecerdasan linguistik memiliki kepribadian yaitu peka
terhadap bahasa, dapat berbicara dengan teratur dan sistematis, memiliki penalaran yang
tinggi. Disamping itu juga mampu mendengarkan, membaca dan menulis, lancar dalam
mengucapkan kata-kata dan suka bermain kata-kata serta memiliki ingatan
perbendaharaan kata yang kuat.
2. Kecerdasan logis- matematis
Anak yang memunyai kecerdasan logis matematis memiliki ciri-ciri kepribadian yaitu
anak suka berpikir abstrak dan suka akan keakuratan, menikmati tugas hitung-
menghitung. Memecahkan soal-soal dan computer dan suka melakukan penelitian dengan
cara logis, catatan tersusun rapi dan sistematis.
3. Kecerdasan visual dan spasial
Ciri kepribadian yang menonjol dalam diri anak yang memiliki kemampuan visual-
spasial adalah anak dapat berpikir dengan menciptakan sketsa atau sambar, mudah sekali
membaca peta dan diagram, mudah ingat bila melihat gambar, memiliki cita warna tinggi
dan mampu menggunakan semua panca indra untuk melukiskan sesuatu.
4. Kecerdasan musik
Beberapa sifat yang nampak dalam diri seorang anak yang memiliki kecerdasan musik
adalah anak peka terhadap nada, irama dan warna suara. Peka terhadap nuansa emosi
suatu musik dan peka terhadap gubahan musik yang bervariasi dan biasanya sangat
spiritual.
5. Kecerdasan interpersonal
Sifat-sifat yang menonjol dalam diri orang anak yang memiliki kecerdasan interpersonal
adalah anak ahli dalam berunding, pintar bergaul dan mampu membaca niat orang lain
serta menikmati saat-saat bersama orang lain. Memiliki banyak teman, pintar
berkomunikasi, suka dengan kegiatan kelompok, gemar bekerja sama dan menjadi
mediator serta pandai membaca situasi.
6. Kecerdasan intrapersonal
Sifat-sifat yang dimiliki oleh anak yang memunyai kecerdasan intrapersonal adalah anak
peka terhadap nilai-nilai yang dimiliki, sangat memahami diri, sadar betul emosi dirinya,
peka terhadap tujuan hidupnya, mampu mengembangkan kepribadiannya, bisa
memotivasi diri sendiri, sangat sadar akan kekuatan dan kelemahanannya.
7. Kecerdasan kinestetik
Ciri-ciri kepribadian anak dengan kecerdasan kinestetik adalah anak dapat bersikap
rileks, suka olah raga fisik dan suka menyentuh. Anak ahli bermain peran, belajar dengan
bergerak-gerak dan berperan serta dalam proses belajar. Selain itu anak juga sangat peka
dengan kondisi lingkungan fisik, gerak-gerik tubuh terlatih dan terkendali dan suka
bermain dengan sesuatu benda sambil mendengarkan orang lain berbicara dan sangat
berminat dengan bidang mekanik.
8. Kecerdasan naturalis
Sifat-sifat yang dimiliki anak dengan kecerdasan naturalis adalah anak suka dengan alam
sekitar, lebih senang berada di alam terbuka daripada di ruangan dan suka berpetualang
menjelajah hutan. Anak bisa marah besar jika ada orang membantai binatang langka,
merusak dan membakar hutan, mencemari laut dan sungai sehingga menimbulkan
kematian flora dan fauna serta lebih suka mengkonsumsi obat dan jamu trasional daripada
pabrik. Anak juga lebih senang menggunakan bahan yang alami dan tidak menimbulkan
polusi lingkungan.
9. Kecerdasan Eksistensial
Sifat-sifat yang dimiliki seorang anak dengan kecerdasan Eksistensial adalah anak suka
bertanya soal kebenaran dan inti persoalan, kritis, suka merenung dan melakukan refleksi
diri serta senang berdiskusi mengenai hakekat hidup.

E. Strategi Pembelajaran di Sekolah dengan Menggunakan Kecerdasan Majemuk.


Untuk memaksimalkan proses pembelajaran saat di kelas diperlukan strategi
pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh
masing-masing anak. Strategi pembelajaran yang tepat akan sangat menolong anak
menangkap pelajaran dengan baik.
Saat mengajar anak dengan kecerdasan linguistik, metode yang digunakan adalah dengan
bercerita, curah gagasan (brainstorming) dan dengan tape recorder atau menulis jurnal.
Sedangkan anak yang memiliki kecerdasan logis- matematis yang digunakan adalah dengan
kalkulasi dan kuantifikasi, klasifikasi dan kategori atau penalaran ilmiah.
Sedangkan anak dengan kecerdasan visual dan spasial strategi pembelajaran
dengan visualisasi, penggunaan warna, gambar dan sketsa gagasan serta simbol grafis.
Anak yang memiliki kecerdasan musik mengajarnya dengan irama, lagu, rap, senandung dan
konsep musikal serta dengan musik suasana. Anak dengan kecerdasan interpersonal dapat
belajar dengan barbagi rasa dengan teman sekelas, kerja kelompok, permainan dan simulasi.
Apabila mengajar anak dengan kecerdasan intrapersonal dapat menggunakan refleksi,
hubungan materi dengan pengalaman pribadi, waktu memilih dan kesempatan untuk
mengekspresikan perasaan serta perumusan tujuan. Jika anak memiliki kecerdasan
kinestetik dapat belajar dari teater kelas, konsep kinestetis dan peta tubuh. Anak yang
memiliki kecerdasan naturalis dapat belajar dengan jalan-jalan di alam terbuka dan melihat
ke luar jendela serta tanaman sebagai dekorasi atau membawa hewan piaraan di kelas.
Sedangkan anak dengan kecerdasan eksistensial untuk mengembangkannya yaitu
dengan mendengarkan kotbah, membaca buku-buku rohani , filsafat, buku theologia,
mengadakan refleksi diri, menghadiri upacara kematian, diskusi dengan ahli filsafat dan
theolog, mengikuti reatreat dan dinamika kelompok.
F. Manfaat Multiple Inteligences di Dalam Proses Pendidikan yang Dilaksanakan
Kita dapat menggunakan kerangka kecerdasan majemuk dalam melaksanakan
proses pengajaran secara luas. Aktivitas yang dapat dilakukan seperti menggambar,
menciptakan lagu, mendengarkan musik, dan melihat pertunjukan dapat menjadi pintu masuk
yang vital ke dalam proses belajar. Bahkan siswa yang penampilannya kurang baik pada saat
proses belajar menggunakan pola tradisional (menekankan bahasa dan logika). Jika aktivitas
ini dilakukan akan memunculkan semangat mereka untuk belajar.
Dengan kecerdasan majemuk, maka anda menyediakan kesempatan bagi siswa untuk
belajar sesuai dengan kebutuhan, minat, dan talentanya.
Peran serta orang tua dan masyarakat akan semakin meningkat dalam mendukung
proses belajar mengajar. Hal ini bisa terjadi karena setiap aktivitas siswa di dalam proses
belajar akan melibatkan anggota masyarakat.
Siswa akan mampu menunjukkan dan bebagi tentang kelebihan yang dimilikinya.
Membangun kelebihan yang dimiliki akan memberikan suatu motivasi untuk menjadikan
siswa sebagai seorang spesialis.
Pada saat anda mengajar untuk memahami siswa akan mendapatkan pengalaman
belajar yang positif dan meningkatkan kemampuan untuk mencari solusi dalam memecahkan
persoalan yang dihadapinya.
Kecerdasan Majemuk memberikan pandangan bahwa terdapat sembilan macam
kecerdasan yang dimiliki oleh setiap orang. Yang membedakan antara satu dengan yang
lainnya adalah komposisi atau dominasi dari kecerdasn tersebut.

G. Peran Guru dalam Pembelajaran


Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk diperoleh anak-anak ataupun orang
dewasa. Pendidikan menjadi salah satu modal bagi seseorang agar dapat berhasil dan mampu
meraih kesuksesan dalam hidupnya. Mengingat akan pentingnya pendidikan maka pemerintah
pun mencanagkan program wajib belajar sembilan tahun. Melakukan perubahan kurikulum
dan untuk mencoba mengakomodasikan kebutuhan siswa.
Kecerdasan intelektual bukan hanya mencakup kecerdasan logika dan verba , tetapi juga
harus dilihat dari aspek kinetis, musikal, visual-spartial, interpersonal, intrapersonal, dan
naturalis.
Kita cenderung hanya menghargai orang yang memang ahli di dalam kemampuan logika
dan bahasa. Kita harus memberikan perhatian yang seimbang terhadap orang-orang yang
memiliki talenta(gift) di dalam kecerdasan yang lainnya.
Melihat betapa penting proses pembelajaran bagi manusia terlepas sedikit atau banyak,
peran guru sangat penting . Guru sebagai sosok pribadi , manusia yang monopluralis memiliki
banyak kelemahan dan kelebihan. Namun demikian kelemahan yang dimiliki seorang guru
selayaknya tidak menjadi penghambat dari berlangsungnya proses pembelajaran itu sendiri.
Mengingat manusia adalah makhuk monopluralis , yaitu manusia yang memiliki banyak
unsur kodrat (plural), namun merupakan satu kesatuan yang utuh. Jika ditinjau dari
kedudukannya, susunan, dan sifatnya, manusia bersifat monodualis. Sebagai makhluk Tuhan
dan sebagai makhluk individu yang terdiri dari unsur jiwa dan raga.
Maka guru dalam proses pembelajaran juga harus memandang siswa sebagai makhluk
monopluralis. Dengan demikian maka semua potensi yang dimiliki oleh siswa dapat
berkembang dengan optimal.Dan semua potensi yang dimilikinya dapat digunakan untuk
memanusiakan manusia dalam proses pembelajaran.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan dan Saran


Menurut Gardner, kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur kecerdasan matematika
logika, kecerdasan bahasa, kecerdasan musikal, kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestetik,
kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis.
Dengan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk, siswa yang dengan beragam
dominasi kecerdasan dapat terfasilitasi pada saat belajar sehingga hasil belajar siswa dari segi
kognitif ( prestasi belajar) dan afektif (minat) meningkat.
Maka guru dalam proses pembelajaran juga harus memandang siswa sebagai makhluk
yang memiliki banyak unsur dari dirinya. Dengan demikian maka semua potensi yang dimiliki
oleh siswa dapat berkembang dengan optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Aryanti dan Wahyuni.2003. Multiple Intelligences & Application.Salatiga ;


Gernard, howard.2011. Frames of Mind: The Theory of Multiples Intelligence. New York ;
Basic Book
Sandjaja, stefanus.2006. Teori Multiple Intelligences dan Aplikasinya di Pendidikan Anak
Usia Dini.Semarang

Anda mungkin juga menyukai