Anda di halaman 1dari 3

Pengertian

Tidak haid, atau dalam bahasa medis dikenal sebaga amenorea, merupakan keadaaan tidak terjadi
menstruasi pada seorang wanita. Hal tersebut normal terjadi pada masa sebelum pubertas,
kehamilan, menyusui, dan setelah menopause.

Siklus menstruasi normal seorang wanita melibatkan interaksi antara hipotalamus-hipofisi-aksis,


indung telur, dan organ reproduksi yang sehat. Setiap wanita memiliki siklus menstruasi yang
berbeda-bead. Meski demikian, rata-rata siklus menstruasi adalah 28 hari.

Amenorea sendiri terbagi dua, yaitu:

1. Amenorea primer. Ini merupakan keadaan tidak terjadinya menstruasi pada wanita berusia 16
tahun. Amenorea primer terjadi pada 0.1– 2.5% wanita usia reproduksi.
2. Amenorea sekunder. Pada amenorea tipe ini, menstruasi tidak terjadi selama 3 siklus. Bahkan pada
kasus oligomenorea (salah satu jenis amenorea sekunder), jumlah darah menstruasi hanya sedikit.

Pada beberapa kasus amenorea/ tidak haid bisa terjadi komplikasi berupa infertilitas. Terutama
pada amenorea yang disebabkan oleh gangguan hormon maka.

Gejala
Tanda amenorea/ tidak haid adalah tidak terjadinya menstruasi pada usia 16 tahun. Kondisi tersebut
bisa saja terjadi baik dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder (perkembangan
payudara, perkembangan rambut pubis).

Selain itu, kondisi lain yang juga bisa dicurigai adalah jika Anda tidak mendapatkan menstruasi
padahal sebelumnya sudah pernah mendapatkan menstruasi. Gejala lainnya tergantung dari apa
yang menyebabkan terjadinya amenorea.
Penyebab
Amenorea/ tidak haid bisa disebabkan karena banyak hal. Beberapa hal di antaranya adalah:

 Pubertas terlambat
 Gangguan pada indung telur (ovarium), seperti tumor ovarium, kegagalan fungsi indung telur
 Gangguan produksi hormon, seperti hipotioridisme, sindrom cushing
 Penyakit berat, seperti penyakit ginjal kronik
 Pengobatan penyakit kronik
 Pengangkatan kandung rahim
 Kelainan bawaan pada system kehamilan
 Kelainan kromoson
 Olahraga berlebihan
 Tidak tumbuhnya organ rahim dan vagina (agenesis uterovaginal)
 Gangguan pada susunan saraf pusat

Penyebab terbanyak dari amenorea sekunder adalah kehamilan. Jika kemungkinan kehamilan,
menyusui, dan penggunaan metode kontrasepsi telah disingkirkan, maka penyebab lain yang
memungkinkan adalah:

 Stres dan depresi


 Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga berlebihan obesitas
 Gangguan hipotalamus dan hipofisis
 Gangguan indung telur
 Obat-obatan
 Penyakit kronik dan sindrom asherman

Diagnosis
Diagnosis amenorea/tidak haid dilakukan melalui proses pengumpulan informasi lewat serangkaian
wawancara. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
jika diperlukan.

Pada pemeriksaan fisik pada amenorea/ tidak haid bisa ditemukan kondisi seperti berikut:

 Ditemukan kegagalan tumbuhnya organ seksual sekunder –seperti payudara dan pertumbuhan
rambut pubis.
 Pada kasus-kasus lain, bisa ditemukan juga gangguan pertumbuhan tubuh.

Pemeriksaan penunjang:

 Pada amenorea primer. Apabila didapatkan adanya perkembangan seksual sekunder, maka
diperlukan pemeriksaan organ dalam reproduksi –seperti indung telur, rahim, perlekatan dalam
rahim.

Pemeriksaan bisa dilakukan dengan prosedur ultrasonografi (USG), histerosalpingografi,


histeroskopi, dan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Apabila tidak didapatkan tanda-tanda
perkembangan seksualitas sekunder maka diperlukan pemeriksaan kadar hormon FSH (Follicle
Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone).

 Pada amenorea sekunder. Tentu saja hal yang pertama-tama harus dilakukan adalah
menyingkirkan kemungkinan adanya kehamilan. Setelah itu dapat dilakukan pemeriksaan Thyroid
Stimulating Hormone (TSH). Sebab kadar hormon tiroid dapat memengaruhi kadar hormon
prolaktin dalam tubuh.

Selain itu, kadar hormon prolaktin dalam tubuh juga perlu diperiksa. Apabila kadar hormon TSH dan
prolaktin normal, maka Estrogen/ Progestogen Challenge Test adalah pilihan yang bisa dilakukan
untuk melihat kerja hormon estrogen terhadap lapisan endometrium dalam rahim. Selanjutnya dapat
dievaluasi dengan MRI.

Pengobatan
Pengobatan yang dilakukan akana disesuaikan dengan penyebab dari amenorea/ tidak haid.
Jikacpenyebabnya adalah obesitas, maka diet dan olahraga adalah kunci utama pengobatan. Selain
itu, belajar untuk mengatasi stres dan menurunkan aktivitas fisik yang berlebih juga dapat
membantu.

Terapi amenorea dikelompokkan berdasarkan penyebab saluran reproduksi atas dan bawah,
penyebab indung telur, serta penyebab susunan saraf pusat.

1. Saluran reproduksi
o Aglutinasi labia (penggumpalan bibir labia). Pengobatan bisa dilakukan dengan terapi
menggunakan krim estrogen.

o Kelainan bawaan vagina, hymen imperforata (selaput dara tidak memiliki lubang), dan septa
vagina (vagina memiliki pembatas diantaranya). Terapi yang bisa dilakukan adalah dengan
prosedur operasi kecil (insisi atau eksisi).

o Sindrom Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser. Pengobatan dilakukan dengan tindakan non-bedah


berupa dilatasi (pelebaran) dari tonjolan di tempat seharusnya vagina berada. Atau bisa juga
dilakukan terapi bedah dengan membuat vagina baru.

o Parut pada rahim. Hal ini dapat diterapi dengan operasi untuk pengambilan jaringan parut.
Pemberian dosis estrogen setelah operasi terkadang juga diberikan untuk optimalisasi
penyembuhan lapisan dalam rahim2.
2. Gangguan indung telur
o Disgenesis gonadal. Gangguan ini bisa diterapi dengan penggantian hormon pertumbuhan dan
hormon seksual.

o Tumor ovarium. Untuk mengatasinya bisa dilakukan prosedur pembedahan untuk mengangkat
tumor.
3. Gangguan susunan saraf pusat
o Gangguan hipofisis. Gangguan ini bisa diterapi dengan menggunakan agonis dopamin dapat
menormalkan kadar prolaktin dalam tubuh.

o Gangguan hipotalamus. Untuk mengatasinya dapat dilakukan terapi sesuai dengan penyebabnya.

Pencegahan
Amenorea/ tidak haid dapat dicegah dengan cara menghindari stres, cukup istriahat, konsumsi
makanan yang bernutrisi tinggi, serta mengkonsumsi air putih yang cukup. Selain itu, pastikan juga
Anda berolahraga yang cukup

Anda mungkin juga menyukai