Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

POST PARTUM SPONTAN

DI RUANG MAWAR RSUD SOEWONDO KENDAL

DISUSUN OLEH :

ANGGI PUTRI ANGGRAENI (1607003)

PROGRAM STUDI NERS STIKES WIDYA HUSADA

SEMARANG

TAHUN 2017/2018
Post Partum
A. Pengertian
Post Partum adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan kembali sampai alat-
alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lama masa nifasnya 6-8 minggu
(Mochier,1998). Akan tetapi seluruh alat genital akan kembali dalam waktu 3 bulan (
Hanifa,2002). Selain itu masa nifas/purperium adalah masa partus selesai dan berakhir
setelah kira-kira 6 minggu (Mansjoer et.AII.1993)
Post Partum/masa nifas dibagi dalam 3 periode (Mochtar,1998) :
1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dn berjalan.
2. Purperium Intermedial yaitu keplihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lamanya 6-8 minggu.
3. Remote Puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil/waktu persalinan mempunyai
komplikasi.

B. Tujuan Asuhan Keperawatan Post Partum


1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik ataupun psikologinya.
2. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
3. Memberikan PENKES tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga
berencana menyusun pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi
sehat (elvijumta, 2010).
1. Memaparkan diagnosa untuk menanggulangi post partum.
2. Memberikan pemahaman tentang pengertian, gejala, cara menanggulangi pada
pasien post partum sehingga dapat menetapan asuhan keperawatan secara
cepat dan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
( Notysoju,2013 )

C. Adaptasi Fisiologis dan Psikologis Post Partum


 Fisiologi, pada ibu post partum dapat terjadi beberapa adaptasi fisiologis
diantaranya terjadi perubahan tanda-tanda vital,sistem kardiovaskuler, sistem
endokrin, sistem perkemihan, sistem percernaan, hematologi, dan organ
reproduksi ( Bobak, 2005).
a. Tanda-tanda Vital
Biasanya penurunan denyut nadi hingga 50-70x/menit, peningkatan
suhu, akibat dari banyaknya pengeluaran cairan saat persalinan dan
adanya fase deuritis, penurunan tekanan darah hingga 15-20 mmHg
saat perubahan posisiatau disebut hipotensi arthostatik.
b. Sistem Perkemihan
Proses persalinan trauma pada kandung kemih dapat terjadi akibat oleh
bayi sewaktu melewati jalan lahir.
c. Sistem Pencernaan
Perubahan buang air besar dapat terjadi. Keadaan ini disebabkan
karena menurunnya tonus usus pada waktu awal setelah persalinan.
Sistem Kardiovaskuler

Terjadinya perpindahan normal cairan tubuh yang menyebabkan


volume darah menurun dengan lambat, volume darah biasanya
menurun sampai mencapai volume sebelum hamil pada minggu ke-3
dan ke-4 setelah melahirkan.
d. Hematologi
Volume plasma darah yang hilang selama 72jam pertama pasca
melahirkan lebih besar dari pada sel darah yang hilang. Normal
leukosit 12.000/mm3
e. Sistem Endokrin
Perubahan hormonal terjadi selma periode post partum. Setelah
pengeluaran placenta kadar estrogen dan progesteron mengalami
penurunan hal ini terjadi hingga satu minggu post partum (PDF,2003).
 Psikologi
Adaptasi psikologi da 3 yaitu : (Reva Rubin 1997)
a. Talking in (berlangsung hari 1-2 post partum):
Waktu reflek bagi ibu-ibu cenderung pasif. Membutuhkan orang lain
untuk membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
b. Talking hold 2-3 hari post partum
Setelah memulai fase pasif ibu memulai fase aktif dengan memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan dapat mengambil keputusan.
c. Letting go
Pada fase ketiga, ibu mulai mendefisikan kembali perannya ibu mulai
melepaskan perannya yang dulu, dari mempersiapkan kelahiran
menjadi ibu yang memiliki anak, ibu menerima anak tanpa
membandingkan dengan harapan anak pada saat menanti kelahiran.

Adaptasi lainnya :

a. Abdoment
Perasaan tidak berarti dan keseimbangan. Sesaat etelah persalinan ibu
merasa menjadi pusat karena semua orang menanyakan kesehatan dan
keadaannya.
b. Disapoitmen
Perasaan orang tua yang merasa kecewa terhadap kondisi bayi karena
tidak seperti yang diharapkan saat hami.
c. Postpartal blues (Beby blues)
Perasaan sedih yang tidak mengetahui alasan mengapa sedih.
Adaptasi fisiologi :

Sistem Reproduksi (uterus)

 Proses inflasi, dimna kembalinya uterus ke kondisi sebelum kehamilan


yang dimulai saat setelah pengeluaran plasenta dengan kontraksi
uterus.
 Kontraksi uterin,meningkat secara bersamaanbermakna segera
setelahpersalinan bayi yang merupakan respon untuk segera
mengurangi jumlah volume uterus.

1. Lokhea
a) Lokhea Rubra
Mengandung sel darah, sel aerida, dan bekuan darah yang berwarna
merah menyala berbau amis pada 2 jm setelah melahirkn.
b) Lokhea Serosa
Mengandung sisa darah, serum dan leukosit, warna pink atau
kecoklatan dan berlangsung sampai hari ke 10 post patum.
c) Lokhea aiba
Mengandung leukosit desidua, sel epitel, mulut, dan bakteri yang
berwarna kekuningan hingga putih dan berlangsung sampai minggu ke
2-6 post partum.
2. Cerviks
Cerviks kembali segera setelah persalinan. Cerviks atas atau bagian
bawah uterus tampak edema, tipis dan fragii selama beberapa hari
setelah melahirkan (postpartum).
(www.slideshare.et/TutikRahayu)

D. Konsep Asuhan Keperawatan Post Partum.


1. Pengkajian fokus
Pengkajian pada ibu post partum menurut Doenges 2001 : (PDF)
a. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan.
 Bagaimana keadaan ibu saat ini?
 Bagaimana perasaan ibu setelah melahirkan?
b. Pola Nutrisi dan Metabolik
 Apakah klien merasa kehausan setelah melahirkan?
 Apakah klien merasa lapar setelah melahirkan?
 Apakah klien kehilangan nafsu makan atau merasa
mual.
 Apakah ibu mengalami penurunan BB setelah
melahirkan?
c. Pola Aktivitas setelah melahirkan
 Apakah ibu tampak kelelahan atau keletihan?
 Apakah ibu toleransi terhadap aktivitas sedang atau
ringan?
 Apakah ibu tampak mengantuk?
d. Pola Elimansi
 Apakah ada deuretis setelah persalinan?
 Apakah nyeri dalam BAB pasca persalinan?
e. Pola Sensori
 Apakah ibu merasa tidak nyaman/
 Apakah ibu merasa nyeri dibagian tubuh tertentunya?
 Kaji melalui pengkajian P,Q,R,S,T?
 Apakah nyerinya mengganggu istirahat dan
aktivitasnya?
f. Pola Persepsi dan Konsep Diri
 Bagaimana pandangan ibu terhadap dirinya saat ini?
 Adakah permasalahan yang berhubungan dengan
perubahan penampilan tubuhnya saat ini?
g. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum
 Pemeriksaan TTV
 Pengkajian tanda-tanda anemia
 Pengkajian tanda-tanda edema
 Pemeriksaan reflek
 Kaji adanya farises
 Kaji CVAT (cartical vertebral area tendernes)
 Payudara
 Pengkajian daerah aerola (pecah,pendek,rata)
 Kaji adanya nyeri tekan.
 Kaji adanya pembengkakan atau asi terhenti.
 Vulva atau Perinium
 Observasi pengeluaran lokhea
 Observasi penjahitan operasi atau luka episotomi
 Kaji adanya pembengkakan
 Kaji adanya luka
 Kaji adanya hemoroid
h. Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Darah
Beberp uji laboratorium bisa segera dilakukan pada
periode post partum. Nilai NB dan HT sering kali
dibutuhkan pada hari pertama untuk mengkaji
kehilangan darah pada saat melahirkan
2. Pemeriksaan Urine
Pembagian stempel urine dilakukan dengan menggunakan cateter
atau dengan teknik pengembalian bersih. Spismen ini dikirim ke
Lab untuk dilakukan urinalisasi rutin atau kultur dan sensitif
terutama jika kateter inwelling dipakai selama pasca intrapartum
(Bobak,2004)

E. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri b/d involusi uterus, nyeri setelah melahirkan (doenges 2001)
b. Resiko tinggi infeksi b/d laterasi dan proses persalinan (doenges 2001)
c. Resiko menyusui tidak efektif b/d kurang pengetahuan cara perawatan payudara bagi
ibu menyusui (bobak 2004) PDF
d. Gangguan eliminasi bowel b/d adanya konstipasi.

F. Intervensi dan Rasional


 Nyeri b/d involusi uterus, nyeri setelah melahirkan
Tujuan : stelah dilkukan tindakan keperawatan nyeri berkurang.
KH :
a. Pasien mengatakan nyeri berkurang dengan skala 3-4
b. Klien terlihat rileks, ekspresi wajah tidak tegang, klien bisa tidur dengan
nyaman.
c. TTV dalam batas normal : S :36-37C, N : 60-100x/menit, RR : 16-
24x/menit, TD : 120/80mmHg

Intervensi :

a. Kaji kriteria nyeri dengan PQRS (P : faktor penambahan dan pengurangan


nyeri, Q : kualitas/jenis nyeri , R : daerah yang mengalami nyeri, S : skala
nyeri, T : waktu nyeri)
Rasional : menentukan jenis skala nyeri
b. Berikan posisi yang nyaman, sush baring, tidak bising, ruangan tenang.
Rasional : membantu klien rileks dan mengurangi nyeri.
c. Kaji faktor yang mempengaruhi reaksi klien terhadap nyeri.
Rasional : sebagai salah satu dasar untuk memberi tindakan sesuai dengan
respon pasien.
d. Berikan klien melakukan aktivitas yang disukai dan alihkan perhatian
klien pada hal lain.
Rasional : beraktivitas sesuai kesenangan dapat mengalihkan perhatian
nyeri klien.
e. Kolaborasi pemberian analgetik.
Rasional : untuk menekan atau mengurangi nyeri.
 Resiko tinggi infeksi b/d kurangnya pengetahuan, cara perawatan uterus.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi infeksi,
pengetahuan bertambah.
KH :
a. Klien menyeritakan perawatan bagi dirinya.
b. Pasien bisa membersihkan vagina dan periniumnya secara mandiri.
c. Perawatan pervagina berkurang.
d. Vulv bersih dan tidak infeksi.
e. Tidak ada perawatan.
f. Vital sign dalam batas normal.

Intervensi :

a. Pantau vital sign.


Rasional : peningkatan suhu dapat mengidentifikasi adanya infeksi.
b. Kaji daerah perinium dan vulva.
Rasional : menentukan adakah tanda peradangan di daerah vulva dan
perinium.
c. Kaji pengetahuan pasien mengenai cara perawatan ibu post partum.
Rasional : pasien mengetahui cara perawatan vulva bagi dirinya.
d. Anjurkan perawatan vulva bagi pasien.
Rasional : pasien mengetahui cara perawatan vulva bagi dirinya.
e. Anjurkan pasien mencuci tangan sebelum memegang daerah vulva.
Rasional : meminimalkan terjadinya infeksi.
f. Lakukan perawatan vulva.
Rasional : mencegah terjadinya infeksi dan memberikan rasa nyaman
bagi pasien atau klien.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta : EGC

Notysoju, L.J. 2010. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC. Jakarta

Mochier, L. J. 1998. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis. Edisi 6. EGC.

Jakarta

Doengoes, E. Marilyn. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi Edisi 2. Jakarta: EGC

Hanifa, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC. Jakarta

Hadijono, Soerjo. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta:Bina Pustaka

http://www. Us elsevierhealth. com. Nursing diagnoses. Outcomes and interventions

NANDA. 2010. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification. Philadelphia

Reva Rubin, P. 2013. Ilmu Kebidanan. Balai Penerbit UI. Jakarta

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002.Buku Panduan Praktis Pelayanan

Kesehatan Maternal dan Neonatal.

Anda mungkin juga menyukai