ERA MERKANTILISME
MAKALAH
Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi
Dosen Pengampu
Oleh :
Septa Mega Hera Kartika (160810101113)
Alfiana Nur Aisyah (160810101135)
Gupita Dewi Kartini (160810101152)
Islamia Ainul Arifin (160810101156)
Qumillailatul Munawwaroh (160810101176)
Puji Syukur atas Kehadirat Illahi Robi, berkat rahmat dan hidayah-Nya kami bisa
menyelesaikan makalah matakuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi yang berjudul “Sejarah
Pemikiran Ekonomi Mazhab Merkantilisme”
Makalah ini kami susun berdasarkan pengetahuan yang kami peroleh dari beberapa
media elektronik dan buku pengantar dengan harapan orang yang membaca dapat memahami
tentang utang luar negeri dan pembiayaan pembangunan.
Dalam penyusunan makalah ini mungkin terdapat ketidak sempurnaan, baik dari segi
materi maupun segi bahasa dan penulisan. Penulis menyampaikan permohonan maaf yang
sebesar-besarnya atas ketidak sempurnaan tersebut. Oleh karena itu, penulis menerima segala
kritik dan saran dari pembaca untuk meningkatkan makalah ini menjadi lebih baik agar dapat
digunakan sebagai referensi oleh pembaca.
Penulis
BAB I
LATAR BELAKANG
Ada banyak faktor yang mendorong kemunculan paham merkantilisme ini. Eatwell
(1987: 445), menjelaskan salah satu di antaranya adalah perkembangan pemikiran ekonomi
Eropa yang dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi nasional. Beberapa tanda yang mengawali
perkembangan ekonomi merkantilisme ini di antaranya adalah :
Kala itu, negara –negara banyak yang melakukan penjelajahan untuk menemukan
daerah –daerah baru. Kemudian, ‘penemuan-penemuan’ daerah baru yang luas ini pada
akhirnya memunculkan asumsi bahwa perdagangan pada tingkat lokal tidak lagi banyak
memberi keuntungan. Para pedagang memiliki kesempatan lebih luas untuk berkembang
lewat perdagangan luar negeri. Perdagangan dengan berbagai negara hasil temuan pun terus
dilakukan dan berkembang. Pada akhirnya, hal ini menimbulkan persaingan dagang di antara
para bangsa penjelajah.
Nama merkantilisme sendiri diidentikkan dengan para ‘kapitalis pedagang’ atau
marchant capitalists, yang kala itu dianggap memiliki peran penting dalam dunia bisnis. Jika
merunut pada tulisan – tulisan kaum merkantilis di awal periode, secara pragmatis mereka
melakukan analisa mengenai bagaimana negara – negara menghasilkan kesejahteraan.
Asumsi kaum merkantilis kala itu adalah mengenai peran negara dalam upaya
mencapai kesejahteraan yang dilakukan dengan regulasi dan kontrol. Regulasi dan kontrol
diperlukan untuk membatasi individu yang terlalu mementingkan diri sendiri, yang dianggap
dapat menghambat kesejahteraan. Karenanya, demi mencapai kesejahteraan ini diperlukan
regulasi dan kontrol terhadap aspek – aspek perdagangan, seperti :
Dalam upaya penegakan regulasi dan kontrol ini, terdapat tokoh yang dianggap
memiliki peran penting. Tokoh tersebut adalah Thomas Mun (1571-1641) yang merupakan
saudagar kaya raya dari Inggris dan Jean Baptist Colbert (1619-1683) yang merupakan
seorang menteri utama ekonomi dan keuangan dari Prancis zaman Raja Louis XIV. Kedua
tokoh tersebut dianggap sebagai dua tokoh penting yang mewakili kaum ‘scholar’ (terpelajar)
dan saudagar kala itu. Dua tokoh ini pula yang membuat ‘ekonomi merkalitisme’ juga sering
disebut ‘Colbertisme’.
Selain itu, mazhab ini juga sering diidentikkan dengan komoditas ‘emas’, karena nilai
kesejahteraan yang banyak dinilai dengan standar emas. Karenanya, ketika mempelajari ide
pokok merkantilisme, kita akan banyak menemukan kegiatan ekonomi yang berhubungan
dengan emas. Mazhab merkantilisme ini kemudian mulai meredup ketika menuju abad
kedelapanbelas. Redupnya mazhab merkantilisme ditandai dengan kemunculan mazhab
Fisiokrat yang pertama kali muncul di Prancis di awal tahun 1756.
Tokoh-tokoh Merkantilisme
1. Thomas Mun
Dengan demikian cara paling baik untuk meningkatkan kekayaan adalah melalui
Perdagangan Internasional, yaitu melalui aturan ini : dengan menjual lebih banyak produk
kepada penduduk asing dibanding dengan nilai konsumsi kita dari barang-barang mereka.
Oleh karena itu ... Bagian dari stok kita tersebut (ekport) yang tidak kembali kepada kita
dalam bentuk barang (import) harus dibawa kembali ke negara kita dalam bentuk kekayaan
(emas).
“ Kita mungkin .... dapat mengurangi import, jika kita dengan bijaksana dapat menahan
diri dari konsumsi berlebihan terhadap produk luar negeri. Dalam aktifitas eksport, kita tidak
hanya harus mempertimbangkan berlebihnya produk, namun juga harus melihat kebutuhan
negara-negara yang kita eksport.
Dengan cara seperti itu, kita dapat mengembangkan berbagai pabrik/ produk yang
mereka butuhkan, dan melakukan segala usaha untuk menjualnya dengan menguntungkan,
karena harga yang tinggi tidak akan menyebabkan kebocoran kecil dalam eksport kita”
Sumber : Thomas Munn, England’s Treasure by foreign Trade (dicetak ulang, Oxford : Basil
Blackwell, 1928).
Dalam bukunya yang berjudul “England Treasure by Foreign Trade” Thomas Mun
menulis tentang manfaat perdagangan luar negeri. Ia menjelaskan bahwaperdagangan luar
negeri akan memperkaya negara jika menghasilkan surplus dalam bentuk emas dan perak.
Keseimbangan perdagangan hanyalah perbedaan antara apa yang di ekspor dan apa yang di
impor. Ketika negara mengalami surplus perdagangan, ini berarti ekspor lebih besar daripada
impor.
Lebih lanjut Thomas Mun menjelaskan bahwa perdagangan domestik tidak dapat
membuat negara lebih makmur, karena perolehan logam mulia dari seorang warga negara
adalah sama dengan hilangnya logam mulia dari warga negara yang lain. Dengan
meningkatkan persedian uang domestik sebagai hasil dari surplus perdagangan ternyata dapat
juga memunculkan bahaya karena orang akan terpancing untuk membeli lebih banyak
barang-barang mewah. Hal ini menyebabkan harga barang dalam negeri akan naik dan pada
akhirnya akan mengurangi ekspor karena barang-barang yang diproduksi di dalam negeri
akan terlalu mahal bila dijual di luar negeri. Konsekuensi ini bisa dihindari yaitu dengan
melakukan investasi kembali. Reinvestasi ini akan menciptakan lebih banyak barang untuk
diekspor.
Barang yang di ekspor haruslah dijual dengan harga terbaik yaitu harga yang
menghasilkan pendapatan dan kekayaan yang paling banyak. Ketika negara memiliki
monopoli atau mendekati monopoli di dunia perdagangan maka barang-barangnya harus
dijual dengan harga tinggi, tetapi ketika persaingan luar negeri sangat ketat harga barang
harus ditekan serendah mungkin. Hal ini akan menghasilkan lebih banyak penjualan bagi
negara dan membantu mengalahkan pesaing. Ketika pesaing asing lenyap, harga ditingkatkan
kembali tetapi tidak sampai pada tingkat dimana pesaing tertarik untuk kembali ke dalam
pasar.
2. Willam Petty
Dalam bukunya “Political Arithmetic” pada tahun 1671, Petty memberi sumbangan
teori penting untuk ilmu ekonomi. Ia adalah ahli ekonomi pertama yang menjelaskan sewa
tanah berdasarkan surplus. Untuk memahami gagasan surplus ini bayangkan ekonomi
pertanian primitif yang hanya menanam jagung. Pada saat itu jagung merupakan input proses
produksi dan sekaligus output. Sebagai input jagung jagung dipakai sebagai benih dan
dimakan oleh pekerja. Pada akhir tahun jagung akan dipanen dan digunakan sebagai bahan
pangan dan bibit untuk tahun depan.
Petty mendefinisikan surplus sebagai selisih antara total output dari jagung (saat
panen tahunan) dan input dari jagung yang dibutuhkan untuk menghasilkan output tersebut.
Menurut Petty pemilik tanah akan cenderung menerima pembayaran sewa yang sebanding
dengan surplus surplus yang dihasilkan oleh lahan mereka. (surplus = total output – input)
Tak seorangpun akan menyewakan lahan dengan biaya sewa melebihi surplus yang
dihasilakan lahan tersebut karena penyewa akan kehilangan uang/pendapatan.
Filsafat kaum klasik mengenai masyarakat, prinsipil tidak berbeda dengan filsafat
mazhab pisiokrat, kaum klasik mendasarkan diri pada tindakan-tindakan rasional, dan
bertolak dari suatu metode alamiah. Kaum klasik juga memandang ilmu ekonomi dalam arti
luas, dengan perkataan lain secara normatif.
Politik ekonomi kaum klasik merupakan politik ekonomi laissez faire. Politik ini
menunjukkan diri dalam tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mazhab klasik, dan dengan
keseimbangan yang bersifat otomatis, di mana masyarakat senantiasa secara otomatis akan
mencapai keseimbangan pada tingkat full employment.
Jean Bodin adalah seorang ilmuwan berbangsa Perancis, yang dapat dikatakan
sebagai orang pertama yang secara sistematis menyajikan teori tentang uang dan
harga.Menurutnya, bertambahnya uang yang diperoleh dari perdagangan luar negeri dapat
menyebabkan naiknya harga barang-barang.Selain itu, kenaikan harga-harga barang juga
dapat disebabkan oleh praktik monopoli dan pola hidup mewah dari kaum bangsawan dan
raja.Dalam praktik tersebut, biasanya rakyat menjadi korban, sehingga sangat dikecam pada
saat itu.
J.B. Colber mendorong usaha dalam sector kerajinan dan perdagangan dengan
menekankan pengenaan pabea impor, dengan tujuan memberikan subsidi kepada kapal-kapal
pengangkut Perancis, memperluas daerah jajahan Perancis, memperbaiki sisitem transportasi
dalam negeri. Untuk mendukung kebijakan tersebut dibutuhkan tenaga kerja yang banyak dan
murah, maka tenaga kerja Perancis dilarang keluar negeri, sedangkan imigran dari luar negeri
di dorong masuk ke dalam Negara.
Dalam praktik ekonomi, banyak terjadi aliansi antara para saudagar dengan
penguasa.Kaum saudagar disini memperkuat dan mendukung kedudukan dari
penguasa.Penguasa pun member bantuan dan perlindungan berupa monopoli, proteksi, dan
keistimewaan-keistimewaan lainnya.Pada abad tersebut, eropa dianggap sebagai kapitalisme
komersial, yang kadangkala disbut sbeagai kapitalisme saudagar karena kaum saudagarlah
yang memegang kendali perekonomian.
North adalah salah satu tokoh yang mendukung adanya perdagangan bebas tanpa
adanya campur tangan dan intervensi dari pemerintah melalui perundang-undangan dan
segala peraturannya.Ia juga menekankan bahwa pemerintah tidak perlu lagi mencegah larinya
emas keluar negeri selama emas tersebut digunakan sebagai keperluan perdagangan.
Dalam pernyataanya, fungsi uang dalam perekonomian suatu Negara adalah sebagai
alat untuk memajukan perdagangan dan bukan untuk symbol kekayaan Negara. Negara akan
jatuh miskin apabila uangnya digunakan untuk peperangan dan kepentingan pembayaran
untuk Negara lain. Menurutnya, bunga uang yang rendah akan mendorong perdagangan dan
kemudian akan memperkaya Negara.
David Hume merupakan kawan dekat Adam Smith yang sebenarnya lebih dikenal
sebagai filsuf daripada pakar ekonomi.sebagaimana pun juga,kontribusinya terhadap
pemikiran-pemikiran ekonomi cukup besar.Hal itu karena Hume dan Smith sering
mendiskusikan pandangan-pandangannya bersama-sama.hasil diskusi ini jelas akan
mempengaruhi jalan pikiran masing-masing.salah satu buku yang ditulis oleh Hume adalah
:Of The Balance of Trade,membicarakan tentang harga-harga yang sebagian di pengaruhi
oleh jumlah barang dan sebagian lagi ditentukan oleh jumlah uang.
Dalam teorinya, hume sangat memperhatikan factor keadilan, dan beranggapan bahwa
ketidekadilan akan memperlemah suatu Negara. Setiap warga Negara harus menikmati hasil
kerjanya sesuai dengan kesempatan yang diperolehnya.
Jika tidak terjadi keadilan, maka kekayaan yang dimiliki oleh kaum kaya akan di
distribusikan lagi bagi kaum miskin. Dengan cara itu, maka dapat terlaksanakan keadilan
yang diinginkan oleh Hume tersebut.
Dalam teorinya ini, Hume membahas tentang hubungan antara neraca perdagangan
dengan jumlah uang dan tingkat harga barang-barang umum pada suatu Negara (Teguh
Sihono, 2008).
1. Raja atau Negara dianggap makmur apabila ekspor lebih besar daripada impor.
2. Kelebihan dari ekspor dikurangi impor dipergunakan untuk membeli logam mulia.
Apabila negara memiliki banyak logam mulia, maka daya belinya kuat. Karena jika
memiliki banyak logam mulia dapat dipergunakan untuk membiayai armada perang
guna memperluas perdagangan luar negeri dan kolonialisasi.
3. Mendorong ekspor sebesar-besarnya, kecuali logam mulia ekspornya dibatasi.
4. Membatasi impor dengan ketat, kecuali logam mulia tidak dibatasi impornya.
BAB III.
KESIMPULAN
Sardjono, Sigit. 2017. Ekonomi Mikro : Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Penerbit Andi
Satradipoera, Kommaruddin, 2001. Sejarah Pemikiran Ekonomi: Suatu Pengantar Teori dan
Kebijaksanaan Ekonomi. Bndung: Kappa-Sigma
Bchrrawi Sanusi. 2004. Tokoh Pemikir Dalam Mazhab Ekonomi. Jakarta : PT. Rineka Cipta
https://www.academia.edu/12104188/Sejarah_Pemikiran_Ekonomi_Pra-Klasik