Anda di halaman 1dari 75

1.

1
2.

ArcGIS adalah salah satu software yang dikembangkan oleh ESRI


(Environment Science & Research Institue) yang merupakan kompilasi
fungsi-fungsi dari berbagai macam software GIS yang berbeda seperti GIS
desktop, server, dan GIS berbasis web. Software ini mulai dirilis oleh ESRI
Pada tahun 2000. Produk Utama Dari ARCGIS adalah ARCGIS desktop,
dimana arcgis desktop merupakan software GIS professional yang
komprehensif. Dengan adanya GIS maka akan mempermudah user untuk
menganalisis, mencari suatu informasi sehingga dapat membantu user untuk
mengambil suatu keputusan berdasarkan data/ fakta yang terjadi

Dibawah ini merupakan pengenalan dan dasar ArcGIS secara singkat:

1.1 Membuka Data Spasial yang Sudah Ada dengan ArcMap


a. Memulai ArcMap dengan membuka aplikasi ArcMap 10.1
b. Pada saat ArcMap dijalankan, maka akan muncul kotak dialog Getting Started
berisi pilihan untuk memulai windows ArcMap. Pilihannya antara lain: membuka
project baru (Blank Map), membuka Template yang sudah disediakan, dan
membuka project yang sudah ada (Existing Map).

2
c. Pilih Blank Map kemudian OK, untuk membuat project document baru.
d. Kemudian pilih Add Data untuk membuka data yang akan dimasukan dalam
ArcMap.

e. Kemudian arahkan pada directory ArcGIS Tutorial 2017\Pengenalan dan


Dasar kemudian pilih file jalan_krian.shp, lahan_krian.shp dan
batas_kel_krian.shp

f. Data yang telah dipilih tadi akan tampil pada layar. Dalam tampilan layar ArcMap,
terdiri dari dua bagian, yaitu:
 Windows Table of Content, yang berada di bagian kiri layar dan berisi
tentang informasi layer
 Windows Data Frame, di bagian kanan layar. Berfungsi untuk
menunjukkan tampilan peta.

3
1.2 Penyusunan Layer
a. Pada windows Tabel of Contents, aktifkan tampilan layer dengan mencentang tiap
layer

b. Dalam penyusunan Layer pada Table of Contents, kita dapat menempatkan urutan
dari Layer yang bawah dengan atasnya.
c. Klik Layer untuk batas_kel_krian, kemudian klik-tahan (drag) dan pindahkan
Layer tersebut sehingga berada di atas Layer jalan_krian.

d. Pilih dan drag Layer lahan_krian ke bagian paling atas windows Table of
Contents dan perhatikan apa yang berubah pada tampilan Layer lahan_krian.

4
1.3 Mengubah Tampilan Layer
a. Pada layer lahan_krian klik kanan lalu pilih Properties, kemudian pilih tab
Symbology dan klik Categories.
b. Double klik unsur yang akan dirubah untuk merubah symbology dari masing-
masing unsur yang terdapat pada tiap layer. Sesuaikan dengan keperluan dan
keinginan.

5
c. Untuk mengubah tampilan layer lainnya seperti Polyline dan Point menggunakan
cara yang sama.

6
7
Data spasial merupakan dasar operasional pada system informasi geografis.
Hal ini terutama dalam system informasi geografis yang berbasiskan pada
system digital computer. Data spasial memberikan amatan terhadap berbagai
fenomena yang ada pada suatu obyek spasial. Secara sederhana data spasial
dinyatakan sebagai informasi alamat. Dalam bentuk lain data spasial ini
dinyatakan dalam bentuk grid koordinat seperti dalam sajian peta ataupun
dalam bentuk piksel seperti dalam bentuk citra satelit. Proses perolehan data
dapat diperoleh dari banyak cara seperti digitasi, terestris,Global Positioning
System, dan citra penginderaan jauh.
Sejalan dengan perkembangan teknologi penginderaan jauh, data spasial
dapat diperoleh melalui foto udara digital, citra satelit ataupun radar. Data
spasial yang dihasilkan dari metode ini berupa data raster. Informasi spasial
berupa nilai piksel. Pada citra satelit nilai piksel adalah gambaran nilai
pantulan obyek di muka bumi yang diterima sensor satelit. Setiap satelit
memiliki variasi pemisahan panjang gelombang tangkapan pantulan spektral
(bandwidth). Di sini akan digunakan OSM (Open Street Map) dan SAS
Planet. Berikut penjelasan langkah-langkah pengambilan data dari OSM dan
SAS Planet

1. 2.1 MEMPEROLEH DATA DARI OSM (Open Street Map)


OpenStreetMap (OSM) adalah sebuah proyek berbasis web untuk membuat peta
seluruh dunia yang gratis dan terbuka. Ada beberapa keunggulan yang diberikan oleh
OSM diantaranya adalah:

• OSM tidak akan meminta anda membayar


• Kustomisasi peta
• Kaya, akurat dan update real-time
• Lebih mudah dari yang anda kira

Untuk memperoleh data dari OSM dapat dilakukan melalui dua cara. Cara yang
pertama adalah melalui Hot Export yang dapat diakses di http://export.hotosm.org/.

8
Yang kedua adalah melalaui situs overpass turbo yang dapat diakses di
http://overpass-turbo.eu/. Berikut ini akan dijelaskan cara memperoleh data dari
salah satu situs yang tersedia yaitu melalui situs HOT Export.

Situs Hot Export


a. Untuk memperoleh data dari situs Hot export anda dapat mengunjungi alamat
http://export.hotosm.org/. Kemudian akan muncul seperti gambar di bawah ini.
Kemudian klik login to OpenStreetMap (apabila belum memiliki account OSM
diharuskan mendaftar terlebih dahulu).

b. Setelah berhasil login lalu akan muncul tampilan seperti ini

c. Untuk kolom name dapat diisi dengan nama daerah yang ingin di download dan
untuk bagian description dapat diisi dengan deskripsi yang dibutuhkan.

9
d. Pada kotak search anda bisa ketik nama daerah yang anda butuhkan. Sebagai
contoh akan dipih kota Surabaya
e. Setelah itu klik select export area.
f. Untuk memilih area download anda pada peta dapat dilakukan dengan mengklik
dan menahan tombol mouse sebelah kiri untuk membuat kotak area download
anda. Persegi berwarna biru merupakan area yang hendak anda download

g. Pada layar sebelah kiri klik menu file format. Anda bisa memilih format file
sesuai kebutuhan anda (bisa memilih lebih dari satu). Untuk peta yang akan
dimasukan ke arcgis anda bisa memilih format file esri SHP.

h. Kemudian pada menu tree tag dapat dipilih presets sesuai kebutuhan data yang
akan anada download.

10
i. Pada menu presets file anda dapat meng-upload file presets dengan klik ‘Upload
presets’ sehingga pekerjaan yang Anda download sesuai dengan presets yang
Anda masukkan pada saat mengedit data OSM. Jika Anda menggunakan presets
dari internal OSM, abaikan tab ‘Presets File’

j. Pada menu Export Detail, Anda dapat melihat ringkasan detail wilayah export. Jika
Anda tidak ingin mempublikasikan hasil hot export, beri tanda centang di export
option bagian save feature selection privately. Setelah melakukan langkah diatas
kemudian klik create export
k. Tunggu sampe export data selesai. Apabila export data sudah selesai akan muncul
tulisan complete. Setelah itu dapat di klik data yang perlu di download

2. 2.2 Unduh Citra Satelit Melalui SASPlanet


a. Unduh Citra Satelit melalui program SASPlanet dapat dilakukan di banyak
provider seperti Google, Bing, OSM, Nokia dan sebagainya. Pemilihan provider
yang ingin di unduh tergantung kepada kualitas citra satelit yang diinginkan dan
kecepatan internet yang tersedia. Berikut tampilan SASPlanet.

11
b. Lakukan setting dan Proxy internet pada Setting>>Option>>Internet.

c. Lakukan setting pada provider citra satelit yang ingin digunakan seperti gambar
dibawah. Pada tutorial ini akan menggunakan BING Satelit.

d. Setelah itu cari lokasi yang ingin di unduh citranya dapat melalui “Search” atau di
geser manual citranya.

12
e. Buat pembatas lokasi yang ingin didownload dengan Operations>>Selection
Manager>>Rectanguar Selection (Untuk Pembatas berupa persegi).

f. Setelah pembatas terbuat maka otomatis halaman settingan download akan keluar
seperti ini.

13
g. Lakukan settingan sebagai berikut :
 Output Format dengan .ECW (Format Citra Satelit yang memiliki koordinat)
 Save To : Directori penyimpanan hasil download citra
 Map : Bing Map-Satellite
 Overlay Layer : No
 Zoom : 18x (sesuai zoom yang diinginkan, semakin tinggi semakin besar
ukurannya)
 Quality : 100%
 Kemudian Start dan Tunggu sampai proses unduh selesai.

h. Setelah itu buka file citra satelit dengan ArcMap.

14
15
Rektifikasi adalah proses transformasi data, dari data yang belum mempunya
koordinat geografis menjadi data yang mempunyai koordinat geografi
(Georeferencing). Berikut langkah-langkah melakukan proses rektifikasi peta.

3.1 Menampilkan Tool Georeferencing


a. Buka aplikasi ArcMap, pada tampilan windows ArcMap pilih
Costumize=>Toolbars kemudian pilih Georeferencing.

3.2 Membuka Data Raster


a. Buka data raster (Peta Dasar.jpeg) yang akan direktifikasi dengan klik Add Data

16
b. Tambahkan peta dari folder ArcGIS Tutorial 2017\Rektifikasi Peta\sidoarjo.jpg

c. Kemudian pilik OK untuk membuat Image Pyramid

17
3.3 Melakukan Rektifikasi
a. Zoom In kanan atas peta sampai terlihat jelas titik dalam peta dan angka yang
menunjukkan koordinat peta yang sebenarnya.

18
b. Perhatikan, akan ada perbedaan antara koordinat yang terdapat dalam peta dengan
koordinat dalam ArcMap. Hal tersebut karena peta tersebut belum memiliki geo-
reference.
c. Pada Toolbars Georeferencing, non aktifkan pilihan Auto Adjust dengan
menghilangkan centang pada pilihan Auto Adjust.

19
d. Pada Toolbars Georeferencing, pilih Add Control Point untuk memberikan titik
Georeferencing pada peta. Cara pemberian titikya adalah setelah memilih Add
Control Point, klik kiri pada titik yang diketahui dalam Image Peta, tanda silang
akan ditinggalkan pada titik yang telah dipilih.

e. Kemudian klik kanan lalu pilih “Input X and Y”, isi kolom dengan angka
koordinat sesuai yang ditunjukan pada Image Peta.

20
f. Ulangi lagi tahapan tersebut untuk 2 atau 3 titik control lagi di titik yang diketahui.
Untuk peta Peta Dasar.jpg ini, titik control cukup ditambahkan pada pojok-pojok
peta tersebut.
g. Kemudian untuk merubah koordinat peta raster sesuai dengan koordinat pada titik
kontrol, klik View Link Table.

h. Perhatikan angka pada koordinat titik kontrol. Angka yang tertera harus sudah
konsisten. Pada kolom yang sama (X atau Y), angkanya harus memilki
keseragaman unit (ratusan, ribuan, dsb). Jika ada perbedaan yang terlalu mencolok
berarti ada kesalahan pada saat memasukan titik koordinat. Jika semuanya sudah
sesuai, pilih Adjust kemudian centang Auto Adjust.

21
i. Kemudian peta akan menghilang dari layar karena berpindah ke posisi koordinat
yang sebenarnya.
j. Untuk memunculkannya kembali, pada Table of Content klik kanan pada layer
Peta Dasar.jpeg lalu pilih Zoom To Layer.

k. Setelah itu peta akan muncul kembali ke layar


l. Zoom In salah satu titik koordinat pad apeta, kemudian cocokan dengan koordinat
pada Arc Map.

22
3.4 Menyimpan Hasil Rektifikasi
a. Hasil rektifikasi bisa disimpan dalam bentuk file baru. Yaitu dengan klik
Toolbar Georeferencing lalu pilih Rectify.

b. Ubahlah Cell Size menjadi 5, kemudian tentukan Output Location yaitu folder
tempat menyimpan hasil rektifikasi pada folder “Digitasi Peta”. Ubahlah Name
dengan Peta Dasar_rectify dan ubahlah Compression Type menjadi .JPEG.
Kemudian klik Save.

23
24
Digitasi secara umum dapat didefinisikan sebagai proses konversi data analog
ke dalam format digital. Objek-objek tertentu seperti jalan, rumah, sawah, dan
lain-lain yan sebelumnya dalam format raster. Pada sebuah citra satelit
resolusi tinggi dapat diubah kedalam format digital dengan dengan proses
digitas. Digitasi pada Arcview dilakukan pada dokumen view dan disimpan di
dalam sebuah shapefile (file .shp). Oleh karena itu, proses digitasi didahului
dengan pembuatan sebuah shapefile kosong. Peta hasil digitasi selanjutnya
dapat digunakan dalam proses overlay.

4.1. Membuka Data yang akan di digitasi


a. Buka data raster yang telah di rektifikasi, ArcGIS Tutorial 2017\Digitasi Peta,
kemudian pilih Peta Dasar_rec.jpg.

25
4.2. Membuat Layer atau Shapefile
a. Klik menu Catalog pada Toolbars.
b. Kemudian masuklah pada folder dimana shapefile akan disimpan. Contoh: ArcGIS
Tutorial 2017\Digitasi Peta.
c. Klik kanan pada folder yang dipilih, kemudian akan ada banyak pilihan. Klik New
kemudian shapefile.

26
d. Kemudian akan muncul kotak dialog Create New Shapefile. Name diganti
Batas_Wilayah dan ganti Feature Type dengan Polygon jika akan membuat
suatu bentuk polygon.
e. Klik Edit, pada kotak dialog Spatial Reference Properties yang berguna untuk
menentukan sistem koordinat shapefile yang akan dibuat.
f. Pilih Projected Coordinate Properties, selanjutnya pilih UTM\WGS
1984\Southern Hemisphere
g. Cari WGS 1984 UTM Zone 49S, kemudian OK.

h. Lihat pada Layer atau Shapefile baru akan langsung berada di Table of Content.

4.3. Proses Digitasi


a. Digitasi dilakukan pada shapefile yang telah dibuat.

27
b. Untuk memulai proses digitasi, pada toolbar pilih Editor kemudian Start Editing.

c. Setelah itu Zoom In pada bagian peta yang akan di digitasi.

28
d. Pada pinggir kanan windows buka Create Features, Construction Tools dipilih
Polygon.

e. Untuk mendigitasi, arahkan kursor pada garis batas yang akan di digitasi. Klik
mengikuti garis batas sampai kembali ke titik awal kemudian klik dua kali.Usaha
saat proses digitasi zoom berada pada skala yang paling detail dan jangan
berubah skalanya.

29
f. Pilih toolbar Editor lagi kemudian Stop Editing dan Yes untuk mengakhiri
digitasi dan menyimpan hasil digitasi.

30
4.4. Memotong Polygon
a. Polygon yang telah didigitasi dapat dipotong menjadi beberapa bagian sesuai yang
diinginkan.
b. Pada Table of Content, klik kanan pada layer Batas_Wilayah. Pilih
Data\Export Data untuk menduplikat shapefile untuk dipotong.

31
i. Untuk memulai memotong, pada Toolbar Editor pilih Start Editing.
j. Pada toolbar Editor pilih Edit Tool selanjutnya klik Polygon yang akan dipotong.
k. Kemudian pada Toolbar Editor pilih Cut Polygons Tool
l. Ubah urutan layer untuk Peta_Prigen_rec.jpeg ditempatkan paling atas pada
Table of Content

32
m. Potong polygon mengikuti garis batas sampai selesai.

33
n. Jika sudah selesai, toolbar Editor pilih Stop Editing untuk mengakhiri pemotongan
dan menyimpan hasilnya.
o. Selain shapefile polygon, masih ada bentuk shapefile lain seperti point dan
polyline. Point untuk membuat titik di suatu peta, dan polyline untuk membuat
garis pada peta.
p. Cara membuatnya sama seperti membuat polygon
q. Buka Catalog, pada folder yang diinginkan klik kanan\New\Shapefile…
r. Pada dialog, Name diisi dengan nama point yang diinginkan, contoh: sekolah.
s. Feature Type diganti Point
t. Spatial Reference diganti WGS 1984 UTM Zone 49S
u. Kemudian OK
v. Untuk memulai digitasi Point, aktifkan Start Editing pada toolbar Editor.
Kemudian target dipilih shapefile point yang telah dibuat.
w. Kemudian pilih Point pada toolbar Editor.

x. Zoom In peta kemudian klik pada bagian yang diinginkan untuk membuat titik
Point.
y. Jika sudah, bisa diakhiri dengan Stop Editing.
z. Kemudian cara membuat shape file Polyline sama seperti membuat Polygon dan
Point, yang membedakan adalah Feature Type nya yang dipilih adalah Polyline,
dan cara digitasinya juga sama langkah-langkahnya, hanya Polyline ini adalah
membuat suatu garis.

34
35
Data SIG adalah catatan yang mempunyai ciri dan berkaitan dengan
fenomena tertentu. Data dalam SIG dibagi dalam dua bagian, yaitu data grafis
dan data nongrafis. Data grafis adalah data yang disimpan dalam bentuk titik,
garis, dan area. Data tersebut merupakan ketampakan yang dapat dilihat
dalam titik koordinat letak, simbol, dan tata nama. Data nongrafis adalah data
yang menunjukkan karakteristik, kualitas, dan keterkaitan antarketampakan
dalam peta atau data grafis. Data nongrafis dalam sig lebih bersifat fleksibel
karena dapat digabung dan dimanipulasi sesuai dengan kebutuhan dari sebuah
peta. Sumber data sig dapat diperoleh dari peta, foto udara citra satelit, dan
hasil observasi lapangan. Semua sumber data tersebut masuk dalam sistem
sofware yang disebut data input.

5.1. Buka Shapefile


a. Pilih Add Data, kemudian buka folder ArcGIS Tutorial 2017\Input Data Peta
kemudian pilih file kelurahan_prigen.shp

36
5.2. Mengelola Data Atribut
a. Pada Table of Content, klik kanan pada layer kelurahan_prigen.shp
kemudian pilih Open Attribute Table.

b. Klik Table Option kemudian pilih Add Field untuk membuat Field baru pada
Attrbute Table.

37
c. Pada dialog Add Field, ketikkan nama untuk Field kemudian ubah Type menjadi
Text untuk data huruf kemudian OK

d. Aktifkan Start Editing pada toolbar Editor untuk mengisi/mengedit data pada
Field di Attribut Table.
e. Kemudian isi Field sesuai dengan data yang akan dimasukkan.

38
f. Dalam ArcGIS juga dapat digunakan untuk menghitung luas suatu wilayah.
g. Add Field untuk menghitung luas wilayah
h. Pada Type diganti dengan Double untuk mengisikan data berupa angka.

39
i. Klik kanan pada judul Field kemudian pilih Calculate Geometry untuk
menghitung luas.

j. Ganti Units sesuai dengan satuan luas yang diinginkan. Seperti Hectare (Ha).
Kemudian OK.

40
5.3. Menggunakan Join and Relates
Join and Relates digunakan untuk mengabungkan data yang berbentuk
Microsoft Excel kedalam Atribute Tables. Syarat untuk dapat melakukan Join ini
ialah pada File Excel dan Atrubut Table terdapat satu baris yang sama isinya
sebagai patokan untuk mengabungkan.
a. Klik Table Option kemudian pilih Join and Relates kemudian Join

b. Pada Form nomor 1 pilih “ Kelurahan” untuk menjadikan kolom Kelurahan


sebagai patokan.

41
c. Pada Form nomor 2 pilih file Excel yang akan digabungkan pada ArcGIS
Tutorial 2017/Input Data/Fasilitas Umum Krian.xlsx kemudian pilih sheet
Sheet 1.

d. Pada Form nomor 3 pilih kolom pada File yang akan gabungkan dengan Atribut
Table. Bila Benar seharusnya nama kolomnya sama dengan form nomor 1.
Kemudian Ok

42
e. Join and Relates hanya mengabungkan data sementara jadi apabila File Excel
dihapus atau dipindah maka kolom yang berasal dari file excel akan hilang pada
Atribute Table.
f. Export data untuk mengabungkan data Join and Relates secara permanen.

43
g. Pada Table of Content, klik kanan pada layer kelurahan_prigen.shp
kemudian pilih Data selanjutnya Export Data.

h. Ganti Directory Output Feature Class dengan ArcGIS Tutorial 2017/Input Data.
Ganti nama dengan kelurahan_krian_exp.shp kemudian OK

44
5.4. Menghapus Data/Kolom Atribute
a. Aktifkan Start Editing untuk mengedit/menghapus data.
b. Kemudian klik kanan baris atau kolom yang akan dihapus pada Attribut Table,
kemudian klik Delete

45
5.5. Melakukan Analisa Sederhana Evaluasi Sarana melalui Select By Atribute
Select By Atribute ialah menyeleksi baris berdasarkan attribute data yang
terdapat didalam baris tersebut.
a. Pada layer kelurahan_prigen.shp buka Atribute Table kemudian buka Select By
Atribute

b. Memulai menyeleksi dengan menuliskan formulanya

46
c. Pilih “SD” ,kemudian “>=” selanjutnya Get Unique Values pilih “17”. Artinya
akan menyeleksi hanya Desa yang memiliki lebih atau sama dengan 17
Mushola.

d. Kemudian untuk menambahkan formula penyeleksian pilih And dan lanjutkan


untuk seluruh fasilitas peribadatan.

e. Formula diatas artinya akan menyeleksi Desa yang memiliki lebih atau sama
dengan 17 SD, 10 SMP, 4 SMA dan 4 SMK.
f. Kemudian OK.

47
g. Desa yang terseleksi menandakan bahwa fasilitas peribadatanya sudah memadai
secara kuantitas
h. Tambahkan field baru dengan nama Keterangan. Kolom baru ini untuk menandai
Desa yang memiliki fasilitas peribadatan memadai.
i. Kemudian klik kanan pada Kolom Keterangan pilih Field Calculator. Kemudian
Ketik “Memadai” Kemudian OK.

48
j. Kemudian untuk menyeleksi Desa yang memiliki fasilitas peribadatan kurang
memadai.

49
k. Pilih Switct Selection untuk membalik baris yang terseleksi.

l. Desa yang terseleksi menandakan bahwa fasilitas peribadatanya


m. Kemudian klik kanan pada Kolom Keterangan pilih Field Calculator. Kemudian
Ketik “Kurang Memadai” Kemudian OK.

50
n. Untuk membersihkan yang terseleksi pilih Clear Selection.

5.6. Melakukan Symbologi


a. Pada Table of Content, klik kanan pada layer kelurahan_prigen_exp
kemudian pilih Properties.

b. Pada dialog Properties, pilih tab Symbology.


c. Kemudian pilih Categories dan Unique Values
d. Pada Value Field diganti dengan Field yang telah diedit sebelumnya. Kemudian
pilih Add All Values, lalu OK.

51
e. Maka warna Shapefile akan berubah sesuai dengan kategori yang dipilih dengan
Symbology.

5.7. Menampilkan Labels


a. Pada Table of Content, klik kanan pada layer Kecamatan_Sidoarjo
kemudian pilih Properties.
b. Pilih tab Labels.
c. Ganti Label Field dengan Data Attribut yang akan ditampilkan pada peta.

52
d. Ubah ukuran dan jenis font dengan yang diinginkan.
e. Kemudian centang Label features in this layer.
f. Peta telah menampilkan Labels.

53
5.8. Menampilkan Grafik dengan data statistic
a. Pada Table of Content, klik kanan pada layer kelurahan_prigen_exp
kemudian pilih Properties.
b. Pada dialog Properties, pilih tab Symbology.
c. Kemudian pilih Chart dan Pilih bentuk garfik sperti Pie, Bar, Stacked

d. Masukan data statistik yang harus bertipe double.


e. Pilih warna yang akan digunakan dan atur ukuran grafik pada Properties.
Kemudian Ok.

54
5.9. Memasukan Data GPS/Excel kedalam ArcMap
a. Untuk memasukan data GPS dalam bentuk Microsoft Excel dibutuhkan adalah
harus diketahui koordinat X dan Y lokasi yang dimaksud. Data excel tersebut akan
ditampilkan dalam bentuk point di Arc Map.

b. Di Program Arc Map yang lakukan data Add Data di File>>Add Data>>Add XY
Data.

55
c. Kemudian Browse lokasi excel yang mengandung koordinat X dan Y. Kemudian
OK.

56
d. Kemudian akan ditampilkan dalam bentuk point di Arc Map.

e. Lakukan Export layer yang dimaksud untuk menghasilkan shapefile yang baru

57
58
Layout peta merupakan sebuah tahapan akhir dalam pembuatan sebuah
peta. Hal yang harus diingat dalam membuat layout adalah unsur-unsur peta
harus masuk dalam peta seperti : peta utama, judul peta, arah mata angin,
skala (batang dan angka), keterangan (legenda), riwayat peta, inset peta,
pembuat peta, grid dan koordinat, system koordinat apa yang dipakai, dan hal
lainnya yang bisa saja ditambahkan seperti table;logo;dan gambar.

6.1. Membuka dan Mengatur Peta


a. Pilih Add Data, kemudian buka folder ArcGIS Tutorial 2017\Layouting Peta
kemudian pilih file Batas_Kecamatan.shp, Jaringan_Jalan.shp, dan
Landuse.shp

b. Pilih View\Data Frame Properties

59
c. Pada Data Frame Properties, pilih tab Coordinate System kemudian pilih WGS
1984 UTM Zone 49S lalu OK.

d. Ubah tampilan ArcMap ke Layout View . Pilih View/Layout View

60
e. Buka lagi Data Frame Properties, lalu pilih Grids.

f. Pada tab Grid, klik tombol New Grid. Selanjutnya akan muncul kotak dialog
Grids and Graticules Wizards. Pilih Measured Grid, kemudian klik Next.

61
g. Berikutnya muncul jendela Create a measured grid, kemudian Next.
h. Pilih Grid and Labels. Klik Next dan kemudian OK.

i. Kemudian sesuaikan luasan peta dan attribute peta lainya seperti judul legenda dan
sebagainya.

62
6.2. Layouting Peta
a. Aktifkan toolbars Draw.

63
b. Pada toolbar Draw, pilih Rectangle untuk membuat kotak sebagai unsur-unsur
peta pada layout

c. Gambar Rectangle pada sebelah peta untuk membuat unsur peta.

d. Klik kanan pada Rectangle, pilih Properties kemudian ganti warna Rectangle
sesuai dengan kebutuhan.

64
e. Beri tulisan dengan mengklik Text pada toolbar Draw

65
f. Menambahkan gambar logo ITS dengan Insert/Picture pada directory ArcGIS
Tutorial 2017/Lay Outing/Logo ITS.jpeg

g. Menambahkan Legenda dengan Insert/Legend


h. Masukan layer yang ingin dimasukan keterangannya dalam legenda.
i. Atur sedemikian rupa. Kemudian OK.

66
67
j. Menambahkan Skala pada Peta dengan Insret/Scale Text dan Scale Bar

k. Menambahkan Arah Mata Angin dengan Insert/North Arrow. Pilih Model arah
mata angina yang di inginkan kemudian Ok.

68
l. Export Hasil Layouting ke dalam bentuk file gambar maupun document.
m. Pilih File kemudian Export Map.

69
70
THE END
Thank You for Your Participation

71

Anda mungkin juga menyukai