Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Model-model Pemberdayaan Masyarakat

Disusun Oleh
Kelompk 4
o Debi Sintia Dewi
o Merry Yoanita
o Ozi Nova Zilita
o Reno Susanti

Prodi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat


STIKes Syedza Saintika Padang
Tahun 2018-2019
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah berkenan
memberi petunjuk dan kekuatan kepada penulis sehingga makalah,”MODEL-MODEL
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini
disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Model-model Pemberdayaan Masyarakat,
yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan, baik itu yang datang dari
diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan YME akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini memuat tentang “Model-model Pemberdayaan Masyarakat”yang sangat
berbahaya bagi kesehatan seseorang. Walaupun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan tapi
juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik dan
saran yang sifatnya konstruktif sangat diharapkan oleh penyusun. Akhirnya penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkompeten. Terimakasih.

Padang , Juli 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................


DAFTAR ISI ......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................
1.3 Tujuan. ..........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pemberdayaan..............................................................................................
2.2 Tujuan pemberdayaan Masyarakat .............................................................................
2.3 Ruang Lingkup Pemberdayaan Masyarakat..................................................................

2.4 Prinsip-prinsip Pemberdayaan Masyarakat...................................................................

2.5 Strategi dan Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat....................................................

2.6 Upaya-Upaya Memberdayakan Masyarakat..................................................................

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemberdayaan masyarakat merupakan sebuah konsep pembangunan ekonomi yang
merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni
yang bersifat “people-centered, participatory, empowering, and sustainable. konsep
pemberdayaan merupakan alternatif pemecahan terhadap dilema-dilema pembangunan yang
dihadapi.
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat
lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari
perangkap kemiskinan dan keterbelakanan. Dengan kata lain, pemberdayaan adalah
memampukan dan memandirikan masyarakat. Dalam makalah kali ini, kamai akan memaparkan
beberapa hal mengenai pemberdayaan masyarakat.

1.2 Rumusan masalah


 Apakah yang dimaksud pemberdayaan masyarakat ?
 Apakah tujuan dari diadakannya pemberdayaan masyarakat ?
 Bagaimana prinsip dalam memberdayakan masyarakat ?
 Model-model pemberdayaan apa saja yang telah diterapakan oleh pemerintah ?

1.3 Tujuan
 Mengetahui maksud dari pemberdayaan masyarakat
 Mengetahui tujuan diadakannya pemberdayaan masyarakat
 Mengetahui prinsip dalam memberdayakan masyarakat
 Mengetahui model-model pemberdayaan yang telah diterapkan oleh pemerintah

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pemberdayaan
Kata “empowerment” dan “empower”diterjemahkan dalam bahasa indonesia menjadi
pemberdayaan dan memberdayakan, menurut merriam webster dan oxfort english dictionery
(dalam prijono dan pranarka, 1996 : 3) mengandung dua pengertian yaitu : pengertian pertama
adalah to give power or authority to, dan pengertian kedua berarti to give ability to or enable.
Dalam pengertian pertama diartikan sebagai memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau
mendelegasikan otoritas ke pihak lain. Sedang dalam pengertian kedua, diartikan sebagai upaya
untuk memberikan kemampuan atau keberdayaan.
Konsep empowerment pada dasarnya adalah upaya menjadikan suasana kemanusiaan yang
adil dan beradab menjadi semakin efektif secara struktural, baik dalam kehidupan keluarga,
masyarakat, negara, regional, internasional, maupun dalam bidang politik, ekonomi dan lain-lain.
Memberdayakan masyarakat menurut kartasasmita (1996 : 144) adalah upaya untuk
meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak
mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.
Pemberdayaan masyarakat merupakan sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum
nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni yang bersifat
“people-centered, participatory, empowering, and sustainable.
Pemberdayaan yang diadaptasikan dari istilah empowerment berkembang di Eropa mulai
abad pertengahan, terus berkembang hingga diakhir 70-an, 80-an, dan awal 90-an. Konsep
pemberdayaan tersebut kemudian mempengaruhi teori-teori yang berkembang belakangan.
Jika dilihat dari proses operasionalisasinya, maka ide pemberdayaan memiliki dua
kecenderungan, antara lain: pertama, kecenderungan primer, yaitu kecenderungan proses yang
memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan, atau kemampuan
(power ) kepada masyarakat atau individu menjadi lebih berdaya. Proses ini dapat
dilengkapi pula dengan upaya membangun asset material guna mendukung pembangunan
kemandirian mereka melalui organisasi; dan kedua, kecenderungan sekunder, yaitu
kecenderungan yang menekankan pada proses memberikan stimulasi, mendorong atau
memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan
apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog. Dua kecenderungan tersebut
memberikan (pada titik ekstrem) seolah berseberangan, namun seringkali untuk mewujudkan
kecenderungan primer harus melalui kecenderungan sekunder terlebih dahulu.
Teori-Teori pemberdayaan masyarakat
Beberapa pandangan tentang pemberdayaan masyarakat, antara lain sebagai berikut :
a. Struktural, pemberdayaan merupakan upaya pembebasan, transformasi structural secara
fundamental, dan eliminasi struktural atau sistem yang operesif.
b. Pluralis, pemberdayaan sebagai upaya meningkatkan daya sesorang atau sekelompok
orang untuk dapat bersaing dengan kelompok lain dalam suatu ’rule of the game’
tertentu.
c. Elitis, pemberdayaan sebagai upaya mempengaruhi elit, membentuk aliniasi dengan elit-
elit tersebut, serta berusaha melakukan perubahan terhadap praktek-praktek dan struktur
yang elitis.
d. Post Strukturalis, pemberdayaan merupakan upaya mengubah diskursus serta
menghargai subyektivitas dalam pemahaman realitas sosial. (Ife, 1996:59)
Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang
merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni
yang bersifat “people centred, participatory, empowering, and sustainable ” (Chambers,
1995). Konsep ini lebih luas dari hanya semata-mata memenuhi kebutuhan dasar (basic needs)
atau menyediakan mekanisme untuk mencegah proses pemiskinan lebih lanjut (safety net),
yang pemikirannya belakangan ini banyak dikembangkan Konsepsi sebagai upaya
mencari alternatif terhadap konsep-konsep pertumbuhan di masa yang lalu. Konsep ini
berkembang dari upaya banyak ahli dan praktisi untuk mencari apa yang antara lain oleh
Friedman (1992) disebut sebagai alternative development, yang menghendaki ‘inclusive
democracy, appropriate economic growth, gender equality and intergenerational equaty”.
(Ginanjar K., “Pembangunan Sosial dan Pemberdayaan : Teori, Kebijaksanaan, dan Penerapan”,
1997:55)
Menurut Sumodiningrat (1999), bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan
upaya untuk memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang
mereka miliki. Adapun pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut dua kelompok
yang saling terkait, yaitu masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan dan pihak
yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang memberdayakan.
Mubyarto(1998) menekankan bahwa terkait erat dengan pemberdayaan ekonomi rakyat.
Dalam proses pemberdayaan masyarakat diarahkan pada pengembangan sumberdaya manusia
(dipedesaan),penciptaan peluang berusaha yang sesuai dengan keinginan masyarakat.
Masyarakat menentukan jenis usaha, kondisi wilayah yang pada gilirannya dapat menciptakan
lembaga dan sistem pelayanan dari, oleh dan untuk masyarakat setempat.

2.2 Tujuan pemberdayaan Masyarakat


Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan masyarakat menurut Sulistiyani (2004 : 80)
adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut
meliputi kemandirian berfikir, bertindak, dan mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut.
Untuk mencapai kemandirian masyarakat diperlukan sebuah proses. Melalui proses belajar maka
secara bertahap masyarakat akan memperoleh kemampuan atau daya dari waktu ke waktu.
Berikut tujuan pemberdayaan menurut Tjokowinoto dalam Christie S (2005: 16) yang
dirumuskan dalam 3 (tiga) bidang yaitu ekonomi, politik, dan sosial budaya ; “Kegiatan
pemberdayaan harus dilaksanakan secara menyeluruh mencakup segala aspek kehidupan
masyarakat untuk membebaskan kelompok masyarakat dari dominasi kekuasan yang meliputi
bidang ekonomi, politik, dan sosial budaya. Konsep pemberdayaan dibidang ekonomi adalah
usaha menjadikan ekonomi yang kuat, besar, mandiri, dan berdaya saing tinggi dalam
mekanisme pasar yang besar dimana terdapat proses penguatan golongan ekonomi lemah.
Sedang pemberdayaan dibidang politik merupakan upaya penguatan rakyat kecil dalam proses
pengambilan keputuan yang menyangkut kehidupan berbangsa dan bernegara khususnya atau
kehidupan mereka sendiri. Konsep pemberdayaan masyarakat di bidang sosial budaya
merupakan upaya penguatan rakyat kecil melalui peningkatan, penguatan, dan penegakan nilai-
nilai, gagasan, dan norma-norma, serta mendorong terwujudnya organisasi sosial yang mampu
memberi kontrol terhadap perlakuan-perlakuan politik dan ekonomi yang jauh dari moralitas”.
Dari paparan tersebut dapat kita simpulkan bahwa tujuan pemberdayaan adalah
memampukan dan memandirikan masyarakat terutama dari kemiskinan, keterbelakangan,
kesenjangan, dan ketidakberdayaan. Kemiskinan dapat dilihat dari indikator pemenuhan
kebutuhan dasar yang belum mencukupi/layak. Kebutuhan dasar itu, mencakup pangan, pakaian,
papan, kesehatan, pendidikan, dan transportasi. Sedangkan keterbelakangan, misalnya
produktivitas yang rendah, sumberdaya manusia yang lemah, kesempatan pengambilan
keputusan yang terbatas.
Kemudian ketidakberdayaan adalah melemahnya kapital sosial yang ada di masyarakat
(gotong royong, kepedulian, musyawarah, dan kswadayaan) yang pada gilirannya dapat
mendorong pergeseran perilaku masyarakat yang semakin jauh dari semangat kemandirian,
kebersamaan, dan kepedulian untuk mengatasi persoalannya secara bersama.

2.3 Ruang Lingkup Pemberdayaan Masyarakat


Pemberdayaan harus dilakukan secara terus menerus, komprehensif, dan simultan sampai
ambang tercapainya keseimbangan yang dinamis antara pemerintah dan yang diperintah.
Menurut Ndraha dalam I Nyoman sumaryadi (2005:145) diprlukan berbagai program
pemberdayaan:
a. Pemberdayaan Politik
Pemberdayaan politik bertujuan meningkatkan bargaining position yang diperintah
terhadap pemerintah. Melalui bargaining tersebut, yang diperintah mendapatkan apa yang
merupakan haknya dalam bentuk barang, jasa, layanan, dan kepedulian tanpa merugikan
orang lain.
b. Pemberdayaan Ekonomi
Pemberdayaan ekonomi dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan
yang diperintahsebagai konsumen untuk berfungsi sebagai penanggung dampak negative
pertumbuhan, pemikul beban pembangunan, dan penderita kerusakan lingkungan.
c. Pemberdayaan Social Budaya
Pemberdayaan social budaya bertujuan meningkatkan kemampun sumber daya manusia
melalui human investment guna meningkatkan nilai manusia dan perilaku seadil-adilnya
terhadap manusia.
d. Pemberdayaan Lingkungan
Pemberdayaan lingkungan dimaksudkan sebagai program perawatan dan pelestarian
lingkungan, supaya antara yang diperintah dan lingkungannya terdapat hubungan saling
menguntungkan.

2.4 Prinsip-prinsip Pemberdayaan Masyarakat


Untuk melakukan pemberdayaan masyarakat secara umum dapat diwujudkan dengan
menerapkan prinsip-prinsip dasar pendampingan masyarakat, sebagai berikut :
a. Belajar Dari Masyarakat
Prinsip yang paling mendasar adalah prinsip bahwa untuk melakukan pemberdayaan
masyarakat adalah dari, oleh, dan untuk masyarakat. Ini berarti, dibangun pada pengakuan
serta kepercayaan akan nilai dan relevansi pengetahuan tradisional masyarakat serta
kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah-masalahnya sendiri.
b. Pendamping sebagai Fasilitator
Masyarakat sebagai Pelaku Konsekuensi dari prinsip pertama adalah perlunya
pendamping menyadari perannya sebagai fasilitator dan bukannya sebagai pelaku atau guru.
Untuk itu perlu sikap rendah hati serta ketersediaan untuk belajar dari masyarakat dan
menempatkan warga masyarakat sebagai narasumber utama dalam memahami keadaan
masyarakat itu. Bahkan dalam penerapannya masyarakat dibiarkan mendominasi kegiatan.
Kalaupun pada awalnya peran pendamping lebih besar, harus diusahakan agar secara
bertahap peran itu bisa berkurang dengan mengalihkan prakarsa kegiatan-kegiatan pada
warga masyarakat itu sendiri.
c. Saling Belajar
Saling Berbagi Pengalaman Salah satu prinsip dasar pendampingan untuk pemberdayaan
masyarakat adalah pengakuan akan pengalaman dan pengetahuan tradisional masyarakat. Hal
ini bukanlah berarti bahwa masyarakat selamanya benar dan harus dibiarkan tidak berubah.
Kenyataan objektif telah membuktikan bahwa dalam banyak hal perkembangan pengalaman
dan pengetahuan tradisional masyarakat tidak sempat mengejar perubahan-perubahan yang
terjadi dan tidak lagi dapat memecahkan masalah-masalah yang berkembang. Namun
sebaliknya, telah terbukti pula bahwa pengetahuan modern dan inovasi dari luar yang
diperkenalkan oleh orang luar tidak juga memecahkan masalah mereka.
2.5 Strategi dan Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat
Berdasar pendapat Sunyoto Usman (2003 : 40-47 ) ada beberapa strategi yang dapat menjadi
pertimbangan untuk dipilih dan kemudian diterapkan dalam pemberdayaan masyarakat, yaitu
menciptakan iklim, memperkuat daya, dan melindungi.
Dalam upaya memberdayakan masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu ;
a. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat
berkembang (enabling). Disini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia
memiliki potensi atau daya yang dapat dikembangkan.
b. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat (empowering), upaya yang
amat pokok adalah peningkatan taraf pendidikan, dan derajat kesehatan, serta akses
ke dalam sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti modal, lapangan kerja, dan pasar.
c. Memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Dalam proses pemberdayaan,
harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah.
Berbicara tentang pendekatan, bila dilihat dari proses dan mekanisme perumusan
program pembangunan masyarakat, pendekatan pemberdayaan cenderung mengutamakan alur
dari bawah ke atas atau lebih dikenal pendekatan bottom-up. Pendekatan ini merupakan upaya
melibatkan semua pihak sejak awal, sehingga setiap keputusan yang diambil dalam perencanaan
adalah keputusan mereka bersama, dan mendorong keterlibatan dan komitmen sepenuhnya untuk
melaksanakannya.
Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam rangka perencanaan dan penentuan
kebijakan, atau dalam pengambilan keputusan. Model pendekatan dari bawah mencoba
melibatkan masyarakat dalam setiap tahap pembangunan. Pendekatan yang dilakukan tidak
berangkat dari luar melainkan dari dalam. Seperangkat masalah dan kebutuhan dirumuskan
bersama, sejumlah nilai dan sistem dipahami bersama. Model bottom memulai dengan situasi
dan kondisi serta potensi lokal. Dengan kata lain model kedua ini menampatkan manusia sebagai
subyek. Pendekatan “bottom up” lebih memungkinkan penggalian dana masyarakat untuk
pembiayaan pembangunan. Hal ini disebabkan karena masyarakat lebih merasa “memiliki”, dan
merasa turut bertanggung jawab terhadap keberhasilan pembangunan, yang nota bene memang
untuk kepentingan mereka sendiri. Betapa pun pendekatan bottom-up memberikan kesan lebih
manusiawi dan memberikan harapan yang lebih baik, namun tidak lepas dari kekurangannya,
model ini membutuhkan waktu yang lama dan belum menemukan bentuknya yang mapan.

2.6 Upaya-Upaya Memberdayakan Masyarakat


A. Dalam kerangka pikir inilah upaya memberdayakan masyarakat antara lain :
1. Dengan menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat
berkembang. Di sini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiap
masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Artinya, bahwa tidak ada
masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena kalau demikian akan punah.
Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu sendiri, dengan mendorong,
memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya
untuk mengembangkannya.
2. Dengan memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Dalam
konteks ini diperlukan langkah-langkah lebih positif, selain dari hanya menciptakan iklim
dan suasana yang kondusif. Perkuatan ini meliputi langkah-langkah nyata, dan
menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), serta pembukaan akses kepada
berbagai peluang (opportunities) yang akan membuat masyarakat menjadi makin berdaya
(Kartasasmita, 1996). Dengan demikian, pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan
individu anggota masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya. Menanamkan nilai-nilai
budaya modern seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, kebertanggungjawaban dan lain-
lain yang merupakan bagian pokok dari upaya pemberdayaan itu sendiri.
B. Model pemberdayaan masyarakat
Beberapa model pemberdayaan masyarakat yang telah di terapkan oleh pemerintah
adalah sebagai berikut :
1. Program Peningkatan Pendapatan Petani dan Nelayan Kecil (P4K)
Program ini berupaya meningkatkan keberdayaan masyarakat melalui peningkatan
SDM dengan berbagai rentetan kegiatan dimulai dari, penumbuhan dan penguatan
kelompok, pemupukan dana bersama, pengembangan usaha, dan pengembangan kemitraan
usaha yang pada akhirnya diharapkan akan terbentuk Koperasi atau Badan usaha lainnya.
Dalam upaya mendorong upaya kelompok petani diberi support kredit usaha dengan
persyaratan ringan melalui BRI.
2. Program Pemberdayaan Petani dan pelaku Agribisnis
Program dirancang melalui kegiatan pelatihan yang dilakukan sebanyak 26 kali
pertemuan dengan rentang pertemuan selama 6 bulan. Fasilitasi yang diberikan selama
pelatihan (uang saku dan transport) di arahkan untuk digunakan peserta menjadi modal
usaha. Fasilitasi untuk kegiatan ini diberikan kepada petani selama enam bulan dengan
melaksanakan proses pembelajaran yang kurikulumnya mencakup Teknologi,
pengembangan organisasi dan penguatan modal.
3. Program pengembangan kawasan agropolitan
Program ini berupaya mengembangkan kawasan untuk memacu berjalannya sistem dan
usaha agribisnis, dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan
agribisnis. Upaya ini didukung dengan mengembangkan kemampuan SDM masyarakat
petani yang dikoordinir dengan keberadaan Balai Penyuluhan Pertanian yang merupakan.
Home Basenya Penyuluh.
4. Program pemberdayaan masyarakat mandiri (PNPM Mandiri)
Untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan
kerja, pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri mulai tahun 2007. Melalui PNPM Mandiri dirumuskan kembali mekanisme upaya
penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses pembangunan
partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama masyarakat miskin,
dapat ditumbuhkembangkan sehingga mereka bukan sebagai obyek melainkan subyek upaya
penanggulangan kemiskinan. Pelaksanaan PNPM Mandiri tahun 2007 dimulai dengan
Program Pengembangan Kecamatan (PPK) sebagai dasar pengembangan pemberdayaan
masyarakat di perdesaan beserta program pendukungnya seperti PNPM Generasi; Program
Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) sebagai dasar bagi pengembangan
pemberdayaan masyarakat di perkotaan; dan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Khusus (P2DTK) untuk pengembangan daerah tertinggal, pasca bencana, dan konflik.
Mulai tahun 2008 PNPM Mandiri diperluas dengan melibatkan Program Pengembangan
Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) untuk mengintegrasikan pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi dengan daerah sekitarnya.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasa yang telah diulas, berikut hal-hal yang dapat disimpulkan:
Pemberdayaan berasal dari kata “empowerment” dan “empower” yang berarti memberi
kekuasaan dan memberi keberdayaan. Tujuan dari diadakannya pemberdayaan masyarakat
adalah memampukan dan memandirikan masyarakat terutama dari kemiskinan, keterbelakangan,
kesenjangan, dan ketidakberdayaan
Ada 3 prinsip dalam memberdayakan masyarakat yaitu : belajar dari masyarakat, pendamping
sebagai fasilitator, dan saling belajar.
Model pemberdayaan masyarakat contohnya Program Peningkatan Pendapatan Petani dan
Nelayan Kecil (P4K), Program pengembangan kawasan agropolitan dan Program pemberdayaan
masyarakat mandiri (PNPM Mandiri).

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Konsep, definisi dan Teori Pemberdayaan Masyarakat. (On-line)
http://teoripemberdayaan.blogspot.com/2012/03/konsep-definisi-dan-teori-pemberdayaan.html
(diakses 23 Juni 2013)
Anonim. Konsepsi Pemberdayaan Masyarakat.
Kartasasmita, Ginandjar. 1997. Pemberdayaan Masyarakat.
Anonim. 2011. Pemberdayaan masyarakat. (On-line)
http://walidrahmanto.blogspot.com/2011/12/pemberdayaan-masyarakat.html (diakses 24 juni 2014)

Anda mungkin juga menyukai