Model Pemerdayaan Masyarakat
Model Pemerdayaan Masyarakat
Disusun Oleh
Kelompk 4
o Debi Sintia Dewi
o Merry Yoanita
o Ozi Nova Zilita
o Reno Susanti
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................
1.3 Tujuan. ..........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pemberdayaan..............................................................................................
2.2 Tujuan pemberdayaan Masyarakat .............................................................................
2.3 Ruang Lingkup Pemberdayaan Masyarakat..................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemberdayaan masyarakat merupakan sebuah konsep pembangunan ekonomi yang
merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni
yang bersifat “people-centered, participatory, empowering, and sustainable. konsep
pemberdayaan merupakan alternatif pemecahan terhadap dilema-dilema pembangunan yang
dihadapi.
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat
lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari
perangkap kemiskinan dan keterbelakanan. Dengan kata lain, pemberdayaan adalah
memampukan dan memandirikan masyarakat. Dalam makalah kali ini, kamai akan memaparkan
beberapa hal mengenai pemberdayaan masyarakat.
1.3 Tujuan
Mengetahui maksud dari pemberdayaan masyarakat
Mengetahui tujuan diadakannya pemberdayaan masyarakat
Mengetahui prinsip dalam memberdayakan masyarakat
Mengetahui model-model pemberdayaan yang telah diterapkan oleh pemerintah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pemberdayaan
Kata “empowerment” dan “empower”diterjemahkan dalam bahasa indonesia menjadi
pemberdayaan dan memberdayakan, menurut merriam webster dan oxfort english dictionery
(dalam prijono dan pranarka, 1996 : 3) mengandung dua pengertian yaitu : pengertian pertama
adalah to give power or authority to, dan pengertian kedua berarti to give ability to or enable.
Dalam pengertian pertama diartikan sebagai memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau
mendelegasikan otoritas ke pihak lain. Sedang dalam pengertian kedua, diartikan sebagai upaya
untuk memberikan kemampuan atau keberdayaan.
Konsep empowerment pada dasarnya adalah upaya menjadikan suasana kemanusiaan yang
adil dan beradab menjadi semakin efektif secara struktural, baik dalam kehidupan keluarga,
masyarakat, negara, regional, internasional, maupun dalam bidang politik, ekonomi dan lain-lain.
Memberdayakan masyarakat menurut kartasasmita (1996 : 144) adalah upaya untuk
meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak
mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.
Pemberdayaan masyarakat merupakan sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum
nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni yang bersifat
“people-centered, participatory, empowering, and sustainable.
Pemberdayaan yang diadaptasikan dari istilah empowerment berkembang di Eropa mulai
abad pertengahan, terus berkembang hingga diakhir 70-an, 80-an, dan awal 90-an. Konsep
pemberdayaan tersebut kemudian mempengaruhi teori-teori yang berkembang belakangan.
Jika dilihat dari proses operasionalisasinya, maka ide pemberdayaan memiliki dua
kecenderungan, antara lain: pertama, kecenderungan primer, yaitu kecenderungan proses yang
memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan, atau kemampuan
(power ) kepada masyarakat atau individu menjadi lebih berdaya. Proses ini dapat
dilengkapi pula dengan upaya membangun asset material guna mendukung pembangunan
kemandirian mereka melalui organisasi; dan kedua, kecenderungan sekunder, yaitu
kecenderungan yang menekankan pada proses memberikan stimulasi, mendorong atau
memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan
apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog. Dua kecenderungan tersebut
memberikan (pada titik ekstrem) seolah berseberangan, namun seringkali untuk mewujudkan
kecenderungan primer harus melalui kecenderungan sekunder terlebih dahulu.
Teori-Teori pemberdayaan masyarakat
Beberapa pandangan tentang pemberdayaan masyarakat, antara lain sebagai berikut :
a. Struktural, pemberdayaan merupakan upaya pembebasan, transformasi structural secara
fundamental, dan eliminasi struktural atau sistem yang operesif.
b. Pluralis, pemberdayaan sebagai upaya meningkatkan daya sesorang atau sekelompok
orang untuk dapat bersaing dengan kelompok lain dalam suatu ’rule of the game’
tertentu.
c. Elitis, pemberdayaan sebagai upaya mempengaruhi elit, membentuk aliniasi dengan elit-
elit tersebut, serta berusaha melakukan perubahan terhadap praktek-praktek dan struktur
yang elitis.
d. Post Strukturalis, pemberdayaan merupakan upaya mengubah diskursus serta
menghargai subyektivitas dalam pemahaman realitas sosial. (Ife, 1996:59)
Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang
merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni
yang bersifat “people centred, participatory, empowering, and sustainable ” (Chambers,
1995). Konsep ini lebih luas dari hanya semata-mata memenuhi kebutuhan dasar (basic needs)
atau menyediakan mekanisme untuk mencegah proses pemiskinan lebih lanjut (safety net),
yang pemikirannya belakangan ini banyak dikembangkan Konsepsi sebagai upaya
mencari alternatif terhadap konsep-konsep pertumbuhan di masa yang lalu. Konsep ini
berkembang dari upaya banyak ahli dan praktisi untuk mencari apa yang antara lain oleh
Friedman (1992) disebut sebagai alternative development, yang menghendaki ‘inclusive
democracy, appropriate economic growth, gender equality and intergenerational equaty”.
(Ginanjar K., “Pembangunan Sosial dan Pemberdayaan : Teori, Kebijaksanaan, dan Penerapan”,
1997:55)
Menurut Sumodiningrat (1999), bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan
upaya untuk memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang
mereka miliki. Adapun pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut dua kelompok
yang saling terkait, yaitu masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan dan pihak
yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang memberdayakan.
Mubyarto(1998) menekankan bahwa terkait erat dengan pemberdayaan ekonomi rakyat.
Dalam proses pemberdayaan masyarakat diarahkan pada pengembangan sumberdaya manusia
(dipedesaan),penciptaan peluang berusaha yang sesuai dengan keinginan masyarakat.
Masyarakat menentukan jenis usaha, kondisi wilayah yang pada gilirannya dapat menciptakan
lembaga dan sistem pelayanan dari, oleh dan untuk masyarakat setempat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasa yang telah diulas, berikut hal-hal yang dapat disimpulkan:
Pemberdayaan berasal dari kata “empowerment” dan “empower” yang berarti memberi
kekuasaan dan memberi keberdayaan. Tujuan dari diadakannya pemberdayaan masyarakat
adalah memampukan dan memandirikan masyarakat terutama dari kemiskinan, keterbelakangan,
kesenjangan, dan ketidakberdayaan
Ada 3 prinsip dalam memberdayakan masyarakat yaitu : belajar dari masyarakat, pendamping
sebagai fasilitator, dan saling belajar.
Model pemberdayaan masyarakat contohnya Program Peningkatan Pendapatan Petani dan
Nelayan Kecil (P4K), Program pengembangan kawasan agropolitan dan Program pemberdayaan
masyarakat mandiri (PNPM Mandiri).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Konsep, definisi dan Teori Pemberdayaan Masyarakat. (On-line)
http://teoripemberdayaan.blogspot.com/2012/03/konsep-definisi-dan-teori-pemberdayaan.html
(diakses 23 Juni 2013)
Anonim. Konsepsi Pemberdayaan Masyarakat.
Kartasasmita, Ginandjar. 1997. Pemberdayaan Masyarakat.
Anonim. 2011. Pemberdayaan masyarakat. (On-line)
http://walidrahmanto.blogspot.com/2011/12/pemberdayaan-masyarakat.html (diakses 24 juni 2014)