Anda di halaman 1dari 5

Zulfahmi Argian Pratama 2015-21-032

1. Apa itu Bendungan?


Bendungan adalah
suatu bangunan air yang
dibangun khusus untuk
membendung (menahan)
aliran air yang berfungsi
untuk memindahkan aliran
air atau menampung
sementara dalam jumlah
tertentu kapasitas/volume
air dengan menggunakan
struktur timbunan tanah
homogen (Earthfill Dam),
timbunan batu dengan lapisan kedap air (Rockfill Dam), konstruksi beton (Concrete
Dam) atau berbagai tipe konstruksi lainnya.
Dengan pesatnya perkembangan teknologi dalam perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan bendungan telah mengaburkan batasan secara jelas
pengelompokan tipe bendungan, karena sebagai akibat dari usaha para perancang
concrete dams dan geotechnical engineers dalam mengatasi permasalahan bendungan
timbunan (Embankment Dams) untuk menurunkan biaya konstruksi, pemeliharaan
serta untuk mendapatkan nilai ekonomis yang lebih tinggi.

2. Mengapa di Bangun Bendungan?


Bendungan dibangun dimaksudkan untuk :
1. Sebagai sumber air baku dan industri, atau untuk kombinasi berbagai
keperluan,
2. Tempat penampungan sisa-sisa air tambang
3. Untuk mengatasi banjir
4. Sebagai kebutuhan Irigasi
5. Sebagai sumber Pembangkit Listrik Tenaga Air
6. Dibangun untuk penampung air pada saat kelebihan dan digunakan pada
saat kekurangan

3. Fungsi Bendungan
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air
menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan
untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam
juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak
diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.
Kementerian Pekerjaan Umum Indonesia mendefinisikan bendungan sebagai
“bangunan yang berupa tanah, batu, beton, atau pasangan batu yang dibangun selain
untuk menahan dan menampung air, dapat juga dibangun untuk menampung limbah
tambang atau lumpur.”
Zulfahmi Argian Pratama 2015-21-032

4. Tipe Bendungan
Bendungan dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok tergantung pada
tujuan pengelompokannya. Didalam kriteria ini, bendungan dikelompokkan
berdasarkan tiga hal berikut, yakni: fungsi, desain hidrolik dan material yang
digunakan.

1. Pembagian Tipe Bendungan Berdasarkan Fungsi


Berdasarkan fungsinya tipe bendungan dapat dibedakan menjadi:
 Bendungan Penampung air. Dibangun untuk penampung air pada saat
kelebihan dan digunakan pada saat kekurangan. Pada umumnya penampung
dilakukan pada musim hujan kemudian digunakan pada musim kemarau.
Lebih rinci lagi bendungan penampung air dapat dibedakan berdasarkan
tujuan penampungan airnya yaitu untuk : air baku, pembangkit listrik,
perikanan, rekreasi dan lain sebagainya. Tujuan atau tujuan khusus
pembangunan bendungan sering berpengaruh pula pada desain
strukturnya dan mungkin perlu ditentukan kriteria besarnya fluktuasi muka air
waduk dan besar debit rembesan yang diizinkan.

 Bendungan Pengalih Aliran (Diversion Dams). Dibangun untuk meninggikan


muka air agar diperoleh tinggi jatuh yang cukup atau agar dapat dialihkan
aliran sungainya masuk kesaluran atau sistem pembawa lainnya. Beberapa
bendungan tipe ini digunakan untuk pengembangan irigasi, pengalihan aliran
dari sungai ke waduk diluar sungai yang bersangkutan, untuk air baku dan
industri, atau untuk kombinasi berbagai keperluan.

 Bendungan Pengendali Banjir. Bendungan tipe ini disebut pula bendungan


detensi atau retensi banjir, dibangun untuk memperlambat atau menyimpan
sementara aliran banjir dan mengurangi terjadinya banjir besar. Bendungan
pengendali banjir dapat dibedakan lagi menjadi dua macam tipe, yaitu: tipe
yang umum adalah untuk menyimpan sementara dan melepas aliran banjir
dengan debit yang tidak melampaui kapasitas sungai dihilir. Tipe yang lain
adalah untuk menahan air selama mungkin agar air meresap ke tebing-tebing
atau pondasi yang lolos air. Bendungan tipe ini kadang-kadang juga dibangun
untuk menangkap sedimen, sehingga kadang-kadang disebut pula sebagai
bendungan penangkap sedimen (derbris dams).

 Bendungan Serbaguna. Umumnya pembangunan bendungan tidak hanya


bertujuan untuk memperoleh manfaat tungga, tapi untuk lebih dari satu
manfaat seperti : untuk penyedia air irigasi, tenaga listrik, air baku, pengendali
banjir, perikanan, rekreasi dan lain sebagainya, bendungan ini lazim disebut
bendung serbaguna.
Zulfahmi Argian Pratama 2015-21-032

2. Pembangunan Tipe Bendungan Berdasarkan Aspek Hidraulik.

Ada 2 tipe yaitu bendungan yang boleh dilimpasi air dan bendungan yang tidak
boleh dilimpasi air.

 Bendungan yang boleh dilipasi air (overflow dams). Adalah bendungan yang
didesain boleh dilimpasi air di puncaknya. Bendungan seperti ini umumnya
hanya memiliki tinggi beberapa meter, bendungan dibuat dari material yang
tahan terhadap erosi seperti beton, pasangan batu, baja, kayu dan lain-lain.

 Bendungan yang tidak boleh dilimpasi air (nonoverflow dams). Adalah


bendungan yang didesai tidak boleh meluap. Tipe ini lazimnya dibuat dari
material urugan tanah dan urugan batu, sering pula berupa bendungan beton
yang dikombinasikan dengan pelimpah serta urugan tanah atau batu sisi-
sisinya sehingga membentuk bangunan komposit.

3. Pembagian Tipe Bendungan Berdasarkan Materialnya.


Pengelompokan bendungan yang paling lazim digunakan didalam diskusi
desain adalah berdasarkan material pembentuk bendungan. Tipe bendungan
berdasar material pembentuk bendungan ini, juga dikenal sebagai tipe dasar
didalam pembuatan desain bendungan, seperti bendungan beton gaya berat
(concrete gravity dams) bendungan beton dengan penyangga (hutress dams),
bendungan beton pelengkung (arch dams), bendungan urugan tanah dan urugan
batu.

1. Bendungan Urugan Tanah.


Adalah bendungan yang paling lazim dibangun, karena konstruksinya
menggunakan material galian setempat yang tersedia yang tidak perlu banyak
pemrosesan. Dibanding dengan tipe lain, tipe ini dapat dibangun hampir pada
segala jenis tanah pondasi dan pada topografi yang kurang baik dan umumnya
lebih sering dibangun untuk tujuan penampung air. Pada gambar dibawah ini
diperlihatkan berbagai potongan tipe bendungan urugan yang secara garis
besar dapat dikelompokkan menjadi 2 tipe, yakni:
a. Bendungan urugan tanah homogen
b. Bendungan urugan tanah berzona (dengan inti tegak atau miring).
Zulfahmi Argian Pratama 2015-21-032

Pembuatan zona-zona pada tubuh bendungan adalah bertujuan untuk


meningkatkan keamanan bendungan, yaitu dalam rangka mendapatkan
kekuatan (strengt) yang cukup, serta pengendalian rembesan dan retakan.
Untuk mendapatkan desain yang aman, dapat dibuat berbagai kemungkinan
tipe zona; bila material yang digunakan memiliki tingkat lulus air yang rendah
atau diperlukan adanya ketahanan terhadap retakan di bendungan perlu
dipasang lapisan drainase horizontak yang dikombinasikan dengan drainas
tegak atau miring.
Bendungan urugan tanah harus dilengkapi dengan bangunan pelimpah
dengan kapasitas yang memadai. Kelemahan utama bendungan tipe ini adalah
rawan terhadap erosi yang dapat berakibat kerusakan atau keruntuhan
bendungan.

2. Bendungan Urugan Batu.


Adalah bendungan urugan yang sebagian besar material timbunannya
berupa batu, yang berfungsi sebagai pendukung utama stabilitas bendungan.
Agar bendungan kedap air, dipasang lapisan kedap air berupa membran kedap
air dimuka lereng hulu (dikenal sebagai bendungan sekat atau facing dams)
atau didalam tubuh bendungan berupa inti. Lapisan kedap air atau membran
dapat berupa zona kedap air dari tanah, beton, paving beton aspal,
geomembran, plat baja, atau didalam tubuh bendungan dapat berupa lapisan
kedap air tipis dari tanah, beton, beton aspal, geomembran, seperti yang
diperlihatkan pada gambar dibawah ini. Bendungan urugan batu dengan zona
kedap air dari tanah harus dilengkapi filter dan atau transisi untuk mencegah
perpindahan material dari zona berbutir halus ke zona berbutir kasar. Secara
garis besar bendunag urugan batu dpat dikelompokkan menjadi dua tipe:
a. Bendungan urugan batu dengan lapis kedap air dimuka (bendungan
sekat/facing dams).
b. Bendungan urugan batu berzona (dengan inti tegak atau miring).

Seperti bendungan urugan tanah, bendungan urugan batu juga dapat


rusak atau runtuh akibat meluapnya air waduk, oleh karenanya bendungan
harus dilengkapi bangunan pelimpah dengan kapasitas yang cukup.
Zulfahmi Argian Pratama 2015-21-032

Perkecualian berlaku bagi bendungan pengalih aliran, bendungan detensi


banjir atau penangkap sedimen yang secara khusus didisain tahan terhadap
meluapnya air waduk, dimana permukaan lerengnya dilengkapi dengan batu-
batu besar yang didisain khusu tahan terhadap erosi dari luapan air.
Bendungan urugan batu membutuhkan fondasi yang penurunannya
(settlement) kecil agar tidak merusak membran. Jenis fondasi yang cocok
untuk dipilih bila; persediaan material batu cukup banyak, fondasi batuan
berada atau di dekat permukaan tanah, material tanah yang cocok untuk
urugan tanah tidak tersedia, musim hujan yang panjang
mengakibatkanpelaksaaan konstruksi tanah urugan menjadi tidak praktis, atau
bila pembangunan bendungan beton kurang ekonomis.

Anda mungkin juga menyukai