Anda di halaman 1dari 23

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sifat Laporan Sumber dan Penggunaan Kas


Tujuan laporan perubahan modal kerja adalah memberikan ringkasan
transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode dengan menunjukkan
sumber dan penggunaan modal kerja dalam periode tersebut; modal kerja
meliputi seluruh aktiva lancar atau aktiva lancar dikurangi hutang lancar.
Dengan demikian yang dilaporkan adalah perubahan aktiva lancar dan
hutang lancar serta sebab sebab perubahan tersebut atau sumber dan
penggunaannya. Tekanan yang diberiakan dalam laporan ini adalah
perubahan modal kerja atau aktiva lancar dan hutang lancar secara
keseluruhan dan tidak akan menunjukkan jumlah uang kas yang telah
diterima atau dikeluarkan selama periode tersebut.
Laporan perubahan kas (cash flow statement) atau Laporan Sumber
dan Penggunaan Kas disusun untuk menunjukkan perubahan selama satu
periode dan memberika alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan
menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaan-
penggunaannya. Laporan sumber dan pengguanaan kas menggambarkan
atau menunjukkan aliran atau gerakan kas yaitu sumber-sumber penerimaan
dan penggunaan kas dalam periode yang bersangkutan. Laporan ini berbeda
dengan laporan rugi laba, khususnya yang dalam penyusunannya
menggunakan dasar waktu atau accruals basis, karena laporan perubahan kas
merupakan ringkasan transaksi keuangan yang berhubungan dengan kas
tanpa memperhatikan hubungannya dengan penghasilan yang diperoleh
maupun biaya-biaya yang terjadi .Subyek laporan perubahan kas adalah
sumber dan penggunaan kas, sedang subyek laporan rugi-laba adalah
penghasilan yang direalisir atau diperoleh dan biaya yang terjadi tanpa
memperhatikan apakah penghasilan itu sudah diterima uangnya atau belum
dan apakah biaya-biaya itu sudah dibayar per kas atau belum. Kalau dasar
yang digunakan dalam menyusun Laporan rugi-laba tersebut adalah dasar
tunai atau cash basis di mana penghasilan baru diakui kalau sudah diterima
uangnya dan biaya diakui kalau sudah dibayar tunai atau per Kas, dalam hal
ini Laporan rugi-laba menunjukkan sumber kas yang berasal dari operasi.
Tetapi perlu diperhatikan bahwa sumber kas tidak hanya dari operasi tetapi
masih banyak sumber-sumber penerimaan kas lainnya; begitu pula
penggunaannya tidak hanya untuk mebiayai operasi. Oleh karena itu
Laporan sumber dan penggunaan kas (Laporan perubahan kas) sifatnya atau
scopenya lebih luas dari pada laporan rugi-laba baik penyusunan
berdasarkan cash basis maupun akruals basis.
Laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat digunakan sebagai
dasar dalam menaksir kebutuhan kas dimasa mendatang dan kemungkinan
sumber-sumber yang ada, atau dapat digunakan ebagai dasar perencanaan
dan peramalan kebutuhan kas atau cash flow dimasa yang akan datang.
Sedangkan bagi para kreditor atau bank dengan laporan sumber dan
penggunaan kas akan dapat menilai kemampuan perusahaan dalalm
membayar bunga atau mengembalikan pinjamannya.

2.2 Sumber dan Penggunaan Kas


Kas merupakan aktiva yang paling likwid atau merupakan salah satu
unsur modal kerja yang paling tinggi likwiditasnya, berarti bahwa semakin
besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi
pula tingkat likwiditasnya. Tetapi suat perusahaan yang mempunyai tingkat
likwiditas yang tinggi karena adanya jumlah kas dalam jumlah yang besar
berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerminkan adanya
over investment dalam kas dan berarti pula bahwa perusahaan kurang efektif
dalam mengelola kas. Jumlah kas yang relatif kecil akan diperoleh tingkat
perputaran kas yang tinggi dan keuntungan yang diperoleh akan lebih besar,
tetapi suatu perusahaan yang hanya mengejar keuntungan (rentabilitas) tanpa
mempehatikan likwiditas akhirnya perusahaan itu akan dalam keadaan
illikwid apabila sewaktu-waktu ada tagihan. Dari uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa kas sangat perperan dalam menentukan kelancaran
kegiatan perusahaan, oleh karena itu kas harus direncanakan dan diawasi
dengan baik, baik penerimaanya (sumber-sumbernya) maupun
penggunaannya (pengeluarannya). Penerimaan dan pengeluaran kas suatu
perusahaan ada yang bersifat rutin atau terus menerus dan ada pula yang
bersifat insidentil atau tidak terus menerus.
Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat
berasal:
1. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap bai yang
berwujud maupun yang tidak berwujud (intangible assets); atau adanya
penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.
2. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal
oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.
3. Pengeluaran surat tanda bukti hutang baik jangka pendek (wesel)
maupun hutang jangka panjang (hutang obligasi, hutang hipotik atau
hutang jangka panjang yang lain) serta bertambahnya hutang yang
diimbangi dengan penerimaan kas.
4. Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang
diimbangi dengan adanya penerimaan kas; misalnya adanya penurunan
piutang karena adanya penerimaan pembayaran, berkurangnya
persediaan berang dagang karena adanya penjualan secara tunai, adanya
penurunan surat berharga atau (efek) karena adanya penjualan dan
sebagainya.
5. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau devidend dari
investasinya, sumbangan atau hadiah maupun adanya pengembalian
kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya.
Sedangkan penggunaan atas pengeluaran kas dapat disebabkan
adanya transaksi-transaksi sebagai berikut:
1. Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun
jangka panjang serta adanya pembelia aktiva tetap lainnya.
2. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengambilan
kas perusahaan oleh pemilik perusahaan.
3. Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang jangka pendek maupun
hutang jangka panjang.
4. Pembelian barang dagangan secara tunai, adanya pembayaran biaya
operasi yang meliputi upah dan gaji, pembelian suplies kantor,
pembayaran sewa, bunga, premi asuransi, advertensi dan adanya
persekot-persekot biaya maupun persekot pembelian.
5. Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden (bentuk pembagian laba
lainnya secara tunai), pembayaran pajak, denda-denda dan lain
sebagainya.
Aliran kas masuk dan aliran kas keluar akan terjadi secara terus-
menerus dalam perusahaan atau akan berlangsung terus selama hidupnya
perusahaan. Arus penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu perusahaan
digambarkan oleh Robert W. Johnson dalam bukunya Financial
Management, (Allyn and Bacon Inc., edisi ketiga, halaman 36) sebagai
berikut:

Sumber penerimaan kas yang berasal dari penjualan barang


dagangan maupun jasa bila dipertemukan dengan biaya operasi maka secara
neto akan diperoleh sumber kas yang berasal dari operasi (laporan rugi-laba
dasar tunai), tetapi pada umumnya perusahaan menyusun laporan rugi-laba
dengan menggunakan dasar waktu oleh karena itu laba brsih yang
dilaporkan dalam laporan rugi-laba harus disesuaikan sehingga menjadi hasil
operasi berdasarkan tunai (cash basis).
2.3 Penyusunan Laporan Sumber dan Penggunaan Kas
Penyusunan laporan perubahan kas atau laporan sumber dan
penggunaan kas dapat dilakukan dengan meringkas jurnal penerimaan kas
dan jurnal pengeluaran kas. Cara ini memakan waktu yang lama karena
harus menggolong-golongkan setiap transaksi kas menurut sumbernya
masing-masing serta tujuan penggunaanya; dan cara ini hanya dapat
dilakukan oleh internal analisis yang memungkinkan memperoleh datanya
dengan lengkap dan masih murni. Bagi external analisis maka penyusunan
laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan menganalisa
perubahan yang terjadi dalam laporan keuangan yang diperbandinkan antara
dua waktu atau akhir periode serta informasi-informasi lain yang
mendukung terjadinya perubahan tersebut. Dalam menganalisa perubahan
yang terjadi harus di perhatikan kemungkinan adanya perubahan atau
transaksi yang tidak mempengaruhi kas (non cash transaction).
Transaksi-transaksi yang tidak mempengaruhi uang kas antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Adanya pengakuan atau pembebanan depresiasi, amortisasi dan deplesi
terhadap aktiva tetap, intangible assets dan wasting assets. Biaya
depresiasi ini merupakan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran
kas.
2. Pengakuan adanya kerugian piutang baik dengan membentuk cadangan
kerugian piutang maupun tidak, dan penghapusan karena piutang yang
bersangkutan sudah tidak dapat ditagih lagi.
3. Adanya penghapusan atau pengurangan nilai buku dari aktiva yang
dimiliki dan penghentian dari penggunaan aktiva tetap karena aktiva
yang bersangkutan telah habis disusut atau sudah tidak dapat dipakai
lagi.
4. Adanya pembayaran stock devidend (deviden dalam bentuk saham),
adanya penyisihan atau pembatasan penggunaan laba, dan adanya
penilaian kembali (revaluasi) terhadap aktiva tetap yang dimiliki oleh
perusahaan.
Terhadap transaksi-transaksi yang tidak mempengaruhi kas terebut
harus diadakan penyesuaian (dilakukan jurnal adjustment dan reversal
journal). Disamping itu juga perlu diadakan penyesuaian untuk
menghilangkan pengaruh akibat dari penggunaan dasar waktu atau accruals
basis accounting (yaitu adanya accrued and deferred revenue and expenses)
sehingga pos dan biaya (expenses) tunai (cash basis accounting).
Penyesuaian-penyesuaian terhadap transaksi yang tidak mempengaruhi kas
tidak dimasukkan dalam buku catatan perusahaan tetapi hanya dalam work
sheet saja, karena seperti halnya penyusunan laporan sumber dan
penggunaan modal kerja maka dalam penyusunan laporan sumber dan
penggunaan kas dapat pula dilakukan secara langsung dari laporan keuangan
atau dengan menggunakan bantuan work sheet maupun rekening (T
account).
Untuk memberikan gambaran tentang cara menyusun Laporan
Sumber dan Penggunaan Kas maka berikut ini diberikan contoh dengan
mengambil data neraca PT INDIRASARI yang diperbandingkan antara 31
Desember 1978 dengan neraca 31 Desember 1997 sebagai berikut:
PT INDIRASARI
NERACA YANG DIPERBANDINGKAN
31 DESEMBER 1977, 1978

31 DESEMBER' NAIK ATAU


KETERANGAN
1997 1978 TURUN*

Kas Rp 545.500 Rp 919.700 Rp 374.200


Piutang Dagang Rp 1.324.200 Rp 1.612.800 Rp 288.600
Piutang Wesel Rp 500.000 Rp 250.000 Rp 250.000
Persediaan Rp 951.200 Rp 1.056.500 Rp 105.300
Persekot Biaya Rp 46.000 Rp 37.000 Rp 9.000
Tanah Rp 200.000 Rp 200.000 -
Gedung Rp 1.600.000 Rp 2.000.000 Rp 4.000
Alat Kantor Rp 700.000 Rp 850.000 Rp 150.000
Rp 5.866.900 Rp 6.926.000 Rp 1.181.100
Akumulasi Depresiasi Rp 225.500 Rp 261.000 Rp 35.500
Akumulasi Dep. Peralatan Kantor Rp 153.000 Rp 201.000 Rp 48.000
Hutang Dagang Rp 655.000 Rp 552.200 Rp 102.800
Hutang Wesel Rp 150.000 Rp 125.000 Rp 25.000
Hutang Gaji Rp 312.000 Rp 443.500 Rp 131.500
Hutang Obligasi Rp 600.000 Rp 450.000 Rp 150.000
Modal Saham Rp 2.000.000 Rp 2.600.000 Rp 600.000
Laba yang Ditahan Rp 1.771.400 Rp 2.293.300 Rp 521.900
Rp 5.866.900 Rp 6.926.000 Rp 1.614.700
Dari data neraca PT INDIRASARI yang diperbandingkan antara 31
Desember 1977 dan 31 Desember 1978, maka dapatlah disusun laporan
sumber dan penggunaan kas sebagai berikut:

PT.INDIRASARI
LAPORAN SUMBER & PENGGUNAAN KAS
PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 1978

Sumber Kas Dari


1. Hasil Operasi Selama Tahun 1978 :
Laba Bersih Rp 521.900
Ditambah dengan :
Penurunan Piutang Wesel Rp 250.000
Penurunan Persekot Biaya Rp 9.000
Kenaikan Hutang Gaji Rp 131.500
Depresiasi Aktiva Tetap Rp 83.500
Rp 474.000
Rp 995.900
Dikurangi dengan :
Kenaikan piutang dagang Rp 288.600
Kenaikan Persediaan Rp 105.300
Penurunan Hutang Dagang Rp 102.800
Penurunan Hutang Wesel Rp 25.000
Rp 521.700
Rp 474.200
2. Penjualan Modal Saham Rp 600.000
Rp 1.074.200
Penggunaan Kas untuk :
1. Pembelian Gudang Rp 400.000
2. Pembelian Alat Kantor Rp 150.000
3. Pembayaran Hutang obligasi Rp 150.000
Rp 700.000
Kenaikan Kas Rp 374.200

Keterangan:
1. Penurunan piutang wesel Rp 250.000,-; laba bersih ditambah karena
jumlah uang yang diterima melebihi penghasilan pada periode itu.
2. Penurunan persekot biaya Rp 9.000,-; laba bersih ditambah karena
pengeluaran utang lebih kecil daripada biaya yang dibebankan pada
periode itu, atau adanya pembebanan biaya yang tidak memerlukan
pengeluaran uang dan seandainya penghasilan tidak dibebabni biaya ini
maka laba bersih yang diperoleh adalah Rp 521.900,- + Rp 9.000,- =
Rp 530.900,-.
3. Kenaikan hutang gaji harus ditambahkan pada laba bersih yang
diperoleh karena dalam menentukan laba tersebut telah dikurangkan
terhadap penghasilan sebesar biaya gaji yang masih terhutang (Jumlah
pengeluaran uang lebih kecil daripada biaya gaji yang dibebankan pada
periode tersebut).
4. Kenaikan cadangan depresiasi (Adanya depresiasi harus ditambahkan
kembali pada laba bersih, karena biaya depresiasi merupakan biaya
yang tidak memerlukan pengeluaran uang dan seandainya penghasilan
periode tersebut tidak dibebani dengan depresiasi maka laba bersih
yang diperoleh akan lebih besar lagi.
5. Kenaikan piutang dangan harus dikurangkan pada laba bersih karena
uang yang diterima dari penjualan laba lebih kecil daripada penghasilan
atau penjualan yang diakui pada periode yang bersangkutan; atau
kenaikkan piutang dagang ini menunjukkan adanya penjualan atau
penghasilan yang belum diterima uangnya.
6. Kenaikan persediaan mengakibatkan laba bersih harus dikurangi karena
pembelian barang dagangan lebih besar daripada harga pokok yang
dibebankan pada penjualan periode yang bersangkutan.
7. Penurunan piutang dagang berarti pengeluaran uang untuk pembelian
barang yang dijual lebih besar daripada harga barang yang dibebankan
pada periode tersebut (adanya pengeluaran uang untuk membayar
hutang periode sebelumnya), oleh karena itu penurunan harus
dikurangkan terhadap laba bersih yang diperoleh, karena merupakan
penggunaan kas.
8. Penurunan hutang wesel berarti ada pengeluaran uang untuk membayar
hutang wesel yang mungkin timbulnya hutang wesel berasal dari
pembelian barang dagangan atau merupakan pembayaran hutang
dagang. Turunnya hutang wesel berarti ada penggunaan kas untuk
pembayaran hutang wesel tersebut.
9. Sumber kas dari penjualan saham dapat diketahui karena adanyan
kenaikan modal saham yang berarti ada penjualan dan dianggap
penjualan dilakukan secara tunai.
10. Penggunaan kas untuk pembelian gedung Rp 400.000,- dan alat kantor
Rp 150.000,- dapat diketahui secara langsung dari adanya kanikan pos-
pos tersebut yang dianggap adanya pembelian secara tunai.
11. Penggunaan kas untuk pembayaran hutang obligasi dapat diketahui
adanya penurunan hutang obligasi yang dianggap ada pembayaran yang
berarti ada penggunaan kas.
12. Jumlah kenaikan kas Rp 374.200,- disebabkan adanya sumber-sumber
penerimaan Rp 1.074.200,- penggunaannya hanya sebesar Rp 700.000,-
Jumlah kenaikan kas ini sama dengan jumlah perubahan rekening kas
yang nampak dalam neraca yang diperbandingkan.
Dari laporan sumber dan penggunaan dana kas dapat diketahui
bahwa penerimaan kas hasil dari operasi sebesar Rp 474.200,- tetapi dari
data tersebut tidak dapat diketahui perincian dari hasil operasi tersebut.
a. Berapa uang yang diperoleh dari penjualan?
b. Berapa uang yang digunakan untuk membeli barang dagangan dan
untuk membayar hutang?
c. Berapa uang yang dikeluarkan untuk biaya operasi yang meliputi biaya
gaji, biaya advertensi, biaya sewa, penerangan, bunga, supplies kantor,
dan biaya-biaya operasi lainnya?
d. Berapa dividen yang telah dibayarkan?
Untuk dapat memerinci sumber dan penggunaan kas maka harus
diperoleh data laporan laba rugi dan informasi-informasi lain yang
mendukung perubahan-perubahan yang terjadi dari perusahaan yang
bersangkutan. Untuk memberikan contoh dalam menyusun laporan sumber
dan penggunaan kas yang terperinci, maka berikut ini disajikan Laporan
Laba Rugi dari PT. INDASARI untuk periode yang berakhir pada 31
Desember 1978.
PT. INDIRASARI
LAPORAN LABA-RUGI
PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 1978

Penjualan Bruto Rp 9.703.000


Retur Penjualan Rp 94.000
Penjualan Bersih Rp 9.609.000
Harga Pokok Penjualan
Persediaan Awal Rp 951.200
Pembelian Rp 6.029.000
Rp 6.980.200
Persediaan Akhir Rp 1.056.500
Rp 5.923.700
Rp 3.685.300
Laba Kotor
Biaya Penjualan
Advertensi Rp 294.700
Gaji Salesmen Rp 682.300
Sewa Kantor Penjualan Rp 90.000
Biaya Kantor Penjualan Rp 174.100
Gaji dan lain-lain Rp 85.100
Rp 1.326.200
Biaya Administrasi dan umum :
Gaji Pegawai Kantor Rp 873.000
Telp dan Penerangan Rp 106.000
Biaya Umum Kantor Rp 184.700
Kerugian Piutang Rp 12.000
Rp 1.175.700
Biaya Operasi Rp 2.501.900
Laba Operasi Operasional Rp 1.183.400
Biaya Bunga Rp 28.000
Laba Bersih Sebelum Pajak Rp 1.155.400

Informasi lain yang diperoleh adalah sebagai berikut:


1. Pada tahun 1978 dibayar dividen Rp 633.500,-
2. Hutang gaji adalah untuk para salesman.
3. Depresiasi gedung dan alat kantor dialokasikan pada biaya kantor
penjualan 60% dan biaya umum kantor 40%.
4. Telah dihapuskan piutang Rp 12.000,- karena seorang debitur telah
jatuh pailit, penghapusan piutang ini langsung dikreditkan pada
rekening piutang dagang.
5. Persekot biaya adalah merupakan persekot untuk sewa kantor
penjualan.
2.4 Penggunaan Kertas Kerja
Apabila jumlah pos – pos atau rekening yang nampak dalam neraca
yang diperbandingkan relatip sedikit dan jumlah transaksi atau perubahan
yang terjadi masih sederhana atau tidak begitu rumit (complecated) maka
penyusunan Laporan Perubahan Kas dapat disusun secara langsung
menganalisa perubahan yang bersangkutan. Tetapi kalu jumlah pos atau
rekening neraca relatif banyak, dan jumlah informasi – informasi lain juga
cukup banyak serta perubahan atau transaksi – transaksi yang
mengakibatkan perubahan tersebut begitu rumit maka penyusunan Laporan
Perubahan Kas akan menemui kesulitan bila dilakukan secara langsung :
oleh karena itu untuk membantu memecahkan persoalan tersebut maka
sebelum menyusun Laporan Perubahan Kas sebaiknya disusun kertas kerja
atau work sheet sebagimana dibuat dalam penyusunan laporan peubahan
modal kerja.
Bentuk work sheet untuk perubahan kas terdiri delapan kolom
yang prosedur penyusunannya adalah sebagai berikut:
a. Mendaftar pos – pos neraca yang diperbandikan antara dua titik waktu
tertentu dalam kolom pertama dan kedua, pisahkan antara kelompok
debit dan kredit.
b. Mendaftar pos –pos laporan rugi laba dari tahun yang diperbandingkan
(current year), susunlah dalam debit kredit pada kolom pertama dan
kedua.
c. Tentukan kenaikan dan penurunan yang terjadi pada pos – pos neraca,
tunjukkan dalam kolom “ perubahan” debit dan kredit. Kolom perubahn
debit untuk mencatat adanya kenikan ativa, penurunan hutan dan modal
serta bertambahnya biaya serta berkurangnya penghasilan sedang
kolom kredit untuk mencatat penurunan aktiva, kenaikan hutang dan
modal serta pertambahan penghasilan serta berkurangnya biaya.
d. Menganalisa perubahan – perubahan yang terjadi pada pos – pos neraca
dan pos – pos rugi-laba untuk menentukan adanya perubahan yang tidak
mempengaruhi kas.
e. Membuat jurnal penyesuaian dalam work sheet tersebut untuk
menghilangkan akibat atau pengaruh transaksi non kas yang sudah
dicatat dalam periode tersebut.
f. Memindahkan saldo atau perubahan – perubahan setelah dimasukkan
(kecuali perubahan kas) ke dalam kolom “ kenaikan dan penurunan kas
“ atau “sumber dan penggunaan kas”. Penurunan aktiva (selain kas),
kenaikan hutang, modal dan penghasilan merupakan sumber kas
sedangkan kenaikan aktiva (selain kas); penurunan hutang, modal dan
kenaikan biaya merupakan penggunaan kas. Perubahan dalam kas tidak
perlu dipindahkan ke kolom sumber kas dan karena perubahan kas
inilah yang dianalisa, selisih jumlah sumber dengan penggunaan kas
harus sama dengan perubahn yang terjadi dalam pos “ Kas”.
Langkah berikutnya setelah pembuatan work sheet adalah menyusun
Laporan Perubahan Kas atau Laporan Sumber Penggunaan Kas yang
datanya diambil dari dua kolom terakhir dari work sheet tersebut. Dalam
penyusunan Laporan Sumber Penggunaan Kas hendanya sumber – sumber
kas diklasifikasikan menjadi sumber yang berasal dari operasi, dan
penjualan aktiva tetap dan dari kreditor atau pemilik: begitu pula untuk
penggunaannya.
Contoh 1:
Dari laporan keuangan PT. INDRASARI yang terdiri dari neraca 31
Desember 1977,1978 dan laporan rugi laba tahun 1978 serta informasi –
informasi lainnya, maka dapat disusun work sheet seperti nampak dalam
halamam berikutya.
Jurnal – jurnal penyesuaian yang nampak dalam work sheet dalam
kolom “ Penyesuaian” dapat diterangkan sebagai berikut:
a. Perusahaan telah membayar deviden sebesar Rp. 633.500 pada waktu
pembayaran jurnal yang dibuat:
Laba yang ditahan Rp. 633.500
Kas Rp. 633.500
Pembayaran deviden merupakan penggunaan kas, maka untuk
menunjukkan penggunaan kas tersebut dibuat jurnal penyesuaian
sebagai berikut:
Pembayaran deviden Rp. 633.500
Laba Yang Ditahan Rp. 633.500
b. Biaya gaji salesman dalam laporan rugi-laba Rp. 682.300 dari biaya gaji
ini sebesar Rp. 131.500 masih terhutang (belum dibayar), jurnal yang
dibuat pada akhir tahun untuk mengakui hutang gaji adalah:
Gaji Salesman Rp. 131.500
Hutang Gaji Rp. 131.500
Pengakuan gaji salesman yang terhutang ini tidak
mempengaruhu kas, oleh karena itu harus disesuaikan sebagai berikut:
Hutang gaji Rp. 131.500
Gaji Salesman Rp. 131.500
c. Pembebanan biaya penyusutan (depresiasi) gedung danalat kantor
merupakan alat transaksi yang tidak mempengaruhi kas, jurnal
pengakuan depresiasi dan jurnal penyesuainan berturut-turut sebagai
berikut:
Biaya kantor penjualan Rp. 50.100
Biaya Umum kantor Rp. 33.400
Akumulasi depresiasi gedung Rp. 35.500
Akumulasi depresiasi alat kantor Rp. 48.000
Penyesuaian:
Akumulasi depresiasi gedung Rp. 35.500
Akumulasi depresiasi alat kantor Rp. 48.000
Biaya kantor penjualan Rp. 50.100
Biaya Umum kantor Rp. 33.400
Dengan adanya jurnal penyesuaian b dan c maka biaya gaji dan
biaya kantor penjualan, biaya umum kantor menunjukkan biaya yang
benar-benar dikeluarkan uangnya (biaya tunai).
d. Perusahaan telah menghapuskan piutang dagang Rp. 12.000 karena
debitur tersebut jatu pailit. Penghapusan piutang ini tidak
mempengaruhi kas, oleh karena itu perlu disesuaikan. Jurnal
penghapusan piutang dan jurnal penyesuaian yang dibuat adalah
sebagai berikut:
Kerugian Piutang Rp. 12.000
Piutang Dagang Rp. 12.000
Jurnal Penyesuaian:
Piutnag dagang Rp. 12.000
Kerugian piutang Rp. 12.000
e. Persekot biaya (sewa) telah berkurang Rp. 9.000 berarti sebagian
persekot biaya tersebur telah diakui sebagai biaya pada periode ini,
jurnal yang dibuat pada waktu mengakui biaya:
Sewa kantor penjualan Rp. 9.000
Persekot biaya Rp. 9.000
Pengakuan biaya sewa ini tidak mempengaruhi kas, oleh karena
itu harus dibuat penyesuaian, agar biaya sewa kantor penjualan
jumlahnya samadengan kas yang dikeluarkan untuk sewa tersebut.
Persekot biaya Rp. 9.000
Sewa kantor penjualan Rp. 9.000
f. Setelah jurnal penyesuaian d dimasukkan dalam work sheet maka
jumlah kenaikan piutang dagang menjadi Rp. 300.600 dan piutang
wesel turun Rp. 250.000 sehingga seca neto piutang naik 50.600 ini
berarti bahwa sebagian dari penjualan ( sebesar kenaikan piutang)
belum diterima uangnya. Untuk menunjukkan jumlah kas yang sudah
diterima dari hasil penjualan maka kenaikan (maupun penurunan)
dipindahkan ke pos penjualan dengan jurnal:
Penjualan Rp. 50.600
Piutang wesel Rp. 250.000
Piutang dagang Rp. 300.600
g. Persediaan naik sebesar Rp. 105.300 ini berarti bahwa pembelian
barang dagangan selama periode ini lebih besar dari pada yang dijual (
yang ditunjukkan dalam pos harga pokok penjualan). Untuk
menunjukkan jumlah kas yang digunakan untuk membeli barang
dagangan maka kenaikan persediaan ini dipindahkan keharga pokok
penjualan dengan jurnal:
Harga pokok penjualan Rp. 105.300
Persediaan Rp. 105.300
h. Adanya retur penjualan berarti ada penjualan yang tidak dapat diterima
uangnya, oleh karena itu perlu dipindahkan(dikurangkan) pada
penjualan dengan jurnal :
Penjualan Rp. 94.000
Retur Penjualan Rp. 94.000
Retur penjualan dapat pula dipindahkan kepiutang dagang.
Sehingga dapat diketahui kenaikan piutang ynag sebenarnya dan
kenaikan piutang ini di pindahkan kepenjualan sehingga diketahui
jumlah kas yang diterima dari penjualan. Jumlah kas yang diterima dari
penjualan dapat pula ditentukan dengan cara sebagai berikut:
Piutang 1 januari 1978 Rp. 1.824.200
Penjualan Rp. 9.703.000
Rp.11.527.200
Penghapusan piutang Rp. 12.000
Retur Penjualan Rp. 94.000
Piutang 31 Desember 1978 Rp.1.862.800
Rp. 1.968.800
Kas yang diterima dari penjualan Rp. 9.558.400
i. Pemindahan saldo laba ke laba yang ditahan untuk mempengaruhi kas,
oleh karena itu harus disesuaikan dengan jurnal:
Laba yang ditahan Rp. 1.155.400
Laba bersih Rp. 1.155.400
PT. INDIRASARI
WORK SHEET SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS
TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 1978

31 Desember' Perubahan Penyesuaian Kas


Keterangan
1977 1978 D K D K Sumber Penggunaan

Kas Rp 545.500 Rp 919.700 Rp 374.200 - - - - -


Piutang Dagang Rp 1.324.200 Rp 1.612.800 Rp 288.600 - Rp 12.000 Rp 300.600 - -
Piutang Wesel Rp 500.000 Rp 250.000 - Rp 250.000 Rp 250.000 - - -
Persediaan Rp 951.200 Rp 1.056.500 Rp 105.300 - - Rp 105.300 - -
Persekot Biaya Rp 46.000 Rp 37.000 - Rp 9.000 Rp 9.000 - - -
Tanah Rp 200.000 Rp 200.000 - - - - - -
Gedung Rp 1.600.000 Rp 2.000.000 Rp 400.000 - - - - Rp 400.000
Alat Kantor Rp 700.000 Rp 850.000 Rp 150.000 - - - - Rp 150.000
Rp 5.866.900 Rp 6.926.000 -
-
Cadangan Dept Gedung Rp 255.500 Rp 261.000 - Rp 35.500 Rp 35.500 - - -
Cadangan Dept Alat Kantor Rp 153.000 Rp 201.000 - Rp 48.000 Rp 48.000 - - -
Hutang Dagang Rp 655.000 Rp 552.200 Rp 102.800 - - - - Rp 102.800
Hutang Wesel Rp 150.000 Rp 125.000 Rp 25.000 - - - - Rp 25.000
Hutang Gaji Rp 312.000 Rp 443.500 - Rp 131.500 Rp 131.500 - - -
Hutang Obligasi Rp 600.000 Rp 450.000 Rp 150.000 - - - - Rp 150.000
Modal Saham Rp 2.000.000 Rp 2.600.000 - Rp 600.000 - - Rp 600.000 -
Laba Yang Ditahan Rp 1.771.400 Rp 2.293.300 - Rp 521.900 Rp1.155.400 Rp 633.500 - -
Rp 5.896.900 Rp 6.926.000 -

1978
D K
Penjualan Bruto - Rp 9.703.000 - Rp 9.703.000 Rp 94.000 - - -
Retur Penjualan Rp 94.000 - Rp 94.000 - Rp 50.600 Rp 94.000 Rp 9.558.400 -
Harga Pokok Penjualan Rp 5.923.700 - Rp 5.923.700 - - - - Rp 6.029.000
Advertensi Rp 294.700 - Rp 294.700 - Rp 105.300 - - Rp 294.700
Gaji Salesman Rp 682.300 - Rp 682.300 - - Rp 131.500 - Rp 550.800
Sewa Kantor Penjualan Rp 90.000 - Rp 90.000 - - Rp 9.000 - Rp 81.000
Biaya Kantor Penjualan Rp 174.100 - Rp 174.100 - - Rp 50.000 - Rp 124.000
Gaji dan lain-lain Rp 85.100 - Rp 85.100 - - - - Rp 85.100
Gaji Pegawai Kantor Rp 873.000 - Rp 873.000 - - - - Rp 873.000
Telepon dan Penerangan Rp 106.000 - Rp 106.000 - - - - Rp 106.000
Biaya Umum Kantor Rp 184.700 - Rp 184.700 - - Rp 33.400 - Rp 151.300
Kerugian Piutang Rp 12.000 - Rp 12.000 - - Rp 12.000 - Rp 28.000
Biaya Bunga Rp 28.000 - Rp 28.000 - - - - -
Laba Bersih Rp 1.155.400 - Rp 1.155.400 - - Rp1.155.400 - Rp 633.500
Pembayaran Dividend - - - - Rp 633.500 - -
Rp 9.703.000 Rp 9.703.000 Rp 11.298.900 Rp 11.298.900 Rp 2.524.800 Rp 2.524.800 Rp 10.158.400 Rp 9.784.200
Kenaikan Kas Rp 374.200
Rp 10.158.400 Rp 10.158.400
Contoh 2:
Bentuk work sheet untuk penyusunan Laporan Perubahan Kas
(laporan sumber penggunaan kas) tidak harus selalu delapan kolom,
melainkan dapat dengan enam kolom, yaitu dengan menghilangkan
data/kolom neraca (dan laporan rugi laba). Dengan demikian data yang
dimasukkan dalam work sheet hanya perubahannya saja.
Sebagai contoh kedua diambilkan data keuangan dari PT Panggung
Sari sebagia berikut:

PT. PANGGUNG SARI


LAPORAN LABA-RUGI
UNTUK TAHUN 1978

Penjualan (Setelah dikurangi retur & potongan Rp. 2000,- Rp 72.220

Harga Pokok Penjualan :


Persediaan Barang Dagangan Rp 22.000
Pembelian ( setelah dikurangi retur Rp. 7.500,-) Rp 53.000
Rp 75.000
Persediaan barang dagangan 31-12-1978 Rp 24.000
Harga Poko Penjualan Rp 51.000
Laba kotor (gross margin) penjualan Rp 21.220
Biaya Operasional
Biaya Penjualan :
Administrasi Rp 1.200
Ongkos Angkut Penjualan Rp 1.000
Depresiasi Pembangunan Rp 700
Biaya Penjualan lain-lain Rp 1.340
Rp 4.240
Biaya Umum & administrasi :
Depresiasi pembangunan Rp 3.010
Ongkos Kantor Rp 700
Biaya umum & adm lain Rp 800
Biaya Gaji Rp 3.800
Biaya piutang yang tak tertagih Rp 460
Rp 8.770
Rp 13.010
Laba Usaha Rp 8.210
Penghasilan sewa Rp 3.000
Laba bersih Rp 11.210
PT. PANGGUNG SARI
NERACA YANG DIPERBANDINGKAN
31 DESEMBER 1977, 1978
31 DESEMBER'
KETERANGAN
1977 1978
Aktiva
Kas Rp 5.580 Rp 8.400
Piutang Rp 15.700 Rp 20.100
Cadangan Kerugian Piutang Rp (470) Rp (490)
Persediaan Rp 22.000 Rp 24.000
Persekot Biaya Rp 250 Rp 250
Piutang sewa Rp 200 Rp 400
Total Aktiva Lancar Rp 43.260 Rp 52.660
Bangunan, Tanah Rp 53.000 Rp 53.000
Akm Dept bangunan Rp (900) Rp (4.610)
Total Aktiva Rp 95.360 Rp 101.050

Pas s iva
Hutang Dagang Rp 11.200 Rp 10.130
Hutang Gaji Rp 150 Rp 200
Hutang Lancar Rp 11.350 Rp 10.330
Modal Saham Rp 75.000 Rp 75.000
Laba Yang Ditahan Rp 9.010 Rp 15.720
Total Passiva Rp 95.360 Rp 101.050

Informasi-informasi lain:
1) Dalam tahun 1978 telah dihapuskan piutang Rp 440,- karena betul-betul
tidak dapat ditagih lagi.
2) Dibayar deviden Rp 4.500,-.
3) Biaya gaji Rp 3.800,- termasuk hutang gaji Rp 50,-.
4) Penghasilan sewa Rp 3.000,- termasuk piutang sewa Rp 200,-.
Berdasarkan data keuangan PT Panggung Sari di atas dapat disusun
worksheet penyusunan laporan perubahan kas dan berdasarkan worksheet
tersebut disusunlah laporan perubahan uang kas tersebut.
PT. PANGGUNG SARI
WORKSHEET - CASH FLOW STATEMENT
UNTUK AKHIR PERIODE 1978

Pos neraca dan Perubahan 1978 Penyesuaian Kenaikan Penurunan


Rugi-Laba Debit Kredit Debit Kredit Kas(sumber) (penggunaan)
Kas Rp 2.820 - - - - -
Piutang Rp 4.400 - Rp 440 Rp 4.840 - -
Persediaa Rp 2.000 - - Rp 2.000 - -
Piutang sewa Rp 200 - - Rp 200 - -
Hutang Rp 1.070 - Rp 50 Rp 1.070 - -
Hutang Gaji - Rp 50 Rp 460 - - -
Akm. Kerugian Piutang - Rp 20 Rp 3.710 Rp 440 - -
Akm. Depresiasi - Rp 3.710 - - - -
Devident yang dibayar Rp 4.500 - - - - Rp 4.500
Penjualan (net) - Rp 72.220 Rp 4.840 - Rp 67.380 -
Advertensi Rp 1.200 - - - - Rp 1.200
Ongkos Angkut Rp 1.000 - - - - Rp 1.000
Penyusutan (unit penjualan) Rp 700 - - Rp 700 - -
Biaya penjualan lain-lain Rp 1.340 - - - - Rp 1.340
Depresiasi (untuk umum) Rp 3.010 - - Rp 3.010 - -
Ongkos Kantor Rp 700 - - - - Rp 700
Biaya umum yang lain Rp 800 - - - - Rp 800
Kerugian Piutang Rp 460 - - Rp 460 -
Biaya Gaji Rp 3.800 - - Rp 50 - Rp 3.750
Pendapatan Sewa - Rp 3.000 Rp 200 - Rp 2.800-
Persediaan Rp 22.000 Rp 24.000 Rp 2.000 - -
Pembelian (Net) Rp 53.000 - Rp 1.070 - Rp 54.070
Rp 103.000 Rp 103.000 Rp 12.770 Rp 12.770 Rp 70.180 Rp 67.360
Kenaikan Dalam Kas Rp 2.820
Rp 70.180 Rp 70.180

PT. PANGGUNG SARI


LAPORAN PERUBAHAN UANG KAS
UNTUK TAHUN 1978

Sumber Uang Kas


Penjualan (setelah dikurangi kenaikan)
Piutang Rp 67.380
Pendapatan Sewa Rp 2.800
Rp 70.180
Penggunaan Uang Kas
Pembelian (setelah ditambah penurunan hutang Rp 54.070
Pembayaran biaya operasi Rp 8.790
Pembayaran dividend Rp 4.500
Rp 67.360
Kenaikan dalam Uang Kas Rp 2.820
Penjelasan kolom “Penyesuaian” dalam worksheet:
Tujuan utama dari penyesuaian (adjustment) yang nampak dalam
worksheet adalah untuk menunjukkan penggunaan uang kas untuk
pembayaran dividen dan untuk menghilangkan akibat dari non-cash
transaction, di samping itu juga menunjukkan jumlah uang yang diterima
dari penjualan dan sumber-sumber penerimaan lain serta jumlah uang yang
dikeluarkan dalam hubungannya dengan harga pokok barang yang dijual,
biaya operasi, pajak dan biaya-biaya lainnya.
Adjustment (penyesuaian) tersebut adalah sebagai berikut:
1) Penghapusan piutang yang tidak dapat ditagih sebesar Rp 440,-; pada
waktu menghapus piutang tersebut di debet rekening Akumulasi
kerugian piutang dan kreditnya, piutang. Transaksi ini tidak
mempengaruhi uang kas, maka harus dikembalikan (direvers) untuk
menunjukkan bahwa berkurangnya piutang bukan merupakan sumber
uang kas dan untuk menghilangkan pendebetan akumulasi kerugian
piutang yang tidak mempunyai akibat pada uang kas. Jurnal revers yang
dibuat adalah debet piutang dan kreditnya akumulasi kerugian piutang.
2) Akumulasi penghapusan piutang setelah di debet Rp 440,- masih ada
kenaikan Rp 20,- berarti pada tahun tersebut ditaksir dari saldo piutang
yang ada tidak dapat ditagih sebesar Rp 460,- (Bad debt esxpenses).
Jurnal yang dibuat pada saat itu adalah debet biaya piutang tak tertagih
(Bad debt) kreditnya akumulasi penghapusan piutang. Transaksi ini
tidak mengakibatkan pengeluaran uang kas (walaupun ada biaya) maka
jurnal tersebut perlu dibalik dengan mendebet akumulasi penghapusan
piutang dan kreditnya (biaya) piutang tak tertagih Rp 460,-.
3) Biaya penyusutan Rp 3.710,- jurnal yang dibuat untuk mengakui biaya
tersebut adalah debet Penyusutan (beban biaya penjualan Rp700,- dan
biaya umum Rp 3.010,-) dan kreditnya akumulasi penyusutan Rp
3.710,- karena biaya ini timbulnya tanpa ada pengeluaran uang, maka
jurnal tersebut tidak perlu dibalik.
4) Pembayaran dividen Rp 4.500,- adalah langsung mengurangi uang kas,
maka tidak perlu di adjustment dan langsung dimasukkan dalam kolom
“penggunaan uang kas”.
5) Kenaikan uang sewa setelah debet untuk menunjukkan bahwa
penghasilan sewa Rp 3.000,- yang Rp 200,- belum diterima per Kas.
Akibat transfer ini dapat dianalisa sebagai berikut:
Penghasilan sewa tahun 1978 …………………………... . Rp 3.000,-
Dikurangi: kenaikan piutang sewa ……………………... 200,-
Penerimaan uang kas dari penghasilan sewa …………...... Rp 2.800,-
6) Kenaikan hutang gaji Rp 50,- harus ditransfer ke rekening biaya gaji
setelah kredit untuk menunjukkan bahwa biaya gaji adalah sebesar Rp
50,- (yang sudah termasuk dalam biaya gaji Rp 3.800,-) belum dibayar,
sehingga biaya gaji nampak dalam Cash Basic. Atau adjustment yang
dibuat semula debet biaya gaji kredit hutang gaji Rp 50,- harus dibalik
untuk menunjukkan biaya yang betul-betul telah dibayar per kas.
Biaya gaji tahun 1978 ……………………………………… Rp 3.800,-
Dikurangi: Kenaikan Hutang Gaji …………………………. 50,-
Biaya gaji yang dibayar per kas ……………………………. Rp 3.750,-
7) Transfer kenaikan piutang Rp 4.840,- ke rekening Penjualan sebelah
debet, adalah untuk menunjukkan bahwa jumlah ini merupakan
penjualan periode sekarang yang belum diterima uangnya. Dengan kata
lain pengurangan terhadap penjualan sebesar kenaikan (pertambahan)
piutang untuk menunjukkan jumlah uang kas yang diterima dari
penjualan periode tersebut. Jurnal uang kas yang diterima berasal dari
penjualan dapat juga ditentukan sebagai berikut:
Piutang 1 Januari 1974 ………………………………… Rp 15.700,-
Penjualan tahun 1974 ………………………………….. 72.220,-
Rp 87.920,-
Penghapusan piutang ………………. Rp 440,-
Piutang 31 Desember 1974 ………… 20.100,-
Rp 20.540,-
Penerimaan uang kas dari penjualan periode ini ……… Rp 67.380,-
Jadi penerimaan uang kas dari penjualan selama satu periode
mungkin lebih ataupun kurang (lebih kecil) daripada penjualan yang
nampak dalam laporan rugi laba. Secara singkat penerimaan uang kas
dari sumber ini dapat ditentukan sebagai berikut:
a. Penjualan dikurangi kenaikan saldo piutang, atau
b. Penjualan ditambah penurunan saldo piutang.
8) Uang kas yang digunakan untuk memperoleh darang dagangan akan
nampak dalam rekening pembelian, sehingga perubahan dalam
persediaan Barang Dagangan harus dihapuskan.
9) Transfer penurunan saldo hutang Rp 1.070,- ke rekening pembelian
sebelah debet adalah untuk menunjukkan bahwa jumlah hutang yang
terjadi pada periode sebelumnya beserta pembelian periode sekarang
telah dibayar dalam periode ini, jumlah uang kas yang digunakan untuk
membayar para kreditor dalam hubungannya dengan pembelian barang
dagangan dapat juga ditentukan dengan cara sebagai berikut:
Saldo hutang, 1 Januari 1978 …………………………. Rp 11.200,-
Pembelian ………………………………………………Rp 53.000,-
Rp 64.000,-
Saldo hutang, 31 Desember 1978 …………………….. Rp 10.130,-
Jumlah yang dibayarkan pada kreditor ……………….. Rp 54.070,-

2.5 Penerapan Analisa Sumber dan Penggunaan Kas


Tujuan penyusunan laporan sumber dan penggunaan kas adalah
untuk mengetahui sumber kas yang diperoleh selama satu periode dan untuk
apa kas yang diterima tersebut. Hal ini sangat penting bagi para bankers dan
pada kreditor/calon kreditor jangka pendek karena dengan menganalisa
sumber dan penggunaan kas dapat diketahui kebijaksanaan manajemen
dalam mengelola sumber dana yang ada, di samping itu dari analisa sumber
dan penggunaan kas akan diketahui/dapat diperkirakan sumber kas di masa
yang akan datang. Bila semua ini dihubungkan dengan kredit yang (akan)
diberikan oleh para kreditor maka akan dapat diketahui jaminan serta
kemampuan membayar yang dapat diberikan oleh perusahaan yang
bersangkutan.
Misalnya dari worksheet dapat disusun laporan sumber dan
penggunaan dana sebagai berikut:
PT. INDIRASARI
LAPORAN SUMBER DENGAN PENGGUNAAN KAS
TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 1978

Sumber Kas dari :


1. Hasil Operasi (penjualan) Rp 9.558.400
2. Penjualan saham Rp 600.000
Rp 10.158.400
Penggunaan Kas untuk
1. Operasi (biaya) Rp 8.294.900
2. Membayar Bunga Rp 28.000
3. Membayar Dividend Rp 633.500
4. Membayar Hutang Lancar Rp 127.800
5. membayar Hutang Obligasi Rp 150.000
6. Membeli Gedung Rp 400.000
7. Membeli Alat Kantor Rp 150.000
Rp 9.784.200
Kenaikan Kas Rp 374.200

Anda mungkin juga menyukai