TUGAS MAKALAH
DISUSUN OLEH :
ADITIYA PARLINDUNGAN SITORUS (8111416331)
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3
BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................................................................................4
2.1 demokrasi.................................................................................................................................4
2.3 pemilu........................................................................................................................................8
BAB 3 PENUTUP...............................................................................................................................................13
3.1 kesimpulan............................................................................................................................13
3.2 saran.........................................................................................................................................14
Daftar pustaka...................................................................................................................................................15
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Faham yang dianut oleh suatu Negara sangat memengaruhi kesinambungan
pembangunan Negara tersebut. Menurut pendapat penyusun secara tersirat, faham
merupakan kartu mati Negara selain Ideologi, dimana ia akan membawa kemakmuran
bila dilaksanakan secara baik dan benar, dan membawa malapetaka bila dalam
pelaksanaannya ternoda tindakan tak bermoral. Walaupun faham suatu Negara dapat
dirubah seiring gejolak di lingkungan elit politik, namun hal itu akan menjadi masalah
besar karena sebuah faham dianut atas asas, tujuan, serta maknanya yang sesuai dengan
pemikiran/ideologi bangsa.
Lalu apa faham yang dianut oleh Negara yang besar ini? Ya, Indonesia menganut
Faham Demokrasi, dimana faham ini telah digunakan sejak ratusan tahun sebelum
masehi. Sistem demokrasi dalam setiap Negara tentu berbeda mengingat setiap Negara
memiliki kebudayaan dan kepribadian serta ideologi yang tidak sama. Dalam
pengimplementasian demokrasi di Indonesia, diadakan Pemilihan Umum (Pemilu) untuk
memilih wakil rakyat, Kepala Daerah, dan Presiden. Keberhasilan Pemilu dapat diartikan
keberhasilan pelaksanaan sistem demokrasi yang dianut. Akan tetapi keberhasilan
tersebut bergantung pada rakyat. Apabila rakyat faham akan pentingnya demokrasi,
maka rakyat akan menggunakan hak pilihnya dengan sebaik-baiknya tanpa terpengaruh
dengan noda-noda politik didalamnya. Oleh karena itu, makalah ini akan menjelaskan apa
yang dimaksud Demokrasi dan Pemilu di Indonesia.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEMOKRASI
A. PENGERTIAN DEMOKRASI
secara etimologis istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani, “demos” berarti
rakyat dan “kratos/kratein” berarti kekuasaan. Konsep dasar demokrasi berarti “rakyat
berkuasa”(goverment of rule by the people). Demokrasi memiliki arti penting bagi
masyarakat yang menggunakannya, sebab dengan demokrasi hak masyarakat untuk
menentukan sendiri jalannya organisasi Negara dijamin. Jadi Negara demokrasi adalah
Negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat, atau jika di
tinjau dari sudut organisasi, ia berarti suatu pengorganisasian Negara yang dilakukan
oleh rakyat sendiri atas asas persetujuan rakyat karena kedaulatan berada di tangan
rakyat.
Menurut Henry B. Mayo bahwa sistem politik demokratis adalah sistem yang
menunjukkan bahwa kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-
wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang
didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana
terjaminnya kebebasan politik.
Penerapan demokrasi diberbagai Negara di dunia, memiliki ciri khas dan
spesifikasi masing-masing, yang lazimnya sangat dipengaruhi oleh ciri khas masyarakat
sebagai rakyat dalam suatu Negara.
Sehingga dapat disimpulkan Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang
semua warga Negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat
mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga Negara berpartisipasi—baik
secara langsung atau melalui perwakilan—dalam perumusan, pengembangan, dan
pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang
memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.
B. SEJARAH DEMOKRASI
Di zaman kuno, Kata "demokrasi" pertama muncul pada mazhab politik dan
filsafat Yunani kuno di Negara-kota Athena. Dipimpin oleh Cleisthenes, warga Athena
mendirikan Negara yang umum dianggap sebagai Negara demokrasi pertama pada tahun
508-507 SM. Cleisthenes disebut sebagai "bapak demokrasi Athena." Dimana Demokrasi
Athena berbentuk demokrasi langsung
4
Negara-Negara berikut dikategorikan sebagai demokrasi penuh oleh Democracy
Index pada tahun 2011: Norwegia, Islandia, Denmark, Swedia, Selandia Baru ,
Australia, Swiss, Kanada, Finlandia, Belanda, Luksemburg, Irlandia, Austria, Jerman,
Malta, Republik Ceko, Uruguay, Britania Raya, Amerika Serikat, Kosta Rika, Jepang, Korea
Selatan, Belgia, Mauritius, Spanyol. Democracy Index memasukkan 53 Negara di kategori
berikutnya, demokrasi tidak sempurna: Argentina, Benin, Botswana, Brasil, Bulgaria,
Tanjung Verde, Chili, Kolombia, Kroasia, Siprus, Republik Dominika, El Salvador, Estonia,
Perancis, Ghana, Yunani, Guyana, Hongaria, Indonesia, India, Israel, Italia, Jamaika, Latvia,
Lesotho, Lituania, Makedonia, Malaysia, Mali, Meksiko, Moldova, Mongolia, Montenegro,
Namibia, Panama, Papua Nugini, Paraguay, Peru, Filipina, Polandia, Portugal, Indonesia,
Rumania, Serbia, Slowakia, Slovenia, Afrika Selatan, Sri Lanka, Suriname, Taiwan,
Thailand, Timor-Leste, Trinidad dan Tobago, Zambia.
C. BENTUK-BENTUK DEMOKRASI
Demokrasi langsung
Demokrasi perwakilan
D. PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI
Bersifat Demokratis (Democratische Rechsstat)
5
dan/atau hanya untuk kepentingan penguasa secara bertentangan
dengan prinsip-prinsip demokrasi.
Syarat-syarat mendasar agar suatu negara dikatakan sebagai negara hukum yang
demokratis (negara demokratis dibawah rule of law) dapat dilihat rumusanya pada
hasil seminar International Commision of Jurists di Bangkok Tahun 1965, yaitu
sebagai berikut :
6
Pada masa demokrasi terpimpin banyak aspek yang telah menyimpang dari
demokrasi konstitusional dan lebih menampilkan beberapa aspek dari demokrasi rakyat.
c. Periode 1966 – 1998 masa demokrasi pancasila era orde baru.
Pada masa demokrasi pancasila era orde baru merupakan demokrasi
konstitusional yang menonjolkan system presidensial. Namun dalam perkembangannya
peran presiden semakin dominan terhadap lembaga – lembaga Negara yang lain.
Kelemahan demokrasi ini adalah pancasila hanya digunakan sebagai legitimasi politis
penguasa saat itu, sebab kenyataannya yang dilaksanakan tidak sesuai dengan nilai – nilai
pancasila.
d. Periode 1999 - sekarang masa demokrasi pancasila era reformasi.
Pada masa demokrasi pancasila era reformasi berakar pada kekuatan multi partai yang
berusaha mengembalikan perimbangan kekuatan antar lembaga Negara, antara lain
eksekutif, yudikatif, dan legislative. Kelebihan pada masa ini adalah peran partai politik
kembali menonjol, sehingga iklim demokrasi memperoleh nafas baru.
Konstitusi Indonesia, UUD 1945, menjelaskan bahwa Indonesia adalah sebuah
Negara demokrasi. Presiden dalam menjalankan kepemimpinannya harus memberikan
pertanggungjawaban kepada MPR sebagai wakil rakyat. Oleh karena itu secara hirarki
rakyat adalah pemegang kekuasaan tertinggi melalui sistem perwakilan dengan cara
pemilihan umum. Pada era Presiden Soekarno, Indonesia sempat menganut demokrasi
terpimpin tahun 1956. Indonesia juga pernah menggunakan demokrasi semu(demokrasi
pancasila) pada era Presiden Soeherto hingga tahun 1998 ketika Era Soeharto
digulingkan oleh gerakan mahasiswa. Gerakan mahasiswa yang telah memakan banyak
sekali harta dan nyawa dibayar dengan senyum gembira dan rasa syukur ketika Presiden
Soeharto mengumumkan "berhenti sebagai Presiden Indonesia" pada 21 Mei 1998.
Setelah era Seoharto berakhir Indonesia kembali menjadi Negara yang benar-benar
demokratis mulai saat itu. Pemilu demokratis yang diselenggarakan tahun 1999
dimenangkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Pada tahun 2004 untuk
pertama kali Bangsa Indonesia menyelenggarakan pemilihan umum presiden. Ini adalah
sejarah baru dalam kehidupan demokrasi Indonesia.
7
demokrasi dalam Negara Indonesia selain tercantum dalam pembukaan juga
berdasarkan pada dasar filsafat Negara pancasila sila keempat yaitu “kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”. Dimaksud
bahwa dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia itu didasarkan pada moral
kebijaksanaan yang terkandung dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan kemanusiaan
yang adil dan beradap. Selain itu dasar pelaksanaan demokrasi Indonesia juga secara
eksplisit tercantum dalam UUD 1945 pasal 1 ayat (2) yang berbunyi “kedaulatan berada
di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”. Sistem demokrasi
dalam penyelenggaraan Negara Indonesia juga diwujudkan dalam penentuan kekuasaan
Negara, yaitu menentukan dan memisahkan tentang kekuasaan eksekutif, yudikatif, dan
legislatif (trias politica : sebuah ide bahwa sebuah pemerintahan berdaulat harus
dipisahkan antara dua atau lebih kesatuan kuat yang bebas, mencegah satu orang atau
kelompok mendapatkan kuasa yang terlalu banyak. Pemisahan kekuasaan merupakan
suatu cara pembagian dalam tubuh pemerintahan agar tidak ada penyalahgunaan
kekuasaan, antara legislatif, eksekutif dan yudikatif).
Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan
ketika fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar
ternyata tidak mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab, bahkan
kekuasaan absolut pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak
asasi manusia.Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga Negara yang lain,
misalnya kekuasaan berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran
untuk gaji dan tunjangan anggota-anggotanya tanpa mempedulikan aspirasi rakyat, tidak
akan membawa kebaikan untuk rakyat. Intinya, setiap lembaga Negara bukan saja harus
akuntabel (accountable), tetapi harus ada mekanisme formal yang mewujudkan
akuntabilitas dari setiap lembaga Negara dan mekanisme ini mampu secara operasional
(bukan hanya secara teori) membatasi kekuasaan lembaga Negara tersebut.
2.3 PEMILU
A. DEFINISI PEMILU
Pemilihan umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk
memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat, serta salah
satu bentuk pemenuhan hak asasi warga Negara di bidang politik. Pemilu dilaksanakan
untuk mewujudkan kedaulatan rakyat. Sebab, rakyat tidak mungkin memerintah secara
langsung. Karena itu, diperlukan cara untuk memilih wakil rakyat dalam memerintah
suatu Negara selama jangka waktu tertentu.
i. Cara langsung, dimana rakyat secara langsung memilih wakil-wakilnya yang akan
duduk di badan-badan perwakilan rakyat. Contohnya, pemilu di Indonesia untuk
memilih anggota DPRD, DPR, dan Presiden.
b. Cara bertingkat, di mana rakyat terlebih dahulu memilih wakilnya (senat), lantas
wakil rakyat itulah yang memilih wakil rakyat yang akan duduk di badan-badan
perwakilan rakyat.
B. FUNGSI PEMILU
Pemilihan umum mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai:
• Sarana memilih pejabat publik (pembentukan pemerintahan),
• Sarana pertanggungjawaban pejabat publik, dan
• Sarana pendidikan politik rakyat
Selain fungsi tersebut,akan tetapi pemilu berfungsi juga sebagai :
Media bagi rakyat untuk menyuarakan pendapatnya, Mengubah kebijakan,Mengganti
pemerintahan,Menuntut pertanggung jawaban, Menyalurkan aspirasi lokal .
C. TUJUAN PEMILU
Rakyat sebagai pemegang kedaulatan berhak menentukan warna dan bentuk
pemerintah serta tujuan yang hendak dicapai,sesuai dengan konstitusi yang berlaku.
Berikut ini beberapa tujuan pemilu secara umum : Melaksanakan kedaulatan rakyat,
Sebagai perwujudan hak asasi politik rakya, Untuk memilih wakil-wakil rakyat yang
duduk di DPR,DPD,dan DPRD, serta memilih presiden dan wakil presiden, Melaksanakan
9
pergantian personal pemerintahan secara damai,aman,dan tertib (secara konstitusional),
Menjamin kesinambungan pembangunan nasional.
A. ASAS PEMILU
Pemilihan umum di Indonesia menganut asas "Luber" yang merupakan singkatan
dari "Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia". Asal "Luber" sudah ada sejak zaman Orde
Baru. Langsung berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya secara langsung dan
tidak boleh diwakilkan. Umum berarti pemilihan umum dapat diikuti seluruh warga
Negara yang sudah memiliki hak menggunakan suara. Bebas berarti pemilih diharuskan
memberikan suaranya tanpa ada paksaan dari pihak manapun, kemudian Rahasia berarti
suara yang diberikan oleh pemilih bersifat rahasia hanya diketahui oleh si pemilih itu
sendiri.
Namun beberapa kelemahan masih melekat pada sistem politik ini. Pertama, masih
kurang dekatnya hubungan antara wakil pemerintah dan konstituennya tetap ada.
Kedua, dengan dibatasinya jumlah partai menjadi tiga telah terjadi penyempitan dalam
11
kesempatan untuk memilih menurut selera dan pendapat masing-masing sehingga dapat
dipertanyakan apakah sipemilih benar-benar mencerminkan, kecenderungan, atau ada
pertimbangan lain yang menjadi pedomannya. Ditambah lagi masalah golput,
bagaimanapun juga gerakan golput telah menunjukkan salah satu kelemahan dari sistem
otoriter orde dan hal itu patut dihargai.
Pemilihan Total
Presiden 2
Gubernur 64
Walikota/Bupati 1022
DPR 560
DPRD 20 per kabupaten/kota
DPD 4 per provinsi
DPRA 70
12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
A. DEMOKRASI
Demokrasi dalam makna harfiah adalah pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat. Kaitanya dengan kekuasaan politik, rakyat merupakan
awal dan akhir, Karena keterlibatan penuh mereka dalam proses politik menjadi
sebuah kemutlakan. Austin Reney (Austin Reney, 1996: 94-99) menguraikan
beberapa ciri untuk menilai bekerjanya demokrasi dalam sebuah masyarakat:
(1) kedaulatan rakyat (popular sovereignty); (2) kesetaraan politik (political
equality); (3) mekanisme konsultasi public (popular consultation) dan (4)
pengaturan di tangan mayoritas (majority rule).
B. DEMOKRASI DI INDONESIA
13
C. PEMILU DI INDONESIA
Pemilihan umum di Indonesia menganut asas "Luber" yang merupakan singkatan
dari "Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia". Kemudian di era reformasi berkembang pula
asas "Jurdil" yang merupakan singkatan dari "Jujur dan Adil".
Sejak kemerdekaan hingga tahun 2014 bangsa Indonesia telah menyeleng-
garakan 11 kali pemilihan umum, yaitu 1945, 1971, 1977, 1982, 1992, 1997, 1999, 2004
,2009 dan 2014. Namun seiring berjalannya waktu sistem pemilu di Indonesia
memberikan peluang money politic. Padahal praktek money politic merupakan praktek
yang sangat bertentangan dengan nilai demokrasi. Ironisnya praktek money politic ini
sudah menjadi kebiasaan dan rahasia umum di masyarakat. Real-nya Sistem demokrasi
pemilu di Indonesia masih harus banyak perbaikan, jauh berbeda dibandingkan sistem
pemilu demokrasi di Amerika yang sudah matang. Maka solusi untuk mengatasi money
politic adalah “Harus ada perubahan bersama, baik itu dari masyarakat, UU, dan juga
pemerintah”.
3.2 SARAN
Berdasarkan pembahasan di atas, kita dapat menilai bahwa pada dasarnya
seluruh sistem yang ada dalam demokrasi adalah suatu kebaikan bersama. Meski segala
kebaikan/kelebihan tersebut masih mengandung kekurangan, apabila sistem tersebut
berjalan dengan baik, kekurangan tersebut dapat diminimalisir.
Kepada elit politik secara khusus, mestinya mereka lebih memahami makna
demokrasi dan pelaksanaan pemilu. Tidak mementingkan ambisi kekuasaan dan
kepentingan golongan. Mengingat demokrasi sendiri adalah kepemimpinan dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat. Maka segala kebijakan politik harus mempertimbangkan
suara rakyat dengan tidak melupakan unsur moralitas kebudayaan bangsa.
14
DAFTAR PUSTAKA
Martitah. (2013). MAHKAMAH KONSTITUSI : Dari Negative Legislature ke Positive Legislature?
Jakarta: Konstitusi Press.
Martitah.(2009). Judicial Review dan Arah Politik Hukum Nasional : (Sebuah Perspektif
Penegakan Konstitusi). Jurnal Konstitusi. Vol I No. 1. Hlm 112.
http://get-and-share.blogspot.com/2013/03/demokrasi-dan-pemilu-di-indonesia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi ,
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_di_Indonesia
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemisahan_kekuasaan
http://martmarthen.blogspot.com/2014/01/implementasi-uu-pemilu-dalam-demokrasi.html,
http://pantaupemilu.org/pemilu-dan-demokrasi ,
http://politikindonesia.com/index.php?k=pendapat&i=15403 ,
http://priankarara.blogspot.com/2013/03/pengertian-pemilu.html,
http://simplenews05.blogspot.com/2013/08/tujuan-pemilihan-umum-pemilu.html
http://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.com/2013/05/demokrasi-di-indonesia-
pengertian-sejarah-pelaksanaan-penerapan.html
http://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.com/2013/06/pemilu-di-indonesia-sistem.html
http://sweeperjamnas.wordpress.com/2012/12/28/pelaksanaan-demokrasi-di-indonesia/
http://thynaituthya.wordpress.com/2013/11/23/makalah-pkn-tentang-demokrasi-
indonesia/,
http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-pemilihan-umum-pemilu.html
15