Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jumlah penduduk yang besar merupakan potensi dasar yang luar biasa
yang dimiliki oleh semua negara.Indonesia merupakan salah satu Negara
yang memiliki jumlah penduduk jumlah penduduk terbesar di dunia. Sebagai
Negara berkembang, salah satu masalah kependudukan yang ada di Indonesia
adalah masih tingginya pertumbuhan penduduk. Keadaan penduduk yang
seperti inilah yang mempersulit pemerintah usaha pemerintah dalam
peningkatan dan pemerataan kesejahteraan penduduk. Semakin tinggi angka
pertumbuhan penduduk maka, semakin besar pula usaha yang akan dilakukan
untuk mempertahankan kesjahteraan. Pelaksanaan program Keluarga
Berencana merupakan salah satu bentuk usaha untuk menurunkan angka
kematian dan kesakitan ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang
dialami oleh wanita.
Menurut World Health Organization (WHO)(2014)penggunaan
kontrasepsitelah meningkat dibanyak bagian dunia, terutama di Asia dan
Amerika Latin dan terendah di Sub-Sahara Afrika. Secara global, pengguna
kontrasepsi modern telah meningkat tidak signifikan dari 54% pada tahun
1990 menjadi 57,4% pada tahun 2014.
Cakupan peserta KB baru dan KB aktif di Indonesia pada tahun 2014
dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 47.019.002. Peserta KB
barusebesar 7.761.961 (16,15%) meliputi suntik sebanyak 3.855.254
(49,67%), pil KB sebanyak 1.951.252 (25,14%), kondom sebanyak 441.141
(5,68%), implan sebanyak 826.627 (10,65%), IUD (Intra Uterine Device).
Sebanyak 555.241 (7,15%), Metode Operasi Wanita (MOW) sebanyak
116.384 (1,5%), Metode Operasi Pria (MOP). Sebanyak 16.062 (0,2%).
Sedangkan peserta KB aktif sebanyak 35.202.908 meliputi IUD sebanyak
3.896.081 (11,07%), MOW sebanyak 1.238.749 (3,52%), MOP
sebanyak241.642 (0,69%), implant sebanyak3.680.816 (10,46%), kondom
sebanyak 1.110.341 (3,15%), suntikan sebanyak 16.734.917 (47,54%), dan
pil KB sebanyak8.300.362 (29,58%)(DepkesRI, 2014).
Hasil Survei Badan Pusat Statistik (BPS) 2014 persentase PUS berumur
15-49 tahun yang menggunakan atau memakai alat KB di Provinsi Jawa
Tengah 2000-2013, menunjukan peningkatan secara signifikan pada tahun
2013 sebesar 64,87% (BPS Jawatengah, 2014).
Pada tahun 2013 jumlah PUS yang menjadi peserta KB aktif tercatat
sebanyak 1.015.043 peserta dengan rincian masing-masing per metode
kontrasepsi AKDR sebanyak 98.136 peserta, MOW sebanyak 22.811 peserta,
MOP sebanyak 1.206 peserta, kondom sebanyak 46.705peserta, implan/susuk
sebanyak 132.188 peserta, suntik sebanyak 342.606 peserta, pil KB sebanyak
171.391 peserta (BKKBN Jateng, 2013).
Sedangkan di Temanggung pada tahun 2013 yang menggunakan
kontrasepsi IUD sebesar 13,64%, menggunakan MOP sebesar 0,25%,
menggunakan MOW sebesar 2,97%, menggunakan implant sebesar 45,39%,
menggunakan suntik sebesar 31,47%, menggunakan pil sebesar 4,03% , dan
yang menggunakan kondom sebesar 2,24% (BKKBN, 2013).
Dari data yang menunjukkan bahwa masih tingginya pemakaian
kontrasepsi hormonal di kabupaten Temanggung maka diperlukan
pemantauan pada PUS dalam menentukan metode kontrasepsi.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terpantaunya cakupan dan mutu pelayanan KB secara terus-menerus di
setiap wilayah kerja.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan cakupan indikator KB di wilayah Puskesmas Tretep
b. Menganalisa kesenjangan pelayanan KB terhadap standar pelayanan KB
c. Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumberdaya yang
tersedia dan yang potensial untuk digunakan
C. Manfaat
1. Bagi Lahan
Hasil analisis PWS KB ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan
untuk program dan kebijakan promosi kesehatan dan program KB dalam
sektor pendidikan kesehatan, khususnya berkaitan pemilihan metode
kontrasepsi pada pasangan usia subur.
2. Bagi Masyarakat
Hasil analisis PWS KB ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
masyarakat terutama PUS mengenaipemilihan metode kontrasepsi yang
tepat sehingga PUS paham tentang kelebihan dan kekurangan berbagai
metode kontrasepsi.
3. Bagi Institusi
Hasil analisis PWS KB ini diharapkan dapat memberi gambaran dan
pengembangan pengetahuan bagi mahasiswa dalam memberikan
informasitentang pemilihan metode kontrasepsi yang tepat bagi PUS.

Anda mungkin juga menyukai