MANAJEMEN SISTEM K3
DISUSUN OLEH:
BAB II
PEMBAHASAN
B. Kebijakan SMK3
Dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
C. Penerapan SMK3
Penerapan Sistem Manajemen K3 wajib dilakukan pada perusahaan yang
mempekerjakan lebih dari 100 pekerja atau proyek yang mengandung potensi bahaya
yang dapat ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja, seperti ledakan, kebakaran, pencemaran, dan
penyakit akibat kerja.
Danger
Peluang bahaya sudah tampak
Risk
Prediksi tingkat keparahan bila terjadi bahaya
Insident
Munculnya kejadian yang bahaya
Accident
Kejadian bahaya yang disertai adanya korban dan/atau kerugian
Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari
benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb
Sarung Tangan (Gloves)
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau
situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung
tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
Masker (Respirator)
Masker dapat berfungsi sebagai pelindung hidung dan penyaring udara yang
dihirup saat bekerja di tempat yang memiliki kualitas udara buruk (misal
berdebu, beracun, dsb).
Tali Pengaman (Safety Harness)
Guna melindungi telinga dari sumber suara yang cukup tinggi diperlukan
penutup telinga. Hal ini dimaksudkan karena telinga tidak mampu menahan
suara dalam intensitas yang tinggi dan memekakkan telinga.
Sepatu pelindung (safety shoes)
Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet
tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa
kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)
Alat ini berfungsi untuk melindungi kepala dari benda yang berpotensi
mengenai kepala secara langsung maupun tidak langsung.
Sistem pemadam kebakaran (Fire Fighting System) gedung bertingkat tinggi di bagi
menjadi beberapa system yang berdiri sendiri namun saling terkait satu dengan
lainnya. Di sini saya akan membagi sistem pemadam kebakaran pada gedung
bertingkat tinggi menjadi 3 system utama yaitu:
Lebih jauh tentang unit-unit dari ke tiga system di atas akan saya share pada artikel
mendatang. Sebab terlalu panjang kiranya jika harus saya tulis di halaman ini. Pada
artikel ini saya khusus membahas tentang Fire Fighting System gedung bertingkat
tinggi sebagai pembuka.
Selanjutnya di sini sekilas saya akan menulis tentang ketiga sistem pemadam
kebakaran pada gedung bertingkat tinggi, mulai dari
Fire Hydrant system atau pemadam sistem hydrant adalah suatu sistem pemadam
kebakaran yang di operasikan secara manual oleh tenaga manusia dengan
menggunakan media air sebagai alat pemadam api. Prinsip kerja dari sistem hydrant
pada gedung bertingkat tinggi adalah ketika hydrant valve pada box hydrant di buka
maka pompa akan mengalirkan air ke seluruh instalasi pipa hydrant dalam gedung
menuju ke titik valve terbuka. Selengkapnya akan saya share di artikel lain.
Fire Sprinkler System atau pemadam sistem sprinkler adalah suatu sistem pemadam
kebakaran yang dapat bekerja secara otomatis berdasarkan berbedaan suhu. 'Fire
sprinkler system' di bagi lagi menjadi 2 system berdasarkan kesiapan air dalam pipa
istalasi, yaitu Wet Riser Sprinkler System dan Dry Riser Sprinkler System. Karena
fire sprinkler ini sangat kompleks, maka akan saya tulis pada artikel yang lain.
Berlanjut ke
Dari namanya tentu semua sudah tau, fire alarm system adalah suatu sistem
pendukung pemadam kebakaran gedung bertingkat tinggi. Sistem ini lebih kompleks
lagi di banding dengan fire Sprinkler system. Fire alarm system akan berkaitan
dengan sistem keamanan gedung, elevator, intake fan, exhaust fan, detektor asap,
detektor panas dan lain sebagainya yang tergabung dalam 'General Fire', Bahkan fire
alarm system canggih dapat langsung berhubungan dengan sudin damkar. Fire alarm
system juga bertindak sebagai ujung tombak seluruh system yang ada pada gedung
bertingkat tinggi saat terjadi kebakaran.
Selain ke tiga system di atas, masih terdapat sistem pemadam kebakaran gedung
bertingkat tinggi yang lain yaitu:
Sebenarnya bukan merupakan suatu sistem, tetapi lebih tepat bila di sebut alat
pemadam api ringan. Kenapa saya sebut dengan sistem, hanya untuk mempermudah
pengelompokan dari berbagai jenis pemadam kebakaran yang ada dan karena alat-alat
pemadam kebakaran tersebut berdiri sendiri tanpa ada kaitan langsung dengan ketiga
system yang saya sebutkan di atas.
Juga sesuai dengan namanya, portable fire extinguisher adalah suatu alat pemadam
api yang dapat di pindah dengan cepat dan flexible di gunakan di segala medan sesuai
peruntukannya. Di negara kita Indonesia portable fire extingusher lebih di kenal
dengan sebutan APAR. APAR itu singkatan dari Alat Pemadam Api Ringan.
Sebutan APAR masih sangatlah umum, sebab alat pemadam api ringan (APAR)
memiliki beberapa jenis sesuai dengan fungsinya. Ada APAR jenis Dry Chemical
Powder, Jenis CO2 (Carbon Dioxide), jenis Aqueous Film Forming Foam (Foam
AFFF) atau biasa di kenal foam saja, ada APAR jenis Hallon dan sebagainya.
Berikut gambar penempatan APAR, Bell peringatan, dan Splinker pada Gedung bertingkat
Gaun : baju yang digunakan untuk menutupi baju rumah yang digunakan
pengunjung, atau digunakan untuk melindungi pasien dari mikroorganisme
sewaktu pembedahan.
Penutup kepala /Kap: Umumnya digunakan petugas dan pasien pada saat
pembedahan, agar mencegah adanya kotoran rambut atau rambut masuk ke
dalam luka bedah.
Alas kaki : melindungi kaki dari kotoran yang dapat menjadi sumber infeksi.
Bak Kontrol
M. Tangga darurat
Tangga darurat adalah kelengkapan dari SMK3 pada suatu gedung bertingkat yang
digunakan untuk evakuasi ketika ada potensi bahaya pada suatu gedung.
Dan digunakan hanya ketika terjadi bahaya dan juga telah diberikan tanda
pemberitahuan.
Tanda larangan
Tanda Pemberitahuan
Tanda waspada/peringatan
Tanda Bahaya
Tanda Safety
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 ) adalah
Sistem yang melindungi Keselamatan dan Kesehatan Kerja para
pekerja dalam melakukan pekerjaannya melalui upaya-upaya yang
pengendalian semua potensi yang menimbulkan bahaya yang ada
dilingkungan tempat kerjanya. SMK3 juga meliputi struktur
organisasi , perencanaan , tanggung jawab , pelaksanaan , prosedur ,
proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan
penerapan , pencapaian , pengkajian dan pemeliharaan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko
yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja
yang aman , efisien dan produktif.
B. SARAN
Dalam kehidupan perlunya selalu menggunakan kelengkapan
keselamatan agar terhindar dari macam bahaya.
Dalam pelaksanaan suatu proyek baik berskala besar maupun kecil
hendaknya mengutamakan keselamatan kerja.