Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

MANAJEMEN SISTEM K3

DISUSUN OLEH:

NAMA : ANSI SILAMBI’


STAMBUK : 6160505160049
KELAS : E7
DOSEN : Ir. SENAIDE TOBAN, MS.

FAKULTAS TEKNIK/PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS
MAKASSAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita jumpai berbagai macam kecelakaan baik
besar maupun kecil. Terutama pada proyek konstruksi yang merupakan komponen
penting dalam pembangunan suatu daerah. Dimana didalamnya terdapat pekerja, alat
berat, dan bahan-bahan konstruksi.
Hal tersebut dapat memberikan resiko yang menyangkut keselamatan bagi setiap
orang yang berada disekitarnya bahkan dapat mengancam jiwa seseorang. Dan seperti
yang kita ketahui bahwa resiko berawal karena adanya sumber resiko yang dapat
menyebabkan kecelakaan dalam pekerjaan.
Untuk itulah perlu adanya aturan atau pedoman yang dapat membimbing seseorang
atau pekerja sehingga resiko yang akan terjadi dapat diminimalisir. Maka dalam suatu
kegiatan konstruksi ataupun kegiatan lain perlu memperhatikan standar dan ketentuan K3
yang berlaku.
B. Rumusan Masalah
 Apa yang dimaksud K3 dan SMK3 dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
suatu proyek?
 Apa yang menjadi aturan dalam pelaksanaan K3?
 Bagaimana cara menggunakan SMK3 dalam kehidupan baik di dalam gedung
maupun dalam suatu proyek?
 Bagaimana penempatan posisi alat-alat K3 dalam gedung?

C. Tujuan dan Sasaran


 Mampu mengenal pengertian dari SMK3 dan Penerapannya
 Menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja dengan melibatkan
unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi
dalam mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
terciptanya tempata kerja yang aman, efisien dan produkti.
 Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien.
 Menjamin proses produksi berjalan dengan lancar.
 Mampu melaksanakan SMK3 dalam kehidupan sehari-hari : di gedung, rumah
sakit.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian K3 dan SMK3


 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu pedoman atau atauran
yang yang memuat kerselamatan, kesehatan kerja bagi manusia yang bekerja
pada suatu institusi ataupun suatu proyek.
 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 ) adalah Sistem
yang melindungi Keselamatan dan Kesehatan Kerja para pekerja dalam
melakukan pekerjaannya melalui upaya-upaya yang pengendalian semua
potensi yang menimbulkan bahaya yang ada dilingkungan tempat kerjanya.
SMK3 juga meliputi struktur organisasi , perencanaan , tanggung jawab ,
pelaksanaan , prosedur , proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan penerapan , pencapaian , pengkajian dan pemeliharaan
kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko
yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
aman , efisien dan produktif.

B. Kebijakan SMK3
Dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

C. Penerapan SMK3
Penerapan Sistem Manajemen K3 wajib dilakukan pada perusahaan yang
mempekerjakan lebih dari 100 pekerja atau proyek yang mengandung potensi bahaya
yang dapat ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja, seperti ledakan, kebakaran, pencemaran, dan
penyakit akibat kerja.

D. Pelaku Sistem Manajemen K3


 Pengusaha
 Pengurus Perusahaan
 Seluruh Tenaga Kerja
 Setiap Orang yang memasuki Proyek.
E. Faktor-faktor ancaman resiko kecelakaan kerja
 Tenaga kerja
Adalah orang yang berada pada suatu instansi atau suatu proyek baik yang
memiliki keahlian khusus maupun tidak memiliki keahlian(pekerja harian).
 Bahan
Adalah material yang digunakan dalam membangun suatu konstruksi/material
tambahan pada suatu instansi yang bersifat berat/berbahaya.
 Alat
Adalah benda yang berskala bersar maupun kecil yang digunakan untuk
membantu manusia dalam melakukan suatu pekerjaan.

F. Kata-kata yang sering digunakan untuk meminimalisir kecelakaan kerja


Namun sebelum membahas lebih lanjut, perlu pemahaman terlebih dahulu
mengenai kecelakaan kerja dan kebakaran.
Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang tidak dapat diduga sebelumnya yang dapat
mengakibatkan gangguan terhadap suatu proses pekerjaan yang telah direncanakan.
Kebakaran adalah terjadinya api pada waktu dan tempat yang tidak diinginkan.

 Danger
Peluang bahaya sudah tampak
 Risk
Prediksi tingkat keparahan bila terjadi bahaya
 Insident
Munculnya kejadian yang bahaya
 Accident
Kejadian bahaya yang disertai adanya korban dan/atau kerugian

G. Tahapan-tahapan Penerapan Sistem Manajemen K3

 Menetapkan kebijakan K3 dan menjamin komitmen terhadap penerapan.

 Merencanakan pemenuhan kebijakan tujuan dan sasaran.


 Melakukan penerapan secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dan
mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan sasaran.

 Melaksanakan training berskala untuk mendukung tujuan dan sasaran.

 Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja K3 serta melakukan tindakan


perbaikan dan pencegahan.

 Meninjau secara teratur dan meningkatan pelaksanaan SMK3 secara


berkesinambungan.

H. Beberapa aturan yang mengatur Sistem Manajemen K3 di Indonesia

 ISO 45001 adalah standar internasional yang menetapkan persyaratan untuk


sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja yang dilengkapi dengan
panduan dan cara penggunaannya, sehingga memungkinkan suatu organisasi
untuk secara proaktif meningkatkan kinerja kesehatan dan keselamatan kerja
dalam upaya mencegah cedera dan sakit / masalah kesehatan saat bekerja.

 ISO 9001 merupakan standar internasional di bidang sistem


manajemen mutu. Suatu lembaga/organisasi yang telah mendapatkan
akreditasi (pengakuan dari pihak lain yang independen) ISO tersebut,
dapat dikatakan telah memenuhi persyaratan internasional dalam hal
manajemen penjaminan mutu produk/jasa yang dihasilkannya.
 ISO 14001 adalah sebuah spesifikasi internasional untuk sistem
manajemen lingkungan (SML) yang membantu perusahaan Anda
mengidentifikasi, memprioritaskan, dan mengatur risiko-risiko
lingkungan sebagai bagian dari praktek bisnis normal.
 OHSAS – Occupational Health and Safety Assesment Series-
18001 merupakan standar internasional untuk penerapan Sistem
Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja atau biasa disebut
Manajemen K3 .

I. Alat Pelindung diri yang digunakan dalam SMK3


 Sabuk Keselamatan (safety belt)
Alat pelindung ini digunakan untuk menghindari terjadinya benturan pada saat
berkendara, misalnya mobil, pesawat terbang, alat berat dan lain-lain.

 Sepatu Karet (sepatu boot)

Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari
benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb
 Sarung Tangan (Gloves)

Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau
situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung
tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
 Masker (Respirator)
Masker dapat berfungsi sebagai pelindung hidung dan penyaring udara yang
dihirup saat bekerja di tempat yang memiliki kualitas udara buruk (misal
berdebu, beracun, dsb).
 Tali Pengaman (Safety Harness)

Pada pekerjaan yang berada di ketinggian, sangat memerlukan alat pelindung


diri berupa tali pengaman (safety harness). Alat pelindung diri ini digunakan
jika bekerja pada ketinggian lebih dari 1.8 meter. Hal ini akan melindungi
pekerja agar terhindar dari potensi jatuh dari ketinggian.
 Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)

Guna melindungi telinga dari sumber suara yang cukup tinggi diperlukan
penutup telinga. Hal ini dimaksudkan karena telinga tidak mampu menahan
suara dalam intensitas yang tinggi dan memekakkan telinga.
 Sepatu pelindung (safety shoes)
Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet
tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa
kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
 Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)

Pada pekerjaan pengelasan maupun pekerjaan permesinan perlu menggunakan


pelindung mata. Hal ini untuk melindungi mata dari percikan api ataupun
serpihan dari besi yang mengalami proses pengerjaan permesinan.
 Safety Helmet (Helm pelindung kepala)

Alat ini berfungsi untuk melindungi kepala dari benda yang berpotensi
mengenai kepala secara langsung maupun tidak langsung.

 Pelindung wajah (Face Shield)


Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja
(misal pekerjaan menggerinda)
Alat pelindung diri ini sudah seharusnya digunakan oleh seluruh pekerja dalam
kaitannya sebagai tindakan preventif dari potensi terjadinya kecelakaan kerja.
Alat pelindung diri ini juga harus memenuhi standard teknis yang ditentukan
oleh pemerintah. Secara garis besar, penggunaan APD ini tidak dapat
melindungi tubuh secara sempurna, akan tetapi penggunaan APD ini lebih
ditujukan kepada tindakan preventif terjadinya kecelakaan kerja dan dapat
meminimalisasi keluhan atau penyakit yang berpotensi terjadi. Alat Pelindung
Diri ini memiliki beberapa kelemahan seperti:
a.Kemampuan perlindungan yang tidak sempurna
b.Tenaga kerja tidak merasa aman karena ukuran yang terkadang tidak sesuai
c.Komunikasi terganggu
J. Alat Pemadam Kebakaran pada gedung bertingkat
Fire fighting system atau biasa di kenal dengan sistem pemadam kebakaran
adalah suatu sistem yang di sediakan dalam suatu bangunan untuk menanggulangi
bahaya kebakaran. Sistem pamadam kebakaran pada gedung bertingkat tinggi adalah
wajib hukumnya untuk di sediakan. Mengingat dalam suatu gedung bertingkat akan
timbul keterbatasan tindakan yang dapat di lakukan penghuni untuk menyelamatkan
diri saat terjadi kebakaran. Selain itu proses penyelamatan para penghuni pun juga
akan sulit di lakukan oleh dinas pemadam kebakaran di sebabkan tingginya lokasi.

Sistem pemadam kebakaran (Fire Fighting System) gedung bertingkat tinggi di bagi
menjadi beberapa system yang berdiri sendiri namun saling terkait satu dengan
lainnya. Di sini saya akan membagi sistem pemadam kebakaran pada gedung
bertingkat tinggi menjadi 3 system utama yaitu:

1. Fire Hydrant System

2. Fire Sprinkler System, dan

3. Fire Alarm System


Pada gedung bertingkat tinggi, ke tiga system tersebut harus ada dan memenuhi syarat
yang di berlakukan oleh pemda. Ke tiga sistem utama dalam fire fighting tersebut, di
katakan berdiri sendiri sebab dari masing-masing system di dukung oleh unit-unit
yang di atur sedemikian rupa hingga mampu bekerja sama dalam menanggulangi atau
pada saat terjadinya kebakaran.

Lebih jauh tentang unit-unit dari ke tiga system di atas akan saya share pada artikel
mendatang. Sebab terlalu panjang kiranya jika harus saya tulis di halaman ini. Pada
artikel ini saya khusus membahas tentang Fire Fighting System gedung bertingkat
tinggi sebagai pembuka.

Selanjutnya di sini sekilas saya akan menulis tentang ketiga sistem pemadam
kebakaran pada gedung bertingkat tinggi, mulai dari

 Fire Hydrant System

Fire Hydrant system atau pemadam sistem hydrant adalah suatu sistem pemadam
kebakaran yang di operasikan secara manual oleh tenaga manusia dengan
menggunakan media air sebagai alat pemadam api. Prinsip kerja dari sistem hydrant
pada gedung bertingkat tinggi adalah ketika hydrant valve pada box hydrant di buka
maka pompa akan mengalirkan air ke seluruh instalasi pipa hydrant dalam gedung
menuju ke titik valve terbuka. Selengkapnya akan saya share di artikel lain.

 Fire Sprinkler System

Fire Sprinkler System atau pemadam sistem sprinkler adalah suatu sistem pemadam
kebakaran yang dapat bekerja secara otomatis berdasarkan berbedaan suhu. 'Fire
sprinkler system' di bagi lagi menjadi 2 system berdasarkan kesiapan air dalam pipa
istalasi, yaitu Wet Riser Sprinkler System dan Dry Riser Sprinkler System. Karena
fire sprinkler ini sangat kompleks, maka akan saya tulis pada artikel yang lain.
Berlanjut ke

 Fire Alarm System

Dari namanya tentu semua sudah tau, fire alarm system adalah suatu sistem
pendukung pemadam kebakaran gedung bertingkat tinggi. Sistem ini lebih kompleks
lagi di banding dengan fire Sprinkler system. Fire alarm system akan berkaitan
dengan sistem keamanan gedung, elevator, intake fan, exhaust fan, detektor asap,
detektor panas dan lain sebagainya yang tergabung dalam 'General Fire', Bahkan fire
alarm system canggih dapat langsung berhubungan dengan sudin damkar. Fire alarm
system juga bertindak sebagai ujung tombak seluruh system yang ada pada gedung
bertingkat tinggi saat terjadi kebakaran.

Selain ke tiga system di atas, masih terdapat sistem pemadam kebakaran gedung
bertingkat tinggi yang lain yaitu:

 Portable Fire Extinguisher

Sebenarnya bukan merupakan suatu sistem, tetapi lebih tepat bila di sebut alat
pemadam api ringan. Kenapa saya sebut dengan sistem, hanya untuk mempermudah
pengelompokan dari berbagai jenis pemadam kebakaran yang ada dan karena alat-alat
pemadam kebakaran tersebut berdiri sendiri tanpa ada kaitan langsung dengan ketiga
system yang saya sebutkan di atas.

Juga sesuai dengan namanya, portable fire extinguisher adalah suatu alat pemadam
api yang dapat di pindah dengan cepat dan flexible di gunakan di segala medan sesuai
peruntukannya. Di negara kita Indonesia portable fire extingusher lebih di kenal
dengan sebutan APAR. APAR itu singkatan dari Alat Pemadam Api Ringan.

Sebutan APAR masih sangatlah umum, sebab alat pemadam api ringan (APAR)
memiliki beberapa jenis sesuai dengan fungsinya. Ada APAR jenis Dry Chemical
Powder, Jenis CO2 (Carbon Dioxide), jenis Aqueous Film Forming Foam (Foam
AFFF) atau biasa di kenal foam saja, ada APAR jenis Hallon dan sebagainya.

Berikut gambar penempatan APAR, Bell peringatan, dan Splinker pada Gedung bertingkat

ZARDAlat penangkal Petir


Penangkal Petir merupakan suatu rangkaian jalur yang berfungsi sebagai jalan
bagi petir untuk menuju ke permukaan bumi tanpa merusak benda atau
apapun yang di lewatinya.

Tiga Komponen Utama Penangkal Petir


1. Air Terminal (head) Air Terminal atau Head ini terletak paling atas serta
berfungsi menjadi sasaran sambaran petir. ...
2. Konduktor. Konduktor adalah komponen yang berupa kabel down sebagai
penghubung atara air terminal head menuju ke tempat pembumian atau
Grounding. ...
3. Pembumian atau Grounding.
Cara kerja penangkal petir :
Saat muatan listrik negatif di bagian bawah awan sudah tercukupi, maka
muatan listrik positif di tanah akan segera tertarik. Muatan listrik kemudian
segera merambat naik melalui kabel konduktor , menuju ke ujung batang
penangkal petir. Ketika muatan listrik negatif berada cukup dekat di atas
atap, daya tarik menarik antara kedua muatan semakin kuat, muatan positif
di ujung-ujung penangkal petir tertarik ke arah muatan negatif. Pertemuan
kedua muatan menghasilkan aliran listrik. Aliran listrik itu akan mengalir ke
dalam tanah, melalui kabel konduktor, dengan demikian sambaran petir
tidak mengenai bangunan. Tetapi sambaran petir dapat merambat ke dalam
bangunan melalui kawat jaringan listrik dan bahayanya dapat merusak alat-
alat elektronik di bangunan yang terhubung ke jaringan listrik itu, selain itu
juga dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan. Untuk mencegah
kerusakan akibat jaringan listrik tersambar petir, biasanya di dalam
bangunan dipasangi alat yang disebut penstabil arus listrik (surge arrestor).

K. K3 pada rumah sakit


Selain dari penjelasan diatas seputar keselamatan kerja dan alat-alat pemadam
kebakaran, disini kita juga akan membahas mengenai kesehatan terutama di rumah
sakit.
Alat-alat K3 yang sering digunakan di rumah sakit adalah sebabai berikut.

 Hand sanitizer : Adalah antiseptic untuk membersihkan tangan dan mencegah


penyebaran infeksi ke pengunjung rumah sakit. Hand sanitizer ini umumnya
disediakan di setiap tempat dan setiap orang bebas menggunakannya.

 Sarung tangan : Pelindung tangan ini merupakan alat keselamatan kerja K3


untuk menghindari penyebaran infeksi. Jenisnya beberapa macam harus
disesuaikan dengan kebutuhan.

 Masker : digunakan sebagai penutup hidung dan mulut untuk pelindungi


cipratan yang keluar atau masuk saluran nafas baik dari petugas, bahan kimia,
atau dari pasien.
 Respirator : adalah masker jenis khusus yang dianjurkan untuk memfilter
udara lebih baik lagi. Biasanya digunakan petugas untuk penanganan pasien
TBC paru.

 Pelindung mata : digunakan untuk melindungi mata dari cipratan yang


berpotensi menyebabkan sakit pada mata. Bentuknya dapat berupa plastic
bening.

 Gaun : baju yang digunakan untuk menutupi baju rumah yang digunakan
pengunjung, atau digunakan untuk melindungi pasien dari mikroorganisme
sewaktu pembedahan.

 Penutup kepala /Kap: Umumnya digunakan petugas dan pasien pada saat
pembedahan, agar mencegah adanya kotoran rambut atau rambut masuk ke
dalam luka bedah.

 Alas kaki : melindungi kaki dari kotoran yang dapat menjadi sumber infeksi.

 Cairan antiseptik adalah cairan yang mengandung kandungan yang dapat


membunuh kuman/backteri.

L. Pengelolaan limbah rumah sakit sebelum dibuang ke saluran.


Limbah rumah sakit sebelum dibuang ke alam terlebih dahulu diolah agar tidak
mencemari lingkungan.

Bak Kontrol

M. Tangga darurat
Tangga darurat adalah kelengkapan dari SMK3 pada suatu gedung bertingkat yang
digunakan untuk evakuasi ketika ada potensi bahaya pada suatu gedung.
Dan digunakan hanya ketika terjadi bahaya dan juga telah diberikan tanda
pemberitahuan.

N. Rambu-rambu yang digunakan dalam K3

Tanda larangan

Tanda Pemberitahuan
Tanda waspada/peringatan

Tanda Bahaya

Tanda Safety

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 ) adalah
Sistem yang melindungi Keselamatan dan Kesehatan Kerja para
pekerja dalam melakukan pekerjaannya melalui upaya-upaya yang
pengendalian semua potensi yang menimbulkan bahaya yang ada
dilingkungan tempat kerjanya. SMK3 juga meliputi struktur
organisasi , perencanaan , tanggung jawab , pelaksanaan , prosedur ,
proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan
penerapan , pencapaian , pengkajian dan pemeliharaan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko
yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja
yang aman , efisien dan produktif.

 Sistem pemadam kebakaran (Fire Fighting System) gedung bertingkat


tinggi di bagi menjadi beberapa system yang berdiri sendiri namun
saling terkait satu dengan lainnya. Di sini saya akan membagi sistem
pemadam kebakaran pada gedung bertingkat tinggi menjadi 3 system
utama yaitu:

 Fire Hydrant System

 Fire Sprinkler System, dan

 Fire Alarm System

Tiga Komponen Utama Penangkal Petir


 Air Terminal (head) Air Terminal atau Head ini terletak
paling atas serta berfungsi menjadi sasaran
sambaran petir. ...
 Konduktor. Konduktor adalah komponen yang berupa
kabel down sebagai penghubung atara air terminal head
menuju ke tempat pembumian atau Grounding. ...
 Pembumian atau Grounding.

 SMK3 digunakan di dalam gedung bertingkat diataranya :


penggunaan Splingker, APAR, Bell peringatan, dan tangga
darurat.

 SMK3 digunakan juga di rumah sakit terkhusus dalam


pengelolaan limbah rumah sakit sebelum dibuang ke alam. Juga
didalam gedung rumah sakit K3 perlu diterakan demi agar
semua orang boleh terhindar dari penyakit.

 Dapat mengetahui rambu-rambu K3 dimanapun kita berada.

B. SARAN
 Dalam kehidupan perlunya selalu menggunakan kelengkapan
keselamatan agar terhindar dari macam bahaya.
 Dalam pelaksanaan suatu proyek baik berskala besar maupun kecil
hendaknya mengutamakan keselamatan kerja.

Anda mungkin juga menyukai