1. PENDAHULUAN
Modul ini disusun sebagai materi pembelajaran untuk
memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai
14
Definisi Pemasaran
Pemasaran adalah suatu runtutan kegiatan yang dilakukan
untuk memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik
konsumen (Shinta, 2005). Menurut Downey dan Erickson (1992),
(SPEED)
pemasaran adalah telaah terhadap aliran produk secara fisis dan
ekonomik dari produsen melalui pedagang perantara kepada
konsumen. Sedangkan menurut Soekartawi (2002), pemasaran
pada prinsipnya adalah aliran barang dari produsen kepada
konsumen. Aliran barang terjadi karena adanya lembaga
pemasaran. Peran lembaga pemasran sangat tergantung dari
sistem pasar yang berlaku dan karakteristik aliran barang yang
dipasarkan.
Page 2 of 14
Usahatani University of Brawijaya 2016
Adapun sebab terjadinya rantai pemasaran hasil pertanian yang panjang
dan produsen (petani) sering dirugikan antara lain karena:
a. pasar yang tidak bekerja secara sempurna
b. lemahnya informasi pasar
c. lemahnya produsen (petani) memanfaatkan peluang pasar
d. lemahnya posisi produsen (petani) untuk melakukan penawaran untuk
mendapatkan harga yang baik
e. produsen (petani) melakukan usahatani tidak didasarkan pada permintaan
pasar, melainkan karena usahatani yang dilakukan secara turun-temurun.
Petani/ Pedagang
Produsen Pengumpul
Pengecer
Konsumen
Petani/
Pengecer Konsumen
Produsen
Pedagang
pengumpul
Page 3 of 14
Usahatani University of Brawijaya 2016
Lembaga Pemasaran
3. BIAYA PEMASARAN
Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan
pemasaran. Biaya pemasaran meliputi : biaya angkut, biaya pengeringan,
pungutan / retribusi dll.
Page 4 of 14
Usahatani University of Brawijaya 2016
dan efektifitas pemasaran yang dilakukan. Semakin efektif pemasaran yang
dilakukan, maka makin kecil biaya pemasaran yang dikeluarkan.
4. FUNGSI PEMASARAN
Peranan pemasaran saat ini tidak hanya menyampaikan produk atau jasa hingga
sampai ke tangan konsumen, tetapi juga bagaimana produk atau jasa tersebut dapat
memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan menghasilkan keuntungan. Adapun
fungsi dari pemasaran antara lain:
1. Fungsi Pertukaran
Dengan Pemasaran, pembeli dapat membeli produk dengan menukar uang dengan
produk maupun pertukaran produk dengan produk (barter) untuk dipakai sendiri
atau untuk dijual kembali.
2. Fungsi Distribusi Fisik
Distribusi fisik suatu produk dilakukan dengan cara mengangkut serta menyimpan
produk. Produk diangkut dari produsen mendekati kebutuan konsumen dengan
banyak cara baik melalui air, darat, atau udara. Penyimpanan produk
mengedepankan menjaga pasokan produk agar tidak kekurangan saat dibutuhkan.
3. Fungsi Perantara
Untuk menyampaikan produk dari tangan produsen ke tangan konsumen dapat
dilakukan pelalui perantara pemasaran yang menghubungkan aktivitas pertukaran
dengan distribusi fisik. Aktivitas fungsi perantara antara lain seperti pengurangan
resiko, pembiayaan, pencarian informasi serta standarisasi / penggolongan produk.
Page 5 of 14
Usahatani University of Brawijaya 2016
tinggi, sehingga pedagang-pedagang pengumpul harus menyediakan modal yang
cukup besar untuk membeli produk tersebut
3. Perbedaan Tempat
Permasalahan dalam pemasaran pertanian adalah harga produk pertanian yang
bervariasi antar tempat (daerah). Apabila harga di suatu tempat tinggi sedang
harga di tempat lain rendah, maka produk yang harganya rendah akan mengalir
ke tempat yang harganya tinggi. Tetapi pada kenyataannya, petani sulit
mengikuti perkembangan harga karena keterbatasan informasi, transportasi,
modal dll. Selain itu, lokasi penanaman berbeda-beda untuk komoditas sesuai
dengan keadaan tanah dan iklim yang cocok untuk tanaman yang diusahakan.
Kondisi tersebut menyulitkan pedagang pengumpul dalam hal pengumpulan dan
pengangkutan, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
mengumpulkan produk yang dihasilkan petani. Kondisi tersebut akan
memperbesar biaya pemasaran.
Page 6 of 14
Usahatani University of Brawijaya 2016
produk yang diingini pedagang bersangkutan, sehingga petani tidak berkesempatan
untuk menjualnya kepada pedagang lain.
Berfluktuasinya Harga
Harga produksi hasil pertanian yang selalu berfluktuasi tergantung dari
perubahan yang terjadi pada permintaan dan penawaran. Naik turunnya harga dapat
terjadi dalam jangka pendek yaitu per bulan, per minggu bahkan per hari atau dapat
pula terjadi dalam jangka panjang. Untuk komoditas pertanian yang cepat rusak
seperti sayur-sayuran dan buah-buahan pengaruh perubahan permintaan pasar
kadang-kadang sangat menyolok sekali sehingga harga yang berlaku berubah
dengan cepat. Pada saat musim produk melimpah harga rendah, sebaliknya pada
saat tidak musim harga meningkat drastis. Keadaan tersebut menyebabkan petani
sulit dalam melakukan perencanaan produksi, begitu juga dengan pedagang sulit
dalam memperkirakan permintaan.
Page 7 of 14
Usahatani University of Brawijaya 2016
Informasi Pasar Kurang Tersedia
Informasi pasar merupakan faktor yang menentukan apa yang diproduksi, di
mana, mengapa, bagaimana dan untuk siapa produk dijual dengan keuntungan
terbaik. Informasi pasar yang tepat dapat mengurangi resiko usaha sehingga
pedagang dapat beroperasi dengan margin pemasaran yang rendah dan memberikan
keuntungan bagi pedagang, produsen dan konsumen. Keterbatasan informasi pasar
terkait dengan letak lokasi usaha tani yang terpencil, pengetahuan dan kemampuan
dalam menganalisis data yang masih kurang. Kondisi tersebut menyebabkan usaha
tani dilakukan tanpa melalui perencanaan yang matang. Begitu pula pedagang tidak
mengetahui kondisi pasar dengan baik, terutama kondisi makro.
Karakteristik Konsumen
Karakteristik konsumen yang berbeda-beda meliputi berbagai tingkat
pendapatan (tinggi,sedang maupun rendah), usia (tua dan muda), wilayah (desa dan
kota) dll. Hal ini ditunjukkan dari permintaan setiap konsumen yang berbeda dan
Page 8 of 14
Usahatani University of Brawijaya 2016
berubah sepanjang waktu, sehingga menimbulkan perbedaan strategi pemasaran
dalam bidang pertanian.
6. Efisiensi Pemasaran
Upaya peningkatan efisiensi pemasaran merupakan hal yang penting dewasa
ini. Setiap produk pertanian yang dihasilkan sedapat mungkin dijual dengan biaya
rendah. Efisiensi pemasaran adalah nisbah antara total biaya dengan total nilai
produk yang dipasarkan, dirumuskan :
TB : Total biaya
TNP : Total nilai produk
Page 9 of 14
Usahatani University of Brawijaya 2016
1) Saluran pemasaran pertama adalah tahap pertama dari petani kopi kepada
pedagang perantara kemudian kepada pedagang pengumpul desa, selanjutnya
kepada pedagang pengumpul kecamatan, dilanjutkan kepada eksportir
Pedagang Pengumpul
Eksportir
Kecamatan
2) Saluran pemasaran kedua adalah tahap pertama dari petani kopi kepada
pedagang pengumpul desa, selanjutnya kepada pedagang pengumpul kecamatan,
dilanjutkan kepada eksportir
Pedagang
Petani
Perantara
Pedagang Pengumpul
Eksportir
Kecamatan
3) Saluran pemasaran ketiga adalah tahap pertama dari petani kopi kepada
pedagang pengumpul kecamatan, selanjutnya kepada eksportir
Pedagang Pengumpul
Petani Eksportir
Kecamatan
4) Saluran pemasaran keempat adalah pemasaran langsung dari petani kopi kepada
kelompok wanita tani (KWT) sebagai industri kopi bubuk rumahan
Berdasarkan data yang diperoleh dari survei terhadap para pedagang kopi di
wilayah penelitian, para pedagang kopi mendapatkan keuntungan dari perdagangan
kopi baik di level pedagang perantara skala, pedagang pengumpul desa hingga
pedagang pengumpul kecamatan. Keuntungan yang diperoleh dengan memainkan
harga berdasarkan harga basis.
Page 10 of 14
Usahatani University of Brawijaya 2016
a) Pedagang perantara
Sebagian petani kopi memiliki kebun kopi di daerah HKM yang letaknya di daerah
pegunungan dan cukup jauh dari pusat desa, terkadang tidak dapat menjual kopi
mereka langsung ke pedagang pengumpul kecamatan, sehingga seringkali petani
menjual kepada pedagang perantara maupun pedagang pengumpul desa karena
faktor jarak, biaya transportasi yang mahal dan sulitnya transportasi ke kecamatan.
Petani yang menjual kepada pedagang pengumpul desa biasanya karena adanya
suatu ikatan, mereka merupakan salah satu mata rantai perdagangan kopi yang
terdekat dengan petani (baik dari aspek kedekatan emosional dan tempat), dengan
menjual hasil kepada mereka, petani dapat diberikan pinjaman untuk memenuhi
kebutuhan seperti pembelian input dan kebutuhan sehari-hari petani. Sedangkan
bagi pedagang pengumpul desa, dengan memberikan pinjaman kepada petani
mereka dapat mengikat petani agar tidak menjual kopi kepada pedagang
pengumpul lainnya sehingga stok kopi tetap terjaga.
Biaya Pemasaran
Petani biasanya menjual kopi tidak secara langsung karena umumnya panen
dilakukan sebanyak tiga kali, tahap satu, dua, dan tiga. Pada panen tahap pertama
petani menjual kopi dengan kadar air yang tinggi sehingga diperoleh harga yang
rendah serta kualitas rendah akibat dilakukan kilang untuk mempercepat
pengeringan. Sedangkan untuk panen kedua dan ketiga pengolahan kopi lebih baik
sehingga diperoleh kopi dengan kualitas baik sehingga diperoleh harga jual yang
tinggi. Setiap lembaga pemasaran mengeluarkan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam
pemasaran kopi seperti yang tertera pada Tabel 1.
Page 11 of 14
Usahatani University of Brawijaya 2016
Efisiensi Pemasaran
Page 12 of 14
Usahatani University of Brawijaya 2016
Keuntungan 172 372 -
Marjin 449 649 -
4 Harga beli pedagang 16.649 16.649 16.000
pengumpul kecamatan
Harga jual pedagang 18.800 18.800 18.800
pengumpul kecamatan
Keuntungan 1.504 1.504 2.153
Marjin 2.151 2.151 2.800
5 Harga beli eksportir 18.800 18.800 18.800
Harga jual eksportir 21.300 21.300 21.300
Marjin 2.500 2.500 2.500
Total Marjin 5.300 5.300 5.300
Farmer’s share pada saluran pemasaran I, II, dan III diperoleh dengan
membandingkan harga pada tingkat petani yaitu Rp. 16.000,-/kg dengan harga
ditingkat konsumen atau harga jual eksportir per kilogramnya Rp. 21.300,-/kg.
Pada perhitungan ini, analisis farmer’s share tidak dipisahkan setiap saluran
karena harga yang sama pada tingkat konsumen dan petani pada masing-masing
saluran, sehingga share untuk petani pada diperoleh nilai persentase sebesar
75,12%. Nilai ini jika dilihat cukup tinggi, seolah-olah menunjukkan bahwa pasar
kopi telah efisien. Namun sesungguhnya bagian yang diterima petani ini belum
merupakan penerimaan bersih karena belum dikurangi dengan ongkos dan biaya
pemeliharaan.
Petani kopi menerima harga yang relatif rendah dari yang seharusnya
diterima disebabkan rendahnya kualitas kopi yang dihasilkan terkait pengetahuan
dan teknologi, keterikatan hutang dengan lembaga pemasaran terkait, dan
struktur pasar yang tidak kompetitif. Struktur pasar yang tidak kompetitif, yaitu
oligopsoni menyebabkan petani lebih sebagai price taker.
Page 13 of 14
Usahatani University of Brawijaya 2016
REFERENSI
Andajani, Tatiek K. 2012. Lembaga, Saluran dan Fungsi Pemasaran dalam Tata
Niaga Agroproduk. Diktat Tata Niaga Produk Pertanian
(tatiek.lecture.ub.ac.id/files/2012/11/bab3)
Marlina, Lina. 2014. Tesis : Analisis Ekonomi Kopi Rakyat dan Peranannya terhadap
Perekonomian Wilayah Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung. Sekolah
Pascasarjana IPB, Bogor.
Shinta, Agustina. 2005. Ilmu Usahatani. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya.
Soekartawi, 2002. Prinsip dasar ekonomi Pertanian, Teori Dan Aplikasi. Rajawali
Press. Jakarta.
PROPAGASI
Latihan (Tugas Kelompok)
Berikan contoh pemasaran produk pertanian
a. Tentukan saluran pemasaran dan lembaga pemasaran yang terkait!
b. Temukan permasalah yang terjadi dalam pemasaran produk tersebut dan
berikan solusinya!
Page 14 of 14