Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging
(sapi, kerbau, ikan laut) yang disuwir-suwir dengan berbentuk serabut atau
dipisahkan dari seratnya. Kemudian ditambahkan dengan bumbu-bumbu
selanjutnya digoreng. Dalam SNI 01-3707-1995 disebutkan abon adalah suatu
jenis makanan kering berbentuk khas, dibuat dari daging, direbus disayat-sayat,
dibumbui, digoreng dan dipres.
Pembuatan abon merupakan salah satu alternatif pengolahan ikan, untuk
mengantisipasi kelimpahan produksi ataupun untuk penganekaragaman produk
perikanan (Effendi, 2009). Abon ikan adalah jenis makanan awetan yang terbuat
dari ikan laut yang diberi bumbu, diolah dengan cara perebusan dan
penggorengan. Produk yang dihasilkan mempunyai bentuk lembut, rasa enak, bau
khas, dan mempunyai daya awet yang relatif lama.
Abon ikan adalah jenis makanan awetan yang terbuat dari ikan laut yang
diberi bumbu, diolah dengan cara perebusan dan penggorengan. Produk yang
dihasilkan mempunyai bentuk lembut, rasa enak, bau khas, dan mempunyai daya
simpan yang relatif lama. Menurut Fithrotul (2009) ikan merupakan jenis
makanan olahan ikan yang diberi bumbu, diolah dengan cara perebusan dan
penggorengan. Produk yang dihasilkan mempunyai bentuk lembut, rasa enak, bau
khas, dan mempunyai daya simpan yang relatif lama. Eko (2011) menyatakan,
abon ikan adalah produk olahan hasil perikanan yang dibuat dari daging ikan,
melalui kombinasi dari proses penggilingan, penggorengan, pengeringan dengan
cara menggoreng, serta penambahan bahan pembantu dan bahan penyedap
terhadap daging ikan. Seperti halnya produk abon yang terbuat dari daging ternak,
abon ikan cocok dikonsumsi sebagai pelengkap makan roti ataupun sebagai
laukpauk.
Jenis ikan yang dibuat sebagai bahan baku abon belum selektif, bahkan
hampir semua jenis ikan dapat dijadikan abon. Namun demikian, akan lebih baik
apabila dipilih jenis ikan yang mempunyai serat yang kasar dan tidak
mengandung banyak duri (Anjasari, 2010). Ikan yang biasa dibuat abon adalah
ikan air laut antara lain tuna, marlin, tongkol, cakalang, tenggiri, dan bawal
Anisa. 2012. Perubahan Mutu Abon Ikan Marlin (istiophorus sp.) Kemasan
Vakum - Non Vakum Pada Berbagai Suhu Penyimpanan dan Pendugaan
Umur Simpannya . Bogor: Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor
Anjarsari, B. 2010. Pangan Hewani (Fisiologi Pasca Mortem dan Teknologi).
Bandung: Graha Ilmu.
Anwar, Chairil., Irhami., dan Kemalawaty, Mulla. 2018. Pengaruh Jenis Ikan dan
Metode Pemasakan Terhadap Mutu Abon Ikan. Aceh: Politeknik Indonesia
Venezuela.
Eko . 2011.Daya Simpan Abon Ikan Nila Merah (oreochromis niloticus trewavas)
yang diproses Dengan Metoda Penggorengan Berbeda.. Semarang:
Universitas Diponegoro
Estyasih,T. 2009. Teknologi Pengolahan Pangan. Bumi Aksara. Jakarta.
Fithrotul. 2009. Produksi Abon Ikan Pari (rayfish): Surabaya: Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.
Saraswati. 2010. Abon Ikan. Jakarta: Pendayagunaan dn Permasyarakatan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
Nazieb, A. 2009. Food Science and Thechnology. Surakarta: Universitas
Surakarta.