Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NY.

H G2P1A0 UMUR
35 TAHUN DI RUMAH SAKIT MITRA KELUARGA HUSADA PEDAN,
KLATEN

TAHUN 2018

TUGAS KELOMPOK

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat Ujian Akhir Pendidikan Diploma III
Kebidanan

Disusun oleh :

1. Anjas Erina Budhi (B.012.016.001)


2. Erica Yolla Qorishinta (B.012.016.002)
3. Luthfi Gilang Rahmawati (B.012.016.003)

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

STIKES DUTA GAMA KLATEN TA 2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugasnya yang
berjudul “ Asuhan Ibu Bersalin NY. H G2P1A0 Umur 35 Tahun di RS Mitra Keluarga
Husada tahun 2018” . Karya tulis ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi
tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKES DUTA GAMA KLATEN.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak ,
Karya Tulis ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Witriyani S.Kep Ns.Mkep. CWCS, selaku ketua STIKES DUTA GAMA
KLATEN.
2. Ibu Happy Primariasari, S.SiT,.MKes, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan
STIKES DUTA GAMA KLATEN.
3. Ibu Putri Kusumawati P, S.SiT, Mkes, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Ibu Marlina Heni Setyowati, STr.Keb, selaku Pembimbing Lahan di RS MITRA
KELUARGA HUSADA, PEDAN KLATEN yang telah bersedia memberikan ijin
kepada penulis dalam pengambilan data.
5. Ny. H yang telah bersedia sebagai pasien dan telah membantu memberikan
informasi mengenai dirinya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jau dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga
Karya Tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi yang


dapat hidup di dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan
lain.Persalinan normal yaitu proses lahirnya bayi dengan Letak
Belakang Kepala (LBK) dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat,
serta tidak melukai ibu da nbayi,yang umumnya berlangsung kurang dari
24 jam. Dan persalinan abnomal yaitu persalinan pervaginam dengan
bantuan alat-alat atau melalui dinding perut dengan operasi caesarea
(Sofian,2012).
Sangat penting untuk di ingat bahwa persalinan adalah proses yang
normal serta merupakan suatu kejadian yang sehat. Akan tetapi potensi
komplikasi yang mengancam nyawa juga akan selalu mengintai, sehingga
bidan harus mengamati dengan ketat baik ibu maupun bayinya
sepanjang kelahiran. Fokus utamanya adalah mencegah terjadinya
komplikasi, Hal tersebut dapat menurunkan angka kematian ibu
(sumarah,2009)
Menurut badan kesehatan dunia (World Health Organitation)
diperkirakan sebanyak 289.000 perempuan meninggal akibat komplikasi
kehamilan dan kelahiran. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia pada
tahun 2013, jumlah ibu bersalin sebanyak 4.975.636. Di Provinsi
Jawa Tengah jumlah ibu bersalin pada tahun 2013 sebanyak 611.344.
Sebab terjadinya partus sampai kini masih merupakan teori-teori
yang komplek, faktor-faktor hormonal, pengaruh prostaglandin, struktur
uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf, dan nutrisi di sebut sebagai
faktor-faktor yang mengakibatkan partus mulai. Perubahan-perubahan
dalam biokimia dan biofisika telah nampak mengungkapkan mulai dari
berlangsungny apartus, antaralain, penurunan kadar hormon estrogen
dan progesteron. Seperti di ketahui progesteron adalah penegang bagio
tot-otot uterus. Menurunnya kadar kedua hormon ini terjadi kira-kira 1-2
minggu sebelum partus di mulai. Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari
minggu ke 15 hingga aterm meningkat, lebih-lebih sewaktu partus Seperti
telah di kemukakan, placenta menjadi tua, dengantuanyakehamilan.
Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang
mengakibatkan iskemia pada otot-otot uterus.hal ini merupakan faktor yang
dapat mengganggu sirkulasi utero plasente rsehingga placenta mengalami
degenerasi. Bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan
segera keluarkan. Uraian di atas adalah hanya sebagian dari banyak
faktor-faktor komplek sehingga his dapat di bangkitkan. (Asri, 2010
:1).Menurut hasil studi pendahuluan pada tanggal 21 November 2018
pukul 21:30 wib.
21 :30 WIB dalam pemberian asuhan ibu bersalin normal di RS MITRA
KELUARGA HUSADA PEDAN, KLATEN ditemukan bahwa ibu yang
bersalin telah diberikan asuhan sesuai dengan standar asuhan persalinan
normal mulai dari ibu datang, memasuki kala I, kala II hingga bayi dan
plasenta lahir, serta telah dilakukan asuhan sayang ibu seperti; menyapa
ibu dengan baik, memberikan nutrisi, membolehkan suami mendampingi
saat persalinan dan memuji ibu atas usahanya saat mengejan namun bidan
belum menerapkan masase ringan sebagai upaya mengalihkan rasa nyeri
dan merangsang terjadinya kontraksi.
Asuhan kebidanan pada ibu bersalin merupakan salah satu
kompetensi utama bidan, oleh karena itu bidan di harapkan dapat
melaksanakan tugasnya secara professional dan berkualitas dengan
penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan, tanggap terhadap
masalah, mampu memenuhi kebutuhan ibu dan bayi.
Sehingga, berdasarkan penjabaran diatas, penulis ingin melakukan
“Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Normal di RS MITRA KELUARGA
HUSADA, PEDAN, KLATEN”.
B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah Pelaksanaan Asuhan Kebidanaan Ibu Bersalin


Normal di RS MITRA KELUARGA HUSADA PEDAN, KLATEN pada tahun
2018 ?

C. Tujuan Penulisan

Dari data latar belakang diatas dapat diambil perumusan masalah “


bagaimana pelaksanaan asuhan kebidanan ibu bersalin Ny. H di RS Mitra
Keluarga Husada Klaten dengan pendekatan manajemen kebidanan?

D. Tujuan Umum

Dapat melaksanakan dan mengaplikasikan secara langsung


Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal di RS MITRA KELUARGA
HUSADA PEDAN, KLATEN.
E. Tujuan Khusus
1) Melakukan pengumpulan data dasar, baik data subjektif maupun
data objektif pada ibu bersalin Normal di RS MITRA KELUARGA
HUSADA PEDAN, KLATEN.
2) Mengidentifikasi diagnosa dan masalah pada Ibu bersalin
Normal di RS MITRA KELUARGA HUSADA PEDAN, KLATEN.
3) Membuat Intervensi yang sesuai pada Ibu bersalin Normal di RS
MITRA KELUARGA HUSADA PEDAN, KLATEN.
4) Melakukan Implementasi yang telah ditetapkan sesuai intervensi
pada Ibu bersalin Normal di RS MITRA KELUARGA HUSADA
PEDAN, KLATEN.
5) Mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ibu bersalin
Normal di RS MITRA KELUARGA HUSADA PEDAN, KLATEN.
F. Ruang Lingkup

Sasaran : Ibu Bersalin dengan normal.


Tempat RS MITRA KELUARGA HUSADA
PEDAN, KLATEN Pedan Klaten

Kabupaten Klaten

G. Manfaat

1) Manfaat Teoritis

Bagi penulis

Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan


pengalaman secara langsung sekaligus penanganan dalam
menerapkan ilmu yang diperoleh selama di akademik, serta
menambah wawasan dalam penerapan proses manajemen Asuhan
Kebidanan Normal.

2) Manfaat Praktis

a) Bagi Bidan Praktik Mandiri

Sebagai bahan informasi dan masukan bagi bidan untuk


memberikan kualitas pelayanan sehingga dapat memberikan pelayanan
yang actual, baik, dan komprehensif.
b) Bagi Institusi Kesehatan

Berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan sebagai


tambahan pengetahuan serta informasi dan sebagai bahan masukan
institusi pendidikan dalam penerapan proses manajemen Asuhan
Kebidanan Ibu Bersalin Normal.

H. Metode Memperoleh Data

Metode yang digunakan dalam penulisan Studi Kasus ini adalah :

a) Studi Kepustakaan
Penulis mencari, mengumpulkan, dan mempelajari refrensi
dengan kasus yang dibahas yaitu Ibu dengan Persalinan Normal dari
beberapa buku, informasi dari internet.
b) Studi Pendahuluan
Meminta surat pengantar dari institusi, kemudia penulis
mendatangi rumah bidan, meminta izin untuk melakukan penelitian,
serta meminta data Ibu Bersalin Normal yang dibahas.
c) Studi Kasus
Melakukan studi kasus dengan melakukan pendekatan
Asuhan Kebidanan yang meliputi pengkajian data yakni data
subjektif dan data bjektif, menganalisa data untuk menentukan diagnose
dan masalah, menentukan rencana, mengimplementasikan tindakan, dan
kemudian mengevaluasi asuhan kebidanan pada ibu bersalin Normal.
Untuk melakukan pengkajian data dapat menggunakan metode :
d) Anamnesa
Pasien melakukan tanya jawab dengan klien, serta keluarga
yang dapat membantu memberikan informasi yang dibutuhkan.
e) Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis pada klien mulai
dari kepala samapai kaki ( Head to toe) secara inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perkusi yang menunjang kelancaran persalinan.
f) Studi Dokumentasi
Studi dilakukan dengan mempelajari status kesehatan klien
yang bersumber dari catatan bidan, maupun dari sumber lain yang
menunjang seperti hasil pemeriksaan diagnostik.
g) Diskusi
Penulis melakukan diskusi dengan tenaga kesehatan yaitu bidan
yang menangani langsung klien tersebut serta diskusi dengan dosen
pembimbing studi kasus.
h) Pemeriksaan penunjang
Data ini diperoleh dari pemeriksaan laboratorium, USG,
yang telah dilakukan oleh klien, jika klien belum pernah melakukan
pemeriksaan laboratorium diharapkan penulis dapat merujuk pasien
k e p e l a ayanan kesehatan yang lebih tinggi dengan persetujuan
dari bidan / tenaga kesehatan yang bertanggung jawab.

1.7. Sistematika Penulisan

Mempermudah dalam pemahaman Asuhan Kebidanan ini,


penulis menyusun BAB sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN

Meliputi :Latar belakang, Rumusan Masalah, Tujuan penulisan,


Ruang Lingkup, manfaat penulisan, metode memperoleh
data dan sistematika penulisan
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Meliputi :Menguraikan Konsep Dasar Persalinan Normal,


Konsep Dasar Mempercepat Persalinan dan Konsep dasar
Standar Asuhan Kebidanan
BAB III : TINJAUAN KASUS
Meliputi : Pengkajian, Perumusan Diagnosa Dan Atau Masalah
Kebidanan, Perencanaan, Implementasi,Evaluasi, Pencatatan
Asuhan Kebidanan
BAB IV : PEMBAHASAN

Meliputi: Uraian Secara Mendalam Tentang Persamaan


dan Kesenjangan antara Tinjauan Pustaka dan Tinjauan Kasus

BAB V : PENUTUP

Meliputi : Kesimpulan dari penyusunan Asuhan Kebidanan


pada Ibu Bersalin dengan Persalinan Normal di RS
MITRA KELUARGA HUSADA PEDAN, KLATEN
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Persalinan

2.1.1 Pengertian Persalinan

Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang

kepala yang berlangsung tidak lebih dari 18 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu

maupun janin (sarwono, 2002)

Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat

hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar dengan presentasi belakang

kepala tanpa memakai alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan

bayi, dan pada umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam

(Prawirohardjo, 1997)

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang

terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi

belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu

maupun pada janin (Saifuddin, 2006)

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar

dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia

kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan

di mulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks
(membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu

belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks (JNPK-

KR, 2007)

Persalinan adalah suatu proses yang dimulai dengan adanya kontraksi uterus

yang menyebabkan terjadinya dilatasi progresif dari serviks, kelahiran bayi, dan

kelahiran plasenta, dan proses tersebut merupakan proses alamiah. (Rohani, 2011)

Bentuk persalinan berdasarkan teknik :

1. Persalinan spontan, yaitu persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan

melalui jalan lahir.

2. Persalinan buatan, yaitu persalinan dengan tenaga dari luar dengan ekstraksi

forceps, ekstraksi vakum dan sectio sesaria

3. Persalinan anjuran yaitu bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan

ditimbulkan dari luar dengan jalan pemberian rangsang. (Rukiyah; Ai yeyeh; dkk,

2009)

Persalinan berdasarkan umur kehamilan :

1. Abortus adalah terhentinya proses kehamilan sebelum janin dapat hidup (viable),

berat janin di bawah 1.000 gram atau usia kehamilan di bawah 28 minggu.

2. Partus prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada umur kehamilan 28-

36 minggu. Janin dapat hidup, tetapi prematur; berat janin antara 1.000-2.500

gram.

3. Partus matures/aterm (cukup bulan) adalah partus pada umur kehamilan 37-40

minggu, janin matur, berat badan di atas 2.500 gram.


4. Partus postmaturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih

dari waktu partus yang ditaksir, janin disebut postmatur.

5. Partus presipitatus adalah partus yang berlangsung cepat, mungkin di kamar

mandi, di atas kenderaan, dan sebagainya.

6. Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh

bukti tentang ada atau tidaknya Cephalo pelvic Disproportion (CPD). (Rohani;

dkk, 2011)

2.1.2 Tahap Persalinan

Persalinan dibagi menjadi 4 tahap. Pada kala I serviks membuka dari 0

sampai 10 cm. Kala I dinamakan juga kala pembukaan. Kala II disebut juga dengan

kala pengeluaran, oleh karena kekuatan his dan kekuatan mengedan, janin di dorong

keluar sampai lahir. Dalam kala III atau disebut juga kala uri, plasenta terlepas dari

dinding uterus dan dilahirkan. Kala IV mulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam

kemudian. Dalam kala tersebut diobservasi apakah terjadi perdarahan post partum.

(Rohani; dkk, 2011)

a. Kala I (Kala Pembukaan)

Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena serviks

mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler

sekitar kanalis servikalis karena pergeseran-pergeseran, ketika serviks mendatar dan

membuka.

Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan

serviks, hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).


Persalinan kala I dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten dan fase aktif.

1. Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai sejak awal

kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan secara bertahap sampai

pembukaan 3 cm, berlangsung dalam 7-8 jam.

2. Fase aktif (pembukaan serviks 4-10 cm), berlangsung selama 6 jam dan dibagi

dalam 3 subfase.

a. Periode akselerasi : berlangsung selama 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.

b. Periode dilatasi maksimal : berlangsung selama 2 jam, pembukaan berlangsung

cepat menjadi 9 cm.

c. Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam 2 jam pembukaan jadi 10 cm

atau lengkap.

Pada fase aktif persalinan, frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya

meningkat (kontraksi dianggap adekuat jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu

10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih) dan terjadi penurunan bagian

terbawah janin. Berdasarkan kurve Friedman, diperhitungkan pembukaan pada

primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2 cm/ jam.

Mekanisme membukanya serviks berbeda antara primigravida dan

multigravida. Pada primigravida, ostium uteri internum akanmembuka lebih dulu,

sehingga serviks akan mendatar dan menipis, kemudian ostium internum sudah

sedikit terbuka. Ostium uteri internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran

serviks terjadi dalam waktu yang sama.


b. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)

Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm)

dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada primipara berlangsung selama 2 jam

dan pada multipara 1 jam.

Tanda dan gejala kala II

1. His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit.

2. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.

3. Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan/atau vagina.

4. Perineum terlihat menonjol.

5. Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka.

6. Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.

Diagnosis kala II ditegakkan atas dasar pemeriksaan dalam yang

menunjukkan :

1. Pembukaan serviks telah lengkap.

2. Terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina.

c. Kala III (Kala Pengeluaran Plasenta)

Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan

lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30

menit setelah bayi lahir.

Perubahan psikologis kala III

1. Ibu ingin melihat, menyentuh, dan memeluk bayinya.

2. Merasa gembira, lega, dan bangga akan dirinya; juga merasa sangat lelah.
3. Memusatkan diri dan kerap bertanya apakah vagina perlu dijahit.

4. Menaruh perhatian terhadap plasenta

d. Kala IV (Kala Pengawasan)

Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelah proses

tersebut. Observasi yang harus dilakukan pada kala IV :

1. Tingkat kesadaran.

2. Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi,dan pernapasan.

3. Kontraksi uterus.

4. Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak

melebihi 400 samapai 500 cc.

Asuhan dan pemantauan pada kala IV

1. Lakukan rangsangan taktil (seperti pemijatan) pada uterus, untuk merangsang

uterus berkontraksi.

2. Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan secara melintang antara

pusat dan fundus uteri.

3. Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.

4. Periksa perineum dari perdarahan aktif (misalnya apakah ada laserasi atau

episiotomi).

5. Evaluasi kondisi ibu secara umum.

6. Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama kala IV persalinan di halaman

belakang partograf segera setelah asuhan diberikan atau setelah penilaian

dilakukan.
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil asuhan persalinan yang dilakukan penulis kepada Ny.H


tanggal 21 November dengan Usia Kehamilan 39+6 Minggu didapatkan hasil
sebagai berikut :

A. Persalinan
Kala I
Pada saat usia kehamilan menginjak 39+6 minggu, Ny. H dan keluarga
datang ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Husada, ibu mengeluh mules-mules
dan telah mangeluarkan lender bercampur darah. Menurut referensi tanda-
tanda awal persalinan adalah his yang datang lebih kuat dan teratur, diikuti
dengan keluarnya lender bercampur darah yang menendakan bahwa jalan lahir
telah mulai membuka. Kemudian bidan melakukan pemeriksaan dan ditemukan
hasilnya Ny, H benar telah mengalami proses persalinan.
Kala I dimulai dari pembukaan serviks sampai menjadi lengkap (10
cm) dimana proses ini dibagi dalam 2 fase, yaitu fase laten (7-8 jam) serviks
membuka sampai 3 cm dan fase aktif (6-8 cm) serviks membuka dari 4-10 cm,
kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.

16
Pada saat Ny. H datang ke RS pembukaan serviks sudah 2 cm,
portio tipis lunak, ketuban utuh, kepala berada dibidang hodge II dan his
sedang. Kurang lebih 4 jam kemudian dilakukan pemeriksaan didapatkan bahwa
kemajuan persalinan Ny. H berlangsung normal dengan hasil pembukaan serviks
10 cm dan kepala sudah berada di hodge IV.
Kala II
Selama kala II ibu dipimpin meneran ketika ada his dan menganjurkan
ibu untuk minum di sela-sela his, Kemudian ibu mengatakan bahwa ia ingin
meneran dan sudah ada tanda-tanda persalinan yaitu : adanya dorongan meneran,
tekanan pada anus, perineum menonjol, dan vulva membuka. Kala II
berlangsung selama ± 10 menit terdapat robekan derajat 1 pada jalan lahir
dengan jumlah darah ± 150 cc.
Kala III
Kala III dimulai dari setelah pengeluaran janin sampai pengeluaran
uri biasanya berlangsung 5-30 menit (mohtar, 2007:97). Segera setelah
melakukan asuhan pada bayi baru ahir, maka manajemen aktif kala III segeraa
dilakukan untuk meminimalkan kejadian kompikasi. Kala III segera selama 10
menit dengan perdarahan ± 100 cc.
Kala IV
Kala IV adalah kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan uri
lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya atau pardarahan.
(mochtar, 2007). Setelah proses persalinan selesai maka bidan mamntau kondisi
Ny. H selama 2 jam diantaranya yaitu melakukan pemantauan tanda-tanda vital,
perdarahan dan menilai kontraksi fundus uteri dari hasil pemantauan tersebut
didapatkan keadaan ibu baik secara keseluruhan persalinan Ny. H berlangsung
normal tanpa ada penyulit.

17
4.3 Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) didefinisikan sebagai periode 6 minggu
segera setelah lahirnya dan mencerminkan periode saat fisiologis ibu, terutama
sistem reproduksi kembali mendekati keadaan sebelum hamil. (Dunstall, 2007:
304), dimana pada masa nifas ini perlu mendapat perhatian lebih karena banyak
hal yang dapat terjadi pad masa nifas ini, yaitu perdarahan dan infeksi.
Pengawasan masa nifas berdasarkan program dan kebijakan teknis
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dilakukan untuk menilai keadan ibu dan bayi baru
lahir serta untuk mencegah, mendeteksi, dan menagani masalah-masalah yang
terjadi, dimana bidan harus melakukan kunjungan dan pengawasan paling sedikti
4 kali yaitu dalam 6-8 jam, 2-6 hari, 2 minggu dan 6 minggu.
Dalam hal ini penuis melakukan kunjungan nifas sesuai dengan
program yang ada dan hasilnya masa nifas Ny. H belangsung secara normal
tanpa ada komplikasi seperti adanya perdarahan, sub involusi, maupun infeksi
dan pengeluaran ASI tidak ada masalah. Selama melakukan asuhan penulis
melakukanya sesuai dengan tujuan pengawasan masa nifas diantaranya menjaga
kesehatan bayinya baik fisik maupun psikologi, melaksanakan skrining yang
komprehensif, mendeteksi masalah, memeberikan pendidikan kesehatn tentang
perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, menyusui, dan imunisasi pada bayi sesuai
dengan teori. Dari hasil pemantauan tersebut didapatkan keadaan ibu baik.
Secara keseluruhan persalinan Ny. H berlangsung normal tanpa ada penyulit.

4.4 Bayi Baru Lahir


Bayi Ny. H lahir spontan pada tanggal 21 November 2018 pukul 04.35
wib, menangis keras dan warna kulit kemerahan, jenis kelamin laki-laki, tidak
ada cacat kongenital, lingkar kepala 35 cm, lingkar dada 32 cm. Asuhan segera
yang dilakukan pada bayi baru lahir adalah bebaskan jalan nafas, mengeringkan
bayi, memotong tali pusat, menjaga kehangatan bayi, pemberian ASI,
pencegahan infeksi, pemberian imunisasi.
Asuhan yang diberikan pada bayi segera setelah lahir yaitu penulis
melakukan penilaian dengan cepat dan hasilnya adalah normal, maka langsung
meletakan bayi di atas perut Ny. H segera mengeringkan, membungkus kepala

18
dan badan bayi, tali pusat kemudian di jepit dengan klem dan memotongnya.
Setelah itu mengganti kain yang tadi membungkus bayi dengan kain yang bersih
dan kering kemudian dilakukan IMD. Sebagai upaya profilaksis diberikan salep
mata tetracyclin 1 % dn vitamin K untuk mencegah terjadinya perdarahan 1 jam
setelah IMD. 1 jam kemudian bayi dalam keadaan sehat, bayi dapat menyusu
pada ibunya dengan baik dan kebersihan bayinya terjaga dengan baik.
Asuhan yang dilakukan penulis dalam setiap kunjungan adalah
memberikan konseling tentang menjaga kehangatan dan kebersihan bayi,
pemberian ASI, perawatan tali pusat, yaitu dilakukan dengan cara membersihkan
dan mengeringkan setelah bayi di mandikan tanpa menggunakan apapun.
Setelah melakukan pengkajian sampai evaluasi asuhan bayi baru lahir
mulai dari 2 jam, 6 jam, 2 hari, 6 hari, 2 minggu dan 6 minggu, maka penulis
dapat menyimpulkan bahwa bayi dalam keadaan sehat tanpa komplikasi apapun.

19
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Asuhan Persalinan yang diberikan kepada Ny. H pada umur kehamilan 39
minggu sudah sesuai dengan kebijakan Program pelayanan / Asuhan Standar
Minimal 14 T. Selama kehamilan tidak ada keluhan yang serius, Ny. H dan
janinya dalam keadaan normal.
2. Asuhan Intranatal dari kala I sampai kala IV, dilakukan sesuai dengan asuhan
persalinan normal, tidak ada kesenjangan dalam melakukan asuhan Intranatal,
ibu dan bayi lahir tanpa ada penyulit maupun komplikasi.
4. Asuhan bayi baru lahir Ny.H yang dilanjutkan dengan asuhan kebidanan 2
jam, 6 jam, 2 hari, 6 hari, postnatal tidak ditemukan masalah ataupun
komplikasi.

B. Saran
1. Untuk Institusi Pendidikan
Memeberikan kesempatan untuk memperluas area lahan praktek di lapangan
sehingga diharapkan mahasiswa dapat mahir dan mengenal banyak kasus di
lapangan yang tidak diterangkan dalam bacaan, refrensi atau literatur yang ada,
termasuk yang tidak diberikan di dalam kelas.
2. Untuk Rumah Sakit
Peningkatan pelayanan harus terus dilakukan dalam upaya meningkatkan
kesehatan masyarakat terutama pada ibu hamil dan bayi untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian. Puskesmas sebaagai pelaksana teknik Dinas
Kesehatan perlu melengkapi sarana pemeriksaan kehamilan dan laboratorium
untuk menyadari bahwa masalah kesehatan,khususnya ibu hamil adalah

20
tanggung jawab tenaga kesehatan untuk mendeteksi dini kemungkinan kegawat
daruratan.
3. Untuk Klien
Diharapkan dapat dijadikan sebagai pengalaman dan pembelajaran untuk
kehamilan-kehamilan berikutnya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2007. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR

Dinkes Kabupaten Indramayu, 2009. Laporan Kematian Ibu dan Bayi

Datta, Monika. 2007. Panduan Praktis Kehamilan dan Melahirkan,


Jakarta : Pengurus IBI Pusat

Dunstall, Melvyn, 2010. Anatomi Dan fisiologi Untuk Bidan. Jakarta :


EGC.

IBI. 2006. Catatan Tentang Perkembangan Dalam Praktek Kebidanan.


Jakarta Cetakan Ke VI-APRIL 2006

Manuaba, IBG. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC

Manuaba, IBG. 2010. Penyakit Kandungan Dan KB Untuk Pendidikan


Bidan. Jakarta : EGC

Manuaba, IBG. 2010. Penyakit Kandungan Dan KB Untuk Pendidikan


Bidan. Jakarta : EGC

Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Mira, Dwi. 2009. Buku Ajar Biologi Reproduksi. Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono, 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

112
Prawirohardjo, Sarwono, 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Whalley, Janet. 2007. Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, Dan


Bayi. Jakarta : ARCAN

Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Jakarta : Depkes RI

Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta :


Salemba

Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.
Yogyakarta : Sulistyawati Ari

Saifuddin, AB, 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan

Varney, Helen. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC


.
Varney, Helen. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC

113
1
1
4

114
1
1
5

115

Anda mungkin juga menyukai