130 83 1 PB PDF
130 83 1 PB PDF
Romli
Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139
Telp: 0711-353414, Fax: 0711-453211
Abstrak
Abstract
~9~
VOLUME 4, NOMOR 1, APRIL 2012 JURNAL AUSTENIT
Aluminium merupakan bahan yang sifat mampu cornya jelek sehingga untuk
ringan dan tahan korosi, karena sifat memperbaiki sifat mampu cor ditambahkan
tersebut aluminium banyak digunakan untuk silisium 4 % paduan ini disebut lautal.
berbagai keperluan baik untuk rumah Pada paduan Aluminium-Silisium
tangga maupun untuk kebutuhan konstruksi. dengan kandungan silisium 2 % mempunyai
Pada saat sekarang ini alumunium sudah sifat mampu cor baik, tetapi mempunyai sifat
banyak digunakan untuk tabung, konstruksi mekanis buruk hal ini disebabkan karena
rumah dan bagian mesin oleh karena itu memiliki struktur butiran silisium yang besar,
salah satu bagian yang sangat penting yaitu untuk memperbaiki sifat mekanik bahan
proses penyambungan dengan las, proses dilakukan dengan menambahkan Mg, Cu
ini dapat mempengaruhi sifat mekanik atau Mn dan dilakukan proses perlakuan
material. panas.
Penelitian ini dilakukan untuk Paduan Aluminium dengan
mengetahui pengaruh proses pengelasan kandungan Si (7 - 9) % dan Mg (0,3 - 1,7)
TIG terhadap sifat mekanis bahan paduan % dikeraskan dengan presipitasi, dimana
Aluminium. Bahan ini dipilih karena memiliki akan terjadi presipitasi Mg2Si dan memiliki
karakteristik khas dan keunggulan yang sifat mekanis yang sangat baik. Paduan
tidak dimiliki oleh bahan lain untuk kondisi Aluminium yang mengandung magnesium
operasional dan mudah dibentuk maupun sekitar (4 - 10) % mempunyai sifat yang baik
dilakukan proses permesinan. terhadap korosi, memiliki tegangan tarik 30
2
Dalam penelitian ini ada beberapa hal kg/mm dan sifat mulur diatas 12 %.
yang dapat menjadi rumusan masalah. Paduan Aluminium-Tembaga dan
Penelitian ini mencoba untuk menyelidiki Aluminium-Magnesium merupakan paduan
variabel perlakuan panas akibat proses aluminium yang sangat baik jika diberikan
pengelasan TIG. Siklus perlakuan panas proses perlakuan panas. Komposisi hasil
pada material ini mempunyai dampak yang produk pengecoran industri kecil seperti
besar terhadap sifat mekanis. pada table 1 merupakan paduan aluminium-
tembaga, hal ini disebabkan karena
menggunakan bahan daur ulang aluminium.
2. TINJAUAN PUSTAKA
kekuatan luluh nilai besaran adalah Proses ini dapat terjadi akibat batas
besaran gaya pada saat luluh dibagi kelarutan padat susut dengan menurunnya
luas penampang. temperatur. Pada paduan Aluminium
temperatur tinggi menyebabkan paduan
2. Kekerasan Permukaan. berupa larutan padat α yang homogen,
Adalah ketahanan bahan akibat namun bila didinginkan menjadi jenuh
penetrasi pada permukaannya, dengan fase kedua θ , pada temperatur
kekerasan Brinnell dilakukan dengan yang lebih rendah θ mengendap dan
cara memberikan beban statis berupa terjadilah pengerasan kisi, pada proses
penekanan dengan indentor. Bola baja perlakuan panas pengerasan paduan
karbida yang mana diameter bola dan dipanaskan hingga temperatur yang cukup
beban ada beberapa macam tergantung tinggi agar terjadi pelarutan disusul dengan
jenis dan tebal material, setelah proses pendinginan cepat dengan
dilakukan penekanan maka akan mencelupkanya kedalam air atau media
didapatlah luas bekas penekanan yang pendingin lainnya, proses pendinginan cepat
luas tersebut akan dihitung guna ini mencegah terjadinya pemisahan fase θ,
mendapatkan nilai kekerasannya. Nilai pada temperatur rendah paduan berada
kekerasan Brinnell dapat dihitung dalam keadaan lewat jenuh yang tidak
dengan menggunakan rumus : stabil, namun setelah pencelupan, paduan
dibiarkan untuk jangka waktu tertentu akan
terjadi aging dan fase kedua yang
(1) mengalami proses pengerasan.
( √ )
Pengelasan adalah proses
penyambungan antara dua bagian atau
dimana : lebih suatu logam atau paduan-paduan
P = Beban (Kg) logam dengan menggunakan energi panas
D = Diameter indentor (mm) untuk mencairkan logam yang akan dilas
d = Diameter hasil penekanan rata- dan disertai tekanan atau tanpa tekanan
rata (mm) serta mempunyai kombinasi yang sesuai
antara temperatur pemanas, tekanan dan
3. Kekuatan Tarik. metallurgi.
Kekuatan tarik merupakan kemampuan Pengelasan tungsten inert gas (TIG)
bahan untuk menahan tarikan agar merupakan kelompok las busur gas dengan
bahan tersebut tidak berubah bentuk, elektroda tak terumpan, dimana gas
kekuatan tarik mengatakan besarnya dihembuskan ke daerah las untuk
beban maksimum yang dapat diterima melindungi busur dan logam yang mencair
oleh bahan dibagi dengan luas terhadap atmosfir, gas yang digunakan
penampang mula. sebagai pelindung adalah gas mulia,
biasanya dipakai gas Helium (He) atau gas
(2) Argon (Ar) sedangkan elektroda yang
digunakan adalah batang wolfram yang
dapat menghasilkan busur listrik tanpa ikut
4. Keuletan. mencair.
(6)
(3)
~11~
VOLUME 4, NOMOR 1, APRIL 2012 JURNAL AUSTENIT
Las TIG dapat dilaksanakan dengan mahasiswa tentang pengujian suatu bahan
tangan atau otomatis dengan sehingga mahasiswa dapat
mengotomatisasikan cara pengumpan mengembangkan diri dalam melakukan
logam pengisi , secara umum klasifikasi las pengujian yang berskala besar dengan
busur gas dapat dilihat pada bagan berikut : tingkat kesulitan yang tinggi.
4. METODE PENELITIAN
~12~
JURNAL AUSTENIT VOLUME 4, NOMOR 1, APRIL 2012
tembaga, seng, besi, Magnesium (Valensia, pada proses tersebut, tidak semua paduan
1987) dan proses perlakuan panas alumunium akan mengalami perubahan sifat
pengerasan endapan. hal ini ditentukan oleh komposisi paduan
Pada proses pengelasan sifat aluminium. Paduan aluminium yang dapat
mekanis bahan (kekerasan permukaan dan dilakukan proses perlakuan panas antara
kekuatan tarik) dapat terjadi karena adanya lain :
proses pemanasan akibat suhu yang tinggi
4 0.7 89.755 2.35 0.1 4.55 0.35 1.2 0.195 0.35 0.25 0.2
5 0.7 89.2 2.3 0.1 4.5 0.35 1.8 0.25 0.35 0.25 0.2
6 0.67 90.74 2 0.14 4 0.3 1.25 0.2 0.275 0.225 0.2
7 0.72 90.453 1.7 0.1 4.35 0.325 1.5 0.187 0.28 0.2 0.185
8 0.7 91.01 1.75 0.095 3.85 0.3 1.3 0.2 0.35 0.195 0.25
Rata2 0.689 89.998 2.044 0.109 4.3125 0.3313 1.525 0.229 0.3275 0.2275 0.2075
~13~
VOLUME 4, NOMOR 1, APRIL 2012 JURNAL AUSTENIT
~14~
JURNAL AUSTENIT VOLUME 4, NOMOR 1, APRIL 2012
~15~